1 STUDI SARANA DAN INFRASTRUKTUR TEMPAT PELELANGAN IKAN
TERHADAP PROSES PEMASARAN IKAN
(STUDI KASUS DI TPI GAUNG KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG)
Email : cho_ajha89@yahoo.co.id
Oleh
Eko Sarwono 1), Junaidi 2) dan Yusra2)
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta
ABSTRAK
TPI Gaung merupakan TPI yang ada di Kecamatan Lubuk Begalung. TPI ini ramai dikunjungi, karena letaknya yang berdekatan dengan pasar Gaung. Ikan yang dilelang di TPI Gaung pada umumnya merupakan ikan segar, karena merupakan hasil dari tangkapan langsung yang didaratkan ke TPI untuk dilelang. Sarana dan infrastruktur pendukung yang ada di TPI Gaung masih tergolong minim. Masih banyak sarana dan infrastruktur yang tidak berfungsi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi pola distribusi pemasaran dan rantai pemasaran hasil tangkapan yang didaratkan di TPI Gaung Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang ke wilayah lain. (2) Menganalisa tingkat efisien kinerja TPI. (3) Mengidentifikasi permasalahan yang timbul yang diakibatkan oleh sarana dan infrastruktur serta pengaruhnya terhadap fluktuasi harga dan proses pemasaran ikan Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif. Data dikumpulkan dengan cara observasi langsung kelapangan. Data primer dikumpulkan dengan cara pengambilan sampel secara “total sampling”. Jumlah responden sebanyak 9 orang pemilik kapal, 5 orang agen, dan 30 orang pedagang pengecer. Data sekunder diperoleh dari lembaga/instansi yang terkait. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui : pola pemasaran ikan di TPI Gaung sangat bervariasi dengan tiga saluran pemasaran, tingkat efisiensi di TPI Gaung belum efisien karena dari hasil analisis DEA hanya mencapai skor 97,66% dan dari sarana dan infrastruktur TPI yang mengakibatkan fluktuasi harga adalah luas area lelang TPI yang tidak sesuai dan tidak adanya Cold Storage.
Kata kunci : Sarana, infrastruktur, TPI, pemasaran, Gaung.
1)
Mahasiswa Prodi PSP FPIK Universitas Bung Hatta
2)
2 THE STUDY OF MEDIUM AND INFRASTRUCTURE OF THE FISH
AUCTION PLACE ABOUT FISH MARKETING PROCESS (THE STUDY CASE IN GAUNG AUCTION PLACE DISTRICT LUBUK
BEGALUNG AT PADANG CITY)
ABSTRACT
Gaung Auction Place is located in District Lubuk Begalung. There are many visited to this the auction place, because it is near Gaung Market. In general the fishermen auction fresh fish to be auctioned, because they catch fishes and they bring to auction place. The medium and infrastructure in auction place still minimum. There are many still medium and infrastructure did not use. This purpose of this research to (1) identifying distribution of marketing and the chain of marketing Gaung Auction Place District Lubuk Begalung of Padang City to another region. (2) Analysing efficient level of performance of auction place. (3) Identifying the problem is appear of consequenced medium and infrastructure and the effect about fluctuation of price and thr process of marketing. The researcher used descriptive method in this research. The data were collected with observation to field. The data primary were collected by took the sample “total sampling”. The total of respondent were 9 the owner of the ships, 5 agents and 30 seller. The secondary were got from institute that interelated. Based on the result of this research detectable: the system of marketing in Gaung Auction Place were very variation with three line of marketing, the level of efficiency in Gaung Auction Place not efficient yet because the result of DEA analysis the only archieve 97,66% score and from medium and infrastructure of auction place cause fluctuation of price is the wide of area auction did not match and not Cold Storage.
3 I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Luas wilayah laut Indonesia yang mencakup 75% wilayah negara kesatuan Republik Indonesia dengan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat kaya dan beragam, diyakini dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional dan tumpuan masa depan apabila berbagai permasalahan dan tantangan yang masih dihadapi, dapat dipecahkan secara komprehensif dan terpadu serta berkelanjutan.
TPI memegang peranan penting dalam suatu Pelabuhan Perikanan dan perlu untuk dikelola dengan sebaik-baiknya agar dapat tercapai manfaat secara optimal. Tetapi dalam sebuah TPI, belum tentu memenuhi persyaratan yang ada, sehingga berakibat pada efisiensi TPI tersebut (Susilowati, 2003). Oleh karena itu, perlu diadakan
suatu kajian tentang analisis pengelolaan TPI dan pengembangannya untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.
TPI Gaung Kecamatan Lubuk Begalung merupakan salah satu TPI yang ada di Kota Padang Sumatera Barat. TPI ini ramai dikunjungi, karena letaknya yang berdekatan dengan pasar Gaung. Jenis ikan yang dilelang ada bermacam jenis, mulai dari ikan yang berukuran kecil sampai ukuran besar. Ikan yang dilelang di TPI Gaung pada umumnya merupakan ikan segar, karena merupakan hasil dari tangkapan langsung di daratkan ke TPI untuk dilelang.
Sarana dan infrastruktur pendukung yang ada di TPI Gaung masih tergolong minim. Masih banyak sarana dan infrastruktur yang tidak berfungsi dengan baik, seperti WC umum yang tidak terawat, tidak adanya persediaan air bersih, tidak adanya pabrik es, tempat penyimpanan es yang kurang layak, area TPI yang kotor, dan tempat parkir
kendaraan yang tidak tersedia khususnya mobil.
Kasus yang ditemukan di TPI Gaung dimulai dari pembongkaran ikan yang dibawa oleh perahu besar dari alat tangkap Bagan menuju TPI, kemudian di turunkan dan dibawa oleh juru bongkar ke area pelelangan, setelah itu dilelang oleh agen sebagai awal mulai pendisrtibusian proses pemasaran dimulai.
Ikan yang dilelang oleh agen sebagai awal dari rantai proses pemasaran penanganannya tidak berjalan dengan baik sehingga mutu ikan menurun yang ini disebabkan oleh pengaruh sarana dan infrastuktur yang ada di TPI tersebut.
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi pola distribusi pemasaran dan rantai pemasaran hasil tangkapan yang di daratkan di TPI Gaung Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang ke wilayah lain. (2) Menganalisa tingkat efisien kinerja TPI. (3) Mengidentifikasi permasalahan yang timbul yang diakibatkan oleh sarana dan infrastruktur serta pengaruhnya terhadap fluktuasi harga dan proses pemasaran ikan.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintah dan masyarakat setempat untuk pengembangan TPI Gaung Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang dan sebagai sumber informasi bagi pihak lain yang berkepentingan serta menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti.
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan November sampai bulan Desember 2014
4
di TPI Gaung Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang.
2.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, data dikumpulkan dengan observasi langsung ke lokasi penelitian. Data primer dikumpulkan dengan cara bertanya langsung kepada responden dengan bantuan kuisioner. Data sekunder diperoleh dari lembaga/instansi yang terkait dengan penelitian, seperti DKP Kota Padang, BPS Kota Padang, Kantor Lurah, dan Pengurus TPI Gaung.
2.3. Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 orang pemilik kapal, 5 orang agen, 30 orang pedagang pengecer. Pengambilan sampel didasari oleh jumlah nelayan pemilik, agen, dan pedagang pengecer.
2.4. Analisis Data
Analisis yang digunakan adalah analisa kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan alat analisis Data Envelopment Analysis (DEA). Penghitungan data dilakukan dengan menggunakan software Banxia Frontier Analysis, yaitu dengan melihat skor efisiensi dari masing-masing UKE (Unit Kegiatan Ekonomi), dalam hal ini adalah TPI. Bila skor yang didapatkan adalah sama dengan 100%, maka TPI tersebut dikatakan efisien, tetapi apabila skor yang diperoleh kurang dari 100%, maka TPI tersebut belum efisien. Data yang didapat ditabulasikan kemudian dianalisis secara deskriptif.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Produksi Ikan di TPI Gaung
TPI Gaung adalah TPI yang cukup produktif hasil produksinya
dibandingkan dengan TPI lainnya yang ada di Kota Padang. Sesuai dengan fungsinya sebagai tempat lelang, TPI ini cukup ramai dikunjungi masyarakat. Hasil produksi dan raman di TPI Gaung dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Produksi dan Raman TPI Gaung 2013
No. Tahun Produksi (keranjang)
Raman (Rp)
1 2013 112.965 56.226.000.000
Nilai raman adalah jumlah nilai dalam bentuk rupiah dari hasil produksi ikan. Produksi dan raman di TPI Gaung hanya ada di tahun 2013 saja. Produksi dan nilai raman hanya pada tahun 2013 adalah sebanyak 112.965 keranjang dengan berat per keranjang rata-rata 30 Kg.
Harga ikan di TPI Gaung merupakan proses tawar-menawar antara agen dan pedagang. Dimana harga ikan dalam setiap satu keranjang mutlak ditentukan oleh agen.
Harga ikan bervariasi menurut jenisnya. Bila musim ikan atau hasil tangkapan banyak, harga akan cenderung menurun. Begitu juga pada musim paceklik atau hasil tangkapan kurang, harga akan naik.
Adapun faktor yang mempengaruhi jumlah hasil tangkapan ini, sesuai dengan yang dikemukakan Manurung,
(2003) dalam Ajuniman, (2005) bahwa
banyak sedikitnya hasil tangkapan ditentukan oleh : musim penangkapan, alat tangkap yang digunakan, keahlian nelayan (skill) dan daerah penangkapan.
Jumlah hasil tangkapan bervariasi setiap harinya, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan ini nantinya juga pasti berpengaruh terhadap fluktuasi harga. Harga ikan menurut jenis ikan di TPI Gaung dapat dilihat pada Tabel 2.
5 Tabel 2. Harga Ikan Bersasarkan Jenis Ikan di TPI Gaung
No. Jenis Ikan Nama Ilmiah Harga ikan (Rp/Kg)
1 Tuna (Thunnus albacore) 30.000
2 Cakalang (Katsuwonus pelamis) 15.000
3 Tongkol (Euthynnus sp) 15.000
4 Tenggiri (Scomberomorus guttatus) 30.000
5 Kakap (Lutjanus sp) 30.000
6 Layang (Decapterus russelli) 25.000
7 Teri (Stolephtorus commersonii) 20.000
8 Layur (Trichiurus lepturus) 15.000
9 Udang (Penaeus sp) 20.000
10 Peperek (Leiognathus sp) 20.000
11 Kuwe (Caranx sp) 35.000
12 Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) 35.000
3.2. Pola Pemasaran
Ada 3 (tiga) komponen yang membentuk rantai pemasaran yang ada di TPI Gaung sebelum ikan itu sampai ke konsumen. Tiga lapisan itu adalah produsen (pemilik kapal), agen, dan pedagang (pedagang pengecer). Dimana di antara ketiga lapisan tersebut saling mendukung. Skema pemasaran yang terjadi hanya untuk wilayah TPI Gaung dapat dilihat pada skema dibawah ini : (1) Produsen (2) Agen (3)
pedagang pengecer (4) konsumen. Skema di atas menjelaskan rantai pemasaran ini hanya terjadi untuk wilayah TPI Gaung saja. Dimana pemilik kapal bertindak sebagi produsen. Kemudian ikan hasil tangkapan dilelang oleh agen. Pedagang pengecer yang membeli ikan yang dilelang tersebut. Kemudian pedagang tersebut hanya menjual di area TPI Gaung saja yang sudah ada tempat mereka berjualan (meja dagang).
Menurut Kotler, (2002) saluran pemasaran adalah sekumpulan organisasi independent yang terlibat dalam proses membuat sebuah produk atau jasa tersedia digunakan atau dikonsumsi.
Dalam pemasaran hasil perikanan ada 4 elemen penting yang dapat
menunjang keberhasilan pemasaran hasil perikanan antara lain : produk, tempat, harga, dan promosi. Dari ke empat elemen tersebut yang sangat erat hubungannya dengan sarana perikanan adalah tempat. Sarana dan prasarana
pemasaran merupakan elemen
penghubung antara produsen dengan konsumen (Ma’aroef, 2003).
Menurut Junaidi (2000) bahwa tujuan akhir dari pemasaran adalah menempatkan barang-barang ke konsumen akhir. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam pemasaran ini terdapat tiga proses yaitu :
1. Proses konsentrasi (pengumpulan) adalah tahap pertama dari arus barang yang dihasilkan dalam jumlah kecil dikumpulkan menjadi jumlah yang lebih besar, agar dapat disalurkan ke pasar-pasar secara efisien.
2. Proses equalisasi (penimbangan) adalah tindakan penyesuaian antara permintaan dan penawaran berdasarkan tempat, waktu, jumlah dan kualitasnya.
3. Proses disperasi adalah proses dari arus barang yang terkumpul disebarkan kepada konsumen yang menggunakannya.
Saluran pemasaran di TPI Gaung terdiri dari pemilik kapal, agen,
6
pedagang, dan selebihnya adalah
konsumen. Dari kesemuanya
mempunyai hubungan yang saling ketergantungan.
Agen disini memegang peranan penting. Pemilik kapal disini bertindak sebagai produsen. Saluran pemasaran dimulai dari produsen. Hasil tangkapan dari kapal langsung dikumpul ke agen untuk langsung dilelang. Yang ikut dalam proses lelang disini adalah pedagang yang berjualan di meja di TPI Gaung tersebut dan juga pedagang keliling yang menggunakan motor.
Ikan yang dilelang dijual dalam ukuran keranjang dan ukuran berat (Kg) tergantung dari jenis ikannya. Para pedagang pengecer biasanya langsung membeli ikan ke agen dan langsung menjualnya. Sedangkan penjual keliling dengan menggunakan motor juga mengambil ikan langsung ke agen dan dijual kembali daerah yang jauh dari laut, seperti Balai Baru, Air Pacah, Limau Manis, dan lain-lain.
Berdasarkan saluran atau rantai pemasaran ikan yang dimulai dari TPI Gaung adalah sebagai berikut :
1. Produsen Agen
Pedagang Pengecer Konsumen
(hanya di TPI Gaung). 2. Produsen Agen
Pedagang Besar Konsumen
(luar provinsi).
3. Produsen Agen
Pedagang Motor Konsumen
(dataran tinggi).
Informasi dari TPI Gaung dan juga pedagang besar menyatakan bahwa daerah pemasaran ikan di TPI Gaung meliputi Pasar Raya Padang, Pasar Bandar Buat, Pasar Pagi Parak Laweh. Di luar kota meliputi Solok dan Bukittinggi. Pemasaran ke daerah diluar Sumatera Barat meliputi Pekan Baru, Jambi, Medan, Bangko, Kerinci, bahkan sampai ke Bengkulu.
Konsumen dapat di bedakan atas 3 kelompok yaitu :
1. Konsumen yang membeli ikan dari pedagang pengecer adalah konsumen yang membeli ikan langsung ke pedagang yang ada di TPI Gaung. Konsumen ini ada yang membeli untuk dikonsumsi, dan ada juga untuk menjual kembali di kedai-kedai rumahnya.
2. Konsumen dari pedagang besar adalah konsumen yang ada di luar kota maupun luar provinsi. Karena pedagang besar disini langsung mengambil ikan ke agen dalam jumlah banyak untuk disalurkan ke kota lain.
3. Konsumen dari pedagang keliling adalah konsumen yang tinggalnya jauh dari laut seperti Lubuk Minturun, Limau Manis, dan lain-lain.
Mutu ikan sangat dipengaruhi oleh panjangnya saluran pemasaran. Semakin panjang saluran pemasaran, maka mutu ikan akan menurun, apabila jika tidak dilakukan penanganan yang baik. Pemasaran akan sangat menguntungkan jika ikan masih dalam keadaan segar.
3.3. Analisa Tingkat Efisiensi Kinerja TPI
Analisis efisiensi dengan menggunakan DEA, mempergunakan 13 variabel input, yaitu : panjang pangkalan pendaratan, luas lantai lelang, jumlah kapal bongkar, jumlah alat tangkap, jumlah kapal, personalia TPI, jumlah juru lelang, jumlah juru bongkar, jumlah nelayan, jumlah pedagang/bakul , jumlah keranjang, jumlah timbangan dan jumlah gerobak. Sedangkan variabel outputnya adalah nilai raman dan share omzet TPI tersebut terhadap Kota Padang. Variabel input dan output TPI Gaung dapat dilihat pada Tabel 3.
7 Tabel 3. Input dan Output TPI Gaung
No Parameter Satuan Kondisi TPI Gaung
Standar Ket
1 Panjang pangkalan pendaratan
m 30 30 Sesuai
2 Luas lantai lelang m² 260 400 Tidak
sesuai 3 Jumlah kapal bongkar Unit 6 6 Sesuai 4 Jumlah alat tangkap Unit 94 94 Sesuai
5 Jumlah kapal Unit 49 49 Sesuai
6 Personalia TPI, Orang 17 17 Sesuai
7 Jumlah juru lelang (Agen)
Orang 5 5 Sesuai
8 Jumlah juru bongkar
Orang 20 20 Sesuai
9 Jumlah nelayan Orang 614 614 Sesuai
10 Jumlah pedagang Orang 30 30 Sesuai
11 Jumlah keranjang Unit 4900 4900 Sesuai
12 Jumlah timbangan Unit 3 3 Sesuai
13 Jumlah gerobak Unit 2 2 Sesuai
14 Nilai raman Rp 56.226.000.000 56.226.000.000 Sesuai
15 Share omzet TPI % 18,4 18,4 Sesuai
Untuk menghitung tingkat efesiensi kinerja pada TPI Gaung adalah dengan menggunakan analisis DEA. Parameter yang akan dihitung tingkat kinerjanya ada 15 parameter yang terdiri dari 13 input dan 2 input. Dari penghitungan yang dilakukan, diperoleh luas area lelang pada TPI Gaung tidak sesuai dengan standar. Kondisi luas area lelang yang ada di TPI Gaung hanya 260 m², sedangkan standarnya harus mencapai 400 m².
Perhitungan DEA untuk melihat tingkat efisiensi dengan menggunakan Software Banxia Frontier Analysis. Berdasarkan input dan output yang ada di TPI Gaung, bisa dihitung tingkat efisiensinya. Dari hasil penghitungan menggunakan Software Banxia Frontier Analysis, skor efisiensi TPI Gaung yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Skor Efisiensi TPI Gaung No. Nama TPI Skor
Efisiensi (%)
1 TPI Gaung Kec. Lubuk Begalung
97, 66
Bila suatu TPI telah mencapai nilai 100%, maka TPI tersebut telah efisien, yaitu telah mampu meminimalkan input untuk meraih output yang maksimal namun TPI Gaung memiliki nilai 96,46%. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, masih terdapat kemungkinan pengembangan di suatu TPI, terutama dari segi fasilitas-fasilitas TPI
(Sulistyani, 2005).
3.4. Permasalahan yang Timbul Diakibatkan oleh Sarana dan Infrastruktur serta Pengaruh Terhadap Fluktuasi Harga
8
TPI Gaung merupakan salah satu tempat pendaratan dan pelelangan ikan yang ada di Kecamatan Lubuk Begalung. TPI ini dibangun untuk membantu para nelayan dalam mendaratkan dan menjual hasil tangkapan. Jenis ikan yang sering dijual di TPI Gaung adalah Cakalang, Tongkol, Tenggiri, Layang, Teri, Kuwe, Layaran, dan lain-lain.
TPI Gaung ini diharapkan dapat memajukan perekonomian masyarakat. Fasilitas yang dimiliki TPI sebenarnya hanya untuk pendukung kegiatan pemasaran dan pelelangan yang ada di TPI itu sendiri agar kinerja TPI berjalan dengan baik. Tanpa adanya fasilitas yang ada di TPI akan membuat kinerja TPI menjadi tidak efisien. Berdasarkan analisis DEA, fasilitas TPI juga berpengaruh untuk menghitung tingkat efisiensi.
Luas area TPI Gaung yang tidak sesuai berpengaruh pada hasil tangkapan. Ketika hasil tangkapan banyak, TPI Gaung tidak cukup untuk
menampung, dan harus menunggu ikan yang sedang di lelang terjual. Jika hasil tangkapan masih belum semuanya dibongkar, hasil tangkapan tersebut hanya tertahan saja di palka kapal dan itu akan berpengaruh kepada kualitas ikan.
Cold storage sangat diperlukan di TPI Gaung, karena TPI Gaung adalah TPI yang cukup produktif. Jumlah hasil tangkapan yang tidak semua bisa terjual seharusnya tidak tertahan di palka kapal. Hasil tangkapan yang tidak semua dibongkar harusnya bisa disimpan ke dalam cold storage karena akan berpengaruh pada kualitas ikan.
Kesegaran ikan adalah identik dengan mutu ikan, warna ikan terlihat segar, perut tidak pecah, bau khas ikan segar dan layak dikonsumsi manusia
(Ditjen Tangkap, 2003). Tingkat kesegaran ikan akan berpengaruh kepada harga ikan. Jika kualitas ikan baik, berarti harga ikan bagus. Tetapi jika kualitas ikan buruk, harga ikan akan turun. Sarana dan infrastruktur TPI dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini
Tabel 5. Sarana dan Infrastruktur TPI No. (sarana dan
Infrastruktur)
Sub Fasilitas Keadaan
1 Gedung TPI 1. Area Dagang
2. Area Lelang
Baik Baik 2 Fasilitas Pendukung 1. Warung
2. WC Umum 3. Gudang Es 4. Gudang Peralatan
5. Gudang Penyimpanan Ikan 6. Sumur Air Bersih
7. Cold Storage 8. Koperasi Ada Rusak Baik Baik Baik Ada Tidak ada Ada 3 Peralatan Fasilitas TPI 1. Piber
2. Timbangan 3. Gerobak 4. Mesin Penghancur Es Ada Ada Ada Ada
4 Lahan Parkir 1. Parkir motor
2. Parkir Mobil
Ada Ada
9 IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pola pemasaran ikan di TPI Gaung sangat bervariasi. Pola pemasaran ini bervariasi karena saluran yang dimulai dari TPI Gaung ada tiga kategori pedagang
2. Tingkat efisiensi di TPI Gaung belum efisien karena dari hasil analisis DEA hanya mencapai skor 97,66%.
3. Dari sarana dan infrastruktur TPI yang mengakibatkan fluktuasi harga adalah luas area lelang TPI yang tidak sesuai dan tidak adanya Cold Storage.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis menyarankan kepada pemerintah agar dapat melengkapi fasilitas TPI, terutama fasilitas yang sangat menunjang kinerja TPI seperti luas area lelang TPI dan Cold Storage. Kepada pengurus TPI agar memfungsikan kembali KUD Mina Gates.
DAFTAR PUSTAKA
Ajuniman, 2005. Pengaruh Jumlah Harga Ikan yang Dijual Melalui Pusat Pendaratan Ikan Terhadap Harga Ikan di PPI Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. DKP Kabupaten Pasaman Barat.
Direktorat Jendral Perikanan Tangkap, 2003. Teknologi Pengolahan Ikan di Indonesia. Kerjasama Direktorat Jendral Perikanan Tangkap dengan Japan Internasianal Cooperation Agency (JICA).
Kotler, 2002. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Harga
(http://www.infotakalar.com) Ma’aroef, 2003. Management Usaha
Penangkapan Ikan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan. Balai Keterampilan Penangkapan Ikan Belawan Medan.
Junaidi, 2000. Tata Niaga Hasil
Perikanan. Laporan Penelitian
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Dosen Universitas Bung Hatta. Padang.
Sulistyani, 2005. Analisis Efisiensi Tempat Pelelangan Ikan Kelas 1, 2 dan 3 di Jawa Tengah dan
Pengembangannya Untuk
Peningkatan Kesejahteraan
Nelayan. Thesis Jurusan
Manajemen Sumberdaya
Perikanan Universitas Diponegoro. Semarang.
Susilowati. I, 2003. Pemetaan Ekspor Ikan Di TPI Juwana-Pati dan Kota Pekalongan. Penelitian FE UNDIP Kerjasama dengan Propinsi Jawa Tengah, Semarang.