• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan segala aktivitas tersebut harus dilakukan secara cepat. Agar orang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan segala aktivitas tersebut harus dilakukan secara cepat. Agar orang"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Ketatnya persaingan dalam dunia usaha menuntut setiap perusahaan untuk mengambil langkah-langkah serta strategi yang jitu guna memenangkan persaingan dengan kompetitor demi menjaga eksistensi yang dimiliki dan tentunya mempertahankan bahkan meningkatkan keuntungan atau profit yang dihasilkan. Tanpa strategi yang jitu perusahaan tidak akan dapat bertahan karena seiring waktu kompetitor akan terus muncul bersamaan dengan permintaan konsumen yang kian meningkat. Hal ini dihadapi oleh setiap perusahaan yang mencari laba dan tidak terkecuali industri sepeda motor. Saat ini, perkembangan jumlah penduduk yang cukup pesat serta beragamnya aktivitas kerja setiap orang memungkinkan segala aktivitas tersebut harus dilakukan secara cepat. Agar orang dapat melakukan pekerjaan secara cepat, dibutuhkan sarana pendukung, seperti sarana transportasi. Transportasi merupakan alat yang berguna untuk memindahkan barang atau orang dalam kuantitas tertentu, ke suatu tempat tertentu, dalam jangka waktu tertentu (Tjiptono,2008:204). Kebutuhan akan alat transportasi dewasa ini telah menjadi kebutuhan primer. Dibanding dengan alat transportasi umum, sebagian besar orang lebih memilih untuk menggunakan alat transportasi pribadi terutama sepeda motor guna menunjang aktivitas sehari-hari. Selain merupakan alat transportasi yang praktis dan lincah manakala digunakan untuk melewati kemacetan baik dalam kota maupun luar kota, konsumsi bahan bakar sepeda motor lebih rendah jika dibandingkan dengan kendaraan roda empat. Kemudahan kredit sepeda motor serta perilaku masyarakat yang cenderung

(2)

konsumtif pun menambah jumlah pengguna sepeda motor dari waktu ke waktu. Berbagai produsen sepeda motor berlomba-lomba menciptakan aneka jenis varian sepeda motor guna memenuhi kebutuhan masyarakat alat transportasi, sehingga dewasa ini dapat dilihat berbagai jenis sepeda motor dari berbagai merek bermunculan. Fenomena ini dibuktikan dengan penjualan sepeda motor di Indonesia yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Menurut Swastha dan Handoko (2000) terdapat falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Beragamnya kebutuhan masyarakat akan alat transportasi pun membuat produsen sepeda motor terus berinovasi hingga akhirnya lahir jenis sepeda motor bertransmisi otomatis yang kemudian dikenal dengan skutermatik. Skutermatik yang beredar di pasaran sepintas terlihat mirip antara satu dengan yang lain, namun jika diperhatikan secara lebih mendetail maka akan ditemukan perbedaan-perbedaan yang cukup berarti dan hal ini menunjukkan bahwa masing-masing produsen sepeda motor memiliki pandangan tersendiri mengenai kualitas dan fitur tertentu yang diprediksikan mampu memuaskan kebutuhan konsumen. Produsen sepeda motor tentunya tidak hanya berfokus terhadap kualitas akan produk yang dihasilkan sehubungan dengan usaha yang dilakukan untuk menguasai pasar, namun juga tentunya memperhitungkan mengenai faktor harga yang akan ditetapkan apakah harga yang ditetapkan bersaing serta membuat konsumen merasa harga yang ditetapkan sesuai dengan apa yang didapat. Satu hal lagi yang tidak kalah penting adalah promosi suatu merek. Masyarakat cenderung tertarik akan produk yang

(3)

mereknya sudah memiliki citra yang baik serta telah dikenal luas, dan hal ini sangat mungkin dijadikan oleh masyarakat sebagai acuan untuk menila manakala ada sebuah perusahaan yang memiliki cukup ternama dan mereknya memiliki reputasi yang baik mengeluarkan suatu produk yang baru.

Tidak ingin kalah dengan produsen lain ditengah persaingan produk sepeda motor bertransmisi otomatis yang semakin kompetitif dari waktu ke waktu, Yamaha mengeluarkan produk dengan segmen skutermatik untuk memuaskan konsumen yaitu Yamaha Soul GT Series menampilkan disain motor yang lebih terlihat maskulin serta lebih. Sporty motor metik Yamaha ini mampu memberikan daya tarik tersendiri bagi para konsumennya. Soul GT Series dibekali dengan teknologi canggih dan juga fitur-fitur modern dari Yamaha. Seperti yang kita tahu Yamaha memiliki teknologi terbaru yang saat ini mencoba diterapkan kepada setiap produknya untuk mendapatkan perfoma mesin yang lebih maksimal melalui fitur Blue Core-nya. Adanya berbagai kelebihan Yamaha Soul GT Series, ternyata tidak diikuti oleh perkembangan penjualan di pasaran. Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), dapat dilihat penjualan Yamaha Soul GT Series tahun 2014 – 2015 yaitu :

(4)

Penjualan Sepeda Motor Matic Tahun 2014-2015

PENJUALAN SEPEDA MOTOR MATIC TAHUN 2014-2015

2014 2015 Pertumbuhan

Honda 3,498,281 3,708,938 6,2%

Yamaha 846,913 815,984 -3.65%

PENJUALAN SEPEDA MOTOR MATIC YAMAHA

Mio Series 390,154 556,458 142.63%

Soul GT Series 456,759 170,240 -37.27%

Nmax 0 89,286

Sumber: Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), 2015

Berdasakan tabel 1.1 dapat dilihat penjualan sepeda motor matic Yamaha. Dimana terjadi penurunan penjualan sebesar 3,65% dari tahun 2014 - 2015. Penurunan yang terjadi pada sepeda motor matic Yamaha disebabkan oleh penjualan yang kurang memuaskan pada Soul GT Series, dimana penurunannya sebesar 37.27%.

Para pemasar menggunakan berbagai macam strategi untuk dapat mencapai target pasarnya. Strategi-strategi tersebut tergabung di dalam bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2002: 18). McCharty mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat kelompok luas yang disebut 4P (Kotler, 2002: 18), yaitu Produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).Strategi pemasaran terdiri dari unsur-unsur pemasaran yang terpadu (4 P dari marketing mix, yaitu product,

(5)

price, promotion, place) yang selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan lingkungan pemasarannya serta perubahan perilaku konsumen (Swasta dan Handoko, 2000: 119). Perilaku konsumen yang dimaksudkan di sini tentu saja perilaku konsumen yang nantinya akan memunculkan sebuah keputusan pembelian terhadap sepeda motor matic Yamaha Soul GT Series. Menurut Sofjan Assauri (2004: 170) strategi pemasaran merupakan rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan yang meliputi produk, harga, lokasi, promosi, dan pelayanan.

Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan (Kotler dan Keler,2009: 240). Tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh stimulus (rangsangan). Dengan perkataan lain, apakah seseorang merasa terlibat atau tidak terhadap suatu produk ditentukan apakah dia merasa penting atau tidak dalam pengambilan keputusan pembelian produk atau jasa. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa ada konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi dalam pembelian suatu produk atau jasa, dan ada juga konsumen yang mempunyai keterlibatan yang rendah atas pembelian suatu produk atau jasa (Sutisna,2003: 11).

Diantara beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, penelitian ini menganalisis keputusan pembelian tersebut melalui variabel kualitas produk, harga dan promosi. Kualitas produk menunjukkan ukuran tahan lamanya

(6)

produk itu, dapat dipercayainya produk, ketepatan produk, mudah mengoperasikan dan memeliharanya (Oentoro, 2012:128). Jika perusahaan ingin berkembang, apa lagi harus meraih keuntungan, mereka tidak lagi punya pilihan selain mengadopsi konsep kualitas. Ini menunjukkan bahwa kualitas mempunyai pengaruh terhadap konsumen. Konsumen tentunya tidak akan membeli produk yang tidak bisa memenuhi harapan. Produk yang mempunyai kualitas baik, seperti handal, memiliki karakteristik yang berbeda, serta memiliki spesifikasi yang sesuai keinginan konsumen akan membuat konsumen merasa puas dan tertarik, maka tinggi keinginan konsumen untuk melakukan pembelian.

Harga merupakan sejumlah uang yang ditagihkan, atas suatu produk atau jasa atau jumlah dan nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dan memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Abdurrahman, 2015,109). Harga berperan sebagai penentu utama pilihan pembeli, karena konsumen akan memutuskan apakah harga suatu produk sudah tepat atau belum. Keputusan penetapan harga, haruslah berorientasi pada pembeli. Ketika konsumen membeli suatu produk, mereka menukar suatu nilai (harga) untuk mendapatkan suatu nilai lain (manfaat karena memiliki atau menggunakan produk). Jika pelanggan menganggap bahwa harga lebih tinggi dari nilai produk, maka tidak akan membeli produk. Jika konsumen menganggap harga berada di bawah nilai produk, maka akan membeli produk tersebut.

Supaya merek suatu produk dikenal secara luas oleh konsumen maka perlu sekiranya penjual melakukan kegiatan pemasaran yang lain yaitu promosi. Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

(7)

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Herlambang, 2014,56). Dengan promosi menyebabkan orang yang sebelumnya tidak tertarik untuk membeli suatu produk akan menjadi tertarik dan mencoba produk sehingga konsumen melakukan pembelian. Adanya promosi yang dilakukan, maka dengan cepat masyarakat akan mengetahui kelebihan-kelebihan yang ditawarkan oleh suatu produk sehingga mempengaruhi minat beli ulang konsumen.

Lokasi dalam penelitian ini di Kota Semarang, karena sebagian besar masyarakat Kota Semarang memiliki sepeda motor berbagai merek, salah satunya Yamaha Sout GT Series. Sedangkan obyek yang dipilih adalah responden yang menggunakan sepeda motor Yamaha Soul GT Series. Dengan mengambil obyek responden yang menggunakan sepeda motor Yamaha Soul GT Series di dealer Yamaha, maka hasil penelitian ini dapat mewakili keseluruhan konsumen pengguna skutermatik merek Yamaha Soul GT Series di tempat lain atau hasil penelitian ini dapat digeneralisir.

Dari beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kaitan dengan masalah yang dibahas oleh peneliti akan dipaparkan sebagai berikut :

Purwati, et. all (2012), Tampi, et all (2016) melakukan penelitian tentang kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Hasilnya menunjukkan kualitas produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian.

Purwati, et. All (2012), Krismanti dan Kusnilawati (2013), Muanas (2014), Achidah (2016), dan Tampi, et all (2016) melakukan penelitian tentang harga

(8)

terhadap keputusan pembelian. Hasilnya menunjukkan harga berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian.

Purwati, et. all (2012), Krismanti dan Kusnilawati (2013), Muanas (2014), dan Achidah (2016) melakukan penelitian tentang promosi terhadap keputusan pembelian. Hasilnya menunjukkan promosi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang terjadi diatas maka dapat diajukan sebuah penelitian dengan judul "ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC YAMAHA SOUL GT SERIES (STUDI KASUS PADA YAMAHA MATARAM SAKTI SEMARANG)"

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah penurunan penjualan sepeda motor Yamaha Soul GT Series. Untuk perumusan masalahnya adalah bagaimana upaya pihak perusahaan untuk mengatasi penurunan tersbut agarpenjualan mengalami kenaikan. Dengan demikian, pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian?

2. Bagaimanakah pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian ? 3. Bagaimanakah pengaruh antara promosi terhadap keputusan pembelian ?

(9)

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ini tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian.

2. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian. 3. Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian. 1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diharapkan dalam penelitian ini adalah a. Bagi Penulis

Penelitian ini untuk menerapkan dan menggunakan teori yang didapat dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.

b. Bagi akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan serta dapat digunakan sebagai pembanding bagi pembaca yang ingin melaksanakan penelitian di bidang pemasaran.

c. Bagi perusahaan

Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian sepeda motor matik Yamaha Soul GT Series.

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014:38). Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini sering disebut variabel stimulus, predictor, antecedent (Sugiyono, 2014:4). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kualitas Produk, Harga dan Promosi.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2014:4). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian.

(11)

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No. Nama

Variabel Definisi Variabel

Indikator Sumber 1. Kualitas Produk kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi : daya tahan keandalan, ketepatan kemudahkan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya

1. Kesan kualitas/ mutu 2. Kehandalan

3. Ketahanan

Soewito (2013)

2 Harga segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk 1. Harga terjangkau 2. Harga sesuai kualitas

produk

3. Harga bersaing

Achidah (2016)

3 Promosi ujung tombak kegiatan bisnis suatu produk dalam rangka menjangkau pasar sasaran dan menjual produk tersebut 1. Frekuensi penayangan iklan 2. Kualitas penyampaian pesan dalam penayangan iklan di media promosi 3. Jangkauan promosi. 4. Hadiah yang Menarik

Achidah (2016) 4 Keputusan Pembelian tahap dalam proses dimana konsumen secara aktual membeli produk 1. Kebutuhan 2. Pencarian informasi 3. Perbandingan merek Supriyanti (2013)

(12)

3.2 Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Penentuan Sampel 3.2.1 Objek Penelitian dan Unit Sampel

Penelitian ini dilaksanakan pada Yamaha Soul GT Series di Kota Semarang.

3.2.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2014:61). Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai populasi adalah pembeli Yamaha Soul GT Series di Kota Semarang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,2014:62) . Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi. (Sugiyono,2014:68).

Dari berbagai sumber seperti Roscoe, 1975 (dalam Sekaran, 2003, Hair Dkk, Tabachic & Fidell) diperoleh pedoman umum yang dapat digunakan oleh penelitian yaitu penelitian Multivariate (termasuk yang menggunakan analisis regresi multivariat) besarnya sampel ditentukan sebanyak 25 kali variabel independen. Analisis regresi dengan 3 variabel independen membutuhkan kecukupan sampel sebanyak 75 sampel responden (Ferdinand, 2014) .

(13)

Adapun kriteria yang digunakan untuk mendapatkan 75 responden adalah: 1. Konsumen yang membeli sepeda motor matic Yamaha Soul GT Series. 2. Konsumen memiliki usia lebih dari 23 tahun, penetapan kriteria ini dengan

mempertimbangkan pengalaman responden yang cukup dan sudah bekerja sehingga dianggap mampu memberikan penilaian objektif.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data pada penelitian jika dilihat dari sumbernya adalah data primer yaitu data mengenai tanggapan Sepeda Motor Matic Yamaha Soul GT Series lewat kuisoner yang menjadi responden dalam penelitian ini. Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data secara langsung (Somantri dan Nuhidin 2014:29).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara kuesioner. Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner (Sugiyono,2014:42). Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah langsung tertutup yang berbentuk skala bertingkat, sehingga responden tinggal memilih pada kolom jawab yang telah disediakan mengenai pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan kerja dan kompensasi terhadap kinerja operator alat bongkar muat.

3.5 Metode Analisis

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif yang merupakan analisa yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dari hasil

(14)

survey di lapangan. Data tersebut harus digolongkan kedalam kategori-kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel dan alat analisa statistik (Sugiyono, 2014:23).

3.5.1 Pengujian Instrumen Penelitian 3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang di ukur oleh kuesioner. (Ghozali, 2013:52). Dalam hal ini digunakan beberapa butir pernyataan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur tersebut.

Untuk mengukur tingkat validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlation) dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 (n adalah jumlah sampel). Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid, demikian sebaliknya bila r hitung < rtabel maka pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan tidak valid, r hitung diperoleh dari hasil output SPSS, nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai rtabel. (Ghozali, 2013:53). Berdasarkan pada tabel. maka r tabel pada penelitian ini adalah: r(0,05; 75-2= 73) = 0,194.

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel diatas, diperoleh setiap pernyataan dari masing-masing variabel penelitian yang digunakan mempunyai nilai r hitung lebih besar dari pada r tabel (r hitung > 0,197), sehingga dapat disimpulkan bahwa

(15)

setiap pernyataan dari masing-masing variabel dapat dikatakan valid, artinya bisa digunakan dalam penelitian.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:47). Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu SPSS v16 uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70 (Nunnally dalam Ghozali, 2013:48).

Berdasarkan hasil pada tabel diatas diperoleh bahwa semua variabel yang digunakan mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0,7, maka dapat disimpulkan bahwa semua konsep pengukur masing-masing variabel yang digunakan adalah reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal.

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Agar mendapatkan regresi yang baik harus memenuhi uji asumsi-asumsi yang disyaratkan yaitu memenuhi uji asumsi normalitas dan bebas dari multikolonieritas, heterokedastisitas.

3.5.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,2013:119).

(16)

Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk menguji apakah distribusi variabel pengganggu atau residual normal atau tidak, maka dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali,2013:121) :

a. Jika data menyebar di sekitas garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram, tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati- hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S).. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi

(17)

di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku.

3.5.2.2 Uji Multikoliniearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas (Ghozali, 2013:105). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

a. Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat (Ghozali, 2013:105).

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Apabila antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas (Ghozali, 2013:105).

c. Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2)Variance Inflation Factor (VIF). kedua ukuran ini menunjukkan setiapvariabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance yang

(18)

rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2013:106).

Apabila di dalam model regresi tidak ditemukan asumsi deteksi seperti di atas, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari multikolinearitas, dan demikian pula sebaliknya.

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadiketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebuthomoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedstisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).

Cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji statistik, salah satunya uji Glejser, yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka indikasi terjadi heteroskedastisitas . Jika signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5 %, maka tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:142).

3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi adalah mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan mengukur arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel

(19)

independen (Ghozali, 2013:19). Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Adapun persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:

Rumus : Y = a+b₁X₁+ b₂X₂+ b₃X₃+e Keterangan :

Y = Variabel dependen (Keputusan Pembelian) a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien garis regresi

X1 = Variabel independen (Kualitas Produk) X2 = Variabel independen (Harga)

X3 =Variabel independen (Promosi) e = error / variabel pengganggu 3.6 Uji Goodness of Fit

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menafsirkan nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit-nya.Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik f, dan koefisien determinasinya.Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah di mana Ho ditolak).Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah di mana Ho diterima.

3.6.1 Analisisi Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2013:97). Nilai

(20)

kemampuan variabel-variabel independen (bebas) dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali,2013:87).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satuvariabel bebas, maka R² pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.

3.6.2 Uji Signifikasi Pengaruh Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel independen (kualitas produk, harga, dan promosi) benar-benar berpengaruh terhadap variabel dependen (keputusan pembelian) secara terpisah atau parsial (Ghozali, 2013:98).

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:

• Ho : ß ≤ 0 Tidak ada pengaruh positif dan yang signifikan antara kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian secara parsial.

(21)

• Ha : ß > 0 Ada pengaruh positif dan yang signifikan antara kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian secara parsial.

Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2013:99) adalah:

a. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Membandingkan nilai t hitung dengan ttabel ( Ghozali 2013: 99 ).

a. Apabila thitung > ttabel atau – thitung < – ttabel maka Ho di tolak dan Ha diterima.

b. Apabila thitung< t tabel atau – thitung > – ttabel maka Ho di terima dan Ha ditolak.

Gambar

Tabel 3.1  Defenisi Operasional  No.  Nama

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan pembentukan buah yang lebih tinggi pada perlakuan ini hampir mencapai 50% jika dibandingkan dengan kontrol, tetapi peningkatan pembentukan buah sejumlah

sudah diekskresikan baik lewat ginjal/urin (79, 4 %) maupun lewat feces (15,1 %) dan dari data hasil biodistribusi pada Tabel 1 ditunjukkan bahwa sampai dengan 48 jam

Comparison of mometasone furoate dry powder inhaler and fluticasone propionate dry powder inhaler in patients with moderate to severe persistent asthma requiring high-dose

Secara keseluruhan dari hasil penelitian, diketahui bahwa tanaman yang mendapat perlakuan pupuk hayati dikombinasikan dengan 0.5 sampai 1 dosis NPK dan perlakuan 1 dosis NPK

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada ujicoba kelas terbatas dan ujicoba kelas klasikal, dengan menggunakan Model of the Instructional Development Cycle,

Hasil data yang diperoleh kemudian di analisis menggunakan Certainty of Respond Index (CRI), dimana analisis terhadap data dibedakan kedalam tiga kategori yaitu tahu konsep, tidak

Derivasi (6) menjelaskan bahawa pelaksanaan rumus perendahan vokal mendahului rumus pengglotisan geseran membolehkan rumus (5) direalisasikan dengan mengubah segmen

Peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No 49 Tahun 2014, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi telah mengatur tentang kurikulum, dosen, standar