• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Semarapura Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Semarapura Tengah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DITINJAU

DARI MOTIVASI BERPRESTASI

SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SEMARAPURA TENGAH

Ni Md Siwalatri, W. Lasmawan, N. Dantes

Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana,

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja Indonesia

e-mail: {made.siwalatri@pasca.undiksha.ac.id, lasmawan@pasca.undiksha.ac.id,

dantes@pasca.undiksha.ac.id}

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Semarapura Tengah. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Semarapura Tengah menggunakan pendekatan kuasi eksperimen, dengan rancangan post-tes only control group design yang datanya dianalisis menggunakan anava dua jalur serta diuji dengan uji tukey. Sampel penelitian ini berjumlah 84 orang siswa kelas IV dengan teknik random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) terdapat perbadaan hasil belajar siswa antara yang mengikuti model pemebelajaran kontekstual berbantuan media gambar dengan konvensional, dimana (FA (hitung) = 13,18, p < 0,05), (2) terdapat interaksi antara

penerapan model pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS, dimana (FAB (hitung) = 46,64, p < 0,05), (3) pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, terdapat perbedaan

hasil belajar IPS antara yang mengikuti model pemebelajaran kontekstual berbantuan media gambar dengan konvensional, dimana (Q1 = 10,46 > Qt = 2,86 dengan taraf signifikansi 0,05), dan (4) pada siswa

yang memiliki motivasi rendah, terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara yang mengikuti model pemebelajaran kontekstual berbantuan media gambar dengan konvensional, dimana (Q2 = 3,20 > Qt =

2,86 dengan taraf signifikansi 0,05) Berdasarkan pada temuan-temuan tersebut, dapat simpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kontekstual berbantuan media gambar terhadap hasil belajar IPS ditinjau dari motivasi berprestasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Semarapura Tengah

Kata kunci: Model pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar, hasil belajar IPS dan Motivasi Berprestasi

Abstract

The aim of this research is to investigate the effect of contextual learning model which supported by pictures on social science learning achievement viewed from learning motivation at SD Negeri 1 Semarapura Tengah. The research was done in SD Negeri 1 Semarapura Tengah with quasi-experimental approach of post test only control group design, where the data were analyzed using two-way anava followed by tukey test. The sample of this study consisted of 84 fourth year students that were selected by using random sampling. The result of the research shows that, (1) There is a different of students learning achievement between students following contextual learning model which supported by pictures with convensional learning model, where (FA (account) = 13,18, p < 0,05), (2) There is an interaction

between models of learning with motivation on social science learning achievement, where (FAB (account) =

46,64, p < 0,05), (3) For students who have high learning motivation, there is a difference of students learning achievement between students who following contextual learning model which supported by pictures with convensional learning model, where (Q1 = 10,46 > Qt = 2,86 with significance level 0,05),

and (4) For students who have low learning motivation, there is a difference of students learning achievement between students who following contextual learning model which supported by pictures with convensional learning model, where (Q2 = 3,20 > Qt = 2,86 with significance level 0,05). Based on the

(2)

pictures on social science learning achievement viewed from learning motivation at SD N 1 Semarapura Tengah

Keywords : Contextual learning model suppurted by pictures, social science learning achievement and motivation

PENDAHULUAN

Paradigma baru pendidikan menekankan bahwa proses pendidikan formal dan sistem persekolahan harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut. (a) Pendidikan lebih menekankan pada proses belajar (learning) dari pada mengajar (teaching). (b) Pendidikan diorganisasikan dalam suatu struktur yang fleksibel. (c) Pendidikan diorganisasikan memperlakukan peserta didik sebagai individu yang memiliki karakteristik khusus dan mandiri. (d) Pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan dan senantiasa berinteraksi dengan lingkungan. Kesemua ciri-ciri di atas mengisyaratkan bahwa proses belajar yang mendapatkan siswa sebagai subyek belajar. Namun perlu diketahui pembelajaran juga perlu memperhatikan proses yang berkesinambungan antara pengetahuan yang telah dimiliki siswa dan hal yang baru yang akan dipelajari siswa serta ketergantungannya dengan lingkungan siswa. Suryanto (2000:2) mengatakan bahwa menurut Friendenthal pembelajaran IPS harus dikaitkan dengan realitas kehidupan dekat dengan alam pikiran siswa dan relevan dengan masyarakat agar mempunyai nilai manusiawi. Jika pikiran siswa tidak relevan dengan apa yang didengarnya maka ada sesuatu yang kurang menarik bagi siswa tersebut. Maka apa yang dilihat haruslah sesuai dengan persepsi yang dimiliki oleh siswa.

Uraian diatas merupakan salah satu permasalahan yang sangat mendesak untuk mendapat perhatian bagi bangsa Indonesia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab permasalahan ini antara lain : (1) pendekatan penyelenggaraan pendidikan berorientasi pada education production function atau input±output analysis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen dan kurang memperhatikan proses, (2)

penyelenggaraan pendidikan

menggunakan sistem birokratik± sentralistik, kurang menghargai atau mempertimbangkan kemandirian, motivasi, dan peran serta stakeholders dalam pengembangan pendidikan tidak maksimal (Depdiknas, 2002 .1-2).

Namun kenyataan yang selama ini nampak di lapangan adalah pola dan proses pembelajaran yang dirancang oleh guru sebagai bentuk pengembangan kurikulum lebih sering diwarnai oleh penggunaan metoda pembelajaran yang dikuasai oleh guru serta media yang terkesan seadanya. Pembelajaran kurang berorientasi pada tujuan yang semestinya dicapai, sehingga target kompetensi dan pengetahuan belum terwujud pada setiap akhir pembelajaran, serta menyebabkan hasil belajar siswa rendah.

Fenomena diatas juga dihadapi di SDN 1 Semarapura Tengah khususnya di kelas IV mata pelajaran IPS yaitu permasalahan penggunaan metode dalam proses pembelajaran, dimana mengakibatkan nilai akhir rata-rata 40% siswa belum mencapai KKM. Faktor yang diduga menjadi penyebab terciptanya suasana pembelajaran yang kurang kondusif tersebut yakni selama ini pembelajaran IPS masih memakai metode pendekatan pembelajaran konvensional. Metode ini lebih menekankan pada fungsi guru sebagai pemberi informasi, sedangkan peserta didik lebih diposisikan sebagai pendengar dan mencatat sehingga interaksi hanya satu arah dari guru ke siswa. Materi yang diperoleh oleh siswa hanya bersifat verbal, tanpa disertai dengan usaha melakukan proses kongkritisasi konsep yang pada akhirnya siswa hanya bisa menghafal dari konsep tertentu yang belum dipahami secara utuh. Diposisikannya para siswa sebagai objek pembelajaran, berakibat pada aktivitas belajar mereka yang cenderung terbatas karena penggunaan media kurang. Menurut Russeffendi (1979: 74 ) bahwa

(3)

Pembelajaran IPS konvensional memiliki kekhasan yaitu mengutamakan hapalan daripada pengertian atau mengutamakan hasil daripada proses dan pengajaran berpusat pada guru. Dan salah satu tujuan pembelajaran lama (tradisional) adalah untuk melatih otak yang sifatnya drill (latihan). (Sukirman dan Winata Putra, 1993: 193)

Sehubungan dengan

permasalahan tersebut di atas, maka upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar dalam Pendidikan IPS merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk dilakukan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga dapat menjembatani keresahan tersebut adalah pembelajaran melalui pendekatan kontekstual. Pendekatan pembelajaran ini EHUDQJNDW GDUL GDVDU SHPLNLUDQ ³JHWWLQJ EHWWHU WRJHWKHU´ \DQJ PHQHNDQNDQ SDGD pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat. Didalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Menurut Johnson (2007: 25) Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, suasana pembelajaran berlangsung secara terbuka dan demokratis antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa sehingga lebih memungkinkan pengembangan nilai, sikap, moral dan keterampilan siswa. Disamping itu, iklim pembelajaran yang berkembang akan merangsang dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar terutama bagi siswa di sekolah dasar. Berdasarkan beberapa indikator tersebut, pendekatan pembelajaran kontekstual ini sangat sesuai dengan tujuan Pendidikan IPS, khususnya pada jenjang Sekolah Dasar, yang penekanannya adalah pembekalan

seperangkat kemampuan dan

keterampilan dasar kepada siswa (Kosasih, 1994 : 39).

Pembelajaran kontekstual dalam Pendidikan IPS, merupakan dua sisi yang saling mendukung.Pendidikan IPS menyarankan agar pembelajarannya menggunakan masyarakat sebagai tempat atau media dalam menghadirkan materi pembelajaran dengan keadaan yang sesungguhnya pada lingkungan atau masyarakat.Seiring dengan hal tersebut pendekatan kontekstual merupakan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk memperluas dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan kehidupan baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan berbagai bantuan media belajar.

Selain pendekatan pembelajaran yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa, minat dan motivasi adalah sangatlah penting untuk diperhatikan. Karena kualitas pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor antara lain, faktor materi pelajaran, guru, dedikasi dan komitmen guru, kesiapan siswa untuk belajar, motivasi dan usaha siswa, sarana-prasarana dan lingkungan.

Ditinjau dari siswa itu sendiri maka faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah faktor internal yang meliputi kondisi fisiologis dan psikologis serta faktor eksternal yang meliputi faktor keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sosial lainnya. Faktor keluarga dapat berupa hubungan orang tua ± anak, cara mendidik anak, suasana keluarga, dan keadaan ekonomi keluarga. Dari faktor sekolah bisa meliputi cara penyajian materi pelajaran, hubungan guru ± siswa, waktu belajar, kurikulum, hubungan antar teman, serta sarana prasarana yang tersedia. Guru sangat berperan dalam menentukan cara yang dianggap efektif untuk membelajarkan siswa (Sri Hardjo dan Badjuri, 2002).

Sehubungan dengan hal di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

³3HQJDUXK Pembelajaran Kontekstual

Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas IV SDN 1 6HPDUDSXUD 7HQJDK´

(4)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran kontekstual berbantuan media gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD N 1 Semarapura Tengah?

2. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IVSD N 1 Semarapura Tengah?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kontekstual berbantuan media gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada

siswa kelas IV SDN 1

SemarapuraTengah untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi? 4. Apakah terdapat perbedaan hasil

belajar IPS antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kontekstual berbantuan media gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah?

Secara umum penelitian ini untuk mengetahui ³3HQJDUXK Pembelajaran Kontekstual Berbantuan media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas IV SDN

6HPDUDSXUD 7HQJDK´ namun secara

khusus penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran kontekstual berbantuan media gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kontekstual berbantuan media gambar dengan siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi

4. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kontekstual berbantuan media gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah

METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen, yang dirancang dengan post-tes only control group desaign. Alasan penggunaan desaign ini adalah didasari atas asumsi bahwa kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol yang diambil secara random (intac group) yang memang telah dibuktikan ekuivalen.

Adapun analisis data dalam penelitian ini menggunakan anava dua jalur (two ways anava) dan validitas isi instrument menggunakan rumus Gregory, sedangkan validitas butirnya menggunakan analisis korelasi point bisereal dan reabilitasnya menggunakan analisis KR-20. Selanjutnya untuk uji normalitas sebaran data dalam penelitian ini menggunakan rumus chi-kuadrat sedangkan uji homogenitas variannya menggunakan uji barlet

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terhadap data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka ditemukan adanya efek utama (main effect) yang menunjukkan bahwa:

(1) terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPS kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, terbukti FA = 13,18 > Ft = 3,98. Dan hasil belajar IPS kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar lebih tinggi dengan kelompok siswa yang

(5)

mengikuti pembelajaran konvensional terbukti A1 = 82,10 > A2 = 79,29

(2) terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran yang diterapkan dengan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS terbukti FAB = 46,64 > Ft = 3,98.

(3) untuk kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi siswa tinggi, terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional terbukti Q1 = 10,46 > Qt = 2,86. Dan rata-rata kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi pada siswa yang mengikuti pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi pada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional terbukti A1B1 = 89,24 > A2B1 = 81,14 (4) untuk kelompok siswa yang memiliki

motivasi berprestasi siswa rendah, terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional terbukti Q2 = 3,20 > Qt = 2,86. Dan kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi siswa rendah pada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah pada siswa yang mengikuti pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar terbukti A2B2 = 77,43 > A1B2 = 74,95

Hasil tersebut di atas membuktikan bahwa hasil belajar IPS tidak hanya dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran, akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti motivasi berprestasi siswa.

Sejalan dengan temuan tentang model pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar, hal ini menandakan bahwa perlunya model

pembelajaran lebih menarik yang mampu memberikan pembelajaran bermakna serta pembelajaran yang didapat betul-betul berharga untuk kehidupan mereka untuk bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

PENUTUP

Berdasarkan temuan penelitian yang telah disajikan pada bagian sebelumnya, dapat diketahui hal-hal sebagai berikut.

1) Hasil belajar IPS siswa yang mengikuti model pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar lebih baik daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, dimana rata-rata skor hasil IPS siswa yang mengikuti model pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar adalah 82,10 dan rata-rata skor hasil belajar IPS siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional adalah sebesar 79,29. Hasil uji ANAVA dua jalur menunjukkan bahwa Fhitung = 13,18 lebih besar daripada Ftabel =3,98 (dalam taraf signifikan 0,05). Dengan demikian Ho ditolak dan Fi diterima. Diterimanya Hi berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Semarapura Tengah tahun pelejaran 2013/2014.

2) Bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, hasil belajar IPS siswa yang mengikuti model pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar adalah 89,24 dan rata-rata skor hasil belajar IPS siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensaonal adalah 81,14. Hasil Uji Tukey menunjukkan bahwa Qhitung = 10,46 lebih besar daripada Qtabel = 2,86 (dalam taraf signifikan 0,05). Dengan demikian, Ho ditolak dan Hi diterima. Diterimanya Hi berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan model

(6)

pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Semarapura Tengah tahun pelajaran 2013/2014 bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi.

3) Bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah, hasil belajar IPS siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional lebih baik daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar. Rata-rata skor hasil belajar IPS siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional sebesar 77,43 dan rata-rata skor hasil belajar IPS siswa yang mengikuti model pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar adalah 74,95. Hasil Uji Tukey menunjukkan bahwa Qhitung = 3,20 lebih besar daripada Qtabel = 2,86 (dalam taraf signifikan 0,05) . Dengan demikian, Ho ditolak dan Hi diterima. Diterimanya Hi berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Semarapura Tengah tahun pelajaran 2013/2014 baga siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

4) Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS. Hasil Uji ANAVA dua jalur menunjukkan bahwa Fhitung = 46,64 lebih besar daripada Ftabel = 3,98 (dalam taraf signifikan 0,05). Dengan demikian, Ho ditolak dan Hi diterima. Diterimanya Hi berarti terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS siswa kaelas IV SD Negeri 1 Semarapura Tengah tahun pelajaran 2013/2014

Dari uraian tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar terhadap hasil belajar IPS ditinjau dari

motivasi berprestasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Semararapura Tengah tahun pelajaran 2013/2014.

DAFTAR RUJUKAN

Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Dirjen Dikdasmen

Depdiknas, 2004. UU RI No.20 Th.2003. Sistim pendidikan Nasional. Jakarta: PustakaPelajar

Dantes Nyoman. 2012. Pedoman Penulisan Tesis. Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja Jonhson, Elaine B. 2007. Contextual

Teaching and Learning. Jakarta: Kaifa Learning

Kunandar, 2007. Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Lasmawan, 2008. Materi Perkuliahan IPS SD. Singaraja: Undiksha

Lasmawan, 2010. Menelisik Pendidikan IPS Dalam Perspektif Kontekstual ±Emperis. Press Margano, S. 2005. Metodologi Penelitian

Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Muslich, Mansur. 2007. KTSP. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Nashar. 2004. Perencanaan Motivasi dan Kemampuan Awal. Jakarta: Delia Press

Nasution, N, Suryanto. 2008. Evaluasi Pengajaran. Jakarta. Universitas Terbuka

Nurhadi dan Gerrad, S. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTR) DAN Penerapannya Dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Evaluasi Pendidikan Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran

Kontekstual dan Penerapan dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang

(7)

Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Sanjaya. 2008. Pembelajaran Dalam

Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Perdana Media Grup Sardiman, A. M. 2007. Interaksi Motivasi

Belajar Mengajar Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sukiari, Ni Nengah. 2009. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS-SD Melalui Pendekatan Kontekstual(CTL) Studi Pembelajaran Pada Siswa Kelas VI DI SD3 Ulakan Tahun 2009. Tesis Singaraja

Supriya. 2003. Paradigma Baru IPS SD. Jakarta. Universitas Terbuka Somantri Ating Drs, (2006) Aplikasi

Statistik Dalam Penelitian. Pustaka Setia, Bandung.

Suryanto. 2000. Paradigma Baru IPS SD. Jakarta Kencana

Sujono. 2007 Pengajaran IPS Untuk Sekolah Menengah. Depdikbud Dirjen DIKTI, P2LPTK Jakarta. Schunk Dale H. 2009. Motivasi Dalam

Pendidikan, Teori, Penelitian Dan Aplikasi. Jakarta

Trianto. 2008. Mendisain Pembelajaran Kontekstual di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher Trisnantari, Himah Eva. (2000) Hubungan

Antara Persepsi Mahasiswa Terhadap Keterampilan Mengajar Dosen dengan Motivasi Minat dan Motivasi Belajar Mahasiswa FPIPS Universitas Negeri Malang. Tesis PPS Universitas Negeri Malang.

Wina Sanjaya Prof. Dr. 2006. Setrategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

Winataputra,Udin S. 2007. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta:Universitas Terbuka

Referensi

Dokumen terkait

ada lima puluh ruangan, sepuluh ruangan dalam kondisi baik. dan empat puluh ruangan lain dalam

The Philippine Business for Social Progress (PBSP), having been started by socially conscious businessmen in the Philippines, is now in its third decade as a membership foundation

Untuk soal nomor 7–11, pilihlah kata-kata atau frasa yang yang merupakan padanan kata atau padanan pengertian yang paling dekat dengan kata yang dicetak dengan huruf kapital

Gambaran anak Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan anak adalah setiap anak Indonesia hidup dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan yang sehat

For P(n,2), n=1 (mod 6) or 3(mod 6) for 7 ≤ n ≤ 19, the 1-fault tolerant Hamiltonian makes a specific pattern : if the initial point is in the outer polygon (the removing vertex

Untuk membedakan penelitian yang berjudul Teknik Persuasi dan Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat pada Slogan Iklan dalam Aplikasi Belanja di Google Play

Bagi Guru: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, dapat meningkatkan profesionalisme guru

Kami mohon dengan hormat agar peserta yang sedang sakit berat/keras dan ibu-ibu hamil yang kehamilannya belum mencapai 5 (lima) bulan atau yang telah mendekati masa persalinan