• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUB TEMA : EKONOMI LOMBA ESAI NASIONAL KOMPETISI ESAI LIMAS TINGKAT NASIONAL2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUB TEMA : EKONOMI LOMBA ESAI NASIONAL KOMPETISI ESAI LIMAS TINGKAT NASIONAL2019"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SUB TEMA : EKONOMI LOMBA ESAI NASIONAL

KOMPETISI ESAI LIMAS TINGKAT NASIONAL2019

E-STRIP : OPTIMALISASI POTENSI PARIWISATA DAERAH PERBATASAN MELALUI IMPLEMENTASI CROSSBORDER TOURISM

DAN SOCIAL ENTREPRENEURSHIP BERBASIS DIGITAL DI KECAMATAN ENTIKONG

Diusulkan Oleh :

Luki Okta Fahri 175030200111014 2017

Restu Mulya Pratama 165030200111010 2016

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)
(3)
(4)

E-STRIP : OPTIMALISASI POTENSI PARIWISATA DAERAH

PERBATASAN MELALUI IMPLEMENTASI CROSSBORDER

TOURISM DAN SOCIAL ENTREPRENEURSHIP BERBASIS

DIGITAL DI KECAMATAN ENTIKONG

Luki Okta Fahri1, Restu Mulya Pratama2 Universitas Brawijaya

Pada April tahun 2018, Menteri Perindustrian melakukan kunjungan ke dua negara yaitu Ceko dan Jerman yang merupakan negara-negara pertama pembuat roadmap implementasi ekonomi digital dalam menghadapi revolusi industri 4.0.1

Hasilnya, Kementerian Perindustrian berhasil menyusun strategi dan Roadmap Making Indonesia 4.0. Langkah ini dinilai penting, karena sebagaimana data Center for Strategic and International Studies, menyatakan bahwa nilai transaksi ekonomi berbasis internet atau ekonomi digital di Indonesia diprediksi bakal mencapai US $ 100 miliar atau Rp 1.417,2 triliun di tahun 20252. Hal tersebut dikarenakan era ekonomi digital yang mempunyai kemudahan akses dalam menjangkau sebagian besar masyarakat Indonesia. Pada sisi lain, Trend pertumbuhan pariwisata yang progresif juga menjadi sinyal kuat untuk pengembangan pariwisata di setiap daerah di Indonesia dengan masing-masing keunggulan kompetitif maupun komparatifnya (Kemenpar, 2016).3 Tidak luput pula daerah perbatasan Indonesia, dengan garis perbatasannya yang panjang sangat potensial untuk mengembangkan crossborder tourism (CNN Indonesia, 2017).4 Salah satu daerah starategis penerapan crossborder tourism adalah Kecamatan Entikong, terletak di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), dan berbatasan langsung dengan Negara Malaysia yang tentu dapat menguntungan bagi kedua wilayah (Van Well, 2005).5 Fokus dalam pertumbuhan perekonomian di perbatasan kedua negara tersebut selain adanya komplementaritas ekonomi adalah potensi pasar (Dendy Kurniadi, 2009).6 Potensi ekonomi perbatasan Entikong melalui sektor pariwisata memiliki alasan yang kuat untuk dikembangkan

1 Info Singkat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik. Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0. 2018

2 CNBC. 2019. 2025 Transaksi Digital Indonesia bisa Mencapai 1417 T. https://www.cnbcindonesia.com/tech/2019

0408161849-37-65239/2025-transaksi-ekonomi-digital-indonesia-bisa-rp-1417-t 19. Diakses 22 Agustus 2019 (18:35).

3 Kementerian Pariwisata RI. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2016. 2016

4 CNN. 2017. Kemenpar Terus Fokus Garap Crossborder Tourism.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/kemenpar-terus-fokus-garap-crossborder-tourism. Diakses 19 Agustus 2019 (18:35).

5 Van Well, L. 2006. Cross-Border Typologies in the Enlargement Area. Results from the ESPON 1.1.3 Report.

Enlargement of the European Union and its Polycentric Spatial Structure. Royal Institute of Technology.

6 Kurniadi, Dendy. 2009. Strategi Pengembangan Wilayah Perbatasan Antarnegara: Memacu PertumbuhanEkonomi

(5)

diantaranya; Pertama, kawasan ini merupakan Kawasan Strategis Nasional yang diatur menurut PP No. 26 th 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Border Development Center (BDC),7 Kedua, bentuk kenampakan alam Entikong memiliki banyak destinasi wisata alam seperti; Pancur Aji, Sungai Mahas, Raja Lipan, Sungai Aweet, Riam Benyawi, Danau Laet, Bukit Bangkerai, Gunung Senyang, Gunung Veresen, dan Wisata Kayu Tengkawang. Wisata sosial dan budaya seperti; Kampung Santana dan Kampung Hulu Kapuas (BPS, 2017).5 Ketiga, Kecamatan Entikong memenuhi 3 unsur utama dalam pengembangan destinasi kepariwisataan yaitu; (1) Atraksi, Entikong Crossborder Festival menjadi Calendar of Event dari Kemenpar (Kemenpar, 2018) serta festival budaya Gawai Dayak, Festival Paradje, Cap Go Meh, Festival Mandi Bedel Keraton Tayan, Festival Tiang Sandong maupun HUT RI (Akcaya, 2018).8 (2) Amenitas, terdapat 10 usaha akomodasi yang terdiri dari 125 kamar. Dilengkapi Sarana dan prasarana kesehatan masyarakat yang lengkap berupa 5 unit puskesmas serta 2 unit poliklinik (BPS, 2017).9 (3) Aksesbilitas, Panjang jalan negara di Kecamatan Entikong adalah 14,5

km, jalan kabupaten 41,7 km, jalan desa 83,37 km, sarana telekomunikasi berupa STO Balai Karangan dengan kapasitas 978 SST (BPS, 2017).5 Keempat, Daya tarik Entikong mendapat perhatian khusus dari Kemenpar melalui pertemuan Rakor yang membahas crossborder tourism pada 14-15 Agustus 2017 di Ngurah Rai, Bali. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan terkait Entikong berupa penetapan target kunjungan wisatawan Kalbar diharapkan menjaring 155 ribu wisatawan.

Upaya dalam pemenuhan target 155 ribu wisatawan, dilakukan melalui gelaran event Festival Wonderful Indonesia (FWI) pada Februari dan April 2019 di Entikong. Hasilnya konser tersebut cukup berhasil, setidaknya 5.260 dan 4003 wisman hadir dalam festival tersebut (Kompas, 2019).10 Namun sayangnya, pada konser kedua yang diselenggarakan, jumlah kunjungan wisman justru menurun sekitar 1.257 (-23,8%). Dilain sisi, jumlah wisman ke Kalbar pada tahun 2018 hanya sebesar 70.578 wisman, dan 22.663 diantaranya melalui Entikong. Hal ini menunjukkan realisasi

7 Peraturan Pemerintah No. 26 th 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Border Development Centre 8 Akcayanews. 2018. Kemenpar dan Dispora gelar Festival Crossborder Entikong.

https://akcayanews.com/gelar-festival-cross-border-entikong/. Diakses 15 Oktober 2018 (14:35).

9 Biro Pusat Statistik. Kecamatan Entikong Dalam Angka 2017. 2017

10 Kompas. 2019. Digelar 2 Hari, Crossbordet Rntikong Datangkan Kunjungan 5.260 WNA. https://indeks.kompas.com/.

(6)

dari target 155 ribu wisatawan hanya terpenuhi sebesar 45,5%-nya, sedangkan kontribusi Entikong pada Kalbar hanya sebesar 32,1%. Entikong sebagai kantong crossborder tourism dinilai belum mampu memaksimalkan potensinya (BPS, 2019).11 Beberapa faktor minusnya pengembangan wisata Entikong diantaranya; (1) Pengembangan melalui event tidak diikuti promosi pariwisata. (2) Pelaksanaan event yang monotone. (3) Kurangnya pemberdayaan sosial dan ekonomi pada masyarakat. Uraian permasalahan tersebut jelas memperlihatkan keberadaan Entikong sebagai kawasan perbatasan terlihat belum siap dalam mengantisipasi dinamika sebuah kawasan perbatasan dan kedekatan spasial yang seharusnya dapat dimanfaatkan.

Melihat besarnya potensi pariwisata di Entikong, maka diperlukan pengembangan serta optimalisasi sektor dan objek wisata yang ada maupun wisata baru. Salah satu bentuk pengembangan yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat branding dan perbaikan dari berbagai fasilitas serta pelayanan yang diperlukan wisatawan. Oleh karena itu ditawarkan sebuah solusi berupa konsep E-STRIP (Entikong Social Trip) sebagai platform penyedia jasa perjalanan wisata ke Entikong. E-STRIP mengakomodasi semua kebutuhan wisatawan seperti; penginapan, transportasi, makanan, pusat oleh-oleh, dan informasi terkait kegiatan wisata yang ada di Entikong. Selain itu, E-STRIP juga memiliki penawaran paket social trip bagi wisatawan yang berisi kegiatan wisata sekaligus investasi (permodalan) melalui crowdfounding invesment, sehingga setelah kegiatan pariwisata wisatawan akan mendapat feedback berupa return on invesment serta turut berkontribusi dalam pengembangan nilai sosial ekonomi dalam masyarakat/UMKM di Entikong. Customers E-STRIP dibedakan menjadi 3 yaitu full-tourism (hanya berwisata) dan investor-tourism (wisata sekaligus investasi) dan UMKM,

Fitur untuk Full Tourism ataupun Investor Tourism antara lain: (a) Visit

Entikong, fitur utama untuk merencanakan perjalanan wisata ke Entikong, berisi

berbagai akomodasi kebutuhan wisata berupa produk/jasa yang ditawarkan oleh UMKM. E-STRIP menyediakan paket wisata lengkap maupun paket wisata yang bisa direncanakan sendiri oleh wisatawan (make your own tour). Fitur ini juga dilengkapi deskripsi dari masing-masing UMKM seperi harga, layanan, dan peta, ulasan pengguna (testimoni) serta rating yang memberi gambaran wisatawan terkait

(7)

obyek yang ditawarkan. (b) Calendar Event E-STRIP, memuat informasi berbagai event yang dipersiapkan oleh E-STRIP untuk menarik minat wisatawan. (c)

Permodalan, merupakan fitur untuk investor-tourism dalam melakukan investasi

kepada UMKM. Sistem investasi dilakukan melalui crowdfaunding investment, dimana member investor-tourism dapat memberikan pinjaman bersama kepada UMKM yang mengajukan pendanaan. Berbagai UMKM yang mengajukan pendanaan akan dilengkapi informasi yang dapat digunakan untuk menganalisis peluang investasi seperti; profil usaha UMKM, jumlah pinjaman yang dibutuhkan, rating pengembalian UMKM, dan tempo pengembalian (tenor). Terdapat tambahan fitur demontrasi investasi untuk merencanakan return yang diharapkan. Nominal berinvestasi mulai dari Rp.50.000, namun jika pendanaan gagal memenuhi 50% jumlah pinjaman yang dibutuhkan UMKM, maka uang yang telah diinvestasikan akan dikembalikan ke masing-masing virtual accounts investor-tourism agar dapat diinvestasikan kembali ke alternatif UMKM sejenis. Keuntungan yang diperoleh investor-tourism selain feedback berupa return on investment adalah promo istimewa berupa potongan 5% pada tiket masuk wisata, serta harga khusus dari UMKM. (d)

Pembagian Hasil, memuat hasil investasi yang otomatis didistribusikan pada virtual

account masing-masing investor-tourism. Proporsi pembagian hasil menggunakan format tarif 12% dari bunga investasi oleh investor-tourism. Proporsi tersebut dipertimbangkan dengan rasionalisasi bahwa pihak investor dan mitra UMKM memiliki peran yang sama penting dalam menunjang pengembangan ekonomi.

Gambar 1.1 Flow Chart Skema Pembagian Hasil Investasi

Source : Olahan Penulis, (2019)

Fitur untuk UMKM yang bekerjasama dengan E-STRIP sebagai mitra antara

lain (a) Market Place Business, sebagai wahana UMKM untuk memasarkan jasa/produk bisnisnya kepada tourism dengan konsep sharing economy antara

E-STRIP

E-STRIP

(8)

UMKM dan E-STRIP. produk/jasa yang dapat ditawarkan adalah tempat wisata, hotel/penginapan, restoran, pusat oleh-oleh, dan transportasi. (b) Ajukan

Pendanaan, merupakan fitur bagi UMKM yang membutuhkan pendanaan modal

usaha dengan nominal peminjaman antara Rp.3.000.000-Rp.35.000.000. Pinjaman UMKM diperoleh melalui metode crowdfounding oleh investor-tourism. E-STRIP menawarkan alternatif pinjaman yang terjangkau dengan tarif bunga flat sebesar 12% tanpa agunan. Pinjaman rendah ini memberikan kemudahan kepada UMKM dalam mengembalikan pinjaman, sekaligus upaya sosial untuk mendukung perekonomian UMKM. Pengajuan pendanaan akan disetujui apabila jumlah uang yang terkumpul lebih dari 50% dari dana yang diajukan oleh UMKM. Mitra UMKM dapat membuka tenor peminjaman mulai 2,4 sampai dengan 8 minggu. Upaya meminimalisir kredit macet UMKM, E-STRIP menerapkan prinsip Integrated Risk Mitigation sebagai pengendali UMKM (gambar 1.2). (c) Konsultasi Bisnis, diberikan secara gratis kepada UMKM, para konsutan berasal dari akademisi dan juga pebisnis berupa bimbingan dalam mengembangkan usaha dan pengajuan proposal usaha. (d) Simple Bookkeeping, layanan sistem pengelolaan keuangan sederhana berupa panduan dan tutorial video. (e) Pelatihan dan Seminar, sesuai bidang UMKM, tujuannya adalah untuk meningkatkan intellectual capital pengembangan bisnis. Pengimplementasian E-STRIP akan melibatkan sinergitas Academic, Business, Comunnity, Government, dan Media dalam mendorong percepatan pariwisata dan kunjungan wisatawan dan meningkatkan minat pelaku ekonomi kreatif melalui akses permodalan terjangkau.

Gambar 1.2 Flow Chart Integrated Risk Mitigation

Source: Olahan Penulis, (2019)

E-STRIP dirancang sebagai produk digital yang turut berkontribusi untuk mensukseskan percepatan masterplan Making Indonesia 4.0 dalam; (1) Menerapkan insentif investasi teknologi, (2) Harmonisasi aturan dan kebijakan, (3) Pemberdayaan UMKM, (4) Membangun infrastruktur digital nasional, (5) Menarik investasi asing, dan khususnya menuntaskan permasalahan sosial ekonomi masyarakat Entikong.

“ Perbatasan yang kuat, menuju Indonesia yang Berdaulat ” E-STRIP

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Kecamatan Entikong Dalam Angka 2017. 2017 Badan Pusat Statistik. Statistik Daerah Kalimantan Barat 2018. 2018.

CNBC. 2019. 2025 Transaksi Digital Indonesia bisa Mencapai 1417 T. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190408161849-37-65239/2025-transaksi-ekonomi-digital-indonesia-bisa-rp-1417-t 19. Diakses 22 Agustus 2019 (18:35).

Ferdinandus, Suryasih. 2014. Studi Pengembangan Wisata Bahari Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Pantai Natsepa Kota Ambon Provinsi Maluku. Jurnal Destinasi Pariwisata 2 (2): 1.

Friday O. Okpara. 2007. The Value of Creativity and Innovation in Entrepreneurship. Journal of Asia Entrepreneurship and Sustainability. Rossi Smith Academic Publishing. Oxford: 1

Info Singkat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik. Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0. 2018

Karyono, A. Hari. 1997. Kepariwisataan. Grasindo: Jakarta.

Kementerian Pariwisata RI. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2016. 2016

Kompas. 2019. Digelar 2 Hari, Crossborder Entikong Datangkan Kunjungan 5.260 WNA. https://indeks.kompas.com/. Diakses 15 Agustus 2019 (18:35).

Kurniadi, Dendy. 2009. Strategi Pengembangan Wilayah Perbatasan Antarnegara: Memacu Pertumbuhan Ekonomi Entikong Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Bara. Tesis. Program S2 PWK. Universitas Diponegoro. Semarang.

Niebuhr, A and Stiller, S. 2001. Integration Effect in Border Regions – A Survey of Economic Theory and Empirical Studies. HWWA Discussion Paper. Hamburg.

Peraturan Pemerintah No. 26 th 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Border Development Centre

Rutherford, Donald. 2002. Routledge Dictionary of Economics. London.

Suryana. 2013. Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Salemba Empat: Jakarta.

Van Well, L. 2006. Cross-Border Typologies in the Enlargement Area. Results from the ESPON 1.1.3 Report. Enlargement of the European Union and its Polycentric Spatial Structure. Royal Institute of Technolog

(10)

BIODATA PESERTA KOMPETISI ESAI LIMAS TINGKAT NASIONAL 2019

1. Judul Karya Tulis : E-STRIP : OPTIMALISASI POTENSI

PARIWISATA DAERAH PERBATASAN MELALUI IMPLEMENTASI CROSSBORDER TOURISM DAN SOCIAL ENTREPRENEURSHIP BERBASIS DIGITAL DI KECAMATAN

ENTIKONG

2. Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya

3. Sub Tema : Ekonomi

4. Ketua

a) Nama Lengkap : Luki Okta Fahri

b) NIM : 175030200111014

c) Jurusan/Fakultas : Ilmu Administrasi Bisnis/ Fakultas Ilmu Administrasi

d) Alamat : Malang

e) No.Hp : 082146110490

f) Email : helariuzluck@gmail.com

5. Anggota 1

a) Nama Lengkap : Restu Mulya Pratama

b) NIM : 16503020011010

c) Jurusan/Fakultas : Ilmu Administrasi Bisnis/ Fakultas Ilmu Administrasi

d) Alamat : Malang

e) No.Hp : 082198094307

(11)
(12)

Gambar Masterplan Border Development Center (BDC) Entikong

Source : Paparan profil pengembangan kawasan perbatasan Entikong, (2007)

Tabel Analisis E-STRIP dan Alternatif Strategi

Source : Olahan Penulis, (2019)

E-STRIP E-STRIP

(13)
(14)

Gambar

Gambar 1.1 Flow Chart Skema Pembagian Hasil Investasi
Gambar 1.2 Flow Chart Integrated Risk Mitigation
Gambar Masterplan Border Development Center (BDC) Entikong

Referensi

Dokumen terkait