• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.b. Rumusan Masalah Bagaimana menerapkan media pembelajaran interaktif induksi elektromagnetik di SMP Muhammadiyah 1 Kudus pada kelas 8?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1.b. Rumusan Masalah Bagaimana menerapkan media pembelajaran interaktif induksi elektromagnetik di SMP Muhammadiyah 1 Kudus pada kelas 8?"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 7

Media Pembelajaran Interaktif Induksi Elektromagnetik 

Di SMP Muhammadiyah 1 Kudus Pada Kelas 8 

Firma Latifah, Ramadian Agus Triyono

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Surakarta if4_maniez@yahoo.co.id

Abstract - The electromagnetic field is one of the subjects of physics at grade 8 in SMP Muhammadiyah

1 Kudus. This course includes theoretical and types of subjects are quite difficult to learn because regarding the properties of waves. Lessons are conducted during this still limited to the explanation of the concept of face to face and illustrations on the board. Some time in the classroom learning process had not be resolved given the limited time available. Making these applications using Adobe Director 11 and other programs as a supporter. The method used in this research include observation, interviews and literature. Through the medium of teaching is intended to make learning more interesting and abstract material can be visualized in the animation medium that students' motivation to learn and increase their knowledge becomes easier to do.

Keywords: Learning Media, Electromagnetic Induction

Abstrak – Medan elektromagnetik merupakan salah satu mata pelajaran fisika pada kelas 8 di SMP Muhammadiyah Kudus. Mata pelajaran ini bersifat teori dan termasuk jenis mata pelajaran yang cukup sulit untuk dipelajari karena berkenaan dengan sifat-sifat gelombang. Pembelajaran yang dilakukan selama ini juga masih sebatas pada penjelasan konsep melalui tatap muka dan ilustrasi gambar di papan tulis. Beberapa kali proses pembelajaran di kelas terpaksa tidak dapat diselesaikan mengingat keterbatasan waktu yang ada.

Pembuatan aplikasi ini menggunakan program Adobe Director 11 serta program-program lain sebagai pendukung. Metode penelitian yang digunakan meliputi observasi, wawancara dan kepustakaan. Melalui media pembelajaran ini dimaksudkan untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan materi yang bersifat abstrak dapat divisualisasi dalam media animasi sehingga motivasi siswa untuk belajar dan menambah pengetahuannya menjadi lebih mudah untuk dilakukan.

Kata kunci : Media Pembelajaran, Induksi Elektromagnetik

1.a.

Latar Belakang

Media pendidikan memegang peranan yang penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pendidikan, dapat membantu guru dalam menyampaikan materi. Fungsi media dalam proses belajar mengajar yaitu untuk meningkatkan rangsangan peserta didik dalam kegiatan belajar. Penggunaan media pembelajaran berbantuan komputer mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap daya tarik siswa untuk mempelajari kompetensi yang diajarkan (Ali, M, 2005).

Induksi Elektromagnetik termasuk dalam mata pelajaran fisika kelas 8 yang menjadi salah satu cabang pendidikan dan wajib dipelajari serta dipahami oleh para siswa. Namun pada realitanya, tidak sedikit para siswa yang kurang pemahamannya akibat minimnya minat siswa dalam belajar. Dalam pelajaran fisika banyak terdapat konsep-konsep yang abstrak dan perlu imajinasi, oleh karena itu dengan bantuan media akan sangat membantu proses belajar siswa dalam memahami konsep-konsep tersebut. Selain untuk membantu siswa dalam belajar, media juga dapat dijadikan alat untuk menambah

daya tarik proses pembelajaran, karena dengan media siswa akan terpacu keinginannya dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga pembelajaran tidak lagi membosankan dan lebih mengenang dalam memori pikiran para siswa.

1.b. Rumusan Masalah

Bagaimana menerapkan media pembelajaran interaktif induksi elektromagnetik di SMP Muhammadiyah 1 Kudus pada kelas 8?

1.c. Batasan Masalah

Penelitian dibatasi pada pembuatan media pembelajaran interaktif induksi elektromagnetik di SMP Muhammadiyah 1 Kudus pada kelas 8?

1.d. Tujuan

Menghasikan aplikasi media pembelajaran interaktif induksi elektromagnetik di SMP Muhammadiyah 1 Kudus pada kelas 8 agar dapat menghemat waktu persiapan mengajar, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan mengurangi kesalahpahaman antara siswa terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru.

(2)

1.e. Manfaat Penelitian

Memudahkan siswa dalam mempelajari induksi elektromagnetik.

1.f. Metode Penelitian

a. Kepustakaan

Merupakan pengumpulan data dengan cara pengambilan data-data dari catatan kuliah serta buku-buku yang ada kaitannya dengan bidang media pembelajaran interaktif.

b. Observasi

Dalam metode ini mengadakan pengamatan secara langsung di SMP Muhammadiyah 1 Kudus.

c. Wawancara

Metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Kudus. d. Analisis

Menganalisis bagaimana membuat media pembelajaran interaktif yang menarik. e. Perancangan dan pembuatan sistem

Disini penulis merancang dan membangun suatu animasi pembelajaran yang mudah dipahami, dimengerti serta bisa digunakan dengan mudah. Pembuatan media pembelajaran yang berisi animasi, suara, image dan teks.

f. Uji coba

Melakukan uji coba hasil aplikasi yang telah dibuat pada komputer.

g. Implementasi

Mengimplementasikan hasil dari pembuatan media pembelajaran interaktif yang telah dibuat dalam bentuk DVD (Digital Video Disc)

2.a. Media pembelajaran Interaktif

Gerlach & Ely dalam Arsyad Azhar (2002:3), mengemukakan bahwa media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Media adalah kata jamak dari medium yang dalam arti umum dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi (Depdikbud. 1993:3).

Pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang kedalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan hasil belajar adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang (Gagne, 1985). Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Rob Philips dalam Nugroho (2008) menjelaskan makna interaktif sebagai suatu proses pemberdayaan siswa untuk mengendalikan lingkungan belajar. Dalam hal ini lingkungan belajar yang dimaksud adalah belajar dengan menggunakan komputer. Klasifikasi interaktif dalam lingkup multimedia pembelajaran bukan terletak pada sistem hardware, tetapi lebih mengacu pada karakteristik belajar siswa dalam merespon stimulus yang ditampilkan layar monitor komputer.

2.b. Adobe Director

Adobe Director adalah software buatan Adobe yang biasa digunakan untuk pembuatan CD Interaktif, Presentasi seminar dan lainnya. Adobe Director 11 merupakan versi lanjutan dari pengembangan dari Director 10 atau sering kita kenal dengan nama Macromedia Director MX

2004 Tidak seperti Director 10, Director 11 ke atas

lebih compatible untuk urusan gambar, video dan file lainnya dan juga sudah mendukung untuk windows 7 dibandingkan Director 10 yang tidak mendukung untuk windows 7 dikarenakan Director 10 merupakan software keluaran tahun 2004. Director 11 mampu mengimport banyak format gambar seperti:Bitmap (PSD, JPG, GIF, PNG dan lain-lain), Vector (Adobe Iilustrator, SWF), 3 Dimensi, Audio (WAV, MP3, MIDI). Performa dan kemampuan yang baik dalam hal mengelola file multimedia, Adobe Director memang luar biasa. Jika Anda Pemakai Macromedia Flash, akan terasa kemudahan dan

kehandalan Adobe Director (www.Adobe.com/products/director).

(3)

1. Stage, merupakan tampilan untuk

menunujukkan hasil tata letak objek pada waktu (frame) tertentu. Analoginya seperti tampilan di layar TV / panggung pertunjukkan. 2. Score, digunakan untuk mengatur urutan

objek yang akan tampil agar sesuai cerita / naskah, analoginya seperti storyboard dan storyline. Di score inilah kita menentukan mana yang tampil terlebih dahulu dan mana yang akan tampil belakangan.

3. Cast member, digunakan untuk

menampung objek apa saja yang siap dan bisa ditampilkan. Analoginya seperti artis yang sedang menunggu giliran tampil di panggung (stage). Satu artis bisa saja tampil berkali-kali di Stage dalam waktu yang sama atau berbeda untuk menghemat jumlah member (Cast Member).

4. Panel Property Inspector, digunakan untuk

mengatur sifat/parameter yang ada pada objek. Setiap objek mempunyai keistimewaan sendiri. Analoginya seperti artis yang mempunyai sifat dan kemampuan yang khusus dan berbeda dengan artis lainnya.

5. Tools, perangkat tambahan yang akan

membantu dalam membuat sebuah cerita tersebut.

2.c. Kajian Pustaka

Esti Rusita (2012) dalam penelitian yang berjudul “Pembuatan Media Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik) Kelas III Menggunakan Komputer Multimedia Sekolah Dasar”, salah satu upaya meningkatkan sistem pembelajaran agar lebih efektif dengan keterbatasan sarana maka perlu dibuat sistem pembelajaran yang baru dengan menggunakan media pembelajaran yang didalamnya berisi materi, gambar, video tutorial agar siswa dapat lebih mudah memahami materi pelajaran yang diberikan.

3.a. Analisis sistem

Analisis masalah mengenai proses pembelajaran yang selama ini dijalankan yaitu tentang sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar masih menggunakan papan tulis sebagai media penyampaian materi atau bahan mengajar, guru dalam menyampaikan materi masih secara tertulis dan cenderung masih didominasi dengan metode ceramah, akibatnya siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran dan memahami materi hanya secara abstrak saja. Sehingga siswa setelah mengikuti mata pelajaran kemungkinan akan kesulitan untuk mengulang kembali di rumah.

Membuat sebuah media pembelajaran interaktif berupa animasi, gambar dan suara sehingga lebih menarik dan mudah diserap oleh siswa guna menghemat waktu persiapan mengajar, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan mengurangi kesalahpahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru.

3.c. Perancangan Sistem

Dalam merancang media pembelajaran ini menggunakan software yang khusus untuk melakukan pengeditan dan desain. Selain itu, banyak elemen-elemen yang digabungkan sehingga nantinya akan menghasilkan suatu hasil yang sempurna.

Gambar 2 Rancangan Tampilan Awal

Gambar 3 Rancangan Simulasi Medan Magnet SMP MUHAMMADIYAH 1 KUDUS Medan magnet Galvano Meter Keluar Simulasi Transmisi Simulasi Kumpara Simulasi Magnet Induksi Elektromagnetik Simulasi Transmisi Pembelajaran Interaktif

Simulasi Medan

Magnet

(4)

Gambar 4 Rancangan Simulasi Galvano meter

Gambar 5 Rancangan Simulasi Magnet

Gambar 6 Rancangan Simulasi Kumparan

Gambar 7 Rancangan Simulasi Transmisi

4.a. Implementasi Sistem

Implementasi sistem merupakan tahapan yang dikerjakan untuk menerapkan sistem ke dalam subjek penelitian. Pada bab ini akan disajikan desain program dan tampilan program.

Gambar 8 Tampilan Awal

Gambar 9 Tampilan Medan Magnet

Simulasi Galvano

meter

Back Play paus

Simulasi Magnet

Back Play paus

Simulasi Kumparan

Bac Play paus

Simulasi Transmisi

(5)

Gambar 10 Tampilan Galvanometer

Gambar 11 Simulasi Magnet

Gambar 12 Simulasi Kumparan

Gambar 13 Simulasi Transmisi

Media Pembelajaran ini sangat membantu siswa dalam mendapatkan materi pembelajaran, memahami materi, meningkatkan semangat belajar siswa dan kompetensi pada mata pelajaran fisika khususnya induksi elektromagnetik.

5.a. Kesimpulan

Dengan menggunakan media pembelajaran interaktif induksi elektromagnetik di SMP Muhammadiyah 1 Kudus pada kelas VIII dapat meningkatkan hasil belajar sehingga siswa lebih bisa memahami materi dengan jelas.

5.b. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil pokok bahasan maupun pelajaran yang lain sehingga diperoleh hasil yang lebih meyakinkan tentang peningkatan hasil belajar melalui program Adobe Director 11.

Daftar Pustaka

[1] Candra, 2005. Lingo Director MX 2004. Palembang. Maxikom

[2] Esti Rusita, Pembuatan Media

Pembelajaran TIK, Jurnal Informatika dan

Komputer-Speed, Edisi 13 Vol 9, No 2 Agustus 2012

[3] Nino Suryo Nugroho, Media

pembelajaran Interaktif Kimia, Jurnal

Informatika dan Komputer-Speed, Vol 2 No 2-Agustus 2012

[4] Neni Yuniati, Pembuatan Media

Pembelajaran Interaktif IPA, Jurnal

Informatika dan Komputer-Speed, Edisi Web 12-Februari 2012

[5] Muhamad Ali, Pengembangan Media Pembelejaran Interaktif Mata Kuliah Medan Elektromagnetik. Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No.1, Maret 2009 Universitas Negeri Yogyakarta

[6] Rohman, Bambang Eka Purnama

(2013), Media Pembelajaran Studio Pinnacle Berbasis Multimedia, Speed

Journal - Indonesian Jurnal on Computer Science - Volume 10 No 4 – Oktober 2013, ISSN 1979 – 9330

[7] Neni Yuniati, Bambang Eka Purnama,

Gesang Kristianto Nugroho, Pembuatan

Media Pembelajaran Interaktif Ilmu Pengetahuan Alam Pada Sekolah Dasar Negeri Kroyo 1 Sragen, Jurnal on

Computer Scoence - Speed (IJCSS) 12 Vol 9 No 1 - Februari 2012, ISSN 1979 – 9330

Gambar

Gambar 1 Lembar Kerja adobe Director 11
Gambar 2 Rancangan Tampilan Awal
Gambar 5 Rancangan Simulasi Magnet
Gambar 12 Simulasi Kumparan

Referensi

Dokumen terkait

The following models: Lew- is, Henderson and Pabis, and modi fi ed Page with the model parameters determined taking into account the effect of wood species and of drying

Dengan rujukan itu, berdasarkan fenomena kondisi internal bahasa Indonesia, internalnalisasi terhadap kondisi internal yang relevan dan layak diperhatikan mencakup hal-hal

Beberapa usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Malaysia untuk memajukan dan menjadikan Perbankan Islam sejajar dengan bank konvensional, Perbankan Islam mengeluarkan 21 produk

Berdasarkan hasil penelitian pada proses pencampuran material kapas (zenbo) bagian pemintalan (spinning) upaya pengendalian debu kapas juga dilakukan dengan penggunaan

Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan kompleks, karena memungkinkan dampak fungsional dan disfungsional sikap dan perilaku anggota organisasi

Pengembangan karir membantu menyadarkan pegawai akan kemampuan untuk menduduki suatu jabatan tertentu sesuai dengan potensi keahliannya Jadi dapat diketahui bahwa Analisis

Dengan demikian jelaslah bahwa hasil yang diperoleh dari pengelolaan aset wakaf tidak dapat dianggap sebagai zakat yang hukumnya wajib dengan 8 delapan golongan penerimanya yang

Alkhamdulillahirobbil ‘alamin , puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang