• Tidak ada hasil yang ditemukan

KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

Fauziah Awallunnisa, Ratna Agustin1

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya1 ABSTRACT

Nurses are professionals whose role cannot be excluded from all forms of hospital services, nurses require the longest contact with the patients and should always interact directly with patients that require emotional quotients that will established a relationship of mutual trust and assist between nurses and patients, nurses and families, nurses and doctors, nurses and other medicals to do their job. This research aims to determine the relationship between emotional quotients and nurses performance in the nursing care documentation at Siti Khodijah Hospital Sepanjang. The research design used in this study is Analytical

Correlational with cross sectional approach with a sample of 29 nurses from 33 populations.

The sampling method used proportional stratified random sampling.. The analysis used chi-square statistical test with a significance level of α < 0.05. The results of this research showed majority of respondents have high category of emotional quotients and have good performance are 12 people (93%) while little of respondents who have low category in emotional quotients and have less performance are 3 people (7%). Statistical analysis yield a correlation coefficient r value of 0.682 with significance level of ρ = 0.000 <α = 0.05 means that H0 is rejected and H1 is accepted means that there is a relationship between emotional quotients and nurses performance in the nursing care documentation at Siti Khodijah Hospital Sepanjang. The good of emotional quotients will support the good of nursing care also. So then needs to improve Emotional Quotients (EQ) and the ability to document nursing care.

Keywords: Emotional Quotients, Nurses performance, nursing care documentation

PENDAHULUAN

Tenaga perawat mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual dan dilaksanakan 24 jam secara berkesinambungan (Depkes RI, 2001). Berkaitan dengan kedudukan tenaga perawat dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit maka diperlukan upaya perbaikan mutu dan menjaga mutu pelayanan, termasuk kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan. Kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan dalam rekam medis secara umum menjadi permasalahan pada rumah sakit milik pemerintah maupun rumah sakit swasta, masalah tersebut salah satunya dapat disebabkan oleh rendahnya kecerdasan emosi yang dimiliki oleh

perawat. Pelayanan keperawatan sangat memerlukan sosok perawat yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasien yang mencakup kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual (Rudyanto, 2010). Hasil penelitian Meta Nurlita D.S (2012) dalam jurnal psikologi dengan judul Hubungan Antara Kecerdasan Emo-sional (EQ) dengan Kinerja Perawat Pada Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan menun-jukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan kinerja pera-wat di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan. Hasil ini menginformasikan semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional (EQ) yang dimiliki subjek maka semakin tinggi pula tingkat kinerja perawatnya. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang 47

(2)

pada tanggal 26 April 2013 pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang marwah 76,1%. Di ruang shofa 69,5 %. Di ruang mina 64,4%. Goleman (2001) menyatakan bahwa kecerdasan emosi sangat diper-lukan untuk sukses dalam bekerja dan menghasilkan kinerja yang menonjol dalam pekerjaan. Hal ini senada de-ngan yang dikemukakan oleh Patton (1998) bahwa orang yang memiliki kecerdasan emosi akan mampu menghadapi tantangan dan menja-dikan seorang manusia yang penuh tanggung jawab, produktif, dan opti-mis dalam menghadapi dan menyele-saikan masalah. Terdapat banyak fak-tor yang mempengaruhi kinerja sum-ber daya manusia (SDM). Menurut Gibson (1987) kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor individu yang terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang keluarga, demografis, faktor psikologi terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi sedangkan faktor organisasi berefek tidak langsung ter-hadap perilaku dan kinerja individu yang terdiri dari sumber daya, kepe-mimpinan, imbalan, struktur dan de-sain pekerjaan. Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan kinerja perawat adalah dengan peningkatan kinerja melalui program pelatihan dan kete-rampilan dalam hubungan inter-personal, mengikuti pelatihan sesuai bidang tugasnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain Analitik Korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel 29 perawat dari 33 populasi. Pengambilan sampel menggunakan Proportional stratified random sam-pling. Variabel Independen adalah kecerdasan emosional (EQ) dan va-riabel dependennya adalah kinerja perawat dalam pendokumentasian asu-han keperawatan. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner. Hasil penelitian dianalisis dengan meng-gunakan uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan α < 0,05

HASIL PENELITIAN

Data pada table 1 menunjukkan sebagian besar responden dengan nilai kecerdasan emosional yang tinggi sebanyak 19 orang (66%) dan sebagian kecil responden dengan nilai kecer-dasan emosional yang rendah yaitu 10 orang (34%) dari 29 responden. Sebagian besar responden memiliki kinerja yang cukup dalam pendoku-mentasian asuhan keperawatan seba-nyak 14 orang (48%) dan sebagian ke-cil responden yang memiliki kenerja yang kurang dalam pendokumentasian asuhan keperawatan yaitu 3 orang (11%) dari 29 responden (Tabel 1). Da-ri 29 responden perawat yang terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden yang memiliki kecerdasan emosional

Tabel 1 Distribusi berdasarkan tingkat kecerdasan emosional dan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan

Jumlah Prosentase (%) Kecerdasan Emosional Tinggi 19 66 Rendah 10 34 Kinerja Perawat Baik 12 41 Cukup 14 48 Kurang 3 11

Tabel 2 Tabulasi Silang Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja Perawat Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

(3)

Kinerja perawat

Total Kecerdasan

emosional

Kurang Cukup Baik

n % n % n % n %

Rendah 3 10 7 24 - - 10 34

Tinggi - - 7 24 12 41 19 66

total 3 10 14 48 12 41 29 100

dengan katagori tinggi dan memiliki kinerja yang baik sebanyak 12 orang (41%) sedangkan sebagian kecil responden yang memiliki kecer-dasan emosional yang rendah dan memiliki kinerja yang kurang sebanyak 3 orang (10%) (Tabel 2). PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang didapat disimpulkan sebagian besar tingkat kecerdasan emosional perawat adalah tinggi sebanyak 19 orang (66%) dan sebagian kecil tingkat kecerdasan emosional perawat adalah rendah sebanyak 10 orang (34%) dari 29 responden. Banyaknya responden yang memiliki kecerdasan emosional (EQ) tinggi (66%) dalam penelitian ini tentunya dipengaruhi adalah usia, jenis kelamin, masa kerja, pendidikan. Pada usia 34-37 sebanyak 9 responden (31%) yang dalam hal ini emosi lebih matang. Faktor lain yang mempengaruhi banyaknya responden yang memiliki kecerdasan emosional (EQ) tinggi adalah jenis kelamin dimana perempuan 25 orang (86%) sedangkan laki-laki 4 orang (14%) hal ini karena wanita lebih sadar tentang emosi, lebih mudah bersikap empati, dan lebih terampil dalam hubungan interpersonal dibanding-kan pria. Patricia Patton 2002 dalam (Notoatmodjo, 2010) mengungkapkan kecerdasan emosi-onal sangat dipengaruhi oleh lingku-ngan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak- kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar perawat memiliki kinerja yang cukup dalam pendokumentasian

asuhan kepera-watan sebanyak 14 orang (48%) se-bagian kecil responden yang memiliki kenerja yang kurang dalam pendokumentasian asuhan kepera-watan yaitu 3 orang (11%). Menurut Gibson (1987) ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang yaitu: variabel individu, variabel organi-sasi, variabel psikologis. Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang dapat di simpulkan penye-bab kinerja perawat baik adalah usia, jenis kelamin, masa kerja, status pernikahan. Pada usia 34-37 tahun memiliki kinerja yang baik yaitu sebanyak 6 orang. Hal ini dikarenakan semakin bertambah usia seseorang semakin cenderung me-nunjukkan kematangan jiwa, lebih mampu mengambil keputusan, se-hingga berpengaruh terhadap kinerja perawat. Faktor yang kedua adalah jenis kelamin dimana sebagian besar perawat dengan kinerja yang baik adalah perempuan sebanyak 12 orang hal ini sejalan dengan teori Gibson yang mengatakan bahwa wanita lebih bersedia mematuhi we-wenang dari pada pria. Faktor ketiga adalah masa kerja dimana sebagian besar perawat dengan masa kerja 9-12 tahun dan 17-20 tahun memiliki kinerja yang baik sebanyak 3 orang. Hal ini sejalan dengan teori Gibson yang menyatakan bahwa masa kerja berpengaruh terhadap kinerja yang baik, semakin lama pengalaman kerja seseorang, maka semakin terampil petugas tersebut. Faktor terakhir yaitu status pernikahan dimana sebagian perawat dengan status sudah menikah memiliki kinerja yang baik sebanyak 12 orang. Hal ini sejalan dengan teori Gibson yang menyatakan status pernikahan seseorang berpengaruh terhadap perilaku seseorang 49

(4)

dalam kehidupan organisasinya, baik secara positif maupun negatif yang berarti bahwa status perkawinan seseorang turut pula memberikan petunjuk tentang cara, dan teknik motivasi yang cocok digunakan baginya dibandingkan dengan orang yang tidak berke-luarga.

Hasil analisis setelah dilakukan uji chi-square diketahui bahwa hipotesis diterima,dengan nilai koefisien korelasi menghasilkan nilai (r) sebesar 0.682. taraf signifikasi sebesar 0,000 (p<0,05) Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat dalam pendoku-mentasian asuhan keperawatan di Ruang rawat Inap (Shofa, Marwah, Mina) Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang.

Kecerdasan emosional adalah suatu kemampuan untuk mengindra, memahami dan menerapkan keku-atan dan ketajaman emosi sebagai sumber energi, informasi dan penga-ruh. Menurut Rivai, (2008) menya-takan kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang diha-silkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kecerdasan emosional berkaitan erat dengan kinerja pera-wat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, dilihat dari cross tabulasi antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan kepe-rawatan menunjukan bahwa sebagian besar responden yang memiliki ke-cerdasan emosional dengan katagori tinggi dan memiliki kinerja yang baik sebanyak 12 orang (41%) sedangkan sebagian kecil responden yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah dan memiliki kinerja yang kurang baik sebanyak 3 orang (10%). Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam menghadapi permasalahannya, diantaranya adalah faktor kecerdasan emosional. Kecerdasan bila tidak disertai dengan pengolahan emosi yang baik tidak akan menghasilkan seorang yang sukses dalam hidupnya. 80 % penopang kesuksesan

seseorang ditentukan oleh faktor kecerdasan emosional. Hal ini disebabkan karena kecerdasan akademik saja tidak memberikan kesiapan untuk menghadapi gejolak yang ditimbulkan oleh kesulitan-kesulitan hidup. Perawat yang cerdas secara emosional adalah orang yang memahami kondisi dirinya, emosi-emosi yang terjadi, serta mengambil tindakan yang tepat. Kecerdasan emosional perlu dikembangkan melalui seminar seminar tentang cara mengatasi emosi karena hal inilah yang mendasari keterampilan perawat di tengah masyarakat dan mempengaruhi semua aspek yang berhubungan dengan pelayanan perawat, sehingga akan membuat seluruh potensi dapat berkembang secara lebih optimal. SIMPULAN DAN SARAN

Kecerdasan emosi perawat di Ruang Rawat Inap (shofa, Marwah, Mina) Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang adalah dinyatakan tinggi sedangkan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap (shofa, Marwah, Mina) Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang adalah dinyatakan cukup. Terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang.

Perlu diadakan pelatihan atau seminar tentang kecerdasan emosional (EQ) agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat dan perawat hendaknya meningkatkan kecerdasan emosional (EQ) dan terus berlatih untuk meningkatkan keterampilan dalam pendokumentasian sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary ginanjar. 2001. Rahasia Sukses membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Jakarta: Penerbit Arya.

Ardiana, Anisah. 2010. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Perawat dengan Perilaku Caring perawat 50

(5)

Pelaksana Menurut Persepsi Pasien Di Ruangan Rawat Inap. Tesis Universitas Indonesia. diakses 28 januari 2013 jam 11.20 http://lontar.ui.ac.id/file?file=digita l/20282484T%20Anisah%20Ardia na.pdf.

Cooper RK & Ayman Sawaf. 2005. Executive EQ: Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dewi, M, dkk. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Nuha Medika: Jogjakarta

Gibson, James. L, Ivancevich J. M., and Donelly Jr. 1987. Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Erlangga Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan emosi

untuk mencapai puncak prestasi (working with emotional intelligence). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

_______________. 2001. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi (Working With Emotional Intelligence). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

_______________. 2002. Healing Emotions: Percakapan dengan Dalai Lama, tentang Meditasi, Perasaan dan Kesehatan. Batam: Interaksara

_______________. 2005. Emotional intelligence. New York: Bantam Dell.

_______________.2009. Kecerdasan emosional: mengapa EI lebih

penting dari pada IQ. Terjemahan: Hermaya, T. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka utama.

Hasibuan, Melayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia (dasar dan kunci keberhasilan). Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

Hidayat, A.A.A 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, EGC, Jakarta

Hidayat, A.Azis Alimul. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Salemba Medika

Ilyas, Yaslis. 2002. Kinerja: teori, penilaian dan penelitian.Cetakan ke 3. Depok: Pusat kajian ekonomi kesehatan Fakiltas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Mangkunegara. 2005. Perilaku dan

Budaya Organisasi. Bandung: PT Refika Aditama

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: PT, Rineka Cipta.

Patton, P. 1998. Kecerdasan Emosional di Tempat kerja. Alih Bahasa: Zaini Dahlan. Jakarta: Pustaka Deleprata. Putra, Sitiatava Rizema. 2012. Panduan

Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah. Jogjakarta: D-MEDIKA. Rivai, V. 2005. Performance appraisal:

Sistem yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan

meningkatkan daya saing

perusahaan. Cetakan I. Jakarta: PT Raja Grafindo persada.

Robbins, S.P. 2003. Perilaku Organisasi. Jilid I. Edisi Kesembilan. Alih Bahasa. Jakarta: PT. Indeks kelompok Gramedia,

Rudyanto, E. (2010). Hubungan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dengan perilaku prososial pada perawat. Skripsi (tidak diterbitkan). Solo: Fakultas Kedokteran universitas Sebelas Maret.

Sari, Meta Nurita Diana. 2012. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional (EQ) dengan Kinerja Perawat pada Rumah Sakit Umum Pusat 51

(6)

Fatmawati Jakarta-Selatan. Jurnal Psikologi Universitas Gunadarma, diakses 4 februari 2013 http://id.pdfsb.com/jurnal+psikolog i+positif+tentang+kecerdasan+emo sional.

Shapiro, L. E. 2001. Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak. Terjemahan: Kantjono, A.T. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Swansburg, RC & Swansburg, RJ. 1987. Introductory Management and Leardership for Nurse (2.nd.ed). Boston: Jones and Bartlet Publishers

Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi, dan penelitian. Jakarta: Salemba Empat

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mengambil suatu keputusan terdapat banyak metode, dan untuk pengambilan keputusan pemilihan kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Taruna

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diharapkan agar Saudara dapat hadir tepat waktu dengan membawa dokumen asli dan 1 (satu) rangkap fotocopy untuk setiap data yang telah

Penelitian ini bertujuan untuk meng- identifikasi komposisi jenis hasil tangkap sam- pingan dan mencoba menganalisis hubungan interaksi ikan hasil tangkap sampingan

Pelemparan yang dilakukan oleh seorang perempuan terhadap kios milik orang yang menyewa lahan tentunya ada maksud dan tujuan tertentu, dimana maksud dan tujuan dari seorang

Kebenaran Material Dalam Kitab Undang- Undang Hukum Pidana dipandang pertama-tama sebagai tujuan hukum acara pidana, sebagai asas hukum acara pidana dan bahwa

Kecamatan Raya pada kemiringan 30% vegetasi jeruk dan rumput memiliki kriteria tingkat bahaya erosi berat, sedangkan pada kemiringan 15,4% vegetasi kopi tanpa

Sebelum mengikuti pelatihan saya masih bingung karena guru harus mengajar secara menyeluruh, tidak hanya mewakili bidang studi yang diajarkan saja. Setelah ikut

Sebanyak kurang lebih 39 % pasien dengan demam reumatik akut bisa terjadi kelainan pada jantung mulai dari gangguan katup, gagal jantung, perikarditis (radang