• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan. Orang atau manusia menerapkan titik pusat permasalahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan. Orang atau manusia menerapkan titik pusat permasalahan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Organisasi merupakan kumpulan orang yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Orang atau manusia menerapkan titik pusat permasalahan organisasi. Ada yang berpendapat bahwa manajemen adalah seni atau ilmu yang mengusahakan orang lain untuk bekerja guna mencapai suatu tujuan. Manajaemen yang berhasil akan selalu dapat mengusahakan agar orang-orang yang menjadi anggota organisasi bersedia bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu dan memberi keyakinan bahwa dalam berkarya di dalam organisasi, masing-masing individu tersebut juga akan dapat mencapai tujuan pribadinya (Nugroho Widjayanto, 2004:43).

Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil umumnya memiliki organisasi. Pada perusahaan yang organisasinya masih kecil dengan karyawan yang jumlahnya sedikit dan kegiatan operasional yang cenderung masih terbatas, pimpinan masih dapat mengawasi jalannya perusahaan secara langsung. Berbeda dengan perusahaan besar, pemimpin perusahaan tersebut sudah tidak bisa mengawasi kegiatan operasional secara langsung dikarenakan adanya keterbatasan

(2)

pengawasan, untuk itu diperlukan adanya pengendalian internal yang dapat menjadi alat bantu akibat keterbatasan pegawasan tersebut.

Penerapan pengendalian internal ini sangat penting karena digunakan perusahaan untuk mengarahkan kegiatan operasional perusahaan, mencegah penyalahgunaan sistem yang diterapkan, dan melindungi aset yang dimiliki oleh perusahaan. Salah satu aset yang berperan dalam operasional perusahaan adalah kas. Pengendalian internal pada kas sangat penting, karena kas merupakan aset lancar yang paling likuid dan hampir setiap kegiatan operasional perusahaan berhubungan dengan kas.

Tanggung jawab atas adanya pengendalian internal yang baik terletak pada manajemen. Selain tanggung jawab atas perancangan dan penetapan sistem pengendalian internal, manajemen juga harus melakukan pengawasan terhadap pengendalian internal yang tengah berjalan. Mengingat pentingnya peran pengendalian internal dalam perusahaan, maka hal ini menimbulkan masalah tersendiri bagi manajemen, masalahnya yaitu apakah pengendalian internal yang ada dapat berjalan dengan efektif seperti yang diharapkan manajemen atau tidak (Haninda, 2014).

Pengendalian internal adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur dan tidak terbatas pada metode pengendalian yang dianut oleh bagian akuntansi dan keuangan, tetapi meliputi pengendalian anggaran, biaya standar, program pelatihan pegawai dan staf pemeriksa internal (Bani Zamzami, 2013)

(3)

Internal audit department performs a number of functions in an organization. These functions also prove to be equally valuable in non-profit oriented organization. An internal audit function should exist separate and distinct from the work of the control group in the data processing department since the internal auditors are interested in evaluating the overall efficiency of data processing operations and the related internal control. (British Journal of Science ,2012)

Prosedur pengeluaran kas perlu dirancang sedemikian rupa sehingga hanya pengeluaran-pengeluaran yang telah disetujui untuk kegiatan perusahaan saja yang dicatat dalam pembukuan perusahaan. Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengendalian yang baik, prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Aulia Arnas) :

1. Semua pengeluaran dilakukan dengan cek, pengeluaran-pengeluaran kas dalam jumlah kecil dilakukan dengan kas kecil

2. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang berwenang terlebih dahulu

3. Adanya pemisahan tugas. Tujuan pemisahan fungsi adalah untuk mencegah seseorang secara penuh melakukan sebuah transaksi dan yang efektif harus menciptakan kondisi yang sulit atau tidak memungkinkan bagi seseorang untuk mencuri kas atau aktiva lainnya.

Kegiatan pengendalian internal dalam perusahaan mencakup pengendalian internal terhadap kegiatan penjualan, piutang, pembelian, hutang, penggajian, pengupahan, pengawasan produksi, penerimaan kas, pengeluaran kas, persediaan dan

(4)

aktiva tetap yang semua kegiatan ini tidak terlepas dari kegiatan operasional perusahaan. Semua kegiatan tersebut perlu dilakukan evaluasi dalam rangka mencapai tujuan perusahaan dan menghindari adanya kecurangan akuntansi.

Penelitian terdahulu mengenai evaluasi pengendalian internal atas sistem dan prosedur penjualan kredit yang dilakukan oleh Rina Listiawati menyimpulkan bahwa pengendalian internal pada perusahaan sebenarnya tidak secara keseluruhan sama dengan teori. Karena secara teori pengendalian internal terhadap sistem dan prosedur penjualan kredit terlalu rumit sedangkan pada prakteknya pelaksanaan penjualan kredit harus dilaksanakan dengan cepat.

Fungsi pengendalian internal tidak dapat berjalan dengan baik apabila terdapat penyelewengan yang dilakukan oleh personil yang dapat merugikan perusahaan. Sebagai contoh, beberapa tahun yang lalu terdapat kasus penyelewengan yang terjadi pada BUMN yaitu pada Perum Perhutani. Kasus penyelewengan penjualan kayu jati oleh tiga orang pegawai Perhutani di tempat penimbunan kayu atau TPK Emplak, Kabupaten Ciamis yang merugikan negara senilai Rp 800.000.000,- ( delapan ratus juta rupiah ).

Administratur Perhutani KPH Ciamis Dicky Yuana Rady menjelaskan, kejadian tersebut terungkap pertengahan 2008 lalu. Ketika dilakukan pemeriksaan stok kayu setiap enam bulan sekali ditemukan adanya ketidaksesuaian antara data volume penjualan, pendapatan dari penjualan, dengan kayu yang masih tersedia dan jumlah kas yang diterima. Ternyata ketiga oknum pegawai di TPK Emplak telah menambahkan jumlah batang pada pesanan konsumen dan menurunkan kualitas kayu

(5)

yang dibeli konsumen. Mereka juga memanipulasi data penjualan kayu tersebut. Keuntungan dari perbuatan itu dibagi dan dinikmati pelaku. Penyelewengan yang dilakukan orang-orang tersebut dengan cara bekerja sama memanipulasi data yang ada, data yang dimanipulasi merupakan data penjualan yang berikutnya diinput oleh bagian keuangan dan dicatat sebagai kas masuk dengan jumlah yang telah diubah oleh orang-orang tersebut. Oleh karena itu, pada mulanya para auditor internal tidak menemukan kejanggalan dalam penerimaan kas di PERHUTANI, karena kecocokan bukti penjualan dan penerimaan kas telah sesuai.

Kepala Biro Hukum, Keamanan, dan Humas ( Hukamas ) Perhutani unit III Regional Jawa barat dan Banten Andrie Suyatman mengaku kecolongan dengan terjadinya kasus ini. Peristiwa tersebut akan menjadi koreksi bagi internal perhutani. Ke depan, pengawasan berjenjang di internal Perhutani akan diperketat. Selain itu, mutasi dan rotasi pegawai juga akan terus dilakukan. Ia mengatakan, sebenarnya mekanisme pengawasan selama ini sudah ketat. Pengelolaan data pun sudah terkomputerisasi. Namun, dalam hal ini orang yang menginput datanyalah yang salah. Menurut Andrie modus penggelapan ini dengan menambah kayu yang akan diangkut ke luar dari TPK. Misalnya, yang terjual 4 meter kubik, ternyata dinaikkan menjadi 5 meter kubik.

Untuk mengatasi agar tidak terjadinya kerugian secara terus menerus terhadap perusahaan,maka perusahaan perlu melakukan pemeriksaan dan penelitian melalui pelaksanaan audit internal dengan menggunakan pengendalian internal perusahaan. Audit internal merupakan penilaian secara independen didalam suatu perusahaan

(6)

dalam kesatuan ekonomis tersebut, dengan tujuan untuk melakukan review akuntansi keuangan dan operasi lain sebagai dasar untuk memberikan bantuan yang bersifat produktif dan konstruktif bagi pimpinan perusahaan (Mulyadi, 2008).

Pengendalian internal terbukti telah efektif terhadap kas dilihat dengan telah memenuhi unsur-unsur pengendalian internal. Sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan ternyata ada pengaruh yang kuat antara peranan audit internal terhadap efektifitas pengendalian internal kas dan antara pengendalian internal dengan kas.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk penulisan skripsi dengan judul: ”Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Kas” (Studi kasus pada PERUM PERHUTANI) 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis akan mengidentifikasikan masalah dan sekaligus membatasi permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Apakah pelaksanaan audit internal pada PERUM PERHUTANI Bandung sudah memadai

2. Apakah pengendalian internal kas pada PERUM PERHUTANI Bandung sudah efektif

3. Apakah audit internal berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal kas di PERUM PERHUTANI Bandung

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan audit internal pada PERUM PERHUTANI Bandung.

2. Untuk mengetahui pengendalian internal kas pada PERUM PERHUTANI Bandung.

3. Untuk mengetahui peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal kas pada PERUM PERHUTANI Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berguna :

1. Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dalam perbaikan khususnya mengenai audit internal dan efektivitas pengendalian internal kas.

2. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan mengenai audit internal, khususnya mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal kas.

3. Bagi pihak lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan terapan dan dapat memberikan informasi serta gambaran yang jelas mengenai peranan audit internal khususnya atas pengungkapan kecurangan pada pengadaan barang.

(8)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di PERUM PERHUTANI (Perusahaan Umum) yang beralamat di Jalan Soekarno-Hatta Bandung, adapun pelaksanaan penelitian dilakukan oleh penulis pada bulan september sampai dengan bulan Oktober.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

INTI, pada dasarnya pelaksanaan penempatan karyawan tidak sesuai dengan ketentuan beberapa pegawai belum menempati posisi dan tempat yang tepat sesuai dengan

Menurut Hasibuan (2013:129) disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial. Apabila karyawan tidak dapat

Memenuhi  Seluruh  penerimaan  bahan  baku  kayu  PT  Surya  Jawa  Albasia  dilengkapi  dengan  dokumen  kontrak  suplai 

masyarakat Kota Bekasi terkait arsitektur budaya lokal pada bangunan gedung milik Pemerintah Kota Bekasi melalui Peraturan Walikota Nomor 53 tahun 2020 tentang

Sebagai alternatif, atau jika tidak terlarut air, serap dengan bahan kering yang lengai dan isikan dalam bekas pelupusan bahan buangan yang wajar.. Buang melalui kontraktor

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipologi hubungan objek dengan tanda untuk menjelaskan makna tanda yang terdapat pada nama-nama tokoh dalam kaba-kaba

PengasihKulon Progo memiliki kedudukan khusus, yang terpisah dari semua kegiatan operasi perusahaan dan tidak terlibat langsung dalam aktivitas kredit.. Untuk menambah

Dari fenomena dan gejala-gejala sebagaimana telah dipaparkan, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah