• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI SURYADI FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H / 2020 M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI SURYADI FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H / 2020 M"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

KEAGAMAAN MASYARAKAT DESA BONTOMARANNU

KECAMATAN GALESONG SELATAN KABUPATEN TAKALAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sajana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

SURYADI 105191105716

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)
(3)
(4)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Suryadi

NIM : 105191105716

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Agama Islam

Kelas : Ekstensi 2016

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan sampai selesai penyusunan skripsi, saya menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi ini. 3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka

bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar,13 Dzulqaidah 1441 H 04 Juli 2020 M

Yang Membuat Pernyataan

SURYADI

NIM: 105191105716

(5)

ABSTRAK

Suryadi. 105 191 1057 16. Peranan Organisasi Kepemudaan PERKASA (Pemuda Kreasi Desa) Dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan Masyarakat Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Dibimbing oleh Rusli Malli dan Mutakallim Sijal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peranan Organisasi kepemudaan PERKASA dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan masyarakat di Desa Bontomarannu. Serta mengidentifikasi gambaran program kegiatan Organisasi PERKASA selama didirikan di Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Lokasi penelitian bertempat di Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupten Takalar. Fokus penelitian adalah peranan organisasi kepemudaan PERKASA dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan masyarakat Desa Bontomarannu, serta partisipasi aktif Organisasi PERKASA di Desa Bontomarannu. Dalam penelitian ini penentuan informan dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi

(observation), wawancara mendalam (depth interview), dan dokumentasi. Serta teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif yakni dengan mereduksi data, menyajikan data, dan memverifikasi atau menarik sebuah kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama didirikan PERKASA telah memberikan banyak perubahan yang cukup signifikan terhadapa pemuda di Desa Bontomarannu, mereka telah mampu menyadari pentingnya peran yang mereka miliki dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan masyarakat Desa Bontomarannu. Pemuda PERKASA juga telah menyadari peran mereka sebagai tokoh penggerak dan sebagai tokoh pembaharu di Desa Bontomarannu, hal ini dibuktikan dengan partisipasi aktifnya dalam berbagai kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, diantaranya festival Ramadhan ceria (FRC), tahun baru Islam, isra mi,raj, maulid nabi, hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan RI, penghijauan, dan masih banyak kegiatan lainnya.

Kata Kunci: Kepemudaan PERKASA, dan Kegiatan Keagamaan

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti haturkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan, serta memberikan taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah menjadi suri teladan bagi umatnya terutama dalam hal mendidik. Pendidikan sangat diutamakan dalam Islam, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Skripsi ini dapat peneliti susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan skripsi ini. Berkaitan dengan rampungnya skripsi ini, peneliti sangat menyadari berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung kegiatan ini. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, MM, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Drs. H. Mawardi Pewangi ,M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Agama Islam.

(7)

3. Dr. Amirah Mawardi , S. Ag., M.Si. selaku ketua Prodi Pendidikan Agama Islam, Sekretaris Prodi, Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universits Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Rusli Malli M.Ag, dan Drs. Mutakallim Sijal, M.Pd. selaku pembimbing peneliti yang dengan tulus dan sabar dalam memberikan bimbingan dan motivasinya selama peneliti menyusun skripsi.

5. Teman-teman jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2016 khususnya kelas Ekstensi yang satu perjuangan dalam menempuh Ilmu dan meraih gelar sarjana, peneliti ucapkan terima kasih atas kebersamaan, kesetiaan dan kekompakan selama perkuliahan. Ucapan terimah kasih juga kepada teman-teman seperjuangan KKP Plus FAI 2020 di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara.

6. Ucapan terimah kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Arsyad dan Ibunda Januari, saudaraku, serta istriku tercinta Sarni dan Buah hatiku tersayang Almeera, merekalah yang menjadi penyemangatku dan merekalah yang tiada henti-hentinya mendoakan, memberi dorongan moril maupun materi selama menempuh pendidikan sampai selesainya skripsi ini.

7. Dunial Maulana sebagai kepala Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar, teman-teman anggota Pemuda Kreasi Desa (PERKASA) dan Tokoh masyarakat/penduduk Desa Bontomaranmnu atas viii

(8)

segala pengertian dan kerjasamanya selama peneliti melaksanakan penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu, Peneliti hanya dapat memohon dan berdo‟a mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan do‟a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin

Namun di atas lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai macam kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang membaca skripsi ini akan peneliti terima dengan hati terbuka. Peneliti berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar- besarnya bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.

6 Dzulkaidah 1441 H Makassar, --- 27 Juni 2020 M Penulis Suryadi NIM: 105191105716

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat penelitian ... 12

BAB II TINJAUN TEORITIS ... 14

A. Organisasi ... 14

1. Pengertian Organiasi ... 14

2. Ciri-ciri Organisasi ... 15

3. Jenis Organisasi ... 19

4. Fungsi dan Tujuan Organisasi ... 22

5. Paradigma Perubahan Organisasi ... 24

6. Contoh Organisasi atau Lembaga Di Lingkungan Masyarakat ... 25

B. Organisasi Kepemudaan Masjid ... 26

1. Organisasi Kepemudaan Masjid ... 26

2. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid... 27

C. Pemuda Kreasi Desa (PERKASA)... 30

1. Pengertian PERKASA ... 30

2. Visi, Misi dan Tujuan PERKASA ... 30

D. Meningkatkan Partisipai Kegiatan Keagamaan ... 31

1. Meningkatkan Partisipasi ... 31

(10)

2. Kegiatan Keagamaan ... 33

3. Meningkatkn Partisipasi Kegiatan Keagamaan ... 33

E. Kerangka Konseptual ... 34

BAB III METODE PENELITIAN... 36

A. Desain Penelitian ... 36

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 38

C. Fokus Penelitian ... 38

D. Deskripsi Fokus ... 39

E. Sumber Data ... 39

F. Instrumen Penelitian... 41

G. Teknik Pengumpulan Data ... 43

H. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Sekilas Tentang Desa Bontomarannu ... 47

B. Gambaran Umum Organisasi Pemuda Kreasi Desa (PERKASA) ... 53

C. Partisipasi Kegiatan Keagamaan Pemuda Kreasi Desa (PERKASA) ... 61

D. Peranan Pemuda Kreasi Desa (PERKASA) Dalam Meningkatkan Pertisipasi Kegiatan Keagamaan Masyarakat Desa Bontomarannu ... 69

BAB V PENUTUP ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTR PUSTAKA ... 78

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 81

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Luas Dusun di Desa Bontomarannu... 48

Tabel 4.2 Jumlah Kepala Keluarga ... 50

Tabel 4.3 Data Penduduk Berdasarkan Usia ... 50

Tabel 4.4 Data Penduduk Berdasarkan Matapencaharian... 51

Tabel 4.5 Data Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 52

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Peta Desa Bontomarannu ... 49 Gambar 4.2 Logo PERKASA ... 60

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampran 1 : Pedoman Wawancara Lampran 2 : Foto Wawancara Penelitian Lampiran 3:Foto-foto Kegiatan PERKASA Lampran 4: Surat Izin Penelitian

(14)

1

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah bangsa Indonesia membuktika bahwa peran kaum muda sangat signifikan dalam memajukan bangsa Indonesia, sebagaimana tercatat dalam estafet kesejarahan pembaharuan kebangsaan, sebutlah diantaranya rentetan gerakan kepemudaan pada tahun 1908, 1928, 1945 dan 1996. Itu membuktikan bahwa masa depan bangsa ada ditangan generasi muda selanjutnya.1

Masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh para generasi muda, kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa, karena itu setiap pemuda Indinesia, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang suah menyelesaikan pendidikan merupakan faktor penting yang sangat diandalkan oleh bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan bangsa.2

Ben Anderson dalam Andi Suirta mengatakan bahwa pemuda merupakan motor yang merupakan motor aktif sosial masyarakat adalah individu-individu potensial untuk dibentuk dan digrap sebagai objek sekaligus subjek serta merupakan mata rantai yang menghubungkan masa sekarang dan masa depan. Persepsi pemuda bukanlah suatu kata yang pengertiannya semata bergantung pada indikator usia, dan pemuda adalah pengertian yang lebih tepat untuk menunjukkan

1

Armin Mustamin Toputiri, Atas Nama Regenerasi: Pemuda dan Masa Depan Pembangunan Sulawesi Selatan, Cetakan Pertama, (Makassar: toACCe Publishing, 2004), h. ix

2

Ajuan Ritonga, Erlina, dan Supriadi, Analisis Peran Pemuda Terhadap Pembangunan Pertanian Lahan Pangan berkelanjutan Di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Jurnal Pertanian Tropik, Vol. 2,No.3. Desember 2015, h. 312

(15)

kualitas dan semangat. Peranan pemuda pada masa itu selalu mencapai posisi yang menentukan proses sosial politik dalam Negara dan masyarakat. Mereka begitu tegar dalam memperjuangkan kemerdekaan mengusir kolonialisme baik secara fisik maupun pemikiran3

Pemuda adalah salah satu pilar yang memiliki peran besar dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga maju mundurnya suatu negara sedikit banyak ditentukankan oleh pemikiran dan kontribusi aktif dari pemuda di negara tersebut. Begitu juga dalam lingkup kehidupan bermasyarkat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial dalam tatanam masyarakat sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsa, karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasi pemuda akan menguasai masa depan.4 Kaum muda harus hadir sebagai individu yang memiliki karakter dan kepribadian yang unggul, menghindari permainan politik yang tidak bermoral, secara sungguh-sungguh dan konsisten menegakkan prinsip al-amar bil-ma’ruf wan-nahyu anil munkar.5

Hal ini sejalan degan firman Allah Swt dalam QS. Ali Imran/3: 110:

َِّللّبِب َىٌُِْهْؤُت َّ ِرَكٌُْوْلا ِيَع َى ٌََِْْْت َّ ِفُّرْعَوْلبِب َىُّرُهْأَت ِسبٌَّلِل ْتَج ِرْخُأ ٍتَّهُأ َرَْ٘خ ْن ُتٌُْك

Terjemahnya:

3

Nina Karina, Dinamika sosial politik Organisasi Pemuda Pancasila Sumatera utara, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan 2008

4

Wahyu Isardino Satries, Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan Masyarakat, Jurnal Madani Edisi I/Mei 2009, h.91

5

Syarifuddin Jurdi, Kekuatan-Kekuatan Politik Indonesia: Kontestasi Ideologi dan Kepentingan, h.287

(16)

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeruh kepada yang ma‟ruf , dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”6

Dalam ayat ini memberikan pesan bahwa tugas utama manusia diciptakan Tuhan dibumi untuk melakukan emansipasi pada dimensi yang paling esensial dalam diri manuasia, lebih khusus bagi dalam dimensi kesadaran dan pencerahan.

Kaum muda perlu menunjukkan kualitas diri bahwa mereka memiliki kapasitas untuk melakukan perubahan dari dalam struktur negara dan memangkas habis system yang korup. Kaum muda harus muncul sebagai alternatif pemecah masalah dan bukan menjadi sumber persoalan baru. Dengan idealism dan visi masa depannya, harus mengembalikan nilai-nilai budaya bangsa yang telah hilang tanpa meninggalkan kecenderungan perubahan pada ranah global. Visi yang baik harus didukung oleh tingkah laku yang terpuji dan ahlak sosial politik yang mencerminkan visi tersebut.7

Pemuda sebagai generai penerus juga memiliki kemampuan potensial yang bias diolah menjadi kemampuan aktual. Selain itu juga memiliki potensi kecerdasan intelektual, emosi dan sosial, berbahasa, dan kecerdasan seni yang bisa diolah menjadi kecerdasa aktual yang dapat membawa mereka kepada prestasi yang tinggi dan kesuksesan. Mereka memiliki potensi moral yang dapat diolah dan dikembangkan menjadi moral yang positif seingga mampu berpartisipasi aktif

6

Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta, Duta Surya 2011), h. 80

7

Syarifuddin Jurdi, Kekuatan-Kekuatan Politik Indonesia: Kontestasi Ideologi dan Kepentingan, hlm. 291

(17)

dalam pembangunan bangsa dan negara yang penuh dengan kejujuran, tidak korup, semangat yang tinggi dan bertanggungjawab.8

Agama memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Hal ini dinyatakan dalam salah satu isi ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Sila pertama Pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila ini menekankan pada pundamen etis-religius dari negara Indonesia yang bersumber dari moral ketuhanan yang di ajarkan agama-agama dan keyakinan yang ada. Sila ini sekaligus berperan sebagai pengakuan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat Indonesia.9 Oleh karena itu, kepercayaan akan adanya tuhan adalah daar yang utama sekali dalam faham keagamaan,10 dan negara kita telah memilikinya dengan adanya sila pertama.

Agama sejatinya menjadi alat pengontrol moral bangsa. Menurut Bahasa sansekerta agama diartikan sebagai peraturan yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan yang dihadapinya dalam hidup, bahkan menjelang matinya.11 Hendropuspito menjelaskan agama sebagai suatu jenis system sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non-empiris yang di percayainya dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi mereka dan masyarakat pada umumnya.12 Agama selain membantu orang dari

8

Sudirman, Peranan Organisasi Gerakan Penerus Desa Tanammaang (GENRETA dalam Pembangunan Desa Tanammawang, Skripsi, Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar 2017

9

Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR,Empat pilar kehidupan kebangsaan dan bernegara (Jakarta: Sekretariat Jendaral MPR RI, 2012) hlm.46.

10

Nasution Harun, Falsafah Agama (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1989) hlm,23. 11

Yusron Rozak dan Tohirin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Dan umum (Jakarta: Uhamka Press, 2009) hlm,32.

12

Dadang kahmad, sosiologi agama (bandung : PT Remaja Posdakarya, 2000) cet. 1 h. 129

(18)

kebingungan dunia dan menawarkan jawaban tentang berbagai permasalahan, juga memberi kekuatan moral.13 Masih banyak orang yang merasa sudah beragama jika sudah melaksanakan upacara yadnya (dhohir) atau sembahyang saja. Menolong oaring menderita, berlalu lintas dengan mengikuti aturan, hidup hemat, hal ini sering tidak dianggap sebagai pengalamn agama.

Magnis susino mengatakan moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia. Bidang moral mencakup bidang kehidupan manusia dilihat dari egi kebaikanya sebagai manusia.14 Moral agama pada masyarakat sejatinya merupakan alat pengontrol untuk kehidupan yang baik. Masyarakat bersama-sama terus memegang teguh ajaran agama masing-masing agar tidak terjadi sebuah gejala sosial melemahnya moral tersebut.

Keteladanan dari kalangan elit agama dari pemerintah mempengaruhi aktualisasi nilai-nilai agama di masyarakat. Masyarakat tidak dapat disalahkan dengan fenomena melemahnya moral yang kini kian memprihatinkan. Suri teladan telah hilang dari figur publik yang sedari dulu menjadi figur umat. Padahal jika ada sosok atau tokoh yang menjadi panutan di mayarakat, umat akan mudah mengikuti.

Melemahnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan keagamaan ada beberapa macam. Contohnya melemahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan diantaranya, majid yang sepi ketika sholat fardu atau jamaah,

13

J. Dwi Narwako dan Bagong Suyanto,Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta :kencana,2011) hlm. 253.

14

E-Jurnal, Pengertian Moral Menurut Para Ahli, 2013, (http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-moral-menurut-para-ahli.html)

(19)

kurangnya aktivitas perayaan hari besar agama Islam seperti kegiatan Maulid Nabi Muhammad saw. Atau Isra Mi‟rad, minimnya peran pemuda lingkungan majid dalam berkegiatan di masjid atau sepinya masjid ketika bulan Ramadan telah usai, bukan sebuah rahasia umum jika setiap berakhirnya bulan suci Ramadan masjid kembali sepi jamaah. Kendati demikian, sejumlah masjid tetap berupaya agar masjid tetap ramai dikunjungi para jamaahnya.

Menurut Gubernur Bengkulu, H. Junaidi Hamsyah “Terdapat dua sebab utama masjid tidak berpenghuni. Pertama yaitu persepsi atau pemikiran masyarakat yang menganggap fungsi masjid hanya untuk tempat ibadah melaksanakan sholat. Penyebab kedua yaitu pergeseran nilai-nilai agama atau spiritual. Contohnya manusia semakin disibukkan dengan perekonomian sehingga lalai dengan tugasnya terhadap terhadap Allah SWT”15

. Masjid akan ramai ketika bulan suci Ramadan akan datang, shaf-shaf akan penuh setiap sholat fardu, terutama mendekati jam berbuka seperti sholat ashar, dan akan bertambah penuh ketika memasuki waktu magrib hingga menjelang isya sampai datang waktu sholat taraweh. Seiring berakhirnya bulan Ramadan atau penghujung bulan suci, masjid kembali cenderung akan sepi dari aktifitas kegiatan keagamaan. Umat lebih mementingkan keperluan hari raya seperti berbelanja atau mudik ke kampong halaman ketimbang meramaikan kegiatan masjid, hal hasil masjid kembali sepi dari kegiatan keagamaan.

15

Dmi, Inilah Penyebab Masjid Sepi Jamaah Versi Gubernur Bengkulu, 2016, (http://dmi.or.id/inilah-penyebab-masjid -sepi-jamaah-versi-gubernur-bengkulu/)

(20)

Berdasarkan penjelsan diatas, terlihat partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan sudah menurun. Peran pemerintah dan publik figur tidak lagi memepengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Hilangnya peran pemerintah dan publik figur dalam meberikan contoh pengalaman keagamaan harus segera dicari solusinya. Jika hilangnya peran pemerintah dan publik figur tidak segera diambil tindak tegas, maka akan berakibat terjadinya penyelewengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Lahirnya orgnisasi dan komunitas berbasis syariat islam menjadi solusi yang memberikan angin segar dalam penataan moral serta tangka laku masyarakat. Organisasi dan komunitas berbasis syariat islam dapat berperan bersama pemerintah dan publik figur. Ketiganya berfungsi mengatur dan mengontrol pola serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaa.

Organisasi masyarakat berlandaskan syariat islam mampu berperan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan kegamaa. Kegiatan dan ide baru organisasi masyarakat mampu menggugah msyarakat untuk berkegiatan keagamaan lebih baik lagi. Adapun organisasi yang paling dasar yang patut di berikan perhatian dalam penataan moral masyarakat ialah organisasi yang berada dalam naungan masjid. Hal ini disebabkan masjid merupakan pusat kegiatan kaum muslimin. Berawal dari masjid seharusnya kaum muslimin merancang masa depannya, baik dari segi di (agama), ekonomi, politik, sosial dan seluruh sendi kehidupan. Sebagaimana para pendahulunya memfungsikan masjid

(21)

secara maksimal, dalam memakmurkan dn meramaikanmasjid. Seperti yang disampaikan Allah SWT dalam Al Quran dalam Surah At-Taubah ayat 18 :

َٰٔسَعَف ۖ َ َّاللَّ َّلَِّإ َشْخَٗ ْنَل َّ َةبَك َّزلا َٔتآ َّ َة َلََّصلا َمبَقَأ َّ ِر ِخ ْٙا ِم َْْْ٘لا َّ ِ َّللّبِب َيَهآ ْيَه ِ َّاللَّ َد ِجبَسَه ُرُوْعَٗ بَوًَِّإ َيِٗدَتُِْوْلا َيِه اًُُْْكَٗ ْىَأ َكِئَٰلُّأ

Terjemahnya :

“Hanya yang memakmurkan masji-masjid Allah ialah orang-orang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selaim Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang mendapat petunjuk”16

Apabila peranan organisasi masjid dapat dioptimalkan, penataan yang berkesinambungan di msyarakat dalam peningkatan berkegiatan dalam beragama dapat dimulai. Hal ini bisa terjadi karena letk masjid yang dekat dengan lingkungan masyarakat.

Contoh organisasi yang berada dalam ruang lingkup berwadah masjid ialah pemuda kreasi desa. Sejatinya orgnisasi pemuda inilah yang menjadi tonggak ramai dan epinya masjid dalam kegiatan keagamaa. Ide yang baru serta keanggotaan yang mayoritas adalah pemuda yang menjadi modal bagi organisasi pemuda untuk membangun karakter masyarakat yang agamis dengan kegiatan yang rutin dan jangka panjang. Organisasi pemuda membawa pembaharuan dan cara baru untuk mengajak serta mendorong masyarakat untuk meramaikan masjid. Namun, kenyataannya peran dari para pemuda ini belum mampu untuk menggerakkan masyarakat dalam meramaikan masjid. PERKASA didirikan untuk

16 Departemen Agama RI,

Al-Quran Tajwid Kode, Translasi per kata, Terjemah per Kata (Bekasi, Cipta Bagus sagar 2013) .hlm. 189

(22)

cita-cita kemanusiaan yaitu mengajak seluruh elemen masyarakat kepada yang ma‟ruf dan mencegah kepada kemungkaran. Sejalan dengan firman Allah Swt dalam QS. Ali Imran/3: 104

َىُْحِلْفُوْلا ُنُُ َكِئَٰلُّأ َّ ۚ ِرَكٌُْوْلا ِيَع َى ٌََِْْْٗ َّ ِفُّرْعَوْلبِب َىُّرُهْأ َٗ َّ ِرَْ٘خْلا َٔلِإ َىُْعْدَٗ ٌتَّهُأ ْنُكٌِْه ْيُكَتْل َّ

Terjemahnya

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”17

Jalan terbaik untuk bersatu dalam kebenaran di bawah naungan al-Qur‟an dan Rasul-Nya, adalah dengan menjadi umat yang menyerukan segala bentuk kebaikan dunia dan akhirat, menyerukan kewajiban mendorong manusia pada kebaikan bersama dengan mencegah kejahatan (amar makruf nahi munkar, al-amr bi al-ma‟ruf wa al-nahy „an al-munkar). Mereka yang melakukan prinsip itu adalah orang-orang yang memperoleh keberuntungan yang sempurna.18 Seperti dijelaskan dalam Hadist Riwayat Muslim Rasulullah SAW bersabda:

ًارَكٌُْه ْنُكٌْ ِه َٓأَر ْيَه : ُل ُْْقَٗ صلى الله عليه وسلم ِالله َل ُْْس َر ُتْعِوَس : َلبَق ٌََُْع ُالله َٖ ِضَر ٕ ِرْدُخْلا دِْ٘عَس ِٖبَأ ْيَع ِىبَوْٗ ِلإْا ُفَعْضَأ َكِلَذ َّ َِِبْلَقِب َف ْعِطَتْسَٗ ْنَل ْىِئَف ،ًَِِبَسِلِبَف ْعِطَتْسَٗ ْنَل ْىِئَف ،ٍِِدَِ٘ب ٍُ ْرَِّ٘غُْ٘لَف

Artinya:

“Dari Abu Sa‟id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka rubalah dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.(Terjemahan Hadist Sahih Bukhari)

17

Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta, Duta Surya 2011), h 79

18

Al-Imam AL-Bukhari, Terjemahan Hadist Sahih Bukhari Jilid I, II, III & IV (Cet. 2009; Klan Book Centre, 2009), h. 196

(23)

Hadits ini juga menunjukkan bahwasanya barang siapa yang mampu untuk merubahnya dengan tangan maka dia wajib menempuh cara itu. Hal ini dilakukan oleh penguasa dan para petugas yang mewakilinya dalam suatu kepemimpinan yang bersifat umum. Atau bisa juga hal itu dikerjakan oleh seorang kepala rumah tangga pada keluarganya sendiri dalam kepemimpinan yang bersifat lebih khusus.

Yang dimaksud dengan „melihat kemunkaran‟ di sini biasa dimaknai „melihat dengan mata dan yang serupa dengannya‟ atau melihat dalam artian mengetahui informasinya. Apabila seseorang tidak bisa merubah kemungkaran dengan tangannya maka beralih menggunakan lisan yang memang mampu dilakukannya. Dan kalau pun untuk itu dia tidak sanggup maka dia tetap berkewajiban untuk merubah dengan hati, itula selemah-lemah iman. Jadi menegakkan amar ma‟ruf dan nahi munkar merupakan suatu kewajiban yang harus ditegakkan oleh semua umat manusia termasuk didalamnya kaum muda. Sejalan dengan Hadist Riwayat Ibn Majah Rasulullah SAW, bersabda:

َلَّ َرَكٌُْوْلا ا َّْأ َر اَذِإ َسبٌَّلا َّىِإ ُلُْقَٗ َنَّلَس َّ ََِْ٘لَع ُ َّاللَّ َّٔلَص ِ َّاللَّ َلُْس َرَلبَق َِِببَق ِعِب ُ َّاللَّ ْنُِ َّوُعَٗ ْىَأ َكَش َّْأ ًََُّ ُرَِّ٘غُٗ

Artinya:

“Sesungguhnya manusia apabila melihat kemunkaran, kemudian mereka tidak merubahnya di khawatirkan Allah akan meratakan adzab-nya kepada mereka.” (Mahkota Pokok-pokok Hadist Rasulullah SAW, Jilid 1).19

Salah satu organisasi pemuda yang telah aktif berkegiatan keagamaanya di lingkungan masyarakat ialah PERKASA (Pemuda Kreasi Desa) yang bertempat di Desa Bontomarannu, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar. Pemuda

19

Syekh Mansyur Ali Nashif, Mahkota Pokok-pokok Hadist Rasulullah SAW, Jilid 1 (Bandung: CV Sinar Baru, 2009), h 767

(24)

Kreasi Desa terlihat paling aktif dalam menjalankan aktifitas kegiatan dibanding organisasi pemuda lain di sekitar Desa Bontomarannu, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, dan masjid berada dalam lingkungan masyarakat. Ini yang menjadikan tolak ukur pengambilan objek penelitian di Pemuda Kreasi Desa yaitu untuk melihat peran pemuda dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan di msyarakat.

Berdasarkan realita yang tertulis di atas, partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan sudah menurun, perena pemerintah dan publik figur sebagai suri teladan tidak lagi mempengaruhi tingkat patisipasi masyarakat dalam kegiatan beragama. Organisasi pemuda diharapkan membantu peran pemerintah dan publik figur dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam mengenai peranan organisasi kepemudaan terhadap partsipasi kegiatan beragama serta menjadikannya skripsi dengan judul

“Peranan Organisasi Kepemudaan Perkasa (Pemuda Kreasi Desa) Dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan Di Masyarakat Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat mengekemukakan masalah sebagai berikut :

1. Bagimana gambaran umum Organisasi Pemuda Kreasi Desa (PERKASA) Bontomarannu Kec. Galesong Selatan Kab. Takalar?

(25)

2. Bagaimana partisipasi kegiatan keagamaan Pemuda Kreasi Desa (PERKASA) Bontomarannu Kec. Galesong Selatan Kab. Takalar.?

3. Bagaimana peranan Organisasi PERKASA dalam meningkatkan partisipasi kegiatan Keagamaan Masyarakat Desa Bontomarannu Kec.Galesong Selatan Kab. Takalar.?

C. Tujuan Penelitiaan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Uuntuk mengetahui gambaran program kegiatan Pemuda Kreasi Desa (PERKASA)

2. Untuk mengetahui partisipasi kegiatan keagamaan Pemuda Kreasi Desa (PERKASA)

3. Untuk mengetahui peran organisasi PERKASA dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan.

D. Mamfaat penelitian

1. Mamfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini secara teoritis sosiologi diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep praktek pekerjaan sosial terutama tentang interaksi sosial masyarakat dalam meningkatkan kegiatan keagamaan.

(26)

a. Untuk Pemerintah daerah, memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khusunya tentang peranan organisasi kepemudaan masjid dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan.

b. Diharapkan dapat membantu para pengelola lembaga dakwah, khususnya aktifis masjid dalam mengoptimalkan peran dan fungsi organisasi remaja masjid.

c. Menambah wawasan dan khazanah pendidikan islam pada masyarakat tentang manfaat dan peranan ikatan pemuda masjid dalam meningkatkan partisipasi kegiatan kegamaan.

(27)

14

TINJAUAN TEORITIS

A. Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama, sedangkan dalam kamus sosiologi, organisasi merupakan sistem sosial yang dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.20 Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya. Organisasi memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya. Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

Menurut Chester I. Barnad, “Organization as a system of cooperatives of

two or more persons” (Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih), sedangkan menurut Gitosudarmo, pengertian organisasi adalah suatu

20

(28)

sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekolmpok orang untuk mencapai suatu tujuan.21

Nawawi, menyatakan pendapatnya tentang pengertian organisasi dari dua segi yaitu pengertian organisasi secara statis dan dinamis yaitu:

a) Pengertian Statis: Organisasi adalah wadah berhimpun sejumlah manusia karena memiliki kepentingan yang sama. Statis dalam arti bahwa setiap orgnisasi memiliki struktur yang cenderung tidak berubah-ubah di samping itu posisi, status dan jabatan juga cenderung permanen.

b) Pengertian Dinamis: Proses kerjasama sejumlah manusia (dua orang atau lebih) untuk mencapai tujuan bersama. Dinamis dalam arti bahwa kerjasama berlangsung secara berkelanjutan atau proses yang selalu mungkin menjadi lebih efektif dan efesien, sebaliknya juga semakin kurang efektif atau kurang efesien. Disamping itu interaksi antarmanusia di dalam organisasi tidak pernah sama dari waktu ke waktu.22

Ini berarti bahwa dalam setiap organisasi selalu ada atau beberapa orang yang bertanggung jawab untuk mengkoor-dinasikan sejumlah orang yang bekerjasama tadi dengan segala aktivitasnya. Dalam banyak hal orang yang bertanggung jawab tadi juga harus mengkoordinasikan aneka ragam kegiatan sekumpulan orang yang lazimnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Ketentuan yang seharusnya disetujui bersama, sering tidak diketahui oleh

21

Tahir Arifin, perilaku organisasi (Yogyakarta: Deepublish, 2014) Cet.1 h,. 21

22

(29)

semuanya dan malah mungkin terpaksa disetujui. Hal ini banyak terlihat hampir di semua organisasi baik pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain bahwa pengertian organisasi akan semakin kompleks, strukturnya menjadi rumit, dan tingkat formalitasnya menjadi besar dan semua itu akan mempengaruhi orang- orang yang bekerjasama di dalam organisasi tersebut. Ini berarti dimensi manusia merupakan hal yang sangat urgen dalam organisasi.

Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa semua organisasi memiliki kesamaan, yang berbeda hanyalah bidang geraknya karena didasari oleh berbagai kepentingan manusia yang terhimpun di dalamnya. Hasibuan, mengemukakan bahwa organisasi dilihat dari tujuannya dikenal dengan organisasi perusahaan (business organization) dan organisasi sosial (public organization).23 Organisasi perusahaan bertujuan mendapatkan laba dan prinsip kegiatannya ekonomi rasional. Organisasi sosial bertujuan memberikan pelayanan sedang prinsip kegiatannya

Tiap ialah pengabdian sosial.

2. Ciri-ciri Oraganisasi

organisasi mempunyai karakteristik yang umum, yaitu: a. Dinamis

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus-menerus mengalami perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya

23

(30)

dan perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah. Sifat dinamis ini disebabkan pertama, karena adanya perubahan ekonomi dalam lingkungannya. Tiap organisasi memerlukan sumber keuangan untuk melaksanakan setiap kegiatannya. Oleh karena itu kondisi ekonomi sangat mempengaruhi kehidupan organisasi.Kedua, yang menjadikan organisasi bersifat dinamis adalah perubahan pasaran. Kebanyakan organisasi pasarannya adalah hasil produksi atau pelayanan. Jadi apabila dirasa kuantitas anggota sudah terlalu membengkak maka penerimaan anggota organisasi juga harus dikurangi. Faktor ketiga yang juga menjadikan organisasi bersifat dinamis adalah perubahan kondisi sosial. Karena semua organisasi tergantung kepada bakat dan inisiatif manusia maka organisasi harus tetap dinamis untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi sosial. Faktor yang terakhir adalah perubahan teknologi. Perubahan teknologi yang terjadi pada masyarakat akan memberikan dampak pada organisasi.

b. Memerlukan informasi.

Semua organisasi memerlukan informasi untuk berkembang.Untuk mendapatkan informasi adalah melalui komunikasi. Oleh karena itu komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi organisasi. Informasi ini dapat berasal dari dalam organisasi itu sendiri ataupun organisasi yang lain. c. Mempunyai tujuan.

(31)

Organisasi adalah kelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu setiap organisasi harus mempunyai tujuan masing-masing yang berbeda-beda. Tujuan organisasi hendaknya dihayati oleh seluruh anggota organisasi sehingga setiap anggota diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan organisassi melalui partisipasi mereka secara individual.

d. Terstruktur.

Organisasi dalam usaha mencapai tujuannya biasanya membuat undang-undang atau aturan-aturan dan hubungan hierarki hubungan dalam organisasi. Hal ini dinamakan struktur organisasi. Struktur menjadikan organisasi membakukan prosedur kerja dan mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan proses produksi. Selain empat sifat tersebut, ada empat hal umum yang dimiliki oleh organisasi yaitu sumber daya manusia, keterampilan, energi, dan lingkungan. Tiap organisasi mempunyai sumber daya manusia. Manusialah yang mengelola organisasi, yang mengerjakan tugastugas organisasi dan manusia juga yang memberikan pengetahuan yang digunakan untuk mengembangkan organisasi. Selain sumber daya manusia, organisasi juga harus memiliki ketrampilan tertentu. Keterampilan ini yang akan digunakan organisasi untuk mengelola masukan menjadi hasil produksi. Dari jenis ketrampilan ini orang akan dapat membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya.

Organisasi memang membutuhkan beberapa factor yang disebutkan diatas dan harus ditanggapi dengan bijak karena bagaimanpun organisasi memerlukan

(32)

kemajuan dalam roda organisasinya, untuk mempermudah koordinasi atau pembagian kerja maka dibutuhkan sruktur organisasi agar jelas pembagian kerjanya sehingga roda orgnisasi dapat berputar dengan lancar.

3. Jenis Organisasi

a. Organisasi Formal

Organisasi formal juga disebut sebagai organisasi sekunder yang merupakan bentuk hirarki resmi, atau dengan kata lain sudah ada kententuan mengenai ha-hal yang berhubungan dengan organisasi yang dibuat dalam lembaran-lembaran resmi. Jenis organisasi ini sudah memiliki peraturan, konvensi dan kebijakan yang ada diatas kertas. Maka menjadi kewajiban para pemimpin untuk memahami bagaimana fungsi dan beroperasinya organisasi formal tersebut dalam praktiknya, Menurut Kartono, ciri-ciri Organisasi formal ialah:

1) Bersifat impersonal dan objektif.

2) Kedudukan setiap individu berdasarkan fungsi masing-masing dalam satu system hirarki, dan sesuai dengan pkerjaan masingmasing.

3) Ada relasi formal berlandaskan alas an-alasan idiil dan konvensi yang objekstif sesuai kenyataan, dan adanya status resmi dalam organisasi. 4) Suasana kerja dan komunikasi berlandaskan pada kompetisi dan efisiensi.24

Pada organisasi formal, orang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan yang dibantu bermacam-macam sumber dan sarana. Agar kerjasama dapat

24

(33)

berjalan dengan baik maka dibutuhkan tata tertib, pengaturan oleh pemimpin, pembagian tugas atau pekerjaan, dan tata kerja yang teratur. Dan imbalan atau keuntungan tergantung dari kinerja masing-masing orang. Maka diperlukan kesatuan diantara kegiatan kerja, pemanfaatan tenaga kerja, dan kesatuan-kesatuan alat serta mesin dengan tugas dan otoritas masing-masing. Maka tugas pokok upaya pengorganisasian formal menurut Kartini Kartono meliputi:

1.) menentukan kelompok atau unit kerja, 2.) membagi tugas-tugas kerja,

3.) menentukan tingkat otoritas untuk bisa bertindak secara bertanggungjawab. Dengan begitu tersusunlah hirarki kerja yang dapat mencapai ketrampilan teknis, penghematan waktu, dan maksimalisasi kecepatan kerja.

b. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah sistem interelasi manusiawi berdasarkan rasa suka dan tidak suka, dengan iklim psikis yang intim, saling berhadapan, serta moral yang tinggi. Ciri-ciri organisasi informal menurut Kartono, antara lain:

1) terintegrasi dengan baik,

2) diluar kelompok informal, terdapat kelompok yang lebih besar,

3) setiap anggota secara individual mengadakan interelasi berupa jaringan pribadi dan disertai komunikasi yang lebih akrab,

(34)

5) sedikit atau banyak, setiap anggota mempunyai sikap yang pasti terhadap anggota lain yang mengikutsertakan emosi tertentu.25

Berhubungan dengan perasaan atau emosi, kelompok informal merupakan instrument penting bagi pembentukan sikap disiplin, moral, dan control sosial. Dengan begitu kontrol moral dan sosial mencanangkan kode-kode dan norma tingkah laku yang dianggap paling tepat dalam kelompok informal tersebut. Sehingga kelompok ini dapat memberikan pengaruh yang paling potensial bagi pembinaan dan pengaturan tingkah laku setiap anggota kelompoknya.Implikasi kontrol sosial dan moralitas dari kelompok informal bagi pribadi pemimpin menurut Kartono sebagai berikut.

1) Untuk mengubah tingkah laku individu melalui medium kelompok, bukan perorangan.

2) Pemimpin perlu memahami bahwa emosi dan sentiment-sentimen dari kelompok ini benar-benar merupakan kekuatan jiwa dari kelompok dan menjadi sumber dari kontrol sosial. Didalam kelompok ini orang akan merasa aman dan diterima.26

Suksesnya seorang pemimpin tidak hanya diukur dari keberhasilan dalam menggerakan individu-individu untuk berbuat, tetapi pada kemampuan untuk menggerakan kelompoksebagai totalitas. Karena itu salah satu tugas pemimpin ialah memperhatikan dinamika kelompok, yang memiliki emosi, sentiment, semangat, dan kepribadian yang berbeda-beda.

25

Ibid, h. 122

26

(35)

4. Fungsi dan Tujuan Organisasi

Organisasi memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah memenuhi kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas tanggungjawab, memproduksi hasil produksi dan mempengaruhi orang lain.

a) Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam rangka mengembangkan organisasi tersebut. Misalnya tempat berkumpul, alat-alat kegiatan, alat-alat tulis. b) Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab Kebanyakan organisasi

bekerja dengan bermacam-macam standar etis tertentu.Ini berarti bahwa organisasi harus berkembang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh organisasi maupun standar masyarakat dimana organisasi itu berada. Standar ini memberikan satu set tanggung jawab yang harus dilakukan oleh anggota organisasi.

c) Memproduksi Barang atau Orang Fungsi utama organisasi adalah memproduksi barang atau orang sesuai dengan jenis organisasinya. Dalam hal ini produk yang dihasilkan adalah kemampuan manusia untuk memiliki ketrampilan dan belajar dari orang lain demi untuk mengembangkan diri pribadi.

d) Mempengaruhi dan Dipengaruhi Orang Suatu organisasi digerakan oleh orang yang akan membimbing, mengelola, mengarahkan, dan menyebabkan pertumbuhan organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru, program baru, dan arah yang baru. Maka dari itu dalam berorganisasi banyak sekali

(36)

dikendalikan oleh orang yang mungkin memiliki kepentingan langsung maupun yang tidak memiliki kepentingan.

Hal lain yang perlu juga dimiliki oleh suatu organisasi adalah energi yang memungkinkan untuk berfungsi secara efektif. Energi ini diperoleh dari anggota organisasi. Hal lain yang dimiliki organisasi yaitu lingkungan. Lingkungan dapat berupa alam sekitar, tekanan politik, ekonomi, dan teknologi. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi organisasi, tetapi tidak semua kejadian diluar organisasi itu akan mempengaruhinya. Kejadian yang dapat mempengaruhi organisasi adalah kejadian yang relevan dengan organisasi tersebut.

Tujuan organisasi merupakan suatu harapan yang diinginkan dalam sebuah organisasi sesuai dengan misi dan visi pada organisasi tersebut demi kesejahteraan seluruh anggotanya. Setiap organisasi juga harus punya arah,

a) Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. atau suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi. Berdasarkan hal tersebut, visi merupakan suatu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi.

b) Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan Misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Misi adalah sesuatu yang

(37)

harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.27

5. Paradigma Perubahan Organisasi

Dalam perkembangannya organisasi telah dan mengalami perubahan paradigma. Mulai dari paradigma klasik, paradigma human dan paradigma kolaborasi. Menurut Limerick dan Cunnington sebagaimana dikemukakan oleh Keban, bahwa pada paradigma klasik tokoh yang sangat popular adalah Fayol, Taylor, Urwick dan Gullick, Gant, dsb. Rancangan organisasi pada generasi ini adalah:

a) Orientasi pada efesiensi yang tinggi.

b) Sistem otoritas dan kendali yang sangat hirarkis dengan rental kendali yang sangat sempit.

c) Prisnsip-prinsip spesialisasi, sentralisasi dan formalisasi sangat ditekankan disini.28

Paradigma dalam aliran ini mendapat kritikan tajam karena memperlakukan manusia dalam organisasi seperti mesin (kurang manusiawi). Organisasi dilihat seperti sebagai suatu proses mechanistic. Kreatifitas, inisiatif dan partisipasi anggota tidak dihargai sama sekali.

27

Khairudin Heru, Peran Organisasi Sosial Dalam Msyarakat, 2015, (http://rekayasakomputer.blogspot.co.id/2015/01/peran-organisasi-sosial-dalam-masyarakat.html)

28

(38)

Dalam paradigma human, telah terjadi pergeseran pandangan tentang manusia dalam organisasi. Manusia telah dilihat sebagai makhluk sosial yang dapat membentuk sendiri kelompok-kelompok informal sesuai dengan keinginannya, dan ingin bekerja pada kondisi kerja yang menyenangkan. Tokoh sebagai pelopor pada generasi ini adalah Elton Mayo dengan eksperimennya di Hawthrone tahun 1930an. Dalam pola ini dapat diketemukan bahwa asumsi yang berlaku sebelumnya keliru, yaitu bahwa kepentingan anggota organisasi adalah sama dengan kepentingan manajemen, dan manusia tidak dapat lagi dilihat sebagai individu yang independen tetapi memiliki kelompok atau kolektivitas. Dengan kata lain manusia harus dilihat sebagai “social man” sehingga faktor human mendapat perhatian utama. Tokoh lain yang mendukung aliran ini adalah Rensis Likert. Karya-karyanya yang menekankan prinsip-prinsip hubungan- hubungan yang bersifat “supportif” yang meperhatikan.

6. Contoh Organisasi atau Lembaga Di Lingkungan Masyarakat

Di dalam suatu masyarakat Indonesia terdapat organisasi atau lembaga yang dibentuk dari masyarakat untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Lembaga kemasyarakatan atau organisasi kemasyarakatan pada umumnya bersifat sosial yang tidak mencari keuntungan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Lembaga masyarakat dapat dibentuk berdasarkan peraturan daerah maupun atas inisiatif sendiri. Antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya dapat memiliki lembaga kemasyarakatan yang berbeda.

(39)

1. Rukun Warga (RW) 2. Rukun Tetangga (RT) 3. Karang Taruna

4. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

5. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) 6. Pelindung Masyarakat (Linmas)

7. Organisasi Kepemudaan Masjid 8. Organisasi Pemuda Anti Narkoba 9. Himpunan Mahasiswa

10. Laskar Bersedekah

B. Organisasi Kepemudaan Masjid

1. Organisasi Kepemudaan Masjid

Menurut Drs. EK Imam Munawir, organisasi adalah kerja sama diantara beberapa orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan kerja secara efektif dan efisien. Didukung juga dengan adanya remaja masjid. Remaja masjid di sini merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh dua orang remaja atau lebih yang memiliki keterkaitan dengan masjid untuk mencapai tujuan bersama.29

Sebagai wadah aktivitas kerja sama remaja muslim, maka remaja masjid perlu merekrut mereka sebagai anggota. Dipilih remaja muslim yang berusia

29

Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, (Jakarta: Pustaka Al- Kautsar,2005), h.52-54.

(40)

antara l5 sampai 25 tahun. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan tingkat pemikiran dan kedewasaan mereka. Usia di bawah 15 tahun dianggap terlalu muda sehingga tingkat pemikiran mereka masih belum berkembang dengan baik. Sedang usia di atas 25 tahun, sudah kurang layak lagi untuk disebut remaja. Namun, pendapat ini tidak menutup kemungkinan adanya gagasan yang berbeda. Tingkat usia anggota perlu dipertimbangkan dengan baik karena berkaitan dengan pembinaan yang akan dilakukan kedepanya dalam organisasi. Anggota yang memiliki tingkat usia, pemikiran dan latar belakang yang relatif homogen lebih mudah dibina bila dibandingkan dengan yang heterogen. Disamping itu, dengan usia yang sebaya, mereka akan lebih mudah untuk bekerjasama dalam melaksanakan program-program yang telah direncanakan sehingga akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan.

2. Peranan Organisasi Kepemudaan Masjid

Adapun Peran dan Fungsi Remaja Masjid antara lain: a.) Memakmurkan masjid

Remaja masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan

masjid. Di harapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan shalat berjama‟ah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena, shalat berjama‟ah adalah merupakan indicator utama dalam memakmurkan masjid. Selain itu, kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam memberikan informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi

(41)

untuk melaksanakan aktivitas yang telah diprogramkan. Dalam mengajak anggota untuk memakmurkan masjid tentu diperlukan kesabaran, misalnya:

1.) Pengurus memberi contoh dengan sering datang ke masjid

2.) Menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan masjid sebagai tempat pelaksanaannya.

3.) Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan acara shalat berjamaah. 4.) Pengurus menyusun piket jaga kantor kesekretariat dimasjid.

5.) Melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke masjid.30 b.) Pembinaan Remaja Muslim

Remaja muslim disekitar lingkungan masjid merupakan sumber daya manusia (SDM) yang sangat mendukung bagi kegiatan organisasi, sekaligus juga merupakan objek dakwah (mad‟u) yang paling utama. Oleh karena itu, mereka harus dibina secara bertahap dan berkesinambungan, agar mampu beriman, berilmu, dan beramal shalih dengan baik. Selain itu, juga mendidik mereka untuk berilmu pengetahuan yang luas serta memiliki ketrampilan yang dapat diandalkan. Dengan pengajian remaja, mentoring, malam bina iman dan taqwa (MABIT), bimbingan membaca dan tafsir Al-Qur‟an, kajian buku, pelatihan (training), ceramah umum, ketrampilan berorganisasi dan lain sebagainya.

c.) Pendukung Kegiatan Ta‟mir Masjid

30

(42)

Sebagai anak organisasi (underbouw) Ta‟mir Masjid, Remaja Masjid harus

mendukung program dan kegiatan induknya. Dalam pelaksanaan kegiatan- kegiatan tertentu, seperti shalat jum‟at, penyelenggaraan kegiatan Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha dan lain sebagainya. Disamping bersifat membantu, kegiatan tersebut juga merupakan aktivitas yang sangat diperlukan dalam bermasyarakat secara nyata. Secara umum, Remaja Masjid dapat memberi dukungan dalam berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab Ta‟mir Masjid, diantaranya:

1) Mempersiapkan sarana shalat berjama‟ah dan shalat –shalat khusus, seperti: shalat gerhana matahari, gerhana bulan, minta hujan, Idul Fitri dan Idul Adha.

2) Menyusun jadwal dan menghubungi khatib Jum‟at, Idul Fitri, dan Idul Adha.

3) Menjadi Panitia kegiatan-kegiatan kemasjidan. 4) Melaksanakan pengumpulan dan pembagian zakat. 5) Menjadi pelaksana penggalangan dana.

6) Memberikan masukan yang dipandang perlu kepada Takmir Masjid dan lain sebagainya.31

d.) Dakwah dan Sosial

Remaja masjid adalah organisasi dakwah Islam yang mengambil spesialisasi remaja muslim melalui masjid. Organisasi ini berpartisipasi secara aktif dalam mendakwahkan Islam secara luas, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melingkupinya. Aktivitas dakwah bil lisan, bil hal, bil qalam dan lain sebagainya

31

(43)

dapat diselenggarakan dengan baik oleh pengurus maupun anggotanya. Meskipun diselenggarakan oleh remaja masjid, akan tetapi aktifitas tersebut tidak hanya membatasi pada bidang keremajaan saja tetapi juga melaksanakan aktifitas yang menyentuh masyarakat luas, seperti bhakti sosial, kebersihan lingkungan, membantu korban bencana alam dan lain-lain, semuanya adalah merupakan contoh dari aktivitas dakwah yang dilakukan oleh remaja masjid dan mereka dapat bekerja sama dengan ta‟mir masjid dalam merealisasikan kegiatan kemasyarakatan tersebut.32

C. Pemuda Kreasi Desa (PERKASA)

1. Pengertian PERKASA

Pemuda kreasi desa adalah sebuah organisasi kepemudaan yang berda di wilayah Desa Bontomarannu , Kecamatan Galesong selatan Kabupaten Takalar. Dasar dibentuknya organisasi ini adalah untuk mempersatukan para pemuda islam di wilayah tersebut agar kegiatan pemuda dapat terorganisir dengan baik, kegiatan keagamaan maupun kegiatan yang bersifat umum.

2. Visi, Misi dan Tujuan PERKASA

a. Visi Organisasi Pemuda Kreasi Desa

Meningkatkan spiritual dan memebentuk sikap kepemimpinan agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah dan berahlak mulia.

b. Misi Organisasi Pemuda Kreasi Desa

32

(44)

Mengoptimalkan potensi remaja dalam berorgnisasi. Mengadakan kegiatan yang bermamfaat bagi masyarakat. Menjadi wadah silaturahmi antar remaja. Tujuannya adalah pikiran, emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangannya untuk kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan dalam menuju tujun yang akan dicapai. c. Tujuan Organisasi Pemuda Kreasi Desa

Bertjuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudipekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan dan perbuatan yang muncul pergaulan dalam masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.

D. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan keagamaan

1. Meningkatkan Partisipasi

Ditinjau dari segi etimologis, kata partisipasi merupakan pinjaman dari bahasa Belanda “participatie” atau dari bahasa Inggris “Participation”. Dalam bahasa Latin disebut “Participatio” yang berasal dari kata kerja “Partipare” yang berarti ikut serta, sehngga partisipasi mengandung pengertian aktif yaitu adanya kegiatan atau aktivitas.33 Sedangkan dalam KKBI (Kamus Besar Bahasa

33

Le Pank, Pengertian Partisipasi Menurut Beberapa Ahli, 2014, (http://www.lepank.com/2014/04/pengertian-partisipasi-menurut-beberapa.html).

(45)

Indonesia) partisipasi berarti, perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan, peran serta.34

Partisipasi menurut para ahli:

1) Menurut Keith Davis, Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional seseorang untuk pencapaian tujuan dan mengambil tanggung jawab di dalamnya.

2) Menurut Sajogyo, Partisipasi adalah proses dimana sejumlah pelaku telah bermitra pengaruh dan kontrol berbagi dalam inisiatif “pembangunan”, termasuk membuat keputusan tentang sumber daya.

3) Menurut Sastropoetro, Partisipasi adalah keterlibatan, partisipasi atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan eksternal.35

4) Menurut kamus lengkap sosiologi, partisipasi adalah derajat partisipasi individu dalam kehidupan sosial.36

Jadi dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah keterlibatan peserta secara mental dan emosional dan fisik dalam menanggapi melaksanakan kegiatan dalam proses pembelajaran dan untuk mendukung pencapaian tujuan dan mengambil tanggung jawab atas keterlibatannya.

2. Kegiatan Keagamaan

34

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012, (http://kbbi.web.id/partisipasi)

35

Jelajah Internet, Pengertian Partisipasi Menurut Para Ahli, 2015,

(http://www.jelajahinternet.com/2015/11/11-pengertian-partisipasi-menurut-para.html) 36

(46)

Kegiataan kegamaan banyak sekali macamnya, baik yang sifatnya regular ataupun temporer. Kegiatan rutin seperti: jamaah sholat fardhu, kultum, kajian kitab yang diselenggarakan sehabis jamaah sholat Dhuhur, dan pengajian bulanan. Kegiatan temporer, seperti kunjungan dan muhasabah ke berbagai sekolah, peringatan hari besar Islam (maulid nabi, isra mijrad, muharram) dan kegiutan bulan Ramadhan. Di samping kegiatan yang sifatnya ritual juga diselenggarakan kegiatan sosial terutama untuk masyarakat sekitar, seperti: santunan fakir miskin dan anak yatim.37

3. Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan

Peningkatnya partisipasi masyarakat dalam berkegiatan kegamaan di masyarakat dapat ditingkatkan, hal ini bisa dimulai dengan kesadaran sendiri untuk melaksanakan ibadah seperti sholat berjamaah atau membaca al-quran di rumah ataupun di masjid. Setelah memulai dengan diri sendiri, mengajak ataupun memberikan ajakan kepada orang lain untuk melakukanya juga suatu hal yang penting. Berkegiatan dengan berorganisasi dengan wadah organisasi masjid pun juga bisa meningkatkan partisipasi masyarakat dengan mengadakan acara atau kegiatan yang menarik animo masyarakat untuk datang dari segi pendidikan, keislaman atau sosial, seperti maulid nabi, gebyar muharram, gema Ramadhan, bakti sosial, satunan yatim-piatu dan dhuafa, bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk mayarakat berbondong-bodong memenuhi masjid atau pelataran untuk

37

Masjid Baitul Ihsan, Kegiatan Kegamaan, 2016,

(47)

bersama-sama berkegiatan. Hal ini nantinya akan melahirkan suatu budaya yang baik dan berkepanjangan didalam masyarakat.

E. Kerangka Konseptual

Menurut Imam Munawir, organisasi adalah kerja sama diantara beberapa orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan kerja secara efektif dan efisien. Didukung juga dengan adanya remaja masjid. Remaja masjid di sini merupakan wadah kerja sama yang dilakukan oleh dua orang remaja atau lebih yang memiliki keterkaitan dengan masjid untuk mencapai tujuan bersama.

Remaja masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan masjid. Di harapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan shalat berjama‟ah bersama dengan umat Islam yang lain. Karena, shalat berjama‟ah adalah merupakan indicator utama dalam memakmurkan masjid. Selain itu, kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam memberikan informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi untuk melaksanakan aktivitas yang telah diprogramkan

Pemuda kreasi desa (PERKASA) adalah salah satu organisasi remaja masjid, yang merupakan wadah remaja-remaja di dalam ruang lingkup masjid Ar-Rahman Desa Bontomrannu untuk berkeja sama dalam memakmurkan masjid dan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk beribadah di masjid.

(48)

Memakmurkan Masjid Pembinaan Remaja Masjid

Mendukung Kegiatan Ta‟mir Masjid Dakwah dan sosial

Bagan 2.1 Kerangka Konseptual

kurang maksimalnya peranan organisasi kepemudaan dalam meningkatkan partispasi kegiatan keagamaan di masyarakat.

Program Kerja PERKASA (Pemuda Kreasi Desa)

keagamaan

Organisasi Kepemudaan Masjid Peranan dan Fungsi

(49)
(50)

A.Desain Penelitian

1.Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang atau jasa.38 Pengertian lain menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam setting dan konteks naturalnya (bukan di dalam laboratorium) di mana peneliti tidak perlu berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati.39 Metode-metode penelitian dalam pendekatan kualitatif sering digunakan untuk melihat lebih dalam suatu fenomena sosial termasuk di dalamnya kajian terhadap ilmu pendidikan, manajemen dan administrasi bisnis, kebijakan publik, pembangunan atau ilmu hukum.40

Peneliti mengambil fenomenya melemahnya kegiatan partisipasi kegiatan kegamaan di masyarakat, dengan mengambil stuudi kasus pemuda kreasi desa, peneliti melakukan pengamatan dan observasi lingkungan masjid Ar-Rahman untuk mendapatkan beberapa data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Pendekatan Penelitian

Beberapa pendekatan yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

38

Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 5, h. 22

39

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif; Dasar-dasar, (Jakarta: PT. Indeks, 2012), h.7 40 Rully Indrawan,

Metodologi Penelitian; Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), h.67

(51)

a. Pendekatan Sosiologis

Pendekatan sosiologis dibutuhkan untuk mengetahui dinamika anggota organisasi sebagai objek penelitian. Pendekatan sosiologi dalam suatu penelitian sangat dibutuhkan sebagai upaya untuk membaca gejala sosial yang sifatnya kecil, pribadi hingga hal-hal yang sifatnya besar. Pendekatan sosiologis digunakan karena dalam penomena kemasyarakatan terjadi dinamika interaksi antara sesama manusia yang terlibat dalam proses sosial. Dengan demikian dalam menelaah keberadaan Organisasi PERKASA akan banyak terkait dengan dinamika kehidupan sosial kemasyarakatan di lapangan sehingga dalam penelitian ini pendekatan sosiologis digunakan untuk menelaah dan mencermati tentang bagaimana upaya yang dilakukan Organisasi PERKASA dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan masyarakat Desa Bontomarannu Kec. Galesong Selatan Kab. Takalar.

b. Pendekatan Ilmu Komunikasi

Pendekatan ilmu komunikasi yang dimaksud adalah sebuah sudut pandang yang melihat fenomena gerakan pembinaan sebagai sebuah bentuk penerapan pembelajaran. Pendekatan ilmu tersebut untuk mengetahui dinamika hubungan para anggota organisasi PERKASA sebagai objek pembinaan dan pembelajaran.

c. Pendekatan Agama

Pendekatan agama merupakan pendekatan yang banyak memberikan siraman rohani dan kalbu terhadap individu dalam memberikan pemahaman tentang agama yang bisa menjadi benteng dalam dirinya.

(52)

B.Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa Bontomarannu kecamatan Galesong selatan kabupaten Takalar. Wilayah ini dekat dengan lingkungan Masjid Ar-Rahman, yang berdampak langsung dalam setiap kegiatan yang dilakukan Pemuda Kreasi Desa. Adapun tempat yang menjadi objek penelitian ini adalah Pemuda Kreasi Desa, yang beralamat Di Desa Bontomarannu kecamatn Galesong Selatan kabupten Takalar. Ada beberapa hal yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian. Alasan yang paling mendasar adalah Masjid Ar-Rahman termasuk salah satu masjid terbesar di desa Bontomarnnu. Selain itu Pemuda Kreasi Desa sudah berdiri cukup lama, sudah banyak memiliki kegiatan keagamaan serta lingkungan masyarakat sekitar masjid yang terlihat majemuk.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini berjudul “Peranan Organisasi Kepemudaan PERKASA (Pemuda Kreasi Desa) Dalam Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Keagamaan Di Masyarakat Desa Bontomarannu Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar”. Oleh karena penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan jenis penelitian kualitatif, maka penelitian ini akan difokuskan pada peranan organisasi kepemudaan dalam meningkatkan partisipasi kegiatan keagamaan masyarakat.

(53)

D. Deskripsi Fokus

Agar kemudian mudah secara utuh uraian peneliti dalam penelitian tersebut, maka peneliti akan menjelaskan beberapa hal yang dianggap memiliki peranan penting dalam membangun teori dan konsep tersebut, yakni:

a) Peranan

Perana berasal dari kata peran. Peran memeiliki makna yang seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakanakan. “Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan(status)”. Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan.

b) Pemuda

Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Dalam undang-undang Nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan telah diatur batasan usia pemuda mulai dari umur 16 tahun sampai dengan 30 tahun.

E. Sumber Data

Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Dengan demikian, tidak semua informasi atau keterangan merupakan data penelitian. Data hanyalah sebagian saja dari

(54)

informasi, yakni hanya hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.41 Dalam penelitian ini data yang akan dicari adalah Peranan Pemuda Kreasi Desa dalam meningkatkan partisipasi kegiatan kegamaan di masyarakat

Adapun sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

1. Data primer, yaitu data dari penelitian yang langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer didapat melalui metode wawancara dan pengamatan langsung (observasi). Data primer penelitian ini diperoleh dari tokoh masyarakat, Pengurus, anggota aktif Pemuda Kreasi Desa, Masyarakat sekitar masjid.

2. Data sekunder, merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung, data yang diperoleh untuk mendukung data primer Data ekunder yang digunakan antara lain yaitu melalui dengan studi kepustakaan dengan cara memepelajari dan mengutip dari berbagai konsep yang terdiri dari banyakny literatur baik dari buku, jurnal, majalah, koran dan karya tulis lainnya ataupun dengan memamfatkan dokumen tertulis, gambar, foto-foto, atau benda-benda lain yang berkaitan dengan aspek yang diteliti. Data sekunder penelitian ini adalah data yang diperoleh dari sekretariat pemuda kreasi desa.

41

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, h.61

Gambar

Tabel 4.2 Jumlah Kepala Keluarga
Tabel 4.4 Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Tabel 4.5 Data Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Gambar 4.2 Logo PERKASA

Referensi

Dokumen terkait

1) Dalam novel Atheis tokoh Hasan adalah tokoh utama yang selalu hadir dalam setiap bagian cerita baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasan menceritakan

Pada penelitian ini digunakan pelarut berbeda yaitu etanol yang diduga mempunyai aktivitas antibakteri karena merupakan senyawa polar sehingga dapat menarik senyawa yang bersifat

1) Beberapa siswa mengabaikan penjelasan guru dan terus bermain dengan temannya. 2) Siswa yang kurang paham tidak mau bertanya tentang penjelasan materi yang

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana persepsi Pengajar Sekolah Islam Tariq Pittayapat Phuket terhadap Bank Syariah beserta faktor yang mempengaruhi

Jadi Peneliti harus melanjutkan ke siklus berikutnya karena syarat pembelajaran tuntas pada penelitian ini adalah (1) kinerja Peneliti harus 100% artinya sesuai

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Mempelajari cara pengolahan data dari hasil kalkulasi citra RoI menggunakan microsoft excel untuk mendapatkan prediksi nilai BMI menggunakan regresi linear dan melihat korelasi

Proses yang telah berlangsung dengan baik dijaga dan dikendalikan agar tetap berada pada batas atas (UCL) dan batas bawah (LCL) dan dilakukan secara