• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja, Kejelasan Sasaran Anggaran, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sragen)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja, Kejelasan Sasaran Anggaran, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sragen)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, SISTEM PELAPORAN, DAN MOTIVASI TERHADAP

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sragen)

Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

RIZKI MASPARWATI B200130164

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, SISTEM PELAPORAN, DAN MOTIVASI TERHADAP

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sragen)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

RIZKI MASPARWATI B200130164

Telah diperiksa dan disetujui oleh: Dosen Pembimbing,

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, SISTEM PELAPORAN, DAN MOTIVASI TERHADAP

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sragen)

Oleh :

RIZKI MASPARWATI B200130164

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Rabu, 01 November 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Dewan penguji:

1. Andy Dwi Bayu Bawono, SE., M.Si., Ph.D ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dra. Mujiyati, M.Si ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Eny Kusumawati, SE., Ak, MM., CA ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Mengetahui ,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 4 November 2017 Penulis

RIZKI MASPARWATI B200130164

(5)

1

PENGARUH ANGGARAN BERBASIS KINERJA, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, SISTEM PELAPORAN, DAN MOTIVASI TERHADAP

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sragen)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh anggaran berbasis kinerja, kejelasan sasaran anggaran, sistem pelaporan, dan motivasi terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sragen. Metode pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 48 responden.

Analisis data penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda dengan program SPSS Versi 21 for windows. Penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan independen. Variabel dependen adalah akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan variabel independennya adalah anggaran berbasis kinerja, kejelasan sasaran anggaran, sistem pelaporan, dan motivasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggaran berbasis kinerja dan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sedangkan sistem pelaporan dan motivasi tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Kata Kunci: anggaran berbasis kinerja, kejelasan sasaran anggaran, sistem pelaporan, motivasi, dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of performance-based budget, clarity of budget targets, reporting system, and motivation to accountability of government agencies performance.

The population in this study are public employees in the Work Unit (SKPD) Sragen Regency. The samples used in this study were 48 respondents by using is purposive sampling technique.

Data were analysed by using multiple linear regression analysis with SPSS version 21 for windows. This study consists of dependent and independent variables. The dependent variable is the performance accountability of government agencies and the independent variables are performance-based budgets, clarity of budget targets, reporting systems, and motivation. The result show, that performance-based budgeting and clarity of budget targets have a significant effect on performance accountability of government agencies while reporting and motivation system have no significant effect on performance accountability of government agencies.

Keywords: performance-based budgeting, clarity of budget targets, reporting system, motivation, and performance accountability of government agencies.

(6)

2

1. PENDAHULUAN

Di dalam sebuah pemerintahan, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) digunakan untuk mengetahui apakah akuntabilitas kinerja dalam setiap instansi pemerintah telah berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Akuntabilitas diyakini mampu mengubah kondisi pemerintahan yang tidak dapat memberikan pelayanan publik secara baik dan korup menuju suatu tatanan pemerintahan yang demokratis. Penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel akan mendapat dukungan dari publik. Ada kepercayaan masyarakat atas apa yang diselenggarakan, direncanakan, dan dilaksanakan oleh program yang berorientasi kepada publik. Di pihak penyelenggara, akuntabilitas mencerminkan komitmen pemerintah dalam melayani publik (Riantiano dan Azlina, 2011). Dalam rangka menciptakan akuntabilitas kinerja, pemerintah daerah selaku penganggung jawab pengelolaan keuangan daerah dituntut untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas aktivitas dan kinerja finansial (Reni, 2014).

Adapun faktor yang mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah anggaran berbasis kinerja. Anggaran berbasis kinerja

(Performance Based Budgeting) merupakan sistem penganggaran yang berorientasi pada output dan outcome (Bawono, 2015). Penelitian Endrayani et al (2014) menyimpulkan bahwa anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja pemerintah daerah. Sedangkan penelitian yang dilakukan Biworotomo (2016) menunjukkan bahwa anggaran berbasis kinerja tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Pengelolaan pemerintah daerah yang berakuntabilitas, juga tidak bisa lepas dari anggaran pemerintah daerah. Adanya sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan individu untuk menyusun target-target anggaran. Pada konteks pemerintah daerah, kejelasan sasaran anggaran berimplikasi pada aparat, untuk menyusun anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai instansi pemerintah. Dengan adanya sasaran anggaran yang jelas, secara tidak langsung ini akan mempengaruhi kinerja aparat pemerintah (Darwanis dan

(7)

3

Chairunnisa, 2013). Rohmawati (2016) menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Sedangkan Darwanis dan Chairunnisa (2013) menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Sistem pelaporan digunakan untuk memantau dan mengendalikan kinerja pemerintah dalam penyusunan anggaran di suatu instansi pemerintahan. (Triuriana, 2013). Biworotomo (2016) menyatakan bahwa sistem pelaporan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Sebaliknya menurut Susilowati (2014) menyimpulkan bahwa sistem pelaporan tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

Motivasi diartikan kekuatan yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan (Herawaty, 2014). Motivasi dibedakan atas dua : (1) Motivasi Intrinsik (2) Motivasi Ekstrinsik. Herawaty (2014) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Sedangkan menurut Susilowati (2014) menyatakan bahwa motivasi tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahannya yaitu apakah anggaran berbasis kinerja, kejelasan sasaran anggaran, sistem pelaporan, dan motivasi berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh anggaran berbasis kinerja, kejelasan sasaran anggaran, sistem pelaporan, dan motivasi terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objeknya yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD) Kabupaten Sragen.

(8)

4

2. METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja pada SKPD Kabupaten Sragen. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik

purposive sampling. Dengan kriteria sampel yaitu dua pegawai yang bekerja pada bagian Akuntansi / tata usaha pada Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) Setingkat Sekretariat DPRD, Inspektorat, Badan, dan Dinas di Kabupaten Sragen.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan metode survey, dengan cara menbagikan kuesioner secara langsung kepada responden. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Berganda dengan penggujian Hipotesis.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Uji Asumsi Klasik

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Variabel Kolmogorov-Smirnov p-value Keterangan Unstandardized Residual 0,638 0,810 Data berdistribusi normal

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Dari tabel 1 diatas menunjukan bahwa besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov adalah 0,638 dengan probabilitas (p-value) sebesar 0,810. Perbandingan antara probabilitas dengan taraf signifikansi 5% nilai hitung probabilitas adalah 0,810, sehingga dapat dinyatakan bahwa data pada model regresi persamaan terdistribusi normal.

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

Anggaran Berbasis Kinerja 0.610 1.640 Tidak Terjadi Multikolineritas Kejelasan Sasaran Anggaran 0.592 1.689 Tidak Terjadi Multikolineritas

(9)

5

Sistem Pelaporan 0.658 1.521 Tidak Terjadi Multikolineritas

Motivasi 0.784 1.275 Tidak Terjadi

Multikolineritas Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Berdasarkan pada tabel 2 bahwa masing-masing nilai VIF sekitaran angka 1 atau ≤ 10 dan nilai tolerance mendekati angka 1 atau 0,10 untuk setiap variabel sehingga dapat dinyatakan bahwa data pada model regresi persamaan tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 3. Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Berdasarkan hasil yang ditunjukan dalam table 3 tersebut menunjukan bahwa semua variabel dengan nilai signifikan lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas tersebut bebas dari masalah heterokedastisitas.

3.2Uji Hipotesis

Tabel 4.Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Koefisien

Regresi thitung Signifikan Keterangan

(Constant) 11.001 3.028 0.004 Anggaran Berbasis Kinerja 0.315 2.897 0.006 Signifikan Kejelasan Sasaran Anggaran 0.429 2.705 0.010 Signifikan Sistem Pelaporan 0.042 0.255 0.800 Tidak

Signifikan

Motivasi -0.101 -1.111 0.273 Tidak

Signifikan

Variabel P-value Sign Keterangan

Anggaran Berbasis Kinerja 0.122 0,05 Tidak Terjadi Heterokedastisitas Kejelasan Sasaran Anggaran 0.054 0,05 Tidak Terjadi Heterokedastisitas Sistem Pelaporan 0.572 0,05 Tidak Terjadi

Heterokedastisitas

Motivasi 0.307 0,05 Tidak Terjadi

(10)

6

R2 = 0,470

Adjusted R2 = 0,421

Fhitung = 9,530 Sig/Prob = 0,000 Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Pada penelitian ini menggunakan model persamaan yaitu, sebagai berikut : AKIP = 11,001 + 0,315PBK + 0,429KSA + 0,042SP – 0,101M + ε

Nilai konstanta sebesar 11,001 menunjukkan bahwa jika variabel anggaran berbasis kinerja, kejelasan sasaran anggaran, sistem pelaporan dan motivasi diasumsikan konstan atau sama dengan nol maka akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) akan meningkat.

Nilai koefisien regresi variabel anggaran berbasis kinerja sebesar 0,315. Hasil ini menunjukkan bahwa apabila semakin tinggi anggaran berbasis kinerja maka akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) akan meningkat.

Koefisien regresi variabel kejelasan sasaran anggaran sebesar 0,429. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai sasaran anggaran, maka akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) akan meningkat.

Nilai koefisien regresi variabel sistem pelaporan sebesar 0,042. Hasil ini menunjukkan bahwa apabila semakin tinggi sistem pelaporan, maka akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) akan meningkat.

Koefisien regresi variabel motivasi sebesar -0,101. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai motivasi, maka akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) akan menurun.

Tabel 5.Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .686a .470 .421 1.550

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai Fhitung 9,530 lebih besar dari Ftabel 2,798 dengan p-value 0,000 < 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa variabel anggaran berbasis kinerja, kejelasan sasaran

(11)

7

anggaran, sistem pelaporan, dan motivasi berpengaruh terhadap variabel akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP). Selain itu dengan melihat nilai signifikan kurang dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa model penelitian fit (goodness of fit).

Tabel 6.Hasil Uji F

Fhitung Ftabel p-value Keterangan

9,530 2,789 0,000 Ho ditolak

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individu. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7. Hasil Uji t

Variabel thitung ttabel Sig. Keterangan

Anggaran Berbasis Kinerja 2.897 2,016 0.006 H1 diterima Kejelasan Sasaran Anggaran 2.705 2,016 0.010 H2 diterima Sistem Pelaporan 0.255 2,016 0.800 H3 ditolak

Motivasi -1.111 2,016 0.273 H4 ditolak

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Nilai uji t diperoleh nilai signifikan sebesar 0,006 < 5%, sehingga H1 diterima, yang artinya anggaran berbasis kinerja berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP). Dapat diartikan bahwa penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam semua kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dapat efisien dalam pencapaian tersebut. Jadi semakin baik anggaran berbasis kinerja yang disusun secara sistematis dan tepat oleh pemerintah, maka akan semakin baik pula AKIP.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Endrayani et al (2014).

Nilai uji t diperoleh nilai signifikan sebesar 0,010 < 5%, sehingga H2 diterima, yang artinya kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP).

(12)

8

Dapat diartikan bahwa kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik. Jadi semakin jelas sasaran anggaran yang dibuat oleh pemerintah maka akan semakin baik juga AKIP.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmawati (2016).

Nilai uji t diperoleh nilai signifikan sebesar 0,800 > 5%, sehingga H3 ditolak, yang artinya sistem pelaporan tidak berpengaruh

terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP). Hal ini dapat dijelaskan laporan akuntansi di pemerintahan didasarkan pada PP 71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah berbasis akrual. Terkait hal itu pelaporan yang dimunculkan oleh pemerintah daerah dengan LAKIP itu berbeda karena LAKIP didasarkan oleh Kementrerian PAN, sehingga tidak sejalan dengan laporan akuntansi di pemerintah daerah. Dimana dasar pertanyaan akuntansinya lebih kepada laporan keuangan sedangkan di LAKIP yaitu laporan setiap instansi pemerintah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2014).

Nilai uji t diperoleh nilai signifikan sebesar 0,273 > 5%, sehingga H4 ditolak, yang artinya motivasi tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP). Hal ini dapat diartikan bahwa motivasi yang dipakai dalam pertanyaan ini adalah motivasi personal sedangkan LAKIP adalah penilaian tentang kinerja instansi pemerintah. Sehingga motivasi pegawai sering kali bertolak belakang dengan motivasi SKPD dimana cara kerjanya secara team work.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2014).

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa variabel anggaran berbasis kinerja dan kejelasan saasran

(13)

9

anggaran berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, sedangkan variabel sistem pelaporan dan motivasi tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

Untuk penelitian selanjutnya disarankan peneliti memperluas sampel agar hasil penelitian lebih valid dan terpercaya. Serta menambahkan metode wawancara dalam pengumpulan data. Untuk penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat mengembangkan variabel penelitian lain yang mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, misalnya pengendalian intern, ketaatan pada peraturan peundangan dan lain sebagainya..

DAFTAR PUSTAKA

Bawono, A. D. B. 2015. “The Role Of Performance Based Budgeting In The Indonesian Public Sector”. Tesis. Macquarie University.

Biworotomo, Danan. 2016. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kota Surakarta”.

Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Darwanis dan Sephi Chairunnisa. 2013. “Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah”. Universitas Syiah Kuala. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi.

Vol. 6, No. 2.

Endrayani, S. K. I Made P. A. dan Nyoman A. S. D. 2014. “Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus pada Dinas Kehutanan UPT KPH Bali Tengah Kota Singaraja)”. E-Jornal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1. Vol.2, No.1.

Herawaty, Netty. 2014. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah Kota Jambi”. Jurnal Cakrawala

Akuntansi. ISSN: 1979-4851.

Jensen, Michael C. and William H. Meckling. 1976. “Theory of the firm:

Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economic. Vol.3. No.4.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Riantiarno, Reynaldi dan Nur Azlina. 2011. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Rokan Hulu)”. Pekbis Jurnal, Vol.3, No.3.

(14)

10

Rohmawati, Intan. 2015. “Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Partisipasi Anggaran Terhadap Akuntabilitas Kinerja Aparat Instansi Pemerintah Daerah”. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Susilowati, Harini. 2014. “Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah”. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Triuriana, Erwin Agus. 2013. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (Studi Empiris pada Kota Jember)”.

Gambar

Tabel 3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Tabel 5.Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 6.Hasil Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Semakin tinggi tingkat suku bunga kredit yang ditawarkan oleh bank akan menyebabkan nasabah tidak tertarik untuk menggunakan jasa pelayanan perbankan tersebut dan beralih

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata melalui teknik stimulus aversif dengan pemberian empedu tanah dapat mengurangi perilaku menghisap jari

Kode Etik Bidan adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap bidan dalam rangka menjalankan tugas profesinya di masyarakat dan yang memberikan tuntunan serta

Namun demikian walaupun telah sering dipakai, sebenarnya perjanjian pengikatan jual beli, tidak pernah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan

Berdasarkan hasil penelitian, dijelaskan bahwa laporan keuangan Perusahaan Daerah Air Minum kota Samarinda yang penelitian selama dua tahun terakhir yaitu tahun 2013

Dari empat pilar yang diluncurkan pada program desmigratif, pilar 2 (pengembangan usaha produktif) dan pilar 4 (pembentukan koperasi desmigratif) memiliki tujuan utama untuk memberi

Yaitu mengenai tantangan yang dihadapi oleh suku minang perantauan dalam menjaga dan mempertahankan komunikasi budaya matrilineal dan peranan perempuan dalam