• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN PADA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 3 BUTON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN PADA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 3 BUTON"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU DAN PENGARUHNYA

TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN PADA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 3 BUTON

Wa ode Istiana1, Usman2 STAI YPIQ Baubau

waodeistiana@gmail.com, usmanmpdi2013@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Peran Kepala Madrasah dalam meningkatkan kemampuan mengajar guru dan pengaruhnya terhadap mutu pembelajaran pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Buton. Adapun metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Adapun informan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru dan siswa. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran Kepala Madrasah dalam meningkatkan dan kemampuan mengajar guru sudah baik, adapun indikatornya ialah: Pemberian motivasi semangat kerja, pembinaan disiplin, memberi konsultasi, memberikan penghargaan, melakukan kunjungan kelas, menunjukkan sikap dan perilaku teladan, membangun kerja aktif, kreatif, serta mengembangkan profesi guru. Sedangkan untuk kinerja guru pun sudah cukup baik, karena dari 6 indikator ada 4 indikator yang sudah terlaksana dan 2 indikator yang belum terlaksana. Adapun indikatornya ialah: Menyusun rencana pembelajaran, mengelola kegiatan pembelajaran, mengadakan hubungan interpersonal, melakukan penilaian, melakukan tindak lanjut hasil penilaian, menguasai kajian akademik.

Kata Kunci : Kemampuan Mengajar Guru, Mutu Pembelajaran

A. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang. Pendidikan Nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasar kepada pencapaian tujuan pembangunan nasional indonesia. Pendidikan dapat dilakukan dimana saja tetapi pada umumnya pendidikan diselenggarakan secara formal yaitu di sekolah, baik sekolah berbasis umum maupun madrasah.

Berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003, sekolah adalah satuan pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Di dalam sekolah terdapat sistem organisasi yang terdiri dari kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga dan staf lainnya misalnya seperti guru yang diberi wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar (UU RI No.20 Tahun 2003).

Pemimpin lembaga atau kepala madrasah merupakan bagian dari motor penggerak dalam kehidupan sekolah. Kepala madrasah sangat berperan dalam menggerakkan berbagai komponen di sekolah sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Kepala madrasah dikatakan berhasil apabila memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks serta mampu melaksanakan peranan dan tanggung jawab untuk memimpin sekolah (Wahjosumidjo, 1999:24).

Guru adalah sosok yang memiliki rasa tanggung jawab sebagai seorang pendidik dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang guru secara profesional, yang pantas menjadi figur atau teladan bagi peserta didiknya. Guru juga merupakan salah satu faktor penting dalam pembinaan dan kualitas pendidikan dalam

(2)

suatu proses yang ikut menentukan keberhasilan peserta didik. Menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, guruyang juga disebut tenaga pengajar adalah tenaga pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Citra Umbara, 2003:67).

Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan bahwasanya masih banyak yang perlu ditingkatkan dan atau diperbaharui oleh beberapa guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Buton.Hal tersebut dapat dilihat dari banyak faktor. Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kompetensi beberapa guru dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa kemampuan, motivasi, minat, dan kesiapan, sedangkan faktor eksternal berupa kurikulum, sarana dan prasarana, kemampuan profesional guru, lingkungan dan lain-lain. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peran Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengajar Guru Dan Pengaruhnya Terhadap Mutu Pembelajaran Pada MTs. Negeri 3 Buton”.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan pengumpulan data menggunakan wawancara, obsrevasi, serta dokumentasi. Adapun langkah-langkah yang peneliti gunakan untuk mendeskripsikan data adalah mereduksi data yang dilakukan dengan mengkaji segala hal yang berkaitan dengan judul penelitian ini. Kemudian data display atau penyajian data untuk mensistematiskan data secara jelas dalam bentuk uraian yang jelas untuk mengungkap hal-hal yang ada di MTs. Negeri 3 Buton. Dan yang terakhir pengambilan kesimpulan dari bukti-bukti yang ditemukan di lapangan.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Peran kepala Madrasah dalam meningkatkan kemampuan mengajar guru pada MTs.N 3 Buton.

Dikatakan sebagai pemimpin yang efektif bila mana Kepala madrasah mampu menjalankan perannya untuk mendorong, mempengaruhi, mengarahkan kegiatan dan tingkah laku kelompoknya. Kepala madrasah sangat berperan dalam mengembangkan tenaga kependidikan yang selanjutnya hal ini dapat mempengaruhi kualitas atau mutu dari keseluruhan lembaga pendidikan itu sendiri. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Wahjosumidjo (2008:57) bahwa arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia.

Peran kepala madrasah dalam meningkatkan kemampuan mengajar guru di Madrasah Tsanawiyah negeri 3 Buton, antara lain:

a. Mengikut sertakan para guru di Madrasah Tsanawiyah negeri 3 Buton untuk mengikuti pelatihan/penataran.

b. Melaksanakan model pembelajaran yang menarik, baik itu variasi metode maupun variasi sumber belajar.

c. Membina mental para guru di Madrasah Tsanawiyah negeri 3 Buton tentang hal-hal yang berkaitan dengan etos kerja, komitmen dan tanggung jawab tugas pendidik.

d. Menerapkan waktu belajar secara efektif dan efisien di sekolah, dengan cara menerapkan peraturan di sekolah bahwa para guru di Madrasah Tsanawiyah

(3)

lainnya.

2. Selain hal tersebut diatas, kepala madrasah juga menjalankan perannya sebagai berikut:

a. Kepala Madrasah sebagai Educator (pendidik)

Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja guru di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh guru, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi (acceleration) bagi peserta didik yang cerdas di atas normal.

b. Kepala Madrasah sebagai Manajer

Manajemen seperti dikemukakan G.R.Terry adalah manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain.

c. Kepala Madrasah sebagai Administrator

Kepala madrasah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugas nya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsi nya sebagai administrator pendidikan (Ngalim Purwanto, 2002:106)

d. Kepala Madrasah sebagai Supervisor

Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat yang essensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Melihat definisi tersebut, maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai. Ia harus dapat meneliti dan menentukan syarat-syarat mana yang telah ada dan mencukupi, mana yang belum ada atau kurang mencukupi yang perlu diusahakan dan dipenuhi (Ngalim Purwanto, 2002 :115)

e. Kepala madrasah sebagai Leader

Kepala madrasah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kepala madrasah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional serta pengetahuan administrasi danpengawasan. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader menurut E.Mulyasa (2001:115) dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenagakependidikan, visidan misisekolah, kemampuanmengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi. Kepribadian kepalasekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-sifat(1) jujur, (2) percayadiri, (3) tanggung jawab, (4) berani mengambil resiko dan keputusan, (5) berjiwa besar, (6) emosi yang stabil,(7) teladan.

(4)

f. Kepala Madrasah sebagai Innovator

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala madrasah harus merniliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Kepala madrasah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, adaptable dan fleksibel.

g. Kepala Madrasah sebagai Motivator

Sebagai motivator, kepala madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar (E.Mulyasa, 2001:120).

3. Pengaruh manajemen kepala Madrasah terhadap guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada MTs.N 3 Buton.

Madrasah Tsanawiyah negeri 3 Buton merupakan sekolah yang memiliki misi sebagai sekolah yang menumbuhkan serta mengembangkan kualitas sumberdaya manusia bagi seluruh warga sekolah, sudah tentu dituntut memiliki seorang top leader yang dapat mengelola seluruh warganya. Kepala sekolah harus memahami betul bahwa sekolah yang memiliki sumberdaya manusia berkualitas tentu harus memenuhi standar-standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan adanya peningkatan kualitas kompetensi guru, sudah tentu hal ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, yang mana berdampak pada peningkatan kualitas peserta didik.

Dalam paradigma baru manajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator. Semua itu harus dipahami oleh kepala sekolah, dan yang lebih penting adalah bagaimana kepala sekolah mampu mengamalkan dan menjadikan hal tersebut dalam bentuk tindakan nyata di sekolah. Seperti halnya penerapan berbagai manajemen yang di lakukan kepala madrasah tsanawiyah negeri 3 buton yakni sebagai berikut:

a. Manajemen Kurikulum

Prinsip dasar manajemen kurikulum adalah bagaimana agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan tersebut dimaksudkan agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum, peserta didik harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum. Pelaksanaan pengelolaan kurikulum menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan. Rangkaian kegiatan pengelolaan kurikulum tentu harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi serta dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi yang sesuai dengan tujuan kurikulum.

Dalam hal managerial, yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah memberikan gambaran kedepan, yakni perencanaan yang serius kepa daguru-guru mengenai hal-hal yang harus dilaksanakan dan tujuan yang nantinya

(5)

supaya memberikan pemahaman dan koordinasi yang berkesinambungan antar guru dan karyawan dengan memiliki tujuan yang sesuai dengan kurikulum yang telah di tetapkan.

b. Manajemen Personalia.

Manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga sekolah dapat bekerjasama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah. Di samping ituhal yang amat penting dalam manajemen personalia berkenaan dengan penguasaan kompetensi dari para personil di sekolah. Oleh karena nya upaya pengembangan kompetensi dari personil sekolah menjadi mutlak di perlukan. Dalam hal ini kepala sekolah memiliki peran yang sentral untuk memberdayakan seluruh personil secara efektif dan efisien sesuai dengan standar yang ada.

c. Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan atau pengelolaan peserta didik merupakan layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa dikelas dan diluarkelas seperti pengenalan, pendaftaran, d a n layanan individual. Manajemen kesiswaan dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk pada lembaga pendidikan sampai mereka lulus. Demikian pula yang dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah negeri 3 Buton, melalui manajemen dari kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan membentuk tim khusus penerimaan peserta didik baru yang berfungsi memberikan layanan baik berupa informasi maupun peraturan seleksi pendaftaran di Madrasah Tsanawiyah negeri 3 Buton.

d. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Manajemen sarana dan prasarana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodic dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, perlengkapan mebel, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya per- baikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana sekolah. Pengelolaanya pun harus meliputi perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, penataan, penggunaan, pemeliharaan, dan penghapusan. Agar sarana dan prasarana tersebut dapat memberikan manfaat secara maksimal dalam proses pendidikan maka kepala sekolah sebagai pengelola utama harus menghimbau agar seluruh warga sekolah mengelola dengan baik.

e. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggalidana. Pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian, serta pemeriksaan. Oleh karena itu di samping peran dari bendahara sekolah, sebagai seorang pimpinan kepala sekolah memiliki peranan penting untuk mengelola dan mengawasi secara detail dan tertata rapi administrasi segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan keuangan di sekolah tersebut. Manajemen keuangan yang di kelola oleh Kepala Madrasah Tsanawiyah negeri 3 Buton mendapatkan dana melalui berbagai sumber pendapatan misalnya dana DIPA, Dana BOS, dan lain-lain.

(6)

D. PENUTUP 1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran kepala madrasah dalam meningkatkan kemampuan mengajar guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Buton, antara lain:

a. Mengikut sertakan para guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Buton untuk mengikuti pelatihan/penataran.

b. Melaksanakan model pembelajaran yang menarik, baik itu variasi metode maupun variasi sumber belajar.

c. Membina mental para guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Buton tentang hal-hal yang berkaitan dengan etos kerja, komitmen, dan tanggung jawab tugas pendidik.

d. Menerapkan waktu belajar secara efektif dan efisien di sekolah, dengan cara menerapkan peraturan di sekolah bahwa para guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Buton harus berada di sekolah baik itu mengajar maupun yang lainnya.

Selain hal tersebut, kepala MTs.N 3 Buton juga menjalankan perannya sebagai educator, manager, administrator, supervisior, leader, innovator, dan motivator.

2. Saran

Ada beberapa saran sekiranya dapat bermanfaat diantaranya yaitu:

a. Bagi Kepala MTs.N 3 Buton

Untuk selalu mengusahakan penghargaan yang lebih khusus bagi para guru yang berprestasi agar guru senantiasa termotivasi. Untuk terus mengembangkan dan membangun kelompok kerja guru yang aktif dan kreatif agar semakin berkembang kemampuan para guru yang lebih profesional.

b. Bagi para Tenaga pendidik

1) Selalu berusaha menjadi guru yang professional dengan menguasai kajian akademik agar meningkatnya kinerja.

2) Selalu mengembangkan diri dengan banyak berprestasi.

3) Selalu introspeksi diri, karena pada konsepnya tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, dan jangan mudah berbangga hati dengan selalu menonjolkan kelakuan dalam diri, sehingga menimbulkan persepsi seolah-olah kitalah yang terhebat.

c. Bagi peneliti dan calon pendidik

Setiap kajian ilmu perlu adanya peninjauan kembali guna memperoleh hasil yang optimal sehingga tidak ada lagi kesalahan yang ditimbulkan oleh teknis.

(7)

Daftar Pustaka

Ali Muhammad. 1987. Penelitian Kependidikan, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,Cet. V: Bandung: Angkasa

E. Mulyasa. 2000. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung:PT.Remaja.

M. Bungin Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptf Kualitatif, Jakarta: GP Press Group

Purwanto Ngalim. 2004. Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sudjana. 1984. Metode Statistik,Cet. I; Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2014. MemahamiPenelitian Kualitatif, Bandung:Alfabeta, M

Undang-undang Republik Indonesia. 2003. Sisdiknas, Bandung: Citra Umbara

Wahjosumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Referensi

Dokumen terkait

menjelaskan falsafah dan paradigma keperawatan meliputi konsep manusia,konsep sehat sakit,konsep keperawatan dan

[r]

Berdasarkan analisa regresi pada data uji destruktif beton inti dan data uji nondestruktif palu beton pada 181 benda uji yang diperoleh dari 18 buah gedung terpasang, formula

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mencari korelasi antara lingkar pinggang dan indeks massa tubuh dengan tingkat lemak viseral pada mahasiswa Fakultas

10 Pada umumnya harapan perusahaan ataupun konsumen terhadap produk baru, menjadi sangat penting peranannya bahwa. produk baru dianggap mampu untuk mempertahankan

Untuk meningkatkan fungsi TPST sebagai tempat pengelolaan sampah diperlukan perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana agar kinerja TPST dapat berjalan

Profil baja yang di lapis gypsum board dengan variasi ketebalan 12 mm dan 24 mm mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap kenaikkan temperatur pada saat mengalami kebakaran..

misalnya di provinsi lampung karena berkembangnya infrastruktur yang.. dilakukan oleh pemerintah daerah maka peluang untuk masyarakat dan juga. investor dalam