Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Penyakit Mulut
Tahun 2016
Letario Sidabutar
Kelainan Mukosa Oral pada masyarakat penyirih di Desa Bandar Seribu
Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.
xi+52 halaman
Menyirih merupakan proses meramu campuran yang terdiri dari
komponen-komponen yang telah dipilih, kemudian dibungkus dalam daun sirih. Campuran ini
kemudian ditempatkan didalam mulut untuk dikunyah. Kebiasaan menyirih telah
dilakukan sejak dahulu kala di Indonesia.Menyirih dapat menimbulkan dampak
negatif berupa timbulnya kelainan pada mukosa oral.Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan prevalensi kelainan-kelainan mukosa oral pada masyarakat Desa
Bandar Seribu Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun yang
memiliki kebiasaan menyirih.Rancangan penelitian ini yaitu penelitian deskriptif
dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
ialah Total sampling. Dari 79 subyek penelitian, sebagian besar merupakan wanita
sebanyak 60 orang, dan pria 19 orang.Durasi menyirih terbanyak11-15 tahun, dengan
jumlah menyirih terbanyak 5 kali sehari, sementara itu, komponen menyirih yang
paling banyak digunakan oleh subyek penelitian terdiri dari daun sirih, kapur, pinang,
gambir, dan tembakau. Faktor pendorong utama menyirih yakni karena menjadi suatu
kebiasaan.Dari 79 subyek, ditemukan 62 orang(78,5%) memiliki kelainan mukosa
oral. Kelainan yang ditemukan terdiri dari mukosa penyirih sebanyak 41 orang
(63,8%), oral submukus fibrosis 34 orang (45,7%), leukoplakia 4 orang (4,8%),
sementara itu, subyek penelitian yang tidak memiliki kelainan di rongga mulutnya
sebanyak 17 orang (21,5%).Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa
menyirih dapat menyebabkan kelainan mukosa oral pada masayarakat Desa Bandar
Seribu Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun terdiri dari mukosa
penyirih, oral submukus fibrosis dan leukoplakia.
Daftar Rujukan : 51 (1995-2014)