• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PERSEPSI STAKEHOLDER DAN MASYARAKAT DI KOTA SUKABUMI TENTANG PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PERSEPSI STAKEHOLDER DAN MASYARAKAT DI KOTA SUKABUMI TENTANG PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Persepsi adalah pengorganisasian, penginterprestasian terhadap stimulan yang diterima oleh panca indera, sehingga merupakan sesuatu yang berarti. Hasil persepsi terhadap stimulus dapat berbeda antara individu yang satu dengan yang lain. Persepsi dipengaruhi oleh perasaan, kemampuan berpikir serta pengalaman individu yang berbeda satu dengan yang lain (Daviddoff,1981 dalam Sagala,2009).

5.1 Persepsi dan Pemahaman Stakeholder di Kota Sukabumi tentang Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan

Stakeholder dipilih berdasarkan metode pengambilan sampelpurposif yang merupakan sampel non-probabilitas. Selanjutnya stakeholder yang terpilih tersebut akan disebut sebagai informan. Sampel tersebut diambil berdasarkan pertimbangan bahwa informan yang dipilih mempunyai kredibilitas dalam bidangnya, peduli terhadap perkembangan di Kota Sukabumi, berlatarbelakang pendidikan yang tinggi serta dianggap mempunyai pemahaman terhadap kuisioner yang akan diajukan.Jumlah informan yaitu 7 (tujuh) orang yang berasal dari pemerintahan dan non pemerintahan.Adapun karakteristik informan yang dipilih dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24Karateristik Informan

No. Pekerjaan Asal Instansi/lembaga/Jabata n Usia Informan Pendidikan Terakhir 1. Pegawai Negeri Sipil

(PNS)

Setda Kota Sukabumi / Kepala Bidang

43 tahun Pasca Sarjana 2. Pensiunan Tokoh Masyarakat/

Kepala LMD

61 tahun Sarjana 3. Praktisi Konsultan / Tenaga Ahli 31 tahun Pasca Sarjana 4. Pegawai Negeri Sipil

(PNS)

Bappeda Kota Sukabumi/ Kepala Bidang

40 tahun Pasca Sarjana 5. Dosen UMMI / Sekretaris LPM 35 tahun Pasca Sarjana 6. Pegawai Negeri Sipil

(PNS)

Bappeda Kota Sukabumi/ Kepala Bidang

38 tahun Pasca Sarjana

7. Dosen DPRD Kota Sukabumi/

Anggota Komisi

69 tahun Pasca Sarjana Sumber : Hasil Survey,2011.

(2)

5.1.1 Persepsi dan Pemahaman Informan tentang Substansi Bagian Pertama

Pada bagian ini, terdapat 16 pertanyaan yang diajukan kepada informan yang berisi 10 hal yang diangkat dari hasil wawancara peneliti sebelumnya. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan diuraikan sebagai berikut :

a. Persepsi dan pemahaman informan tentang pembangunan diKota Sukabumi Pada umumnya informan memandang pembangunan di Kota Sukabumi harus diarahkan dalam peningkatan ekonomi, sosial, fisik /infrastruktur kota serta kualitas pelayanan yang telah ada. Walaupun demikian dampak negatif yang mungkin dihasilkan oleh pembangunan itu haruslah diantisipasi sedini mungkin, sehingga pembangunan di Kota Sukabumi memenuhi kaidah ‘keberlanjutan’. Adapun hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 26.

b. Persepsi dan pemahaman informan tentang dampak pembangunan di Kota Sukabumi

Pembangunan yang telah berlangsung di Kota Sukabumi menurut pandangan informan mengakibatkan dampak negatif seperti kemacetan, pemukiman kumuh, alih fungsi lahan dan tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya. Akan tetapi walaupun demikian, pembangunan di Kota Sukabumi memberikan dampak positif terutama dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.Adapun hasil persepsi dan pemahaman informan tentang dampak pembangunan di Kota Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25Hasil Persepsi dan Pemahaman Informan tentang Pembangunan di Kota Sukabumi

No. Pelaku Persepsi

1. Setda Peningkatan sumberdaya manusia dan ekonomi 2. Bappeda 1 Peningkatan ekonomi, sosial dan fisik kota 3. Bappeda 2 Peningkatan dalam bidang pelayanan berkualitas 4. Unsur Legislatif Diarahkan dalam kaidah ‘berkelanjutan’ 5. Praktisi / Konsultan Antisipasi dampak negatif pembangunan

6. Akademisi Peningkatan dalam bidang pelayanan berkualitas sebagai kota jasa

7. Masyarakat Peningkatan ekonomi, infrastruktur dan pendidikan Sumber : Hasil Analisis, 2011.

(3)

Tabel 26Hasil Persepsi dan Pemahaman Informan tentang Dampak Pembangunan di Kota Sukabumi

No. Pelaku Persepsi

1. Setda Peningkatan dalam bidang perdagangan 2. Bappeda 1 Kemacetan akibat berkembangnya perdagangan 3. Bappeda 2 Peningkatan di bidang perdagangan,pendidikan dan

kesehatan

4. Unsur Legislatif Kemacetan dan pemukiman kumuh 5. Praktisi/

Konsultan

Waktu perjalanan menjadi lama dan maraknya pembangunan ruko

6. Akademisi Terpenuhinya kebutuhan jasa, namun belum seimbang dengan kebutuhan riil masyarakat

7. Tokoh Masyarakat Tingkat pendidikan masyarakat meningkat Sumber : Hasil Analisis, 2011.

c. Persepsi dan pemahaman informan tentang program-program pembangunan di Kota Sukabumi

Informan memandang bahwa program-program pembangunan di Kota Sukabumi lebih menekankan pada peningkatan kualitas pelayanan dalam bidang pendidikan dan kesehatan, program bantuan/stimulan terhadap masyarakat, pendistribusian keramaian terutama terhadap pusat-pusat pertumbuhan dan wilayah perluasan. Program-program pembangunan di Kota Sukabumi yang diketahui informan sebatas yang dikemukakan Pemerintah Kota Sukabumi pada forum-forum pertemuan.

Adapun hasil persepsi dan pemahaman informan tentang program-program pembangunan di Kota Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27Hasil Persepsi dan Pemahaman Informan tentang Program-programPembangunan di Kota Sukabumi

No. Pelaku Persepsi

1. Setda Peningkatan kualitas pelayanan dalam bidang

pendidikan dan kesehatan

2. Bappeda 1 Program bantuan / stimulan terhadap masyarakat 3. Bappeda 2 Distribusi keramaian terutama pada wilayah perluasan 4. Unsur Legislatif Desentralisasi keramaian dan pusat pertumbuhan 5. Praktisi/ Konsultan Tidak tahu

6. Akademisi Sebatas yang dipublikasikan Pemerintah Kota Sukabumi pada forum-forum

7. Tokoh Masyarakat Sebatas yang dipublikasikan Pemerintah Kota Sukabumi pada forum-forum

(4)

d. Persepsi dan pemahaman informan tentang kebutuhan generasi masa yang akan datang

Informan memandang bahwa ada beberapa aspek yang penting dalam memenuhi kebutuhan generasi mendatang. Aspek tersebut yaitu aspek lingkungan, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek kelembagaan. Aspek lingkungan tersebut mencakup lingkungan hidup yang berkualitas, konsistensi kawasan hijau maupun potensi sumberdaya alam.

Selanjutnya informan memandang bahwa aspek sosial yang merupakan kebutuhan generasi yang akan datang yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar, akhlak, dan pendidikan. Perekonomian yang bersumber pada potensi daerah dipandang sebagai kebutuhan generasi yang akan datang dari aspek ekonomi. Sedangkan kelembagaan pemerintah, keterkaitan antar wilayah serta penegakan hukum merupakan kebutuhan generasi yang akan datang dalam aspek kelembagaan.

Adapun hasil persepsi mengenai kebutuhan generasi yang akan datang dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28Hasil Persepsi dan Pemahaman Informan tentang Kebutuhan Generasi Mendatang

No. Pelaku Persepsi

1. Setda Lingkungan yang baik dan berkualitas, pendidikan yang berkualitas, kesehatan yang berkualitas dan pemenuhan kebutuhan dasar.

2. Bappeda 1 Kebutuhan akan air, kebutuhan akan udara dan kebutuhan akan tanah.

3. Bappeda 2 Lingkungan hidup,kualitas sumber daya manusia, kelembagaan pemerintah daerah dan keterkaitan antar wilayah (internal kota dan juga antar kota).

4. Unsur Legislatif Konsistensi kawasan hijau, pembatasan kepemilikan lahan, konsistensi pemanfaatan lahan dan ruang, pengendalian alih fungsi lahan.

5. Praktisi/ Konsultan Kualitas lingkungan hidup,pendidikan yang berkualitas,ekonomi yang bersumber dari potensi daerah, dan penegakan hukum.

6. Akademisi Jaminan ketersediaan lapangan kerja, jaminan pemenuhan hak-hak dasar warga kota, jaminan pemeliharaan lingkungan yang kondusif untuk kehidupan dan jaminan keberlangsungan usaha warga kota.

7. Tokoh Masyarakat Akhlak, pendidikan, lapangan kerja, dan perekonomian / kesejahteraan.

(5)

e. Persepsi dan pemahaman informan tentang contoh kasus kebutuhan generasi mendatang

Pada umumnya informan memandang bahwa contoh kasus kebutuhan generasi masa yang akan datang yaitu mencakup aspek lingkungan, aspek ekonomi, dan aspek sosial. Adapun hasil persepsi informan tentang contoh kasus kebutuhan generasi masa yang akan datang dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29Hasil Persepsi dan Pemahaman Informan tentang Contoh Kasus Kebutuhan Generasi Mendatang

No. Pelaku Persepsi

1. Setda Kebutuhan air bersih yang terus meningkat. 2. Bappeda 1 Tingkat pencemaran lingkungan yang meningkat. 3. Bappeda 2 Kekeringan dan keterbatasan lahan.

4. Unsur Legislatif Lahan produktif yang beralih fungsi sehingga meningkatnya jumlah kemiskinan.

5. Praktisi/ Konsultan Siklus air yang tidak terkendali, degradasi moral dan ketergantungan ekonomi terhadap wilayah lain. 6. Akademisi Lapangan kerja yang tidak mencukupi kebutuhan,

ketidakadilan pemenuhan hak-hak dasar warga kota, tidak adanya kemudahan usaha bagi masyarakat. 7. Tokoh Masyarakat Terjadinya tawuran, premanisme, banyaknya

pengemis sehingga berkurangnya rasa keamanan. Sumber : Hasil Analisis, 2011.

f. Persepsi dan pemahaman informan tentang pewarisan prinsip pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi

Hampir sebagian besar informan (71,42%) menyebutkan bahwa generasi terdahulu di Kota Sukabumi telah mewariskan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan terutama dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup serta cara untuk hidup bermasyarakat, walaupun pada prakteknya mulai tidak terlihat di Kota Sukabumi. Cara atau konsep untuk melestarikan adat istiadat atau budaya yang berkaitan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan tersebut yaitu ‘pamali’ atau tidak boleh.

g. Persepsi dan pemahaman informan tentang ketercapaian indikator pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi

Informan menyebutkan bahwa bidang jasa pelayanan kesehatan, pendidikan dan perdagangan merupakan indikator pembangunan berkelanjutan yang

(6)

ketercapaiannya menonjol di Kota Sukabumi seperti yang diperlihatkan pada Tabel 30.

Tabel 30Hasil Persepsi dan Pemahaman Informan tentang Ketercapaian Indikator Pembangunan Berkelanjutan di Kota Sukabumi

No. Pelaku Persepsi

1. Setda Bidang jasa pelayanan kesehatan

2. Bappeda 1 Bidang jasa pelayanan pendidikan, perdagangan dan kesehatan

3. Bappeda 2 Bidang jasa pelayanan perdagangan 4. Unsur Legislatif Pendidikan

5. Praktisi/ Konsultan Tidak tahu

6. Akademisi Bidang jasa pelayanan kesehatan 7. Tokoh Masyarakat Pendidikan

Sumber : Hasil Analisis, 2011.

h. Persepsi dan pemahaman informan tentang ketercapaian indikator pembangunan berkelanjutan dan hubungannya dengan program-program pembangunan di Kota Sukabumi

Respon informan mengenai ketercapaian indikator pembangunan berkelanjutan dan hubungannya dengan program-program pembangunan di Kota Sukabumi bermacam-macam. Ada yang memandang bahwa indikator pembangunan berkelanjutan dapat tercapai apabila program pemerintah ditekankan pada program lingkungan hidup, sistem perijinan dan peraturan yang diperketat, sertifikasi pelayanan, manajemen transportasi maupun penekanan pada program pemerintah dalam bidang pendidikan. Adapun persepsi informan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 31.

i. Persepsi dan pemahaman informan tentang pelibatan masyarakat (perencanaan partisipatif)

Informan menyebutkan (57,14%) bahwa masyarakat sudah dilibatkan dalam proses perencanaan, akan tetapi belum maksimal. Selanjutnya mereka menjelaskan bahwa di Kota Sukabumi perlu diadakannya public hearing, memperbanyak ruang yang memungkinkan proses partisipasi terjadi, memperbanyak kesempatan dan waktu untuk terjadinya perencanaan yang partisipatif. Proses perencanaan partisipatif di Kota Sukabumi belum dipraktekan

(7)

secara menyeluruh sehingga perlu diperluas keterlibatan pihak lain dan harus sering dilakukannya ‘turun’ ke lapangan.

Tabel 31Hasil Persepsi dan Pemahaman Informan tentang Ketercapaian Indikator Pembangunan Berkelanjutan dan Hubungannya dengan Program-program Pembangunan di Kota Sukabumi

No. Pelaku Persepsi

1. Setda Program peningkatan kualitas lingkungan hidup dan program pengelolaan persampahan.

2. Bappeda 1 Sistem perijinan yang diperketat, Koordinasi antar SKPD melalui kantor yang menangani perijinan. 3. Bappeda 2 Antisipasi kesenjangan antara prioritas usulan

masyarakat dalam pembangunan dengan anggaran daerah yang tersedia.

4. Unsur Legislatif Beberapa kawasan dipertahankan untuk tidak dialih-fungsikan.

5. Praktisi/ Konsultan Manajemen transportasi.

6. Akademisi Terkait dengan program pembangunan daerah karena ISO Manajemen mutu menjamin keberlanjutan. 7. Tokoh Masyarakat Adanya program pendidikan s/d kelas 12 Sumber : Hasil Analisis, 2011.

j. Persepsi dan pemahaman informan tentang definisi pembangunan berkelanjutan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan menekankan definisi pembangunan berkelanjutan menurut pemahaman mereka sendiri pada proses tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan dan hasil dari tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan tersebut. Untuk lebih jelasnya definisi pembangunan berkelanjutan menurut informan dapat dilihat pada Tabel 32.

k. Hasil gabungan persepsi dan pemahaman informan tentang prinsip pembangunan berkelanjutan

Adapun hasil gabungan persepsi dan pemahaman informan tentang prinsip pembangunan berkelanjutan dapat dilihat pada Tabel 33.

(8)

Tabel32 Definisi Pembangunan Berkelanjutan menurut Informan

No. Pelaku Persepsi

1. Setda Pembangunan berkelanjutan tidak hanya diarahkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup ataupun konservasi lingkungan hidup, tapi juga pembangunan yang dilaksanakan melalui tahapan yang jelas (tahunan/5 tahun) secara konsisten untuk menuju misi dan visi kota.Pembangunan berkelanjutan harus juga concern pada aspek sosial,iptek, budaya dan ekonomi.

2. Bappeda 1 Pembangunan yang memperhatikan dampak-dampak yang akan terjadi di masa yang akan datang, sehingga dampak yang akan merugikan dapat diantisipasi.

3. Bappeda 2 Pembangunan yang dilakukan saat ini harus

memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang. 4. Praktisi/konsultan Proses pembangunan yang memperhatikan kebutuhan masa

depan generasi, yang tidak tercerabut dari potensi daerahnya, yang selalu diwariskan kepada generasi penerusnya dengan prinsip partisipasi.

5. Akademisi Pembangunan yang terencana untuk mencapai target yang telah ditetapkan, memperhatikan aspek lingkungan dan menjamin tetap menyediakan ruang pengembangan untuk generasi mendatang.

6. Unsur Legislatif Pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan untuk mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang. Perencanaannya harus seluas mungkin dengan melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan misalnya dengan

public hearing.

7. Tokoh Masyarakat Untuk menata supaya Kota Sukabumi lebih tertata baik dan masyarakat sejahtera baik lahir maupun bathin.

Sumber : Hasil Analisis, 2011.

Tabel 33 Hasil Gabungan Persepsi dan Pemahaman Informan tentang Prinsip Pembangunan Berkelanjutan

No. Aspek Faktor-faktor yang mempengaruhi 1. Lingkungan 1. Lingkungan hidup yang berkualitas

2. Kebutuhan akan air, udara dan tanah 3. Konsistensi kawasan hijau

4. Jaminan pemeliharaan lingkungan yang kondusif

2. Sosial 1. Akhlak

2. Kesehatan yang berkualitas 3. Pendidikan yang berkualitas

4. Sumberdaya manusia yang berkualitas 5. Kesejahteraan rakyat

3. Ekonomi 1. Ekonomi yang bersumber pada daerah 2. Jaminan ketersediaan lapangan pekerjaan 3. Pendapatan masyarakat

4. Jaminan keberlangsungan warga kota 4. Kelembagaan 1. Kelembagaan pemerintah daerah

2. Keterkaitan antar wilayah 3. Pengendalian alih fungsi lahan 4. Penegakan hukum

5. Jaminan pemenuhan hak-hak dasar warga kota Sumber : Hasil Analisis, 2011.

(9)

5.1.2 Persepsi dan Pemahaman Informan tentang Substansi Bagian Kedua

Proses hirarki analitik (AHP) merupakan suatu pendekatan yang biasanya diguanakan untuk menganalisis kebijakan. Saaty (dalam Faletehan, 2009) mengemukakan bahwa tahapan analisis data sebagai berikut: (1) identifikasi sistem,(2) penyusunan hirarki,(3) membuat matriks perbandingan/komparasi berpasangan,(4) menghitung matriks pendapat individu,(5) menghitung pendapat gabungan, (6) pengolahan horizontal,(7) pengolahan vertikal dan (8) revisi.Adapun hasil analisis pada penelitian ini dapat dilihat pada uraian berikut.

1. Sintesis Bobot Pertimbangan tiap Informan.

Bobot pertimbangan (preferensi) masing-masing informan berbeda satu sama lainnya.Nilai bobot preferensi terbesar yaitu 0,5 yang berarti persentase preferensi yang diberikan yaitu sebesar 50%. Sedangkan bobot preferensi yang terkecil yaitu 0,05 yang berarti persentase persentase yang diberikan hanyalah sebesar 5%. Untuk lebih jelasnya bobot pertimbangan tiap informan terhadap faktor-faktor pendukung aspek pembangunan berkelanjutan dapat dilihat pada Tabel 34.

Dari Tabel 34 terlihat bahwa prioritas tertinggi faktor-faktor yang mempengaruhi aspek lingkungan pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan berdasarkan persepsi pelaku dari Bappeda 1 dan Setda yaitu degradasi lingkungan, pelaku dari Bappeda 2 yaitu faktor neraca sumberdaya alam, pelaku dari akademisi, praktisi, unsur DPRD dan tokoh masyarakat justru memilih potensi sumberdaya alam sebagai bobot preferensi tertinggi.

Tabel 35 menunjukkan bahwa pemberian bobot tertinggi dalam penentuan prioritas faktor-faktor yang mempengaruhi aspek sosial cenderung sama. Pelaku dari Bappeda 1, Bappeda 2, akademisi, praktisi dan unsur legislatif memilih keadilan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap aspek sosial dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.Sedangkan pelaku dari Setda memilih faktor menghargai perbedaan sebagai bobot pertimbangan tertinggi. Berbeda dengan pelaku dari tokoh masyarakat yang memilih rasa aman merupakan faktor yang mempunyai bobot tertinggi.

(10)

Tabel 34 Sintesis Bobot Pertimbangan tiap Informan dalam Aspek Lingkungan No. Pelaku Faktor-faktordalam Aspek Lingkungan Bobot Preferensi Prioritas

1. Bappeda 1 • Degradasi Lingkungan • Neraca SDA dan Lingkungan • Potensi SDA 0,50 0,33 0,17 1 2 3 2. Bappeda 2 • Neraca SDA dan Lingkungan

• Potensi SDA • Degradasi Lingkungan 0,43 0,33 0,24 1 2 3 3. Setda • Degradasi Lingkungan

• Potensi SDA

• Neraca Sumberdaya Alam dan Lingkungan 0,56 0,33 0,29 1 2 3 4. Akademisi • Potensi Sumberdaya Alam

• Neraca SDAdan Lingkungan • Degradasi Lingkungan 0,38 0,33 0,29 1 2 3 5. Praktisi • Potensi SDA

• Degradasi Lingkungan • Neraca SDAdan Lingkungan

0,38 0,33 0,29 1 2 3 6. DPRD • Potensi SDA

• Neraca SDAdan Lingkungan • Degradasi Lingkungan 0,43 0,37 0,33 1 2 3 7. Tokoh Masyarakat • Potensi SDA • Degradasi Lingkungan • Neraca SDAdan Lingkungan

0,33 0,33 0,33 1 1 1 Sumber : Hasil Analisis,2011.

Tabel 35Sintesis Bobot Pertimbangan tiap Informan dalam Aspek Sosial

No. Pelaku Faktor-faktor dalam Aspek Sosial Bobot Preferensi Prioritas 1. Bappeda 1 • Keadilan • Rasa Aman • Menghargai Perbedaan • Kesetaraan 0,47 0,32 0,16 0,05 1 2 3 4 2. Bappeda 2 • Keadilan • Menghargai Perbedaan • Rasa Aman • Kesetaraan 0,38 0,29 0,20 0,009 1 2 3 4 3. Setda • Menghargai Perbedaan

• Rasa Aman • Keadilan • Kesetaraan 1,00 0,71 0,42 0,14 1 2 3 4 4. Akademisi • Keadilan • Kesetaraan • Rasa Aman • Menghargai Perbedaan 0,26 0,26 0,26 0,23 1 1 1 2

(11)

Lanjutan Tabel 35

No. Pelaku Faktor-faktor dalam Aspek Sosial Bobot Preferensi Prioritas 5. Praktisi • Keadilan • Rasa Aman • Menghargai Perbedaan • Kesetaraan 0,29 0,25 0,25 0,14 1 2 2 3 6. DPRD • Keadilan • Rasa Aman • Kesetaraan • Menghargai Perbedaan 0,41 0,32 0,23 0,04 1 2 3 4 7. Tokoh Masyarakat • Rasa Aman • Keadilan • Kesetaraan • Menghargai Perbedaan 0,38 0,27 0,20 0,12 1 2 3 4 Sumber : Hasil Analisis,2011.

Tabel 36 Sintesis Bobot Pertimbangan tiap Informandalam Aspek Ekonomi

No. Pelaku Faktor-faktor dalam Aspek Ekonomi

Bobot

Preferensi Prioritas 1. Bappeda 1 • Pendapatan Masyarakat

• Kesempatan Kerja • Pendapatan Daerah • Investasi 0,36 0,26 0,22 0,13 1 2 3 4 2. Bappeda 2 • Pendapatan Masyarakat

• Pendapatan Daerah • Investasi • Kesempatan Kerja 0,31 0,29 0,20 0,13 1 2 3 4 3. Setda • Kesempatan Kerja

• Investasi • Pendapatan Masyarakat • Pendapatan Daerah 0,44 0,31 0,25 0,06 1 2 3 4 4. Akademisi • Pendapatan Masyarakat

• Kesempatan Kerja • Investasi • Pendapatan Daerah 0,27 0,27 0,24 0,24 1 1 2 2 5. Praktisi • Pendapatan Masyarakat

• Kesempatan Kerja • Pendapatan Daerah • Investasi 0,28 0,25 0,25 0,21 1 2 2 3 6. DPRD • Pendapatan Masyarakat • Kesempatan Kerja • Investasi • Pendapatan Daerah 0,35 0,29 0,20 0,12 1 2 3 4 7. Tokoh Masyarakat • Pendapatan Masyarakat • Kesempatan Kerja • Pendapatan Daerah • Investasi 0,35 0,29 0,20 0,12 1 2 3 4 Sumber : Hasil Analisis,2011

Dari Tabel 36 terlihat bahwa hampir sebagian besar informan memberikan bobot pertimbangan terbesar pada pendapatan masyarakat sebagai faktor yang

(12)

berpengaruh pada aspek ekonomi dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Sedangkan pelaku dari Setda memilih kesempatan kerja sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap aspek sosial dalam pembangunan berkelanjutan.

Tabel 37Sintesis Bobot Pertimbangan tiap Informan dalam Aspek Kelembagaan

No. Pelaku Faktor-faktor dalam Aspek Kelembagaan

Bobot

Preferensi Prioritas 1. Bappeda 1 • Partisipasi dan hak-hak publik

• Komunikasi dan koordinasi • Kepemimpinan 0,50 0,33 0,17 1 2 3 2. Bappeda 2 • Partisipasi dan hak-hak publik

• Komunikasi dan koordinasi • Kepemimpinan 0,41 0,33 0,25 1 2 3 3. Setda • Partisipasi dan hak-hak publik

• Komunikasi dan koordinasi • Kepemimpinan 0,37 0,33 0,29 1 2 3 4. Akademisi • Partisipasi dan hak-hak publik

• Komunikasi dan koordinasi • Kepemimpinan 0,33 0,33 0,33 1 1 1 5. Praktisi • Kepemimpinan

• Partisipasi dan hak-hak publik • Komunikasi dan koordinasi

0,36 0,32 0,32 1 2 2 6. DPRD • Partisipasi dan hak-hak publik

• Komunikasi dan koordinasi • Kepemimpinan 0,43 0,33 0,22 1 2 3 7. Tokoh Masyarakat • Kepemimpinan

• Partisipasi dan hak-hak publik • Komunikasi dan koordinasi

0,53 0,29 0,18 1 2 3 Sumber : Hasil Analisis,2011.

Dari Tabel 37 terlihat bahwa lima informan memilih partisipasi dan hak-hak publik sebagai faktor yang mempunyai bobot pertimbangan yang besar. Sedangkan dua responden lainnya memilih faktor kepemimpinan sebagai unsur terpenting karena diberi bobot pertimbangan yang besar.

2. Sintesis Bobot Pertimbangan Seluruh Informan

Tujuan dari perhitungan pendapat seluruh informan atau pertimbangan gabungan adalah untuk membentuk suatu matriks yang mewakili matriks-matriks pendapat individu yang ada.Menurut Faletehan (2009) matriks gabungan merupakan trik baru yang elemen-elemennya berasal dari rata-rata geometrik elemen matriks pendapat individu yang nilai rasio konsistensinya (CR) memenuhi

(13)

syarat yang telah disebutkan pada bahasannya sebelumnya.Adapun sintesis bobot pertimbangan seluruh responden pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 38.

Tabel 38 Sintesis Bobot Pertimbangan Seluruh Informan

No. Aspek Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bobot Preferensi Seluruh Responden Persentase Preferensi (%) Prioritas 1. Lingkungan • Degradasi Lingkungan • Neraca SDAdan Lingkungan • Potensi SDA 0,52 0,31 0,34 52,17 31,29 33,59 1 3 2 2. Sosial • Keadilan • Kesetaraan • Rasa Aman • Menghargai Perbedaan 0,32 0,15 0,29 0,20 32,13 14,68 29,10 20,38 1 4 2 3 3. Ekonomi • Pendapatan Masyarakat • Kesempatan Kerja • Investasi • Pendapatan Daerah 0,31 0,27 0,20 0,19 31,01 27,45 20,49 19,86 1 2 3 4 4. Kelembagaan • Komunikasi dan koordinasi

• Partisipasi dan hak-hak publik • Kepemimpinan 0,31 0,38 0,31 30,88 37,96 31,16 3 1 2 Sumber : Hasil Analisis, 2011.

Dari Tabel 38 terlihat bahwa apabila bobot pereferensi informan digabungkan dan dibagi dengan jumlah keseluruhan informan (7 informan) akan menghasilkan persentase bobot yang berbeda dengan bobot persentase tiap individu. Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi aspek lingkungan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan ternyata persentase bobot preferensi informan sebesar 52,17% memilih degradasi lingkungan sebagai prioritas pertama. Sedangkan untuk faktor yang mempengaruhi aspek sosial dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, bobot preferensi hampir merata, akan tetapi faktor keadilan merupakan prioritas tertinggi dengan persentase preferensi sebesar 32,13%.

Menurut pendapat responden secara keseluruhan dengan persentase preferensi sebesar 31,01%, faktor pendapatan masyarakat merupakan faktor yang mempengaruhi tujuan pembangunan berkelanjutan.Sedangkan dalam aspek

(14)

kelembagaan, perhitungan bobot preferensi seluruh responden memberikan bobot terbesar (37,96%) pada faktor partisipasi dan hak-hak publik sebagai faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan.

3. Pengolahan Horizontal

Pekerjaan selanjutnya dari analisis AHP yaitu adanya pengolahan horizontal yang digunakan untuk menyusun prioritas elemen keputusan pada hirarki keputusan yang dilakukan dengan empat tahap. Adapun empat tahap tersebut yaitu perkalian baris(z),perhitungan vektor prioritas atau eigen vektor, perhitungan nilai eigen max dan perhitungan nilai indeks konsistensi.

Teknomo dkk (1999) menyebutkan jika aij mewakili derajat kepentingan faktor iterhadap faktor j dan ajk menyatakan kepentingan dari faktor j terhadap faktor k,maka agar keputusan menjadi konsisten,kepentingan dari faktor i terhadap faktor k harussama dengan aij.ajkatau jika aij.ajk= aikuntuk semua i,j,k maka matrix tersebut konsisten. Permasalahan didalam pengukuran pendapat manusia, konsistensi tidak dapat dipaksakan. Jika A>B (misalnya 2 > 1) dan C>B (misalnya 3>1), tidak dapat dipaksakan bahwa C>A dengan angka 6>1 meskipun hal itu konsisten.

Pengumpulan pendapat antara satu faktor dengan yang lain adalah bebas satu sama lain, dan hal ini dapat mengarah pada ketidakkonsistensi jawaban yang diberikan informan. Walaupun demikian, terlalu banyak ketidakkonsistensi juga tidak diinginkan. Pengulangan wawancara pada sejumlah informan yang sama kadang diperlukan apabila derajat tidak konsistennya besar.Selanjutnya Teknomo menjelaskan bahwa apabila nilai Indeks Konsistensi bernilai 0, berarti matriks tersebut konsisten. Adapun batas ketidakkonsistenan dalam AHP telah ditetapkan oleh Saaty dengan Rasio Konsistensi (CR) yaitu perbandingan indeks konsistensi dengan nilai pembangkit random. Adapun Indeks konsistensi pada penelitian ini untuk setiap faktor-faktor yang mempengaruhi aspek pembangunan berkelanjutan mempunyai nilai 0, sehingga dapat dikatakan jawaban dari semua informan konsisten.Hasil perhitungan dari peneleitian ini dapat dilihat pada Tabel 39.

(15)

Tabel 39 Hasil Pengolahan Horizontal AHP No. Aspek Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkalian baris ( nilai z) Vektor Prioritas (eigen vektor) Nilai Eigen max Indeks Konsistensi (CI) 1. Lingkungan • Potensi SDA • Degradasi Lingkungan • Neraca SDA dan

Lingkungan 1,95 2,01 1,90 0,33 0,34 0,32 3,00 0,0005 2. Sosial • Keadilan • Kesetaraan • Rasa Aman • Menghargai Perbedaan 1,67 1,37 1,66 1,60 0,26 0,21 0,26 0,25 4,02 0,005 3. Ekonomi • Pendapatan Masyarakat • Kesempatan Kerja • Investasi • Pendapatan Daerah 1,62 1,57 1,46 1,45 0,26 0,25 0,24 0,24 4,01 0,004 4. Kelembagaan • Komunikasi dan koordinasi

• Partisipasi dan hak-hak publik • Kepemimpinan 1,89 2,03 1,99 0,32 0,34 0,32 3,00 0,0006

Sumber : Hasil Analisis,2011.

4. Prioritas Keputusan

Menurut Barnad (2011) keputusan merupakan perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relatif dan dapat dikatakan bahwa pengertiantingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan. Sekaitan dengan hal tersebut Terry (2011) menyebutkan bahwa p

Tujuan akhir dari sub bab penelitian ini adalah mengetahui keputusan akhir dari ketujuh responden dalam menentukan urutan prioritas dari faktor-faktor yang mempengaruhi keempat aspek/dimensi tujuan pembangunan berkelanjutan.

engambilan keputusan dapat didefenis ikan sebaga i “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.

Walaupun nilai-nilai preferensi gabungan dalam pengolahan horizontal memperlihat nilai yang perbedaannya sangat kecil, namun penelitian menunjukkan bahwa preferensi responden (lihat Tabel 39) untuk keempat aspek yaitu :

(16)

1. Aspek Lingkungan, preferensi informan memilih faktor degradasi lingkungan sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan.

2. Aspek Sosial, preferensi informan memilih faktor keadilan sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan.

3. Aspek Ekonomi,preferensi informan memilih faktor pendapatan masyarakat sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan.

4. Aspek Kelembagaan, preferensi informan memilih faktor partisipasi dan hak-hak publik sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan.

Adapun urutan prioritas dari gabungan preferensi informandan suasana pemberian informasi dari informan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 40 dan Gambar 22.

Tabel 40 Urutan Preferensi Gabungan Informan

No. Aspek Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pengolahan Horizontal Urutan Prioritas 1. Lingkungan • Degradasi Lingkungan

• Potensi SDA

• Neraca SDA dan Lingkungan

2,01 1,94 1,90 1 2 3 2. Sosial • Keadilan • Rasa Aman • Menghargai Perbedaan • Kesetaraan 1,67 1,66 1,60 1,37 1 2 3 4 3. Ekonomi • Pendapatan Masyarakat

• Kesempatan Kerja • Investasi • Pendapatan daerah 1,62 1,57 1,46 1,45 1 2 3 4 4. Kelembagaan • Partisipasi dan Hak-hak Publik

• Kepemimpinan

• Komunikasi dan Koordinasi

2,03 1,89 1,89 1 2 3 Sumber : Hasil Analisis,2011.

(17)

Sumber : Hasil Survey, 2011.

Gambar 22 Suasana Pengambilan Informasi dengan Informan

5.2 Persepsi dan Pemahaman Masyarakat di Kota Sukabumi tentang Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan

Pada penelitian ini usia mayoritas responden cenderung merata pada rentang usia yang ada. Persentase usia terbesar yaitu usia 60 tahun keatas yaitu 16,67%. Responden dengan jenis kelamin laki-laki mendominasi persentase keseluruhan responden yaitu sebesar 66,67%, sesuai dengan data pada Bab IV yang menyebutkan bahwa persentase penduduk laki-laki di Kota Sukabumi lebih besar.

Dari data agama yang dianut responden hampir semua menganut agama islam (95%). Sedangkan dari latar belakang pendidikan responden, hampir setengah dari jumlah keseluruhan responden (40%) merupakan lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU) dan persentase terkecil yaitu responden dengan lulusan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 13%.

Mata pencaharian responden sebagian besar (43,33%) merupakan wiraswasta/pedagang sedangkan persentase terkecil yaitu responden dengan mata pencaharian sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu sebesar 6,67% .Adapun untuk lebih jelasnya karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 41.

(18)

Tabel41Distribusi Frekuensi dan Persentase Karateristik Responden di Kota Sukabumi (n = 60)

No. Karateristik Responden Frekuensi

Persentase %) 1. Kelompok Umur : 15 - 19 tahun 20 - 24 tahun 25 - 29 tahun 30 - 34 tahun 35 - 39 tahun 40 - 44 tahun 45 - 49 tahun 50 - 54 tahun 54 - 59 tahun 60 ke atas 4 4 6 9 3 3 9 9 3 10 6,67 6,67 10,00 15,00 5,00 5,00 15,00 15,00 5,00 16,67 2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 40 20 66,67 33,33 3. Agama : Islam Katolik Protestan Budha Hindu 57 2 1 0 0 95,00 1,67 3,33 0 0 4. Latar Belakang Pendidikan

SD SMP SMU Akademi/Perguruan Tinggi 15 8 24 13 25,00 13,33 40,00 21,67 5. Jenis Mata Pencaharian :

PNS Pegawai Swasta Wiraswasta/Pedagang lain-lain 4 7 26 23 6,67 11,67 43,33 38,33 Sumber : Hasil Survey, 2011.

Pada penelitian ini sama halnya dengan stakeholder, maka masyarakat pun menjadi responden yang penting menjadi objek penelitian. Seperti yang disebutkan Akil (2003), bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan perencanaan tata ruang yang partisipatif perlu terus didorong untuk melibatkan masyarakat dengan pendekatan community driven planning dengan harapan:

1) Terciptanya kesepakatan dan aturan main (rule of the game) di masyarakat dalam rangka mewujudkan keadilan sosial disebabkan program perencanaan tata ruang yang disusun sesuai dengan aspirasinya.

2) Mewujudkan masyarakat madani yang dapat memenuhi dan mengupayakan pemenuhan kebutuhannya sendiri seiring dengan proses pembelajaran berpartisipasi yang terkandung dalam pendekatan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang.

(19)

3) Terciptanya sistem kelembagaan perencanaan tata ruang yang mampu meningkatkan legitimasi program pembangunan di daerah karena disepakati secara bersama-sama yang pada akhirnya dapat mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).

Dalam penelitian ini ada lima aspek utama dalam mengidentifikasi persepsi masyarakat Kota Sukabumi tentang prinsi-prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu Pembangunan di Kota Sukabumi, Ketercapaian pembangunan dan dampak pembangunan, Kepedulian terhadap masa yang akan datang, Perencanaan partisipatif dan Pembangunan berkelanjutan.

1. Persepsi masyarakat Kota Sukabumi mengenai pembangunan di Kota Sukabumi

Dalam aspek pembangunan di Kota Sukabumi, peneliti mengajukan tiga pernyataan yang berhubungan dengan Visi Kota Sukabumi Tahun 2005-2025, kesesuaian visi kota dengan pembangunan di Kota Sukabumi serta kaitannya dengan kemampuan Pemerintah Kota Sukabumi dalam mengimplementasikan visi kota tersebut.

Responden memberikan respon yang positif terhadap bunyi dari Visi Kota Sukabumi Tahun 2005-2025. Sebesar 70,49% responden setuju terhadap visi tersebut bahkan responden lainnya (29,51%) memberikan respon sangat setuju.Untuk lebih jelasnya respon responden terhadap aspek pembangunan di Kota Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 42.

2. Persepsi masyarakat Kota Sukabumi mengenai ketercapaian

pembangunan dan dampak pembangunan

Dalam aspek mengenai ketercapaian pembangunan dan dampak pembangunan di Kota Sukabumi, peneliti mengajukan tujuh pernyataan berkaitan dengan aspek tersebut. Sebesar 65,57% responden telah merasakan adanya dampak positif dari pembangunan di Kota Sukabumi. Sedangkan 27,87% responden tidak merasakan adanya dampak positif tersebut.

Tabel 42Respon Masyarakat Kota Sukabumi terhadap Aspek Pembangunan di Kota Sukabumi

(20)

No. Pernyataan

Persentase Respon Responden (%) Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak setuju Tidak Tahu/ Netral 1. Visi Kota Sukabumi Tahun

2005-2025 adalah “Terwujudnya Kota Sukabumi sebagai Pusat Pelayanan Berkualitas bidang Pendidikan, Kesehatan dan Perdagangan di Jawa Barat Berlandaskan Iman dan Taqwa”

29,51 70,49 0 0 0

2. Pembangunan yang telah

dilaksanakan di Kota Sukabumi telah sesuai dengan visi Kota Sukabumi.

4,92 65,57 29,51 0 0

3. Pemda Kota Sukabumi telah mampu mengimplementasikan visi Kota Sukabumi.

6,56 55,74 32,79 0 0

Sumber : Hasil Analisis,2011.

Sebesar 60,66% responden menyetujui bahwa ketercapaian pembangunan di Kota sukabumi yang paling menonjol adalah di bidang pendidikan. Sebesar 59,02% responden menyetujui bahwa ketercapaian pembangunan tersebut terkait dengan program-program pembangunan yang direncanakan Pemerintah Kota Sukabumi, sedangkan 32,70% lainnya tidak menyetujui adanya keterkaitan tersebut.

Untuk lebih jelasnya respon responden terhadap aspek ketercapaian pembangunan dan dampak pembangunan di Kota Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 43.

3. Persepsi masyarakat Kota Sukabumi mengenai kepedulian terhadap masa yang akan datang

Dalam aspek tentang kepedulian masyarakat terhadap masa yang akan datang, peneliti mengajukan tiga item pernyataan yang berkaitan dengan ada tidaknya pemikiran tentang kebutuhan generasi masa yang akan datang, keharusan adanya pemikiran tentang kebutuhan generasi masa yang akan datang dari produk perencanaan yang disusun oleh Pemerintah Kota Sukabumi dan tanggapan terhadap perencanaan yang baik.

Tabel 43 Respon Masyarakat Kota Sukabumi terhadap Aspek Ketercapaian Pembangunan dan Dampak Pembangunan di Kota Sukabumi

(21)

No. Pernyataan

Persentase Respon Responden (%) Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak setuju Tidak Tahu/ Netral 1. Masyarakat sudah merasakan

dampak positif dari pembangunan di Kota Sukabumi.

6,56 65,57 27,87 0 1,64

2. Ketercapaian pembangunan di Kota Sukabumi yang paling menonjol adalah di bidang pendidikan.

18,03 60,66 21,31 0 0

3. Ketercapaian pembangunan di Kota Sukabumi terkait dengan program-program pembangunan yang direncanakan Pemda Kota Sukabumi.

3,28 59,02 37,70 0 0

4. Peningkatan aktivitas ekonomi di Kota Sukabumi merupakan hal yang menggembirakan.

4,92 54,10 40,98 0 0

5. Dampak negatif dari

pembangunan di Kota Sukabumi yang paling menonjol yaitu kemacetan.

9,84 67,21 22,95 0 0

6. Telah terjadi penurunan kualitas lingkungan di Kota Sukabumi.

6,56 78,69 13,11 0 1,64

7. Dalam pembangunan di Kota Sukabumi, keterbatasan lahan merupakan hal yang harus dikhawatirkan.

13,11 65,57 21,31 0 0

Sumber : Hasil Analisis,2011.

Sebesar 55,74% responden menyetujui bahwa masyarakat di Kota Sukabumi sudah cukup memikirkan tentang kebutuhan generasi yang akan datang. Walaupun responden lainnya (29,51%) menganggap bahwa masyarakat di Kota Sukabumi belum memikirkan tentang hal tersebut.

Sebagian besar responden (77,05%) menyetujui bahwa produk perencanaan yang disusun oleh Pemerintah Kota Sukabumi haruslah memikirkan kebutuhan generasi masa yang akan datang, responden yang lainnya (29,51%) sangat menyetujui hal tersebut. Untuk lebih jelasnya respon responden terhadap aspek kepedulian tentang masa yang akan datang dapat dilihat pada Tabel 44.

Tabel 44Respon Masyarakat Kota Sukabumi terhadap Aspek Kepedulian akan Masa yang akan Datang di Kota Sukabumi

(22)

No. Pernyataan

Persentase Respon Responden (%) Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak setuju Tidak Tahu/ Netral 1. Masyarakat sudah cukup

memikirkan tentang kebutuhan generasi di masa yang akan datang.

11,48 55,74 29,51 3,28 0

2. Produk perencanaan Kota Sukabumi yang disusun oleh Pemda Kota Sukabumi harus memikirkan kebutuhan generasi masa yang akan datang.

22,95 77,05 0 0 0

3. Perencanaan yang baik yaitu harus memikirkan nasib generasi yang akan datang dan keberlanjutannya

40,98 57,38 1,64 0 0

Sumber : Hasil Analisis,2

4. Persepsi masyarakat Kota Sukabumi mengenai perencanaan partisipatif Dalam aspek tentang perencanaan partisipatif, peneliti mengajukan empat pernyataan yang berkaitan dengan pengetahuan masyarakat tentang

program-program pembangunan daerah yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Sukabumi, keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan di Kota

Sukabumi serta koordinasi antar stakeholder dalam proses perencanaan.

Lebih dari setengah dari jumlah responden (57,38%) tidak mengetahui program-program pembangunan daerah yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Sukabumi.Sedangkan 37,70% responden lainnya telah mengetahui tentang hal tersebut. Sebesar 49,18% responden menyebutkan bahwa ternyata masyarakat belum dilibatkan dalam proses perencanaan di Kota Sukabumi, meskipun 39,34% responden lainnya mengakui sudah adanya pelibatan masyarakat.

Masyarakat haruslah dilibatkan dalam proses perencanaan di Kota Sukabumi, sebagian besar responden (68,85%) menyetujui tentang hal tersebut.

Adapun respon responden terhadap aspek perencanaan partisipatif dapat dilihat pada Tabel 45.

Tabel 45Respon Masyarakat Kota Sukabumi terhadap Aspek Perencanaan Partisipatif di Kota Sukabumi

(23)

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak setuju Tidak Tahu/ Netral 1. Masyarakat telah mengetahui

program-program pembangunan daerah yang direncanakan Pemda Kota Sukabumi.

3,28 37,70 57,38 1,64 0

2. Masyarakat sudah dilibatkan dalam proses perencanaan di Kota Sukabumi.

6,56 39,34 49,18 4,92 0

3. Masyarakat harus dilibatkan dalam proses perencanaan di Kota Sukabumi.

32,79 63,93 1,64 0 1,64

4. Dalam proses perencanaan, pemerintah harus menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat dan pihak swasta.

29,51 68,85 1,64 0 0

Sumber : Hasil Analisis,2011.

5. Persepsi masyarakat Kota Sukabumi mengenai pembangunan berkelanjutan Dalam aspek pembangunan berkelanjutan, peneliti mengajukan sepuluh item pernyataan yang berkaitan dengan pengertian pembangunan berkelanjutan, tujuan pembangunan berkelanjutan, empat dimensi dalam pembangunan berkelanjutan, kota berkelanjutan, pentingnya pembangunan berkelanjutan dan ada tidaknya prinsip pembangunan berkelanjutan yang diwariskan nenek moyang melalui adat istiadat dan tradisi.

Sebagian besar responden (73,13%) menyetujui pengertian pembangunan berkelanjutan yang berkaitan dengankeseimbangan pemanfaatan sumberdaya di masa sekarang dan masa yang akan datang.Untuk pengertian pembangunan berkelanjutan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan generasi sekarang dan generasi yang akan datang, sebesar 73,77% menyetujuinya, bahkan responden yang lain (16,39%) sangat menyetujuinya.

Adanya pembagian tujuan pembangunan yang betkelanjutan menjadi empat aspek disetujui oleh 68,85% responden. Bahkan sebesar 27,87% responden lainnya sangat menyetujuinya.Pembagian aspek lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan yang terdiri dari potensi sumber daya, degradasi lingkungan serta neraca atau keseimbangan disetujui oleh 75,41% responden.

Untuk pembagian aspek lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan yang terdiri dari keadilan, kesetaraan, rasa aman dan menghargai perbedaan, sebesar 78,69% responden menyetujuinya. Bahkan 19,67% responden lainnya sangat menyetujui tentang hal tersebut. Aspek ekonomi dalam pembangunan

(24)

berkelanjutan yang terdiri dari pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, investasi dan pendapatan daerah mendapatkan respon positif dengan disetujuinya oleh 77,05% responden dan 16,39% responden lainnya bahkan sangat menyetujuinya.

Pembagian aspek kelembagaan dalam pembangunan berkelanjutan yang terdiri dari komunikasi dan koordinasi, partisipasi dan hak-hak publik serta kepemimpinan disetujui oleh 75,41% responden dan sangat disetujui oleh 18,03% responden lainnya.

Menurut lebih dari setengah jumlah responden keseluruhan (68,85%) Kota Sukabumi merupakan kota yang sudah memikirkan tentang tujuan pembangunan berkelanjutan dan bisa menjadi kota yang berkelanjutan. Responden yang lain sebesar 16,39% bahkan sangat menyetujui tentang gagasan tersebut.Sebesar 68,85% responden setuju bahwa pengertian tentang pembangunan berkelanjutan harus dipahami oleh seluruh masyarakat di Kota Sukabumi.

Untuk lebih jelasnya respon responden terhadap pembangunan berkelanjutan dapat dilihat pada Tabel 46.

Tabel 46Respon Masyarakat Kota Sukabumi terhadap Aspek Pembangunan Berkelanjutan di Kota Sukabumi

No. Pernyataan

Persentase Respon Responden (%) Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak setuju Tidak Tahu/ Netral 1. Pembangunan yang berkelanjutan

yaitu pembangunan yang menciptakan keseimbangan pemanfaatan sumberdaya di masa sekarang dan masa yang akan datang.

22,95 72,13 3,279 1,64 0

2. Pembangunan yang berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

16,39 73,77 9,836 0 0

3. Tujuan pembangunan berkelanjutan didasarkan pada empat aspek yaitu aspek lingkungan, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek kelembagaan.

27,87 68,85 3,279 0 0

Lanjutan Tabel 46

No. Pernyataan

Persentase Respon Responden (%) Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak setuju Tidak Tahu/ Netral

(25)

4. Aspek lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan terdiri dari potensi sumber daya, degradasi lingkungan serta neraca sumber daya alam dan lingkungan.

18,03 75,41 6,557 0 0

5. Aspek sosial dalam pembangunan berkelanjutan terdiri dari keadilan, kesetaraan, rasa aman dan menghargai perbedaan.

19,67 78,69 1,639 0 0

6. Aspek ekonomi dalam pembangunan berkelanjutan terdiri dari pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, investasi dan pendapatan daerah.

16,39 77,05 6,557 0 0

7. Aspek kelembagaan dalam

pembangunan berkelanjutan terdiri dari komunikasi dan koordinasi, partisipasi dan hak-hak publik serta kepemimpinan.

18,03 75,41 6,557 0 0

8. Kota Sukabumi merupakan kota yang sudah memikirkan tentang tujuan pembangunan berkelanjutan dan bisa menjadi kota yang berkelanjutan.

16,39 73,77 6,557 1,64 1,64

9. Pengertian tentang pembangunan berkelanjutan harus dipahami oleh

seluruh masyarakat di Kota Sukabumi.

29,51 68,85 1,639 0 0

10. Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan sudah diwariskan nenek moyang melalui adat istiadat dan tradisi.

13,11 68,85 18,033 0 0

Sumber : Hasil Analisis,2011.

Respon dari masyarakat apabila dibagi menjadi respon negatif atau tidak menyetujui terhadap pernyataan dalam kuisioner dan respon positif atau menyetujui terhadap pernyataan dalam kuisioner yang diajukan dapat disimpulkan pada Tabel 47.

Tabel 47Respon Masyarakat terhadap Pernyataan-pernyataan dalam Kuisioner

No. Aspek Utama Respon Masyarakat 1. Pembangunan di

Kota Sukabumi

Masyarakat memberikan respon positif terhadap pembangunan di Kota Sukabumi dan mengakui adanya keterlibatan Pemda Kota Sukabumi dalam menerapkan visi dan misi kota.

2. Ketercapaian pembangunan dan dampaknya

Masyarakat memberikan respon positif terhadap ketercapaian dampak pembangunan di Kota Sukabumi serta mengakui adanya keberhasilan program pembangunan dari Pemda kota.Walaupun demikian masyarakat memberikan respon negatif tentang dampak pembangunan yaitu kemacetan, menurunnya kualitas lingkungan dan keterbatasan lahan.

Lanjutan Tabel 47

No. Aspek Utama Respon Masyarakat 3. Kepedulian

tentang masa

Masyarakat memberikan respon positif tentang masa yang akan datang termasuk perencanaan yang harus disusun dengan

(26)

yang akan datang pemikiran akan kebutuhan generasi mendatang sehinggga menghasilkan produk perencanaan yang berkelanjutan. 4. Pelibatan

masyarakat dalam perencanaan (Perencanaan partisipatif)

Masyarakat memberikan respon negatif tentang tidak adanya pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan, sehingga program-program perencanaan dari Pemda Kota Sukabumi tidak diketahui masyarakat. Masyarakat menekankan bahwa pelibatan masyarakat merupakan keharusan dalam proses perencanaan di suatu daerah.

5. Pembangunan berkelanjutan

Masyarakat memberikan respon positif tentang pembangunan berkelanjutan termasuk aspek/dimensi pembangunan berkelanjutan serta faktor-faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan.

Sumber : Hasil Analisis,2011.

Apabila dihubungkan dengan dimensi/aspek yang ada dalam prinsip pembangunan berkelanjutan, maka masyarakat di Kota Sukabumi lebih memberikan respon terbanyak kepada aspek sosial. Masyarakat menyetujui bahwa faktor-faktor keadilan, kesetaraan, rasa aman dan menghargai perbedaan merupakan faktor-faktor yang penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Adapun hasil dari persepsi masyarakat Kota Sukabumi yang berkaitan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dapat dilihat pada Tabel 48.

Tabel 48Hasil Persepsi Masyarakat Kota Sukabumi tentang Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan No. Urutan Dimensi/Aspek dalam Pembangunan Berkelanjutan Menurut Masyarakat Faktor-faktor yang Mempengaruhi Respon Masyarakat (%) 1. Sosial 1. Keadilan 2. Kesetaraan 3. Rasa Aman 4. Menghargai Perbedaan 78,69 2. Ekonomi 1. Pendapatan Masyarakat 2. Kesempatan Kerja 3. Investasi 4. Pendapatan Daerah 77,05 Lanjutan Tabel 48

(27)

No. Urutan Dimensi/Aspek dalam Pembangunan Berkelanjutan Menurut Masyarakat Faktor-faktor yang Mempengaruhi Respon Masyarakat (%) 3. Lingkungan Kelembagaan 1. Potensi SDA 2. Degradasi Lingkungan 3. Neraca SDA & Lingkungan 1. Komunikasi & Koordinasi 2. Partisipasi &

Hak-hak Publik 3. Kepemimpinan

75,41

75,41

Sumber : Hasil Analisis,2011.

Gambar-gambar berikut merupakan suasana pada saat berlangsungnya penyebaran kuisioner terhadap masyarakat di Kota Sukabumi yang telah dilakukan peneliti.

Sumber : Hasil Survey, 2011.

Gambar 23 Suasana Berlangsungnya Penyebaran Kuisioner terhadap Masyarakat di Kota Sukabumi

(28)

Sumber : Hasil Survey, 2011.

Gambar 24 Kemacetan dan berkurangnya kualitas lingkungan di Kota Sukabumi menjadi dampak pembangunan negatif yang dirasakan oleh masyarakat

Gambar

Tabel  28Hasil Persepsi dan Pemahaman Informan tentang Kebutuhan Generasi  Mendatang
Tabel 31Hasil Persepsi dan Pemahaman Informan tentang Ketercapaian Indikator    Pembangunan Berkelanjutan dan Hubungannya dengan  Program-program Pembangunan di Kota Sukabumi
Tabel  33  Hasil Gabungan Persepsi dan Pemahaman Informan tentang Prinsip  Pembangunan Berkelanjutan
Tabel 35Sintesis Bobot Pertimbangan tiap Informan dalam Aspek Sosial
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyelenggaraan Transplantasi Organ dan Jaringan yang menggunakan Pendonor hidup juga tak lepas dari adanya risiko terhadap fisik, psikologis, dan sosial Pendonor maupun

Pencapaian masing-masing sasaran dan target yang terkait Pusat Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Pusrisbang-SDM) BSN yang direncanakan dalam Tahun 2020

hubungannya dengan pendidikan ini bukan hanya merupakan gejala yang melekat pada manusia (gejala yang universal), dalam perpektif yang luas, melainkan juga sekaligus merupakan

Pada penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan kuat antara kadar vitamin D dengan tonus basal levator ani dan kontraksi maksimal levator ani yang bermakna secara

Dari penelitian deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana peneliti mencoba menelaah hubungan antara usia ibu, usia kehamilan ibu, jumlah paritas,

Dalam penelitian teridentifikasi bahwa kekuatan yang menyebabkan ibu berhasil menyusui lebih dari 6 bulan adalah kesadaran diri, dukungan, afeksi positif, sikap yang kuat dan

Cari batas atas pengelompokan pixel dengan cara memindai histogram dari nilai keabuan tertinggi ke nilai keabuan terendah (255 sampai 0) untuk menemukan pixel pertama yang

Heteroskedasitas adalah suatu keadaan dimana masing-masing kesalahan atau residu yang mempunyai varian yang berbeda dan dimaksudkan untuk menguji apakah varian dari