• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN KOLEKSI BUKU PADA PERPUSTAKAAN SMA SUTOMO 1 MEDAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN KOLEKSI BUKU PADA PERPUSTAKAAN SMA SUTOMO 1 MEDAN SKRIPSI"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN KOLEKSI BUKU

PADA PERPUSTAKAAN SMA SUTOMO 1 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi

D I S U S U N Oleh Oleh Oleh Oleh :::: ZAINAL ABIDIN NIM: 040709030

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI-S1 FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)

ABSTRAK

Abidin, Zainal. 2009. Pemanfaatan Koleksi Buku Pada Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan. Medan: Program Studi Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan koleksi buku, frekuensi pemanfaatan koleksi buku, pelayanan, dan peran pustakawan pada Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan.

Penelitian dilaksanakan di Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan pada bulan Februari 2009. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei yang dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada sampel penelitian. Populasi penelitian adalah siswa kelas satu, dua dan tiga SMA Sutomo 1 Medan Tahun Ajaran 2008/2009 yang berjumlah 3.104 siswa. Penentuan sampel menggunakan pendapat Gay dalam Sevilla dkk, diperoleh sampel sebanyak 310 siswa. Teknik pengambilan sampel pada menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koleksi buku yang tersedia di Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan masih belum mencukupi. Koleksi buku hanya memiliki ratio 1:5 dibanding dengan jumlah penggunanya. Tingkat pemanfaatan koleksi buku oleh siswa SMA Sutomo 1 Medan juga masih rendah. Ketika berada di perpustakaan, siswa kadang-kadang memanfaatkan koleksi buku. Tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan juga belum maksimal. Dalam satu minggu siswa hanya 1-2 kali datang ke perpustakaan dan menghabiskan waktu selama ≤ 1 jam. Koleksi buku yang sering dimanfaatkan oleh siswa adalah koleksi buku pelengkap yang bertujuan untuk menambah wawasan para siswa. Koleksi buku oleh siswa SMA Sutomo 1 Medan umumnya dimanfaatkan dengan membaca di ruang baca perpustakaan (in library use). Pustakawan dan staf perpustakaan masih belum berperan maksimal dalam membantu dan membimbing siswa karena kurangnya tenaga perpustakaan. Jam buka perpustakaan sudah memadai dan jumlah buku yang dapat dipinjam dalam satu minggu juga sudah memadai. Sistem pelayanan perpustakaan memudahkan siswa untuk memanfaatkan koleksi buku. Pelayanan Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan sudah cukup baik.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Pemanfaatan Koleksi Buku pada

Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan”.

Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari masih terdapat kesalahan dalam skripsi ini baik dari segi penulisan maupun segi penyajiannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini nantinya.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendaptakan banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini pertama sekali penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis,

Ayahanda dan Ibunda tercinta, Abdul Raji Tambunan dan Mariana Ritonga,

yang tak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan kepada penulis sehingga akhirnya dapat meraih keberhasilan ini.

Penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Syaifuddin, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai Pembimbing II yang selama ini telah banyak memberikan bantuannya kepada penulis.

3. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si sebagai Pembimbing I yang selalu memberikan waktu, dukungan, petunjuk dan nasihatnya kepada penulis. 4. Bapak Drs. Dirmansyah selaku Dosen Wali penulis.

5. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

6. Abangda Yudi Purnomo selaku staf administrasi Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah banyak membantu penulis.

(5)

7. Bapak Harfano Arrasyid S.Sos selaku kepala Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan dan seluruh staf Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan.

8. Adik-adikku tersayang, Siti Rohani, Siti Asmah, Rizky Annisa, Hafiz Ramadhan, dan Meydia Rahma yang selama ini menjadi semangat penulis. 9. Alumni dan senior penulis, Bang Doni, Bang Zuki, Bang Mas, Bang Yoyo,

Bang Agung, Bang Yazid, Bang Huda, Bang Darma, Bang Andi, Bang Sory, Kak Echa dan Kak Yeyen, terima kasih atas kebersamaan kita selama ini. 10. Sahabat-sahabat terbaikku, Wahyu, Awik, Heri, Wita, Fajri, Palit, Tirta,

Audio, Cek Gun, Fajar, dan Pii. Banyak momen-momen indah bersama kalian yang nantinya akan menjadi kenangan yang tak terlupakan di hari tuaku.

11. Kawan-kawanku di stambuk `04, Darwin, Joseph, Dayat, Yanti, Betadin, Sofi, dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

12. Adik-adikku di stambuk `05, Siti, Euis, Ganda, Newin (apparaku) dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

13. Adik-adikku di stambuk `06, Evi, Rani, Ijal, Dewi Zebua, Minda, Inggit, Richard Atceh Club dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 14. Adik-adikku di stambuk `07, Khairul, Arya, Arwin, Jonkis, Azhari, Adrian,

Baymon, Lya, Alya, Fajrie BB dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

15. Adik-adikku di stambuk `08, Elga, Isva, Ricky, Diky dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

16. Para Pengurus IMPUS hari ini dan hari-hari yang akan datang. Lanjutkan perjuangan kita!!!

Semoga bantuan, dukungan dan doa yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT sesuai dengan niatnya. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang memanfaatkannya.

Medan, Maret 2009

Penulis,

(6)
(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 5

2.1 Perpustakaan Sekolah ... 5

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 5

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 5

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 6

2.1.4 Tugas Perpustakaan Sekolah ... 8

2.2 Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 9

2.2.1 Pengertian Koleksi Perpusatakaan Sekolah ... 9

2.2.2 Fungsi Koleksi Perpusatakaan Sekolah ... 9

2.2.3 Jenis Koleksi Perpusatakaan Sekolah ... 10

2.3 Koleksi Buku... 12

2.3.1 Pengertian Koleksi Buku ... 12

2.3.2 Jenis Koleksi Buku ... 13

2.3.2.1 Koleksi Buku Teks Utama ... 14

2.3.2.2 Koleksi Buku Teks Pelengkap ... 14

2.3.2.3 Koleksi Buku Referensi ... 14

2.3.2.4 Koleksi Buku Fiksi ... 16

2.4 Pelayanan Perpustakaan ... 18

2.4.1 Pengertian Pelayanan ... 18

(8)

2.4.3 Sistem Pelayanan Perpustakaan ... 19

2.5 Pemanfaatan Koleksi Buku ... 20

2.5.1 Frekuensi Pemanfaatan Koleksi Buku ... 20

2.5.2 Cara Pemanfaatan Koleksi buku ... 21

2.6 Ketersediaan koleksi buku ... 22

2.7 Kemutakhiran Koleksi Buku ... 23

2.8 Relevansi Koleksi Buku Dengan Kebutuhan Siswa ... 23

2.9 Peran Pustakawan ... 24

BAB 1II METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Metodologi Penelitian ... 26

3.2 Lokasi Penelitian ... 26

3.3 Populasi Dan Sampel ... 26

3.3.1 Populasi ... 26

3.3.2 Sampel ... 26

3.4 Instrumen Penelitian ... 27

3.5 Kisi-kisi Kuesioner ... 28

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.7 Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Gambaran Umum Responden ... 30

4.2 Analisis Deskriptif ... 30

4.2.1 Frekuensi Kunjungan Siswa ke Perpustakaan ... 30

4.2.2 Waktu Yang Digunakan di Perpustakaan ... 31

4.2.3 Pemanfaatan Koleksi Buku... 32

4.2.4 Peminjaman Koleksi Buku ... 32

4.2.5 Tujuan Pemanfaatan Koleksi Buku ... 33

4.2.6 Koleksi Buku Yang Sering Dimanfaatkan ... 34

4.2.7 Cara Pemanfaatan Koleksi Buku ... 35

4.2.8 Ketersediaan Koleksi Buku ... 36

4.2.9 Kesesuaian Koleksi Buku Dengan Kebutuhan Pengguna ... 37

4.2.10 Kemutakhiran Koleksi Buku ... 38

(9)

4.2.11.1 Bantuan Pustakawan ... 38

4.2.11.2 Bimbingan Pustakawan ... 39

4.2.12 Pelayanan Perpustakaan ... 40

4.2.12.1 Sistem Pelayanan Perpustakaan ... 40

4.2.12.2 Jam Buka Perpustakaan ... 41

4.2.12.3 Batas Jumlah Peminjaman Buku Perpustakaan ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 44

5.1 Kesimpulan ... 44

5.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46 LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Perbandingan Koleksi Buku Fiksi dengan Non Fiksi ... 12

Tabel 3.1: Sampel Penelitian Berdasarkan Sub Kelompok ... 27

Tabel 3.2: Kisi-kisi Kuisioner ... 28

Tabel 4.1: Frekuensi Kunjungan Siswa ke Perpustakaan dalam Satu Minggu ... 30

Tabel 4.2 : Waktu yang Digunakan di Perpustakaan ... 31

Tabel 4.3 : Pemanfaatan Koleksi Buku ... 32

Tabel 4.4: Peminjaman Koleksi Buku ... 33

Tabel 4.5: Tujuan Pemanfaatan Koleksi ... 34

Tabel 4.6: Koleksi Buku yang Sering Dimanfaatkan ... 34

Tabel 4.7: Cara Pemanfaatan Koleksi ... 35

Tabel 4.8: Ketersediaan Koleksi Buku ... 36

Tabel 4.9: Kesesuaian Koleksi Buku dengan Kebutuhan Pengguna ... 37

Tabel 4.10: Kemutakhiran Koleksi Buku ... 38

Tabel 4.11: Bantuan Pustakawan ... 39

Tabel 4.12: Bimbingan Pustakawan ... 40

Tabel 4.13: Sistem Pelayanan Perpustakaan ... 41

Tabel 4.14: Jam Buka Perpustakaan ... 42

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan dilakukan mulai tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas telah menjadi kebijakan pemerintah sehingga harus diwujudkan sebaik-baiknya. Upaya untuk peningkatan mutu pendidikan sebagai mana disebutkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tersurat bahwa setiap satuan pendidikan jalur sekolah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar.

Salah satu sumber belajar yang sangat penting adalah perpustakaan. Dari mulai tenaga kependidikan, peserta didik maupun staf penyelenggara sekolah memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk memperdalam pengetahuan dengan memanfaatkan bahan perpustakaan yang diperlukan baik yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan maupun untuk hiburan.

Sebagai sumber informasi, perpustakaan sekolah memerlukan koleksi untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Koleksi pada perpustakaan sekolah dianalogikan sebagai bahan bakar kendaraan agar dapat beroperasi mencapai tujuannya. Kurikulum yang dinamis, serta proses belajar yang berdasarkan integrasi dan koordinasi memerlukan sumber-sumber pengetahuan yang luas dan beraneka seperti: buku pelajaran, berkala, pamflet, gambar, peta, guntingan surat kabar (kliping) dan bahan-bahan audio visual yang seluruhnya dapat diperoleh di perpustakaan. Oleh karena itu, keberadaan dan ketersediaan koleksi pada perpustakaan merupakan hal yang pokok karena tanpa koleksi, kegiatan perpustakaan tidak akan dapat berjalan.

Salah satu jenis koleksi yang ada di perpustakaan adalah koleksi buku. Pada mayoritas perpustakaan sekolah, koleksi buku merupakan koleksi yang paling sering dijumpai diantara koleksi-koleksi lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan koleksi buku belum dapat ditinggalkan oleh perpustakaan sekolah walaupun koleksi elektronik pada masa kini sudah menjadi alternatif baru mengingat keberadaannya tidak begitu memakan tempat. Satu alasan lagi di antara banyak alasan mengapa

(12)

koleksi buku masih mendominasi koleksi perpustakaan sekolah disebabkan sistem pembelajaran pada sekolah masih menggunakan buku-buku teks dan pendukung yang masih banyak diterbitkan oleh penerbit.

Di antara sekian banyak perpustakaan sekolah di kota Medan salah satunya adalah Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan. Pada tahun 2007, Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan terpilih sebagai Perpustakaan SMA Swasta Terbaik tingkat Sumatera Utara. Hal ini membuktikan bahwa Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan merupakan salah satu perpustakaan sekolah terbaik yang ada di kota Medan maupun di provinsi Sumatera Utara.

Agar dapat dimanfaatkan dengan baik, jam buka Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai denga pukul 16.30 WIB dari hari Senin sampai Sabtu dan melayani 3.104 siswa SMA. Dengan demikian siswa diharapkan dapat memanfaatkan perpustakaan setelah jam pelajaran sekolah selesai.

Perpustakaan SMU Sutomo 1 Medan dikelola oleh seorang pustakawan dan dua orang staf perpustakaan. Berdasarkan Laporan Akhir Tahun Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan per 1 Desember 2008, jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan adalah sebanyak 10.122 judul dan 16.892 eksemplar.

Salah satu pemanfaatan perpustakaan yang paling sering dilakukan oleh pengguna adalah pemanfaatan koleksi buku. Dari seluruh koleksi Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan, koleksi buku merupakan koleksi yang paling banyak jumlahnya. Saat ini Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan memiliki koleksi buku sebanyak 8.902 judul dengan jumlah eksemplar sebanyak 15.162. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimana pemanfaatan koleksi buku Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti pemanfaatan koleksi buku perpustakaan oleh siswa SMA Sutomo 1 Medan sehingga nantinya akan diketahui sejauh mana para siswa memanfaatkan koleki buku dan apa yang mempengaruhi tinggi rendahnya pemanfaatan koleksi buku tersebut. Dan diharapkan hasil penelitian ini nantinya akan menjadi masukan bagi pihak perpustakaan agar dapat terus mengembangkan Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan.

Dari berbagai alasan dan latar belakang masalah di atas, penulis menetapkan judul penelitian ini adalah ”PEMANFAATAN KOLEKSI BUKU PADA

(13)

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana ketersediaan koleksi buku pada Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan?

2. Bagaimana frekuensi pemanfaatan koleksi buku pada Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan?

3. Bagaimana pelayanan pada Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan?

4. Bagaimana peran pustakawan dalam membantu pengguna memanfaatkan koleksi buku pada Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

3 Untuk mengetahui ketersediaan koleksi buku pada Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan.

4 Untuk mengetahui frekuensi pemanfatan koleksi buku pada Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan.

5 Untuk mengetahui pelayanan Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan.

6 Untuk mengetahui peran pustakawan dalam membantu pengguna memanfaatkan koleksi buku.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Dapat menjadi salah satu masukan bagi Perpustakaan SMA 1 Sutomo Medan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan koleksi buku di perpustakaan. 2. Dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian

yang berkaitan dengan koleksi perpustakaan.

3. Dapat menambah pemahaman dan pengetahuan penulis tentang koleksi perpustakaan sekolah.

4. Bagi pengembangan Ilmu Perpustakaan khususnya bidang perpustakaan sekolah terutama tentang pemanfaatan koleksi perpustakaan sekolah.

(14)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini untuk memudahkan proses pelaksanaan penelitian. Adapun ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tentang frekuensi, koleksi, pelayanan dan pustakawan.

(15)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Sekolah

Salah satu jenis perpustakaan adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan suatu bagian penting dari komponen pendidikan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sekolah.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Dalam buku “Pengantar Ilmu perpustakaan” Sulistyo-Basuki (1993:50) menyatakan:

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.

Sedangkan menurut Surachman (2007:2) pengertian perpustakaan sekolah adalah “Perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah; yang melayani sivitas akademika sekolah yang bersangkutan.”

Pendapat lain yang menguraikan tentang pengertian perpustakaan sekolah dijelaskan oleh Sutarno (2006:39) yang menyatakan “Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggara pendidikan, sehingga setiap sekolah memiliki perpustakaan yang memadai.”

Dari beberapa pengertian perpustakaan sekolah di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah yang merupakan bagian integral dari sekolah yang menjadi sumber dan sarana belajar untuk membantu dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Sebagai sarana dalam mendukung proses kegiatan belajar mengajar, perpustakaan sekolah juga memiliki pengaruh dan tujuan. yang cukup besar bagi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Menurut Yoesop (1998:2) tujuan umum perpustakaan sekolah adalah:

(16)

Menghimpun semua ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kurikulum dan bacaan penunjangnya untuk membantu mencerdaskan, keterampilan, ketaqwaan dan mempertinggi budi luhur serta mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air sesuai dengan tujuan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Sedangkan menurut Sumardjo (1998:2) tujuan khusus dari perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan dalam sektor kehidupan.

2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi.

3. Mendidik siswa pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan perpustakaan secara tepat guna dan berhasil guna. 4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.

5. Memupuk minat dan bakat siswa.

6. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.

7. Mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggungjawab dan usaha sendiri.

8. Menunjang pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler.

Kemudian Rachmad (2007:5) menyatakan bahwa:

Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

Dari ketiga pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari perpustakaan sekolah adalah menjadi tempat yang menyediakan berbagai ilmu pengetahuan melalui koleksinya yang sesuai dengan kurikulum sehingga menjadi tempat dimana para siswa dapat mengembangkan bakat, kemampuan dan kebiasaan positif lainnya serta menjadikan perpustakaan sekolah sebagai sumber informasi mereka.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah sebagai sarana sumber belajar memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah.

(17)

mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.

c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan).

d. Pusat Belajar Mandiri bagi siswa. (Surachman, 2007:2)

Yusuf (2005:4) menyatakan fungsi perpustakaan sekolah adalah:

1. Fungsi edukatif. Maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang sikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.

2. Fungsi informatif. Ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.

3. Fungsi rekreasi. Dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya, diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan.

4. Fungsi riset atau penelitian. Ini maksudnya adalah koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.

Sedangkan menurut Kurniati (2007:9) Secara garis besar tugas dan fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pusat belajar mengajar. Perpustakaan sekolah berfungsi membantu program pendidikan pada umumnya, serta sesuai dengan tujuan kurikulum masing-masing. Mengembangkan kemampuan anak menggunakan sumber informasi. Bagi guru, perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk membantu guru mengajar, juga tempat bagi guru untuk memperkaya pengetahuan.

2. Membantu anak didik memperjelas dan memperluas pengetahuannya tentang suatu pelajaran di kelas dan mengadakan penelitian di perpustakaan.

3. Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan mandiri.

4. Membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya.

5. Membiasakan anak untuk mencari informasi di perpustakaan, Kemudian anak mencari informasi dalam perpustakaan akan menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya.

6. Perpustakaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi sehat, melalui buku-buku bacaan fiksi.

7. Perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi murid- murid.

(18)

Dari beberapa fungsi tersebut maka dapat dilihat bahwa sudah semestinya perpustakaan menjadi bagian integral dari sistem pembelajaran, bukan hanya menjadi sarana pelengkap bagi keberadaan sebuah sekolah.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di sekolah memiliki tugas sebagi berikut:

a. Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara, dan membina secara terus menerus bahan koleksi atau sumber informasi (bahan pustaka) dalam bentuk apa saja, seperti misalnya buku, majalah, surat kabar, dan jenis koleksi lainnya.

b. Mengolah sumber informasi tersebut pada nomor satu 1) di atas dengan menggunakan sistem dan cara tertentu, sejak dari bahan-bahan tersebut datang ke perpustakaan sampai kepada siap untuk disajikan atau dilayankan kepada para penggunaya yakni para siswa dan guru di lingkungan sekolah yang bersangkutan.

c. Menyebarluaskan sumber informasi atau bahan-bahan pustaka kepada segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan kepentingannya yang berbeda satu dengan yang lainnya. (Yusuf, 2005:7)

Perpustakaan Sekolah sebagai perangkat perlengkapan pendidikan yang merupakan bagian yang terpadu dalam sistem kurikulum mempunyai tugas :

a. Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar dan mengajar;

b. Mewujudkan suatu wadah pengetahuan dengan administrasi dan organisasi yang sesuai sehingga memudahkan penggunaannya;

c. Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat guna untuk kegiatan konsultasi bagi pengajar dan pelajar;

d. Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang berkaitan dengan bidang budaya dan dapat meningkatkan selera, mengembangkan daya kreatif;

e. Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik sehingga pengajar dan pelajar tertarik dan dapat menjadi terbiasa dalam menggunakan perpustakaan. (Kurniati, 2007:15)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas perpustakaan sekolah adalah menghimpun atau mengumpulkan, mengolah, dan meyebarluaskan sumber-sumber informasi kepada seluruh pengguna perpustakaan sekolah.

(19)

2.2 Koleksi Perpustakaan Sekolah

2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan Sekolah

Koleksi merupakan salah satu bagian yang penting pada perpustakaan sekolah untuk melayani pengguna perpustakaan sekolah. Kata koleksi berasal dari Bahasa Inggris yaitu collection yang berarti kumpulan. Dalam Kamus Ilmiah Populer Kontemporer, kata koleksi berarti pengumpulan; kumpulan (Alex, 2005:321).

Pengertian koleksi perpustakaan menurut Juliati (2000:4), “Yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah semua bahan perpustakaan yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat, guna memenuhi kebutuhan akan informasi”.

Sedangkan menurut Yusuf (2005:9) koleksi perpustakaan adalah, “Sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar-mengajar di sekolah yang bersangkutan.”

Pendapat lain tentang koleksi perpustakaan sekolah sebagaimana yang disampaikan oleh Hernandono (1994:4) yaitu, “Semua jenis bahan perpustakaan yang dikumpulkan/diadakan, diolah, disimpan, dan dimanfaatkan oleh siswa/guru untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar disekolah.”

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan sekolah adalah bahan buku maupun non buku dan lainnya yang dikumpulkan, diolah, disimpan dan dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar-mengajar di sekolah dan memnuhi kebutuhan informasi penggunanya.

2.2.2 Fungsi Koleksi Perpustakaan Sekolah

Sesuai dengan fungsi perpustakaan sekolah sendiri, koleksi pada perpustakaan juga memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda dengan fungsi perpustakaan sekolah.

Dalam buku Pedoman Perpustakaan Sekolah (Depdikbud, 1979:2) ditegaskan fungsi koleksi sebagai berikut:

1. Membantu para pelajar melaksanakan penyelidikan dan mencari keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapat dari kelas.

2. Dari sumber-sumber pengetahuan yang beraneka ragam, seorang anak dapat mengetahui bahwa berbagai informasi dapat diberikan dengan cara-cara yang berbeda, daya kritiknya akan terpupuk apalagi kalau ia menemukan keterangan yang bertentangan mengenai masalah yang sama dalam buku-buku yang berbeda judul dan pengarang.

(20)

3. Perpustakaan yang baik juga harus dapat membantu seorang murid mengembangkan kegemarannya. Dalam perpustakaan harus ada buku-buku tentang berbagai jenis pekerjaan tangan misalnya membuat perahu. 4. Perpustakaan sekolah harus menyebarkan ke seluruh sekolah bacaan

untuk memupuk kebiasaan membaca.

5. Perpustakaan yang dipimpin dan diatur dengan baik juga memberikan pendidikan tanggung jawab kepada seorang anak sebagai warga negara. Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan memiliki fungsi yang dapat mendidik dan membantu mengembangkan kreatifitas siswa. Dengan koleksi perpustakaan sekolah, para siswa dapat memperdalam pengetahuan mereka tentang suatu pelajaran yang dijelaskan oleh guru di dalam kelas.

2.2.3 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah

Koleksi perpustakaan sekolah yang beraneka ragam harus dimiliki oleh perpustakaan sekolah. Selain itu, perpustakaan sekolah juga harus menambah koleksi yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jenis-jenis koleksi yang tersedia sebaiknya sesuai dengan kurikulum dan dapat mendukung kegiatan belajar-mengajar dan bahkan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. Adapun yang termasuk koleksi perpustakaan sekolah menurut Yusuf (2005:10) adalah:

1. Koleksi Buku

Buku disini bisa bermacam-macam jenisnya. Bisa buku yang bermateri fiksi maupun yang bersifat non fiksi. Keduanya memililki jenis yang beragam.

2. Koleksi Bahan Bukan Buku

Yang dimaksud koleksi bahan bukan buku di sini adalah bahan atau koleksi yang masih berbetuk cetakan namun bukan berupa buku. Jenis koleksi yang termasuk ke dalam kategori ini banyak macamnya, antara lain adalah berkala, gambar, globe, map, surat kabar, dan majalah. Karya-karya selipat seperti brosur, dan pamphlet atau selebaran juga termasuk ke dalam jenis bahan bukan buku.

3. Koleksi Bahan Pandang Dengar (Audiovisual)

Yang dimaksud dengan bahan pandang dengar di sini adalah koleksi perpustakaan yang dibuat atas hasil teknologi elektronik bukan hasil dari cetakan dari kertas. Ia berasal dari bahan-bahan nonkonvensional. Contohnya film suara, kaset video, tape recorder, slide suara, dan sebagainya.

Sedangkan berdasarkan isi/subjekya, koleksi perpustakaan sekolah menurut Yoesop (1998:2) dapat dibagi atas:

1. Koleksi buku terdiri dari:

4 Buku teks meliputi pedoman untuk guru dan siswa ditetapkan

(21)

5 Buku teks pelengkap adalah buku yang disahkan oleh Depdikbud. 6 Buku rujukan berupa ensiklopedia, kamus, almanac, buku tahunan,

dan lain-lain dipergunakan untuk mencari keterangan/informasi.

7 Buku bacaan fiksi(hiburan) untuk mendorong dan meningkatkan minat

dan keterampilan membaca untuk menambah wawasan siswa.

7.1 Koleksi majalah dan surat kabar. Setiap sekolah berlangganan beberapa majalah dan surat kabar terbitan nasional dan local.

7.2 Bahan cetak lain adalah terbitan pemerintah seperti buku peraturan lalu lintas, peraturan tentang pendidikan, brosur dan lain-lain.

7.3 Bahan non cetak adalah audiovisual dengan peralatannya.

Kemudian Zahara (2003:4) membagi koleksi perpustakaan sekolah sebagai berikut:

1. Buku-buku teks utama

Buku-buku teks meliputi buku pegangan guru dan murid yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku-buku teks berisi materi pelajaran untuk pegangan guru dan murid dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Buku teks harus sesuai dengan pedoman kurikulum terbaru.

2. Buku-buku teks pelengkap

Buku-buku teks pelengkap adalah buku-buku yang materinya bersifat melengkapi isi buku-buku teks utama. Buku jenis ini diterbitkan oleh berbagai penerbit swasta dan disahkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Buku-buku rujukan

Termasuk ke dalam jenis buku-buku rujukan (referensi) adalah : - Kamus - Ensiklopedia - Almanak - Buku tahunan - Buku petunjuk - Terbitan pemerintah

- Sumber biografis, seperti apa dan siapa (Who is Who) - Bibliografi

- Indeks dan abstrak

- Sumber geografi seperti atlas, globe.

Buku rujukan dapat membantu pelajar mendapatkan informasi tentang:

7.3.1.1.1 Makna suatu istilah, data atau informasi yang ditemukan

dalam buku teks atau bacaan lainnya.

7.3.1.1.2 Memperoleh pengetahuan dasar bagi suatu masalah yang

sedang dibahas dalam kelas.

7.3.1.1.3 Memberi keterangan tambahan bagi guru dan murid.

8 Mencari keterangan dimana suatu informasi atau bahan dapat

diperoleh. 4. Buku fiksi (rekaan)

Buku-buku ini memuat ceritera-ceritera tentang kehidupan maupun kegiatan-kegiatan selama imaginatif dan berfungsi sebagai bacaan hiburan. Buku-buku fiksi sangat besar peranannya untuk mendorong

(22)

minat baca murid. Perpustakaan harus menjaga terciptanya perbandingan jumlah dari kedua macam koleksi ini, yaitu:

Tabel 2.1: Perbandingan Koleksi Buku Fiksi dengan Non Fiksi

Fiksi Non Fiksi

SMTA SMTP SD 25% 30% 40% 75% 70% 60%

5. Majalah dan surat kabar

Perpustakaan Sekolah sedikitnya harus melanggan satu Surat Kabar terbitan daerah dan satu terbitan pusat.

Surat kabar memuat informasi yang paling baru dan selalu informasinya segar artinya yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Surat Kabar sang at digemari pelajar karena memuat berbagai macam informasi.

Majalah dan terbitan berkala lainnya harus benar-benar dipilih yang sesuai dengan tingkatan sekolahnya. Isi majalah penyajiannya singkat, tidak bertele-tele dan mengandung informasi yang baru. Para siswa dan guru senang membaca majalah.

6. Bahan bukan buku.

Bahan bukan buku, seperti : kaset, piringan hitam, film, slide, foto, gambar, lukisan, mikrofis, model dan lain sebagainya baik dimiliki perpustakaan sebagai alat peraga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

Dapat disimpulkan dari penjelasan di atas bahwa yang termasuk ke dalam koleksi perpustakaan sekolah adalah koleksi buku, koleksi bahan non buku, dan koleksi penunjang lainnya seperti koleksi audio visual yang seluruhnya dapat menambah pengetahuan para siswa, membantu dan menunjang proses belajar mengajar di sekolah.

2.3. Koleksi Buku

Koleksi buku yang terdapat pada perpustakaan sekolah adalah koleksi yang paling umum. Dibandingkan dengan koleksi lainnya, koleksi buku lebih mendominasi dalam koleksi perpustakaan sekolah.

2.3.1 Pengertian Koleksi Buku

Koleksi sendiri dapat didefiniskan sebagai sebuah bahan perpustakaan atau sejenisnya yang dikumpulkan, dikelola, dan diolah dengan kriteria tertentu (Surachman, 2008:5).

(23)

Sedangkan pengertian buku menurut Magetsari (1992:22) “Buku didefinisikan sebagai terbitan tidak berseri yang terdiri atas minimal 49 halaman, tidak termasuk halaman sampul.

Dapat disimpulkan bahwa koleksi buku adalah salah satu jenis bahan perpustakaan yang memiliki minimal 49 halaman yang dikumpulkan, dikelola dan diolah dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan sekolah.

2.3.2 Jenis Koleksi Buku

Berdasarkan isi/subjeknya, koleksi buku menurut Yoesop (1998:2) terdiri dari:

2 Buku teks meliputi pedoman untuk guru dan siswa yang telah ditetapkan Depdikbud.

3 Buku teks pelengkap adalah buku yang disahkan oleh Depdikbud.

4 Buku rujukan berupa ensiklopedia, kamus, almanak, buku tahunan dan lain-lain dipergunakan untuk mencapai keterangan/informasi.

5 Buku bacaan fiksi (hiburan) untuk mendorong dan meningkatkan minat dan keterampilan membaca untuk menambah wawasan siswa.

Zahara (2003:4) menyatakan koleksi buku pada perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

1. Buku-buku teks utama

Buku-buku teks meliputi buku pegangan guru dan murid yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku-buku teks berisi materi pelajaran untuk pegangan guru dan murid dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Buku teks harus sesuai dengan pedoman kurikulum terbaru.

2. Buku-buku teks pelengkap

Buku-buku teks pelengkap adalah buku-buku yang materinya bersifat melengkapi isi buku-buku teks utama. Buku jenis ini diterbitkan oleh berbagai penerbit swasta dan disahkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Buku-buku rujukan 4. Buku fiksi (rekaan)

Buku-buku ini memuat ceritera-ceritera tentang kehidupan maupun kegiatan-kegiatan selama imaginatif dan berfungsi sebagai bacaan hiburan. Buku-buku fiksi sangat besar peranannya untuk mendorong minat baca murid.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi buku terbagi kedalam empat jenis yaitu: buku teks utama; buku teks pelengkap; buku rujukan (referensi); dan buku fiksi.

(24)

2.3.2.1 Koleksi Buku Teks Utama

Salah satu jenis koleksi buku yang disediakan pada perpustakaan sekolah adalah buku teks utama. Yusuf (2005:10) menyatakan:

Buku teks adalah suatu buku tentang satu bidang ilmu tertentu yang ditulis berdasarkan sistematika dan organisasi tertentu sehingga memudahkan proses pembelajarannya baik oleh guru maupun murid. Materi pembahasan dalam buku teks sudah diatur sedemikian rupa sehingga runtut materinya sesuai dengan perkembangan dan proses ilmu dari bidang yang ditulisnya. Oleh sebagian orang, buku dalam kelompok ini dikenal dengan nama buku paket, karena pembuatan, penerimaan, atau pengadaannya berupa paket dari pemerintah.

Selanjutnya penjelasan lain tentang buku teks adalah:

Buku-buku teks utama meliputi buku pegangan guru dan murid yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku-buku teks berisi materi pelajaran untuk pegangan guru dan murid dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Buku teks harus sesuai dengan pedoman kurikulum terbaru. (Zahara, 2003:4)

Dari kedua penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa buku teks utama merupakan buku pelajaran yang dijadikan pegangan oleh guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar.

2.3.2.2 Koleksi Buku Teks Pelengkap

Selain buku teks, buku teks pelengkap juga merupakan salah satu koleksi buku. Yoesop (1998:2) menyatakan bahwa buku teks pelengkap adalah buku yang disahkan oleh Depdikbud.

Hayat dkk dalam Standar Penilaian Buku Sains (2003) menjelaskan, “Buku teks pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu atau merupakan tambahan bagi buku teks utama dan digunakan oleh guru dan siswa.”

Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa buku teks pelengkap adalah buku tambahan selain buku teks utama yang disahkan Departemen Pendidikan untuk dimanfaatkan oleh guru dan siswa.

(25)

Kata referensi berasal dari Bahasa Inggris yaitu reference yang mengandung arti rujukan atau penunjuk. Menurut Darmono (2001:156) buku referensi adalah, “Buku yang dapat memberikan keterangan tentang topik perkataan, tempat peristiwa, data statistik, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal dan sebagainya.”

Yusuf (2005:10) menjelaskan:

Yang dimaksudkan denga buku-buku referens atau rujukan adalah buku-buku yang memuat informasi secara khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukkan secara langsung bagi pembacanya. Karena buku-buku referens ini bersifat langsung jawab tadi, maka biasanya ia hanya dibaca di perpustakaan saja, tidak boleh dipinjam untuk di bawa keluar/pulang.

Adapun jenis buku-buku referensi adalah: a. Kamus

Kamus adalah daftar alfabetis kata-kata yang disertai dengan arti, lafal, contoh penggunaannya dalam kalimat, dan keterangan lain yang berkaitan dengan kata tadi.

b. Ensiklopedia

Ensiklopedia sering disebut orang dengan nama kamus besar ilmu pengetahuan manusia. Ensiklopedia adalah daftar istilah-istilah ilmu pengetahuan dengan tambahan keterangan ringkas tentang arti dari istilah-istilah tadi. Tujuan umum diterbitkannya ensiklopedia adalah untuk mengorganisasikan akumulasi ilmu pengetahuan, atau setidaknya sebagian darinya yang menarik pembaca.

c. Buku Tahunan

Buku tahunan adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa selama setahun terakhir (yang sudah lewat). Pada umumnya buku tahunan ini berisi masalah statistik dan kejadian-kejadian penting selama setahun lewat.

d. Buku Pedoman, Buku Petunjuk

Dalam istilah sehari-hari sering disebut sebagai buku pintar, sebab dengan membuka buku sejenis ini orang menjadi seolah pintar dan bisa mengetahui akan sesuatu yang masih samara-samar sebelumnya, serta dapat memperlancar kegiatan yang dijalankannya.

e. Direktori

Direktori sering disebut juga dengan buku alamat sebab di dalamnya antara lain memuat alamat-alamat seseorang atau badan. Buku ini berisi petunjuk bagaimana cara mudah untuk menemukan alamat seseorang, nmor telepon, dan keterangan lain tentang seseorang atau badan yang didaftarnya. Daftar alamat ini disusun ini disusun berdasarkan urutan abjad nama orang atau badan.

f. Almanak

Almanak adalah suatu publikasi tertentu yang memuat bermacam keterangan antara lain data statisik, ramalan cuaca, dan berbagai peristiwa penting lainnya di suatu saat dan tempat tertentu, termasuk informasi bidang ilmu pengetahuan dalam jangka waktu tertentu.

(26)

Bibliografi adalah daftar buku-buku yang ada di suatu tempat. Ia disusun berdasarkan urutan abjad nama pengarang, judul, subjek, atau keterangan lan tentang buku.

h. Indeks

Indeks adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan urutan abjad atau dengan susunan tertentu dan disertai keterangan yang menunjukkan tempat istilah tadi berbeda. Indeks ini bisa berdiri sendiri terpisah dalam satu buku, atau bisa juga merupakan bagian dari suatu buku.

i. Abstrak

Abstrak adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasanya bersifat ilmiah. Ia bisa dikumpulkan dalam satu jilid buku sehingga mudah pemanfaatannya.

j. Atlas

Bentuknya seperti buku berisi kumpulan peta dan keteragan lain yang ada hubungannya dengan peta tadi, misalnya peta hasil tambang, peta politik, peta demografi dan lain-lain.

k. Dokumen Pemerintah

Dokumen pemerintah atau sering juga disebut dengan penerbitan pemerintah adalah suatu penerbitan yang dicetak atas biaya dan tanggung jawab pemerintah. Dilihat dari lembaga-lembaga pemerintah yang menerbitkannya antara lain adalah lembaga-lembaga resmi yang bernaung di bawah pemerintah, baik pusat maupun daerah, seperti sekretariat negara, departemen-departemn pemerintahan, termasuk lembaga lain yang bersifat komersial di bawah naungan pemerintah. (Yusuf, 2005:10).

Dari pengertian referensi di atas, dapat disimpulkan bahwa buku referensi merupakan buku yang memuat keterangan tentang topik perkataan, tempat peristiwa, data statistik, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal dan sebagainya yang biasanya tidak dapat dipinjam oleh pengguna.

2.3.2.4 Koleksi Buku Fiksi

Dalam Kamus Ilmiah Populer Kontemporer, kata fiksi berarti rekaan; penghayalan; khayalan (Alex, 2005:321). Kemudian, Yusuf (2005:18) menyebutkan bahwa yang termasuk ke dalam kelompok buku-buku fiksi adalah buku-buku yang ditulis bukan berdasarkan fakta atau kenyataan. Ia ditulis atas kehendak pengarangnya saja.

Sedangkan Julianti (2000:7) menerangkan bahwa :

Buku fiksi adalah buku yang berisi cerita rekaan yang tidak berdasarkan kenyataan. Membaca buku fiksi merupakan usaha untuk melepaskan pikiran hidup sehari-hari dan membaca fiksi juga dapat memberikan pendidikan dan watak manusia, keadaan suatu masa atau suatu tempat secara jelas dan realitas.

(27)

Pengertian lain tentang buku fiksi disebutkan oleh Soekarman (1994:19), “Buku fiksi adalah buku ceritera ciptaan seorang pengarang berdasarkan khayalannya”.

Kemudian menurut Zahara (2003:5), “Buku-buku fiksi ini memuat ceritera-ceritera tentang kehidupan maupun kegiatan-kegiatan selama imaginatif dan berfungsi sebagai bacaan hiburan.”

Dari beberapa pendapat mengenai buku fiksi di atas dapat disimpulkan bahwa buku fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan imajinasi dan hayalan pengarangnya dan merupakan bacaan ringan yang dapat membantu merilekskan pikiran.

“Dengan pesatnya perkembangan karya tulis, terkadang sulit membedakan yang mana karya sastra dan yang mana buku fiksi. Karya sastra lebih mengutamakan gaya bahasa yang indah-indah dengan bobot tulisan dan isinya mengandung pesan-pesan moral yang tinggi” (Yusuf, 2005:19). Agar dapat dilihat perbedaan karya sastra dengan buku fiksi, di bawah ini akan di berikan contoh karya sastra dan buku-buku fiksi.

Contoh karya sastra antara lain:

§ Kumpulan Sajak Khairil Anwar yang berjudul AKU § Siti Nurbaya karangan Marah Rusli

§ Kumpulan puisi WS. Rendra Contoh buku-buku fiksi antara lain:

§ Saur Sepuh karya Niki Kosasih

§ Pedang Sakti Keris Ular Emas karya Kho Ping Ho § Sejuta Surat Cinta karangan Freddy S.

Dari beberapa contoh tersebut dapat dilihat perbedaan karya sastra dengan buku fiksi.

Dari beberapa literatur yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa koleksi buku terdiri dari buku teks yaitu buku pelajaran yang dijadikan pegangan oleh guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar, buku teks pelengkap yaitu buku tambahan selain buku teks yang disahkan Departemen Pendidikan untuk dimanfaatkan oleh guru dan siswa, buku referensi yaitu buku yang memuat keterangan tentang topik perkataan, tempat peristiwa, data statistik, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal dan sebagainya yang biasanya tidak dapat dipinjam oleh pengguna, dan terakhir adalah buku fiksi yaitu buku yang berisi cerita rekaan yang tidak berdasarkan kenyataan.

(28)
(29)

2.4 Pelayanan Perpustakaan

Tujuan utama setiap perpustakaan sekolah adalah mengusahakan agar koleksi yang dimiliki dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa ataupun guru. Hal ini merupakan kegiatan pelayanan perpustakaan (sekolah), yaitu sub unit kerja di perpustakaan yang mempunyai tugas pokok untuk memberikan pelayanan, bimbingan, informasi dan pengarahan berikut pengadministrasiannya agar para pemakai jasa perpustakaan dapat memperoleh kesempatan dan fasilitas semaksimal mungkin untuk menelusur dan mempelajari informasi yang diperlukan sesuai dengan kebutuhannya.

2.4.1 Pengertian Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online memiliki makna “Usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan (uang); jasa”. Kemudian Rubianti (2008:3) menjelaskan bahwa pelayanan perpustakaan adalah seluruh kegiatan penyampaian bantuan kepada pemakai melalui berbagai fasilitas, aturan, dan cara tertentu pada sebuah perpustakaan agar seluruh koleksi perpustakaan dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Jadi pengertian dari pelayanan perpustakaan adalah proses penyebarluasan segala macam informasi kepada para pengguna melalui fasilitas-fasilitas perpustakaan.

2.4.2 Jenis Pelayanan Perpustakaan

Jenis pelayanan yang ada di perpustakaan sekolah ada beberapa macam. Menurut Darmono (2007:171) beberapa jenis pelayanan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

5.1 Pelayanan peminjaman bahan pustaka (pelayanan sirkulasi)

Pelayanan peminjaman bahan pustaka adalah pelayanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Dalam pelayanan ini biasanya digunakan sistem tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan dengan kondisi perpustakaan. 5.2 Pelayanan referensi

Pelayanan referensi adalah pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan, yang berisi informasi teknisdan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca di tempat.

(30)

Pelayanan ruang baca adalah pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan. Pelayanan ini diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang, akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya di perpustakaan.

Kemudian Yusuf (2005:70) menambahkan, pelayanan perpustakaan dilihat dari sifatnya dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Pelayanan Langsung

Berupa pemberian pelayanan secara langsung oleh petugas perpustakaan, dan hasilnya bisa secara langsung diterima oleh pengguna tadi seperti pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi, dan juga pelayanan bimbingan kepada pengguna/pembaca.

b. Pelayanan Tidak Langsung

Bentuk pelayanan ini merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan dalam rangka pembinaan dan pemberian motivasi kepada para siswa dan pengguna lainnya agar kesinambungan pendayagunaan koleksi perpustakaan tetap terpelihara seperti pembinaan minat baca, melakukan kerjasama pelayanan dengan perpustakaan lain, melakukan kegiatan promosi perpustakaan dan juga kerja sama dengan para guru dan kepala sekolah.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan perpustakaan tidak hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan pelayanan di dalam perpustakaan saja tetapi perpustakaan juga dapat meningkatkan minat baca dan kerja sama dengan berbagai pihak.

2.4.3 Sistem Pelayanan Perpustakaan

Sistem pelayanan perpustakaan dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu: a. Pelayanan terbuka (Opened Access)

Akses pelayanan ini memberikan kebebasan kepada pengguna untuk menemukan dan mencari bahan pustaka yang diperlukan. Pengguna diizinkan langsung ke ruang koleksi perpustakaan, memilih dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan.

b. Pelayanan Tertutup (Closed Access)

Pada akses pelayanan koleksi tertutup , berarti pengguna tidak boleh langsung mengambil bahan pustaka di rak, tetapi petugas perpustakaan yang akan mengambil.

c. Pelayanan Campuran ( Mixed Access )

Pada akses pelayanan campuran, perpustakaan dapat menerapkan dua sistem pelayanan sekaligus, yaitu pelayanan terbuka dan pelayanan tertutup. Perpustakaan yang menggunakan sistem pelayanan campuran biasanya memberikan pelayanan secara tertutup untuk koleksi skripsi, koleksi referens, deposit, atau tesis, sedangkan untuk koleksi lainnya menggunakan akses pelayanan terbuka. Sistem pelayanan campuran ini

(31)

biasanya diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan sekolah. (Memans, 2008)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan pada perpustakaan dibedakan menjadi tiga bagian yaitu sistem pelayanan terbuka (opened access), sistem pelayanan tertutup (closed access), dan juga sistem pelayanan campuran (mixed access).

2.5 Pemanfaatan Koleksi Buku

Tujuan utama disediakannya koleksi di perpustakaan sekolah adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Pemanfaatan koleksi buku merupakan kegiatan atau aktivitas pengguna menggunakan buku untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Informasi dalam buku dapat bersifat ilmiah yang mencakup berbagai ilmu pengetahuan dan bersifat hiburan. Definisi tersebut merupakan pengembangan dari pengertian pemanfaatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 711) yang menyebutkan bahwa pemanfaatan mengandung arti yaitu proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri.

Pada dasarnya pemanfaatan koleksi perpustakaan mencakup dua hal yaitu menggunakan koleksi dalam ruangan perpustakaan (in library use) dan meminjam koleksi dari bagian sirkulasi untuk digunakan di luar perpustakaan (out library use).

Lancaster (1993:77) membatasi pengertian pemanfaatan koleksi di ruang baca perpustakaan dengan bentuk pertanyaan di bawah ini:

1. If a book is removed from the shelves, casually glanced at and immediately returned, has it been “used”?

2. If it is removed, some portion of it read at the shelves, and then put back, has it been used?

3. If it is carried to table, along with others, glanced at and pushed to one side, has it been used?

Pendapat di atas dapat diartikan sebagai berikut:

1. Jika koleksi diambil dari rak dan dikembalikan lagi, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?

2. Jika koleksi diambil dari rak dan sebagian dibaca, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?

3. Jika koleksi ada di atas meja atau di ruang baca dan dibaca sekilas, apakah koleksi itu sudah dimanfaatakan?

(32)

Setiap pengguna perpustakaan sekolah memiliki frekuensi pemanfaatan koleksi buku yang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada kebutuhan informasi, waktu dan kesempatan yang mereka miliki. Oleh karena itu, frekuensi pemanfaatan merupakan indikator untuk mengetahui sejauh mana pengguna memanfatkan koleksi buku di perpustakaan sekolah.

Ketersediaan koleksi buku pada perpustakaan sekolah juga mempengaruhi tingkat pemanfaatan. Perpustakaan sekolah yang memiliki koleksi yang tersedia dengan baik dan lengkap cenderung akan sering dimanfaatkan oleh pengguna. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, kata “frekuensi” memiliki arti “kekerapan”. Frekuensi pemanfaatan memiliki makna yaitu kekerapan penggunaan.

Kemudian apabila dilihat dari bidang ilmu perpustakaan frekuensi pemanfaatan koleksi buku berarti kekerapan penggunaan koleksi buku oleh pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

2.5.2 Cara Pemanfaatan Koleksi Buku

Untuk memanfaatkan koleksi buku pada perpustakaan sekolah, siswa sebagai pengguna menggunakan cara-cara yang umum yang dapat dilihat dari kebiasaan mereka. Cara pemanfaatan koleksi buku tersebut bagi setiap siswa kadang-kadang berbeda dikarenakan faktor-faktor tertentu.

Menurut Zulkarnaen (1997:45), cara memanfaatkan koleksi buku pada perpustakaan secara umum dikategorikan seperti berikut:

a. Meminjam

Biasanya pengguna melakukan peminjaman melalui meja sirkulasi perpustakaan setelah mendapatkan buku yang ia inginkan. Dengan melakukan peminjaman, pengguna memiliki waktu lebih banyak untuk membaca buku yang ia pinjam. Buku tersebut dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi ke meja sirkulasi.

b. Membaca di tempat

Bagi pengguna yang memiliki waktu luang cendrung membaca di ruang baca perpustakaan. Pengguna dapat memilih beberapa buku untuk dibaca dan menghabiskan waktunya pada perpustakaan. Pada perpustakaan yang memiliki ruang baca yang nyaman, akan menambah pengguna yang akan membaca buku di perpustakaan tanpa harus meminjam. Cara seperti ini dibatasi oleh jam layanan perpustakaan.

c. Mencatat informasi dari buku

Terkadang pengguna hanya melakukan pencatatan informasi yang ia dapat dari koleksi. Dengan cara seperti ini, pengguna mendapatkan informasi ringkas tentang berbagai masalah dari beberapa buku berbeda. d. Memperbanyak (menggunakan jasa foto copy)

(33)

Dengan memanfaatkan fasilitas mesin foto copy, pengguna dapat memiliki sendiri informasi-informasi yang ia inginkan. Cara seperti ini biasanya dilakukan oleh pengguna yang memiliki waktu terbatas untuk ke perpustakaan. Sedangkan perpustakaan sering menyediakan layanan foto copy untuk koleksi yang tidak bisa dipinjam oleh pengguna seperti koleksi referensi. Bagi perpustakaan dan pengguna terkadang seringkali melanggar hak cipta dengan cara seperti ini.

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat ada beberapa cara pemanfaatan koleksi buku yang biasa dilakukan oleh pengguna. Cara-cara yang ditempuh oleh pengguna tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang di antaranya adalah waktu, kenyamanan, dan materi.

2.6 Ketersediaan Koleksi Buku

Setiap perpustakaan tentunya mempunyai visi yang berbeda, namun dapat dipastikan bahwa perpustakaan itu dikatakan berhasil bila banyak digunakan oleh komunitasnya. Salah satu aspek penting untuk membuat perpustakaan itu banyak digunakan adalah ketersediaan koleksi yang memenuhi kebutuhan penggunanya. Oleh karena itu tugas utama setiap perpustakaan adalah membangun koleksi yang kuat demi kepentingan pengguna perpustakaan.

Ketersediaan koleksi merupakan hal yang sangat penting dalam pemanfaatan koleksi. Suatu perpustakaan yang menyediakan koleksi dengan lengkap biasanya memiliki pengguna yang cukup sering memanfatkan koleksi perpustakaan tersebut. Dengan koleksi yang baik perpustakaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. (Muntashir, 2005: 11) Kata ketersediaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1008) mengandung arti “Kesiapan sesuatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan dalam waktu yang telah ditentukan”

Sutarno (2007:85) menjelaskna bahwa pengertian ketersediaan koleksi perpustakaan adalah adanya sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan dan cukup memadai jumlah koleksinya dan koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan tersebut.

Kemudian Sutarno (2007:26) juga menambahkan bahwa tujuan ketersediaan koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan yang akan dilayaninya sehingga pengguna tersebut senang memanfaatkan koleksi yang telah dimiliki oleh perpustakaan tersebut.

(34)

Jika dikaitkan dengan sudut pandang ilmu perpustakaan dapat disimpulkan bahwa ketersediaan koleksi buku adalah kesiapan perpustakaan dalam menyediakan koleksi buku untuk dapat digunakan oleh pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka.

Jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan sebaiknya diatur dengan baik agar kebutuhan pengguna dapat selalu terpenuhi. Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO menyebutkan bahwa koleksi sumber daya buku yang sesuai hendaknya menyediakan sepuluh buku per murid.

2.7 Kemutakhiran Koleksi Buku

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesai Online, kata kemutakhiran berasal dari kata mutakhir yang memiliki makna terakhir; terbaru; dan modern. Kemudian Purwono (2005:8) menyebutkan bahwa kemutakhiran adalah sumber-sumber pustaka yang terbaru untuk menghindari teori-teori atau bahasan yang sudah kadaluwarsa. WLN Collection Assessment Manual dalam Hardi (2006) disebutkan bahwa kemutakhiran koleksi adalah 10% dari total koleksi di mana kemutakhiran koleksi yang dimaksud adalah terbitan lima tahun terakhir.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kemutakhiran koleksi buku merupakan hal yang sangat penting mengingat semakin pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan pada masa kini. Namun terkadang koleksi-koleksi yang usang masih dibutuhkan terutama dalam kegiatan flashback dan review.

2.8 Relevansi Koleksi Buku dengan Kebutuhan Siswa

Koleksi perpustakaan sekolah selain terdiri dari beberapa jenis, juga diharapkan memiliki kesesuaian dengan kebutuhan pengguna. Dengan koleksi yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna, keberadaan perpustakaan akan terasa sangat membantu.

Relevansi berasal dari Bahasa Inggris yaitu ”relevance”. Reitz (2007) mengemukakan arti dari relevance yaitu ” The extent to which information retrieved in a search of a library collection or other resource, such as an online catalog or bibliographic database. Penjelasan tersebut memiliki makna bahwa relevansi adalah kesesuaian permintaan informasi pada perpustakaan atau sumber lainnya seperti katalog online dan pangkalan data bibliografi.

(35)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa relevansi memiliki makna kesesuaian informasi yang terkandung dalam koleksi perpustakaan dengan kebutuhan pengguna.

Pengguna yang datang ke perpustakaan didorong oleh kebutuhan tertentu. Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi melalui informasi yang terkandung pada berbagai media informasi yang disediakan oleh perpustakaan. Salah satu media yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna adalah koleksi buku. Apabila informasi yang ada pada koleksi perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya, maka pemanfaatan koleksi akan semakin bertambah.

Jadi relevansi koleksi buku dengan kebutuhan siswa adalah kesesuaian informasi yang terkandung dalam koleksi perpustakaan dengan kebutuhan sisiwa untuk mencapai tujuan tertentu.

2.9 Peran Pustakawan

Pengguna sering kali masih memerlukan bantuan untuk memanfaatkan koleksi. Hal ini dikarenakan pengguna kurang memahami sistem yang ada pada perpustakaan. Oleh karena itu, pustakawan diharapkan dapat memberikan bantuan kepada pengguna untuk memanfaatkan koleksi.

Alex (2005:452) dalam Kamus Ilmiah Populer Kontemporer menyebutkan bahwa kata peranan mengandung arti bagian dari tugas utama yang harus dilakukan. Sedangkan pengertian pustakawan menurut Sulistyo-Basuki (1993:8) adalah:

Orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha memberikan layanan kepada masyarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang diperolehnya melalui pendidikan.

Muntashir (2005:17) menyimpulkan:

Peranan pustakawan adalah kewajiban atau tugas pustakawan dalam memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan dimana salah satu tugasnya adalah memberikan informasi, bimbingan, dan bekerjasama dengan pengguna dalam memilih sumber yang diperlukan serta cara mencari dan memanfaatkan informasi tersebut.

Yudi (2007:2) menjelaskan:

Selain membantu siswa dalam mengakses koleksi, pustakawan sekolah harus menyediakan informasi plus dan memberi solusi atas kesulitan siswa dalam belajar. Informasi tambahan yang dibutuhkan siswa, baik itu ilmu pengetahuan dan teknologi baru, atau pun informasi lain seperti lomba karya ilmiah remaja. Informasi yang gress serta teknologi baru

(36)

akan menarik siswa untuk berduyun-duyun memanfaatkan perpustakaan sebagi pusat sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Dengan informasi dan teknologi terbaru itulah, siswa bisa lebih bisa berkiprah dalam meraih prestasi.

Selanjutnya Yudi (2007:3) juga menambahkan:

Pustakawan sekolah merupakan jaminan tercapainya tujuan pendidikan. Karena lewat bimbingannya, masyarakat sekolah, khususnya siswa akan melek informasi, menjadi terbiasa dengan aktifitas membaca, lebih cerdas, dapat menghasilkan karya yang baik, serta memudahkan siswa dalam meraih prestasi, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Menurut Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO (2002:16) pustakawan sekolah diharapkan mampu melakukan tugas berikut:

a. menganalisis sumber dan kebutuhan informasi komunitas sekolah b. memformulasi dan mengimplementasi kebijakan pengembangan jasa c. mengembangkan kebijakan dan sistim pengadaan sumberdaya

perpustakaan

d. mengkatalog dan mengklasifikasi materi perpustakaan e. melatih cara penggunaan perpustakaan

f. melatih pengetahuan dan keterampilan informasi

g. membantu murid dan guru mengenai penggunaan sumberdaya perpustakaan dan teknologi informasi

h. menjawab pertanyaan referensi dan informasi dengan menggunakan berbagai materi yang tepat

i. mempromosikan program membaca dan kegiatan budaya

j. ikut serta dalam kegiatan perencanaan terkait dengan implementasi kurikulum

k. ikut serta dalam persiapan, implementasi dan evaluasi aktivitas pembelajaran

l. mempromosikan evaluasi jasa perpustakaan sebagai bagian dari sistem evaluasi sekolah secara menyeluruh

m. membangun kemitraan dengan organisasi di luar sekolah n. merancang dan mengimplementasi anggaran

o. mendisain perencanaan strategis

p. mengelola dan melatih tenaga perpustakaan

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa peranan pustakawan adalah tugas dan tanggungjawab orang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan untuk memberikan layanan, bimbingan dan bantuan kepada pengguna untuk mencari dan memanfaatkan koleksi perpustakaan.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitan

Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan teknik analisis deskriptif. Yusuf (2008:1) menjelaskan “Penelitian survei berarti sebagai suatu cara melakukan pengamatan dimana indikator mengenai variabel adalah jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan kepada responden baik secara lisan maupun tertulis.”

Kemudian menurut Mount Sunt Vincent University Library dalam Hasibuan (2008:14) mengemukakan bahwa salah satu teknik untuk melakukan evaluasi pemanfaatan koleksi yaitu dengan survei pengguna tentang cakupan, kedalaman, kesesuaian dan kemutakhiran koleksi.

Demikian juga pendapat David Kline dalam Sugiyono (1998:3) juga menjelaskan bahwa walaupun metode survei ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang dihasilkan bisa akurat apabila digunakan sampel yang representatif.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan yang beralamat di Jl. Letkol. Martinus Lubis No. 7 Medan.

3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi

“Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2002:57). Berdasarkan data terakhir, pengguna yang terdaftar sebagai anggota Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan adalah 3104 siswa terdiri dari siswa kelas satu, dua dan tiga yang kemudian penulis jadikan sebagai populasi penelitian.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Menurut Abadi (2007:3) “Sampel adalah bagian dari populasi yang

(38)

memberikan keterangan atau data untuk suatu penelitian yang terdiri dari nilai/ skor/ukuran peubah-peubah yang bersifat terbatas jumlahnya yang diperlukan jika populasi penelitian relatif besar.”

Karena besarnya jumlah populasi pada penelitian ini, maka penulis membatasinya dengan menetapkan jumlah sampel. Untuk menentukan ukuran sampel, Gay dalam Sevilla dkk. (1993:163) menyebutkan bahwa untuk penelitian deskriptif – sampel minimum 10 persen dari populasi. Berdasarkan pendapat tersebut, penulis menetapkan jumlah sampel pada penelitian adalah 310 sampel.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. “Yang dimaksud dengan Proportionate Stratified Random Sampling adalah penarikan sampel dimana populasi dibagi-bagi dalam lapisan yang juga disebut sub populasi atau stratum” (Ali, 1987:81). Kemudian Sevilla dkk (1993:161) menambahkan, “Untuk efektifnya pengambilan sampel strata, anggota di dalam setiap strata harus diseleksi secara acak”. Untuk mengetahui jumlah sampel pada setiap sub kelompok dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian Berdasarkan Sub Kelompok

Sub Kelompok Jumlah populasi Sampel

Siswa Kelas I 809 310 118 3104 1179 = x Siswa Kelas II 723 310 103 3104 1029 = x

Siswa Kelas III 698 310 89

3104 896 = x Jumlah sampel 310 3.4 Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan alat bantu yang disebut instrumen penelitian. Arikunto (2005:101) menyatakan “Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penulis dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

(39)

Pada penelitian ini, penulis menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian. Kuisioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang mewakili aspek-aspek yang akan diteliti.

3.5 Kisi-kisi Kuesioner

Tabel 3.2: Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Indikator Nomor item

angket Jumlah item angket Pemanfaatan koleksi buku Frekuensi 1,2,3,4 4 Koleksi 5,6,7,8,9,10, 6 Peranan pustakawan 11,12 2 Pelayanan 13,14,15 3

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi lapangan, yaitu mengadakan observasi langsung ke Perpustakaan SMA Sutomo 1 Medan.

2. Menyebarkan kuisioner kepada responden penelitian yaitu siswa SMA Sutomo 1 Medan.

3. Studi kepustakaan, yaitu menghimpun data melalui bermacam bahan perpustakaan dan dokumen yang memiliki kaitan dengan permasalahan di dalam penelitian ini.

4. Wawancara tambahan dengan pustakawan dan pengguna perpustakaan

3.7 Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dimana data yang diperoleh akan ditabulasikan dengan menyusun kedalam tabel-tabel kemudian dihitung presentasinya, dan diinterpretasikan. Untuk menghitung persentasi jawaban yang diberikan responden digunakan rumus persentase dalam Hadi (1981: 421) yaitu:

P = n F

x 100% Keterangan : P = Persentase

(40)

F = Jumlah jawaban sementara n = Jumlah responden

Dalam menafsirkan persentase dari tabulasi data, penulis menggunakan metode penafsiran dari Supardi (1979:20) dengan rincian sebagai berikut:

1 – 24% : Sebagian Kecil 25 – 49% : Hampir setengah 50% : Setengah 51 – 74% : Sebagian besar 75 – 99% : Pada umumnya 100% : Seluruhnya.

Gambar

Tabel 2.1: Perbandingan Koleksi Buku Fiksi dengan Non Fiksi
Tabel 3.1 Sampel Penelitian Berdasarkan Sub Kelompok
Tabel 3.2: Kisi-kisi Kuesioner
Tabel 4.1 : Frekuensi Kunjungan Siswa ke Perpustakaan dalam Satu Minggu  Pertanyaan  Pilihan Jawaban  Frekuensi (F)  Persentasi (%)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Terdapat perbedaan yang bermakna dari kadar CAPE pada propolis di. Pasaran

satu koordinasi proteksi, dan bagian saluran yang dilepas dari jaringan akan menjadi yang paling kecil, dan terbatas pada bagian yang terganggu. Proteksi jarak pada

Hasil analisa data dengan mengunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan mengunakan bantuan SPSS versi 17 diperoleh temuan bahwa p value = 0,26 > 0,05 artinya

(3) kontribusi program madrasah diniyah terhadap pengembangan materi pendidikan agama Islam di MI Ma‟arif Cekok yaitu menambah pengetahuan siswa dalam bidang

Menurut penulis analizyng yaitu berawal dari data-data yang masih bersifat samar-samar dan semu, kemudian bila diteliti lebih lanjut akan semakin jelas karena

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton dengan campuran limbah plastik HDPE sebagai pengganti

Adanya kenaikan pendapatan masyarakat di segmen pertumbuhan tinggi akan mendorong harga di kedua segmen meningkat dampaknya juga pada menurunnya kuantitas barang

[r]