• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa. Kegiatan ekstrakurikuler sendiri dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa. Kegiatan ekstrakurikuler sendiri dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Ekstrakulikuler

Pengertian ekstrakurikuler yaitu:”suatu kegiatan yang berada diluar program yang tertulis didalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa”. Kegiatan ekstrakurikuler sendiri dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka (Kamus besar bahasa Indonesia, 2002).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan (2008), kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik disekolah maupun di luar sekolah.

Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan didalam dan/atau diluar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-norma sosial baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk insan yang paripurna. Dengan kata lain, ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan diluar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik,

(2)

sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan disekolah (Patimah, 2011).

Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan tambahan diluar struktur program dilaksanakan diluar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa (Suryosubroto, 2009).

Kegiatan yang yang dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengembangkan nilai-nilai atau sikap dan menerapkan secara lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari siswa baik untuk program inti maupun pilihan. Kegiatan lebih ditekankan pada kelompok dan dilakukan diluar jam kelas (Yosaphat H, 2011).

Ekstrakurikuler adalah wadah pembentuk karakter siswa dalam lingkungan sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan dan kemampuan sosial melalui berbagai aktivitas, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan materi kurikulum (Anonim, 2008).

2. Tujuan Ekstrakulikuler

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah adalah:

1. Kegiatan ekstrakulikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif, dan psikomotor.

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

(3)

3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lain (Direktorat Pendidikan Menengah dalam Suryosubroto, 2009).

Secara garis besar kegiatan ekstrakurikuler mempunyai 3 (tiga) tujuan dasar sebagai berikut :

1. Pembinaan Minat dan Bakat Siswa

Kegiatan Ekstrakurikuler diharapkan dapat membina dan mengembangkan minat yang ada pada siswa serta memupuk bakat yang dimiliki siswa.

2. Sebagai Wadah di Sekolah

Dengan aktifnya siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, secara otomatis siswa telah membentuk wadah-wadah kecil yang didalamnya akan terjalin komunikasi antar anggotanya dan sekaligus dapat belajar dalam mengorganisir setiap aktivitas kegiatan ekstrakurikuler.

3. Pencapaian Prestasi yang Optimal

Beberapa cabang ekstrakurikuler baik secara perorangan maupun kelompok diharapkan dapat meraih prestasi yang optimal, baik dilingkungan sekolah maupun di luar sekolah (Suryosubroto, 2009).

Selain itu ekstrakulikuler juga bertujuan untuk memperluaas pengetahuan siswa, menambah ketrampilan mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat, minat, menunjang pencapaian tujuan intrakulikuler serta melengkapi usaha pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Dalam melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler banyak hal yang harus di perhatikan, di antaranya adalah; materi kegiatan hendaknya dapat membari manfaat bagi

(4)

penguasaan bahan ajar siswa, sejauh mungkin tidak terlalu membebani siswa, memanfaatkan poteni lingkungan, alam, lingkungan budaya, kegiatan industri dan dunia usaha serta tidak mengganggu tugas pokok siswa dan guru. Kegiatan ekstrakulikuler dapat berbentuk kegiatan individu atau kegiatan kelompok. Kegiatan individu adalah untuk menyalurkan bakat siswa secara perorangan di sekolah dan masyarakat. Sedangkan kegiatan kelompok adalah untuk menampung kebutuhan dan penyaluran minat dan bakat secara bersama di sekolah dan masyarakat, contohnya, pramuka, olahraga, bela diri, paskibra, PMR, pecinta alam, dan lain-lain (Agus F, 2008).

Dalam memantapkan kepribadian peserta didik guna mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan menyiapkan mereka agar berakhlak mulia, demokratis dan menghormati hak-hak asasi manusia, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, maka pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler diupayakan antara lain dalam bentuk kegiatan: (1) Pembiasaan Akhlak Mulia; (2) Masa Orientasi Siswa (MOS); (3) Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS); (4) Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan Sosial Sekolah; (5) Kepramukaan; (6) Upacara Bendera; (7) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara; (8) Pendidikan Berwawasan Kebangsaan; (9) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS); (10) Palang Merah Remaja (PMR); dan (11) Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba (Mamat Supriatna, 2010).

Kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif,

(5)

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembanagan.

d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik (Mamat Supriatna, 2010).

Ruang lingkup eksrakulikuler adalah berupa kegiatan-kegiatang yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakulkuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan minatnya serta pengembangan sikap yang ada pada program intrakulikuler. Jadi tujuan kegiatan ekstrakulikuler dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam pembinaan pribadi menuju pembinan manusia seutuhnya yang positif.

3. Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa.

4. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan para siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

(6)

6. Membina budi pekerti luhur.

Sedangkan ruang lingkup kegiatan ekstrakulikuler meliputi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan disekolah secara terencana, yang menunjang program intrakulikuler dan program kokuler. Kegiatan tersebut berupa pengembngan pengetahuan, siakap, dan keterampilan siswa dengan minat dan bakatnya (Suryosubroto, 2009).

3. Jenis Kegiatan Ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakulikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu bersifat rutin dan bersifat periodik. Kegiatan ekstrakulikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan yang dilakukan secara terus menerus, seperti latihan bola voly, latihan sepak bola, dan sebagainya, sedangkan yang besifat periodik adalah kegiatan yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga dan sebagainya (Amir Dien dalam Suryosubroto, 2009).

Banyaknya macam dan jenis kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan di sekolah-sekolah dewasa ini, mungkin tidak ada yang sama dalam jenis maupun pengembangannya, beberapa macam kegiatan ekstrakulikuler menurut Oteng Sutrisna antara lain:

1. Organisai murid seluruh sekolah.

2. Organisasi kelas dan organisasi tingkat-tingkat kelas. 3. Kesenian dan tari-tarian, band, karawitan, vokal grup. 4. Klub-klub hoby fotografi, jurnalistik.

(7)

6. Klub-klub yang berpusat pada mata pelajaran (klub IPA, klub IPS, dan seterusnya).

7. Publikasi sekolah (koran sekolah, buku tahunan sekolah, dan sebagainya). 8. Atletik dan olahraga.

9. Organisasi-organisasi yang di sponsori secara kerja sama (pramuka dan seterusnya).

Banyak klub dan organisai yang bersifat ekstrakulikuler tetapi langsung berkaitan dengan mata pelajaran di kelas. Beberapa diantaranya adalah seni musik/kariwatan, drama, olahraga, publikasi dan klub-klub yang berpusat pada mata pelajaran serupa (Oteng Sutrisna dalam Suryosubroto, 2009).

Sedangkan menurut (Hadari Namawi 1985 dalam Suryosubroto, 2009) jenis-jenis kegiatan ekstrakulikuler, yaitu:

1. Pramuka sekolah. 2. Olahraga dan kesenian.

3. Keberhasilan dan keamanan sekolah.

4. Tabungan pelajar dan pramuaka (Tapelpram). 5. Majalah sekolah.

6. Warung/kantin sekolah. 7. Usaha kesehatan sekolah.

Selanjutntnya menurut (Depdikbud 1987 dalam Suryosubroto, 2009) kegiatan ektrakulikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

(8)

b. Jenis kegiatan yang bersifat kelanjutan, misalnya pramuka, PMR, dan sebagainya.

Kemudian secara umum jenis kegiatan ekstrakulikuler disebutkan di bawah ini:

1. Lomba Karya Ilmu Pengetahuan Remaja (LKIPR).

2. Pramuka.

3. PMR/UKS.

4. Koperasi sekolah. 5. Olahraga prestasi.

6. Kesenian tradisional/modern. 7. Cinta alam dan lingkungan hidup. 8. Peringatan hari-hari besar.

9. Jurnalistik.

10. PKS.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis-jenis kegiatan ekstrakulikuler dapat diabagi menjadi dua yaitu:

1. Kegiatan ekstrakulikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan secara terus menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program kegiatan ekstrakulikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama.

2. Kegiatan ekstrakulikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu saja (Suryosubroto, 2009).

(9)

4. Pengertian Prestasi Belajar

Kemempuan intelektual siswa sanagat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, yang tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapun prestasi dapat diartikan sebagai hasil diperoleh karena adanya aktifitas belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar merupakan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport (Poerwanto dalam Dini, 2009) Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya (Winkel dalam Dini, 2009).

Prestasi belajar merupakan hasil maksimal yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar. Selanjutnya prestasi belajar ini tergantung pada kualitas proses pembelajaran dikelas, yakni menyangkut peran guru, kurikulum, dan prasrana, dan siswa sendiri (Yustiana, 2002).

Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai rapot (Ghullam Hamdu, Lisa Agustin, 2011).

(10)

Dari definisi berbagai defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas ataupun kegiatan pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalamproses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa.

5. Indikator Prestasi Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khsusnya ranah rasa murid sangat sulit. Ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangiable (tak dapat diraba), oleh karena itu yang dapat dilakukan oleh guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah, 2008).

(11)

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dalam usaha untuk mencapai prestasi belajar yang optimal dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

1. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, terdiri atas: a. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.

b. Intelegensi dan Bakat

Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses.

c. Minat dan Motivasi

Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Dan kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.

d. Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. 2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri, terdiri atas: a. Keluarga

Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah.

(12)

b. Sekolah

Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanan tata tertib sekolah, dan sebagainya).

c. Masyarakat

d. Lingkungan sekitar (keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya) (M.Dalyono, 2009).

7. Hubungan Eksrtakulikuler Dengan Kecerdasan Personal Menurut

Howard Gardner (Yapi, 2012)

1. Kecerdasan verbal/bahasa (verbal linguistic intelligence).

Merupakan kemampuan seorang dalam menggunakan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan, untuk mengekspresikan ide-ide atau gagasan-gagasan yang dimilikinya. Kemampuan ini berkaitan dengan pengembangan bahasa secara umum. Orang yang mempunyai kecerdasan bahasa tinggi akan berbahasa lancar, baik dan lengkap. Ia mudah untuk mengetahui dan mengembangkan bahasa dengan mudah mengerti urutan dan arti kata-kata dalam belajar bahasa, menjelaskan, me-ngajarkan, dan menceritakan pemikirannya pada orang lain. Misalnya: bahasa, puisi, humor, berpikir simbolik, dan sebagainya.

2. Kecerdasan logika/matematik (logical/mathematical intelligence).

Merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, seperti yang dimiliki matematikawan, saintis, dan

(13)

abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan.orang yang mempunyai kecerdasan ini sangat mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikiran serta cara kerja, berpikir ilmiah, termasuk berpikir deduktif dan induktif akan muncul bila ada masalah baru dan berusaha menyelesaikannya.

3. Kecerdasan visual/ruang (visual/spatial intelligence).

Adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat atau berhubungan dengan kemampuan indera pandang dan berimajinasi, seperti yang dimiki oleh para navigator, pemburu, dan arsitek. Yang termasuk dalam kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan bentuk benda dalam pikiran dan mengenali perubahan tersebut, menggambarkan suatu hal/benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik.

4. Kecerdasan tubuh/gerak (body/ kinesthetic intelligence).

Merupakan kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah. Orang yang mempunyai kecerdasan ini dengan mudah mengekspresikan dengan gerak tubuh misalnya menari, permainan olah raga, pantomim, mengetik, dan sebagainya.

5. Kecerdasan musikal/ritmik (musical/rhythmic intelligence).

Merupakan kemampuan untuk mengembangkan dan mengekspresikan, menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi dan intonasi, serta kemapuan memainkan alat musik, menyanyi, menciptakan lagu, menikmati lagu,

(14)

dan nyayian. Musik dapat menenangkan pikiran, mamacu kembali aktivitas, memperkuat semangat nasional, meningkatkan iman, dan sebagainya.

6. Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence).

Berhubungan dengan kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal. Mampu mengenali perbedaan perasaan, temperamen, maupun motivasi orang lain. Pada tingkat lebih tinggi kecerdasan ini dapat membaca konteks kehidupan orang lain. Tampak pada guru, konselor, teraphis, politisi, pemuka agama.

7. Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence).

Kemampuan pemahaman terhadap aspek internal, seperti perasaan, proses berpikir, refleksi diri, intuisi, dan spiritual. Identitas diri dan kemampuan transeden manusia. Kecerdasan ini sifatnya paling individual, dan untuk menggunakan diperlukan semua kecerdasan yang lain.

8. Kecerdasan Naturalis (Lingkungan).

Gardner menjelaskan inteligensi lingkungan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam natural; kemampuan untuk memahami dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan itu secara produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan alam. Orang yang punya inteligensi lingkungan tinggi biasanya mampu hidup diluar rumah, dapat berkawan dan berhubungan baik dengan alam, mudah membuat identifikasi dan klasifikasi tanaman dan binatang.

(15)

9. Kecerdasan Eksistensial.

Intelegensi ini menyangkut kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima keadaannya, keberadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam. Pertanyaan itu antara lain: mengapa aku ada, mengapa aku mati, apa makna dari hidup ini, bagaimana kita sampai ke tujuan hidup. Inteligensi ini tampaknya sangat berkembang pada banyak filsuf, terlebih filsuf eksistensialis yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksistensi hidup manusia.

Teori kecerdasan personal ini erat hubungannya dengan kegiatan eksrakulikuler karena dari kegiatan eksrtakulikuler tersebut siswa dapat mengembangkan kecerdasan personal yang ada dalam dirinya. Dari sembilan teori kecerdasaan personal menurut howard garner tersebut yang paling berpengaruh dalam kegiatan ekstrakulikuler adalah kecerdasan bahasa, kecerdasan logika/matematik, kecerdasan gerak tubuh, dan kecerdasan interpersonal.

(16)

B. Penelitian Yang Relevan

Penulis Ahmad Hisam (2000) Ario Wiratmoko(2012) Ari Herianto (2013)

Judul penelitian

Motivasi Siswa SMU Muhammadiyah 7 Yogyakarta Dalam Mengikuti Ekstrakulikuler Sepakbola Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Di Smk Negeri 3 Yogyakarta pengaruh kegiatan ekstrakulikuler terhadap PrestasiBelajar Siswa Kelas XI SMA N 1 Rawalo Tujuan penelitian Untuk menetahui motivasi siswa dalam mengikuti Ekstrakulikuler Sepakbola,SMU Muhammadiyah 7 Yogyakarta Untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler Robotika terhadap kecerdasan emosional siswa di Smk Negeri 3 Yogyakarta. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakulikuler terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Di SMA N 1 Rawalo Metode analisis data Analisis data menggunakan tabulasi silang Analisis data menggunakan regresi linier sederhana Analisis Korelasi Product Momet Dengan Bantuan Uji t. Hasil penelitian a.Motivasi intrinsik siswaSMU Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang mengikuti program ektrakurikuler sepakbola sebesar 71,62%. b.Motivasi ekstrinsik siswa SMU Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang mengikuti program ekstrakurikuler sepakbola 28,38%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara kegiatan ekstrakurikuler robotika dan kecerdasan

emosional siswa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan,

dengan kontribusi 40,7% dan sisanya 59,3% ditentukan oleh variabel lain. Hal ini

dapat dilihat dari nilai thitung > ttabel (4,755 > 2,042) pada taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitan

menujukan bahwa antara kegiatan ekstrakulikuler terhadap prestasi belajar menunjukan pengaruh yang positif namun tidak signifikan, dengan kontribusi 2,685%, dan sisanya ditentukan oleh variabel lain.

(17)

C. Kerangka Pikir

2.1 Bagan Diagram Alur Penelitian

D. Hipotesi Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah “ada pengaruh positif antara kegiatan ekstrakulikuler terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMAN 1 Rawalo Kabupaten Bayumas tahun pelajaran 2012/2013”

Kegiatan ekstrakulikuler Minat Bakat Jenis kegiatan ekstrakulikuler Kegiatan ekstrakulikuler  Melatih disiplin  Melatih tanggungjawab  Melatih kerjasama  Melatih sikap sosial

Prestasi belajar siswa Menyita waktu

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang pemerintahan desa, dari 1945 sampai 2005 memberikan posisi eksistensi Desa Pakraman, mengalami pasang surut, hal

Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan peserta diklat merasa puas terhadap pelayanan di Poltekpel Surabaya.. Adapun beberapa kritik dan saran disampaikan

Dengan sangat terbatasnya kadar air pada bahan yang telah dikeringkan, maka enzim-enzim yang ada pada bahan menjadi tidak aktif dan mikroorganisme yang ada pada bahan tidak

'utter ype cake adalah adonan cake yang dibuat dari mentega yang dikocok bersama gula hingga creamy. ake "enis ini memerlukan bahan pengembang berupa baking po*der  atau soda

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh prestasi belajar mata pelajaran akhlak terhadap tingkah laku prososial siswa kelas IX di SMP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus,

Pada masing-masing umur tegakan dilakukan pendugaan parameter tegakan (diameter, jumlah pohon, dan volume) dengan mensimulasikan 8 ukuran plot contoh (mulai dari 10 m x 10

Melalui makalah ini akan dibahas suatu gagasan yang dapat digunakan agar anak usia dini terbiasa membuang sampah pada tempatnya serta peran keluarga dalam men-