• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN TEKNOLOGI BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH DI PUSKESMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN TEKNOLOGI BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH DI PUSKESMAS"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN TEKNOLOGI BIOFILTER

UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH DI

PUSKESMAS

DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

(2)

KATA PENGANTAR

Laporan Prototype “PENGELOLAAN AIR BERSIH DAN LIMBAH CAIR PUSKESMAS” disusun berdasarkan Surat Perintah Kerja Nomor KN.01.03/6.1/6491/2019 tertanggal 28 Oktober 2019 Kerjasama antara Satuan Kerja : Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan PT. Envirotekno Karya Mandiri. Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat yang diberikan oleh PUSKESMAN, sehingga berbagai upaya peningkatan mutu dalam meningkatkan kualiatas bangunan dan prasarana PUSKESMAS perlu terus ditingkatkan dan mengutamankan Keamanan, Kesehatan, Kenyamanan dan Kemudahan bagi masyarakat. Penyusunan prototype ini dilaksanakan dari tamggal 28 Oktober sampai dengan 06 Desember 2019.

Secara khusus penyusunan prototype ini juga diharapkan bahwa setiap PUSKESMAS yang ada sudah dan akan memiliki instalasi air bersih dan air limbah disetiap lokasi PUSKESMAS diseluruh Indonesia dan kualitas hasl pengolahan air bersih harus memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan hasil pengolahan air limbah juga harus memenuhi standar baku mutu lingkungan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.

Dalam lingkup tugas, prototype ini juga terdiri dari pedoman prototipe intalasi air bersih yaitu studi literatur, perencanaan pemilihan teknologi sesuasi sumber air baku dan RAB intalasi pengolahan air bersih. Lalu pedoman prototipe intalasi air limbah yaitu yaitu studi literatur, perencanaan pemilihan teknologi sesuasi sumber buangan air limbah domestik dan dan RAB intalasi pengolahan air limbah.

Pada kesempatan ini, kami juga memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Satuan Kerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan kepada semua pihak yang telah mendukung proses penyusunan laporan ini

Jakarta, Desember 2019

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR iii

DAFTAR TABEL v

1 KONSEP DESAIN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PUSKESMAS 1

1.1 Baku Mutu Air Limbah Puskesmas 1

1.2 Perkiraan Jumlah Air Limbah 5

1.3 Sumber Air Limbah Di Puskesmas 7

1.4 Pengumpulan Air Limbah Puskesmas 7

2 PERINSIP PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES BIOFILTER 8 3 KRITERIA DESAIN PENGOLAHAN AIR LIMBAH PROSES BIOFILTER

ANAEROB AEROB

11

4 KRITERIA PERENCANAAN BIOFILTER ANAEROB AEROB 14

5 DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI PUSKESMAS DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB KAPASITAS 2,5 M3 PER HARI

18

5.1 Kriteria Desain Proses Pengolahan 18

5.2 Spesifikasi Teknis Unit IPAL Biofilter Kapasitas 2,5 m3 Per Hari 19

5.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Jakarta Pengolahan Air Limbah di Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 2,5 M3

Per Hari

25

5.4 Bill of Quantity (BOQ) Pengolahan Air Limbah di Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 2,5 M3 Per Hari

28

6 DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI PUSKESMAS DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB KAPASITAS 5 M3 PER HARI

34

6.1 Kriteria Desain Proses Pengolahan 34

6.2 Spesifikasi Teknis Peralatan 35

6.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pengolahan Air Limbah di Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 5 M3 Per Hari

43

6.4 Bill of Quantity (BOQ) Pengolahan Air Limbah di Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 5 M3 Per Hari

46

7 DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI PUSKESMAS DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB KAPASITAS 10 M3 PER HARI

49

7.1 Kriteria Desain Proses Pengolahan 49

7.2 Spesifikasi Teknis IPAL Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 10 M3 Per

Hari

50

7.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Jakarta Pengolahan Air Limbah di Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 10 M3

Per Hari

59

7.4 Bill of Quantity (BOQ) Pengolahan Air Limbah di Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 10 M3 Per Hari

62

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Sistem Pengumpulan Air Limbah di Puskesmas 8

Gambar 2 Mekanisme Proses Metabolisme di Dalam Sistem Biofilm. 9 Gambar 3 Beberapa Metoda Aerasi Untuk Proses Pengolahan Air Limbah

Dengan Sistem Biofilter Tercelup

11

Gambar 4 Diagram Proses Pengolahan Air Limbah dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob

12

Gambar 5 Skema Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob

15

Gambar 6 Grafik Hubungan Antara Beban BOD (BOD Loading) dengan Efisiensi Penghilangan di Dalam Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob

17

Gambar 7 Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Puskesmas Kapasitas 2,5 m3 per Hari (Menggunakan Satu Unit Reaktor Biofilter)

18

Gambar 8 Desain Konstruksi Bak Ekualisasi 19

Gambar 9 Bak Ekualisasi dan Pompa Umpan Air Limbah 20

Gambar 10 Pompa Umpan Air Limbah 20

Gambar 11 Detail Reaktor Biofilter 22

Gambar 12 Bentuk Reaktor Biofilter Kapasitas 2,5 m3 per hari. 22

Gambar 13 Blower Udara Hiblow 40 23

Gambar 14 Pompa Sirkulasi. 23

Gambar 15 Midia Biofilter Tipe Sarang Tawon 24

Gambar 16 Khlorinator Tablet 24

Gambar 17 Visualisasi Unit Pengolahan Air Limbah Puskesmas Kapasitas 1,5 m3 per Hari (3D Solid).

31

Gambar 18 Visualisasi Unit Pengolahan Air Limbah Puskesmas Kapasitas 1,5 m3 per Hari (3D Transparan).

32

Gambar 19 Khlorinator Tablet dan Bak Khlorinasi (3D). 33 Gambar 20 Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Laya nan Kesehatan

Skala Kecil ( Kapasitas 5 m3 per Hari)

34

Gambar 21 Visualisasi Unit Pengolahan Air Limbah Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anerob-Aerob Kapasitas 5 m3 per Hari (3D Solid).

(Menggunakan Dua Unit Reaktor Kapasitas 2,5 m3 Yang Dipasang Seri)

38

Gambar 22 Visualisasi Unit Pengolahan Air Limbah Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anerob-Aerob Kapasitas 5 m3 per Hari (3D Transparan). (Menggunakan Dua Unit Reaktor Kapasitas 2,5 m3 Yang Dipasang Seri)

39

Gambar 23 Reaktor Biofilter 1 dan Reaktor Biofilter 2 (3D Transparan). 40

Gambar 24 Bak Ekualisasi (3D Transparan). 40

Gambar 25 Khlorinator Tablet dan Bak Khlorinasi (3D Transparan). 41

Gambar 26 IPAL Puskesmas Kapasitas 5 m3 Per Hari. 41

Gambar 27 IPAL Fasilitas Layanan Kesehatan Kapasitas 5 m3 Per Hari.

(Menggunakan Dua Unit Reaktor Masing–masing 2,5 m3)

(5)

Gambar 28 Proses Pengolahan Air Limbah Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaero-Aerob.

50

Gambar 29 Konstruksi Bak Ekualisasi. 51

Gambar 30 Desain Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob 53

Gambar 31 Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob 53

Gambar 32 Khlorinator Tablet 55

Gambar 33 Flowmeter Tipe Rotary. 55

Gambar 34 Visualisasi IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob (3D-Solid).

56

Gambar 35 Visualisasi IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob (3D-Transparan).

57

Gambar 36 Visualisasi Bak Ekualisasi (3D -Transparan). 58 Gambar 37 Visualisasi Bak Khlorinasi (3D -Transparan). 58 Gambar 38 Contoh IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter

Anaerob-Aerob Kapasitas 10 m3 per Hari ( Di Atas Tanah)

65

Gambar 39 Contoh IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 10 m3 per Hari (Di Bawah Tanah).

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Baku Mutu Air Limbah Domestik Permen LHK Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016

1

Tabel 2 Standar Pemakaian Air Bersih Rata-Rata Per Orang Per Hari. 5 Tabel 3 Karakteristik Air Limbah Rumah Rumah Sakit di Daerah Jakarta. 7 Tabel 4 Kriteria Perencanan Biofilter Anaerob-Aerob. 15

(7)

1 KONSEP DESAIN PENGELOLAAN AIR LIMBAH PUSKESMAS 1.1 Baku Mutu Air Limbah Puskesmas

Kewajiban untuk mengelola air limbah Puskesmas di Indonesia secara nasional mengacu kepada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016. Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan air limbah domestik adalah Air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air. Beberapa kegiatan domestik tersebut antara lain rumah susun, penginapan, asrama, pelayanan kesehatan, rumah makan, balai pertemuan, permukiman, industri, IPAL Kawasan, IPAL permukiman, IPAL perkotaan, pelabuhan, bandara, stasiun kereta api, terminal dan lembaga pemasyarakatan.

Baku Mutu Air Limbah Domestik sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.68 Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 : Baku Mutu Air Limbah Domestik

Permen LHK Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016

Parameter Satuan Kadar Maksimum*

Ph - 6 - 9

BOD mg/l 30

COD mg/l 100

TSS mg/l 30

Minyak dan Lemak mg/l 5

Amoniak mg/l 10

Total Coliform Jumlah/100 ml 3000

Debit L/orang/hari 100

Keterangan :

*) Rumah susun, penginapan, asrama, pelayanan kesehatan, rumah makan, balai pertemuan, permukiman, industri, IPAL Kawasan, IPAL permukiman, IPAL perkotaan, pelabuhan, bandara, stasiun kereta api, terminal dan lembaga pemasyarakatan

Di dalam permen LHK No. P.68Tahun 2016 tersebut menyatakan setiap usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan air limbah domestik wajib melakukan pengolahan air limbah domestik yang dihasilkannya. Pengolahan air limbah domestik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tersendiri, tanpa menggabungkan dengan pengolahan air limbah

(8)

dari kegiatan lainnya, atau terintegrasi melalui penggabungan air limbah dari kegiatan lainnya ke dalam satu sistem pengolahan air limbah.

Jika pengolahan air limbah domestik dilakukan secara tersendiri maka air olahnnya wajib memenuhi baku mutu air limbah domestik sebagaimana tercantum pada Tabel 1. Jika pengolahan air limbah domestik secara terintegrasi maka wajib memenuhi baku mutu air limbah yang dihitung berdasarkan ketentuan sebagai berikut :

(1) Debit Air Limbah Paling Tinggi

Debit air limbah paling tinggi adalah jumlah debit tertinggi air limbah domestik senyatanya (bila ada) atau berdasarkan prakiraan dari rnasing-masing kegiatan dan air limbah dari kegiatan lainnya, seperti yang dinyatakan dalam persamaan berikut :

Qmax = ∑ 𝑄𝑖 𝑚1 + … Qm (2-1)

Keterangan :

Qmax : Debit air limbah paling tinggi, dalam satuan m3/waktu

Qi : Debit air limbah domestik paling tinggi dari kegiatan i, dalam satuan m3/waktu

Qm : Debit air limbah paling tinggi dari kegiatan m, dalam satuan m3/waktu

(2) Kadar Air Limbah Gabungan Paling Tinggi

Penentuan kadar paling tinggi pada parameter yang sama dapat ditentukan dengan cara sederhana, yaitu dengan menggunakan metoda neraca massa dengan perhitungan sebagai berikut:

C max = ∑ .𝑛1 𝐶1𝑄𝑖+𝐶𝑛𝑄𝑛𝑄𝑖+𝑄𝑛 (2-2)

Keterangan :

Cmax : kadar paling tinggi setiap parameter, dalam satuan mg/I.

(9)

limbah domestik untuk kegiatan i,dalam satuan mg/I.

Q : Debit paling tinggi air limbah domestik kegiatan i, dalam satuan m3/waktu.

Cn : Kadar paling tinggi setiap parameter dalam baku mutu air limbah untuk kegiatan n, dalam satuan mg/I.

Qn Debit paling tinggi air limbah kegiatan n, dalam satuan m3/waktu.

Untuk kadar parameter yang berbeda maka :

a) Parameter dari salah satu kegiatan lain yang tidak diatur di dalam baku mutu air limbah domestik, maka parameter tersebut wajib ditambahkan dalam baku mutu air limbah yang ditetapkan dalam izin.

b) Dalam hal terdapat parameter yang sama dari beberapa kegiatan lain yang tidak diatur di dalam baku mutu air limbah domestik, maka parameter tersebut wajib ditambahkan dalam baku mutu air limbah yang ditetapkan dalam izindengan kadar yang paling ketat.

Beberapa persyaratan teknis yang harus dilakukan terhadap IPAL DomestIk antara lain :  Menjamin seluruh air limbah domestik yang dihasilkan masuk ke instalasi pengolahan

air limbah domestik.

 Menggunakan instalasi pengolahan air limbah domestik dan saluran air limbah domestik kedap air sehingga tidak terjadi perembesan air limbah domestik ke lingkungan;

 Memisahkan saluran pengumpulan air limbah domestik dengan saluran air hujan;  Melakukan pengolahan air limbah domestik, sehingga mutu air limbah domestik yang

dibuang ke sumber air tidak melampaui baku mutu air limbah domestik;

 Tidak melakukan pengenceran air limbah domestik ke dalam aliran buangan air limbah domestik;

 Menetapkan titik penaatan untuk pengambilan contoh uji air limbah domestik dan koordinat titik penaatan; dan

 Memasang alat ukur debit atau laju alir air limbah domestik di titik penaatan.

Terhadap pengolahan air limbah domestik, wajib dilakukan pemantauan untuk mengetahui pemenuhan ketentuan baku mutu air limbah. Hasil pemantauan IPAL domestik disusun secara tertulis yang mencakup antara lain : catatan air limbah domestik

(10)

yang diproses harian, Catanan debit, pH harian, dan hasil analisa laboratorium yang dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.

Hasil pemantauan tersebut harus dilaporkan secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan kepada bupati/walikota dengan tembusan gubernur, Menteri dan instansi terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Setiap usaha dan/atau kegiatan pengolahan air limbah domestik, wajib memiliki prosedur operasional standar pengolahan air limbah domestik dan sistem tanggap darurat. Dalam hal terjadi pencemaran akibat kondisi tidak normal, penanggung-jawab usaha dan/atau kegiatan pengolahan air limbah domestik wajib melaporkan dan menyampaikan kegiatan penanggulangan pencemaran kepada bupati/walikota, dengan tembusan kepada gubernur dan Menteri paling lama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) Jam.

Dalam hal setiap usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan air limbah domestik tidak mampu mengolah air limbah domestik yang dihasilkannya, pengolahan air limbah domestik wajib diserahkan kepada pihak lain yang usaha dan/atau kegiatannya mengolah air limbah domestik. Pihak lain yang usaha dan/atau kegiatannya mengolah air limbah domestik tersebut wajib memiliki izin lingkungan dan izin pembuangan air limbah.

Pemerintah Daerah provinsi dapat menetapkan baku mutu air limbah domestik daerah yang lebih ketat. Dalam menetapkan baku mutu air limbah domestik yang lebih ketat , Pemerintah Daerah provinsi wajib melakukan kajian ilmiah yang memuat paling sedikit : ketersediaan teknologi paling baik yang ada untuk mengolah air limbah domestik; karakteristik air limbah domestik, daya tampung beban pencemaran air dan alokasi beban pencemaran air, dan nilai baku mutu air limbah domestik baru.

Baku mutu air limbah domestik nasional yang sebelumnya di tentukan berdasarkan Kepmen LH Nomor : 122 Tahun 2003 yang hanya mencakup 4 (empat) parameter yakni pH 6-9, BOB maksimum 100 mg/l, TSS maksimum 100 mg/l , dan minyak/lemak maksimum 10 mg/l. Dengan adanya baku mutu air limbah domestik yang baru (Permen KLHK No. P.68 Tahun 2016 ini, maka setiap pemerintah propinsi yang telah menetapkan baku mutu air limbah domestiknya harus menyesuaikan dengan baku mutu yang baru. Selain itu dengan keluarnya baku mutu air limbah domestik yang baru yang lebih ketat dari baku mutu sebelumnya, maka akan berdampak terhadap teknologi pengolahan air limbah domestik. Dengan adanya parameter amoniak di dalam baku mutu air limbah domestik yang baru yakni maksimum 10 mg/l, maka pengolahan air limbah domestik tidak dapat dilakukan dengan hanya menggunakan proses anaerobik, karena untuk menurunkan konsentrasi amoniak hanya dapat dilakukan dengan proses aerobik, atau kombinasi proses anaerob dan aerob. Selain itu, dengan adanya parameter total coliform di dalam baku mutu air limbah domestik yang baru yakni maksimum 100 MPN /100 ml, maka pengolahan air limbah domestik harus dilengkapi

(11)

dengan proses disinfeksi. Hal ini akan menyebabkan biaya operasional IPAL akan menjadi lebih mahal.

1.2 Perkiraan Jumlah Air Limbah

Perhitungan debit air limbah didasarkan pada jumlah pemakaian air bersih, dengan asumsi volume air limbah adalah 80-90 % volume air bersih. Perhitungan untuk pemakaian air bersih di Puskesmas sebaiknya menggunakan data primer. Apabila data primer tidak ada, data sekunder yang biasa digunakan adalah data pemakaian air PDAM untuk rumah yang hanya penggunakan PDAM sebagai satu satunya sumber air minum. Untuk memperkirakan jumlah air limbah untuk tiap tiap kegiatan usaha dapat dilakukan dengan mengacu kepada standar pemakaian air bersih untuk berbagai kegiatan seperti telihat pada Tabel 2 (Morimura dan Soufyan,1985).

Tabel 2 : Standar Pemakaian Air Bersih Rata-Rata Per Orang Per Hari.

No Jenis Gedung / Kegiatan Pemakaian Air Rata-rata (liter/orang.hari) Jangka Waktu Pemakaian air rata-rata per hari (jam) Perbandingan Luas lantai efektif/total (%) Keterangan

1 Perumahan mewah 250 8 - 10 42 - 45 Setiap penghuni

2 Rumah Biasa 160 - 250 8 - 10 50 - 53 Setiap Penghuni

3 Apartement 200 - 250 8- 10 45 – 50 Mewah : 250 liter/orang.hari Menengah : 200 liter/orang.hari Bujangan : 120 liter/orang.hari 4 Asrama 120 8 - bujangan

5 Rumah Sakit Mewah : >1000 Menengah

500-1000 Umum 350 – 500

8 -10 45 - 48

Setiap tempat tidur pasien

Pasien luar : 8 liter Staf/pegawai : 120 liter Keluarga Pasien : 160 liter

6 Sekolah Dasar 40 5 58 - 60 Guru : 100 liter

7 SLTP 50 6 58 -60 Guru : 100 liter

8 SLTA dan Sekolah Tinggi

80 6 - Guru/dosen : 100 liter

9 Rumah –Toko 100 - 200 8 - Penghuninya : 160 liter

10 Gedung kantor 100 8 60 - 70 Setiap pegawai

11 Toserba (toko serba ada, departement store)

3 7 55-60 Pemakaianair hanya

untuk kakus, belum termasuk untuk bagian restorannya.

(12)

12 Pabrik/industri Buruh pria: 60 Wanita: 100

8 - Per orang, setiap giliran (kalau kerja lebih dari 8 jam sehari)

13 Stasiun/terminal 3 15 - Setiap penumpang

(yang tiba maupun berangkat)

14 Restoran 30 5 - Untuk penghuni 160

liter;

15 Restoran umum 15 7 - Untuk penghuni: 160

liter; pelayan: 100 liter; 70% dari jumlah tamu perlu 15 liter/orang untuk kakus, cuci tangan, dsb.

16 Gedung pertunjukan 30 5 53-55 Kalau digunakan siang

dan malam, pemakaian air dihitung per penonton.

Jam pemakaian air dalam tabel adalah untuk satu kali pertun- jukan.

17 Gedung bioskop 10 3 - -idem-

18 Toko pengecer 40 6 - Pedagang besar: 30

liter/tamu, 150 liter/staf atau 5 liter per hari setiap m2 luas

lantai.

19 Hotel/penginapan 250-500 10 - Untuk setiap tamu,

untuk Staf 120-150 liter; penginapan 200 liter.

20 Gedung peribadatan 10 2 - Didasarkan jumlah

jemaah perhari.

21 Perpustakaan 25 6 - Untuk setiap pembaca

yang tinggal.

22 Bar 30 6 - Setiap tamu

23 Perkumpulan sosial 30 - - Setiap tamu

24 Kelab malam 120-350 - - Setiap tempat duduk

25 Gedung perkumpulan 150-200 - - Setiap tamu

26 Laboratorium 100-200 8 - Setiap staf

(13)

1.3 Sumber Air Limbah Di Puskesmas

Sumber air limbah Puskesmas adalah air limbah yang dihasilkan dari kegiatan sanitasi dari karyawan, pengunjung maupun pasien, kegiatam mandi, cuci, kegiatan medis serta kegiatan lain yang mengasilkan air limbah. Karakteristik air limbah Puskesmas umumnya sama dengan karakteristik air limbah rumah sakit ataupun air limbah domestik secara umum. Sebagai contoh, karakteristik air limbah rumah sakit dapat dilihat pada Tabel 3. Dari tabel tesebut terlihat bahwa air limbah rumah sakit atau layanan kesehatan jika tidak diolah sangat berpotensi untuk mencemari lingkungan. Selain pencemaran secara kimiawi, air limbah rumah sakit juga berpotensi memcemari lingkungan secara bakteriologis.

Tabel 3 : Karakteristik Air Limbah Rumah Rumah Sakit di Daerah Jakarta.

No Parameter Minimum Maksimum Rata-Rata

1 BOD - mg/l 31,52 675,33 353,43 2 COD - mg/l 46,62 1183,4 615,01 3 Angka Permanganat (KMnO4) - mg/l 69,84 739,56 404,7 4 Ammoniak (NH3) - mg/l 10,79 158,73 84,76 5 Nitrit (NO2-) - mg/l 0,013 0,274 0,1435 6 Nitrat (NO3-) - mg/l 2,25 8,91 5,58 7 Khlorida (Cl-) - mg/l 29,74 103,73 66,735 8 Sulfat (SO4-) - mg/l 81,3 120,6 100,96 9 pH 4,92 8,99 6,96

10 Zat padat tersuspensi (SS) mg/l 27,5 211 119,25

11 Deterjen (MBAS) - mg/l 1,66 9,79 5,725 12 Minyal/lemak - mg/l 1 125 63 13 Cadmium (Cd) - mg/l Ttd 0,016 0,008 14 Timbal (Pb) 0,002 0,04 0,021 15 Tembaga (Cu) - mg/l Ttd 0,49 0,245 16 Besi (Fe) - mg/l 0,19 70 35,1

17 Warna - (Skala Pt-Co) 31 150 76

18 Phenol - mg/l 0,04 0,63 0,335

Sumber : PD PAL JAYA 1995.

1.4 Pengumpulan Air Limbah Puskesmas

Pengumpulan air limbah di Puskesmas secara sederhana dapat dilihat seperti pada Gambar 3.1. Air limbah toilet dialirkan ke tangki septik, selanjutnya air limpasan dari tangki

(14)

septik dialirkan ke bak pengumpul secara gravitasi. Air limbah non toilet dialirkan ke bak kontrol, dan selanjutnya dialirkan ke bak pengumpul secara gravitasi. Air limbah dapur dialirkan ke bak pemisah minyak/lemak, dan selanjutnya dilairkan ke bak pengumpul. Untuk air limbah hasil kegiatan medis dialirkan ke bak kontrol dan selanjutnya dialirkan ke bak pengumpul.

Dari bak pengumpul, air limbah dipompa ke bak ekualiasasi. Jika memungkinkan, air limbah dari limpasan tangki septik dan bak kontrol dapat dialirkan langsung ke bak ekualisasi. Dari bak ekualisasi, air limbah dipompa ke unit IPAL dengan debit diatur sesuai dengan kapasitas desain IPAL. Air olahan IPAL dibuang kesalauran umum.

Gambar 1 : Sistem Pengumpulan Air Limbah di Puskesmas.

2 PERINSIP PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES BIOFILTER

Proses pengolahan air limbah dengan proses biofilm atau biofilter tercelup dilakukan dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam reaktor biologis yang di dalamnya diisi dengan media penyangga untuk pengebangbiakan mikroorganisme dengan atau tanpa aerasi. Untuk proses anaerobik dilakukan tanpa pemberian udara atau oksigen. Posisi media biofilter tercelup di bawah permukaan air.

Mekanisme proses metabolisme di dalam sistem biofilm secara aerobik secara sederhana dapat diterangkan seperti pada Gambar 2.

(15)

Gambar 2 : Mekanisme Proses Metabolisme di Dalam Sistem Biofilm.

Disesuaikan dari Viessman and Hamer, (1985) , Hikami, (1992)

Gambar tersebut menunjukkan suatu sistem biofilm yang yang terdiri dari medium penyangga, lapisan biofilm yang melekat pada medium, lapisan alir limbah dan lapisan udara yang terletak diluar. Senyawa polutan yang ada di dalam air limbah, misalnya senyawa organik (BOD, COD), amonia, fosfor dan lainnya akan terdifusi ke dalam lapisan atau film biologis yang melekat pada permukaan medium. Pada saat yang bersamaan dengan menggunakan oksigen yang terlarut di dalam air limbah, senyawa polutan tersebut akan diuraikan oleh mikroorganisme yang ada di dalam lapisan biofilm dan energi yang dihasilkan akan diubah menjadi biomasa. Sulpai oksigen pada lapisan biofilm dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya pada sistem RBC, yakni dengan cara kontak dengan udara luar pada sistem “Trickling Filter” dengan aliran balik udara. Sedangkan pada sistem biofilter tercelup, dengan menggunakan blower udara atau pompa sirkulasi.

Jika lapiasan mikrobiologis cukup tebal, maka pada bagian luar lapisan mikrobiologis akan berada dalam kondisi aerobik sedangkan pada bagian dalam biofilm yang melekat pada medium akan berada dalam kondisi anaerobik. Pada kondisi anaerobik akan terbentuk gas H2S, dan jika konsentrasi oksigen terlarut cukup besar, maka gas H2S yang terbentuk tersebut

akan diubah menjadi sulfat (SO4) oleh bakteri sulfat yang ada di dalam biofilm.

Selain itu, pada zona aerobik amonium akan diubah menjadi nitrit dan nitrat dan selanjutnya pada zona anaerobik nitrat yang terbentuk mengalami proses denitrifikasi menjadi gas nitrogen. Karena di dalam sistem bioflim terjadi kondisi anaerobik dan aerobik pada saat yang bersamaan, maka proses penghilangan senyawa nitrogen menjadi lebih mudah.

(16)

Posisi media biofilter tercelup di bawah permukaan air. Media biofilter yang digunakan secara umum dapat berupa bahan material organik atau bahan material anorganik. Untuk media biofilter dari bahan organik misalnya dalam bentuk tali, bentuk jaring, bentuk butiran tak teratur (random packing), bentuk papan (plate), bentuk sarang tawon dan lain-lain. Sedangkan untuk media dari bahan anorganik misalnya batu pecah (split), kerikil, batu marmer, batu tembikar, batu bara (kokas) dan lainnya.

Di dalam proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilter tercelup aerobik, sistem suplai udara dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi yang sering digunakan adalah seperti yang tertera pada Gambar 3.3.

Beberapa cara yang sering digunakan antara lain aerasi samping, aerasi tengah (pusat), aerasi merata seluruh permukaan, aerasi eksternal, aerasi dengan “air lift pump”, dan aersai dengan sistem mekanik. Masing-masing cara mempunyai keuntungan dan kekurangan. Sistem aerasi juga tergantung dari jenis media maupun efisiensi yang diharapkan. Penyerapan oksigen dapat terjadi disebabkan terutama karena aliran sirkulasi atau aliran putar kecuali pada sistem aerasi merata seluruh permukaan media.

Di dalam proses biofilter dengan sistem aerasi merata, lapisan mikroorganisme yang melekat pada permukaan media mudah terlepas, sehingga seringkali proses menjadi tidak stabil. Tetapi di dalam sistem aerasi melalui aliran putar, kemampuan penyerapan oksigen hampir sama dengan sistem aerasi dengan menggunakan difuser, oleh karena itu untuk penambahan jumlah beban yang besar sulit dilakukan. Berdasarkan hal tersebut diatas belakangan ini penggunaan sistem aerasi merata banyak dilakukan karena mempunyai kemampuan penyerapan oksigen yang besar.

(17)

Gambar 3 : Beberapa Metoda Aerasi Untuk Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Biofilter Tercelup.

Hikami, Sumiko., “Shinseki rosohou ni yoru mizu shouri gijutsu (Water Treatment with Submerged Filter)”, Kougyou Yousui No.411, 12,1992.

Jika kemampuan penyerapan oksigen besar maka dapat digunakan untuk mengolah air limbah dengan beban organik (organic loading) yang besar pula. Oleh karena itu diperlukan juga media biofilter yang dapat melekatkan mikroorganisme dalam jumlah yang besar. Biasanya untuk media biofilter dari bahan anaorganik, semakin kecil diameternya luas permukaannya semakin besar, sehinggan jumlah mikroorganisme yang dapat dibiakkan juga menjadi besar pula. Jika sistem aliran dilakukan dari atas ke bawah (down flow) maka sedikit banyak terjadi efek filtrasi sehingga terjadi proses peumpukan lumpur organik pada bagian atas media yang dapat mengakibatkan penyumbatan. Oleh karena itu perlu proses pencucian secukupnya. Jika terjadi penyumbatan maka dapat terjadi aliran singkat (short pass) dan juga terjadi penurunan jumlah aliran sehingga kapasitas pengolahan dapat menurun secara drastis.

3 KRITERIAN DESAIN PENGOLAHAN AIR LIMBAH PROSES BIOFILTER ANAEROB AEROB

Seluruh air limbah dialirkan masuk ke bak pengumpul atau bak ekualisasi, selanjutnya dari bak ekualisasi air limbah dipompa ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspensi. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, pengurai lumpur (sludge digestion) dan penampung lumpur. Sekema proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Gambar 4.

(18)

Gambar 4 : Diagram Proses Pengolahan Air Limbah dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob.

Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke reaktor biofilter anaerob. Di dalam reaktor biofilter anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon. Reaktor biofilter anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap.

Air limpasan dari reaktor biofilter anaerob dialirkan ke reaktor biofilter aerob. Di dalam reaktor biofilter aerob ini diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon, sambil diberikan aerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan amonia menjadi lebih besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).

Air limpasan dari bak aeras dialirkan ke bak pengendap akhir dan sebagian air limbah dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak biokontrol dan selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor khlor untuk proses disinfeksi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh mikro-organisme patogen. Air olahan (efluent), yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum.

(19)

Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), juga dapat mereduksi amonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya.

Adanya air limbah yang mengalir melalui media yang terdapat pada biofilter mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti media atau yang disebut juga biological film. Air limbah yang masih mengandung zat organik yang belum teruraikan pada bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami proses penguraian secara biologis. Efisiensi biofilter tergantung dari luas kontak antara air limbah dengan mikro-organisme yang menempel pada permukaan media filter tersebut. Makin luas bidang kontaknya maka efisiensi penurunan konsentrasi zat organik (BOD) makin besar. Selain menghilangkan atau mengurangi konsentrasi BOD dan COD, cara ini juga dapat mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi atau suspended solids (SS) , deterjen (MBAS), amonium dan posphor.

Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids dan bakteri E.coli setelah melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya. Efisiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas dan akan mengendap di dasar bak filter. Sistem biofilter anaerob-aerb ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta membutuhkan sedikit energi. Proses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dengan kapasitas yang tidak terlalu besar

Dengan kombinasi proses “Anaerob-Aerob”, efisiensi penghilangan senyawa phospor menjadi lebih besar apabila dibandingankan dengan proses anaerob atau proses aerob saja. Selama berada pada kondisi anaerob, senyawa phospor anorganik yang ada dalam sel-sel mikrooragnisme akan keluar sebagai akibat hidrolisa senyawa phospor. Sedangkan energi yang dihasilkan digunakan untuk menyerap BOD (senyawa organik) di dalam air limbah.. Selama berada pada kondisi aerob, senyawa phospor terlarut akan diserap oleh bakteria/mikroorganisme dan akan sintesa menjadi polyphospat dengan menggunakan energi yang dihasilkan oleh proses oksidasi senyawa organik (BOD). Dengan demikian kombinasi proses anaerob-aerob dapat menghilangkan BOD maupun phospor dengan baik. Proses ini dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban organik yang cukup besar.

Beberapa keunggulan proses pengolahan air limbah dengan biofilter anaerob-aerob antara lain :

 Pengelolaannya sangat mudah.  Tidak perlu lahan yang luas.

(20)

 Biaya operasinya rendah.

 Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit, dibandingkan dengan proses lumpur aktif,.  Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat menyebabkan euthropikasi.  Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.

 Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar.  Dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.

4 KRITERIA PERENCANAAN BIOFILTER ANAEROB AEROB

Kriteria perencanaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan proses biofilter anaerob-aerob meliputi kriteria perencanaan bak pengendap awal, reaktor biofilter anaerob, reaktor biofilter aerob, bak pengendap akhir, sirkulasi sirkulasi serta disain beban organik. Skema proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilter anaerob-aerob secara umum ditunjukkan seperti pada Gambar 5. Seluruh air limbah dikumpulkan dan dialirkan ke bak penampung atau bak ekualisasi, selanjutnya dipompa ke bak pengendapan awal. Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke reaktor anaerob.

Gambar 5 : Skema Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob.

Di dalam reaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik berbentuk sarang tawon. Jumlah reaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap.

Air limpasan dari reaktor anaerob dialirkan ke reaktor aerob. Di dalam reaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan plastik tie sarang tawon (honeycomb tube), sambil diaerasi

(21)

atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan amoniak menjadi lebih besar.

Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh mikroorganisme patogen.

Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), amonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya. Secara garis besar kriteria perencanan IPAL biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Tabel 4. Grafik hubungan antara beban BOD (BOD Loading) dengan Efisiensi Penghilangan di dalam reaktor biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Gambar 6.

Tabel 4 : Kriteria Perencanan Biofilter Anaerob-Aerob. BIOFILTER ANAEROB-AEROB

Flow Diagram Proses

Kriteria Perencanaan :

Bak Pengendapan Awal  Waktu Tinggal (Retention Time) rata-rata = 3-5 Jam  Beban permukaan = 20 – 50 m3/m2.hari. (JWWA)

Biofilter Anaerob :  Beban BOD per satuan permukaan media (LA) = 5 – 30 g BOD /m2. Hari. ( EBIE Kunio., “ Eisei Kougaku Enshu “, Morikita shuppan kabushiki Kaisha, 1992.

 Beban BOD 0,5-4 kg BOD per m3 media., Tipikal 0,8 – 1,0 kg BOD/ m3.hari ( Said, 2002)

(22)

 Waktu tinggal total rata-rata = 6-8 jam (disesuaikan dengan Beban Organik yang masuk)

 Tinggi ruang lumpur = 0,5 m

 Tinggi Bed media pembiakan mikroba = 0,9 -1,5 m  Tinggi air di atas bed media = 20 cm

Biofilter Aerob :  Beban BOD per satuan permukaan media (LA) = 5 – 30 g BOD /m2. Hari.  Beban BOD 0,5-0.8 kg BOD per m3 media.(

 Waktu tinggal total rata-rata = 6 - 8 jam (disesuikan dengan beban organik yang masuk)

 Tinggi ruang lumpur = 0,5 m

 Tinggi Bed media pembiakan mikroba = 1,2 m  Tinggi air di atas bed media = 20 cm

 Ratsio Voleme Media : Volume Reaktor = 0,4-0,6

Catatan : Untuk Media tipe sarang tawon dengan luas spesifik + 150-226 m3/m2

Bak Pengendap Akhir  Waktu Tinggal (Retention Time) rata-rata = 2- 5 Jam  Beban permukaan (surface loading) rata-rata = 10

m3/m2.hari

 Beban permukaan = 20 –50 m3/m2.hari. (JWWA) Ratio Sirkulasi (Recycle Ratio)  25 – 50 %

Media Pembiakan Mikroba :

Tipe : Sarang Tawon (crss flow).

Material : PVC sheet

Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm

Luas Kontak Spsesifik : 150 – 226 m2/m3

Diameter lubang : 2 cm x 2 cm

Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3

(23)

Gambar 6 : Grafik Hubungan Antara Beban BOD (BOD Loading) dengan Efisiensi Penghilangan di Dalam Reaktor Biofilter Anaerob-Aerob.

Sumber : Nusa Idaman Said, BPPT, 2002.

70 75 80 85 90 95 100 0 1 2 3 4 5 E F IS IE N S I P E N G H IL A N G A N [% ] LOADING [kg-BOD/m3.hari] Y = - 2.5945 X + 95.005 R = 0.97068

(24)

5 DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI PUSKESMAS DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB KAPASITAS 2,5 M3 PER HARI

5.1 Kriteria Desain Proses Pengolahan

Seluruh air limbah dari hasil kegiatan layanan kesehatan dialirkan ke bak penampung air limbah yang berfungsi sebagai bak ekualisasi serta bak pemisah lemak. Dari bak penampung (bak ekualisasi), air limbah dipompa ke reaktor biofilter anaerob-aerob dengan debit yang telah diatur. Reaktor biofilter anaerob-aerob berfungsi untuk menghilangkan polutan organik, amoniak, serta padatan tersuspensi. Reaktor biofilter yang digunakan dibagi empat ruang yakni bak pengendapan awal, ruang biofilter anaerob, rungan biofilter aerob dan bak pengendapan akhir. Diagram proses sistem biofilter anaerob-aerob dapat dilihat seperti pada Gambar 7.

Gambar 7 : Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Puskesmas Kapasitas 2,5 m3 per Hari

(Menggunakan Satu Unit Reaktor Biofilter)

Air limbah dari bak ekualisasi dialirkan ke unit Reaktor Biofilter melalui lubang pemasukan (inlet) ke bak pengendapan atau bak pengurai awal. Air limpasan dari bak pengendapan awal air dialirkan ke zona anaerob. Zona anaerob tersebut terdiri dari ruangan yang diisi dengan media dari bahan plastik sarang tawon untuk pembiakan mikroba. Pada zona anaerob air limbah mengalir dengan arah aliran dari atas ke bawah, selanjutnya air limpasan dari zona anaerob mengalir ke zona aerob melalui lubang (weir). Di dalam zona aerob tersebut air limbah dialirkan ke unggun media plastik sarang tawon sambil dihembus dengan udara. Air limbah dari zona aerob masuk ke bak pengendapan akhir melalui saluran yang ada di bagian bawah.

(25)

Air limbah yang ada di dalam bak pengendapan akhir sebagian disirkulasikan ke zona anaerob, sedangkan air limpasan dari bak pengendapan akhir tersebut merupakan air hasil olahan dan keluar melalui lubang pengeluaran. Setelah proses berjalan selama dua sampai empat minggu pada permukaan media sarang tawon akan tumbuh lapisan mikro-organisme, yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air limbah.

5.2 Spesifikasi Teknis Unit IPAL Biofilter Kapasitas 2,5 m3 Per Hari

1) Bak Ekualiasi

Panjang efektif : 250 cm Lebar efektif : 150 cm Kedalaman efektif : 150 cm Volume Efektif : 3,75 m3

Waktu Tinggal (HRT) : 36 Jam

Tinggi Ruang Bebas : 50 cm (disesuaikan dengan kondisi lokasi) Material : Beton Semen

Tebal dinding atas : 12 cm Tebal dinding samping : 15 cm Tebal dinding dasar : 15 cm Jumlah ruang : 2 ruang

Jumlah : 1 unit

Perlengkapan : manhole

Keterangan : desain konstruksi bak ekualiasasi dapat dilihat pada Gambar 3.8 dan Gambar 3.9.

(26)

Gambar 9 : Bak Ekualisasi dan Pompa Umpan Air Limbah.

2) Pompa Umpan Air Limbah

Tipe : Pompa celup (Gambar 10)

Merk : Grundfos KCP 600A at5au yang setara. Kapasitas : 0,1 -0,22 m3/menit

Total Head : 8 – 11,5 m Output power : 400 watt, 220 V Outlet diameter : 2 "

Total : 1 (satu) unit

Gambar 10 : Pompa Umpan Air Limbah.

3) Reaktor Biofilter

Kapasitas Pengolahan : 2500 liter/hari BOD Inlet : 250 mg/l BOD Outlet : 25 mg/l

(27)

Jmmlah BOD Masuk : 0,625 kg BOD per hari

Efisiensi Penghilangan BOD : 90 % Panjang Efektif Total : 180 cm Lebar Efektif Total : 100 cm Kedalaman efektif : 140 cm Tinggi Ruang Bebas : 20 cm

Bak Pengendap Awal : Panjang : 100 cm; Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,56 m3

Waktu Tinggal : 5,38 jam

Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari

Zona Anaerob : Panjang : 100 cm; Lebar : 60 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,84 m3

Waktu Tinggal : 8,06 jam Zona Aerob : Panjang : 100 cm;

Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 56m3

Waktu Tinggal : 5,38 jam Bak Pengendap Awal : Panjang : 100 cm;

Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,56 m3

Waktu Tinggal : 5,38 jam

Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari

Volume Media : 0,54 m3

Waktu Tinggal Total : 24 Jam Diameter Inlet / Outlet : 4 “ Volume Media Biofilter : 0,81 m3

Tipe media : Media plastik sarang tawon. Beban Bod Rata-Rata : 0,77 kg-BOD/m3 media. hari

(28)

Gambar 11 : Detail Reaktor Biofilter.

Gambar 12 : Bentuk Reaktor Biofilter Kapasitas 2,5 m3 per hari.

(29)

4) Blower :

Kapasitas : 40 lt/menit

Tipe : HI BLOW 40 (Gambar 13)

Daya Listrik : 40 watt. 220 volt

Jumlah : 1 (satu) unit

Gambar 13 : contoh Blower Udara Hiblow 40.

5) Pompa Sirkulasi

Tipe : Pompa sirkulasi (Gambar 14) Kapasitas : 20 liter/menit

Power : 100 watt

Total Head : 6-8 meter

Total : 1 unit

(30)

6) Media Biofilter :

Tipe : Sarang Tawon (Gambar 15) Material : PVC sheet

Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm Luas Kontak Spsesifik : 150– 200 m2/m3

Diameter lubang : 3 cm x 3 cm

Warna : bening transparan.

Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3

Porositas Rongga : 0,98 Volume Media Biofilter : 0,81 m3

Gambar 15 : Midia Biofilter Tipe Sarang Tawon.

7) Khlorinator

Tinggi : 60 cm

Diamter : 8 ”

Diameter Inlet/Outlet : 4”

Disinfektant : Khlor Tablet (Gambar 16)

(31)

8) Lantai Dudukan Reaktor Biofiler

Ukuran

Panjang : 2,5 m Lebar : 1,5 M, Ketebalan : 20 cm

Material : Beton Cor (setara K250)

5.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Jakarta Pembuatan IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 2,5 M3 Per Hari

No Peralatan Volume Harga (Rp)

Satuan Total 1 Bak Ekualiasi Panjang efektif : 250 cm Lebar efektif : 150 cm Kedalaman efektif : 150 cm Volume Efektif : 3,75 m3 Waktu Tinggal (HRT) : 36 Jam

Tinggi Ruang Bebas : 50 cm (disesuaikan dengan kondisi lokasi)

Material : Beton Semen Tebal dinding atas : 12 cm Tebal dinding samping: 15 cm Tebal dinding dasar : 15 cm Jumlah ruang : 2 ruang Bahan : Concrete Jumlah : 1 unit Perlengkapan : manhole

1 Unit 19.000.000 19.000.000

2 Pompa Umpan Air Limbah

Tipe : Pompa celup

Merk : Grundfos KCP 600A Kapasitas : 0,1 -0,22 m3/menit Total Head : 8 – 11,5 m

Output power : 500 watt, 220 V Outlet diameter : 2 "

Total : 1 (satu) unit

1 Unit 5.500.000 5.500.000

3 Reaktor Biofilter

Kapasitas Pengolahan : 2500 liter/hari BOD Inlet : 250 mg/l BOD Outlet : 25 mg/l

Jmmlah BOD Masuk : 0,625 kg BOD per hari

(32)

Efisiensi Penghilangan BOD : 90 % Panjang Efektif Total : 180 cm Lebar Efektif Total : 100 cm Kedalaman efektif : 140 cm Tinggi Ruang Bebas : 20 cm

Bak Pengendap Awal

Panjang : 100 cm; Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,56 m3 Waktu Tinggal : 5,38 jam

Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari Zona Anaerob :

Panjang : 100 cm; Lebar : 60 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,84 m3 Waktu Tinggal : 8,06 jam Zona Aerob :

Panjang : 100 cm; Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 56m3 Waktu Tinggal : 5,38 jam Bak Pengendap Akhir :

Panjang : 100 cm; Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,56 m3 Waktu Tinggal : 5,38 jam

Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari Volume Media : 0,54 m3

Waktu Tinggal Total : 24 Jam Diameter Inlet / Outlet : 4 “ Volume Media Biofilter : 0,81 m3

Tipe media : Media plastik sarang tawon.

Beban Bod Rata-Rata : 0,77 kg-BOD/m3media. hari Keterangan :

4 Blower :

Kapasitas : 40 lt/menit

Tipe : HI BLOW 40

Daya Listrik : 40 watt. 220 volt

Jumlah : 1 (satu) unit

(33)

5 Pompa Sirkulasi

Tipe : Pompa sirkulasi (Gambar 16) Kapasitas : 20 liter/menit

Power : 100 watt

Total Head : 6-8 meter

Total : 1 unit

1 Unit 3.500.000 3.500.000

6 Media Biofilter :

Tipe : Sarang Tawon

Material : PVC sheet

Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm Luas Kontak Spsesifik : 150– 200 m2/m3 Diameter lubang : 3 cm x 3 cm

Warna : bening transparan.

Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3 Porositas Rongga : 0,98 Volume Media Biofilter : 0,81 m3

1 LS 3.240.000 3.240.000

7 Khlorinator

Tinggi : 60 cm

Diamter : 8 ”

Diameter Inlet/Outlet : 4”

Disinfektant : Khlor Tablet

1 Unit 3.000.000 3.000.000

8 Lantai Dudukan Reaktor Biofiler

Ukuran

Panjang : 2,5 m

Lebar : 1,5 M,

Ketebalan : 20 cm

Material : Beton Cor (setara K250)

1 Unit 4.500.000 4.500.000

9 Perpipaan dan Fitting (LS)

Pipa PVC : Diameter ¾ “, 1 “, 1 ¼”, Fitting : Knee, Elbow, sock drat luar/dalam dll

Volume : LS

1 Paket 7.500.000 7.500.000

10 Panel Kontrol Kelistrikan dan Kabel

Ukuran : 30 cm x 30 cm x 15 Cm Bahan : PE

Perlengkapan : MCB, contactor

1 Unit 7.500.000 7.500.000

Jumlah Total (sebelum pajak) 85.240.000 PPN 10% 8.524.000 Total + PPN 93.764.000 Catatan : Harga franco Jakarta.

(34)

5.4 Bill of Quantity (BOQ) Pembuatan IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 2,5 M3 Per Hari

No Peralatan Volume Harga (Rp)

Satuan Total 1 Bak Ekualiasi Panjang efektif : 250 cm Lebar efektif : 150 cm Kedalaman efektif : 150 cm Volume Efektif : 3,75 m3 Waktu Tinggal (HRT) : 36 Jam

Tinggi Ruang Bebas : 50 cm (disesuaikan dengan kondisi lokasi)

Material : Beton Semen Tebal dinding atas : 12 cm Tebal dinding samping: 15 cm Tebal dinding dasar : 15 cm Jumlah ruang : 2 ruang Bahan : Concrete Jumlah : 1 unit Perlengkapan : manhole

1 Unit

2 Pompa Umpan Air Limbah

Tipe : Pompa celup

Merk : Grundfos KCP 600A Kapasitas : 0,1 -0,22 m3/menit Total Head : 8 – 11,5 m

Output power : 500 watt, 220 V Outlet diameter : 2 "

Total : 1 (satu) unit

1 Unit

3 Reaktor Biofilter

Kapasitas Pengolahan : 2500 liter/hari BOD Inlet : 250 mg/l BOD Outlet : 25 mg/l

Jmmlah BOD Masuk : 0,625 kg BOD per hari

Efisiensi Penghilangan BOD : 90 % Panjang Efektif Total : 180 cm Lebar Efektif Total : 100 cm Kedalaman efektif : 140 cm Tinggi Ruang Bebas : 20 cm

Bak Pengendap Awal

Panjang : 100 cm; Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm

(35)

Volume Efektif : 0,56 m3 Waktu Tinggal : 5,38 jam

Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari Zona Anaerob :

Panjang : 100 cm; Lebar : 60 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,84 m3 Waktu Tinggal : 8,06 jam Zona Aerob :

Panjang : 100 cm; Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 56m3 Waktu Tinggal : 5,38 jam Bak Pengendap Akhir :

Panjang : 100 cm; Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,56 m3 Waktu Tinggal : 5,38 jam

Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari Volume Media : 0,54 m3

Waktu Tinggal Total : 24 Jam Diameter Inlet / Outlet : 4 “ Volume Media Biofilter : 0,81 m3

Tipe media : Media plastik sarang tawon.

Beban Bod Rata-Rata : 0,77 kg-BOD/m3media. hari Keterangan :

4 Blower :

Kapasitas : 40 lt/menit

Tipe : HI BLOW 40

Daya Listrik : 40 watt. 220 volt

Jumlah : 1 (satu) unit

1 Unit

5 Pompa Sirkulasi

Tipe : Pompa sirkulasi (Gambar 16) Kapasitas : 20 liter/menit

Power : 100 watt

Total Head : 6-8 meter

Total : 1 unit

(36)

6 Media Biofilter :

Tipe : Sarang Tawon

Material : PVC sheet

Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm Luas Kontak Spsesifik : 150– 200 m2/m3 Diameter lubang : 3 cm x 3 cm

Warna : bening transparan.

Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3 Porositas Rongga : 0,98 Volume Media Biofilter : 0,81 m3

1 LS

7 Khlorinator

Tinggi : 60 cm

Diamter : 8 ”

Diameter Inlet/Outlet : 4”

Disinfektant : Khlor Tablet

1 Unit

8 Lantai Dudukan Reaktor Biofiler

Ukuran

Panjang : 2,5 m

Lebar : 1,5 M,

Ketebalan : 20 cm

Material : Beton Cor (setara K250)

1 Unit

9 Perpipaan dan Fitting (LS)

Pipa PVC : Diameter ¾ “, 1 “, 1 ¼”, Fitting : Knee, Elbow, sock drat luar/dalam dll

Volume : LS

1 Paket

10 Panel Kontrol Kelistrikan dan Kabel

Ukuran : 30 cm x 30 cm x 15 Cm Bahan : PE

Perlengkapan : MCB, contactor

1 Unit

Jumlah Total (sebelum pajak) PPN 10% Total + PPN

Visualisasi Unit Pengolahan Air Limbah Puskesmas Kapasitas 1,5 m3 per Hari dapat dilihat

(37)

Gambar 17 : Visualisasi Unit Pengolahan Air Limbah Puskesmas Kapasitas 1,5 m3 per Hari

(38)

Gambar 18 : Visualisasi Unit Pengolahan Air Limbah Puskesmas Kapasitas 1,5 m3 per Hari

(39)
(40)

6 DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI PUSKESMAS DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB KAPASITAS 5 M3 PER HARI

6.1 Kriteria Desain Proses Pengolahan

Seluruh air limbah dari hasil kegiatan layanan kesehatan dialirkan ke bak penampung air limbah yang berfungsi sebagai bak ekualisasi serta bak pemisah lemak. Dari bak penampung (bak ekualisasi), air limbah dipompa ke unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Biofilter dengan debit yang telah diatur sesuai dengan kapasitas yang direncanakan. Unit IPAL terdiri dari dua unit reaktor biofilter anaerob-aerob kapasitas 2,5 m3 per hari yang

dipasang secara seri yang berfungsi untuk menghilangkan polutan organik, amoniak, serta padatan tersuspensi. Diagram proses IPAL dengan sistem biofilter anaerob-aerob dengan menggunakan dua unit reaktor dapat dilihat seperti pada Gambar 20.

Gambar 20 : Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Laya nan Kesehatan Skala Kecil ( Kapasitas 5 m3 per Hari)

Air limbah dari bak ekualisasi dialirkan ke unit reaktor biofilter 1 melalui lubang pemasukan (inlet). Air olahan dari reaktor biofilter 1 dialirkan ke inlet reaktor biofilter 2, sedangkan air yang keluar dari reaktor biofilter 2 dialirkan ke khlorinator dan selanjutnya dibuang ke saluran umum.

(41)

6.2 Spesifikasi Teknis Peralatan 1) Bak Ekualiasi Panjang efektif : 250 cm Lebar efektif : 150 cm Kedalaman efektif : 150 cm Volume Efektif : 3,75 m3

Waktu Tinggal (HRT) : 36 Jam

Tinggi Ruang Bebas : 50 cm (disesuaikan dengan kondisi lokasi) Material : Beton Semen

Tebal dinding atas : 12 cm Tebal dinding samping : 15 cm Tebal dinding dasar : 15 cm Jumlah ruang : 2 ruang

Bahan : Concrete

Jumlah : 1 unit

Perlengkapan : manhole

2) Pompa Umpan Air Limbah

Tipe : Pompa celup

Merk : Grundfos KCP 600A atau yang setara Kapasitas : 0,1 -0,22 m3/menit

Total Head : 8 – 11,5 m Output power : 500 watt, 220 V Outlet diameter : 2 "

Total : 1 (satu) unit

3) Reaktor Biofilter

Kapasitas Pengolahan : 2500 liter/hari BOD Inlet : 250 mg/l BOD Outlet : 25 mg/l

Jmmlah BOD Masuk : 0,625 kg BOD per hari

Efisiensi Penghilangan BOD : 90 % Panjang Efektif Total : 180 cm Lebar Efektif Total : 100 cm Kedalaman efektif : 140 cm Tinggi Ruang Bebas : 20 cm

Bak Pengendap Awal : Panjang : 100 cm; Lebar : 40 cm;

(42)

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,56 m3

Waktu Tinggal : 5,38 jam

Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari

Zona Anaerob : Panjang : 100 cm; Lebar : 60 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,84 m3

Waktu Tinggal : 8,06 jam Zona Aerob : Panjang : 100 cm;

Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 56m3

Waktu Tinggal : 5,38 jam Bak Pengendap Awal : Panjang : 100 cm;

Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,56 m3

Waktu Tinggal : 5,38 jam

Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari

Volume Media : 0,54 m3

Waktu Tinggal Total : 24 Jam Diameter Inlet / Outlet : 4 “ Volume Media Biofilter : 0,81 m3

Tipe media : Media plastik sarang tawon. Beban Bod Rata-Rata : 0,77 kg-BOD/m3 media. Hari

Jumlah Reaktor : 2 unit (2 X 2500 liter per hari)

Keterangan :

4) Blower :

Kapasitas : 40 lt/menit

Tipe : HI BLOW 40

Daya Listrik : 40 watt. 220 volt

(43)

5) Pompa Sirkulasi

Tipe : Pompa sirkulasi (Gambar 16) Kapasitas : 20 liter/menit

Power : 100 watt

Total Head : 6-8 meter

Total : 2 unit

6) Media Biofilter :

Tipe : Sarang Tawon

Material : PVC sheet Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm Luas Kontak Spsesifik : 150– 200 m2/m3

Diameter lubang : 3 cm x 3 cm

Warna : bening transparan.

Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3

Porositas Rongga : 0,98 Volume Media Biofilter : 1,62 m3

7) Khlorinator

Tinggi : 60 cm

Diamter : 8 ”

Diameter Inlet/Outlet : 4”

Disinfektant : Khlor Tablet (Gambar 18)

Jumlah : 1 unit

8) Flowmeter

Tipe : Rotary (Gambar 30)

Diameter Inlet/Outlet : 2 ½”

Material : Carbon Steel

9) Perpipaan

Pipa PVC : Diameter 2” , 2 ½” “, 4”, Fitting : Knee, Elbow, sock dll Volume : LS

(44)

10) Panel Kontrol Kelistrikan

Ukuran : 30 cm x 30 cm x 15 Cm Bahan : PE

Perlengkapan : MCB, contactor Jumlah : 1 unit

Visualisasi unit pengolahan air limbah (IPAL) Puskesmas kapasitas 5 m3 per hari dapat dilihat

pada Gambar 21 sampai dengan Gambar 24.

Gambar 21 : Visualisasi Unit Pengolahan Air Limbah Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anerob-Aerob Kapasitas 5 m3 per Hari (3D Solid).

(45)

Gambar 22 : Visualisasi Unit Pengolahan Air Limbah Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anerob-Aerob Kapasitas 5 m3 per Hari (3D Transparan).

(46)

Gambar 23 : Reaktor Biofilter 1 dan Reaktor Biofilter 2 (3D Transparan).

(47)

Gambar 25 : Khlorinator Tablet dan Bak Khlorinasi (3D Transparan).

Contoh unit IPAL Biofilter anaerob-Aerob kapasitas 5 m3 per hari yang telah terpasang dapat

dilihat seperti pada Gambar 26 dan Gambar 27.

(48)

Gambar 27 : IPAL Fasilitas Layanan Kesehatan Kapasitas 5 m3 Per Hari.

(49)

6.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Jakarta Pembuatan IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 5 M3 Per Hari

No Peralatan Volume Harga (Rp)

Satuan Total 1 Bak Ekualiasi Panjang efektif : 250 cm Lebar efektif : 150 cm Kedalaman efektif : 150 cm Volume Efektif : 3,75 m3 Waktu Tinggal (HRT) : 36 Jam

Tinggi Ruang Bebas : 50 cm (disesuaikan dengan kondisi lokasi)

Material : Beton Semen Tebal dinding atas : 12 cm Tebal dinding samping: 15 cm Tebal dinding dasar : 15 cm Jumlah ruang : 2 ruang Bahan : Concrete Jumlah : 1 unit Perlengkapan : manhole

1 Unit 19.000.000 19.000.000

2 Pompa Umpan Air Limbah

Tipe : Pompa celup

Merk : Grundfos KCP 600A (Gambar 11)

Kapasitas : 0,1 -0,22 m3/menit Total Head : 8 – 11,5 m

Output power : 500 watt, 220 V Outlet diameter : 2 "

Total : 1 (satu) unit

1 Unit 5.500.000 5.500.000

3 Reaktor Biofilter

Kapasitas Pengolahan : 2500 liter/hari BOD Inlet : 250 mg/l BOD Outlet : 25 mg/l

Jmmlah BOD Masuk : 0,625 kg BOD per hari

Efisiensi Penghilangan BOD : 90 % Panjang Efektif Total : 180 cm Lebar Efektif Total : 100 cm Kedalaman efektif : 140 cm Tinggi Ruang Bebas : 20 cm

(50)

Bak Pengendap Awal Panjang : 100 cm;

Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,56 m3 Waktu Tinggal : 5,38 jam

Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari Zona Anaerob

Panjang : 100 cm; Lebar : 60 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,84 m3 Waktu Tinggal : 8,06 jam Zona Aerob

Panjang : 100 cm; Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 56m3 Waktu Tinggal : 5,38 jam Bak Pengendap Awal

Panjang : 100 cm; Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,56 m3 Waktu Tinggal : 5,38 jam

Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari Volume Media : 0,54 m3

Waktu Tinggal Total : 24 Jam Diameter Inlet / Outlet : 4 “ Volume Media Biofilter : 0,81 m3

Tipe media : Media plastik sarang tawon. Beban Bod Rata-Rata : 0,77 kg-BOD/m3 media. hari

Keterangan : (Gambar 11 dan Gambar 12). 4 Blower :

Kapasitas : 40 lt/menit

Tipe : HI BLOW 40

Daya Listrik : 40 watt. 220 volt Jumlah : 2 (dua) unit

2 Unit 6.500.000 6.500.000

5 Pompa Sirkulasi

Tipe : Pompa sirkulasi (Gambar 16)

(51)

Kapasitas : 20 liter/menit

Power : 100 watt

Total Head : 6-8 meter Total : 2 unit 6 Media Biofilter :

Tipe : Sarang Tawon (Gambar 17) Material : PVC sheet

Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm Luas Kontak Spsesifik : 150– 200 m2/m3 Diameter lubang : 3 cm x 3 cm Warna : bening transparan. Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3 Porositas Rongga : 0,98 Volume Media Biofilter : 1,82 m3

1 LS 7.280.000 7.280.000

7 Khlorinator

Tinggi : 60 cm

Diamter : 8 ” Diameter Inlet/Outlet : 4”

Disinfektant : Khlor Tablet (Gambar 18)

1 Unit 3.000.000 3.000.000

8 Lantai Dudukan Reaktor Biofiler

Ukuran

Panjang : 5,0 m Lebar : 1,5 M, Ketebalan : 20 cm

Material : Beton Cor (setara K250)

1 Unit 9.000.000 9.000.000

9 Perpipaan dan Fitting (LS)

Pipa PVC : Diameter ¾ “, 1 “, 1 ¼”,

Fitting : Knee, Elbow, sock drat luar/dalam dll Volume : LS

1 Paket 8.500.000 17.000.000

10 Panel Kontrol Kelistrikan dan Kabel

Ukuran : 30 cm x 30 cm x 15 Cm (Gambar 9) Bahan : PE

Perlengkapan : MCB, contactor

1 Unit 7.500.000 7.500.000

Jumlah Total (sebelum pajak)

131.780.000

PPN 10% 13.178.000

Total + PPN 144.958.000

(52)

6.4 Bill of Quantity (BOQ) Pembuatan IPAL Puskesmas Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob Kapasitas 5 M3 Per Hari

No Peralatan Volume Harga (Rp)

Satuan Total 1 Bak Ekualiasi Panjang efektif : 250 cm Lebar efektif : 150 cm Kedalaman efektif : 150 cm Volume Efektif : 3,75 m3 Waktu Tinggal (HRT) : 36 Jam

Tinggi Ruang Bebas : 50 cm (disesuaikan dengan kondisi lokasi)

Material : Beton Semen Tebal dinding atas : 12 cm Tebal dinding samping: 15 cm Tebal dinding dasar : 15 cm Jumlah ruang : 2 ruang Bahan : Concrete Jumlah : 1 unit Perlengkapan : manhole

1 Unit

2 Pompa Umpan Air Limbah

Tipe : Pompa celup

Merk : Grundfos KCP 600A (Gambar 11)

Kapasitas : 0,1 -0,22 m3/menit Total Head : 8 – 11,5 m

Output power : 500 watt, 220 V Outlet diameter : 2 "

Total : 1 (satu) unit

1 Unit

3 Reaktor Biofilter

Kapasitas Pengolahan : 2500 liter/hari BOD Inlet : 250 mg/l BOD Outlet : 25 mg/l

Jmmlah BOD Masuk : 0,625 kg BOD per hari

Efisiensi Penghilangan BOD : 90 % Panjang Efektif Total : 180 cm Lebar Efektif Total : 100 cm Kedalaman efektif : 140 cm Tinggi Ruang Bebas : 20 cm

Bak Pengendap Awal Panjang : 100 cm;

(53)

Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,56 m3 Waktu Tinggal : 5,38 jam

Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari Zona Anaerob

Panjang : 100 cm; Lebar : 60 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,84 m3 Waktu Tinggal : 8,06 jam Zona Aerob

Panjang : 100 cm; Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 56m3 Waktu Tinggal : 5,38 jam Bak Pengendap Awal

Panjang : 100 cm; Lebar : 40 cm;

Kedalaman Efektif : 140 cm Volume Efektif : 0,56 m3 Waktu Tinggal : 5,38 jam

Surface Loading : 6,25 m3/m2.hari Volume Media : 0,54 m3

Waktu Tinggal Total : 24 Jam Diameter Inlet / Outlet : 4 “ Volume Media Biofilter : 0,81 m3

Tipe media : Media plastik sarang tawon. Beban Bod Rata-Rata : 0,77 kg-BOD/m3 media. hari

Keterangan : (Gambar 11 dan Gambar 12). 4 Blower :

Kapasitas : 40 lt/menit

Tipe : HI BLOW 40

Daya Listrik : 40 watt. 220 volt Jumlah : 2 (dua) unit

2 Unit

5 Pompa Sirkulasi

Tipe : Pompa sirkulasi (Gambar 16) Kapasitas : 20 liter/menit

Power : 100 watt

Total Head : 6-8 meter Total : 2 unit

(54)

6 Media Biofilter :

Tipe : Sarang Tawon (Gambar 17) Material : PVC sheet

Ketebalan : 0,15 – 0,23 mm Luas Kontak Spsesifik : 150– 200 m2/m3 Diameter lubang : 3 cm x 3 cm Warna : bening transparan. Berat Spesifik : 30 -35 kg/m3 Porositas Rongga : 0,98 Volume Media Biofilter : 1,82 m3

1 LS

7 Khlorinator

Tinggi : 60 cm

Diamter : 8 ” Diameter Inlet/Outlet : 4”

Disinfektant : Khlor Tablet (Gambar 18)

1 Unit

8 Lantai Dudukan Reaktor Biofiler

Ukuran

Panjang : 5,0 m Lebar : 1,5 M, Ketebalan : 20 cm

Material : Beton Cor (setara K250)

1 Unit

9 Perpipaan dan Fitting (LS)

Pipa PVC : Diameter ¾ “, 1 “, 1 ¼”,

Fitting : Knee, Elbow, sock drat luar/dalam dll Volume : LS

1 Paket

10 Panel Kontrol Kelistrikan dan Kabel

Ukuran : 30 cm x 30 cm x 15 Cm (Gambar 9) Bahan : PE

Perlengkapan : MCB, contactor

1 Unit

Jumlah Total (sebelum pajak)

PPN 10%

Gambar

Tabel 2 : Standar Pemakaian Air Bersih Rata-Rata Per Orang Per Hari.
Tabel 3 : Karakteristik Air Limbah Rumah Rumah Sakit di Daerah Jakarta.
Gambar  3 : Beberapa Metoda Aerasi Untuk Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem  Biofilter Tercelup
Gambar 4 : Diagram Proses Pengolahan Air Limbah dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob
+7

Referensi

Dokumen terkait

Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak anaerob (biofilter anaerob). Di dalam bak anaerob tersebut diisi dengan media khusus dari bahan plastik tipe

Dalam makalah ini dibahas tentang daur ulang air limbah rumah tangga secara komunal dengan menggabungkan sistem biologis menggunakan reaktor biofilter anaerob-aerob untuk

Berdasarkan gagasan diatas, dapat disimpulkan bahwa teknologi pengolahan air limbah rumah sakit dengan menggunakan biofilter aaerob-aerob, memiliki beberapa

Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak anaerob (biofilter anaerob). Di dalam bak anaerob tersebut diisi dengan media khusus dari bahan plastik tipe

Di dalam bak aerasi ini diisi dengan media dari bahan pasltik (polyethylene), batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang

Proses pengolahan air limbah dengan proses biofilm atau biofilter tercelup dilakukan dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam reaktor biologis yang di dalamnya diisi dengan

Sebuah studi dari GAC biofilter di Neuilly- sur-Marne pengolahan air, Prancis [Servais et al., 1994] menunjukkan bahwa untuk waktu kontak yang diberikan bed kosong EBCT, penghilangan

KESIMPULAN Dari hasil penelitian pengolahan air minum dengan proses biofiltrasi menggunakan biofilter tercelup dengan media plastik sarang tawon dapat disimpulkan beberapa hal