• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA IV - 103

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA IV - 103"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN RENSTRA 2016-2021 IV - 103

08

Fall

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN,

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENSTRA

08

Fall

D I N A S P E R T A N I A N

(2)

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENSTRA 2016-2021 IV - 104

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN,

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Dinas Pertanian sesuai dengan fungsinya yaitu pembangunan pertanian di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup yang dilaksanakan dan diarahkan untuk mengoptimalkan segenap potensi yang ada. Proses pembangunan tersebut tidak terlepas dari vis i dan misi yang sudah ditetapkan oleh Bupati dan Wakil Bupati terpilih, adapun visi dan misinya ialah sebagai berikut :

4.1. Visi dan Misi

Visi yang ditetapkan merupakan cita-cita yang ingin dicapai selama 5 tahun kedepan oleh Bupati dan Wakil Bupati terpilih:

“Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”.

Adapun misi-misi yang dibuat sebagai turunan dari visi yang ada ialah sebagai berikut:

1. Misi Pertama : Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan

2. Misi Kedua : Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan

3. Misi Ketiga : Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang terpadu tata ruang wilayah dengan memperhatikan aspek kebencanaan

4. Misi Keempat : Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat 5. Misi Kelima : Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang

memiliki keunggulan kompetitif

6. Misi Keenam : Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup 7. Misi Ketujuh : Meningkatkan Kemandirian Desa

8. Misi Kedelapan : Meningkatkan reformasi birokrasi

9. Misi Kesembilan : Meningkatkan Kemanan dan Ketertiban Wilayah

Dimana Misi yang sejalan dan harus didukung oleh Dinas Pertanian sesuai dengan kewenangan dan TUPOKSI-nya ialah misi nomor 5 yaitu

(3)

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENSTRA 2016-2021 IV - 105

“Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif”.

4.2. Tujuan dan Sasaran

Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi ke-5 yang telah ditetapkan tersebut di atas sebagai acuan pembangunan pertanian yaitu “Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif”, diperlukan adanya kerangka yang jelas, menyangkut tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan dan sasaran yang akan dijalankan, akan memberikan arah bagi pelaksanaan setiap kegiatan baik urusan peningkatan SDM aparatur dan SDM pelaku usaha pertanian maupun urusan pilihan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pertanian. Tujuan dan sasaran pada pelaksanaan misi ke-5, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Misi, Tujuan dan Sasaran Dinas Pertanian Tahun 2016–2021

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Meningkatkan daya saing perekonomian Kabupaten Bandung sebagai upaya optimalisasi kontribusi sektor ekonomi terhadap pembangunan daerah 1. Tercapainya Kondisi Ketahanan Pangan

Persentase ketersediaan pangan utama (Skor PPH ketersediaan) 2. Meningkatnya daya

saing komoditas pertanian

Jumlah komoditas pertanian yang memiliki daya saing berskala nasional (jenis)

3. Meningkatkan

Kesejahteraan Petani Jumlah kelompok tani yang berpredikat utama

Hasil Reviu Internal Tujuan dan Sasaran Dinas Pertanian

Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Sebagaimana hasil evaluasi terhadap IKU yang telah tersusun oleh Perangkat Daerah, Sekretariat Daerah memfasilitasi Perangkat Daerah melalui Reviu internal terhadap kinerja dan indikator kinerja sebagai upaya perbaikan penetapan kinerja

(4)

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENSTRA 2016-2021 IV - 106

Perangkat Daerah (Renstra), agar dapat sejalan dengan tujuan dan sasaran RPJMD.

Hasil reviu internal terdapat beberapa perubahan terhadap sasaran dan IKU Dinas Pertanian yang telah ditetapkan. Perubahan IKU Dinas Pertanian Kabupaten Bandung sebagai berikut:

Tabel 4.2 Tujuan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 sebelum dan setelah Review

Tujuan Sebelum Tujuan Setelah Review

Meningkatkan daya saing perekonomian Kabupaten Bandung sebagai upaya optimalisasi kontribusi sektor ekonomi terhadap pembangunan daerah

Meningkatnya ketersediaan pangan, promosi dan mutu produk sebagai upaya peningkatan pendapatan petani Meningkatnya Kapasitas dan kapabilitas ASN Internal Dinas

Tabel 4.3 Sasaran Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 sebelum dan setelah Review

Sasaran Sebelum Sasaran Setelah Review

Tercapainya Kondisi Ketahanan Pangan

Meningkatnya produksi pangan

Meningkatnya daya saing komoditas pertanian

Meningkatnya promosi dan mutu hasil produksi pertanian

Meningkatnya kesejahteraan petani

Meningkatnya Penyuluhan Pertanian

- Meningkatnya tata kelola

pemerintahan

Tabel 4.4 Indikator Kinerja Sasaran Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 sebelum dan setelah Review

Indikator Sebelum Indikator Setelah Review

Persentase ketersediaan pangan utama

Jumlah produksi pertanian Jumlah populasi ternak Jumlah komoditas pertanian yang

memiliki daya saing berskala nasional

Persentase peningkatan pasca panen produk unggulan pertanian

Jumlah Kelompok Tani Kelas Utama

Persentase kelompok tani terbina

- Nilai AKIP

- Persentase asset dalam kondisi

(5)

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Tabel. Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian Kabupaten Bandung setelah Review InternaI

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Penjelasan/Alasan/ Formulasi Perhitungan

1 Meningkatnya produksi pangan

1. Jumlah produksi pertanian (ton) Menjumlahkan produksi komoditi tanaman pangan, hortikultura dan

perkebunan. a) Jumlah Produksi komoditiTanaman

Pangan (Ton)

Menjumlahkan produksi padi, Jagung, Ubikayu dari tiap kecamatan b) Jumlah Produksi Hortikultura

Unggulan (Ton)

Menjumlahkan produksi bawang merah, cabe, Kubis, Kentang, Tomat, Jeruk, Alpukat, Strawberry, jambu air dan jambu biji bulanan dari tiap kecamatan c) Jumlah Produksi komoditi

perkebunan (Ton)

Menjumlahkan produksi kopi, cengkeh dan tembakau dari tiap kecamatan

2. Jumlah populasi ternak (ekor) Menjumlahkan populasi ternak ruminansia besar, ruminansia kecil dan unggas

tiap kecamatan a) Jumlah Populasi Ternak Ruminansia

Besar (Ekor)

Menjumlahkan populasi ternak sapi perah dan sapi potong tiap kecamatan b) Jumlah Populasi Ternak Ruminansia

Kecil (Ekor)

Menjumlahkan populasi ternak domba dan kambing tiap kecamatan c) Jumlah Populasi Ternak Unggas

(Ekor)

Menjumlahkan populasi ternak ayam ras pedaging, Ayam buras, Ayam ras petelur dan itik tiap kecamatan

2 Meningkatnya promosi dan mutu hasil produksi

pertanian

Persentase peningkatan pasca panen

produk unggulan pertanian (%) Jumlah Kelompok terbina dlm penerapan teknologi pasca panen x 100% Jumlah total kelompok pertanian

3 Meningkatnya Penyuluhan Pertanian

Persentase kelompok tani terbina (%)

Jumlah kelompok terbina penyuluhan x 100% Total kelompok pertanian kabupaten

(6)

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.3 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Pertanian

4.3.1 Strategi Pembangunan Pertanian

Berdasarkan strategic foresight dan identifikasi kesenjangan sektor pertanian di Kabupaten Bandung, proses pembangunan pertanian dapat dibagi menjadi tiga jangka waktu dalam tiga dimensi pembangunan; yaitu dimensi produk, pasar dan institusional. Secara umum, pengembangan subsektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan diarahkan pada terciptanya komoditas dan produk yang memiliki standar global. Pencapaian standar tersebut ditujukan untuk memperbesar peluang pasar produk tersebut; meskipun mungkin pada faktanya produk tersebut belum dapat menembus pasar global tetapi barriers to entry terhadap pasar internasional telah dapat dieliminasi. Pencapaian standar tersebut dapat dicapai dengan mengikuti pola produksi komoditas dan proses pembentukan produk yang juga terstandarisasi internasional; beberapa diantaranya adalah good agricultural practices dan good manufacturing practices yang telah diratifikasi pada tingkat internasional. Selain itu, khusus untuk beberapa komoditas utama seperti beras dan daging diarahkan dalam upaya pencapaian food security mengingat semakin tingginya permintaan dan semakin terbatasnya sumber penyediaan akan produk tersebut.

Dalam jangka pendek, strategi-strategi yang disusun untuk setiap dimensi bersifat penentuan dan identifikasi komponen pengembangan untuk masing-masing subsektor. Strategi identifikasi sangat dibutuhkan sebagai dasar untuk strategi berikutnya; atau untuk perubahan (dan migrasi) strategi pada jangka waktu berikutnya. Pada subsektor tanaman pangan, penentuan komoditas pertanian yang akan menjadi fokus pengembangan dan pemetaan pelaku usaha dalam komoditas tersebut (beserta stakeholders-nya) dirasakan sangat relevan sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Selain dari komoditas, wilayah dimana komoditas tersebut dapat dikembangkan juga menjadi dasar dari pengembangan komoditas. Sebagai justifikasi, pengembangan suatu komoditas memerlukan keterkaitan antara aspek spasial dengan jaringan usahatani komoditas tersebut. Keunggulan komoditas dapat dicapai dengan memanfaatkan dampak tumpahan (spillover effect) yang cenderung terjadi pada wilayah-wilayah sentra produksi pertanian yang berkelompok membentuk cluster.

Strategi identifikasi tersebut selanjutnya dilengkapi dengan upaya-upaya mengembangkan pola produksi yang konvergen pada konsep good

(7)

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENSTRA 2016-2021 IV - 104

agricultural practices (GAP). GAP harus dijadikan dasar pada proses pembangunan pertanian karena konsep ini memuat pola produksi yang bersifat holistik dan dapat diterapkan secara spesifik pada setiap jenis sistem agroekologis. Pengadopsian konsep ini dapat dilakukan setelah wilayah dan komoditas utama telah teridentifikasi. Selanjutnya diperlukan proses penerjemahan prinsip-prinsip GAP tersebut sesuai dengan karakteristik wilayah dan komoditas yang bersangkutan.

Strategi jangka pendek juga akan diwarnai dengan upaya-upaya mengembangkan mekanisme supply chain (SCM) pada setiap komoditas. SCM merujuk pada kegiatan manajerial (koordinasi) antar pelaku dan lembaga yang terlibat dalam sektor pertanian (produksi, distribusi dan pemasaran) dengan tujuan mengahasilkan produk yang diminta oleh konsumen. Yang menjadi penekanan pada mekanisme ini adalah proses kolaborasi perencanaan dan keterkaitan antar pelaku usahatani tersebut. Strategi ini sangat relevan dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung yang berfungsi sebagai fasilitator pembangunan pertanian.

Di dalam dimensi pasar, competitive intelligence (CI) menjadi kunci dari strategi-strategi jangka pendek. Strategi CI mencakup proses-proses yang berkaitan dengan mengumpulkan, menganalis, dan mengaplikasikan informasi yang diperoleh berkaitan dengan komoditas dan produk. Dalam operasionalisasinya, CI dapat dilakukan dengan membentuk jaringan formal dengan stakeholders yang terlibat dalam sektor pertanian. Dalam konteks ini, CI lebih ditekankan kepada penggalian informasi mengenai pasar komoditas dan produk pertanian. Pada gilirannya, informasi-informasi yang diperoleh akan diterjemahkan sebagai input dalam melakukan penyesuaian rencana strategis ketika pasar pertanian mengalami dinamika. Informasi-informasi yang dibutuhkan oleh Kabupaten Bandung terntunya berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan sektor pertanian serta peluang-peluang yang dapat dieksploitasi. Kerangka keterkaitan strategi dan migrasi stretegi disajikan pada Gambar 10.

Sebagai hasil dari jangka pendek, terdapat beberapa komponen dasar strategi yang harus diterapkan. Pada jangka menengah diharapkan telah terciptanya arah menuju pola produksi komoditas dan pasar yang bersifat kontrak (contract based). Sebagai justifikasi, pasar yang bersifat kontrak akan memberikan peluang yang lebih besar terhadap usahatani berskala kecil untuk dapat berpartisipasi dalam pasar. Meskipun begitu, pola ini memerlukan jaringan usaha yang relatif telah terbangun; dimana usaha-usaha untuk membangun jaringan tersebut telah diinisiasi pada strategi jangka pendek. Selanjutnya, lingkungan yang dapat mendorong usahatani

(8)

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENSTRA 2016-2021 IV - 105

kecil untuk dapat memenuhi standar dalam pola kontrak harus dikembangkan

(9)

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENSTRA 2016-2021 IV - 106

Gambar 4.1 Kerangka Migrasi Strategi Pembangunan Sektor Pertanian Kab. Bandung

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

PA SA R KE LE M BA GA AN PR OD UK

5 Penerapan Integral Chain Care selanjutnya (penekanan pada good manufacturing

practices, HACCP dan sistim traceability).

6 Adopsi teknologi yang tersedia untuk pengembangan komoditas menjadi produk derivatif;.

1 Pemetaan komoditas aktual dan potensi. 2 Penentuan fokus pengembangan komoditas.

3 Inventarisasi dan inisisasi pemanfaatan teknologi yang tersedia pada tingkat nasional dan internasional. 4 Penyesuaian dan penerapan standar komoditas dan

terdiferensiasi. Sosialisasi dan inisiasi penerapan Integral

Chain Care tahap awal (penekanan pada sektor budidaya; good agricultural practices, good pesticide practices).

6 Penetrasi pasar nasional untuk komoditas terfokus beserta produk dan produk derivatifnya. Pemanfaatan peluang pasar global (extenderization).

12 Pemanfaatan kekuatan kolaborasi dan SCNM untuk menciptakan co-innovation pada produk. Pengembangan sistem inovasi agribisnis.

13 Proses regenerasi dan suksesi pada generasi muda

agripreneur.

7 Pengembangan industri pertanian di sektor hilir. 7 Pemetaan cluster komoditas dan produk.

8 Pengembangan sistem informasi cluster. 9 Pengarahan dan pemanfaatan dana corporate

social responsibility untuk pembentukan cluster.

10 Menciptakan iklim kondusif untuk merangsang pembentukan aliansi strategis antar pelaku usaha dan stakeholders. Pengembangan

biopartnership pada industri agrofarmaka.

11 Pengembangan collaborative decision making. 4 Transformasi perilaku pasar yang informal

(open negotiation based) menjadi formal (contract based).

5 Penetrasi pasar (penekanan pada niche

market dan pasar industri). 1 Competitive intelligent. Pemetaan karakteristik dan

perilaku pasar.

2 Inventarisasi kendala barriers to entry pada pasar. 3 Pengembangan promosi generik. Inisiasi penetrasi pasar

(penekanan pada pasar ritel moderen).

1 Inisiasi untuk mentransformasi kelembagaan petani berbasis produksi menjadi berbasis pasar (nilai). 2 Pengembangan aglomerasi di sektor pertanian. 3 Pemetaan dan identifikasi keterkaitan di antara jaringan

pelaku usaha dan stakeholders di sektor pertanian. 4 Menginisiasi pembentukan forum pada (3.) dan

merancang proses kolaborasi di dalam rantai pasokan. 5 Pemetaan industri penunjang komoditas dan produk. 6 Inisiasi pembentukan klaster agribisnis pangan dan

perkebunan. Pengembangan supply chain and network

(10)

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENSTRA 2016-2021 IV - 107

Salah satu prasyarat bagi terciptanya pasar kontrak adalah adanya standarisasi komoditas atau produk pertanian. Pada jangka pendek, upaya-upaya standarisasi telah diinisiasi salah satunya melalui strategi adopsi konsep GAP; dan pada jangka menengah dikembangkan lebih lanjut dengan mengadopsi konsep traceability. Konsep ini merujuk pada kelengkapan informasi pada setiap tahap produksi komoditas pertanian. Konsep ini sangat perlu diadopsi mengingat bahwa preferensi konsumen telah berubah ke arah makanan yang aman dan sehat; dimana perhatian konsumen terhadap proses produksi akan semakin besar pada masa mendatang. Isu-isu mengenai penggunaan komoditas pertanian transgenik dan bahan kimia akan memperbesar tekanan konsumen terhadap produsen. Sejalan dengan konsep traceability, secara paralel konsep HACCP (hazard analysis and critical control points)harus dapat diterapkan. HACCP merupakan suatu pendekatan yang sistematik terhadap keamanan pangan yang dilakukan pada setiap tahap produksi pangan tersebut. Pendekatan ini dianggap sangat perlu mengingat bahwa selama ini inspeksi pangan lebih sering dilakukan pada tahap akhir produksi.

Pada sisi kelembagaan, pembangunan jangka menengah harus diwarnai dengan pengembangan kolaborasi pengambilan keputusan usaha (collaborative decision making) diantara pelaku pada sektor pertanian untuk menjamin efektivitias dari serangkaian strategi-strategi yang telah dilakukan sebelumnya. Pengambilan keputusan usahatani secara kolaboratif merupakan strategi lanjutan dari strategi SCM; dimana kolaborasi menunjukkan bentuk hubungan antar pelaku dan lembaga dalam sektor pertanian yang bersifat partnership.

Dalam jangka panjang merupakan pengembangan dari strategi-strategi yang telah disusun pada jangka pendek dan jangka menengah. Dalam jangka menengah, strategi-strategi akan mengalami perubahan (penyesuaian) terhadap tujuan yang akan dicapai pada jangka panjang. Paradigma baru dalam pembangunan pertanian menyaratkan keseluruhan dimensi mendapatkan proporsi pengembangan yang seimbang. Pembangunan pertanian di dalam dimensi kelembagaan melalui aktivitas-aktivitas yang bersifat co-innovation, collaborative decision making dan beragam skema yang mengambil bentuk biopartnerships diharapkan akan menjamin tercapainya target pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Adapun penggambaran akan Peluang, Ancaman, Kekuatan dan kelamahan pada proses pembangunan pertanian di Kabupaten Bandung ialah seperti tersaji pada tabel dibawah ini:

(11)

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN RENSTRA 2016-2021 IV - 108 EKSTERNAL INTERNAL OPPORTUNITIES THREATS - Perkembangan ekonomi Kota Bandung

yang semakin pesat turut memengaruhi perekonomian Kabupaten Bandung khususnya yang berbatasan langsung - Tingginya kunjungan wisatawan ke area

agrowisata dari luar Kabupaten Bandung tinggi

- Permintaan produk pertanian dari daerah lain tinggi

- Kebijakan MEA yang mendukung pasar ekspor

- Berkembangnya sarana promosi dan pemasaran produk pertanian

- Terdapat banyak investor yang telah menanamkan modalnya di sektor hulu dan hilir

- Tingginya ancaman penyakit pada komoditas pertanian - Kebijakan Perdagangan Bebas

dan ekspor import yang kadang tidak berpihak pada petani - Fluktuasi harga produk dan

sarana budidaya pertanian yang mengancam proses

pembangunan sektor pertanian - Tingginya inflasi dan fluktuasi

harga komponen usaha pertanian - Alih fungsi lahan mengancam

kelangsungan budidaya STRENGTH Strength – Opportunity Strategies: Strength – Threat Strategies: - Kabupaten Bandung merupakan sentra

penghasil produk pertanian yang didukung oleh struktur kewilayah yang baik

- Pada kondisi eksisting sudah terdapat koperasi petani, kelambagaan pertanian lainnya

- Berkembangnya agrowisata di kabupaten

1. Mengembangkan kawasan pertanian 2. Peningkatan kapasitas, kualitas dan

kelembagaan pada proses budidaya pertanian

3. Pengembangan sentra produksi pertanian dengan berbasis pada agribisnis dan agrowisata

4. Peningkatan sarana dan prasarana supply

1. Peningkatan pengendalian dan penanggulangan penyakit pada komoditas pertanian

2. Pengembangan produk pertanian dengan mutu pasar global

3. Mengembangkan ekonomi kreatif pertanian

(12)

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENSTRA 2016-2021 IV - 109

Bandung

- Meningkatnya sarana distribusi produk pertanian

- Lokasi wilayah Kabupaten Bandung yang cukup strategis sebagai pendukung wilayah bandung raya dan ibukota negara - Adanya komoditas pertanian yang

menjadi produk unggulan di Kabupaten Bandung

- Adanya Petugas penyuluhan pertanian pada tingkat Kecamatan

chain produk pertanian yang sesuai standar

5. Pengembangan diversifikasi usaha pertanian

6. Optimalisasi petugas penyuluh dilapangan sebagai upaya peningkatan produksi peternakan

pemasaran produk- produk pertanian 5. Pengembangan mutu produk dan

keamanan produk pertanian

WEAKNESS Weakness – Opportunity Strategies: Weakness – Threat Strategies: - Kualitas SDM lokal dibidang Pertanian

masih belum optimal

- Masih terbatasnya regulasi yang

mendukung akan keberlangsungan sektor pertanian (alih fungsi lahan)

- Proses budidaya dan manajemen pertanian pada sektor hulu sampi hilir yang masih bersifat tradisional

- Proses budidaya pada produk tertentu menjadi salah satu bahan pencemar lingkungan

-

1. Peningkatan keahlian sikap dan

pengetahuan pelaku pada sektor pertanian 2. Menyusun regulasi yang mengatur dan

melindungi keberlanjutan pembangunan sektor pertanian

3. Penerapan manajemen yang sesuai standar, modern dan berorientasi pasar pada sektor pertanian dari sektor hulu sampai hilir (traceability).

4. Peningkatan Penerapan teknologi dan manajemen budidaya pertanian yang ramah lingkungan

5. Peningkatan pemanfaatan pemasaran secara digital pada produk pertanian

1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pencegahan dan pengobatan penyakit

2. Menurunkan tingkat ketergantungan perekonomian terhadap industri pengolahan

3. Meningkatkan jaminan/kepastian mengenai harga dan kontinuitas pasokan produk pertanian

(13)

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENSTRA 2016-2021 IV - 110

4.3.2. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian

Sejalan dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Bandung terpilih dimana sebagaian turunan dari Visi Misi tersebut menjadi keawjiban Dinas Pertanian dalam upaya mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan. Pada sub bab ini akan dibahas kebijakan-kebijakan besar untuk mendukung strategi pembangunan sektor pertanian yang dikelompokkan sesuai dengan dimensi pembangunan yang telah dibuat sebelumnya.

Secara garis besar, strategi, kebijakan dan program yang disusun untuk meningkatkan kesejahteraan petani bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan, kemampuan, dan perlindungan terhadap petani. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan sasaran yang ditetapkan oleh bupati ialah (1) Penjaminan pada ketersediaan pangan utama. (2) Peningkatan Jumlah komoditas pertanian yang memiliki daya saing berskala nasional. (3) peningkatan kesejateraan petani

Matriks keterkaitan tujuan, sasaran strategi dan arah kebijakan dapat digambarkan sebagai berikut:

No Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

5 Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang Memiliki Keunggulan Kompetitif 5.1. Tercapainya Kondisi Ketahanan Pangan 1.1.1. Meningkatkan ketahanan pangan 1.1.1.1. Pemantapan dan kemandiria n pangan 5.2. Meningkatnya daya saing komoditas pertanian 1.2.1. Memperluas jangkauan pemasaran komoditas pertanian unggulan 1.2.1.1. Peningkatan pemasaran produk pertanian unggulan 5.3. Meningkatnya kesejahteraan petani 1.3.1. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelompok tani 1.3.1.1. Peningkatan keberpihak an kepada petani 1.3.2. Meningkatkan intensitas penyuluhan petani 1.3.2.1. Peningkatan pemberday aan penyuluh

Gambar

Tabel 4.1 Misi, Tujuan dan Sasaran Dinas Pertanian Tahun 2016–2021
Tabel 4.2 Tujuan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tahun 2016- 2016-2021 sebelum dan setelah Review
Gambar 4.1 Kerangka Migrasi Strategi Pembangunan Sektor Pertanian Kab. Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Dalam percobaan ini telah dilakukan eksperimen tentang diagram terner sistem zat cair tiga komponen dari campuran air – kloroform – asam asetat glasial dan campuran

9.1.1 Lembaga sertifikasi halal harus dengan tepat menetapkan lingkup sertifikasi ter kait kategori produk/jasa halal (contoh produksi primer(bahan mentah atau

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dinyatakan valid dengan skor RPP memperoleh rata-rata ≥3 yang termasuk dalam kategori sangat valid, skor validasi LKS

Selain sering dikacaukan dengan gejala kekurangan unsur hara tertentu, gejala penyakit klorosis pada tanaman tomat di lapangan, juga dapat sama dengan gejala yang disebabkan

Adanya modul pembelajaran kimia berbasis kontekstual yang peneliti kembangkan diharapkan dapat mendorong motivasi yang tinggi dalam diri peserta didik karena media

Hasil penelitian didapatkan bahwa pasien sebagian besar adalah laki-laki pada usia produktif, didiagnosa TB paru kurang dari 6 bulan sebelum penelitian, memiliki PMO, teratur

Dewan Pengawas dapat memberhentikan sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi, apabila yang bersangkutan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan

Bakat adalah kemampuan untuk belajar, bakat mempengaruhi hasil belajar anak karena bila bahan yang dipelajari anak sesuai dengan bakat anak maka hasil akan lebih