• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

1.1.Pengertian Disiplin

Menurut rivai (2004) bahwa “Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan atau instansi dan norma-norma sosial yang berlaku.

Sasthrohadiwiryo (2005) menegaskan “Disiplin didefiniskan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik secara tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Disamping itu hasibuan (2007) menerangkan juga “Kedisplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku”

Moenir (2008) menegaskan juga bahwa “kedisiplinan adalah kesadaran dan ksesediaan seseorang yang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”.

Lebih lanjut Fathoni (2006) “Kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang pada waktunya, mengerjakan semua utama dari disiplin (2)

(2)

pengetahuan tentang sistem aturan, perilaku, norma,kriteria, dan strandar, (3) perilaku yang menunjukan kesungguhan, pengertian dan kesadaran untuk menaatti segala apa yang ada diaturan, ketiga aspek ini yang mendasari seseornag agar bisa melaksanakan disiplin.

Tujuan disiplin pada dasarnya adalah keharmonisan dan kewajaran kehidupan kelompok atau organisasi, baik organisasi formal maupun non formal, keharmonisan atau kewajaran kehidupan kelompok atau organisasi tersebut hanya mungkin tercapai apabila hubungan antar anggota kelompok atau organisasi tersebut dilakukan pada proporsi ataupun imbangan-imbangan yang didasarkan pada ukuran-ukuran dan nilai-nilai yang disepkati bersama harus dipelihara.

Berdasarkan argumentasi beberapa penelitian penulis mengemukakan bahwa disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertaankan dan meningkatkan tujuan organisasi secara objektif melalui kepatuhannya menjalankannya peraturan organisasi.

1.2.Bentuk-bentuk Disiplin Kerja.

Menurut Rivai (2004) terdapat 4 perspektif daftar yang menyangkut disiplin kerja yaitu sebagai berikiut :

Disiplin retributif (retributife disciplin) yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah.

Disipliren korektif ( Corrective Discpline) yaitu berusaha membantu karyawan perilakunya yang tidak tepat.

(3)

Perspektif hak-hak (individual Rights Prespective) yaitu fokus pada penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak-dampak.

1.3.Indikator-Indikator Kedisiplinan. Menrurut Hasibuan (2007) indikator-ind

ikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan yaitu : 1. Tujuan dan kemampuan.

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan Yujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan.

2. Teladan pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun ikut baik. 3. Balas jasa

Balas jasa ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahan atau pekerjaannya.

(4)

4. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujud kedisiplinan karyawan karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya.

5. Waskat

Waskat adalah tindakan nyata dan efektif untuk mencegah atau mengetahui kesalahan, memeliahara kedisiplinan, meningkatan prestasi kerja,mengaktifkan pernan atasan bawahan menggali sistem-sistem kerja yang paling efektif serta internal menciptakan sistem intern kontrol yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, masyarakat. Dengan waskat, atasan secara langsung dapat mengetahui kemampuan dan kedisiplinan setiap individu bawahannya, sehingga kondisi setiap bawahan dinilai objektif.

6. Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.

7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisplinan karyawan perusahaan. Pipmpinan harus berani dan tegas

(5)

bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang sesuai indsipliner sesuai sanksi yang telah ditetapkan.

8. Hubungan kemanusiaan.

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik dalam suatu perusahaan.

1.4.Tujuan Pembinaan Disiplin Kerja.

Secara khusus tujuan disiplin kerja menurut Hadiwiryo (2005) Antara Lain yaitu sebagai berikut :

1. Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan ketenaga kerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen.

2. Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimun terhadap tidak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.

3. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana,barang dan jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya.

4. Dapat bertindak berprilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan.

5. Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

(6)

1.5.Disiplin Dalam Pelaksanaan Kerja Karyawan.

Disiplin adalah suatu kelompok ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang telah ditetapkan. Maksudnya ditumbuhkannya disiplin kecuali kepatuhan terhadap aturan juga tumbuhnya ketertiban dan efisiensi.

Ketaatan terhadap aturan tertulis sudah cukup jelas karena semua orang yang berkepentingan. Lain halnya dengan aturan yang tidak tertulis misalnya kebiasaan adat istiadat dan lebih luasnyalagi norma. Untuk mengerti dan memahami aturan yang tidak menyesuaikan diri dengan lingkungannya ( masyarakat organisasi atau masyarakat umum).

Menurut Watkins (2008) disiplin dalm pengertian yang utuh adalah suatu kondisi atau sikap yang ada pada semua anggota organisasi yang ditunduk dan taat pada aturan organisasi.

Salah satu syarat dapat ditumbuhkannya disiplin dalam lingkungan kerja ialah adanya pembagian pekerjaan yang tuntas sampai kepada karyawan atau petugas yang paling bawah, sehingga setiap orang tahu dengan sadar apa tugasnya, bagaimana melakukannya,kapan pekerjaan dimulai dan kapan selesai.

Adapun yang dimaksud dengan disiplin disini terbatas pada pengertian ketaatan terhadap aturan tertulis dan lebih ditekankan pada pelaksanaan aturan oleh pejabat atau petugas yang secara langsung bertanggung jawab atas pelaksanaan aturan itu. Salah satu kelemahan yang ada pada kita yang sering tidak disadari dan hakikatnya sangat merugikan, baik bagi penyelenggaraan kegiatan maupun bagi masyarakat yang menerima pelayanan ini ialah kita mampu mencipta (termasuk disini aturan) tetapi

(7)

kita sangat lemah dalam memelihara ciptaan kita itu. Akibatnya jelas aturan itu tidak lagi memenuhi fungsi semula, tidak kurang bermanfaat, bahkan dapat merugikan pihak-pihak yang seharusnya memperoleh pelayanan dengan baik.

Salah satu bentuk pemeliharaan aturan ialah kedisplinan dalam pelaksanaan secara tertib dan konsisten. Melalui disiplin yang tinggi pelaksanaan suatu aturan dapat mencapai maksud dan tepat dirasakan manfaatnya oleh semua pihak dengan ketentuan dan kemanfaatan bagi kepentingan umum. Mengenai disiplin, ada 2 jenis disiplin yang sangat dominan dalam berusaha menhasilkan barang dan jasa sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi. Kedua jenis disiplin terebut merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan serta saling mempengaruhi.

Disiplin waktu tanpa disertai disiplin kerja tidak ada artinya, dengan kata lain tidak ada hasil sesuai dengan ketentuan organisasi. Sebaliknya disiplin kerja tanpa didasari dengan disiplin waktu tidak ada manfaatnya. Oleh karena itu usaha pendisiplinan tidak dapat dilakukan separuh-separuh malainkan harus kedua-duanya. 1. Disiplin

Disiplin waktu adalah jenis disiplin yang paling mudah dilihat dan dikontrol baik oleh manajemen yang bersangkutan maupun oleh masyarakat. Mengenai disiplin terhadap jam kerja misalnya melalui sistem daftar absensi yang baik atau sistem apel, dapat dipantau secara cepat dan tepat. Gambarkan umum oleh masyarakat awam menyangka kalau jam kerja dipatuhi logikanya ada disiplin kerja. Akan tetapi dalam berbagai observasi kelihatan bahwa disiplin dalam waktu kerja saja tidak merupakan jaminan adanya disiplin dalam kerja atau perbuatan. Dapat saja

(8)

seseorang hadir tepat waktunya, tetapi ia tidak segera melakukan perbuatan sesuai dengan ketentuan organisasi, melainkan berbincang-bincang dengan sesama teman sekerja,membaca surat kabar yang bukan tugasnya,berbicara melalui telepon yang bukan kepentingan atau bagian pekerjaan sejenisnya yang hakikatnya merugikan pada organsiasi dan masyarakat.

2. Disiplin kerja

Isi pekerjaan pada dasarnya terdiri dari : metode pengerjaan, prosedur kerjanya, waktu dan jumlah unit yang telah ditetapkan dan mutu yang telah dibakukan,keempatnya ini bentunya adalah aturan kerja ini dicakup dalam satu istilah kerja.

Dalam usaha mendisiplin kerja ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan : a. Pembagian tugas dan pekerjaan telah dibuat lengkap dan dapat diketahui

dengan sadar oleh pekerja.

b. Adanya petunjuk kerja yang singkat sederhana tetapi lengkap.

c. Kesadaran setiap pekerja terhadapa tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

(9)

1.6.Tingkat Dan Jenis Sanksi Disiplin Kerja.

Tujuan utama pengadaan disiplin kerja bagi para tenaga kerja yang melanggar norma-norma perusahaan adalah memperbaiki idan mendidik tenaga kerja yang melakukan pelanggaran disiplin. Sanksi atas pelanggaran disiplin yang dilakukan harus diberikan, sehingga secara adil dapat diterima. Tingkat dan jenis sanksi disiplin ringan. (Hardiwiryo, 2005).

1. Sanksi Disiplin Berat

a. Domisi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan atau pekerjaan yang diberikan sebelumnya.

b. Pembebasan dari jabatan atau pekerjaan untuk dijadikan sebagaitenaga kerja diperusahaan

2. Sanksi Disiplin Sedang.

a. Penundaan pemberian konpensasi yang sebelumnya telah dirancangkan sebagai tenaga kerja lainnya.

b. Penurunan upah sebesar satu kali upah yang biasanya diberikan harian, mingguan, atau bulanan.

c. Penundaan program promosi bagi tenaga kerja yang bersangkutan pada jabatan yang lebih tinggi.

3. Sanksi Ringan

a. Teguran lisan kepada tenaga kerja yang bersangkutan b. Teguran secara tertulis

(10)

Referensi

Dokumen terkait

TABELA 2: Karakteristike podatkov v tabeli dejstev in dimenzijski tabeli Tabela dejstev Dimenzijska tabela Milijoni ali milijarde vrstic Deset do nekaj milijonov vrstic Več

Sebenarnya yang menyebabkan orang asing ini menuduh kita mengamalkan kronisme dan nepotisme ialah kerana penswastaan kita tidak bermakna menjual segala-gala yang dimiliki oleh

Dari segi proses-proses terapi yang dilakukan dapat dikatakan sudah sesuai dengan teori karena meskipun dalam pelaksanaan terapi tidak semua proses terapi

Pola istirahat dan tidur yang tetap penting untuk menangani stres. Seseorang yang mengalami stres harus di dorong untuk meluangkan waktunya untuk istirahat dan

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa Peristiwa Talangsari di Way Jepara Lampung Tengah (sekarang Lampung Timur) adalah sebuah peristiwa yang bermula dari

Monitoring dan evaluasi pada umumnya dilakukan dengan mengumpulkan data/informasi secara reguler dan terus menerus yang menghasilkan indikator-indikator perkembangan

Penelitian serupa tentang permainan edukatif yang terkait dalam pengembangan permaian Go-Moku seri dunia tumbuhan antara lain oleh penelitian Susanto (2012) yang

Beauty contest yang merupakan cara dalam pemilihan mitra kerja merupakan bagian dari business judgement direksi, sehingga apapun hasil pemilihan atau keputusan