BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Penelitian diajukan untuk melihat dan mengkaji hubungan antara dua variabel atau lebih. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudjana (1988: 56) “..Peneliti harus melakukan manipulasi atau perlakuan terhadap variabel bebas yang disebut dengan metode Eksperimen.”. Metode Eksperimen Semu (Quasi Experimental Research) hampir mirip dengan Eksperimen Sebenarnya (True Experimental Research), perbedaannya terletak pada penugasan subjek, yaitu pada Metode Eksperimen Semu (Quasi Experimental Research) tidak dilakukan random berdasarkan anggotanya melainkan pengambilan sampel yang disarankan kepada kelompok yang sudah ada. Jadi, dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Metode Eksperimen Semu (Quasi Experimental Research).
1. Desain Penelitian
Panggabean (1996: 23) mengemukakan bahwa:
Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Pre test Post test Design, yaitu suatu disain dimana pengaruh perlakuan diperhitungkan dengan melihat hasil dari tes awal maupun tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 3.1 Perlakuan Kelas
(Arikunto,S. 2002: 78) Keterangan :
Kelompok Pre test Perlakuan Post test
Eksperimen T1 X1 T2
T1 : Pre test dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
T2 : Post test dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi
perlakuan.
X1 : Berupa pembelajaran dengan animasi pembelajaran.
X2 : Berupa pembelajaran yang tidak menggunakan animasi pembelajaran.
2. Variabel dan Paradigma Penelitian 2.1. Variabel Penelitian
Suharsimi Arikunto (2002: 104) menyatakan bahwa “Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian.” Sedangkan menurut Sugiyono (2002: 2) menyebutkan bahwa “Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.”
Di dalam suatu penelitian, variabel yang dipakai biasanya terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Mengenai variabel, Suprian AS (2001:38) mengatakan bahwa : “ Variabel bebas adalah variabel perlakuan yang sengaja dimanipulasi untuk diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang timbul akibat dari variabel bebas”. Dengan demikian variabel terikat menjadi tolok ukur dari keberhasilan variabel bebas. Suharsimi Arikunto (2002:101) mengemukakan “… ada variabel yang mempengaruhi dan ada variabel terikat”. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel, sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependen variabel.
Adapun dalam penelitian ini yang menjadi variabel meliputi: 1. Variabel bebas, yaitu Penerapan Media Animasi.
2. Variabel terikat, yaitu Peningkatan Kemampuan Siswa.
2.2. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian ini dibuat sebagai kerangka berfikir dalam pelaksanaan penelitian. Sugiyono (2002: 5) menyatakan tentang paradigma penelitian, yaitu:
Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pandangan atau model atau pola pikir yang dapat menjabarkan berbagai variabel yang akan diteliti kemudian membuat hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain, sehingga akan mudah dirumuskan masalah penelitiannya, pemilihan teori yang relevan, rumusan hipotesis yang diajukan, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik analisa yang akan digunakan serta kesimpulan yang diharapkan.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
B. Populasi dan Sampel 1. Lokasi penelitian
Lokasi yang akan dilakukan tempat penelitian ini bertempat di SMK Negeri 2 Kota Bandung kelas X program keahlian Teknik Mesin.
2. Populasi Penelitian
Suharsimi Arikunto (2002:108) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi penelitian adalah kelompok besar subjek penelitian, sedangkan bagian dari kelompok yang mewakili kelompok besar disebut sampel penelitian (Moh. Ali :1993). Berdasarkan pengertian diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 2 Kota Bandung kelas X program keahlian Teknik Mesin.
3. Sampel Penelitian
Sampel merupakan keseluruhan dari populasi yang diteliti, yang karakteristiknya mewakili populasi tersebut. Menurut Suprian AS. (2001: 78) “ Penarikan sampel dengan cara mengambil 10 % dari jumlah populasi hanya dilakukan jika jumlah populasinya besar (lebih dari 100) sedangkan populasi yang kurang dari 100 dapat dipergunakan 20-50 %.”
Pendapat lain menyatakan jumlah prosentase yang memungkinkan untuk dijadikan sampel adalah menurut Suharsimi Arikunto (1992: 107) yang mengungkapkan bahwa :”Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih.
Penentuan sampel untuk kuasi eksperimen dan kelompok kontrol didasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Mohamad Ali (1993: 140) bahwa:
‘Kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen yang sebenarnya, perbedaaannya terletak pada panugasan subjek yaitu pada kuasi eksperimen tidak diperlukan penugasan acak (penugasan random) terhadap anggota-anggotanya, melainkan dengan menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada (intact group).’
Pendapat serupa dikemukakan oleh Ruseffendi (2005: 95) bahwa:
‘Pengambilan sample secara kelompok (cluster sampling) ialah cara pengambilan sample secara random yang didasarkan kepada kelompok, tidak didasarkan kepada anggota-anggotaya. Dengan catatan anggota-anggota dari kelompok-kelompok mempunyai karakteristik yang sama.’
Dari Pendapat tersebut penyusun mengambil sampel pada penelitian ini sebanyak dua dari limabelas kelas yang terdiri dari 34 siswa sebagai kelas kontrol, dan kelas yang terdiri dari 34 siswa sebagai kelas eksperimen pada standar kompetensi mengenal proses dasar turbin.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap, yaitu 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap analisis data, dan 4) tahap pembuatan kesimpulan. Keempat tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi beberapa kegiatan diantarnya: a. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan yaitu studi literatur mengenai landasan-landasan teori dari buku sumber, artikel-artikel terkait, skripsi-skripsi terdahulu dan jurnal-jurnal penelitian yang terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Aspek yang dipelajari dari studi literatur mencakup hasil belajar, subkonsep teknik dasar turbin, program Flash macromedia 8, dan hasil-hasil penelitian mengenai penggunaan media pembelajaran.
b. Pembuatan media animasi
Gambar-gambar baik gambar diam maupun animasi diperoleh dari berbagai sumber. Gambar animasi tersebut dimodifikasi dengan mengubah narasi audio dan teksnya, yang semula berbahasa Inggris menjadi berbahasa Indonesia. Hal dimaksudkan agar siswa lebih paham mengenai materi yang disampaikan. Sesuai dengan hasil penelitian Nuraeni (2006) mengatakan bahwa dengan adanya narasi audio dan teks yang berbahasa Indonesia membantu siswa lebih memahami isi materi di dalam media. Sedangkan untuk gambar diam diperoleh dari internet, yang tinggal dirubah teks atau keterangannya menjadi lebih sederhana, kemudian disisipkan kedalam materi yang telah disiapkan.
c. Pengembangan media
Dalam proses pengembangan media dilakukan judgemen atau penilaian terhadap kelayakan media yang telah dibuat oleh dosen pembimbing dan dosen ahli. Dosen ahli tersebut adalah satu orang dosen ahli dalam bidang media pendidikan dan dosen ahli dalam bidang materi teknik dasar turbin.
Proses judgemen oleh dosen ahli dilakukan dengan mengisi angket mengenai kelayakan media tersebut setelah mengamati media animasi. Proses judgemen media dilakukan bersamaan dengan judgemen instrumen, hal ini bertujuan agar terdapat kesesuaian antara instrumen dengan media. Berdasarkan penilaian dari dosen tersebut kemudian dilakukan perbaikan terhadap media yang telah dibuat.
Setelah dilakukan judgemen, dan perbaikan maka dilakukan uji coba terhadap 34 orang siswa kelas X SMK Negeri 2 Bandung. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui kualitas media dalam aspek warna, tulisan, ataupun kejelasan gambar animasinya itu sendiri. Selain itu, uji coba dilakukan untuk mengetahui durasi dan kesesuaian materi dalam media. Dari hasil judgemen dan uji coba dilakukan beberapa perbaikan terhadap media yang akan digunakan.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah tahap dimana proses pembelajaran dengan media pembelajaran berlangsung. Pada tahap pelaksanaan media digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembalajaran, jadi tetap peran guru tidak digantikan oleh media. Guru dan media merupakan komponen pelaksana dalam proses pembelajaran, saling melengkapi satu sama lain.
Pada tahap pelaksanaan dilakukan observasi dengan menggunakan handycam (Video recorder) dengan dibantu oleh seorang observer. Handycam ini digunakan untuk melihat kembali proses pembelajaran dengan cara memutar ulang proses pembelajaran yang telah terekam, sehingga mempermudah pengambilan data mengenai respon siswa pada saat pembelajaran. Selain
observasi, dilakukan juga pretes dan postes untuk menjaring hasil belajar siswa, serta angket yang merupakan instrumen untuk menjaring respon siswa setelah pembelajaran. Pretes dilakukan sehari sebelum pembelajaran dimulai. Postes dilakukan sehari setelah pertemuan terakhir. Sedangkan angket diberikan pada pertemuan terakhir setelah pembelajaran berakhir.
3. Tahap Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif yaitu dengan dengan menganalisa peningkatan hasil belajar siswa.
4. Tahap Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian yang diajukan, setelah data yang diperoleh dianalisis.
D. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini digunakan jenis instrument tes kognitif berupa soal pilihan ganda. Tes ini dilakukan di awal pembelajaran yang disebut pretest dan di akhir pembelajaran yang disebut postes. Instrumen tes kognitif berisi soal-soal kognitif berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 15 soal. Tujuannya untuk mengetahui penguasaan siswa tentang materi teknik dasar turbin. Tes ini mencakup aspek kognitif dengan jenjang Cl, C2 dan C3.
Tabel 3.3 Distribusi Soal kognitif
No Jenjang Kognitif Jumlah
1 Pengetahuan (Cl) 7
2 Pemahaman (C2) 5
3 Penerapan (C3) 3
E. Analisis Data Uji Coba 1. Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:145) mengatakan bahwa :
“sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan sebuah instrument penelitian memiliki validitas yang tinggi apabila butir-butir yang membentuk instrument tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrument”.
Menghitung validitas bertujuan untuk menilai ketepatan instrument tersebut dalam mengukur kemampuan siswa. Pengujian alat pengumpul data pada penelitian ini dilakukan dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas tiap butir maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud (x) dikorelasikan dengan skor total (y). sedangkan untuk mengetahui indeks korelasi alat pengumpul data digunakan persamaan korelasi yang dikemukakan oleh Pearson. Yaitu:
∑
∑
∑
∑
∑
∑ ∑
− − − = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Keterangan : rxy = koefisiensi korelasiΣx = skor tiap item dari setiap responden Σ y = skor total seluruh item dari tiap responden
Σx2 = jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba Σ y2 = jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden N = jumlah responden uji coba
Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 245) menginterprestasikan besarnya koefisien korelasi sebagai berikut:
Table 3.4. Interprestasi Nilai Korelasi r
Besarnya Nilai r Interprestasi
≥ 0,000 sampai 0,190 Sangat Rendah
≥ 0,200 sampai 0,390 Rendah
≥ 0,400 sampai 0,590 Cukup
≥ 0,600 sampai 0,790 Tinggi
≥ 0,800 sampai 1,000 Sangat Tinggi
Kemudian untuk mengetahui taraf signifikannya dari setiap item pertanyaan digunakan rumus t (student) :
2 1 2 r n r t − − = Diaman : t = Distribusi student r = Koefisiensi korelasi
n = Jumlah responden yang diuji coba
kemudian t hasil perhitungan dibandingkan dengan table, dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = n-2. penafsiran dari harga koefisien ini yaitu:
thitung > ttabel maka item tersebut valid
2. Uji Reliabilitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 86) pengertian reliabilitas sebagai berikut:
“Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah hasil tes. Atau seandainya hasil tesnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti”.
Untuk mengetahui pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus alpa, dengan langkah perhitungan sebagai berikur :
• Menghitung harga varians tiap item dengan rumus :
σ
i2 n n x x∑
−∑
= 2 2 ( ) Keterangan :σi2 = jumlah kuadrat responden
(Σx)2 = kuadrat skor seluruh jawaban responden dari setiap item Σx2 = jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap item n = banyaknya responden
• Menghitung harga varians total dengan rumus :
2 t
σ
n n Y Y∑
−∑
= 2 2 ( ) Keterangan :σt2 = harga varians total
Σxt2 = jumlah kuadrat skor total n = banyaknya responden
• Subtitusi ke rumus alpa, dengan rumus :
− − =
∑
2 2 11 1 1 i i n n rσ
σ
Keterangan : r11 = reliabilitas instrumentn = banyaknya butir pertanyaan Σσi2 = jumlah varians item
Σt2 = varians total
3. Tingkat Kesukaran (TK) dan Daya Pembeda
Suharsimi Arikunto (2002 : 207) berpendapat tentang taraf kesukaran suatu item dalam sebuah instrument yaitu “soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar”.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
JS B P
Dimana :
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Table 3.5. Klasifikasi tingkat kesukaran
Rentanga Nilai TK Klasifikasi
Soal denga P 0,00 sampai 0,30 Soal sukar Soal denga P 0,30 sampai 0,70 Soal sedang Soal denga P 0,70 sampai 1,00 Soal mudah
Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang menguasai dan kurang menguasai materi. Suatu soal dianggap mempunyai daya pembeda yang memadai.
Untuk mengitung daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut :
B B A A J B J B D= − Keterangan :
D = indeks diskriminasi ( daya pembeda) JA = banyaknya peserta kelompok bagian atas
JB = banyaknya peserta kelompok bagian bawah
BA = banyaknya peserta kelompok bagian atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bagian bahwa yang menjawab benar
Sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian adalah mengacu pada Suharsimi Srikunto (2002 – 218), yaitu
Table 3.6. Klasifikasi daya pembeda
Rentang Nilai D Klasifikasi
D < 0, 20 Jelek
0,20 ≤ D < 0, 4≤0 Cukup
0,40 ≤ D < 0, 20 Baik
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data maksudnya adalah mengolah data hasil eksperimen. Pada penelitian ini akan digunakan teknik analisa data secara kuantitatif melalui metode statistika.
1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dari dua kelas yang homogen. Apabila kesimpulan menunjukkan kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi yang sama dan layak untuk diuji statistik parametrik. untuk menguji homogenitas kelompok menggunakan rumus :
2 2 B A S S F = Keterangan : SA2 = Varian terbesar SB2 = Varian terkecil
Harga F hitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan dengan F tabel, jika F tabel dengan dk pembilang = n-1 dan dk penyebut = n-1. Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila F hitung lebih kecil atau sama dengan F table (Fh < F t ), maka varians.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Uji normalitas menggunakan aturan Sturges dengan tabel bantu seperti pada tabel 3.2.
Tabel 3.7. Persiapan Uji Normalitas
Interval fi Xin Zi lo Li ei χ²
Jumlah
Pengisian tabel di atas mengikuti prosedur sebagai berikut: 1. Menentukan rentangan R :
R = Xa – Xb
Xa =N-Gain max
Xb = N-Gain min
2. Menentukan banyaknya kelas interval ( i ) i = 1 + 3,3 log n
dimana : n = jumlah sample
3. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:
P = I R dimana : R = rentang K = banyak kelas 4. Menghitung rata-rata ( _ X ) dengan rumus:
∑
∑
= i i i f x f . X _dimana : fi = jumlah frekuensi
xi = data tengah-tengah dalam interval
5. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:
) 1 .( ) . ( . . 1 12 1 1 2 − Σ − Σ n n x f x f n
6. Tentukan batas bawah kelas interval (Xin) dengan rumus:
(Xin) = Bb – 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas.
Dimana Bb = batas bawah interval
7. Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus ;
S x x Z in i _ − =
8. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom lo . Harga x1 dan
xn selalu diambil nilai peluang 0,5000. Hitung luas tiap kelas interval, isikan
pada kolom li , contoh l1 = l01 – l02
9. Hitung frekuensi harapan ei = li . Σfi
10. hitung nilai χ² untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:
(
)
∑
= i i i e e f 2 2 .χ
11. Lakukan interpolasi pada tabel χ² untuk menghitung p-value.
12. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika p-value > α= 0,05.
3. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data Normalized Gain (N-Gain). yaitu data selisih nilai pretes dan postes. Menurut Sugiyono (2002: 134), untuk sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji t-test. Untuk melakukan uji t-test syaratnya data harus homogen dan normal, maka data harus diuji homogenitas dengan uji F dan uji normalitas dengan aturan Sturges. Berdasarkan petimbangan dalam memilih rumus uji t-test, yaitu bila n1 =
n2 , maka dapat digunakan t-test baik untuk separated dengan derajat kebebasan
(dk) n1 + n2 -2 ( Sugiyono,2002:159)
Uji t-test dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Thitung = k k e e k e
n
S
n
S
x
x
2 2 _ _+
−
Dalam penelitian ini hipotesis akan disimbolkan dengan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho). Agar tampak ada dua pilihan, hipotesis ini
perlu didampingi oleh pernyataan lain yang isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara (Ha) terhadap (Ho). Hipotesis yang diuji
adalah : Ho : µ ≤ µo
Dimana untuk Ho adalah tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari penerapan media animasi terhadap peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran DKKTM pada standar kompetensi mengenal proses dasar turbin.
Ha : µ > µo
Ha adalah terdapat pengaruh positif dan signifikan dari penerapan media animasi
terhadap peningktan rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran DKKTM pada standar kompetensi mengenal proses dasar turbin.