• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjanjian Kerjasama Franchise (PT. Lodaya Makmur Perkasa dan Penerima Merek Dagang Sop Buah Lodaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perjanjian Kerjasama Franchise (PT. Lodaya Makmur Perkasa dan Penerima Merek Dagang Sop Buah Lodaya)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi terasa semakin meningkat dan kompleks, termasuk pula didalamnya mengenai bentuk kerjasama bisnis internasional.Bentuk kerjasama bisnis ini ditandai dengan semakin meningkatnya usaha-usaha asing di Indonesia sebagai dampak era globalisasi tersebut.Dalam bidang perdagangan dan jasa, salah satu usaha yang berkembang saat ini adalah franchise.

Di Indonesia seperti kebanyakan negara berkembang yang lain, berusaha semaksimalmungkinuntukmeningkatkan kesejahteraan warganya. Untuk itu pengembanganpadasektorekonomimenjadi tumpuan utama agar taraf hidup rakyat menjadi lebih mapan. Pembangunan ekonomi merupakan pengolahan kekuatan ekonomi riil dimana dapat dilakukan melalui penanaman modal, penggunaan teknologidankemampuanberorganisasiatau manajemen.1

SyahrinNaihasymengatakan lebih lanjut bahwa sejak perekonomian dunia telah mengalami perubahan yang sangat dahsyat dan kini dunia, termasuk

Indonesia, menyaksikan fase ekonomi global

yangbergerakcepatdantelahmembuka tabirlintasbatasantar Negara.2

Cepatnya perkembangan dan suksesnya bisnis franchise ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang paling mendasar adalah bahwa franchise

Dapat dikatakan bahwa dunia usaha adalah sebagai tumpuan utama yang dipergunakan sebagaipilardandilaksanakandengan berbagaimacam carayangsekiranyadapat memupuk perkembangannya dengan lebih optimal dan berdaya guna.

(2)

merupakan kombinasi dari pengetahuan dan kekuatan satu usaha bisnis yang sudah ada atau mapan.3Pengaturan mengenai franchise diatur secara khusus dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Sebagai pelaksana Peraturan Pemerintah tersebut, pemerintah melalui Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 31/MDAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba.Peraturan Menteri ini kemudian diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 53/M-DAG/PER/8/2012 tentang Penyelenggaraan Waralaba. Ketentuan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba, mengartikan Franchise sebagai:4

Salah satu alasan revisi ini lantaran Kementerian Perdagangan menemukan, adanya satu kelompok bisnis yang menguasai jaringan waralaba tertentu, misalnya jaringan waralaba restoran cepat saji McDonald's dan KFC.

“hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang/jasa dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba”.

5

Sistem usaha franchise atau waralaba melibatkan dua pihak, yaitu pemberi waralaba (franchisor) dan penerima waralaba (franchisee).Di satu sisi pihak pemberi waralaba (franchisor) memberikan lisensi menggunakan suatu Hak Kekayaan Intelektual seperti Hak Cipta, Merek, Paten, Rahasia Dagang kepada

3Suyud Margono, Aspek Hukum Komersialisasi Aset Intelektual. Nuansa Aulia, Bandung,

2010, hal 52.

4

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Lembar NegaraNo.49 Tahun 2007, Tambahan Lembar Negara No.3689

5Lipsus.CegahMonopoliAturanWaralabaDibedah,kontan.co.id/v2/waralaba/read/55/(diak

(3)

penerima waralaba (franchisee). Di sisi lain pihak penerima waralaba

(franchisee)berkewajiban untuk membayar royalty fee terhadap penerima

waralaba (franchisor). Hubungan hukum kedua belah pihak ini kemudian dituangkan dalam suatu perjanjian franchise sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 53/M-DAG/PER/8/2012 tentang Penyelenggaraan Waralaba:“penyelenggaraan waralaba harus didasarkan pada Perjanjian Waralaba yang mempunyai kedudukan hukum yang setara dan terhadap mereka berlaku hukum Indonesia “. Perjanjian Franchise merupakan kesepakatan tertulis yang dibuat oleh kedua belah pihak antara pemberi waralaba (franchisor) dan penerima waralaba (franchisee) yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak serta akibat hukum yang harus dipatuhi oleh para pihak.Sama seperti perjanjian lainnya, dalam pelaksanaan perjanjian

franchisesangat terbuka lebar kemungkinan terjadipermasalahan atau

perselisihan.Walaupun dalam perjanjian tersebut telah disebutkan hak dan kewajiban masing-masing pihak, namun salah satu pihak seringkali tidak dapat melaksanakan isi perjanjian yang telah disepakati seperti pemutusan perjanjian secara sepihak yang dilakukan oleh franchisorsebelum berakhirnya masa kontrak sehingga mengakibatkan kerugian terhadap franchisee.

(4)

pelayanan konsultasi.6

Makin pesatnya pertumbuhan bisnis dewasa inimenuntut adanya perkembangan juga dalam hukum perjanjian, karena hubungan antara para pihaksenantiasa berkembang franchise sebagai bentukusaha berkembang dengan

Perjanjian waralaba tersebut merupakan salah satu aspek perlindungan hukum kepada para pihak dari itikad tidak baik dari pihak yang lain. Hal ini dikarenakan perjanjian dapat menjadi dasar hukum yang kuat untuk menegakkan perlindungan hukum bagi para pihak, terlebih jika terjadi sengketa dikemudian hari.Melalui perjanjian dapat diketahui pula mengenai posisi tanggung jawab dari masing-masing pihak. Jika salah satu pihak melanggar isi perjanjian maka pihak yang lain dapat menuntut pihak yang melanggar tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku. Perjanjian waralaba memuat kumpulan persyaratan, ketentuan dan komitmen yang dibuat dan dikehendaki oleh

franchisor bagi para franchisee-nya.Perjanjian waralaba melibatkan keduabelah

pihak yaitu franchisee (penerima waralaba) dan franchisor (pemberi waralaba) dan juga tercantum ketentuan berkaitan dengan hak dan kewajiban franchisee dengan franchisor, misalnya hak territorial yang dimiliki franchisee, persyaratan lokasi, ketentuan pelatihan, biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor, ketentuan berkaitan dengan lama perjanjian waralaba serta perpanjangan dan ketentuan lain yang mengatur hubungan antara franchisee dengan franchisor. Dalam perjanjian juga mencantumkan tentang standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan oleh pemberi waralaba yang dibuat secara tertulis.

6Moch. Basarah& H.M. Faiz Mufidin, Bisnis Franchise dan Aspek-Aspek Hukumnya PT.

(5)

pesat dalam berbagaibidang kehidupan, baik dalam bidang penyediaanbarang maupun jasa. Bagi franchisee adanyasistem franchise tersebut memberikan berbagaikeuntungan dalam hal efisiensi usaha, karenafranchisemenggunakan kekhasan bisnis (brainname), merek bisnis, logo, cara memproduksi,pemasaran serta service juga diberikannyatechnical assistance. Franchise dapat menjadi salahsatu cara untuk meningkatkan perekonomian danmemberikan kesempatan kepada pengusaha kecilmaupun menengah untuk berusaha, memberikankesempatan kerja, pemerataan dan juga lapangankerja masyarakat. Hubungan hukum dalamfranchise ini dasarnya adalah perjanjian, namundemikian perjanjian franchise ini belum diatur secarakhusus dalam peraturan perundang-undangan.Pengaturan selama ini masih bersifat administrative dan perpajakan. Padahal dalam praktik di Indonesiakedudukan franchisetidak memiliki

bargainingpotition dalam menentukan perjanjian, karenaperjanjian franchise pada

umumnya dibuat dalambentuk baku, sehingga perjanjian ditentukan secarasepihak oleh franchisor. Seringkali franchisormembuat ketentuan-ketentuan perjanjian yang lebihmenekankan hak franchisor dibandingkankewajibannya, sebaliknya kewajiban franchiseelebih ditekankan dibandingkan haknya.

Waralaba atau franchiseadalah suatu bisnis yang didasarkan pada perjanjian dua pihak yaitu franchishor (pemilik hak) dan Franchisee(yang diberi hak) untuk menjalankan bisnis Franchisormenurut sistem yang ditentukan olehfranchisorDengan kata lain waralaba adalah suatu pengaturan bisnis dimana

(6)

produk atau jasa perusahaan tersebut dengan peraturan yang ditetapkan oleh

franchisor7

Posisi franchisee sendiri sangat lemah, karena tanpa bimbingan atau pengawasan dari pihak franchisor maka hanya akan ada tiga kemungkinan, yaitu Usaha Waralabanya mati/ bangkrut, Usaha Waralaba tidak tumbuh/ berkembang, ataupun Usaha Waralabanya tumbuh. Oleh karena itu aspek bimbingan pengembangan dan pelatihan usaha dari pihak franchisor sangat wajib di jalankan

Dari maraknya bisnis seperti ini,banyakpengusaha atau pemilik waralaba yang tidak memperhatikan aturan hukum, mengabaikan aturan hukum dan apa yang telah di perjanjiakan antara franchisordan franchisee, dengan membiarkan penerima hak waralabamenjalankan usahanya sendiri,tanpa adanya dukungan atau pelatihan usaha,sehingga para penerima hak kesulitan dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya, dan akibatnya banyak pengusaha yang gulung tikar dan bangkrut akibat kurangnya pelatihan dalam pengembangan usaha tersebut.Perjanjian waralaba wanprestasi dapat dilakukan oleh pihak Franchise atau penerima waralaba maupun pihak franchisor atau pemberi waralaba. Wanprestasi yang dilakukan oleh pihak franchisor antara lain tidak melakukan pembinaan manegement kepada pihak franchise, sedangkan wanprestasi dari pihak franchise dapat berupa tidak membayar fee, melakukan pelayanan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian waralaba.Semua wanprestasi ini dapat terjadi dalam semua perjanjian waralaba, termasuk pula dalam waralaba.

(7)

sesuai dengan isi perjanjian.Karena hal tersebut sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.42 Tahu 2007 tentang Waralaba.8

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas merasa tertarik memilih judul

Perjanjian Kerjasama Franchise (PT. Lodaya Makmur Perkasa dan

Penerima Merek Dagang Sop Buah Lodaya).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk dan isi perjanjian kerjasama franchise PT. Lodaya Makmur Perkasa dan Penerima Merek Dagang Sop Buah Lodaya serta hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian kerjasamaFranchise?

2. Bagaimana tanggung jawab hukum dari para pihak jika terjadi wanprestasi? 3. Bagaimana penyelesaian jika perselisihan dan perjanjian kerjasama franchise

PT. Lodaya Makmur Perkasa dan Penerima Merek Dagang Sop Buah Lodaya?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bentuk dan isi perjanjian kerjasama Franchise antara PT. Lodaya Makmur Perkasa dan penerima merek dagang sop buah lodaya serta hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian kerjasama Franchise.

(8)

2. Untuk mengetahui tanggung jawab hukum dari para pihak jika terjadi wanprestasi.

3. Untuk mengetahui penyelesaian jika perselisihan dan perjanjian kerjasama

Franchise PT. Lodaya Makmur Perkasa dan penerima merek dagang sop

buah lodaya.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis, yaitu:

1. Secara teoretis

Hasil penelitian ini akan memberikan saran dalam khasanah ilmu pengetahuan hukum, khususnya mengenai franchise sebagai suatu perjanjian innominat.

2. Secara praktis

Dapat memberikan manfaat bagi dunia usaha di dalam pengembangannya di kemudian hari dan juga bagi masyarakat dapat menjadi salah satu bahan masukan yang berguna di dalam memasuki dunia usaha khusunya dalam bidang franchise.

.

E. Metode Penelitian

(9)

penelitian yang diterapkan harus senantiasa disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya.9

1. Metode Pendekatan

Penulisan skripsi ini, menggunakan metodologi penulisan sebagai berikut:

Untuk memperoleh suatu pembahasan sesuai dengan apa yang terdapat didalam tujuan penyusunan bahan analisis, maka dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris, digunakan untuk memberikan pemahaman bahwa hukum bukan semata-mata sebagai perangkat perundang-undangan yang bersifat normatif belaka, melainkan hukum harus dilihat sebagai perilaku masyarakat yang menggejala dalam kehidupan masyarakat. Berbagai temuan di lapangan yang bersifat individual atau kelompok akan dijadikan bahan utama dalam mengungkapkan permasalahan yang diteliti dengan berpegang pada ketentuan yang berlaku.10

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah bersifat deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan, menelaah, dan menjelaskan serta menganalisa suatu peraturan hukum.11

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang sangat erat hubungannya dengan sumber data, karena melalui pengumpulan data ini akan diperoleh data yang diperlukan untuk selanjutnya di analisa sesuai yang diharapkan berkaitan dengan

9

Soerjono Soekamto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif-Suatu Tinjauan

Singkat, Rajawali Press, Jakarta, 2013, hal 1.

(10)

hal tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data sebagai berikut:

a. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari PT. Lodaya Makmur Perkasa. Data primer diperoleh denganwawancara, yaitu cara memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada pihak PT. Lodaya Makmur Perkasa.Sistem wawancara yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, artinya terlebih dahulu dipersiapkan daftar pertanyaan sebagai pedoman tetapi masih dimungkinkan adanya variasi pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi pada saat wawancara dilakukan. b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang mendukung keterangan atau menunjang kelengkapan data primer. Data sekunder terdiri dari:

1) Bahan-bahan hukum primer, meliputi: a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

b) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

c) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. d) Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor

53/M-DAG/PER/8/2012 tentang PenyelenggaraanWaralaba.

(11)

2) Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer, meliputi:

a) Buku-buku yang membahas tentang hukum franchise. b) Buku-buku yang membahas tentang penyelesaian franchise. c) Hasil penelitian tentang penyelesaian franchise

4. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh baik dari studi lapangan maupun studi dokumen merupakan data yang dianalisis secara kualitatif, yaitu setelah data terkumpul kemudian dituangkan dalam bentuk uraian logis dan sistematis, selanjutnya dianalisis untuk memperoleh kejelasan penyelesaian masalah, kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif, yaitu dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus.12

F. Keaslian Penulisan

Penelitian ini berjudul Perjanjian Kerjasama Franchise(PT. Lodaya Makmur Perkasa dan Penerima Merek Dagang Sop Buah Lodaya), yang diketahui berdasarkan penelusuran atas hasil-hasil penelitian hukum, khususnya di Lingkungan Fakultas Hukum serta Program Studi Magister Kenotariatan dan Program Studi Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, belum pernah dilakukan penelitian mengenaiTinjauan Hukum Terhadap Perjanjian Kerjasama Franchise PT. Lodaya Makmur Perkasa dan Penerima

12P. Joko Subagyo, Metode penelitian Dalam Teori dan Prakteķ Cetakan Kelima, Rineka

(12)

Merek Dagang Sop Buah Lodaya. Namun demikian terdapat beberapa judul penelitian yang terkait dengan judul skripsi penulis melalui penelitian yang dilakukan sebelumnya, yaitu:

Amores Hendra (2008), dengan judul penelitian Tinjauan Yuridis Perjanjian Franchise Berdasarkan Undang-Undang Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Bagaimana peraturan Perundang-Undangan Hak atas Kekayaan Intelektual dapat mempengaruhi Penerapan usaha franchiseyang ada di Indonesia? 2. Apakah kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan usaha

franchiseberdasarkan peraturan perudang-undangan Hak Paten, Hak

Merek dan Hak Cipta?

3. Bagaimana jaminanhukum yang dapat diberikan oleh undang-undang Hak atas Kekayaan Intelektual terhadap benda atau obyek yang dijadikan sebagai usaha franchise

Khairuna Malik Hasibuan (2010), dengan judul penelitian Tinjauan Yuridis Waralaba (Franchise) sebagai Perjanjian InnominatMenurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia (Riset di Kentucky Fried Chickendi Kota Medan).Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah Bagaimana karakteristik yuridis dari perjanjian waralaba?

(13)

2. Bagaimana penyelesaian perselisihan apabila terjadi wanprestasi salah satu pihak?

3. Bagaimana berakhirnya suatu perjanjian waralaba?

Jadi penelitian ini adalah asli karena sesuai dengan asas-asas keilmuan yaitu jujur, rasional, objektif dan terbuka.Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.

G. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasan harus diuraikan secara sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab-bab yang saling berangkai satu sama lain, adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA Pengertian Perjanjian Kerjasama

Bab ini berisikan syarat sahnya perjanjian kerjasama, klasifikasi jenis perjanjian kerjasama, asas-asas perjanjian kerjasama dan wanprestasi dan akibat-akibatnya

(14)

Bab ini berisikan pengertian dan dasar hukumFranchise, penggolongan franchise, perjanjian franchise sebagai perjanjian

innominat, subjek dan objek franchiseserta perkembangan

Franchise di Indonesia.

BAB IV PERJANJIAN KERJASAMA FRANCHISE (PT. LODAYA MAKMUR PERKASA DAN PENERIMA MEREK DAGANG SOP BUAH LODAYA)

Bab ini merupakan pembahasan yang berisikan bentuk proses dan isi perjanjian kerjasamaFranchise PT. Lodaya Makmur Perkasa dan penerima merek dagang sop buah lodaya serta hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian kerjasamaFranchise. tanggung jawab hukum dari para pihak jika terjadi wanprestasi dan penyelesaian jika perselisihan dan perjanjian kerjasamaFranchise PT. Lodaya Makmur Perkasa dan penerima merek dagang sop buah lodaya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil kegiatan yang dilakukan, dengan dilakukannya sistem minapadi jumlah padi pada saat dipanen meng- alami pengurangan jumlah relatif kecil akibat terdapat

Data keuangan perusahaan akan dapat bermanfaat bagi para pihak yang. memerlukan apabila data tersebut dianalisis

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keadilan organisasional (distributif, prosedural, dan interaksional) terhadap kepuasan kerja dan dampaknya terhadap komitmen

Upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran, dan sebagainya,

Workshop Mekatronika Ulang di BBLKI Surakarta Tahun Anggaran 2013 dengan nomor :. B.528/BBLKI-SKA/V/2013, tanggal 31 Mei 2013 dan berdasarkan Surat

Dengan tampilan yang sederhana dan user friendly, website ini memberikan informasi yang akurat mengenai Virus Aids, mulai dari gejala, pencegahan hingga cara pengobatan, juga

Dalam pembuatan website ini penulis menggunakan program PHP Triad versi 2.2 dimana didalamnya sudah termasuk PHP, dan MySQL yang merupakan dua program utama dalam pembangunan

70 Tahun 2012 t ent ang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerint ah, sert a sesuai dokum en Penaw aran perusahana saudara, set elah m elakukan evaluasi, panit ia pengadaan