• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

1) Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Kabupaten Murung Raya dengan ibukota Puruk Cahu, merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002, tanggal 10 April 2002. Kabupaten Murung Raya merupakan kabupaten yang berada di pedalaman Pulau Kalimantan di DAS (Daerah Aliran Sungai Barito dengan luas wilayah 2.370.000 ha (23.700 km2)

atau 15.43 persen dari total luas Provinsi Kalimantan Tengah.

Secara administratif Kabupaten Murung Raya terdiri dari 10 Kecamatan, 115 desa dan 9 kelurahan yang terlihat pada tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1.

Banyaknya Kecamatan dan Desa/Kelurahan Di Kabupaten Murung Raya

Kecamatan Ibukota Jumlah

Desa/Kelurahan

1. Permata Intan Tumbang Lahung 10/2

2. Sungai Babuat Tumbang Bantian 6

3. Murung Puruk Cahu 13/2

4. Laung Tuhup Muara Laung 23/3

5. Barito Tuhup Raya Makunjung 11

6. Tanah Siang Saripoi 26/1

7. Tanah Siang Selatan Dirung Lingkin 6

8. Sumber Barito Tumbang Kunyi 8/1

9. Seribu Riam Muara Joloi 7

10. Uut Murung Tumbang Olong 5

Jumlah 115/9

(2)

7

Perbandingan luas masing-masing kecamatan terhadap total luas wilayah Kabupaten Murung Raya dapat terlihat pada tabel 2.2 dibawah ini :

Tabel 2.2.

Luas Kabupaten Murung Raya Menurut Kecamatan

Kecamatan Luas Area (Km2) Terhadap luar %

Murung Raya

1. Permata Intan 804 3.39

2. Sungai Babuat 423 1.78

3. Murung 730 4.80

4. Laung Tuhup 1.611 6.80

5. Barito Tuhup Raya 1.500 6.33

6. Tanah Siang 1.239 5.23

7. Tanah Siang Selatan 310 1.31

8. Sumber Barito 1.797 11.80

9. Seribu Riam 7.023 19.63

10. Uut Murung 7.263 30.65

Jumlah 23.700 100.00

Sumber : Murung Raya Dalam Angka 2012

Pada peta bumi, posisi Kabupaten Murung Raya terletak di bagian timur laut wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, yakni pada posisi 1130

12’40,98”-11506,98”-11508’6,52”BT dan 0051’51,87” LS – 0047’25,24” LU dengan

batas-batas wilayah administratif yakni sebelah utara berbatas-batasan dengan Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Kalimantan Timur; sebelah Timur berbatasan dengan Kalimantan Timur; sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara dan sebelah barat berbatasan dengan Jabupaten Kapuas dan Provinsi Kalimantan Barat.

Kabupaten Murung Raya adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang berada di pedalaman Pulau Kalimantan dan terletak di daerak khatulistiwa yaitu pada posisi 1130 12’ 40,98”-1150 8 6,25” BT dan 00 47’

25,24” LU, dengan batas-batas wilayah antara lain : sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Kalimantan Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas dan Provinsi Kalimantan Barat.

(3)

8

Luas daerah Kabupaten Murung Raya lebih kurang 23.700 Km2 dan terdiri

dari 10 kecamatan dan 115 desa dan 9 kelurahan sehingga jumlah total desa/kelurahan adalah 124 desa/kelurahan. Pada umumnya Kabupaten Murung Raya dari sebelah selatan ke Timur merupakan dataran agak rendah sedangkan ke arah Utara dengan bentuk daerah berbukit-bukit lipatan, patahan yang dijajari oleh pegunungan Muller/Schwaner. Bagian wilayah dengan kelerangan 0-2% terletak dibagian selatan tepi Sungai Barito. Bagian wilayah dengan kemiringan 2-15% tersebar di semua kecamatan seluas 1.785 Km2 (21,5%).

Bagian wilayah dengan kemiringan 15-40% terbesar di semua kecamatan seluas 4.275 Km2 (51,5%) dan bagian wilayah kemiringan di atas 40% seluas

2.075 Km2 (25%).

Sungai yang berda kemiringan Murung Raya terdapat Sungai Barito yang sejalur dengan Kabupaten Barito Utara dengan panjang sungai lebih kurang 900 Km dan lebar rata-rata 650 m dengan kedalaman rata-rata 8 m yang bermuara di laut jawa.

Menurut keadaan wilayahnya Kabupaten Murung Raya tanahnya terdiri darai berbukit-bukit dengan ketinggian dari permukaan laut antara 123-700 m. Sedangkan dataran terdapat dengan bagian Selatan membentang saejauh lebih kurang 150 km ke Utara dan merupakan tanah dengan derajat keasaman kurang dari 7.

Pada sisi kiri dan kanan dataran rendah tersebut terdiri dari dataran tinggi, perbukitan, pegunungan lipatan dan patahan, terdapat adanya tanah berwarna merah, kuning serta batuan induk hasil endapan, batuan beku dan batu-batuan lainnya.

Berdasarkan keadaan tanah yang ada, maka jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Murung Raya yaitu :

 Aluvial terdapat di aliran sungai,

 Regosol, terdapat menyebar di bagian selatan wilayah Kabupaten Murung Raya,

 Podsolik, merah kuning dengan induk batu-batuan dan batuan beku, terdapat pada wilayah yang berbukit,

 Kambisol

 Okisol (Laterik) terdapat di wilayah bagian atas dan paling luas,keadaan medan bergelombang dan berbukit.

Iklim di daerah Kabupaten Murung Raya termasuk iklim tropis yang lembab dan panas, sesuai pengamatan Stasiun Meteorologi Bendara Beringin

(4)

9

Muara Teweh, keadaan curah hujan rata-rata di Kabupaten Murung Raya adalah sekitar 252,3 dengan jumlah hari hujan rata-rata 16 hari.

Curah hujan mulai menunjukan peningkatan pada bulan Oktober, September dan Desember, sedangkan curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan Desember. Tingkat curah hujan sangatlah berpengaruh pada beberapa bagian ekonomi seperti pengangkutan batubara dan kegiatan pertanian pangan terutama padi.

2) Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Murung Raya s/d tahun 2011 : 98.480 jiwa,dimana jumlah penduduk Laki-laki sebanyak 51.180 jiwa dan perempuan berjumlah 47.300 jiwa, dan jumlah kepala keluarga sebanyak 23.134 kk. Sedangkan Penduduk Warga Negara Asing (WNA) sebanyak 26 jiwa dengan perincian laki-laki sebanyak 18 jiwa, dan perempuan sebanyak 8 jiwa.

a. Penyebaran dan Pertumbuhan Penduduk

Penyebaran dan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Murung Raya tahun 2011 yang dirinci per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.3.

Jumlah Keluarga, Rata-rata Penduduk Per Keluarga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2011

Kecamatan Luas (Km2) Kepadatan Penduduk Rata-rata Per Kepala Keluarga Kepala Keluarga (1) (2) (3) (4) (5) 1. Permata Intan 804 14 4 2.656 2. Sungai Babuat 423 5 5 499 3. Murung 730 42 4 7.263 4. Laung Tuhup 1.611 12 4 4.706

5. Barito Tuhup Raya 1.500 3 4 1.024

6. Tanah Siang 1.239 10 5 2.760

7. Tanah Siang Selatan 310 16 4 1.164

8. Sumber Barito 2.797 3 4 1.784

9. Seribu Riam 7.023 1 4 846

10. Uut Murung 7.263 1 6 432

Jumlah 23.700 4 4 23.134

(5)

10

2.1.2. Rasio Ketergantungan Penduduk

Rasio ketergantungan atau angka beban tanggungan adalah banyaknya penduduk 0-14 tahun dan penduduk usia 65 tahun ke atas (yang merupakan penduduk yang ditanggung) dibandingkan dengan penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun, sebagai penanggung). Rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Murung Raya tahun 2009 sd. tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.4.

Persentase Penduduk Dirinci menurut Daerah Tempat Tinggal Kelompok umur Rasio Ketergantungan

Murung Raya Tahun 2009-2011

Tahun Kelompok Umur Rasio

0-14 15-64 65+ Ketergantungan

(1) (2) (3) (4) (5)

2009 34.279 61.383 3.172 61

2010 35.422 61.591 2.501 62

2011 34.960 61.051 2.469 61

Sumber : Data Pokok Pembangunan Kab. Murung Raya Tahun 2012

Melalui tabel 2.4. dapat diketahui bahwa rasio ketergantungan di Murung Raya pada tahun 2009 – 2011 secara berturut-turut stabil di angka 61, artinya bahwa setiap 100 penduduk usia 15 - 64 tahun menanggung sekitar 61 orang penduduk usia 0-14 dan 65 tahun ke atas. Sedangkan pada tahun 2011, angka ketergantungan Kabupaten Murung Raya menurun menjadi 61.

Secara administratif pemerintahan Kabupaten Murung Raya terbagi menjadi 10 kecamatan. Selama kurun waktu dua tahun ini dipersebaran penduduk Murung Raya masih tidak merata. Hal ini akibat kondisi sarana jalan darat yang menghubungkan antara kecamatan atau desa kadang-kadang tidak memungkinkan untuk dilalui bahkan belum ada. Hal ini menyebabkan kepadatan penduduk untuk kecamatan dengan dengan sarana transfortasi kurang baik sangat kecil. Sebagai contoh Kecamatan Seribu Riam yang kepadatan penduduknya hanya 1 orang per Km persegi. Namun demikian jumlah penduduk di Kabupaten Murung Raya terus mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk dapat dinyatakan dalam 2 (dua) bentuk kepadatan yaitu kepadatan secara geografis dan agraris. Kepadatan geografis membandingkan jumlah penduduk terhadap luas tanah atau lahan yang

(6)

11

diusahakan baik oleh pemerintah, swasta/perusahaan dan masyarakat sendiri termasuk pemukiman penduduk. Lahan yang diusahakan bisa berupa perkampungan sawah, ladang/tegal, perkebunan, rawa/tambak serta semak belukar. Kepadatan penduduk Kabupaten Murung Raya semenjak mengalami pemekaran kabupaten belum mengalami perubahan, yaitu 4 orang penduduk per 1 (satu) Km2 wilayahnya. Demikian pula halya masing-masing kecamatan

tidak ada perubahan angka kepadatan penduduk per kecamatan dalam kurun tiga waktu terakhir. Penduduk yang masih jarang ini merupakan salah satu peningkatan usaha pengembangan daerah, oleh karena itu program penambahan penduduk pada wilayah-wilayah yang sesuai peruntukannya seperti program transmigrasi perlu digagalkan.

Tabel 2.5.

Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2011 Kelompok

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

Rasio Jenis Kelamin (1) (2) (3) (4) (5) 0-4 5.974 5.914 11.888 101 5-9 6.380 6.110 12.490 104 10-14 5.484 5.098 10.582 108 15-19 4.451 4.356 8.807 108 20-24 4.392 4.766 9.158 92 25-29 5.190 4.962 10.152 105 30-34 4.638 4.056 8.694 114 35-39 4.036 3.278 7.314 123 40-44 3.139 2.520 5.644 125 45-49 2.476 1.951 4.427 127 50-54 1.811 1.445 3.256 125 55-59 1.161 867 2.028 134 60-64 796 770 1.566 103 65-69 542 508 1.050 107 70-74 351 360 711 98 75+ 359 349 708 103 Jumlah 51.180 47.300 98.480 108

(7)

12

2.1.3. Kepegawaian

Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Murung Raya tahun 2011 yang dirinci menurut tingkat golongan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.6.

Banyaknya Kepegawaian Menurut Golongan dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Murung Raya Tahun 2011

Tingkat

Kepangkatan Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4) Golongan I 31 3 34 Golongan II 550 689 1.239 Golongan III 858 745 1.603 Golongan IV 312 161 473 Jumlah 2011 1.751 1.598 3.349 2010 1.691 1.469 3.160 2009 1.543 1.259 2.802 2008 1.423 1.061 2.484

Sumber : Murung Raya Dalam Angka 2012

Banyaknya Pegawai Negeri Sipil daerah di Kabupaten Murung Raya tahun 2011 yang dirinci menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.7.

Jumlah Kepegawaian Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Murung Raya Tahun 2011

Tingkat

Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Sekolah Dasar 19 3 22

SLTP 30 2 32

SLTA 518 333 851

DI, II III, akademi 441 589 1.030

Universitas 743 671 1.414

(8)

13

2010 1.691 1.469 3.160

2009 1.543 1.259 2.802

2008 1.423 1.061 2.484

Sumber : Murung Raya Dalam Angka 2012

Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Murung Raya tahun 2013 yang dirinci menurut SKPD dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.8.

Banyaknya Pegawai Negeri Sipil Menurut SKPD Di Kabupaten Murung Raya Tahun 2013

No. S K P D Jumlah 1 Sekretariat Daerah 105 2 Dinas Pendidikan 1821 3 Dinas Kesehatan 378 4 Dinas Sosnakertrans 22 5 Dinas Hubkominfo 32

6 Dinas Pekerjaan Umum 45

7 Dinas Perindagkop dan UMKM 20

8 Dinas Tanakan 41

9 Dinas Parsepor 19

10 Dinas Kehutanan 63

11 Dinas Perkebunan 28

12 Dinas Pertambangan dan Energi 31

13 Dinas PPKAD 44

14 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

18

15 Bappeda 28

16 Badan Kesbang, Pol dan Linmas 18

17 Badan Lingkungan Hidup 22

18 Badan Pemberdayaan Masyarkat dan Desa

18

19 Badan Kepegawaian Daerah 20

20 Inspektorat 32

(9)

14

22 Kantor Satpol PP 25

23 Kantor Ketahan Pangan 13

24 Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu 10

25 Sekretariat DPRD 25

26 RSUD 111

27 Kecamatan Murung 59

28 Kecamatan Tanah Siang 47

29. Kecamatan Laung Tuhup 46

30. Kecamatan Permata Intan 36

31. Kecamatan Sumber Barito 23

32. Kecamatan Tanah Siang Selatan 17 33. Kecamatan Barito Tuhup Raya 16

34. Kecamatan Sei Babuat 16

35. Kecamatan Uut Murung 13

36. Kecamatan Seribu Riam 15

Jumlah 3.297

Sumber : Perhitungan BTL Tahun Anggaran 2013, APBD 2013

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dari aspek kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.

Berikut ini disajikan beberapa hasil analisis dari beberapa indikator kinerja pada fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi di Kabupaten Murung Raya, sebagai berikut :

2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB

PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 (Hk) tahun 2007-2011 mengalami pertumbuhan rata-rata 4,31% yaitu dari Rp. 809.394,83 Juta pada tahun 2007 menjadi Rp. 1.009.040,24 Juta pada tahun 2011. Selama tahun 2007-2011, sektor Konstruksi/bangunan, Pertambangan, Listrik, Gas dan Air Bersih yang memberikan kontribusi terbesar terhadap laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan, diikuti oleh sektor keuangan, jasa-jasa, pertanian, dan industri pengolahan.

(10)

15

Tabel 2.9

Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 di Kabupaten Murung Raya Tahun 2007-2011

No Sektor 2007 2008 2009 2010 2011

% % % % %

1 Pertanian 0,36 -0,71 1,31 1,38 1,73

2 Pertambangan 9,42 11,04 8,59 9,67 10,37

3 Industri Pengolahan 1,97 3,77 5,10 5,03 5,14

4 Listrik, Gas & Air Bersih 8,72 7,39 10,80 10,44 8,23 5 Konstruksi/bangunan 12,65 11,61 10,22 10,78 11,28 6 Perdagangan 3,56 4,19 4,80 7,05 4,08 7 Pengangkutan 3,18 4,88 4,27 4,35 4,21 8 Keuangan 6,71 11,48 6,26 6,74 6,31 9 Jasa-jasa 1,03 4,30 4,39 5,15 5,92 PDRB 4,31 5,21 5,18 5,98 6,29

Sumber : PDRB Murung Raya, 2011

Sektor pertambangan dan penggalian merupakan kontributor terbesar dalam perekonomian Murung Raya saat ini dan terus mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2011 sektor ini menyumbang 37.14 persen terhadap total perekonomian Murung Raya. Dari total tersebut, 32.20 persen disumbang oleh sub sektor pertambangan non migas yaitu emas, perak, dan batu bara.

Selain itu, sektor pertanian juga memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian Murung Raya yang dimotori oleh sub sektor tanaman perkebunan yaitu perkebunan karet sebesar 11.36 persen pada tahun 2010. Walaupun pada penghujung tahun 2008 sempat terjadi penurunan dikarenakan krisis global, namun pada tahun 2009 harga komoditas karet perlahan menunjukkan peningkatan. Sub sektor kehutanan merupakan motor kedua di sektor pertanian, akan tetapi akibat kabijakan pelarangan illegal logging, kontribusi subsector ini terus menurun dari tahun ke tahun.

Sektor jasa merupakan motor ketiga dalam menopang perekonomian Murung Raya dengan sub sektor jasa pemerintahan umum sebagai kontributor terbesar. Disusul urutan berikutnya sektor perdagangan, hotel dan restoran yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sektor ini penting

(11)

16

dalam perekonomian Murung Raya mengingat kurangnya produktivitas sektor-sektor sekunder sehingga kebutuhan masyarakat akan output sektor sekunder dapat dipenuhi melalui sektor perdagangan.

Jika dikaitkan pada sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan komunikasi melalui sub sektor pengangkutan mempunyai peran sangat penting. Pada tahun 2010 sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi sebesar 6.07 persen.

Sektor bangunan menempati urutan keenam dengan kontribusi sebesar 5.43 persen pada tahun 2010. Sektor ini terus mengalami peningkatan seiring pembangunan infrastruktur di Murung Raya.

Sektor industri pengolahan dari tahun ke tahun mengalami penurunan setelah tahun 2007. Diperlukan penanaman modal di berbagai jenis industri untuk dapat meningkatkan pembangunan pada sektor ini. Pada tahun 2010 kontribusi sektor industri pengolahan sebesar 3.17 persen.

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan berada pada urutan kedelapan dengan kontribusi terhadap perekonomian Murung Raya yang pada tahun 2010 menyumbang sebesar 2.32 persen. Akibat dari krisis global pada tahun 2008, sub sektor bank memerlukan waktu yang tidak singkat dalam upaya pemulihan kembali pada saat kondisi sebelum krisis global terjadi.

Pada urutan terkahir, sektor listrik dan air bersih bila dilihat dari tahun ke tahun rata-rata tidak mengalami banyak perubahan. Hal ini dikarenakan listrik merupakan barang sekunder bagi masyarakat Murung Raya, terlebih karena masih banyak daerah yang belum tersentuh listrik akibat ketersediaan listrik yang terbatas. Sedangkan air sebagai kebutuhan pokok dapat dengan mudah diperoleh oleh masyarakat Murung Raya yang sebagian besar tinggal di daerah aliran sungai. Pada tahun 2010 sektor ini memberikan kontribusi sebesar 0.45 persen.

(12)

17

Tabel 2.10

Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Murung Raya Tahun 2007 s.d 2011 No Sektor 2007 2008 2009 2010 2011 % % % % % 1 Pertanian 33,34 30,83 28,88 27,32 25,72 2 Pertambangan 30,74 32,35 33,99 34,97 37,14 3 Industri Pengolahan 3,27 3,23 3,11 3,13 2,97

4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,45 0,44 0,44 0,44 0,43

5 Konstruksi/bangunan 4,28 4,54 4,88 5,35 5,57

6 Perdangan, Hotel, & Restoran 9,36 9,36 9,52 9,89 9,86 7 Pengangkutan & Komunikasi 6,97 6,80 6,36 5,89 5,49 8 Keuangan, sewa, & Jasa Perusahaan 2,21 2,42 2,40 2,33 2,28

9 Jasa-jasa 9,39 10,03 10,41 10,68 10,54

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber : PDRB Kabupaten Murung Raya, 2011

Tabel 2.11

Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Atas dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK) Di Kabupaten Murung Raya Tahun 2007 s.d Tahun 2011

NO Sektor 2007 2008 2009 2010 2011 HB HK HB HK HB HK HB HK HB HK % % % % % % % % % % 1 Pertanian 33,34 0,36 30,83 -0,71 28,88 1,31 27,32 1,38 25,72 1,73 2 Pertambangan dan Penggalian 30,74 9,42 32,35 11,04 33,99 8,59 34,97 9,67 37,14 10,37 3 Industri Pengolahan 3,27 1,97 3,23 3,77 3,11 5,10 3,13 5,03 2,97 5,14

4 Listrik, Gas & Air besih 0,45 8,72 0,44 7,39 0,44 10,80 0,44 10,44 0,43 8,23 5 Bangunan dan Kontribusi 4,28 12,65 4,54 11,61 4,88 10,22 5,35 10,78 5,57 11,28 6 Perdagangan, Hotel, & Restoran

9,36 3,56 9,36 4,19 9,52 4,80 9,89 7,05 9,86 4,08 7 Pengangkutan & Komunikasi 6,97 3,18 6,80 4,88 6,36 4,27 5,89 4,35 5,49 4,21 8 Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan 2,21 6,71 2,42 11,48 2,40 6,26 2,33 6,74 2,28 6,31 9 Jasa-jasa 9,39 1,03 10,03 4,30 10,41 4,39 10,68 5,15 10,54 5,92 Jumlah 100.00 4,31 100.00 5,21 100.00 5,18 100.00 5,98 100.00 6,29

(13)

18

Dari tabel di atas dapat simpulkan bahwa dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Murung Raya. Berdasarkan PDRB atas harga berlaku, pertumbuhan sektor ini meningkat setiap tahunnya. Dan berdasarkan nilai riil yaitu PDRB atas harga konstan, maka pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian mengalami pasang surut. Pada tahun 2007 kontibusi sektor ini sempat meningkat cukup besar dan terus meningkat sampai pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2009 nilai kontribusi sektor pertambangan dan penggalian menurun sebesar yaitu 8,59 persen. Kemudian pada tahun 2010 meningkat perlahan sebesar 9,67 persen.

Sedangkan kontribusi sektor pertanian atas dasar harga berlaku juga memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Murung Raya, akan tetapi nilai kontribusi setiap tahunnya mengalami penurunan. Nilai tertinggi yang dikontribusikan terhadap pembentukan berada pada tahun 2007 sebesar 33,34 persen, sedangkan nilai kontribusi yang paling rendah yaitu pada tahun 2011 sebesar 25,72 persen. Untuk kontribusi terhadap PDRB secara riil atas harga konstan mengalami pasang surut. Dari tahun 2007 sampai tahun 2008 nilai sektor pertanian mengalami penurunan sampai pada nilai -0.71 persen pada tahun 2008. Namun pada tahun 2009 mengalami peningkatan yaitu 1,31 persen, dan terus mengalami peningkatan sampai pada tahun 2011 yaitu pada angka 1,78 persen.

Untuk sektor industri pengolahan atas dasar harga berlaku mengalami penurunan walaupun tidak besar. Sedangkan untuk PDRB atas harga konstan nilai sektor industri pengolahan mengalami kenaikan dan penurunan dari angka 1,97 persen pada tahun 2007 dan mengalami kenaikan terus sampai pada tahun 2009 sebesar 5,10 persen, tetapi pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 5,03 persen.

Sektor listrik, air dan gas atas harga berlaku rata-rata tidak mengalami banyak perubahan yaitu berkisar 0.44 sampai 0.45 persen. Bila dilihat pada kontribusi atas harga konstan mengalami pasang surut dengan nilai tertinggi pada tahun 2009 sebesar 10,80 persen. Dan nilai terendah pada tahun 2008 sebesar 7,39 persen.

Sektor bangunan dan konstruksi mengalami peningkatan setiap tahunnya berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku. Untuk tahun 2011 sektor ini menyumbang 5.57 persen terhadap perekonomian Murung Raya.

(14)

19

Sedangkan atas dasar harga konstan, sektor bangunan dan konstruksi mengalami penurunan dari 12,65 persen pada tahun 2007 sampai pada tahun 2009 sebesar 10.22 persen. Kemudian pada tahun 2010 sampai tahun 2011 terus mengalami kenaikan yaitu sampai pada level 11,28 persen.

Sektor perdagangan, hotel, restoran atas dasar harga berlaku dan atas harga konstan mengalami peningkatan walaupun tidak besar, dan terakhir sektor ini mengalami penurunan pada tahun 2011 atas dasar harga konstan yaitu sebesar 4,08 persen.

Untuk sektor pengangkutan dan komunikasi atas dasar harga berlaku mengalami penurunan dan atas dasar harga konstan mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2011 atas harga berlaku memberikan kontribusi sebesar 5,49 persen sedangkan atas dasar harga konstan sebesar 4,21 persen.

Sektor keuangan, sewa dan jasa pada PDRB atas dasar berlaku mengalami kenaikan dari tahun 2007 sampai tahun 2008, tetapi dari tahun 2009 sampai 2011 terus mengalami penurunan sampai pada level 2,28 persen. Sumbangan sektor ini atas dasar harga konstan mengalami pasang surut atau naik turun. Nilai terendah pada tahun 2009 sebesar 6,26 persen dan nilai tertinggi sebesar 6,74 persen pada tahun 2010.

Untuk sektor jasa-jasa atas dasar harga berlaku, mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai pada tahun 2010, dan pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu sebesar 10,54 persen. Lain halnya pada PDRB atas dasar harga konstan yang pada tahun 2007 sampai pada tahun 2011 terus mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu besar.

Tabel 2.12

Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (HB) Harga Konstan (HK) tahun 2000 sampai dengan Tahun 2013

di Kabupaten Murung Raya

No Sektor

Pertumbuhan

HB HK 2000

% %

1 Pertanian 23,77 27,31

2 Pertambangan dan Penggalian 39,08 38,97

3 Industri Pengolahan 2,90 3,03

(15)

20

5 Bangunan dan Kontruksi 5,79 5,10

6 Perdangan, Hotel, & Restoran 10,09 8,30

7 Pengangkutan & Komunikasi 5,24 5,07

8 Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan 2,33 2,27

9 Jasa-jasa 10,36 9,59

PDRB 100,00 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Murung Raya, Mei 2013

Pada tabel di atas dengan PDRB atas dasar harga berlaku dapat disimpulkan bahwa sektor pertambangan dan pengolahan mengalami kenaikan yang cukup besar dibanding sektor lainnya yaitu sebesar 39,08 persen. Diikuti sektor pertanian urutan kedua dengan nilai 23,77 persen. Sedangkan untuk sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor dengan penurunan terbesar bila dibandingkan dengan sektor sebelumnya yaitu 0,44 persen.

Untuk kontribusi atas dasar harga konstan, sektor pertambangan dan penggalian tetap menjadi yang tertinggi dengan nilai 38,97 persen, diikuti sektor pertanian pada urutan kedua dengan nilai 27,31 persen. Dan sektor jasa-jasa pada urutan ketiga dengan nilai 9,59 persen. Sedangkan untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami penurunan sebesar 8,30 persen diikuti sektor bangunan dan konstruksi sebesar 5,10 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi pada urutan ketiga dengan nilai 5,07 persen, urutan keempat dengan nilai 3,03 persen yaitu sektor industri pengolahan, diurutan kelima adalah sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan dengan nilai 2,27 persen dan urutan terakhir yaitu sektor listrik, gas dan air bersih dengan nilai 0,36 persen.

Tabel 2.13

Produk Domestik Regional Bruto Atas dasar Harga Berlaku Dan Harga Konstan-2000 (%) Tahun 2004-2012 di Kabupaten Murung Raya

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rp.) Persentase Pertumbuhan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rp.) Persentase Pertumbuhan 2004 1.065.950 13.26 735.320 2.43 2005 1.183.622 11.04 752.438 2.33

(16)

21 2006 1.315.930 11.18 775.929 3.12 2007 1.443.569 10.34 809.395 4.31 2008 1.594.468 15.79 851.600 5.21 2009 1.826.832 8.68 895.750 5.14 2010 2.099.087 13.32 949.338 5.87 2011 2.099.087 14,90 949.338 5.98 2012 2.455.698 16,99 1.009.040 6.29

Sumber : BPS Kabupaten Murung Raya, 2013, *) angka sangat sementara

Pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku terus mengalami kenaikan sampai pada tahun 2012. Pada tahun 2012 nilai PDRB atas dasar harga berlaku meningkat sebesar 16,99 persen. Selama delapan tahun terakhir nilai PDRB yang tertinggi berada pada tahun 2012 dengan nilai 16,99 persen dan terendah pada tahun 2009 dengan nilai 8,68 persen.

Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan juga cenderung mengalami peningkatan dengan nilai pada tahun 2012 sebesar 6,29 persen yang merupakan nilai tertinggi selama delapan tahun terakhir. Sedangkan nilai terendah pada tahun 2005 dengan nilai 2.33 persen. Namun atas dasar harga konstan sempat tidak mengalami kenaikan dan penurunan (tetap) pada tahun 2010 dan tahun 2011.

2.2.1.2. Laju Inflasi

Inflasi adalah meningkatnya harga-harga yang terjadi secara keseluruhan dan berkesinambungan.

Nilai inflasi rata-rata tahun 2008 s.d 2012 di Kabupaten Murung Raya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.14

Nilai inflasi rata-rata Tahun 2008 s.d 2012 Kabupaten Murung Raya

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-Rata

Pertumbuhan

Inflasi 11,65 11,39 9,49 5,28 6,73

Sumber : BPS Kabupaten Murung Raya, 2013, Inflasi Tahunan Kota Palangka Raya

Berdasarkan data di atas angka inflasi selama dua tahun terakhir menunjukkan bahwa inflasi yang terjadi di Murung Raya cukup

(17)

22

memprihatinkan karena angka tersebut hampir bahkan sudah mencapai dua digit. Pada tahun 2008 angka inflasi mencapai hingga 11,65 persen. Hal ini disebabkan krisis global yang terjadi pada tahun 2008 yang berdampak pada perekonomian Murung Raya. Pada tahun 2009, angka inflasi mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar 11,39 persen. Perekonomian sedang dalam masa pemulihan setelah terjadi krisis global, maka dari itu kondisi perekonomian masih dalam upaya “pemulihan” untuk kembali keadaan sebelum terjadinya krisis global.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator-indikator : angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, rasio penduduk yang bekerja.

Berikut ini disajikan beberapa hasil analisis dari beberapa indikator kinerja pada fokus kesejahteraan sosial sebagai berikut.

2.2.2.1. Angka melek huruf

Angka melek huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya.

Perkembangan angka melek huruf tahun 2008 s.d 2010 di Kabupaten Murung Raya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.15

Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2008 s.d 2010 Kabupaten Murung Raya

Uraian 2008 2009 2010

1. Jumlah penduduk usia di atas 15 tahun yang bisa membaca dan menulis 2. Jumlah penduduk usia 15 ke atas 3. Angka Melek Huruf 78.52 79.35 79.62

(18)

23

Angka melek huruf pada kabupaten Murung Raya cukup tinggi dan cenderung meningkat. Hal ini tentu disebabkan karena jumlah sekolah dan guru yang meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Dinas pendidikan Kabupaten Murung Raya, secara rata-rata setiap satu orang guru mengajar 13 murid. Dapat diartikan secara umum jumlah guru di kabupaten Murung Raya cukup memadai untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.

Tabel 2.16

Angka Melek Huruf Tahun 2009 – 2011 Kabupaten Murung Raya dan Provinsi Kalimantan Tengah

AMH di Daerah 2009 2010 2011

Kabupaten Murung Raya 96.10 97.50 99.95

Provinsi Kalimantan Tengah 97.80 98.15 97.84

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya, Tahun 2012.

Angka melek huruf kabupaten Murung Raya pada tabel di atas menunjukkan angka yang mendekati 100 persen bahkan hampir mendekati angka melek huruf provinsi Kalimantan Tengah. Pada tahun 2009 perbedaan antara angka melek huruf antara kabupaten Murung Raya dan Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 1.7 persen. Sedangkan pada tahun 2010 perbedaan angka melek huruf kabupaten Murung Raya dan provinsi Kalimantan Tengah sebesar 0.65 persen.

2.2.2.2. Angka Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru TK/Sederajat Tabel 2.17

Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru TK/Sederajat Menurut Kecamatan dan Status Sekolah Di Kabupaten Murung Raya Tahun 2011/2012

No Kecamatan Sekolah Murid Guru

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

1 Permata Intan 4 12 78 349 4 23

2 Sungai Babuat - 6 - 129 4 14

3 Murung 1 29 49 1.213 13 68

4 Laung Tuhup - 28 - 643 6 73

5 Barito Tuhup Raya - 10 - 240 1 19

6 Tanah Siang - 29 - 685 6 67

7 Tanah Siang Selatan - 7 - 134 4 17

8 Sumber Barito - 12 - 124 2 7

9 Seribu Riam - 7 - 172 1 17

10 Uut Murung - 5 - 140 2 11

Jumlah 5 127 49 2.138 35 279

(19)

24

Berdasarkan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah swasta jauh lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan jumlah sekolah negeri. Hampir disetiap kecamatan terdapat sekolah kecuali di kecamatan Uut Murung. Sekolah, murid dan jumlah guru yang jumlahnya paling banyak terdapat di kecamatan Murung.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Analisis kinerja atas seni budaya dan olah raga dilakukan terhadap indikator-indikator: jumlah grup kesenian, jumlah klub olah raga, dan jumlah gedung olah raga.

Perkembangan seni, budaya, dan olah raga di Kabupaten Murung Raya tahun 2009 s.d. 2010 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 2.18

Perkembangan Seni, Budaya, dan Olah Raga Di Kabupaten Murung Raya Tahun 2009 S.D. 2010

No Capaian Pembangunan 2009 2010

1 Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk 13 2 Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk 0 3 Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk 11 4 Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk 4 4

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya, Tahun 2011

Berdasarkan tabel di atas, bahwa pada tahun 2010 jumlah grup kesenian berjumlah 13 grup, gedung kesenian tidak ada, klub olahraga berjumlah 11 klub dan gedung olahraga berjumlah 4 buah.

Selanjutnya dapat dikemukakan data perkembangan seni, budaya dan olahraga tahun 2010 di tiap Kecamatan di Kabupaten Murung Raya.

(20)

25

Tabel 2.19

Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Tahun 2010 di Tiap Kecamatan di Kabupaten Murung Raya

No Kecamatan Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk 1 Permata Intan 1 0 2 2 Sungai Babuat 1 0 - 3 Murung 4 0 2 4 Laung Tuhup 1 0 -

5 Barito Tuhup Raya 1 0 -

6 Tanah Siang 1 0 -

7 Tanah Siang Selatan 1 0 -

8 Sumber Barito 1 0 -

9 Seribu Riam 1 0 -

10 Uut Murung 1 0 11 4

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya Tahun 2010

Terdapat Jumlah grup kesenian di setiap kecamatan dan kecamatan Murung mempunyai paling banyak grup kesenian. Akan tetapi, gedung kesenian dimana para grup kesenian berkumpul dan berlatih tidak ada. Sedangkan klub olahraga berjumlah 11 klub secara keseluruhan, dan jumlah gedung olahraga hanya ada 4, masing-masing ada dua gedung di kecamatan Permata Intan dan Kecamatan Murung.

2.3. Aspek Pelayanan Umum

Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan. Indikator variabel pelayanan umum terdiri dari :

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib

Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, yaitu bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang,

(21)

26

perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan hidup, pertahanan, kependudukan, dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencanan dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan, koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuaan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, kepegawaian, dan persandian, ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik, kearsipan, komunikasi dan informatika dan perpustakaan.

Berikut ini disajikan hasil analisis dari beberapa indikator kinerja pada fokus layanan urusan wajib pemerintahan daerah sebagai berikut.

2.3.1.1. Angka Partisipasi Sekolah

Angka Partisipasi Sekolah adalah rasio jumlah murid usia sekolah terhadap penduduk usia sekolah.

Hasil analisis perkembangan Angka Pertisipasi Sekolah (APS) lingkup Kabupaten Murung Raya tahun 2008 - 2010 disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.20

Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2008 s.d 2010 di Kabupaten Murung Raya

No. Jenjang APK APM

2008 2009 2010 2008 2009 2010

1 SD 84.48 85.62 96.81 83.91 90.88 92.14

2 SMP 88.17 91.69 92.81 80.93 90.05 90.58

3 SMA 77.81 90.09 91.05 75.65 81.64 82.08

4 SMK 91.24 93.46 95.78 84.39 88.68 92.42

Sumber : BPS Kab. Murung Raya

Secara keseluruhan, baik APK (Angka Partisipasi Kasar) maupun APM (Angka Partisipasi Murni) menunjukkan peningkatan selama tiga tahun terakhir untuk seluruh sekolah.

NO Jenjang Pendidikan 2010

1 SD/MI

(22)

27

1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 16.832

1.3. APS SD/MI 108.79

2 SMP/MTs

2.1. jumlah murid usia 13-15 thn 4.076

2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 4798

2.3. APS SMP/MTs 84,95

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya Tahun 2011

Pada tahun 2010, angka partisipasi sekolah untuk sekolah SD/MI mencapai 108,79. Sedangkan angka partisipasi sekolah pada sekolah SMP/MTs pada tahun 2010 sebesar 84,95.

Selanjutnya dapat dikemukan data Angka Partisipasi sekolah (APS) tahun 2010 Menurut Kecamatan di Kabupaten Murung Raya sebagai berikut.

Tabel 2.21

Angka Partisipasi sekolah (APS) tahun 2010 Menurut Kecamatan di Kabupaten Murung Raya

NO Kecamatan SD/MI SMP/MTs Jumlah Murid Usia 7-12 Thn Jumlah Penduduk Usia 7-12 Thn APS Jumlah Murid Usia 13-15 Thn Jumlah Penduduk Usia 13-15 Th APS 1 Permata Intan 2.240 2.182 102.66 501 667 75.11 2 Sungai Babuat 436 439 99.32 89 106 83.96 3 Murung 5.164 4.454 115.94 1.649 1.700 97.00 4 Laung Tuhup 3.323 2.667 124.60 852 961 88.66

5 Barito Tuhup Raya 779 724 107.60 98 128 76.56

6 Tanah Siang 2.628 2.673 98.32 717 523 137.09

7 Tanah Siang Selatan 694 702 98.86 152 139 109.35

8 Sumber Barito 1.650 1.670 98.80 453 409 110.76

9 Seribu Riam 933 860 108.49 124 79 156.96

10 Uut Murung 456 461 98.92 114 86 132.56

JUMLAH 18.303 16.832 1.053,51 4.749 4.798 1.068,01

(23)

28

Berdasarkan tabel di atas jumlah siswa dan jumlah penduduk usia sekolah masih ada kesenjangan namun tidak besar jumlahnya. Hal ini dapat diartikan bahwa cukup banyak penduduk usia sekolah yang telah mengenyam pendidikan. Jumlah murid usia 7-12 tahun yang paling banyak ada di kecamatan Murung berjumlah 5.164 murid, dengan jumlah penduduk usia sekolah 4.454 penduduk untuk sekolah tingkat SD/MI. sedangkan untuk tingkat SMP/MTs murid paling banyak ada di kecamatan Murung dengan jumlah 1.649 murid dan jumlah penduduk usia sekolah berjumlah 1.700 penduduk.

2.3.1.2. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia sekolah terhadap jumlah gedung sekolah.

Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah di Kabupaten Murung Raya tahun 2008 – 2010 dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.22

Ketersediaan Sekolah Dan Penduduk Sekolah Tahun 2008 s.d 2010 di Kabupaten Murung Raya

No Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010

1 SD/MI

1.1. Jumlah Gedung Sekolah 159 168 168

1.2. Jumlah Penduduk kelompok usia 7-12 thn

20.918 18.137 18.137

1.3. Rasio 0,0076 0,0093 0,0093

2 SMPT/MTs

2.1. Jumlah Gedung Sekolah 34 34 34

2.2. Jumlah Penduduk usia 13-15 tahun 5.143 4.798 4.798

2.3. Rasio 0,0066 0,0071 0,0071

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya Tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas, rasio antara jumlah penduduk usia sekolah terhadap ketersediaan gedung sekolah masih sangat kecil. Untuk gedung sekolah SD/MI pada tahun 2010 sebesar 0,0093. Sedangkan untuk gedung SMP/MTs sebesar 0,0071 pada tahun 2010.

(24)

29

Tabel 2.23

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Menurut Kecamatan di Kabupaten Murung Raya Tahun 2010

No Kecamatan SD/MI SMP/MTs Jumlah Gedung sekolah jumlah penduduk usia 7-12 7-12 th Rasio Jumlah gedung sekolah jumlah penduduk usia 13-15 13-15 th Rasio (1) (2) (3) (4) (5=3/4) (6) (7) (8=6/7) 1 Permata Intan 20 2.182 0,0091 4 667 0,00599 2 Sungai Babuat 6 439 0,013 1 106 0,00943 3 Murung 28 4.454 0,0062 6 1.700 0,00352 4 Laung Tuhup 30 2.667 0,0112 8 961 0,00832 5 BaritoTuhup Raya 10 724 0,0138 2 128 0,01562 6 Tanah Siang 35 2.673 0,0130 6 523 0,01147

7 Tanah Siang Selatan 7 702 0,0099 1 139 0,0071

8 Sumber Barito 13 1.670 0,0077 3 409 0,0073

9 Seribu Riam 18 860 0,0093 2 79 0,0253

10 Uut Murung 4 461 0,0086 1 86 0,0116

Jumlah 161 16.832 0.1030 34 4798 0.1058

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Murung Raya Tahun 2011

Untuk jumlah gedung sekolah yang ada di kabupaten Murung Raya masih sedikit jumlahnya bila dibandingkan dengan jumlah penduduk usia sekolah baik itu untuk tingkat SD/MI maupun tingkat SMP/MTs. Jumlah gedung sekolah yang paling banyak untuk sekolah SD/MI ada di kecamatan Tanah Siang. Sedangkan untuk sekolah SMP/MTs ada di kecamatan Laung Tuhup. Untuk jumlah penduduk usia 7-12 tahun yang paling banyak berada pada kecamatan Murung. Sedangkan untuk penduduk usia 13-15 tahun ada di kecamatan Murung.

2.3.1.3. Rasio Guru/Murid

Rasio guru/murid adalah perbandingan antara jumlah guru dan jumlah penduduk usia sekolah.

Hasil analisis rasio jumlah guru/murid di Kabupaten Murung Raya dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut.

(25)

30

Tabel 2.24

Rasio Guru Terhadap Murid Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di Kabupaten Murung Raya Tahun 2008 s.d 2012

No Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011/2012 1 SD/MI 1.1. Jumlah guru 1.387 1.502 1.502 1.509 1.2. Jumlah Penduduk kelompok usia 7-12 thn 21.153 18.173 18.173 17.377 1.3. Rasio 1 : 15 1 : 12 1 : 12 1 : 12 2 SLTP/MTs 2.1. Jumlah guru 267 242 242 471

2.2. Jumlah Penduduk usia

13-15 th 5.885 4.798 7.798 4.900

2.3. Rasio 1 : 22 1 : 20 1 : 20 1 : 10

Sumber : Murung Raya Dalam Angka 2012

Berdasarkan tabel di atas, jumlah guru untuk SD/MI cukup berimbang dengan jumlah penduduk usia sekolah. Pada tahun 2011, untuk 1 (satu) orang guru dapat mengajar hingga 12 penduduk usia sekolah. Sedangkan untuk sekolah SLTP/MTs, 1 (satu) orang guru dapat mengajar sampai 10 penduduk usia sekolah.

Selanjutnya dapat dikemukakan data Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Negeri/Swasta Tahun 2009/2010 Menurut Kecamatan di Kabupaten Murung Raya sebagai berikut.

Tabel 2.25

Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Menurut Kecamatan di Kabupaten Murung Raya Tahun 2011/2012

No Kecamatan SD/MI SMP/MTs Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio (1) (2) (3) (4) (5=4/3) (6) (7) (8=7/6) 1 Permata Intan 139 2.126 1 : 15 29 437 1 : 15 2 Sungai Babuat 43 388 1 : 9 4 75 1 : 19 3 Murung 288 5.223 1 : 18 117 1.643 1 : 14 4 Laung Tuhup 223 3.190 1 : 14 61 938 1 : 15

5 Barito Tuhup Raya 50 804 1 :16 7 85 1 : 12

6 Tanah Siang 233 2.549 1 : 11 62 764 1 : 12

7 Tanah Siang Selatan 63 775 1 : 12 14 129 1 : 9

8 Sumber Barito 41 836 1 : 20 15 409 1 : 27

(26)

31

10 Uut Murung 30 412 1 : 14 14 89 1 : 6

Jumlah 1.168 17.002 332 4.670 1.168

Sumber : Murung Raya Dalam Angka Tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas perbandingan antara jumlah guru dan murid cukup memadai. Untuk jumlah murid SD/MI yang terbanyak ada pada kecamatan Murung dengan jumlah 5.223 murid, sedangkan jumlah guru yang ada berjumlah 288 orang. Artinya satu orang guru dapat mengajar sekitar 18 murid. Sedangkan untuk tingkat SLTP/MTs jumlah murid paling banyak ada pada kecamatan Murung sebesar 1.643 murid dengan jumlah guru 117 orang. Artinya satu orang guru dapat mengajar sekitar 14 orang murid.

2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan

Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan daerah, yaitu bidang urusan pertanian, kehutanan, energi dan sumberdaya mineral, pariwisata, kelautan dan perikanan, perdagangan, industri dan ketransmigrasian.

Berikut ini disajikan hasil analisis dari beberapa indikator kinerja pada fokus layanan urusan pilihan pemerintahan daerah sebagai berikut.

2.3.2.1. Jumlah Investor Berskala Nasional (PMDN/PMA)

Hasil analisis jumlah investor PMDN/PMA di Kabupaten Murung Raya disajikan dalam tabel sebagai berikut.

T a b e l 2 . 2 6

Jumlah Investor PMDN/PMA Kabupaten Murung Raya Tahun 2007 s.d 2013

Tahun Uraian PMDN PMA Total

(1) (2) (3) (4) (5=3+4) 2007 Jumlah Investor 9 10 19 2008 Jumlah Investor 10 10 20 2009 Jumlah Investor 10 11 21 2010 Jumlah Investor 10 11 21 2011 Jumlah Investor 53 4 57 2012 Jumlah Investor 53 4 57 2013 Jumlah Investor 53 4 57

(27)

32

Jumlah investor sampai pada tahun 2013 masih tidak ada perubahan dari tahun 2012. Perusahaan perusahaan lokal lebih banyak dari pada perusahaan asing.

2.3.2.2. Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA)

Hasil analisis nilai PMDN/PMA di Kabupaten Murung Raya disajikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 2.27

Jumlah Investasi PMDN/PMA Kabupaten Murung Raya Tahun 2007 s.d 2013 Tahun Persetujuan Realisasi Jumlah Proyek Nilai Investasi (Rp) Jumlah Proyek Nilai Investasi (Rp) 2007 19 1.264.378,15 .... - 2008 20 1.554.378,15 .... - 2009 64 1.555,578,15 .... - 2010 64 1.555.578,15 .... - 2011 - - - - 2012 - - - - 2013 29 7.081.501.930.683 29 1.073.602.577.143

Sumber : Bappeda Kabupaten Murung Raya, 2012

Berdasarkan tabel di atas dari tahun 2007 jumlah proyek yang diajukan dan mendapatkan persetujuan meningkat pesat. Dimana dari 19 proyek menjadi 64 proyek pada tahun 2007 sampai tahun 2010 dengan rencana nilai investasinya sebesar Rp. 1.555.578,15,-. Namun demikian, dari semua proyek yang mendapat persetujuan pada kurun waktu 2007 sampai 2010 tidak ada yang terealisasi.

Kemudian pada tahun 2013, jumlah proyek yang mengajukan dan memperoleh persetujuan sebanyak 29 proyek dengan rencana nilai investasi sebesar Rp. 7.081.501.930.683,- dengan realisasi sebanyak 29 proyek dengan nilai investasi hanya sebesar Rp. 1.073.602.577.143,-.

2.3.2.3. Rasio Daya Serap Tenaga Kerja

Hasil analisis rasio daya serap tenaga kerja di Kabupaten Murung Raya disajikan dalam tabel sebagai berikut.

(28)

33

Tabel 2.28

Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2009 s.d 2010 di Kabupaten Murung Raya

No Uraian 2009 2010

1 Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan PMA/PMDN 8.015 7.056

2 Jumlah seluruh PMA/PMDN 319 341

3 Rasio daya serap tenaga 25,13 20,69

Sumber: Bappeda Kabupaten Murung Raya, 2011

Dari tahun 2009 sampai tahun 2010 jumlah PMA maupun PMDN mengalami peningkatan. Akan tetapi peningkatan jumlah perusahaan tidak dibarengi dengan peningkatan jumlah pekerja. Pada tahun 2009 rasio daya serap tenaga kerja berada pada 25,13 tetapi pada tahun 2010 berkurang 4,44 menjadi 20,69.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan kabupaten lainnya yang berdekatan, domestik atau internasional.

Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia. Gambaran umum kondisi daerah pada aspek daya saing daerah memuat indikator variabel aspek daya saing daerah yang terdiri dari :

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita, pengeluaran konsumsi non pangan per kapita, produktivitas total daerah, dan nilai tukar petani.

Berikut ini disajikan hasil analisis dari beberapa indikator kinerja pada fokus kemampuan ekonomi daerah sebagai berikut :

2.4.1.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita (Angka konsumsi RT perkapita)

Angka konsumsi rumah tangga perkapita tahun 2006 s.d 2011 di Kabupaten Murung Raya sebagai berikut.

(29)

34

Tabel 2.29

Angka Konsumsi RT Perkapita di Kabupaten Murung Raya Tahun 2006 s.d 2011 No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1 Total Pengeluaran RT 627,41 627,50 632 633.55 635.61 641.36 2 Jumlah RT 21.017 25,684 26.684 28.248 3 Rasio (1./2.) 0,030 0,024 0,024 0,022 Sumber : BPS Kabupaten Murung Raya, 2012

Berdasarkan tabel di atas, terlihat rasio konsumsi RT perkapita cenderung menurun. Pada tahun 2006 rasio konsumsi RT perkapita menunjukkan angka 0,030, kemudian turun pada tahun 2007 pada angka 0,024. Pada tahun 2008 rasio konsumsi RT perkapita masih sama yaitu 0,024 tetapi pada tahun 2009 rasio menurun menjadi 0,022. Hal ini merupakan dampak dari krisis global yang mengakibatkan masyarakat harus lebih berhemat.

2.4.1.2. Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator yang berguna untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani dengan mengukur kemampuan tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi (usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga. Jika NTP lebih besar dari 100 maka periode tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan periode tahun dasar, sebaliknya jika NTP lebih kecil dari 100 berarti terjadi penurunan daya beli petani.

Gambaran nilai tukar petani di Kabupaten Murung Raya tahun 2006 sd. 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.30

Nilai Tukar Petani (NTP) di Kabupaten Murung Raya Tahun 2006 s.d 2011 NO Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1. Indeks Yang Diterima Petani (lT) 507,7 584,97 107,88 121,02 133,79 133,78 2. Indeks Yang Dibayar Petani (lB) 637,9 751,97 117,83 120,12 129,06 132,35 3. Rasio 29,59 77,79 91,56 100,75 103,67 101,1 Sumber : Distanakan Kab. Murung Raya Tahun 2011

(30)

35

2.4.1.3. Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita (persentase konsumsi RT untuk non pangan)

Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita dibuat untuk mengetahui pola konsumsi rumah tangga di luar pangan. Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita dapat dicari dengan menghitung persentase konsumsi RT untuk non pangan, yaitu proporsi total pengeluaran rumah tangga untuk non pangan terhadap total pengeluaran.

Gambaran pengeluaran konsumsi non pangan perkapita di Kabupaten Murung Raya tahun 2010 sd. 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.31

Persentase Konsumsi RT non-Pangan Di Kabupaten Murung Raya Tahun 2010 s.d 2011

NO Uraian 2010 2011

1. Total Pengeluaran RT non Pangan 65,29 % 60,88 %

2. Total Pengeluaran 34,71 % 39,12 %

3. Rasio 0,53 0,64

Sumber: BPS Kabupaten Murung Raya, hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional

Pada tabel diatas, total pengeluaran RT non pangan pada tahun 2010 mengalami penurunan pada tahun 2011 yaitu 60,88 persen. Sedangkan total pengeluaran mengalami kenaikan sekitar 4,41% yaitu dari 34,71% menjadi 39,12%.

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Analisis kinerja atas fasilitas wilayah / infrastruktur dilakukan terhadap indikator-indikator : rasio panjang jalan per jumlah kendaraan, jumlah orang / barang yang terangkut angkutan umum, jumlah orang / barang melalui dermaga / bandara / terminal pertahun, ketaatan terhadap RTRW, luas wilayah produktif, luas wilayah industri, luas wilayah kebanjiran, luas wilayah kekeringan, luas wilayah perkotaan, jenis dan jumlah bank dan cabang, jenis dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang, jenis, kelas, dan jumlah restoran, jenis, kelas dan jumlah penginapan / hotel, persentase rumah tangga (RT) yang menggunakan air bersih, rasio ketersediaan daya listrik, persentase rumah tangga yang menggunakan listrik, dan persentase penduduk yang menggunakan HP/ telepon.

(31)

36

Berikut ini disajikan hasil analisis dari beberapa indikator kinerja pada fokus fasilitas wilayah / infrastruktur sebagai berikut :

2.4.2.1. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan

Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan dihitung untuk mengetahui tingkat ketersediaan sarana jalan dapat memberi akses tiap kendaraan. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan adalah perbandingan panjang jalan terhadap jumlah kendaraan.

Analisis panjang jalan menurut jenis permukaan jalan di Kabupaten Murung Raya disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.32

Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan 2011

Klasifikasi Jalan/Status Jalan Jenis Permukaan ATB/HRS (Km) LATASIR/ LAPEN (Km) TELFORD/ KERIKIL (Km) BETON (Km) TANAH (Km) Jalan Nasional/Provinsi 51,00 - - - - Jalan Kabupaten 6,80 62,58 50,77 0,23 373,44 Jalan Desa/Jalan Lingkungan 0,60 9,22 1,50 10,08 4,70

Jalan Dalam Kota 13,32 21,08 0,85 0,86 23,65

Jumlah/Total 71,72 92,88 53,12 11,17 401,79

Sumber : Dinas PU Kabupaten Murung Raya, Mura Dalam Angka Tahun 2012

Panjang jalan di kabupaten Murung Raya tahun 2011 mencapai 493,82 km, diantaranya sudah diaspal sepanjang 6,80 km, sekitar 373,44 km masih merupakan jalan tanah dan sisanya 50,77 km sudah ditutup kerikil.

2.4.2.2. Panjang Jalan dan Jumlah Kendaraan

Keadaan panjang jalan dan jumlah kendaraan di Kabupaten Murung Raya disajikan dalam tabel sebagai berikut :

(32)

37

Tabel 2.33

Panjang Jalan Menurut Kondisi Ruas Jalan di Kabupaten Murung Raya (Km) Tahun 2012

Nomor Kondisi Jalan Panjang (Km)

2010 2011 2012

1 Baik 118,67 114,69 134,49

2 Sedang 12,24 10,93 51,88

3 Rusak Ringan 72,46 75,92 311,80

4 Rusak Berat 377,07 378,14 298,83

Sumber : BPS Kab. Murung Raya, data sekunder dari Dinas PU Kabupaten Murung Raya,

Panjang jalan di Kabupaten Murung Raya pada tahun 2010 untuk kondisi baik ada sepanjang 118,67 km, sedangkan yang rusak berat sangat banyak yaitu sepanjang 377,07 km. Kondisi jalan yang rusak, baik yang rusak ringan maupun yang rusak berat akan menjadi prioritas untuk segera ditangani.

Adapun keadaan jumlah kendaraan bermotor menurut jenisnya di Kabupaten Murung Raya tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.34

Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya di Kabupaten Murung Raya, 2012

No Jenis Kendaraan Bermotor Jumlah 2011 Jumlah 2012

1 Sepeda Motor Roda 2 9.900 11.048

2 Sepeda Motor Roda 3 8 -

3 Sedan 5 1 4 Mini Bus 126 182 5 Micro Bus 9 21 6 Bus 4 5 7 Pick Up 153 219 8 Truck 72 64 9 Light Truck 4 5 10 Alat Berat 186 231 11 Jeep 23 35 Jumlah/Total 10.490 11.811

(33)

38

Berdasarkan data di atas jumlah kendaraan bermotor roda 2 merupakan kendaraan yang paling banyak dengan jumlah 11.048 buah. Diurutan kedua pick up dengan jumlah 219, diurutan ketiga Mini Bus dengan jumlah 182 buah. Kendaraan yang paling sedikit jumlahnya adalah mobil sedan sebanyak 1 buah.

2.4.2.3. Jumlah Orang/Barang Yang Terangkut Angkutan Umum

Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum di Kabupaten Murung Raya tahun 2012 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 2.35

Lalu Lintas Barang Dan Penumpang Di Dermaga Puruk Cahu Di Kabupaten Murung Raya, 2012

Wilayah LLASD Barang (Ton) Penumpang (Orang)

Masuk Keluar Masuk Keluar

Dermaga Puruk Cahu 17.562 15.325 19.243 18.547

Jumlah 17.562 15.325 19.243 18.547

2010 18.229 16.873 23.788 22.989

2011 17.562 15.325 19.243 18.547

2012 20.962 5.727 16.952 13.847

Sumber : BPS Kabupaten Murung Raya, data sekunder dari Dinas Perhubungan Pariwisata dan Telekomunikasi Kabupaten Murung Raya,

2.4.2.4. Jumlah Orang/Barang Melalui Dermaga/Bandara/Terminal

Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/terminal di Kabupaten Murung Raya tahun 2011 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 2.36

Lalu Lintas Barang Dan Penumpang Di Dermaga Puruk Cahu, 2011

Wilayah LLASD Barang (Ton) Penumpang (Orang)

Masuk Keluar Masuk Keluar

Dermaga Puruk Cahu 17.562 15.325 19.243 18.547

Jumlah 17.562 15.325 19.243 18.547

2010 18.229 16.873 23.788 22.989

(34)

39

2.4.2.5. Ketersediaan air bersih/ Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih

Air Bersih (clean Water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak.

Air Minum (drinking water) Air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). Sumber air bersih dapat dibedakan atas :

(1) Air Hujan

(2) Air Sungai dan Danau (3) Mata Air

(4) Air Sumur Dangkal (5) Air Sumur Dalam

Tabel 2.37

Banyaknya Air Minum Yang Disalurkan Menurut Jenis Konsumen

No Jenis Konsumen Pelanggan (Bush) disalurkan (M) Air yang (000 Rp) Nilai

1 Rumahtangga 1.956 535.587 897.242

2 Hotel/Obyek Wisata Hotel 12 6.338 28.521

3 Badan Sosial dan Rumah Sakit 6 18.685 42.041

4 Pertokoan/Industri 231 82.740 198.576 5 Umum 43 1.091 2.455 6 Instansi Pemerintah 13 3.869 8.705 7 Lainnya 25 25.917 151.954 8 Susut/Hilang 0 0 0 Jumlah 2286 674227 1329494

Sumber : Perusahaan Air Minum Kabupaten Murung Raya

2.4.2.6. Rasio Ketersediaan Daya

Ketersediaan daya listrik dan kebutuhannya kedepan mengacu pada dokumen Rencana Umum Kelistrikan Nasional (RUKN) atau Rencana Umum Kelistrikan Daerah (RUKD) yang telah disusun.

(35)

40

Tabel 2.38

Banyaknya Produksi Listrik PLN Dan Jumlah Pelanggan di Kabupaten Murung Raya, 2011

Bulan Jumlah Pelanggan Profuksi KWh

Januari 5.039 1.211.032 Pebruari 5.042 1.170.869 Maret 5.042 1.114.939 April 5.042 1.093.187 Mei 5.042 1.188.825 Juni 5.305 1.253.195 Juli 6.086 1.292.194 Agustus 6.313 1.352.471 September 6.470 1.246.728 Oktober 6.609 1.304.993 Nopember 6.696 1.326.279 Desember 6.930 1.327.137 Jumlah 69.616 14.881.849 2010 - - 11.887.610 2009 - 10.077.665 2008 - 6.918.168

Sumber : PT. PLN Ranting Puruk Cahu, Mura Dalam Angka Tahun 2012

2.4.2.7. Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Listrik

Penyediaan tenaga listrik bertujuan untuk meningkatkan perekonomian serta memajukan kesejahteraan masyarakat. Bila tenaga listrik telah dicapai pada suatu daerah atau wilayah maka kegiatan ekonomi dan kesejateraan pada daerah tersebut dapat meningkat. Untuk mewujudkan hal tersebut maka Pemerintah Daerah berkewajiban untuk menyediakan listrik bagi masyarakat tidak mampu dan daerah terpencil. Indikator yang digunakan untuk melihat pencapaian sasaran pemerintah daerah tersebut adalah persentase rumah tangga yang menggunakan listrik.

Tabel 2.39

Produksi dan Pemakaian Listrik Per Bulan di Kabupaten Murung Raya, 2011

Bulan (Kwh) Dijual Dipakai Sendiri (Kwh)

Susut / Hilang (Kwh)

(36)

41 Pebruari 932.124 36.019 202.726 Maret 971.794 34.050 109.095 April 1.000.481 33.017 59.689 Mei 1.064.529 10.953 113.343 Juni 1.115.336 3.297 134.562 Juli 1.194.059 3.188 94.947 Agustus 1.322.360 3.683 26.428 September 1.108.765 7.312 130.651 Oktober 1.127.535 3.278 174.180 Nopember 1.364.127 3.522 (41.370) Desember 1.068.368 3.286 255.483 Jumlah 13.306.255 178.221 1.397.373 2010 11.113.060 346.638 427.920 2009 10.295.811 315.561 -87,33

Sumber : PT. PLN Ranting Puruk Cahu, Murung Raya Dalam Angka Tahun 2012

2.4.3. Fokus lklim Berinvestasi

Analisis kinerja atas iklim berinvestasi dilakukan terhadap indicator-indikator angka kriminalitas, jumlah demo, lama proses perijinan, jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah, jumlah perda yang mendukung iklim usaha, persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa.

2.4.3.1. Angka Kriminalitas

Angka kriminalitas di Kabupaten Murung Raya disajikan dalam tabel, sebagai berikut :

Tabel 2.40

Angka KriminalitasKabupaten Murung Raya, 2006 – 2012

No Jenis Kriminal 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah kasus Narkoba 2 5 3 13 12 6

2. Jumlah kasus Pembunuhan 2 1 - 1 2 -

3. Jumlah Keiahatan Seksual 1 1 3 1 6 2

4. Jumlah kasus Penaaniavaan 9 2 13 6 8 -

5. Jumlah kasus Pencurian 23 13 14 16 22 8

6. Jumlah kasus Penipuan 2 - 1 2 1 3

7. Jumlah kasus Pemalsuan - - 1 - - -

8. Jumlah Tindak Kriminal

Selama 1 Tahun 82 70 65 85 92 25

9. Jumlah Penduduk 87.673 89.716 96.954 98.834 99.514 100.800 103.700 10. Angka Kriminalitas (8)/(9) 0,026

(37)

42

2.4.3.2. Kemudahan Perijinan

Investasi yang akan masuk ke suatu daerah bergantung kepada daya saing investasi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Daya saing investasi suatu daerah tidak terjadi dengan serta merta. Pembentukan daya saing investasi, berlangsung secara terus menerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya kemudahan perijinan.

Kemudahan perijinan adalah proses pengurusan perijinan yang terkait dengan persoalan investasi relatif sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama.

Tabel 2.41

Lama Proses Perijinan di Kabupaten Murung Raya

No Uraian Lama mengurus (hari) Jumlah persyaratan (dokumen) Biaya resmi (rata-rata maks Rp.) 1. SIUP 1-3 11 265.000-715.000 2. TDP 1-3 9 265.000-715.000 3. IUI 1-14 10 500.000-3.000.000,- 4. TDI 1-14 11 30.000-250.000.- 5. IMB ± 6 hari 9 ± 500.000.- 6. H O HO ± 5 hari 10 ± 600.000,-

Sumber : Disperindagkop & UMKM, Dinas PU Kabupaten Murung Raya

2.4.3.3. Pengenaan Pajak Daerah (Jumlah dan Macam Pajak dan Retribusi Daerah)

Jumlah dan macam pajak daerah dan retribusi daerah diukur dengan Jumlah dan macam insentif pajak dan retribusi daerah yang mendukung iklim investasi. Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan (dalam hal ini perusahaan) kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah (sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku).

Pajak daerah yaitu: pajak penerangan jalan, pajak reklame, dan pajak restoran/hotel. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (dalam hal ini perusahaan). Contoh retribusi daerah yaitu: retribusi sewa tempat di pasar milik pemda, retribusi kebersihan di pasar milik pemda, retribusi parkir di tepi jalan umum yang disediakan oleh pemda, dan retribusi sejenis lainnya.

(38)

43

Tabel 2.42

Jumlah dan Macam Insentif Pajak dan Retribusi Daerah Yang Mendukung Iklim Investasi di Kabupaten Murung Raya

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah Pajak yang dikeluarkan/ Pajak

Reklame 139 134 275 106 132

2. Jumlah Insentif Pajak yang mendukung iklim Investasi

3. Jumlah Retribusi yang dikeluarkan

/SITU 139 134 275 106 132

4. Jumlah Retribusi yang mendukung

ikliminvestasi 139 134 275 106 132

Sumber : BPS Kabupaten Murung Raya

2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia

Analisis kinerja atas sumber daya manusia dilakukan terhadap kualitas tenaga kerja (rasio lulusan S1/S2/S3), dan rasio ketergantungan.

2.4.4.1. Kualitas Tenaga Kerja

Tabel 2.43

Rasio lulusan S1/S2/S3 tahun 2006 s.d. 2012 Di Kabupaten Murung Raya

NO Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1. Jumlah lulusan S1 - - 2.484 2.802 3.160 2.167 - 2. Jumlah lulusan S2 - - - 1.008 - 3. Jumlah lulusan S3 - - - 1 - 4. Jumlah lulusan S1/S2/S3 - - - 3.176 - 5. Jumlah penduduk 87.673 89.716 96.954 98.834 99.514 100.800 103.700 6. Rasio lulusan S1/S2/S3 (4/5) - - - 0,031 -

Sumber : BPS Kabupaten Murung Raya Tahun 2012

2.4.4.2. Rasio Ketergantungan

Rasio ketergantungan adalah banyaknya penduduk 0-14 tahun dan

(39)

44

ditanggung) dibandingkan dengan penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun, sebagai penanggung).

Rasio ketergantungan di Kabupaten Murung tahun 2007 – 2012 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.44

Rasio Ketergantungan Kabupaten Murung Raya Tahun 2007 – 2012

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah Penduduk Usia < 15 tahun 36.496 3.907 33.621 35.422 35.300 36.600 2. Jumlah Penduduk usia > 64 tahun 2.273 2.797 3.113 2.501 2.700 2.500 3. Jumlah Penduduk Usia Tidak

Produktif (1) &(2) 38.769 6.704 36.734 37.923 38.000 39.100 4. Jumlah Penduduk Usia 15-64

tahun 48.903 55.611 60.220 61.591 62.800 65.000

5. Rasio ketergantungan (3) / (4) 79 61 61 62 61 60

Sumber: BPS Kabupaten Murung Raya Tahun 2012

2.5. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun 2013 dan Realisasi RPJMD 2008 - 2013

Pencapaian hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah Kabupaten Murung Raya dibuat berdasarkan rekapitulasi hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun 2011 Kabupaten Murung Raya dan realisasi RPJMD Kabupaten Murung Raya Tahun 2008-2013 yang bersumber dari telaahan hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun 2011dan realisasi Renstra SKPD 2008-2013 oleh masing-masing SKPD dan/atau dari laporan pertanggung jawaban APBD menurut tahun-tahun yang berkenaan.

Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah Kabupaten Murung Raya tahun 2011 meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah serta menyangkut realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan dan realisasi target capaian kinerja 2010 terhadap RPJMD Kabupaten Murung Raya Tahun 2008-2013.

2.5.1. Realisasi program atau kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil

atau keluaranyang direncanakan.

2.5.2. Realisasi program atau kegiatan yang telah memenuhi target kinerja hasil

Referensi

Dokumen terkait

pembelajaran berbasis prezi dilakukan oleh 2 orang ahli materi, 2 orang ahli media, guru mata pelajaran geografi serta siswa SMA Negeri 1 Kubung kelas X IPS

Berangkat dari pemikiran umum tentang kenyataan dan tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan Islam dan realitas empirik yang terjadi pada lembaga-lembaga MTs di

Berbagai wacana yang populer di kalangan masyarakat modern terkait dengan perkembangan teknologi informasi, komunikasi, perhubungan dan bidang lainnya, memiliki

Pada periode 1945-1950, implementasi Pancasila bukan saja menjadi Pada periode 1945-1950, implementasi Pancasila bukan saja menjadi masalah, tetapi lebih dari itu

• Untuk Penanganan Kandungan Sedimen dan Sampah pada Intake, penanganan selain Relokasi intake dapat direkomendasikan. Relokasi intake tidak dapat direkomendasikan karena

t test and F test result with α = 10%, the effect is variable level of education, bussines duration, labor force, and capital, while the F-test indicates that the

BATU Kali/ UNTUK PONDASI/ rit colt rit BATU KALI/ UNTUK PONDASI BATU KALI/ UNTUK PONDASI/ RIT truck rit F.. BAHAN

Dari sekian banyak jenis warna dan bentuk diamond, penulis akan menggunakan diamond putih bening dengan bentuk bulat ( round brilliant ). Model round brilliant