• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB III

METODE PENELITIAN 1.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dan Ibrahim (1989:64) bahwa: “Penelitian Deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian untuk kemudian digambarkan sebagaimana adanya.

Sedangkan yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan dalam penelitian dengan cara mengukur indicator-indikator variable penelitian sehingga diperoleh gambaran diantara variable-variable tersebut. Tujuan dari pendekatan kuantitatif menurut Winarno Surakhmaf (1998:139) adalah: “untuk mengukur dimensi yang hendak diteliti”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Regresi linier berganda, dimana variabel terikatnya(Y) dihubungkan/ dijelaskan lebih dari satu variabel bebas (X). Penambahan variabel bebas ini diharapkan dapat lebih menjelaskan karakteristik hubungan yang ada (Hasan, 2010). Menurut Tika (2006), Analisis regresi linier berganda biasanya digunakan untuk memprediksi pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat.

(2)

2

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara Observasi, Wawancara, Dokumentasi, serta penyebaran Kuisioner (Angket). Populasi dan Sampelnya adalah Pegawai Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jombang yang berjumlah 36 Pegawai.

1.2 Variable Penelitian, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variable Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas, diberi simbol “X” yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas pada penelitian ini terdiri dari :

1) Variable Kompensasi ( X1 )

Menurut Hasibuan (2013), Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada organisasi. Hasibuan (2012:86) mengemukakan secara umum indikator kompensasi, yaitu.

1. Gaji

merupakan uang yang diberikan setiap bulan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusinya.

2. Insentif

merupakan imbalan finansial yang diberikan secara langsung kepada karyawan yang kinerjanya melebihi standar yang

(3)

3 ditentukan.

3. Tunjangan

merupakan kompensasi yang diberikan kepada karyawan tertentu sebagai imbalan atas pengorbanannya.

4. Fasilitas

merupakan sarana penunjang yang diberikan oleh organisasi. 2) Variable Promosi Jabatan ( X2 )

Organisasi memiliki pertimbangan berbeda-beda mengenai indikator-indikator yang diperhitungkan dalam proses promosi jabatan. Simamora (2010:235) merumuskan indikator - indikator umum yang diperhitungkan dalam proses promosi jabatan sebagai berikut: 1. Kesempatan, 2. Kemampuan, 3. Keadilan, 4. Prosedur. 1.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat, diberi simbol “Y” yaitu Kinerja Karyawan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jombang. Adapun indikator dari Kinerja Karyawan (Y) menurut A. A. Anwar Mangkunegara (2011:9) diuraikan sebagai berikut :

1. Kualitas Kerja, 2. Kuantitas Kerja,

(4)

4 3. Tanggung Jawab, 4. Kerjasama, 5. Inisiatif. 1.2.3 Operasional Variable Tabel 3.1 Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Item

Kompensasi ( X1 ) Hasibuan (2012:86)

1. Gaji X1.1 Nominal Gaji 2. Insentif X1.2 Jumlah Reward 3. Tunjangan X1.3 Tunjangan Hari Tua 4. Fasilitas X1.4 Fasilitas Kerja

Promosi Jabatan (X2)

Simamora (2010:235)

1. Kesempatan, X2.1 Memberikan kesempatan bagi pegawai yang berprestasi

2. Kemampuan X2.2 Organisasi

memperhatikan Pegawai yang memiliki

Kreatifitas yang tinggi 3. Keadilan X2.3 Organisasi harus

melaksanakan promosi jabatan secara adil 4. Prosedur X2.4 Promosi jabatan di

Organisasi harus memiliki prosedur pelaksanaan yang baku

Kinerja Karyawan (Y) A. A. Anwar Mangkunegara (2011:9)

1. Kualitas Kerja, Y1 Mampu menyelesaikan tugas sesuai standard organisasi

2. Kuantitas Kerja, Y2 Mampu Menyelesaikan tugas sesuai target Organisasi

3. Tanggung Jawab, Y3 Bertanggungjawab dalam setiap tugas yang

dikerjakan

4. Kerjasama, Y4 Mampu bekerjasama dengan baik

5. Inisiatif Y5 Memiliki Inisiatif yang tinggi

(5)

5 1.2.4 Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan skala Likert, variabel yang akan diuji dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator variabel tersebut dijadikan titik tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan-pernyataan (Sugiyono, 2013). Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Skala Likert

Pilihan Jawaban Skor

Sangat setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

(6)

6

Pada penelitian ini responden diharapkan untuk memilih salah satu dari kelima alternatif jawaban yang tersedia, kemudian dari setiap jawaban yang diberikan akan mendapat nilai yakni (1, 2, 3, 4, dan 5). Nilai yang diperoleh akan dijumlahkan dan dari jumlah tersebut akan menjadi nilai total. Nilai total yang didapat akan ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala likert.

1.3 Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian 1.3.1 Populasi Penelitian

Sugiyono (2012 : 115) menjelaskan mengenai pengertian populasi yaitu: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut.

Dalam penelitian ini, Populasi yang digunakan adalah pegawai dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jombang yang berjumlah 22 Pegawai.

1.3.2 Sampel

Menurut sugiyono (2012 : 116) pengertian sampel adalah sebagai berikut : “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

(7)

7

yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel penelitian ini yaitu pegawai dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jombang yang berjumlah 22 Pegawai.

Tabel 3.3 Data Pegawai Menurut Golongan/ Status

No Golongan/ Status Jumlah

1 Gol IV 5

2 Gol III 13

3 Gol II 4

Total Pegawai 22

Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jombang 1.3.3 Teknik Sampel

Sugiyono, (2013) juga mengatakan bahwa, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh yang merupakan teknik pengambilan sampel bila semua populasi digunakan sebagai sampel.

1.4 Jenis dan Sumber Data serta Metode Pengumpulan Data 1.4.1 Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Data Primer

Data Primer merupakan data asli atau data mentah yang langsung diperoleh penulis dari sumber data selama melakukan penelitian di lapangan (Sugiyono, 2013). Data primer diperoleh dari hasil jawaban angket yang diberikan kepada pegawai ( Responden ) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jombang.

(8)

8 b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder pada umumnya telah dikumpulkan dan diolah oleh lembaga pengumpul data dan kemudian dipublikasikan kepada masyarakat umum pengguna data ( Sugiyono, 2013). Data sekunder diperoleh dari catatan – catatan, dokumen, arsip, atau dengan cara membaca banyak buku yang berhubungan dengan penelitian.

1.4.2 Teknik pengumpulan data

Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi (pengamatan)

Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan atau situasi yang berhubungan dengan obyek yang diteliti. Metode ini dipakai untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti. b. Angket

Terknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara memberikan lembar angket berisi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden sesuai dengan permintaan pengguna. c. Wawancara (Interview)

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan mengadakan wawancara bebas dengan responden dengan menggali informasi

(9)

9

yang relevan dengan tujuan penelitian dan pokok-pokok yang dianggap perlu sehubungan dengan data yang diperlukan.

d. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari dari buku-buku, Karya Ilmiah, internet, serta catatan-catatan organisasi.

1.5 Uji Instrumen

Uji coba Instrument digunakan untuk menilai apakah Instrument yang dipakai memiliki kelayakan dan dapat dilanjutkan sebagai Instrument dalam penelitian. Untuk dapat digunakan dalam penelitian ini, Instrument penelitian harus memenuhi kriteria Validitas dan Reliabilitas.

1.5.1 Uji Validitas

Pengertian validitas menurut Sugiyono (2010:267) adalah : “ Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh penelitian. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.”

Menurut Sevilla yang dikutip oleh Husein Umar (2000:58), pengertian validitas adalah sebagai berikut : “Validitas merupakan derajat ketetapan dan kecermatan alat ukur penelitian tentang isi dan arti sebenarnya yang diukur dalam pengujian validitas, tiap butir digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang

(10)

10 merupakan jumlah tiap skor butir.”

Menurut Umar (2011), validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Dalam uji validitas ini, penulis menggunakan teknik korelasi item total atau sering disebut juga (Corrected Item Total Correlation).

Syarat tersebut menurut Sugiyono (2010:134) yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Jika r ≥ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid,

b. Jika r ≤ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid.

Uji validitas instrument dapat menggunakan rumus korelasi. Rumus korelasi berdasarkan Pearson Product Moment menurut Sugiyono (2010:183) adalah sebagai berikut :

Keterangan :

rxy= Koefisien Korelasi

N = Banyaknya Sampel

∑X = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel X ∑Y = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel Y

(11)

11

Pada penelitian ini uji validitas dibantu dengan menggunakan program SPSS. Berikut merupakan hasil uji yang peneliti lakukan menggunakan program aplikasi SPSS versi 20 tentang uji validitas masing-masing item variabel penelitian yang mendapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kisi-kisi penyataan rhitung rtabel 5% (33) Keterangan Kompensasi (X1) X1.1 0,494 0,280 Valid X1.2 0,424 0,280 Valid X1.3 0,395 0,280 Valid X1.4 0,441 0,280 Valid Promosi Jabatan (X2) X2.1 0,582 0,280 Valid X2.2 0,360 0,280 Valid X2.3 0,555 0,280 Valid X2.4 0,570 0,280 Valid Kinerja Karyawan (Y) Y1 0,482 0,280 Valid Y2 0,284 0,280 Valid Y3 0,412 0,280 Valid Y4 0,359 0,280 Valid Y5 0,386 0,280 Valid Sumber. Data SPSS 2020

Berdasarkan pada tabel 3.5 diatas merupakan hasil uji validitas terhadap masing-masing dari instrument variabel yang menunjukkan bahwa terhadap keseluruhan item yang dinyatakan valid karena nilai setiap rhitung ≥ rtabel, sehingga seluruh item dalam instrument penelitian ini dinyatakan valid dan dapat dipergunakan dalam analisa berikutnya.

(12)

12 1.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentuk angket dapat diandalkan, suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulangkali akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak berbeda jauh). Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas dan apabila koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,60 maka secara keseluruhan pernyataan tersebut dinyatakan andal atau reliabel (Sugiyono, 2013).

Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap karyawan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jombang yang berjumlah 36 orang. Hasil dari pengujian ini akan dihitung dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak SPSS (Statistical Package For Sosial Sciences).

Berikut adalah rumus untuk uji reliabilitas :

( 𝐾 𝐾 − 1) = (1 Σαb2 𝑎2𝑡 ) Di mana: rn = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pernyataan

Σαb2= Jumlah varian butir α 2 t = Varian total

(13)

13

tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Nilai Cronbach’s Alpha Koefisien α Keterangan Kompensasi (X1) 0,641 0.6 Reliabel Promosi Jabatan (X2) 0,709 0.6 Reliabel Kinerja karyawan (Y) 0,618 0.6 Reliabel Sumber. Data SPSS 2020

Berdasarkan pada tabel 3.5 hasil output uji reliabilitas menunjukkan nilaikoefisien alpha (α) dari seluruh item instrumen ≥ 0,60. Artinya semua item data (instrumen) dapat dipercaya keandalannya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh item pernyataan dalam kuesioner tentang variabel penempatan pegawai, kedisiplinan kerja, budaya organisasi dan kinerja karyawan dinyatakan reliabel. Oleh karena itu, kuesioner yang digunakan dapat dikatakan layak sebagai instrumen untuk melakukan pengukuran.

1.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Sedangkan pengujian hipotesis dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa besar pengaruh Kompensasi (X1 ) dan Promosi Jabatan (X2 ) terhadap Kinerja Pegawai (Y).

(14)

14 1.6.1 Analisis Deskriptif

Sugiyono, (2013) menyatakan bahwa teknik Analisis Deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan kata-kata yang sudah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan dari hasil penelitian. Dalam analisis ini menggunakan rumus Sudjana (2005) dengan bobot tertinggi ditiap pernyataan adalah 5 dan bobot terendah adalah 1, maka cara penentuan rating skor adalah sebagai berikut :

Sehingga interprestasi skor sebagai berikut: Tabel 3.6 Interpretasi Skala Pengukuran

No Interval Keterangan 1 1,0 – 1,8 Sangat Rendah 2 >1,8 – 2,6 Rendah 3 >2,6 – 3,4 Sedang/Cukup 4 >3,4 – 4,2 Tinggi 5 >4,2 – 5,0 Sangat tinggi Sumber : Sudjana (2005) 1.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh Kompensasi dan Promosi jabatan terhadap Kinerja Karyawan, maka model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Menurut Hasan (2010), regresi linier berganda adalah regresi linier sebuah variabel terikat (Y) dihubungkan dengan dua atau lebih variabel

(15)

15

bebas (X). Persamaan model analisis regresinya adalah sebagai berikut: Y = a +b1x1+b2x2

Keterangan:

Y : variabel terikat (Kinerja Karyawan) a : Konstanta (nilai Y pada saat X=0) x1 : Variabel Kompensasi

x2 : Variabel Promosi Jabatan

b : angka arah/ koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel dependen. Apabila b positif(+) = naik dan bila b minus(-) = turun

1.6.3 Uji Asumsi Klasik

Menurut Hasan (2010), Penyimpangan terhadap asumsi-asumsi dasar tersebut dalam regresi akan menimbulkan beberapa masalah, seperti standar kesalahan untuk masing-masing koefisien yang diduga akan sangat besar, pengaruh masing-masing variabel bebas tidak dapat dideteksi, atau variasi dari koefisiennya tidak minim lagi. Akibatnya estimasi koefisien menjadi kurang akurat lagi yang pada akhirnya dapat menimbulkan interpretasi dan kesimpulan yang salah. Uji yang dilakukan untuk mengetahui penyimpangan tersebut adalah :

a. Uji Multikolinearitas

Yang berarti ada dua variabel atau lebih dari dua variabel X yang akan memberikan semua informasi yang memiliki kesamaan tentang variabel Y. Apabila X1, dan X2 berkolinieritas, maka ketiga

(16)

16

variabel tersebut hanya cukup diwakili satu variabel saja. Jika dipakai tigatiganya merupakan inefiensi dari Simamora (2004). Dalam pendeteksian uji multikolinieritas bisa dilakikan dengan cara melihat besarnya VIF (variance inflation factor), dalam model regresi yang bebas dari multikolinieritas bisa dilihat dari nilai standart error 5% atau 10% dan koefisien β dalam regresi persial bahwa nilai standart eror harus < 1.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik Heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan model regresi. Gangguan Heteroskedastisitasdapat membawa kita pada galat baku yang bias dan menjadikan hasil uji statistic tidak tepat serta interval sehingga keyakinan untuk estimasi parameter juga kurang tepat (Pratisto, 2004).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengujian Uji Glesjer, Uji Glesjer dilakukan dengan cara meregresikan antara variable independen dengan nilai absolut residualnya (ABS_RES). Jika nilai signifikan antara variable independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah Heteroskedastisitas.

(17)

17 c. Uji Autokolerasi

Uji Autokorelasi, menurut Ghozali (2012), yang memiliki tujuan dalam model korelasi dan regresi terhadap kesalah pada penganggu periode-t dengan kesalahan penganggu periode-t1 (sebelumnya). Uji t biasanya digunakan untuk melakukan pengujian secara parsial antara variabel-variabel indipenden terhadap variabel dependen. Dalam pengujian persial ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel indipenden memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Uji persial ini bisa disebut dengan uji hipotesis., yaitu kesimpulan dalam uji persial masih bersifat praduga karena harus dibuktikan kebenarannya. Ada beberapa cara untuk mendeteksi dari hasil uji t maupun uji hipotesis, sebagai berikut:

a. Jika sig < α (0,05), maka hipotesis tersebut diterima, apabila sig >α maka hipotesis akan ditolak

b. Jika t hitung < t (tabel) maka hipotesis ditolak, apabila t hitung > t tabel maka hipotesis akan diterima.

Selain uji t maupun uji hipotesis bisa juga menggunakan nilai koefisien determinan (R2) yang artinya dalam pengujian ini memiliki

nilai antar nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti memiliki

kemapuan variabel bebas (Kompensasi dan Promosi Jabatan), untuk menjelaskan variabel terikat ini (kinerja karyawan) masih sangat terbatas. Apabila variabel bebas (Kompensasi dan Promosi Jabatan)

(18)

18

hampir mendekati nilai determinan satu, maka hampir semua inforomasi akan dibutuhkan untuk memprediksi keanekaragaman dalam variabel terikat. Menurut Ghozali (2009) nilai koefisien determinasi yang intinya untuk mengukur severapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi terhadap variabel terikat.

Dalam melakukan pengujian autokorelasi bisa menggunakan uji durbin watson dengan memakai nilai (D-W). kriteria dalam angka D-W ini akan digunakan untuk mendeteksi uji auotokorelasi, sebagai berikut:

a. Apabila angka D-W dibawah -2 maka akan terjadi korelasi positif

b. Apabila angka D-W dibawah -2 sampai +2 maka tidak terjadi korelasi

c. Apabila angka D-W diata +2 maka terjadi korelasi yang negative

d. Uji Normalitas

Mempunyai tujuan untuk mengetahui tingkat kenormalan data yang berdistribusi normal, jika residualnya mendekati nagka nol. Uji normalitas ini akan menggunakan hisyogram yang nilai residualnya rata-rata mendekati angka nol dan kurvanya akan membentuk genta atau lonceng maka bisa disimpulkan bahwa analisis uji normalitas ini akan memenuhi asumsi dari kenormalan data tersebut.

(19)

19 1.7 Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap variabel Y, baik secara Parsial maupun Determinasi.

1. Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial antar masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independennya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. Uji parsial juga dapat disebut dengan uji hipotesis, yaitu kesimpulan sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Cara mendeteksi hasil pengujian hipotesis (uji t) dapat diketahui dengan cara sebagai berikut :

a. Jika thitung > ttabel, maka hipotesis diterima & jika t (hitung) < t (tabel), maka hipotesis ditolak.

b. Jika sig < α (0,05), maka hipotesis diterima & jika sig > α (0,05), maka hipotesis ditolak.

2. Uji R2 (Uji Determinasi)

Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel bebas (penempatan pegawai, kedisiplinan kerja dan budaya organisasi) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (kinerja karyawan) amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas

(20)

20

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2009).

Gambar

Tabel 3.3 Data Pegawai Menurut Golongan/ Status
Tabel 3.4  Hasil Uji Validitas  Variabel  Kisi-kisi
tabel 3.5  Hasil Uji Reliabilitas  Variabel  Nilai  Cronbach’s  Alpha   Koefisien α  Keterangan   Kompensasi   (X1)  0,641  0.6  Reliabel   Promosi  Jabatan (X2)  0,709  0.6  Reliabel   Kinerja  karyawan (Y)  0,618  0.6  Reliabel   Sumber
Tabel 3.6 Interpretasi Skala Pengukuran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa karakteristik individu yang berhubungan secara bermakna dengan pemilihan makanan adalah status alergi berhubungan dengan pemilihan

ZAENAL

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa nampak secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P&gt;0,05) antara kadar glukosa pada saat estrus dan yang

memenuhi syarat ketuntasan belajar klasikal yaitu 85 % dari jumlah siswa yang mencapai nilai minimal 75. 4) Masih ada 7 siswa (25%) yang tergolong masih sulit melakukan

Yogyakarta tentang perilaku berisiko kesehatan terhadap kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah menemukan bahwa remaja pria lebih tinggi melakukan hubungan

 Prioritas akan naik jika proses makin lama menunggu waktu jatah CPU... Round

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan