• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL PEMANTAUAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN SERTA MITIGASI BENCANA ALAM BERDASARKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH BULAN MARET 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HASIL PEMANTAUAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN SERTA MITIGASI BENCANA ALAM BERDASARKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH BULAN MARET 2017"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

HASIL PEMANTAUAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

SERTA MITIGASI BENCANA ALAM

BERDASARKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH

BULAN MARET 2017

Website:

pusfatja.lapan.go.id/simba

pusfatja.lapan.go.id/sisdal

BIDANG DISEMINASI

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH

LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

JAKARTA

Jalan Kalisari No. 8 Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur 13710

Tel/Fax: 021-8722733, 021-8722733

(2)

1

0 50 100 150 200 250 300 350 400 N A D SU M. U TARA SU M. BAR AT RIAU JAMBI BE N G K U LU KE P. RIAU SU M. SE LAT AN KE P. BA-BE L LAM PUNG BA N TE N DK I J AKA RT A JAWA BA RAT JAWA TE N G AH DIY JAWA TIMUR KA L. B ARAT KA L. TE N G AH KA L. TIMU R KA L. SE LA TA N BA LI N TB N TT SU LA. U TARA G ORON TALO SU LA. TE N G AH SU LA. BAR AT SU LA. SE LAT AN SU LA. TE N G G AR A MAL U KU UT ARA MAL U KU PAPU A BAR AT PAPU A

Rata-rata Curah Hujan tiap Provinsi di Indonesia

Maret 2017

Curah Hujan < 150 mm /bulan :

 Bali  NTB  Kep. Bangka-Belitung  NTT  Banten  Kep. Riau

Curah Hujan > 250 mm /bulan:

 Sulawesi Tengah  Bengkulu  Jawa Barat  Jambi  Kalimantan Barat  Sulawesi Selatan  Papua Barat  Sumatera Selatan  Lampung  Sumatera Barat  Kalimantan Tengah  Papua

Selengkapnya Akumulasi Curah hujan dapat dilihat pada:

http://pusfatja.lapan.go.id/curahhujan.php

Curah Hujan 150 - 250 mm /bulan :

 Gorontalo  Sulawesi Utara  Jawa Timur  NAD  Riau  Maluku Utara  DKI Jakarta  Maluku  Jawa Tengah  Kalimantan Timur  Kalimantan Selatan  Sumatera Utara  Sulawesi Tenggara  Sulawesi Barat  DI Yogjakarta

(3)

Gambar 2.1: Potensi Banjir di P. Jawa Minggu I (01-05 Maret 2017)

tanggal 25 Januari 2016

Hasil analisis potensi banjir harian berdasarkan data potensi hujan dari data Satelit Himawari-8, data Landsat-7, DEM-SRTM USGS dan batas Administrasi dari BIG. Berikut hasil analisis daerah potensi banjir pada beberapa Provinsi (selengkapnya pada http://pusfatja.lapan.go.id/simba/data/banjir.php):

Gambar 2.2: Potensi Banjir di P. Sumatera Minggu II (06-12 Maret 2017)

Gambar 2.3: Potensi Banjir di P. Bali Minggu III (13-19 Maret 2017)

Gambar 2.4: Potensi Banjir di P. Sulawesi Minggu IV (20-26 Maret 2017)

Gambar 2.5: Potensi Banjir di P. Papua Minggu V (27-31 Maret 2017)

(4)

3

1.1. FFMC = Fine Fuel Moisture Code Kondisi Potensi Tingkat Kemudahan Penyulutan Api)

Peringkat numerik dari kandungan kadar air bahan bakaran halus. FFMC digunakan sebagai indikator kemudahan tersulut dan tersebarnya api (kebakaran). Peringkat FFMC tinggi biasanya terjadi pada rerumputan dan bahan bakaran halus lainnya yang kering/mati dan terdapat pada wilayah terbuka.

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada:

:

http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php

3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN)

Dasarian-I (1-10 Maret 2017):

FFMC-ekstrim tersebar di pesisir timur P. Sumatera, dari Provinsi NAD, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka-Belitung, Kep. Riau. Kondisi serupa terjadi di P. Kalimantan, FFMC-ekstrim terpantau di pesisir dari Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Dasarian-II (11-20 Maret 2017):

FFMC-ekstrim semakin luas, tersebar di Prov. NAD, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kep. Mentawai, Kep. Bangka-Belitung, Kep. Riau, sedikit di Sumatera Selatan. Sedangkan di P. Kalimantan, FFMC-ekstrim tersebar cukup luas di selatan Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan serta dalam luasan kecil di Kalimantan barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Dasarian-III (21-31 Maret 2017):

FFMC-ekstrim terpantau semakin berkurang, hanya dalam luasan kecil di Prov. Riau, jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka-Belitung, Kep. Riau, bagian pesisir selatan P. Kalimantan, meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan.

(5)

3.2. DC = Drought Code (Potensi Tingkat Kekeringan dan Asap )

Peringkat numerik dari kandungan kadar air di lapisan organik yang berada di bawah permukaan tanah. DC digunakan sebagai indicator kekeringan dan potensi terjadinya kabut asap. Peringkat DC yang tinggi biasanya terjadi pada kebakaran lahan gambut.

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php

Dasarian-I (1-10 Maret 2017):

Sepanjang dasarian-I, baik di P. Sumatera dan Kalimantan, tidak terpantau DC-sedang, DC-tinggi dan DC-ekstrim, hanya terpantau DC-rendah di kedua pulau.

Dasarian-II (11-20 Maret 2017):

Tidak beda dengan dasarian-I, baik di P. Sumatera dan Kalimantan, tidak terpantau sedang, DC-tinggi dan DC-ekstrim, hanya terpantau DC-rendah di kedua pulau.

Dasarian-III (21-31 Maret 2017):

Kondisi serupa berlanjut hingga dasarian-III. Tidak ada wilayah di P. Sumatera dan Kalimantan yang terpantau dalam sedang, tinggi dan DC-ekstrim. DC-rendah terpantau sepanjang bulan Maret 2017

(6)

5

3.3. ISI = Initial Spread Index (Kesulitan Pengendalian)

Peringkat numerik dari penyebaran api/kebakaran untuk bahan bakaran halus (rerumputan). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php

Dasarian-I (1-10 Maret 2017):

ISI-tinggi dan ISI-ekstrim terpantau di Prov. Jambi, Sumatera Selatan, dan Kep. Bangka-Belitung. ISI-sedang terpantau di Prov. NAD, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka-Belitung, Kep. Riau, Kalimantan Barat, dan pesisir Kalimantan Tengan dan Selatan. Selebihnya kedua pulau dalam terpantau ISI-rendah.

Dasarian-II (11-20 Maret 2017):

ISI-tinggi dan ISI-ekstrim terpantau di Prov. NAD, Sumatera Utara, sedikit di Riau, Kep. Bangka-Belitung, Kep. Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan sedikit di Kalimantan Timur.

Dasarian-III (21-31 Maret 2017):

Hampir tidak ada ISI-tinggi dan ISI-ekstrim pada dasarian-III, kecuali dalam luasan yang sangat kecil di P. Bangka. ISI-sedang terpantau di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka-Belitung, pulau-pulau di bagian barat Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Selebihnya ISI-rendah meliputi kedua pulau.

(7)

3.4. FWI = Fire Weather Index (Index Cuaca Kebakaran)

Peringkat numerik dari intensitas kebakaran. FWI merupakan peringkat bahaya kebakaran secara umum. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php

Dasarian-I (1-10 Maret 2017):

FWI-ekstrim tidak terpantau pada dasarian-I ini, tinggi terpantau hanya di P. Bangka. FWI-tinggi terpantau di Prov. NAD, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka-Belitung, Kep. Riau, sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara.

Dasarian-II (11-20 Maret 2017):

FWI-ekstrim hanya terpantau di Prov. Kep. Bangka-Belitung, Kep. Riau dan dalam luasan kecil di NAD. FWI-tinggi terpantau di NAD, Sumatera Utara, Riau, Kep. Bangka-Belitung, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Dasarian-III (21-31 Maret 2017):

ekstrim tidak terpantau pada periode ini, FWI-tinggi hanya terpantau di Kep. Bangka-Belitung. FWI-sedang terpantau di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Selebihnya kedua pulau dalam kondisi FWI-rendah.

(8)

7

Informasi titik panas di peroleh dari data Terra/Aqua-MODIS dan SNPP-VIIRS, selengkapnya dapat dilihat pada,

http://pusfatja.lapan.go.id/karhutla.php

Hasil pengamatan bulan Maret 2017 menunjukkan, di P. Sumatera terpantau 45 titik panas, di P. Kalimantan terpantau 33 titik panas, di P. Sulawesi terpantau 31 titik panas, dan (Maluku, Maluku Utara) terpantau 2 titik panas, (Papua, Papua Barat) 1 titik panas, sedangkan di pulau lain, tidak terpantau adanya titik panas.

4. PEMANTAUAN TITK API (HOT-SPOT)

Gambar 4.1: Sebaran titik panas di Indonesia Maret 2017 Tabel 4.1: Jumlah titik panas per-provinsi di Indonesia Maret 2017

(9)

Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Jawa dan Bali bulan Maret 2017 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017. Lahan sawah dI P. Jawa bulan Maret 2017

didominasi oleh lahan sawah dengan kelas TKV-rendah , TKV-bera dan TKV-sedang.

Lahan sawah dengan kelas TKV-rendah sangat mendominasi di Provinsi Banten yaitu Kab. Serang, Tangerang dan Pandeglang. Provinsi Jawa Barat yaitu Kab. Indramayu, Cirebon dan Subang. Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Blora, Pati dan Brebes. Provinsi D.I Yogyakarta yaitu Kab. Sleman, Kulon Progo dan Gunung Kidul. Provinsi Jawa Timur yaitu Kab. Lamongan, Bojonegoro dan Jember. Provinsi Bali yaitu Kab. Badung, Gianyar dan Karangasem.

Lahan sawah dengan kelas TKV-bera masih mendominasi di Provinsi Banten yaitu Kab. Pandeglang, Serang dan Tangerang. Provinsi Jawa Barat yaitu Kab. Karawang, Indramayu dan Bekasi. Provinsi Jawa Tengah yaitu Kab. Demak, Grobogan dan Cilacap.

Sedangkan lahan sawah dengan kelas TKV-sedang mulai mendominasi di Provinsi D.I Yogyakarta yaitu Kab. Sleman, Gunung Kidul dan Bantul. Provinsi Jawa Timur yaitu Kab. Jember, Bondowoso dan Probolinggo. Provinsi Bali yaitu Kab. Gianyar, Buleleng dan Badung.

5. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH

DI P. JAWA dan BALI

(10)

9

Ma

Pemantauan Fase Tanaman Padi di P. Jawa dan Bali bulan Maret 2017 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017. Tanaman padi di P. Jawa selama bulan

Maret 2017 didominasi oleh lawan sawah dengan fase bera dan fase vegetatif-2. Lahan sawah dengan fase bera mendominasi di Provinsi Banten yaitu di Kab. Padeglang, Serang dan Tangerang. Provinsi Jawa Barat yaitu Kab. Garut, Sumedang dan Purwakarta. Provinsi Jawa Tengah yaitu Kab. Demak, Grobogan dan Cilacap. Provinsi D.I Yogyakarta yaitu Kab. Bantu, Kulon Progo, dan Gunung Kidul. Provinsi Jawa Timur yaitu Kab. Pacitan, Gresik dan Kediri. Provinsi Bali yaitu Kab. Jembrana, Gianyar, dan Badung.

Lahan sawah dengan fase vegetatif-2 mendominasi lahan sawah di Provinsi Banten yaitu Kab. Serang, Tangerang dan pandeglang. Provinsi Jawa Barat yaitu Kab. Subang, Indramayu dan Karawang. Jawa Tengah yaitu Kab. Grobogan, Blora dan Pati. Provinsi D.I Yogyakarta yaitu Kabupaten Sleman, Gunung Kidul dan Bantul. Provinsi Jawa Timur yaitu Kab. Jember, Bondowoso dan Bojonegoro. Provinsi Bali yaitu Kab. Tabanan, Gianyar dan Buleleng.

6. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI LAHAN SAWAH

DI P. JAWA dan BALI

(11)

Pemantauan Potensi Banjir/Kering Lahan Sawah di P. Jawa dan Bali bulan Maret 2017 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017.

Bulan Maret 2017, P. Jawa masih mendapat intensitas curah hujan yang cukup tinggi, sehingga mempengaruhi kondisi lahan sawah di Pulau Jawa dan Bali. Pada periode bulan Maret 2017 berpotensi mengalami rawan banjir ringan/sedang dan banjir berat/puso.

Lahan sawah yang berpotensi mengalami Banjir ringan/sedang terdapat di Provinsi Jawa Barat yaitu di Kabupaten Ciamis, Majalengka dan Sumedang. Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Kebumen, Cilacap dan Demak. Provinsi D.I Yogyakarta di Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan Sleman. Provinsi Jawa Timur yaitu di Kabupaten Nganjuk, Ngawi dan Madiun. Provinsi Bali yaitu Kabupaten Buleleng.

7. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH

DI P. JAWA dan BALI

(12)

11

Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Sumatera bulan Maret 2017 selama 4 periode 8-harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017.

Lahan sawah di P. Sumatera selama bulan Maret 2017 didominasi oleh lahan sawah dengan kelas TKV-bera dan TKV- sangat rendah. Lahan sawah dengan kelas TKV-bera mendominasi di Prov. Aceh yaitu Kab. Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Barat Daya. Di Prov. Sumatera Utara yaitu di Kab. Labuhanbatu, Serdang Begadai dan Asahan. Sedangkan pada Prov. Sumatera Barat yaitu di Kab. Padang Pariaman, Limapuluhkoto, dan Dhamasraya. Sementara di Prov. Riauyaitu terdapat di Kab. Rokan Hilir, Indragiri Hilir dan Kuantan Singingi. Prov. Jambi yaitu di Kab. Muarojambi, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Sedangkan di Prov. Bengkulu yaitu di Kab. Bengkulu Utara, Rejanglebong, dan Muko - muko. TKV bera juga mendominasi di Prov. Sumatera Selatan yaitu terdapat di Kab. Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Ulu Timur. Prov. Lampung yaitu di Kab. Lampung Tengah, Tulang Timur dan Lampung Selatan. Sedangkan Prov. Bangka-Belitung yaitu di Kab. Bangka Selatan, Bangka dan Belitung Timur.

TKV sedang juga mendominasi di Prov. Aceh yaitu di Kab. Pidie, Aceh Utara dan Aceh Barat Daya. Prov. Sumatera Utara yaitu di Kab. Tapanuli Selatan, Simalungun dan Langkat. Sedangkan pada Prov. Sumatera Barat didominasi oleh TKV rendah yaitu di Kab. Agam, Limapuluhkoto, dan Pesisir Barat. Sementara di Prov. Riau yaitu terdapatdi Kab. Rokan Hilir, Indragiri Hilir dan Kuantan Singin. Prov. Jambi yaitu di Kab. Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat dan Kerinci. Sedangkan TKV Sedang di Prov. Bengkulu terdapat di Kab. Bengkulu Utara, Seluma dan Lebong. Sementara itu TKV rendah jugaterdapat di Prov. SumateraSelatan yaitu terdapat di Kab. Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Ulu Timur. Prov.Lampung yaitu di Kab. Tulangbawang, Lampung Timur dan Lampung Tengah.

8. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH

DI P. SUMATERA

(13)

Pemantauan Fase Tanaman Padi di P. Sumatera bulan Maret 2017 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017.

Lahan sawah di P. Sumatera selama bulan Maret 2017 didominasi oleh lahan sawah dengan fase vegetatif-1 dan vegetatif-2. Lahan sawah dengan fase vegetatif-1 mendominasi lahan sawah di Provinsi Aceh yaitu di Kabupaten Pidie, Aceh Barat Daya dan Aceh Utara. Provinsi Sumatera Utara yaitu Kabupaten Serdang Begadai, Simalungun dan Labuhan Batu. Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten Pasaman Barat, Pesisir Selatan dan Limapuluhkoto. Provinsi Riau yaitu di Kabupaten Rokan Hilir, Indragili Hili, dan Kuantan Singingi. Kemudian Provinsi Jambi yaitu di Kabupaten Kerinci, Tanjungjabung Timur dan Muarojambi. Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Seluma, Lebong dan Bengkulu Utara. Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Ulu Timur. Provinsi Lampung yaitu di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan dan Lampung Timur. Provinsi Bangka yaitu Kabupaten Bangka Selatan, Belitung Timur dan Bangka.

Sedangkan lahan sawah dengan fase vegetatif-2 mendominasi lahan sawah di Provinsi Aceh yaitu di Kabupaten Pidie, Aceh Utara dan Aceh Tenggara. Provinsi Sumatera Utara yaitu Kabupaten Simalungun, Langkat, dan Tapanuli Selatan. Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten Pesisir Selatan, Pasaman Barat dan Limapuluhkoto. Provinsi Riau yaitu di Kabupaten Rokan Hilir, Bengkalis dan Indragili Hilir. Kemudian Provinsi Jambi yaitu di Kabupaten Kerinci, Tanjungjabung Barat dan Tanjungjabung Timur. Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, dan Seluma. Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Ulu Timur. Provinsi Lampung yaitu di Kabupaten Lampung Tengah, Tulangbawang dan Lampung Selatan. Provinsi Bangka yaitu Kabupaten Bangka Selatan, Belitung Timur dan Bangka.

9. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI LAHAN SAWAH

DI P. SUMATERA

(14)

13

Pemantauan Potensi Bajir/Kering Lahan Sawah di P. Sumatera bulan Maret 2017 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017.

10. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH

DI P. SUMATERA

Selama bulan Maret 2017, sebagian lahan sawah di P. Sumatera berpotensi mengalami banjir.

Lahan sawah yang berpotensi banjir ringan/sedang terdapat di Provinsi Aceh yaitu di Kab. Aceh Tenggara, Aceh Barat dan Simeulue, di Provinsi Sumatera Utara yaitu terdapat di Kab. Nias, Mandailing Natal dan Tapanuli Tengah. Sedangkan Provinsi Sumatera Barat yaitu di Kabupaten Limapuluhkoto, Solok Selatan, dan Solok, di Provinsi Riau kondisi banjir ringan / sedang untuk lahan sawah terdapat di Kab. Indragiri Hilir, Indragiri Hulu dan Kuantan Singin. Lahan sawah di Provinsi Jambi yaitu di Kabupaten Kerinci, Merangin, dan Bungo. Sedangkan di Provinsi Bengkulu terdapat di Kabupaten Rejanglebong, Lebong, dan Kepahiang. Sementara itu kondisi banjir ringan/sedang lahan sawah di Provinsi Sumatera Selatan terdapat di Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Utu Timur. Sedangkan di Provinsi Lampung yaitu di Kabupaten Lampung Tengah, Tulang Bawang dan Lampung Utara. Provinsi Bangka Belitung tidak mengalami kondisi banjir ringan/sedang.

Sedangkan lahan sawah dengan kondisi tingkat rawan banjir berat/puso untuk lahan sawah di Pulau Sumatera pada Provinsi Sumatera Utara yaitu terdapat di Kabupaten Nias. Provinsi Sumatera Barat untuk tingkat rawan banjir Berat / puso hanya terdapat di Kabupaten Solok Selatan. Sedangkan di Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Lahat, dan Ogan Komering Ulu Selatan. Di Provinsi Lampung Tengah, Lampung Timur dan Lampung Selatan.

(15)

Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Sulawesi bulan Maret 2017 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017.

Lahan sawah di P. Sulawesi bulan Maret 2017 didominasi lahan sawah dalam kelas rendah dan TKV-sedang. Lahan sawah dengan kelas TKV-rendah mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu di Kota Tomohon, Kabupaten Bolaangmongondow dan Kabupaten Minahasa. Provinsi Gorontalo terdapat di Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo dan Kota Gorontalo. Provinsi Sulawesi Tengah di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Banggai Kepulauan. Provinsi Sulawesi Barat di Kabupaten Mamasa, Mamuju dan Majene. Provinsi Sulawesi Selatan terdapat di Kota Pare-pare, Kota Palopo dan Kabupaten Luwu Timur. Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat di Kabupaten Kolaka Utara, Bombana dan Konawe Selatan.

Sedangkan lahan sawah dengan TKV-sedang mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara di Kabupaten Minahasa, Kota Tomohon dan Kabupaten Bolaangmongondow. Provinsi Gorontalo yaitu terdapat di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Gorontalo. Provinsi Sulawesi Tengah di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Banggai Kepulauan. Provinsi Sulawesi Barat terdapat di Kabupaten Mamasa, Mamuju dan Mamuju Utara. Provinsi Sulawesi Selatan terdapat di KotaPalopo, Kota Pare-pare dan KabupatenJeneponto. Provinsi Sulawesi Tenggara di Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Konawe Selatan dan Kota Kendari.

11. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH

DI P. SULAWESI

(16)

15

Pemantauan Fase Tanaman Padi lahan sawah di P. Sulawesi bulan Maret 2017 selama 4 periode 8-harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017.

Selama bulan Maret 2017, lahan sawah di P. Sulawesi didominasi oleh lahan sawah dengan fase Vegetatif-2 dan Generatif-1.

Lahan sawah dengan fase tanaman padi sawah Vegetatif-2 mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu di Kabupaten Bolaangmongondow, Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa. Provinsi Gorontalo di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara. Provinsi Sulawesi Tengah di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Banggai Kepulauan. Provinsi Sulawesi Barat di Kabupaten Mamasa, Mamuju dan Majene. Provinsi Sulawesi Selatan di Kota Palopo, Kota Pare-pare dan Kabupaten Luwu Timur. Provinsi Sulawesi Tenggara di Kabupaten Kolaka Utara, Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan.

Sementa raitu, lahan sawah dengan fase tanaman padi sawah generatif -1 mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara di Kota Tomohon, Kabupaten Bolaangmongondow dan Kabupaten Minahasa. Provinsi Gorontalo di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo. Provinsi Sulawesi Tengah di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Banggai Kepulauan. Provinsi Sulawesi Barat di Kabupaten Mamasa, Mamuju, dan Majene. Provinsi Sulawesi Selatan di Kota Palopo, Kota Pare-pare dan Kabupaten Jeneponto. Provinsi Sulawesi Tenggara di Kabupaten Kolaka Utara, Konawe Selatan dan Bombana.

12. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI LAHAN SAWAH

DI P. SULAWESI

(17)

Pemantauan Potensi Banjir/Kering lahan sawah di P. Sulawesi bulan Maret 2017 selama 4 periode 8-harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017.

Masih agak tingginya intensitas curah hujan pada Bulan Maret 2017 berakibat beberapa lahan sawah di P. Sulawesi berpotensi mengalami rawan banjir.

Lahan sawah yang berpotensi banjir ringan/sedang di Provinsi Sulawesi Utara terdapat di Kota Manado, Kabupaten Bolaangmongondow dan Kepulauan Sangihe, di Provinsi Gorontalo terdapat di Kabupaten Gorontalo, Boalemo dan Bonebolango. Sedangkan di Provinsi Sulawesi Tengah di Kabupaten Sigi dan Banggai Kepulauan. Provinsi Sulawesi Selatan di Kabupaten Luwu Timur, Kota Pare-pare dan Kabupaten Sidenrengrappang. Sedangkan Provinsi Sulawesi Tenggara di Kabupaten Kolaka Utara dan Kota Bau-bau.

Lahan sawah yang berpotensi banjir berat/puso terdapat di Provinsi Sulawesi Utara terdapat di Kabupaten Kepulauan Sanggih dan Kota Manado. Provinsi Gorontalo terdapat di Kabupaten Boalemo. Provinsi Sulawesi Tengah terdapat di Kabupaten Sigi dan Banggai Kepulauan. Provinsi Sulawesi Selatan, terdapat di Kabupaten Luwu Timur, Sidenrengrappang dan Bulukumba.

13. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH

DI P. SULAWESI

(18)

17

Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di NTB dan NTT bulan Maret 2017

selama 4 periode 8 harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017.

Lahan sawah di NTB dan NTT bulan Maret 2017 didominasi oleh lahan sawah dengan kelas TKV- sedang dan TKV-tinggi.

Lahan sawah dengan dominan kelas TKV-sedang di Provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat di Kabupaten Lombok Barat, Sumbawa Barat, dan Sumbawa. Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat di Kabupaten Sumba Timur , Sumba Tengah, dan Nagakeo.

Sedangkan lahan sawah dengan kelas TKV-tinggi mendominasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat di Kabupaten Sumbawa, Lombok barat, dan Sumbawa Barat. Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat di Kabupaten Sumba Timur , Sumba Tengah, dan Alor.

14. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH

DI NUSA TENGGARA BARAT DAN NUSA TENGGARA TIMUR

(19)

Pemantauan Fase Tabanan Padi lahan sawah di NTB dan NTT bulan Maret 2017 selama 4 periode 8- harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017.

Fase tanaman padi di lahan sawah bulan Maret 2017 di Provinsi NTB dan NTT didominasi oleh tanaman padi dengan fase vegetatif-2 dan generatif-2.

Tanaman padi dengan fase Vegetatif-2 mendominasi Provinsi Nusa Tenggara Barat di Kabupaten Sumbawa Barat, Lombok Barat, dan Sumbawa. Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah, dan Nagakeo.

Sedangkan tanaman padi dengan fase generatif-2 mendominasi Provinsi Nusa Tenggara Barat di Kabupaten Sumbawa Barat, Lombok Barat, dan Sumbawa. Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kabupaten Sumba Timur, Sumbawa Tengah, dan Nagakeo.

15. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI LAHAN SAWAH

DI NUSA TENGGARA BARAT DAN NUSA TENGGARA TIMUR

(20)

19

Pemantauan Potensi Banjir/Kering di lahan sawah di NTB dan NTT bulan Maret 2017 selama 4 periode 8-harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017.

Intensitas curah hujan yang rendah di bulan Maret 2017 mempengaruhi kondisi lahan sawah di Provinsi NTB dan NTT, yang menyebabkan lahan sawah di Provinsi Nusa Tenggara Barat berpotensi mengalami rawan kering ringan/sedang sedangkan untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur berpotensi mengalami rawan banjir ringan/sedang.

Lahan sawah yang berpotensi mengalami Kering ringan/sedang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat di Kabupaten Sumbawa Barat, kota mataram, dan Lombok Barat. Sedangkan lahan sawah yang berpotensi mengalami banjir ringan/sedang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu di Kabupaten Alor, Lembata, dan Kota Kupang.

16. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH

DI NUSA TENGGARA BARAT DAN NUSA TENGGARA TIMUR

(21)

17. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH

DI P. KALIMANTAN

Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Kalimantan bulan Maret 2017 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017.

Kondisi lahan sawah di P. Kalimantan bulan Maret 2017 didominasi oleh lahan sawah dengan kelas kehijauan TKV-rendah dan TKV-sedang.

Lahan sawah dengan kelas TKV-rendah mendominasi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu di Kabupaten Sintang, Kota Pontianak, dan Sambas. Provinsi Kalimantan Selatan di Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Hulu Sungai Tengah. Provinsi Kalimantan Tengah di Kabupaten Lamandau, Kotawaringin Timur, dan Pulangpisau. Provinsi Kalimantan Timur di Kabupaten Mahakam Ulu, Kutai Barat dan Kota Bontang. Provinsi Kalimantan Utara yaitu di Kabupaten Malinau dan Berau.

Untuk lahan sawah dengan kelas TKV-sedang terpantau mendominasi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu di Kabupaten Sambas, Sintang, dan Kota Pontianak. Provinsi Kalimantan Selatan di Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Tanah Laut. Provinsi Kalimantan Tengah di Kabupaten Lamandau, Kotawaringin Timur, dan Barito Utara. Provinsi Kalimantan Timur di Kabupaten Mahakam Ulu, Kutai Barat, dan Penajam Paser Utara.

(22)

21

18. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI LAHAN SAWAH

DI P. KALIMANTAN

Kondisi fase tanaman padi lahan sawah di P. Kalimantan bulan Maret 2017 terpantau didominasi oleh lahan sawah dengan fase vegetatif-1 dan generatif-2.

Tanaman padi lahan sawah dengan fase vegetatif-1 terpantau dominan di Provinsi Kalimantan Barat yaitu di Kabupaten Sintang, Kota Pontianak dan Sambas. Provinsi Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, dan Hulu Sungai Tengah. Provinsi Kalimantan Tengah Kabupaten Lamandau, Kotawaringin Timur, dan Barito Timur. Provinsi Kalimantan Timur yaituKabupaten Kutai Barat, Penajam Paser Utara, dan Mahakam Ulu. Provinsi Kalimantan Utara Malinau, Berau dan Tarakan.

Sedangkan tanaman padi dengan fase generatif-2 mendominasi Provinsi Kalimantan Barat yaitu di Kabupaten Sintang, Kota Pontianak dan Sambas. Provinsi Kalimantan Selatan di Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, dan Hulu Sungai Tengah. Provinsi Kalimantan Tengah di Kabupaten Lamandau, Kotawaringin Timur, dan Barito Utara. Provinsi Kalimantan Timur di Kabupaten Kutai Barat, Mahakam Ulu, dan Penajam Paser Utara. Provinsi Kalimantan Utara di Malinau dan Berau.

Pemantauan Fase Tanaman Padi lahan sawah di P. Kalimantan bulan Maret 2017 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017.

(23)

19. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH

DI NUSA TENGGARA BARAT DAN NUSA TENGGARA TIMUR

Pemantauan Potensi Banjir/Kering lahan sawah di P. Kalimantan bulan Maret 2017 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 26 Februari – 05 Maret 2017, 06-13 Maret 2017, 14–21 Maret 2017, 22–29 Maret 2017.

Intensitas curah hujan di P. Kalimantan bulan Maret 2017 menyebabkan lahan sawah di P. Kalimarnatan berpotensi mengalami banjir, dengan kelas rawan banjir ringan/sedang.

Lahan sawah yang berpotensi mengalami banjir ringan/sedang mendominasi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu di Kabupaten Sintang, Melawi, dan Kubu Raya. Provinsi Kalimantan Selatan di Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, dan Paser. Provinsi Kalimantan Tengah di Kabupaten Lamandau, Pulangpisau, dan Katingan. Provinsi Kalimantan Timur di Kabupaten Kutai Barat, Mahakam Ulu, dan Penajam Paser Utara. Provinsi Kalimantan Utara di Malinau dan Berau.

(24)

23

Informasi ZPPI (Zona Potensi Penangkapan Ikan) selengkapnya dapat dilihat pada:

http://pusfatja.lapan.go.id/zppi.php

Berdasarkan analisis data suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil permukaan dari satelit NOAA-AVHRR dan Terra/Aqua MODIS, pada bulan Maret 2017 dihasilkan informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) yaitu project area PA01, PA02, PA03, PA05, PA06, PA07, PA10, PA11, PA12, PA13, PA14, PA15, PA16, PA19, PA20, PA21, PA22 dan PA24 sebanyak 100 buah. Jumlah lembar informasi ZPPI harian tiap projek area yang dihasilkan pada bulan Maret 2017 dan daerah-daerah tujuan pengiriman ditampilkan pada Tabel 17.1.

Tabel 17.1. Jumlah Lembar Informasi ZPPI dan daerah tujuan

20. PEMANTAUAN ZPPI (ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN)

IKAN)

(25)

Gambar 17.1. Projek Area ZPPI

Projek Area

PA01, PA02, PA03, PA10, PA11 dan PA19

Projek Area PA07, PA15, PA16 dan PA24 Projek Area

Gambar

Gambar 2.1: Potensi Banjir di P. Jawa   Minggu I (01-05 Maret 2017)
Gambar 4.1: Sebaran titik panas di Indonesia Maret 2017  Tabel 4.1: Jumlah titik panas per-provinsi di Indonesia Maret 2017
Tabel 17.1. Jumlah Lembar Informasi ZPPI dan daerah  tujuan
Gambar 17.1. Projek Area ZPPI

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan menghasilkan pertumbuhan rata-rata panjang batang lebih pendek dari perlakuan tanpa pemangkasan, sebaliknya

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pariwisata adalah suatu tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan

Dalam perencanaan IPAL komunal di Perumahan Grand Ville Taba Lestari, kebutuhan biaya yang di perlukan dapat dilihat pada Tabel 8. Pada Perumahan Grand Ville Taba

Khusus untuk periode Juli 2020, uji khusus untuk retaker kategori 1 dilaksanakan oleh Komite Nasional (penetapan Nilai Batas Lulus oleh Organisasi Profesi dan Asosiasi..

Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di

1 dalyje nustatyta tvarka, kai prašymą atnaujinti procesą pateikia prokuroras, esantis šalimi (LR CPK 49 str., 365 str. Antruoju atveju įstatymų leidėjas įtvirtina nuostatą,

baik. 4) Perhatikan dengan baik ketika dosen memberi penjelasan mengenai plagiat dan konsekuensinya sehingga dapat diketahui definisi plagiat beserta rinciannya. 5) Ikuti

Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa uji kelompok kecil, uji kelompok besar dan uji ahli menyatakan bahwa produk “papan berpeluang” menarik dan layak