• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOFT SKILLS PADA PELAKSANAAN MAGANG DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOFT SKILLS PADA PELAKSANAAN MAGANG DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2, hlm 11– 20

Ika Juni Sartika Purwaningsih, Sri Witurachmi, dan Renata Zoraifi. Soft Skills pada Pelaksanaan Magang Dunia Usaha/Dunia Industri . Agustus,2017

SOFT SKILLS PADA PELAKSANAAN MAGANG DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI Ika Juni Sartika Purwaningsih, Sri Witurachmi, Renata Zoraifi*

*Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

ikajunisartikap@gmail.com

ABSTRACT

The objectives of this research are to investigate: scores of discipline, initiative, and communication indicators in the implementation of business internship/industrial internship. This research used the de-scriptive quantitative research method. Its population was 65 students of the class of 2013, the Bachelor’s Degree Program in Education, Surakarta who had completed their internship program. They all also be-came the samples of this research, which were determined through census sampling technique. The results of the z test shows that the students’ scores of discipline, initiative, and communication are 79.61, 66.67, and 61.54 respectively.

Keywords: Soft skills, Discipline, Initiative, Communication, and Business Internship or Industrial In-ternship

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinggi skor indikator disiplin, inisiatif, dan komunikasi mahasiswa pada pelaksanaan magang dunia usaha/dunia industri (du/di). Sejumlah 65 mahasiswa angkatan 2013 salah satu Prodi di Fakultas Kependidikan yang telah melaksanakan magang menjadi popu-lasi sekaligus sampel dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan teknik pengambilan sampelnya adalah sensus sampling. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji z dan skor 100, hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi skor indikator disiplin, inisiatif, dan komu-nikasi mahasiswa yaitu: (79,61), (66,67) dan (61,54).

(2)

12 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2

PENDAHULUAN

Sejak akhir tahun 2015, Indonesia telah bergabung ke dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA memungkinkan ter-jadinya integrasi ekonomi antarnegara di kawa-san Asia Tenggara. Salah satu dampak positif diberlakukannya MEA adalah memiliki kesem-patan lebih besar bagi masyarakat untuk mengembangkan karier di negara Asia Tenggara lainnya. Adanya dampak positif tersebut tentu saja juga diikuti adanya dampak negatif. Salah satu dampak negatif dari diberlakukannya sistem ini adalah semakin ketatnya persaingan tenaga kerja antarnegara MEA. Penguasaan suatu bi-dang ilmu tertentu, tentunya tidak cukup untuk dapat bersaing dengan tenaga kerja lainnya da-lam bidang yang sama. Oleh karena itu, dibutuh-kan keterampilan tambahan atau biasa disebut dengan soft skills agar bisa bertahan di tengah persaingan yang ada.

Soft skills menjadi hal yang diperhatikan saat ini selain hard skills. Soft skills menjadi sa-lah satu elemen penting dalam membantu lu-lusan suatu lembaga pendidikan untuk memen-uhi kebutuhan industri (Esa, dkk., 2014: 118). Selain itu, soft skills juga menjadi salah satu kriteria sebagian besar pengusaha untuk mencari karyawan sehingga dapat meningkatkan produk-tivitas dan daya saing (Esa, dkk., 2014: 115-120).

Berdasarkan hasil wawancara dengan be-berapa karyawan yang menjadi pembimbing

ma-gang mahasiswa salah satu Program Studi (Prodi) fakultas kependidikan di Surakarta, di-peroleh informasi bahwa masih terdapat bebera-pa soft skills mahasiswa yang dirasa masih ku-rang dimiliki oleh mahasiswa. Soft skills terse-but, antara lain disiplin, kurang inisiatif untuk bertanya tentang pekerjaan dan memperdalam ilmu, dan kurangnya komunikasi dengan pega-wai instansi. Kurangnya soft skills tersebut perlu menjadi perhatian khusus bagi mahasiswa mau-pun Prodi tersebut. Hal ini dikarenakan dalam dunia kerja selain pengetahuan, sikap atau soft skills juga diperlukan untuk menunjang kinerja mahasiswa sebagai pemagang.

Penelitian Neff dan Citrin (Sailah, 2008: 9) menunjukkan bahwa yang memengaruhi kesuksesan seseorang di lapangan kerja adalah 80% soft skills dan 20% hard skills. Namun pada kenyataannya, sistem pendidikan di Indonesia saat ini lebih mengutamakan hard skills daripada soft skills (Nugroho, 2009: 118). Hal ini sesuai dengan pernyataan Sailah (2008: 9) bahwa perguruan tinggi hanya memberikan 10% soft skills pada kurikulum pendidikan. Melihat ken-yataan ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidaksesuaian pada kurikulum pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu program yang dapat menjem-batani kesenjangan tersebut. Salah satu program yang dapat menjembatani ketidaksesuaian terse-but adalah magang dunia usaha/dunia industri (du/di).

(3)

maha-Ika Juni Sartika Purwaningsih, Sri Witurachmi, dan Renata Zoraifi. Soft Skills pada Pelaksanaan Magang Dunia Usaha/Dunia Industri . Agustus,2017

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2 , hlm. 11-20

13

siswa untuk mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman praktis (Chan Lin dan Hung, 2015: 1024-1027). Purcell, dkk. (Setyaningrum, Muktiyanto, dan Hermawan, 2015: 1-11) menyatakan bahwa magang merupa-kan solusi meminimalmerupa-kan kesenjangan antara kondisi di perguruan tinggi dan di kehidupan kerja yang nyata. Mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman untuk bekerja secara profesional di dunia kerja melalui magang. Pelatihan magang bagi mahasiswa juga mem-berikan kesempatan untuk menerapkan penge-tahuan akademik dan meningkatkan soft skills serta menanamkan keterampilan tambahan yang dibutuhkan di tempat kerja (Sahrir, Ismail, dan Tajri, 2016: 28-37).

Beberapa penelitian terdahulu telah mem-buktikan bahwa magang dapat meningkatkan soft skills peserta magang. Penelitian yang dil-akukan oleh Rugaiyah (2011: 209-219) menyim-pulkan bahwa program magang dapat mening-katkan soft skills mahasiswa. Soft skills tersebut antara lain keterampilan berkomunikasi, erampilan beradaptasi dalam pekerjaan, ket-erampilan mengelola kerja tim, ketket-erampilan bersosialisasi, dan ketelitian dalam bekerja. Selain itu, penelitian dari Khalil (2015: 202-217) juga menyatakan bahwa magang memiliki peran penting dalam karier mahasiswa dan magang meningkatkan soft skills mahasiswa terutama kemampuan adaptasi di tempat kerja, kerja tim, profesionalisme, dan kemampuan komunikasi.

Program magang dapat digunakan

maha-siswa untuk mempersiapkan diri menjalani dunia kerja yang sebenarnya. Terutama di dalam pen-ingkatan soft skills. Soft skills ini sangat pentig karena merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam dunia kerja (Berita UGM, 2016).

Prodi di Fakultas Kependidikan ini membekali mahasiswa pengalaman nyata berupa magang du/di. Program magang du/di ini se-bagai wujud pengaplikasian teori yang sudah didapat selama perkuliahan. Prodi tersebut mem-berikan pembekalan materi yang terangkum pa-da pedoman magang du/di 2016 sebelum maha-siswa melakukan magang du/di. Pedoman ma-gang du/di diharapkan menjadi acuan mahasiswa dalam melaksanakan magang du/di. Pada pe-doman tersebut, dicantumkan materi yang di-harapkan akan diperoleh selama magang du/di berlangsung. Materi dikelompokkan menjadi tiga kompetensi, yaitu kompetensi profesional, kompetensi personal, dan kompetensi sosial (Pedoman Magang. 2016: 3). Kompetensi profe-sional adalah keterampilan kerja utama yang ha-rus dimiliki oleh mahasiswa, berupa hard skills yang diharapkan dimiliki mahasiswa setelah mengikuti magang du/di. Kompetensi personal lebih mengarah pada kemampuan mahasiswa dalam membentuk kepribadian. Kompetensi so-sial lebih mengarahkan mahasiswa untuk bisa berinteraksi dengan lingkungan kerja atau ling-kungan tempat magang du/di. Kompetensi per-sonal dan kompetensi sosial merupakan soft skills yang diharapkan dimiliki mahasiswa setelah mengikuti magang du/di tersebut.

(4)

14 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2

Penelitian ini akan fokus mengkaji dua kompo-nen soft skills, yaitu komponen personal dan komponen sosial seperti yang tertera pada pe-doman magang du/di.

Mengingat magang sebagai jembatan anta-ra pendidikan dan dunia kerja serta terdapat ma-salah yaitu tiga soft skills yang masih dirasa ku-rang oleh para pembimbing magang, maka penelitian ini meneliti lebih lanjut mengenai soft skills dengan indikator disiplin, inisiatif, dan komunikasi mahasiswa pada pelaksanaan ma-gang dunia usaha/dunia industri (du/di).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggi skor indikator disiplin, ini-siatif, dan komunikasi pada pelaksanaan magang dunia usaha/dunia industri (du/di).

Grand teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Multiple intelligence (kecerdasan majemuk) yang dicetuskan pertama kali oleh Howard Gardner pada tahun 1980-an. Teori tersebut menjelaskan multi aspek kecer-dasan seseorang (Gardner, 2013: 18).

Terdapat sembilan kecerdasan menurut Gardner (2013: 21-39), yaitu kecerdasan linguis-tik, kecerdasan musikal, kecerdasan logis ma-tematis, kecerdasan spasial, kecerdasan interper-sonal, kecerdasan intraperinterper-sonal, kecerdasan nat-uralis, dan kecerdaan spiritual. Gardner ber-pendapat bahwa kecerdasan intrapersonal meru-pakan pengetahuan aspek-aspek internal dari seseorang yang meliputi kehidupan perasaan seseorang dan emosi seseorang (Gardner, 2013: 31). Kecerdasan ini nantinya akan digunakan

untuk mengenal diri pribadi seseorang se-dangkan kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan seseorang untuk memperhatikan perbedaan orang lain serta membaca niat dan hasrat orang lain (Gardner, 2013: 29).

Soft skills menurut Elfindri, dkk. (2010: 67) “merupakan keterampilan dan kecakapan hidup untuk diri sendiri, berkelompok, ber-masyarakat, serta dengan sang pencipta”. Menurut Brethal (Sailah, 2008: 3), soft skills merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (inter-personal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intra-personal skills) yang mampu mengembangkan secara maksimal untuk kerja seseorang. Soft skills secara umum dapat digo-longkan menjadi dua, yaitu keterampilan al dan keterampilan sosial. Keterampilan person-al lebih cenderung pada perilaku individu untuk meningkatkan kinerja diri sendiri. Kompetensi personal tersebut antara lain: kedewasaan dalam berpikir dan bertingkah laku, tanggung jawab, kejujuran, kemandirian, disiplin, antusias dalam bekerja, inisiatif, menjaga sikap dan etika. Ket-erampilan sosial merupakan ketKet-erampilan yang dimiliki seseorang untuk dapat berinteraksi dengan orang lain dan dapat menempatkan diri pada suatu kelompok. Kompetensi sosial terse-but terdiri dari komunikasi dan kerja sama.

Pada penelitian ini, yang menjadi per-hatian utama adalah indikator disiplin, inisiatif, dan komunikasi. Disiplin merupakan suatu ben-tuk ketaatan pada perintah atau petunjuk kerja

(5)

Ika Juni Sartika Purwaningsih, Sri Witurachmi, dan Renata Zoraifi. Soft Skills pada Pelaksanaan Magang Dunia Usaha/Dunia Industri . Agustus,2017

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2 , hlm. 11-20

15

yang ada (Hamidah: 2012, 361). Inisiatif adalah kemampuan seseorang untuk mengembangan cara baru dalam pemecahan masalah (Suryana, 2006: 2). Komunikasi merupakan kemampuan seseorang untuk menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan kepada orang lain (Hamidah, 2012: 359).

Pengembangan soft skills dapat dilakukan melalui berbagai program. Salah satunya adalah melalui program magang. Pengertian magang dunia usaha/dunia industri (du/di) dalam pe-doman magang Prodi Pendidikan Akuntasi 2016 adalah “suatu kegiatan intra kurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa dalam bentuk aktivitas belajar di lapangan (dunia kerja) yang dikhususkan pada bidang non-kependidikan” (2016: 1). Magang merupakan kursus yang dilakukan mahasiswa dengan mem-berikan kesempatan untuk meningkatkan penge-tahuan akademis dan meningkatkan soft skills yang diperlukan

Tujuan umum dari magang adalah untuk mengajarkan mahasiswa bagaimana menerapkan teori yang diperoleh di kelas (Khalil, 2015: 204). Magang juga dapat digunakan untuk menyiap-kan mahasiswa di dunia kerja dan sebagai proses menautkan antara kurikulum perguruan tinggi dan dunia kerja (Adebakin, 2015: 304).

Terdapat beberapa manfaat yang diterima setelah pelaksanaan magang. Manfaat ini tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa pelaksana ma-gang, namun juga berdampak bagi universitas atau prodi tempat mahasiswa mengenyam

pen-didikan dan berdampak juga bagi perusahaan atau tempat magang dilakukan.

Bagi mahasiswa, manfaat yang didapat akan mengarah pada karier di masa depan. Sep-erti mendapatkan pengalaman kerja yang nyata sehingga mahasiswa lebih siap untuk me-nyesuaikan diri dengan tempat kerja (Binder, dkk., 2015: 73-82). Selain manfaat yang berkai-tan dengan karier di masa depan, mahasiswa ju-ga mendapat manfaat dalam hal peningkatan ket-erampilan (Khalil, 2015: 202-217).

Bagi universitas atau prodi, magang dapat memberikan masukan pada kurikulum pendidi-kan sehingga prodi dapat mengatur kurikulum di perkuliahan sedemikian rupa sesuai dengan tuntutan dunia kerja (Adebakin, 2015: 305). Selain itu dengan adanya magang dapat menjadi-kan universitas atau prodi sebagai mitra dalam industri (Sahrir, dkk., 2016: 207).

Manfaat magang bagi perusahaan atau in-dustri menurut Lee dan Chao (Kipreos, 2016: 23) adalah peserta magang dapat memberikan ide-ide baru bagi perusahaan dan dapat memban-tu menyelesaikan proyek kecil sehingga dapat menghemat waktu dan usaha karyawan. Selain itu, Kwan (Kipreos, 2016: 23) juga berpendapat dengan adanya magang, perusahaan dapat mem-ilih dan merekrut peserta magang untuk posisi permanen setelah wisuda sehingga perusahaan dapat menghemat biaya perekrutan.

(6)

16 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2

Penelitian ini menggunakan metode penelitian desktiptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2013 pada salah satu perguruan tinggi di Surakarta. Sampel yang digunakan adalah se-luruh mahasiswa yang berjumlah 65 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sensus sampling.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara untuk observasi awal, angket untuk mengetahui skor soft skills mahasiswa, dan dokumentasi untuk identitas ma-hasiswa dan daftar tempat magang mama-hasiswa angkatan 2013. Penelitian ini memfokuskan pa-da soft skills indikator disiplin, inisiatif, dan komunikasi.

Validitas instrumen menggunakan rumus korelasi product moment. Reliabilitas instrumen dengan rumus koefisien Alpha dari Cronbach. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskripsi dan untuk uji hipotesis menggunakan uji z dengan uji normalitas metode Kolmogornof -Smirnov.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan validitas instrumen menunjukkan nilai rhitung > rtabel (0,333) sehingga

disimpulkan bahwa seluruh pernyataan dinya-takan valid. Hasil perhitungan reliabilitas menunjukkan angka 0,922 > 0,6 sehingga instru-men angket dinyatakan reliabel.

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa p value indikator disiplin sebesar 0,230 > 0,05 sehingga data tersebut berdistribusi normal. In-dikator inisiatif memiliki hasil p value 0,310 > 0,05 sehingga data tersebut berdistribusi normal. Indikator komunikasi menghasilkan p value 0,640 > 0,05 sehingga data tersebut berdistribusi normal.

Setelah uji normalitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis. Nilai ttabel dapat

dilihat pada tabel statistik menggunakan signif-ikansi 0,05 dengan nilai derajat kebebasan atau df = n-1. Didapatkan df = 65-1 = 64 sehingga hasil ttabel adalah 1,64.

a. Indikator Disiplin

Disiplin merupakan suatu bentuk ketaa-tan pada perintah atau petunjuk kerja yang ada (Hamidah: 2012, 361). Hasil olah data dari disiplin menunjukkan rata-rata 3,89. Ber-dasarkan rata-rata tersebut indikator disiplin berkategori baik. Berdasarkan uji z, hasil yang diperoleh adalah 9,512. Hasil dari zhitung

9,512 > ztabel -1,64 sehingga hipotesis yang

menyatakan skor indikator kurang dari 70 ditolak. Hal ini sesuai dengan perhitungan rata-rata skala 100 indikator disiplin sebesar 79,61. Indikator disiplin tidak menjadi tiga indikator terendah dalam penelitian ini. Penelitian dari Hamidah (2012: 355-367) disiplin memiliki skor terendah ke-empat setelah komunikasi, pemecahan masalah, dan usaha keras.

(7)

Ika Juni Sartika Purwaningsih, Sri Witurachmi, dan Renata Zoraifi. Soft Skills pada Pelaksanaan Magang Dunia Usaha/Dunia Industri . Agustus,2017

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2 , hlm. 11-20

17

Parameter tertinggi pada indikator disiplin adalah menaati ketentuan perusahaan dengan rata-rata 4,42. Menaati ketentuan yang berlaku pada perusahaan merupakan salah satu kewajiban mahasiswa di tempat magang. Selanjutnya parameter ketepatan ke-hadiran dengan rata-rata 4,11. Berada di ling-kungan kerja, mengharuskan mahasiswa men-jalankan kebiasaan yang berlaku, termasuk mengikuti jam kerja kantor dalam ketepatan kehadiran. Mengisi daftar hadir dan jurnal memiliki rata-rata 4,05.

Disipin merupakan bentuk ketaatan pa-da peraturan yang apa-da. Berpa-dasarkan kajian di atas, mahasiswa dapat melaksanakan an-ketentuan disiplin seperti menaati ketentu-an perusahaketentu-an, ketepatketentu-an kehadirketentu-an, dketentu-an ke-biasaan pibadi untuk mengisi presensi dan jurnal.

Indikator disiplin memiliki rata-rata 79,61 sehingga dapat disimpulkan bahwa disiplin mahasiswa berkategori baik. Hasil penelitian ini sesuai penelitian dari Murni dan Hutapea (2014: 90) yang mendeskripsikan profil soft skills disiplin dan santun maha-siswa yang tergolong baik. Selain itu penelitian dari Sahrir, Ismail, dan Tajri (2016: 28-37) serta Rugaiyah (2011: 209-219) menyatakan bahwa magang dapat meningkat-kan perilaku disiplin pemagang.

b. Indikator Inisiatif

Hasil olah data dari inisiatif menunjuk-kan rata-rata 3,39. Rata-rata tersebut indikator

inisiatif berkategori cukup baik. Berdasarkan uji z hasil yang diperoleh adalah -2,049. Hasil dari zhitung -2,049 ≤ ztabel -1,64 sehingga

hipotesis dari penelitian ini diterima. Hal ini sesuai dengan perhitungan rata-rata skala 100 sebesar 66,67 dan termasuk kategori cukup baik.

Parameter tertinggi dari indikator ini-siatif adalah mencari cara kerja yang berdaya guna dan berhasil guna dengan rata-rata 3,97. Hal ini menunjukkan bahwa ketika maha-siswa mendapatkan pekerjaan mereka akan selalu mengerjakan dengan cara yang efektif dan efisien. Selanjutnya parameter berinisiatif membantu dan bertanya tentang pekerjaan karyawan dengan rata-rata 2,97. Rata-rata tersebut menunjukkan kategori cukup baik. Mahasiswa masih belum memiliki inisiatif yang tinggi dalam membantu dan bertanya tentang pekerjaan. Mahasiswa memilih menunggu untuk memperoleh pekerjaan da-ripada bertanya tentang pekerjaan.

Inisiatif merupakan indikator terlemah kedua setelah komunikasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Ratnawati (2016: 125-134) yang menghasilkan inisiatif indikator yang paling rendah skor 72,2%. Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian dari Khalil (2015: 202-217) yang menyatakan bahwa magang dapat meningkat-kan kemampuan profesional mahasiswa. Profesional ini dapat dilihat dari peningkatan kerja dan meningkatnya kesediaan mahasiswa

(8)

18 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2

untuk terlibat dan inisiatif dalam pemecahan masalah.

c. Indikator Komunikasi

Hasil olah data dari komunikasi menun-jukkan rata-rata 3,07. Rata-rata tersebut ber-kategori cukup baik. Berdasarkan uji one sample t test, hasil yang diperoleh adalah -4,697. Hasil dari zhitung -4,697 ≤ ztabel -1,64

sehingga hipotesis dari penelitian ini yang menyatakan skor indikator komunikasi ku-rang dari 70 diterima. Hal ini sesuai dengan perhitungan rata-rata skala 100 sebesar 61,54 dan termasuk kategori cukup baik.

Parameter komunikasi dengan kalimat yang mudah dipahami memiliki rata-rata 3,28. Rata-rata tersebut menunjukkan kate-gori cukup baik. Mahasiswa masih belum dapat berkomunikasi dengan lugas kepada atasan atau karyawan. Selanjutnya parameter gugup saat berbicara juga memiliki rata-rata kurang baik, yaitu 2,47. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa masih belum dapat ber-bicara di depan umum dengan baik.

Data tersebut mengungkapkan bahwa komunikasi mahasiswa masih perlu ditingkat-kan. Pada penelitian ini, indikator komunikasi menepati peringkat terakhir dengan skor 61,54. Rendahnya skor indikator komunikasi ini sesuai dengan penelitian Hamidah (2012: 355-367) dan Esa, dkk. (2014: 115-120). Penelitian lain yang juga membahas komu-nikasi adalah Khalil (2015: 202-217). Khalil

menyatakan bahwa magang memiliki peran penting dalam karier mahasiswa dan magang meningkatkan soft skills mahasiswa terutama kemampuan adaptasi di tempat kerja, kerja tim, profesionalisme, dan kemampuan komu-nikasi. Namun komunikasi memberikan kontribusi paling rendah jika dibandingkan dengan soft skills yang lain.

Hasil penelitian Hamidah (2012: 355-367) dan Esa, dkk. (2014: 115-120) berla-wanan dengan hasil penelitian dari Sahrir, Ismail, dan Tajri (2016: 28-37). Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa magang dapat meningkatkan kemampuan bahasa dan komunikasi mahasiswa. Selain itu, Rugaiyah (2011: 209-219) juga menyimpulkan bahwa program magang dapat meningkatkan soft skills mahasiswa. Soft skills tersebut antara lain keterampilan berkomunikasi, lan beradaptasi dalam pekerjaan, keterampi-lan mengelola kerja tim, keterampiketerampi-lan berso-sialisasi, dan ketelitian dalam bekerja.

Komunikasi merupakan salah satu soft skills yang harus dimiliki oleh pekerja. Wajid Fauzi, staf Ahli Bidang Manajemen Kemen-trian Luar Negeri (Berita UGM, 2017), mengatakan bahwa terdapat tujuh soft skills yang perlu dikuasai pekerja dalam menghada-pi persaingan dunia kerja. Soft skills tersebut adalah memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, memiliki kemampuan dalam me-mecahkan masalah, bisa bekerja sama dalam tim, mempunyai kemauan untuk terus belajar

(9)

Ika Juni Sartika Purwaningsih, Sri Witurachmi, dan Renata Zoraifi. Soft Skills pada Pelaksanaan Magang Dunia Usaha/Dunia Industri . Agustus,2017

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2 , hlm. 11-20

19

dan mengambil informasi terbaik bagi perus-ahaan, serta memiliki kemampuan mem-impin.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembaha-san, tinggi skor indikator disiplin adalah 79,61 sehingga berkategori baik. Tinggi skor indikator inisiatif dan komunikasi adalah 66,67 dan 61,54 termasuk kategori cukup baik.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan saran sebagai berikut: 1. Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan mampu mening-katkan soft skills dari perkuliahan sebelum melakukan magang du/di atau terlibat lebih aktif dalam kegiatan organisasi dan kegiatan lainnya yang dapat menunjang peningkatan soft skills. Selain itu saat magang du/di ma-hasiswa juga diharapkan dapat meningkatkan soft skills mereka sehingga mahasiswa dapat memiliki soft skills yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan dunia kerja.

2. Program Studi

Prodi sebaiknya lebih mempersiapkan mahasiswa dengan soft skills yang dibutuh-kan dunia kerja. Persiapan ini dapat dilakudibutuh-kan dengan lebih banyak mengaplikasikan soft skills dalam kurikulum pembelajaran. Selain itu Prodi juga dapat mengupayakan berbagai kegiatan untuk mahasiwa tentang pengem-bangan diri khususnya dalam soft skills da-lam indikator inisiatif dan komunikasi.

3. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut ten-tang soft skills selain yang ada dalam penelitian ini. Selain itu diharapkan dapat menggunakan instrumen selain angket, seper-ti observasi atau wawancara. Penggunaan in-strumen selain angket akan lebih memperoleh jawaban yang lebih mendalam tidak sebatas yang disajikan oleh peneliti seperti pada angket.

DAFTAR PUSTAKA

Adebakin, A.B. (2015). Does Internship Experi-ence Beget Academic Relevance and Em-ployment Prospects: An Assessment of Graduate Interns From a Nigeria Universi-ty. Bulgarian Journal of Science and Edu-cation Policy, 9(2), 302-316. Diperoleh pada 18 Februri 2016, dari http://bjsep.org/ getfile.php?id=199

Berita UGM. (2017, 18 April 2017). April 2017, Penguasaan Soft Skill Memengaruhi Kesuksesan Kerja. Diperoleh pada 2 Mei 2017, dari http: http://ugm.ac.id/id/

berita/13707-

pen-guasaan.soft.skill.memengaruhi.kesukses an.kerja

Berita UGM. (2017, 18 April 2017). April 2017, Penguasaan Soft Skill Memengaruhi Kesuksesan Kerja. Diperoleh pada 2 Mei 2017, dari http://ugm.ac.id/id/

(10)

20 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 3, No. 2

berita/12704

soft.skill.kunci.keberhasilan.dalam.dunia. kerja

Binder, dkk. (2015). The Academic value of in-ternship: Benefit across disciplines and student backgrounds. Contemporary Edu-cation Psychology. 41, 73-82. Diperoleh pada 18 Februari 2017 dari http:// dx.doi.org/10.1016/

j.cedpsych.2014.12.001

Chan Lin dan Hung. (2015). Evaluation Of An Online Internship Journal System For Interns. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 1024 – 1027.

Elfindri, dkk. (2010). Soft Skills untuk Pendidik. Bandung: Banduose Media.

Esa, A., dkk. (2014). Applications Of Soft Skills In Engineering Programme At Polytech-nic Malaysia. Procedia-Social and Be-havioral Sciences. 115-120.

Gardner, H., (2013). Multiple Intelligences. Terj. Yelvi Andri Zaimur. Jakarta: Daras Books. (Buku asli diterbitkan 1993)

Hamidah, S. (2012). Profil Soft Skills

Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal

Pen-didikan Vokasi. 2(2), 355-367.

Khalil, O.E.M. (2015). Students experience with the business internship program at Ku-wait University. The International Jour-nal of Management Education. 202-2017. Kipreos, G. (2016). Academic Internship and

Student Satisaction: Evidence from Greece. Journal of Studies in Education. 6(3), 21-31 diperoleh pada 17 Maret 2017 dari http://dx.doi.org/10.5296/ jse.v6i3.9536

Murni, A dan Hutapea, N.M. 2014. Profil Soft Skills Mahasiswa Program Studi Pen-didikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. Seminar Nasional dn Rapat Thunan Bi-dang MIPA 2014, Institut Pertanian Bo-gor, Bandung.

Nugroho, D. H. (2009). Intergrasi Soft Skills pada Kurikulum Prodi Elektronika In-strumentasi-STTN untuk persiapan SDM PLTN. Seminar nasional. Yogyakarta. Pedoman magang 2016. 2016. Program Studi

Pendidikan Akuntansi.

Ratnawati, D. 2016. Profil Soft Skills pada Ma-hasiswa Tingkat Akhir Pendidikan Teknik Mesin Di Universitas Sarjana-wiyata Tamansiswa. Journal Of Mechan-ical Engineering Education. 1(2), 125-134

Rugaiyah. (2011). Pengembangan Kompetensi Mahasiswa Melalui Magang. Jurnal Ma-najemen Pendidikan. 209-219.

Sailah, Illah. (2008). Pengembangan Soft Skills Di Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Sahrir, M.S., Ismail, T., Tajri, S. A. S. (2016). An Insight into Internship Program for Un-dergraduate Arabic Language Leaners in

Referensi

Dokumen terkait

2.3.1 Perencanaan dan Manajemen Humas

Faktor produksi yang berpengaruh terhadap varietas unggul baru adalah lahan, benih, pupuk Urea, pestisida dan tenaga kerja.. Sedangkan yang berpengaruh terhadap varietas

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya atas berkah dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “ Perancangan

Jarak antar fasilitas dan frekuensi perjalanan pekerja merupakan data utama yang akan digunakan dalam mencari nilai Traveling Distance (TD) dan Safety Index (SI) untuk

The result of this research shows that: (1) there are some conditions which should be met in order to implement WMG effectively in improving students’ vocabulary mastery

Tujuan operasional ialah tujuan yang akan dicapai dengan sejumlah pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan

Dengan demikian maka waktu baku yang dihasilkan dalam aktivitas pengukuran kerja ini akan dapat digunakan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti, keterangan Penggugat dan dua orang saksi yang diajukan oleh Penggugat sebagaimana diuraikan di atas, jika dihubungkan