• Tidak ada hasil yang ditemukan

VIII. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada tujuan penelitian dan pokok bahasan yang telah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VIII. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada tujuan penelitian dan pokok bahasan yang telah"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

VIII. SIMPULAN DAN SARAN

8.1. Simpulan

Berdasarkan pada tujuan penelitian dan pokok bahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Walaupun pada awalnya pangsa pasar terbesar kopi arabika di Sulawesi Selatan diraih oleh Kecamatan Rinding Allo, tetapi sebaran keseimbangan rantai Markov menyebabkan terjadinya dinamika sehingga Kecamatan Alla memiliki peluang untuk meraih posisi terbesar dalam hal pangsa pasar. Sedangkan pangsa pasar terendah peluangnya akan beralih dari Kecamatan Sesean ke Kecamatan Rinding Allo.

2. Banyaknya pelaku pasar yang terlibat serta besarnya hambatan untuk keluar masuk pasar telah menyebabkan terbentuknya struktur pasar kopi arabika di Sulawesi Selatan yang mengarah pada pasar persaingan tidak sempurna (imperfect competitive market). Sementara perilaku pasar diwarnai oleh praktek penentuan harga yang didominasi oleh eksportir dan pedagang besar.

3. Struktur dan perilaku pasar kopi arabika di Sulawesi Selatan tidak memberikan alternatif kepada petani untuk dapat memilih saluran pemasaran yang lebih efisien (saluran pemasaran II) walaupun saluran pemasaran ini dapat memberikan bagian harga yang lebih tinggi kepada petani.

4. Struktur pasar yang tidak bersaing sempurna, perilaku pasar yang cenderung meningkatkan ketergantungan petani, transmisi harga yang inelastis, serta keterpaduan pasar yang mengukuhkan dominasi eksportir dan pedagang besar, telah menyebabkan posisi tawar (bargaining position) petani kopi arabika di Sulawesi Selatan semakin lemah.

(2)

8. 2. Saran

Untuk mengoptimalkan terjadinya pergeseran pangsa pasar, meningkatkan efisiensi pemasaran dan pendapatan petani kopi arabika di Sulawesi selatan, beberapa saran berikut ini dapat dipertimbangkan, antara lain: 1. Untuk mengantisipasi peluang menurunnya pangsa pasar dari beberapa

daerah produsen, perlu diupayakan beberapa perbaikan sarana pemasaran. Dukungan pemerintah pusat dan daerah sangat dibutuhkan untuk memperbaiki infrastruktur yang ada, khususnya perbaikan sarana transportasi yang sangat penting peranannya dalam pemasaran produk yang dihasilkan.

2. Untuk mengurangi tingkat ketergantungan petani kepada pedagang, perlu diupayakan adanya lembaga keuangan yang mampu menyediakan kebutuhan modal kepada petani dalam waktu cepat tanpa prosedur yang rumit dan berbelit-belit. Dengan demikian petani memiliki alternatif untuk memilih saluran pemasaran yang dapat memberikan harga lebih baik.

3. Mendorong tumbuh dan berkembangnya asosiasi petani kopi arabika atau organisasi di tingkat petani yang mandiri, sehingga petani mampu meningkatkan kekuatan posisi tawar ketika berhadapan dengan para pedagang, pengusaha dan pemerintah.

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, E. 1999. Konsep Dasar Markov Chain Serta Kemungkinan Penerapannya di Bidang Pertanian. Informatika Pertanian, 8 (2): 499-505 Acharya, S. S. 1998. Agricultural Marketing in India : Some Facts and Emerging

Issues. Indian Journal of Agricultural Economics, 53 (3) : 311-332.

Adri. 1999. Keragaan Kelembagaan dan Ekonomi Usahatani Kopi Arabika Organik di Kabupaten Aceh Tengah. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, 2001. Laporan Buletin Tahunan Pengurus Besar Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, Jakarta.

Azzaino, Z. 1981. Pengantar Ilmu Ekonomi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Badan Pusat Statistik. 1999a. Kabupaten Enrekang dalam Angka. Badan Pusat

Statistik, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Makassar.

__________________. 1999b. Kabupaten Tana Toraja dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Makassar. __________________. 1999c. Sulawesi Selatan dalam Angka. Badan Pusat

Statistik, Propinsi Sulawesi Selatan, Makassar.

__________________. 2000a. Kabupaten Enrekang dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Makassar.

__________________. 2000b. Kabupaten Tana Toraja dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Makassar. __________________. 2000c. Sulawesi Selatan dalam Angka. Badan Pusat

Statistik, Propinsi Sulawesi Selatan, Makassar.

__________________. 2001a. Kabupaten Enrekang dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Makassar.

__________________. 2001b. Kabupaten Tana Toraja dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Makassar. __________________. 2001c. Sulawesi Selatan dalam Angka. Badan Pusat

Statistik, Propinsi Sulawesi Selatan, Makassar.

__________________. 2001d. Indikator Ekonomi Indonesia 1996-2000. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

__________________. 2002a. Kabupaten Enrekang dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Makassar.

(4)

__________________. 2002b. Kabupaten Tana Toraja dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Makassar. __________________. 2002c. Sulawesi Selatan dalam Angka. Badan Pusat

Statistik, Propinsi Sulawesi Selatan, Makassar.

__________________. 2005a. Kabupaten Enrekang dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Makassar.

__________________. 2005b. Kabupaten Tana Toraja dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Makassar. __________________. 2005c. Sulawesi Selatan dalam Angka. Badan Pusat

Statistik, Propinsi Sulawesi Selatan, Makassar.

Dillon, H.S. dan A. Suryana, 1999. Permasalahan dan Kebijaksanaan Pengembangan Ekspor Hasil Pertanian. Dinamika Inovasi Sosiall Ekonomi dan Kelembagaan Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.

Dinas Perkebunan Sulawesi Selatan. 2005. Statistik Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2005. Makasar.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2005. Statistik Perkebunan Indonesia. Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian, Jakarta.

Graaff, J. D. 1986. The Economics of Coffee. Economics of Crops in Developing Countries No.1. Center for Agricultural Publishing and Documentation (Pudoc), Wageningen.

George, P. S. and G. A. King. 1971. Consumer Demand for Food Commodities in The United States. With Project for 1980 Gianrini Foundation Monograph No.26, March 1971 : 53-62.

Gonarsyah, I. 1992. Peranan Pasar Induk Kramat Jati Sebagai Barometer Harga Sayur Mayur di Wilayah DKI Jakarta. Institut Pertanian Bogor, Mimbar Sosek, (5) : 43-48.

Haan, C. T. 1982. Statistical Methods in Hidrology. The Iowa State University Press, Iowa.

Hammond, J.W. and D.C. Dahl. 1992. Market and Price Analysis : The Agricultural Industry. Mc.GrawHill Book Company. New York.

Hendratno, S. 1989. Analisis Pasar Karet Alam TSR dan RSS Indonesia. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Herman. 2000. Tinjauan Terhadap Pelaksanaan Program Retensi Kopi.

Tinjauan Komoditi Perkebunan, 2 (2): 80-87.

______. 2002. Perkembangan dan Prospek Komoditas Kopi. Tinjauan Komoditi Perkebunan, 3 (1): 15 – 22.

(5)

Herman dan S. Wardhani. 2000. Perkembangan dan Prospek Komoditas Kopi. Tinjauan Komoditi Perkebunan, I (1) : 47-51.

Heytens, P. J. 1986. Testing Market Integration. Food Research Institute Studies, 20 (1) : 25-41.

Hidayati, A. 2000. Analisis Kinerja Sistem Pemasaran dan Lembaga Penunjang Pemasaran Kaitannya Dengan Pengembangan Produksi Rumput Laut di Kabupaten Lombok Timur. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hutabarat, B. 1988. Analisis Keterpaduan Pasar Gula Pasir di Jawa. Jurnal Agroekonomi, 7(2) : 1-11.

Isaacson, D. & R. Madsen. 1976. Markov Chain Theory and Applications. John Wiley and Sons, New York.

Karim, A. 1999. Evaluasi Kesesuaian Kopi Arabika yang Dikelola Secara Organik Pada Tanah Andisol di Aceh Tengah. Disertasi. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kohler, H. 1994. Statistics for Business and Economics. Third Edition. Harper Collin College Publishers, New York.

Kohls, R.L. and W.D. Downey. 1972. Marketing of Agriculture Products, Fourth Edition. The Mac Millian Company, New York.

Kohl, R. L and J.M Uhl. 1990. Marketing of Agricultural Products. MacMillan Publishing Company, New York.

Kotler, P. 1999. Manajemen Pemasaran. Analisis, Perencanaan dan Pengendalian. Jilid Pertama. Terjemahan. Edisi Keenam. Erlangga, Jakarta.

Lopa, N. 2003. Analisis Efisiensi Ekonomi Relatif dan Prospek Ekspor Kopi Arabika Sulawesi Selatan. Disertasi Doktor. Program Pascasarjana, Universitas Hasanuddin, Makasar.

Malassis, L. 1975. Agricultural and Development Process. Tentative Guidelines Teaching. The Unisco Press, Paris.

Mawardi, S. 1988. Pengembangan Kopi Arabika pada Lahan yang Sesuai di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan, Jember.

Mawardi, S. dan R. Hulupi. 1998. Penanaman Kopi Arabika Tipe Kate pada Lahan Ketinggian Menengah Temu Kupang Kopi. 1992. Pusat Penelitian Perkebunan, Jember.

Nainggolan, K. 1998. Strategi Pemasaran Ekspor Pertanian dalam Pasar Global. Jurnal Agro Ekonomika, 28 (2) : 53-73.

Najiyati, S. dan Danarti, 1995. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Penerbit PT. Penebar Surajaya, Surabaya.

(6)

Nancy, C.1988 Usaha untuk meningkatkan daya saing karet alam Indonesia di pasar internasional melalui efisiensi pemasaran. Tesis Magister Sains. Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Purcell, W. D. 1979. Agricultural Marketing, Systems, Coordination, Cash and Future Prices. Reston Publising Company Inc, Reston.

Rangkuti, R. 1997. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ravallion, M. 1986. Testing Market Integration. American Journal of Agricultural

Economic, 68 (1) : 102-109.

Ravindran, A., D. T. Philips and J. J. Solberg. 1987. Operations Research. Second Edition. John Wiley and Sons, New York.

Retnandari dan Tjokrowinoto. 1991. Kopi Kajian Sosial Ekonomi. Aditya Medta, Yogyakarta.

Revuz, D. 1975. Markov Chains. Oxford American Elsevier Publishing Company Inc, New York.

Roza, D. 2003. Analisis Faktor-faktor Produksi Kopi Arabika di PT. Indoarabica Mangkuraja Kabupaten Rejang Lebong Propinsi Lampung. Skripsi Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Saefuddin, A.M. 1983. Pengkajian Pemasaran Komoditi. Diktat Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Santoso, B. dan N. Syafaat. 1999. Analisis Model Ekonomi Kopi di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia, 67 (1) : 59-74.

Simatupang, P. dan J. Situmorang, 1988. Integrasi Pasar dan Keterkaitan Harga Karet Indonesia dengan Singapura. Jurnal Agroekonomi, 7(2) : 1-11.

Singh, S. 1977. Coffee, Tea and Cocoa : Market Prospect and Development Lending. The John Hopkins University Press, Baltimore.

Siswoputranto, D.W. 1993. Kopi Internasional dan Indonesia. Kanisius, Jakarta. Spillane, J.J. 1990. Komoditi Kopi: Peranannya dalam Perekonomian Indonesia.

Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Sudaryanto, T. dan F. Kasryno, 1999. Modern Rice Variety Adoption and Factor Market Adjusment in Indonesia. Dinamika Inovasi Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.

Suprihatini, R., B. Drajat, dan B. Sulistyo. 1996. Analisis Daya Saing Teh Hitam Indonesia. Jurnal Pengkajian Agribisnis Perkebunan, 1 (2): 1-12.

(7)

Surono, N.S. 1986. Produksi dan Tataniaga Kopi Sebagai Salah Satu Unsur Kegiatan Dalam Rangka Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Suryana, A. 1999. Integrasi Pasar: Suatu Analisis pada Pasar Internasional

Minyak Nabati. Dinamika Inovasi Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.

Suryani, H. 1997. Model Rantai Markov Pangsa Pasar Stasiun-stasiun TV di DKI Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sutisna, 2001. Perilaku Konsumen dan Pemasaran. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Syahyuti. 1998. Beberapa Karakteristik dan Perilaku Pedagang Pemasaran Komoditas Hasil-Hasil Pertanian di Indonesia. Forum Agroekonomi, 16 (1): 42-53. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.

Tijms, H. C. 1986. Stochastic Modelling and Analysis. A Computional Approach. John Wiley and Sons, New York.

Tomek, W. G dan K. L. Robinson. 1977. Agricultural Production and Prices. Second Edition. Cornell University Press, Ithaca.

Viaene, J. and X. Gellynck. 1995. Structure, Conduct and Performance of the European Food Sector. European Review of Agricultural Economics, 22 (3) : 282-295.

Vlachvei, A. and K. Oustapassidis. 1998. Advertising, Concetration and Profitability in Greek Food Manufacture Industries. Journal Agricultural Economics, 18 (2) : 191-198.

(8)
(9)

Lampiran 1. Luas Areal, Produksi dan Produktifitas Kopi Arabika di Sulawesi Selatan,Tahun 2005

No Kabupaten Luas Areal

(Ha) Produksi (Ton) Produktifitas (Kg/Ha) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Luwu Luwu Utara Luwu Timur Palopo Tana Toraja Bone Soppeng Wajo Sinjai Bulukumba Selayar Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Maros Pangkep Barru Pinrang Sidrap Enrekang Makassar Pare-Pare 927.00 77.00 - - 16 299.00 834.00 - - 1 310.00 432.00 - 814.50 432.00 - 2 012.00 - - - 357.00 - 10 721.00 - - 466.70 65.50 - - 3 837.00 232.00 - - 606.00 100.00 - 365.50 100.00 - 1 248.00 - - - 195.00 - 6 871.00 - - 856.57 850.65 - - 422.58 412.08 - - 532.51 277.78 - 514.79 277.78 - 713.96 - - - 693.95 - 951.40 - - Jumlah 34 215.50 14 086.70 637.87

(10)

Lampiran 2. Luas Areal Kopi Arabika Menurut Komposisi Umur Tanaman di Sulawesi Selatan,Tahun 2004

Luas Areal (Ha)

No Kabupaten TBM TM TR/TT Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Luwu Luwu Utara Luwu Timur Palopo Tana Toraja Bone Soppeng Wajo Sinjai Bulukumba Selayar Bantaeng Jeneponto Takalar Gowa Maros Pangkep Barru Pinrang Sidrap Enrekang Makassar Pare-Pare 45.15 - - - 4 039.00 153.00 - - 135.00 58.00 - 73.50 58.00 - 224.00 - - - 40.00 - 1 188.00 - - 544.85 77.00 - - 9 080.00 563.00 - - 1 138.00 360.00 - 710.00 360.00 - 1 748.00 - - - 281.00 - 7 222.00 - - 337.00 - - - 3 180.00 118.00 - - 37.00 14.00 - 31.00 14.00 - 40.00 - - - 36.00 - 2 311.00 - - 927.00 77.00 - - 16 299.00 834.00 - - 1 310.00 432.00 - 814.50 432.00 - 2 012.00 - - - 357.00 - 10 721.00 - - Jumlah 6 013.65 22 083.85 6 118.00 34 215.50

(11)

Lampiran 3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kopi Arabika di Sulawesi Selatan,Tahun 1991 – 2005

Kopi Arabika

Tahun Volume (Ton) Perkembangan

(%)

Nilai (US $) Perkembangan

(%) 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 1 067.01 1 205.42 2 514.78 2 963.88 1 475.23 2 308.04 2 617.77 2 831.16 2 294.51 2 404.12 2 536.40 3 148.23 3 312.85 4 380.00 5 558.26 - 12.97 108.62 17.86 - 50.23 56.45 13.42 8.15 -18.96 4.78 5.50 24.12 5.23 32.21 26.90 2 763 952 4 214 819 8 272 884 11 071 549 5 029 889 5 965 157 10 235 481 9 958 589 7 732 499 6 971 948 5 130 760 6 411 158 5 915 681 8 793 177 16 459 541 - 52.49 96.28 33.83 - 54.57 18.59 71.59 - 2.71 - 22.35 - 9.84 - 26.41 24.96 - 7.73 48.64 87.19 Sumber : Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sulawesi Selatan, 2006

(12)

Lampiran 4. Perkembangan Luas Areal Kopi Arabika pada Enam Daerah Sentra Utama Kopi Arabika di Sulawesi Selatan,Tahun 1997 - 2004

Tahun Baraka (Ha) Alla (Ha) Mengkendek (Ha) Rinding Allo (Ha) Sesean (Ha) Saluputi (Ha) 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 1 860 2 269 2 510 3 493 3 493 3 493 3 493 3 432 2 078 2 850 3 722 3 358 3 360 3 360 3 360 3 424 1 337 1 356 707 707 1 994 2 078 2 207 2 208 3 875 3 964 4 304 4 406 3 625 4 523 4 652 4 681 1 027 1 045 1 428 1 458 707 1 277 1 277 1 277 1 512 1 559 2 318 2 392 379 1 122 1 281 1 290 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Enrekang dan Tator, Sulawesi

(13)

Lampiran 5. Perkembangan Produksi Kopi Arabika pada Enam Daerah Sentra Utama Kopi Arabika di Sulawesi Selatan,Tahun 1997 - 2004

Tahun Baraka (Enrekang) Alla (Enrekang) Mengkendek (Tator) Rinding Allo (Tator) Sesean (Tator) Saluputi (Tator) 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 658 813 836 952 1 152 1 160 1 204 1 230 798 956 1 879 1 125 1 325 1 400 1 460 1 520 439 450 694 695 430 498 501 508 961 968 1 099 1 146 841 1 060 1 062 1 013 371 35 436 437 78 340 340 311 587 610 715 761 108 201 203 293 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Enrekang dan tator, Sulawesi

(14)

Lampiran 6. Luas Areal dan Produksi Kopi Arabika Menurut Kecamatan di Kabupaten Enrekang,Tahun 2004

No Kecamatan Luas Areal (Ha) Produksi (Ton)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Maiwa Enrekang Baraka Angeraja Alla Cendana Curio Malua Bungin 0 435 3 432 287 3 424 0 1 850 396 620 0 260 2 050 171 2 041 0 1 103 236 370 Jumlah 10 444 6 231

(15)

Lampiran 7. Luas Areal dan Produksi Kopi Arabika Menurut Kecamatan di KabupatenTana Toraja,Tahun 2004

No Kecamatan Luas Areal (Ha) Produksi (Ton)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Bongkaradeng Mengkendek Sangala Makale Saluputi Rinding Allo Rantepao Sanggalangi Sesean Simbuang Rantetayo Tondon Nanggala Sa’dan Balusu Bittuang Buntao Rantebua - 2 208 348 319 1 290 4 681 86 491 1 277 791 1 040 215 401 2 429 180 - 508 75 78 293 1 013 21 91 311 152 193 39 82 626 47 Jumlah 15 756 3 529

(16)

Lampiran 8. Perkembangan Harga Kopi Arabika di Sulawesi Selatan,Tahun 1995 - 2004

Harga (Rp/Kg) Tahun

Petani Kecamatan Kabupaten Propinsi Eksportir

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 6 425 4 332 6 250 14 026 13 278 9 890 10 531 9 976 6 075 6 839 6 510 4 522 6 600 14 915 13 961 10 077 10 616 11 452 6 486 7 248 6 734 5 646 7 800 15 729 14 632 10 808 11 097 11 532 6 648 7 547 7 035 5 646 7 800 18 284 16 500 19 621 12 000 16 524 17 559 16 555 7 282 6 530 20 915 27 805 25 745 23 618 25 105 25 105 25 105 19 600 Sumber : Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sulawesi Selatan, 2005

Referensi

Dokumen terkait

Data ini menunjukkan terdapat peningkatan pendekatan bermain lempar tangkap terhadap hasil belajar servis bawah pada siswa kelas VII SMPN 1 Nanga Mahap

Kehidupan pribadi yang bermakna di- tandai oleh adanya aspek-aspek berikut ini pada diri seseorang, yaitu: hubungan antar pribadi yang harmonis, saling menghormati, dan

Anton Tabah, Menatap Dengan Mata Hati Polisi Indonesia , PT.. pemberatan adalah faktor ekonomi dan lingkungan. Dimana para pelaku rata-rata berusia muda dan tidak

Borneo International Journal of Islamic Studies, 2(1), 2019 33 Institut Pemikiran Islam Antarabangsa dan Ketamadunan (ISTAC) yang terletak di Pesiaran Duta, Kuala

Berdasarkan dari perhitungan analisis data hasil tes akhir kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti bahwa

Walaupun Industri Penyamakan Kulit Magetan telah memiliki IPAL dengan debit 600m 3 /hari, namun IPAL tersebut tidak dapat menampung air limbah yang terkadang melebihi

Berdasarkan hipotesis dalam penelitian ini yaitu antara model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dengan konvensional bahwa “Terdapat perbedaan hasil belajar siswa

Suntory Garuda Beverage merupakan perusahaan yang memproduksi minuman dalam kemasan salah satunya adalah My Tea Teh Poci pada lini PET line2. Suntory Garuda Beverage