• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KECAMATAN KOTA KABUPATEN SUMENEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KECAMATAN KOTA KABUPATEN SUMENEP"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

i

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM KECAMATAN KOTA – KABUPATEN SUMENEP

Dedi Falahuddin1 dan Wahyono Hadi2

1

Mahasiswa Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman, Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo

Surabaya, Telp. 08123-111825, email: dedi.mtplpits@gmail.com

2

Dosen Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 031-5948886, email: wahyonohadi@yahoo.com

ABSTRAK

Pelayanan penyediaan air minum PDAM Kabupaten Sumenep masih dihadapkan pada berbagai masalah teknis, keuangan, dan kelembagaan. Akibat hal tersebut diatas PDAM Kabupaten Sumenep masuk dalam kategori sakit (Sumber: Rapat Kinerja PDAM Jawa Timur, Oktober 2008). Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut dibutuhkan suatu strategi bagaimana memperbaiki permasalahan yang ada berdasarkan aspek teknis, finansial dan kelembagaan. Dengan penyusunan strategi tersebut diharapkan target 68 % peningkatan pelayanan air minum kepada masyarakat agar mendapatkan akses dan penurunan tingkat kehilangan air hingga mencapai 25% dapat tercapai.

Hasil evaluasi aspek teknis menunjukkan bahwa ketersedian sumber air baku wilayah Kecamatan Kota Sumenep belum memenuhi untuk kebutuhan air minum penduduk hingga 13 tahun kedepan, cakupan pelayanan yang masih rendah, tingkat kebocoran masih tinggi dan kondisi eksisting jaringan pipa transmisi dan distribusi masih perlu dibenahi. Sedangkan hasil Pengukuran kinerja PDAM Kabupaten Sumenep didasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 294/PRT/M/2005 tentang Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP SPAM). Berdasar hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kabupaten Sumenep dapat dikategorikan masih sakit.

Untuk mencapai kategori sehat berdasarkan penilaian BPPSPAM diperlukan berbagai strategi terkait bidang keuangan, manajemen, dan teknik. Berdasarkan strategi yang telah dilakukan maka pada tahun 2010 PDAM Kabupaten Sumenep akan berada dalam kategori sehat.

Kata Kunci : Strategi, jaringan distribusi, peningkatan pelayanan, PDAM Kabupaten Sumenep.

PENDAHULUAN

Kebutuhan air minum dengan kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang memadai sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum masih merupakan harapan yang belum bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat di Kabupaten Sumenep.

Dalam melakukan pelayanan air minum kepada masyarakat, sistem jaringan distribusi dari suatu kesatuan sistem penyediaan air bersih merupakan bagian yang sangat penting. Fungsi pokok dari jaringan pipa distribusi adalah untuk menghantarkan air minum keseluruh pelanggan dengan tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas

(2)

ii

dan tekanan air. Kondisi yang diinginkan oleh seluruh pelanggan adalah ketersediaan air secara terus menerus.

Suatu sistem distribusi air minum akan mengalami peningkatan beban pelayanan seiring dengan tumbuhnya populasi dan perkembangan wilayah/kota yang dilayani, sehingga menyebabkan sistem distribusi yang ada tidak lagi mampu memenuhi peningkatan pertumbuhan tersebut. Kondisi seperti ini dijumpai di Kabupaten Sumenep. Kedudukan Kecamatan Kota Sumenep merupakan pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan dan pendidikan, menyebabkan tingginya kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk yang sangat berpengaruh pada peningkatan kebutuhan akan pelayanan air minum.

Berdasarkan data PDAM Kabupaten Sumenep tahun 2008 diketahui bahwa PDAM melayani 5.941 sambungan rumah (35.646 jiwa) di kecamatan kota, sedangkan jumlah total penduduk wilayah kota sebanyak 71.560 jiwa atau baru mencapai pelayanan 50 % dari jumlah penduduk di Kecamatan Kota Sumenep. Kondisi ini masih jauh lebih kecil dibandingkan standar cakupan pelayanan air minum untuk kategori kota sedang yaitu 80% (NSPM Bidang Air minum Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah tahun 2003). Dimana dalam NSPM tersebut disebutkan harus memenuhi syarat kualitas berdasarkan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Tingkat kehilangan air atau Non Revenue Water sebesar 49,16%. Ini diperoleh dari volume air yang didistribusikan selama 1 tahun = 3.091.789,44 m3 dikurangi air yang terbayarkan (dipertanggungjawabkan) = 1.571.865,75 m3. Selisih yang diperoleh merupakan Non Revenue Water sebesar 1.519.923,69 m3. Kehilangan air tersebut melebihi standar tingkat kehilangan air minimum yaitu 25%. Selain itu, pada pagi dan sore hari masyarakat pelanggan PDAM dibeberapa wilayah sering mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air minumnya karena kurangnya aliran air dari PDAM.

METODOLOGI

Metode pengumpulan data primer berupa observasi lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh melalui kajian pustaka dan pengumpulan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan obyek penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan metode kasus. Metode survey dilakukan dengan melakukan pengamatan di lapangan dengan tujuan untuk mengukur fakta, merumuskan dan melukiskan apa yang terjadi. Metode kasus dilakukan melalui suatu penelitian pendekatan secara spesifik terhadap masalah-masalah dengan lebih mendalam disegala tingkatan. Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 146 orang pelanggan PDAM dan 136 Non Pelanggan PDAM.

(3)

iii

PENETAPAN IDE STUDI DAN TOPIK JUDULP

STUDI PUSTAKA

KESIMPULAN DAN SARAN

PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

- Data kependudukan

- Data ekonomi, sosial dan budaya

- RTRK, RDTR dan RTRW

- Data Pelanggan

- Pemakaian air rata-rata Pelanggan - Kapasitas Produksi

- Distribusi dan penjualan - Peta topografi

- Peta distribusi dan transmisi

- Data Keuangan

PENGUMPULAN DATA PRIMER

- Rill Demand Survey (RDS)

STRATEGI DAN ANALISA KONDISI EKSISTING DAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI

- Aspek Teknis

- Aspek Kelembagaan

PENJADWALAN DAN PEMBIAYAAN PROGRAM

PENETAPAN TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

PENYUSUNAN STRATEGI DAN PROGRAM PERBAIKAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI KOTA

- Aspek Teknis

- Aspek Kelembagaan

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

HASIL DAN DISKUSI

Aspek Teknis

Dari hasil survei kebutuhan nyata diketahui bahwa konsumsi air bersih oleh masyarakat pelanggan PDAM dan non pelanggan PDAM pesebesar 133,33 liter/orang/hari.

(4)

iv

Penentuan tingkat pelayanan PDAM Kabupaten Sumenep terhadap kebutuhan air bersih masyarakat di Kecamatan Kota Sumenep didasarkan atas beberapa kriteria sebagai berikut :

a. Hasil survei tahun 2009 diketahui minat penduduk non pelanggan PDAM menjadi pelanggan PDAM adalah sebesar:

Persentase sangat berminat + Persentase berminat = 23,53 % + 47,06 % = 70,59 %

b. Penduduk yang bersedia membayar biaya sambungan baru sebesar 67,65 %. c. Penduduk yang mampu membayar rekening air berdasar 74 %.

d. Tingkat pelayanan saat ini sebesar 50 %.

e. Persentase non pelanggan PDAM saat ini sebesar 50 %.

Berdasarkan data tersebut di atas, dapat dilakukan perhitungan tingkat pelayanan (Rianto, 2003) sebagai berikut :

Tambahan Pelayanan :

= Non Pelanggan x Minat x Kemampuan x Kesanggupan = 50% x 70,59% x 67,65% x 74%

= 17,67% Tingkat Pelayanan :

= Cakupan Pelayanan Sekarang + Tambahan Pelayanan = 50 % + 17,67 %

= 67,67 % dibulatkan menjadi 68%

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kondisi eksisting pelayanan air bersih oleh PDAM Kabupaten Sumenep yang telah dilakukan maka ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat Kecamatan Kota Sumenep, yaitu :

1. Jumlah penduduk yang belum terlayani air minum oleh PDAM Kabupaten Sumenep tahun 2008 masih cukup besar yaitu 50% dengan tingkat pelayanan air tahun 2008 sebesar 50 %.

2. Minat masyarakat non pelanggan menjadi pelanggan PDAM dari hasil survei kebutuhan nyata (SKN) yang dilakukan pada tahun 2009 cukup tinggi yaitu sebesar 70,59 % sehingga pada tahun proyeksi yang akan datang akan dicapai 68%.

3. Sistem jaringan transmisi dan distribusi yang ada saat ini masih dapat dioptimalkan untuk mendukung peningkatan pelayanan serta kapasitas air baku dan kapasitas produksi yang tersedia masih dapat ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di masa yang akan datang.

4. Perlu memperhatikan ketersediaan air baku dan penurunan kehilangan air berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum hingga tahun 2021, dimana pada tahun 2018 akan mulai terjadi defisit kebutuhan air minum untuk pelanggan PDAM . Strategi Aspek Teknis

Rencana peningkatan pelayanan air bersih kepada masyarakat Kecamatan Kota Sumenep diawali dengan optimalisasi dan perbaikan kondisi jaringan pipa eksisting untuk meningkatkan performa jaringan yang ada, pembentukan blok pelayanan dan melakukan pengembangan jaringan distribusi yang diarahkan terutama pada :

- Wilayah yang berdasarkan analisa hidrolis, memiliki tekanan dan kecepatan aliran air yang cukup memadai serta wilayah yang cakupan pelayanannya masih rendah.

(5)

v

- Wilayah yang telah ada jalur pipa distribusi eksisting, area pemukiman dan masih terjangkau sistim distribusi yang ada.

- Wilayah kota yang sama sekali belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM.

- Wilayah pengembangan kota yang memiliki prioritas untuk dikembangkan berdasarkan RTRW dan BWK Kecamatan Kota Sumenep.

Aspek Kelembagaan

Penilaian Berdasarkan Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP SPAM)

Penilaian kinerja PDAM yang diterapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 294/PRT/M/2005 tentang Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP SPAM), ditentukan berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh dari pembobotan yang dilakukan, bobot kinerja dan nilai maksimum pada tiap bidang yang ditinjau yaitu bidang keuangan, manajemen dan bidang teknis. Berdasarkan penilaian tersebut pada tahun 2008 penilaian kinerja adalah:

1. Bidang Keuangan : Bobot kinerja = 0,80 2. Bidang Manajemen : Bobot kinerja = 0,56 3. Bidang Teknik : Bobot kinerja = 0,15

4. Total penilaian atas kinerja PDAM Kabupaten Sumenep dari tiga aspek adalah 1,51 dan berdasarkan tingkat keberhasilan yang dicapai, maka PDAM berada pada katagori < 1,7 (Sakit). Hal ini mengindikasikan PDAM mengalami penurunan sambungan, defisit kas, tidak mampu membiayai penggantian aset, pelayanan kepada masyarakat terabaikan, gagal menyelesaikan pinjaman.

Strategi Aspek Kelembagaan

Dengan pengelolaan yang lebih baik pada berbagai aspek maka akan dicapai kategori Sehat pada tahun 2010, dengan total penilaian adalah 2,12.

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil survei kebutuhan nyata yang telah dilakukan bahwa cakupan pelayanan PDAM Kecamatan Kota Sumenep akan mencapai 67,67%, dan hal tersebut terealisasi pada tahun 2021.

2. Berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum hingga tahun 2021, pada tahun 2018 akan mulai terjadi defisit kebutuhan air minum untuk pelanggan PDAM, sehingga diperlukan penambahan pompa pada Sumur Bor Kebunagung guna mengoptimalkan kapasitas sumber yang ada.

3. Penilaian PDAM Kabupaten Sumenep akan mencapai kategori Sehat apabila dilakukan berbagai strategi terkait bidang keuangan, manajemen, dan teknik.

5. DAFTAR REFERENSI

Al Layla, M.A., Ahmad S. and Middlebrooks, E.J. (1978), Water Supply Engineering Design, Ann Arbor Science, Michigan, U.S.A.

(6)

vi

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep (2008), Kecamatan Kota Sumenep Dalam Angka 2008, Sumenep.

Basuki S. (1993), Macam-macam Pipa dan Accessories dalam Pemakaian di Teknik Lingkungan, Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

CV. Sigma Usaha Mandiri (2006), Tabel Buku Besi, CV. Sigma Usaha Mandiri, Surabaya.

Departemen Dalam Negeri (1999), Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum, Departemen Dalam Negeri, Jakarta.

Departemen Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia (2005a), Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta.

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (2005b), Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004 - 2009, Sinar Grafika, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum (2005), Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 294/PRT/M/2005 tentang Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep (2008), Laporan Hasil Pemeriksaan Kualitas Air PDAM Kabupaten Sumenep Tahun 2008, Sumenep.

Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen (1998), Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan Volume V, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Jakarta.

Direktorat Jenderal Cipta Karya (2000), Petunjuk Teknis Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Jakarta.

Direktorat Jenderal Cipta Karya (2007), Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Lintas Kabupaten dan/atau Kota, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Jakarta.

Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Daerah Direktorat Pendapatan dan Keuangan Daerah (2000), Petunjuk Pelaksanaan Survai Kepuasan Pelanggan, Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Daerah Direktorat Pendapatan dan Keuangan Daerah, Jakarta.

Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Pedesaan (2004), Standard Pelayanan Bidang Air Minum, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Pedesaan, Jakarta.

Degarmo, E.P., et al. (1999), Ekonomi Teknik, Edisis Kesepuluh, PT. Prenhallindo, Jakarta.

Ghozali Imam, H. Prof. Dr. M.Com. Akt, (2005), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPP Edisi 3, Universitas Diponegoro, Yogyakarta.

Harlan, R.L.; Kolm K.E.; Gutentag, E.D. (1989), Water Well Design and Construction,

Elsevier Science Publishing Company Inc, New York, USA.

Kementerian Negara Otonomi Daerah (2000), Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum, Kementerian Negara Otonomi Daerah, Jakarta.

(7)

vii

Linsey, R.K.; Franzini, J.B.; Sasongko, D. (1996), Teknik Sumber Daya Air (Terjemahan), Erlangga, Jakarta.

Mangkoedihardjo, S, (1985), Penyediaan Air Bersih I Dasar-dasar Perencanaan dan Evaluasi Kebutuhan Air, Teknik Penyehatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Mangkoedihardjo, S, (1985), Penyediaan Air Bersih II Dasar-dasar Perencanaan dan Evaluasi Kebutuhan Air, Teknik Penyehatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Menteri Kesehatan RI (2002), Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002, Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Jakarta.

Metodologi Penelitian, (2003), Bahan Kuliah Untuk Mahasiswa S1 dan S2 Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Pemerintah Kabupaten Sumenep Dinas Pekerjaan Umum Pengairan (2005), Survey Potensi Air Tanah Dalam Dengan Geo Listrik Di Kabupaten Sumenep – Kerjasama Dengan Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan Departemen Energi sumber Daya Mineral Tahun 2005, Sumenep. PDAM Kabupaten Sumenep (2008), Laporan Keuangan PDAM Sumenep Tahun 2008,

Sumenep.

PU. Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Sumenep (2005), Rencana Umum Tata Ruang Kecamatan Kota Sumenep, Sumenep.

Rangkuti. F. (2006) Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Roosman. L.A. (2000), Epanet 2 User’s Manual, Water Supply and Water Resources Division, National Risk Management Research Laboratory, Cincinnati, OH. Sekertariat Negara Republik Indonesia (2004), Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah atau Pelaksanaan Desentralisasi, Sekertariat Negara Republik Indonesia, Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Target karya yang dilakukan yaitu membuat buku GSM (Graphic Standard Manual) menggunakan software Adobe InDesign dan CorelDRAW.. Graphic Standard Manual ini berisi

Menurut keterangan dari petugas Perpustakaan Daerah Kabupaten Purworejo bahwaPerpustakaan Daerah yang membawahi perpustakaan di Kabupaten Purworejo melakukan pembinaan

1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi. Adanya perubahan yang akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan

Pada tahap uji coba pabrik, dilakukan uji coba pencampuran material granula debu teh yang telah dihasilkan dari tahap simulasi menggunakan mesin yang terdapat pada pabrik TBB.

Untuk pengadaan Regional Office, Sales Office maupun Service Center form usulan, wajib dilampirkan penawaran 6 dari pemasok setempat (jika tidak ada pemasok setempat

Metode yang digunakan dalam penelitian industri perbankan periode tahun 2009 sampai 2011 ini adalah metode deskriptif dengan pen- dekatan kuantitatif Sampel yang

Genotipe G1 dan G2 yang lebih toleran salinitas pada penelitian ini mempunyai klo- rofil a, ab dan total lebih banyak, kadar K + pada akar dan daun lebih tinggi, rasio K + /Na +

Memperoleh BA dan Drs pada Jurusan Pendidikan Sosial IKIP Yogyakarta pada tahun 1977, Magister Sains (M.S.) dari Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada tahun