• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Bakteri Asam Laktat (BAL) terhadap Karkas dari Ayam Broiler yang Diinfeksi Bakteri E.coli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Bakteri Asam Laktat (BAL) terhadap Karkas dari Ayam Broiler yang Diinfeksi Bakteri E.coli"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri Escherichia coli (E.coli)

Bakteri Escherichia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang dalam sel tunggal atau berpasangan dan merupakan anggota famili

Enterobacteriacea dan flora normal intestinal yang mempunyai kontribusi pada

fungsi normal intestine dan nutrisi tetapi bakteri ini akan menjadi phatogen bila mencapai jaringan di luar jaringan intestinal. Bakteri E.coli ini tergantung pada

daerah infeksi dan tidak dapat dibedakan dari gejala yang disebabkan oleh bakteri lainnya (Jawetz et al.,1995).

Bakteri Escherichia coli dapat ditemukan dalam litter, feses ayam, debu, atau kotoran dalam kandang. Debu dalam kandang ayam dapat mengandung 105 –

106 Escherichia coli per gram (Tabbu, 2000). Bakteri ini dapat bertahan lama

dalam kandang, terutama dalam keadaan kering dan sebagian besar bakteri enterik lainnya membentuk koloni bulat dan cembung. Beberapa strain Escherichia coli

menyebabkan hemolisis dalam darah (Jawetz et al., 2001). Kemampuan

Escherichia coli dalam menghemolisis dapat menjadi salah satu metode

penentuan pathogenitas Escherichia coli (Raji, 2003).

Escherichia coli adalah kuman oportunis dan merupakan penghuni normal

saluran pencernaan unggas. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi

primer pada usus, misalnya diare pada anak dan traveller’s diarrhe, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus.

Escherichia coli juga dapat mencapai aliran darah dan menyebabkan septis.

(2)

5

dan melepaskan toksin. Masa inkubasi Escherichia coli berlangsung 1-3 hari. Infeksi terjadi jika lebih dari 106 mikroorganisme masuk ke dalam tubuh.

Escherichia coli berbentuk batang pendek dengan diameter 0,5 μm dan panjang 1

-3 μm. Escherichia coli dapat tumbuh pada suasana aerob maupun anaerob

sehingga ia memperoleh energinya dari proses fermentasi maupun respirasi

tergantung pada suasana lingkungan dimana bakteri tersebut berada, dengan suhu optimum 37oC. Escherichia coli dibedakan antara galur satu dengan yang lain

dengan cara serologi dari antigen somatik (O), flagellar (H), dan kapsular (K). Antigen O merupakan polisakarida spesifik spesies, sebagai komponen pembuat kompleks polisakarida dari dinding sel serta berperan dalam produksi

endotoksin. Antigen H merupakan antigen protein flagellar, penting dalam serotyping dan merupakan aspek penting dari patogenisitas. Antigen K merupakan

komponen polisakarida yang ada pada enterobakter, berperan dalam patogenisitas bakteri dalam hal mekanisme pembentukan koloni bakteri. Antigen ini menghambat fagositosis dan efek dari serum antibodi. Karena adanya kapsul,

antibodi tidak dapat menghancurkan Escherichia coli tersebut.

Pada ayam broiler, infeksi dari bakteri Escherichia coli sangat berdampak

buruk. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian selama periode pemeliharaan hingga perolehan bobot badan saat ayam panen tidak mencapai standart. Bakteri

Escherichia coli ini lebih banyak ditemukan di usus, dan akan dikeluarkan dari

tubuh dengan jumlah besar lewat kotoran ternak (feses). Bakteri ini dapat bertahan sampai beberapa minggu di dalam feses yang sudah dikeluarkan. Akan tetapi

Escherichia coli tidak tahan pada kondisi asam, kering dan akan mati dengan

(3)

6 Bakteri Asam Laktat (BAL)

Bakteri ini merupakan mikroorganisme yang tersebar luas di alam baik di

udara, air dan di dalam tanah. Bakteri asam laktat (BAL) adalah bakteri yang menguntungkan. Bakteri asam laktat merupakan kekayaan alam mikroba yang masih harus dieksplorasi. Bakteri asam laktat (BAL) merupakan kelompok bakteri

gram positif tidak berspora, berbentuk bulat atau batang, yang mempunyai kemampuan untuk membentuk asam laktat sebagai hasil utama dari metabolisme

karbohidrat. Secara ekologis kelompok bakteri ini sangat bervariasi dan anggota spesiesnya dapat mendominasi bermacam-macam makanan, minuman atau habitat yang lain seperti tanaman, jerami, rongga mulut dan perut hewan ternak (Mulyani,

1996). Habitat Bakteri Asam Laktat dapat di lihat pada Tabel 1. Tabel 1. Habitat bakteri asam laktat (BAL)

Habitat Kelompok Bakteri Aktivitas atau produk Produk

sayuran

Streptococcus spp., Lactobacillus

plantarum

Pikel

Produk susu Streptococcus lactis, Lactobacillus

casei, L. acidophilus, L. delbrueckii,

Leuconostoc mesentroides,L. lactis

Streptococcus salivarus, S. mutans,

dan Lactobacillus salivarus

Streptococcus faecalis

Flora normal, dental caries

Patogen pada saluran urin

Vagina mamalia

Streptococcus spp., Lactobacillus

spp.

Flora normal

Sumber: (Backus et al., 1985)

Dalam saluran pencernaan tumbuh normal dalam jalur intestin suatu bakteri asam laktat yang memberikan efek positif yang penting terhadap

(4)

7

patogen intestin penyebab diare, serta menstimulasi sistem kekebalan tubuh (imun) (Gildberg et al., 1997).

Metabolisme bakteri asam laktat

Berdasarkan jalur metabolisme saccharolytic, bakteri asam laktat dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu (Piard and Desmazeaud, 1992) :

1. Homofermentatif

Bakteri dalam kelompok ini akan mengubah heksosa menjadi asam laktat

(5)

8

Gambar. 1 Metabolisme Homofermentatif dari Bakteri Asam Laktat

2. Heterofermentatif

Heksosa difermentasikan menjadi asam laktat, karbon dioksida, dan etanol

(atau asam asetat sebagai akseptor elektron alternatif). Pentosa lalu diubah menjadi laktat dan asam asetat. Jalur metabolisme heterofermentatif ini dapat

dilihat pada Gambar. 2.

(6)

9

Gambar. 2 Metabolisme Heterofermentatif dari Bakteri Asam Laktat Glukosa

Gliseraldehid-3-fosfat Asetil fosfat Asetat

(7)

10 Media pertumbuhan bakteri asam laktat

Media selektif untuk pertumbuhan spesies bakteri asam laktat adalah

deMan-Rogosa-Sharpe Agar (MRS-Agar). Komposisi media MRS-Agar pada pH 6,2 ± 0,2 dan suhu 25 °C dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2. Komposisi MRS-Agar per Liter

No. Komposisi Jumlah

1. Glukosa 20 g

2. Pepton 10 g

3. Agar 10 g

4. Ekstrak daging 8 g

5. Natrium asetat.3H2O 5 g

6. Ekstrak ragi 4 g

7. K2HPO4 2 g

8. Triamonium sitrat 2 g

9. MgSO4.7H2O 0,2 g

10. Sorbiton monooleat 0,05 g

11. MnSO4.4H2O 1,0 ml

(8)

11

Gambar 3. Produk Fermentasi BAL (Lindgren and Dobrogosz, 1990)

BAL pada produksi pakan semakin mengalami peningkatan terutama untuk memfermentasi. Menurut Savadogo et al., (2000) BAL yang digunakan dalam

fermentasi perlu diseleksi untuk memperoleh isolat yang memiliki kemampuan unggul, sehingga memiliki kelebihan-kelebihan:

- Ketersediaan mikroba terjamin, sebab bersumber dari lingkungan alam Indonesia yang dapat diisolasi dari banyak sumber;

(9)

12

- Memungkinkan dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat dengan biaya yang relatif murah untuk industri besar, maupun industri kecil, karena ketersediaan

yang cukup serta biaya relatif murah.

Pengaruh Pemberian Probiotik terhadap Ayam Broiler

Ayam pedaging merupakan ternak unggas yang cukup potensial untuk dikembangkan dan juga memiliki kemampuan menghasilkan daging dalam waktu yang cepat dan sangat efisien dalam pemanfaatan pakan. Ayam pedaging sebagai

ayam ras pedaging tumbuh dengan sangat cepat dan mampu mengubah makanan yang dikonsumsi menjadi daging dengan sangat efisien. Pakan merupakan faktor

penting dan menentukan bagi keberhasilan usaha peternakan. Peranan probiotik sebagai bahan aditif pemacu pertumbuhan Growth promoter sudah terbukti dapat digunakan. Manfaat langsung dari probiotik tersebut bagi ternak adalah antara lain

meningkatkan nafsu makan, menyediakan unsur nutrisi dan membantu proses pencernaan makanan serta menghambat perkembangan bakteri patogen. Selain

itu, Cavaazoni et al.,(1998) melaporkan probiotik Bacillus coagulans dapat mempertinggi laju pertumbuhan ayam pedaging.

Probiotik merupakan feed additive berupa mikroorganisme hidup yang

diberikan kepada ternak yang mempunyai efek positif bagi ternak yang mengkonsumsi. Konsep memanfaatkan keseimbangan mikroflora inilah yang

menjadi landasan penggunaan probiotik untuk menekan perkembangan bakteri patogen, baik pada saluran pencernaan ayam maupun pada litter (lingkungan dalam kandang ternak). Berdasarkan pemikiran inilah dilakukan penelitian untuk

(10)

13

ayam pedaging. Penambahan probiotik kedalam air minum juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan ekosistem mikroflora dalam saluran pencernaan dan

menyediakan enzim yang mampu mencerna serat kasar, protein, lemak dan mendetoksikasi zat racun atau metabolitnya (Soeharsono, 2002).

Beberapa laporan menunjukkan bahwa penggunaan probiotik dapat

meningkatkan laju pertumbuhan yang berhubungan dengan manfaat probiotik dapat meningkatkan nafsu makan dan menghasilkan vitamin serta enzim – enzim

pencerna. Memungkinkan probiotik tersebut dapat berperan sebagai simulasi pertumbuhan, sehingga dapat meningkatkan pertambahan bobot badan sekaligus bobot karkas ayam broiler (Abrar dan Raudhati, 2006).

Peningkatan produktivitas ayam adalah melalui pemberian pakan yang berkualitas. Pakan yang berkualitas harganya relatif lebih mahal, sehingga

diperlukan manipulasi nutrisi untuk mengoptimalkan biaya pakan dengan memaksimalkan produksi. Salah satu solusi untuk meningkatkan dan menjaga produktivitas ayam adalah dengan manipulasi nutrisi untuk memaksimumkan

pasokan nutrien sesuai dengan genetiknya, yaitu dengan menambahkan bahan pakan aditif berupa suplemen probiotik. Probiotik merupakan pakan imbuhan

dengan kandungan mikroba yang menguntungkan dalam saluran pencernaan ayam. Mikroba yang dapat tumbuh dan berkembang dalam usus ayam, antara lain jenis bakteri asam laktat (BAL), Bacillus sp.,dan Lactobacillus sp., (Daud et al.,

2007).

Penggunaan probiotik lokal bakteri asam laktat ( BAL) sebagai probiotik

(11)

14

meningkatkan daya tahan tubuh ternak terhadap serangan penyakit (Iriyanti dan Rimbawanto, 2001).

Kultur Bacillus sp., sebagai probiotik pada ayam ras melalui air minum maupun pakan, efektif untuk pertumbuhan ayam pedaging maupun produksi telur ayam petelur. Pemberian probiotik secara nyata meningkatkan produksi serta

menekan mortalitas (Kompiang, 2009).

Enkapsulasi

Dalam usaha peternakan ayam broiler ada tiga faktor penting yang perlu diperhatikan yaitu bibit, pakan, dan manajemen. Pakan merupakan faktor yang paling membutuhkan banyak biaya yaitu sekitar 60-80% dari seluruh biaya

produksi. Biaya produksi dapat ditekan jika efisiensi pakan yang diberikan pada ternak meningkat. Efisiensi pakan yang tinggi dapat tercapai apabila saluran

pencernaan ternak berada pada kondisi yang optimal untuk mencerna dan menyerap zat makanan. Pada ayam pedaging, ada beberapa cara untuk mengoptimalkan efisiensi penyerapan zat makanan di dalam saluran pencernaan.

Salah satu cara yang umum digunakan oleh peternak saat ini adalah dengan pemberian antibiotik.

Resistensi antibiotika terhadap bakteri patogen pada manusia menjadi masalah di seluruh dunia. Terjadinya resistensi antibiotika ini disebabkan pemakaian antibiotika yang tidak bijaksana untuk pengobatan pada manusia serta

pemakaian antibiotika pada hewan sebagai pemacu pertumbuhan antibiotic

growth promotors (AGP) yang mempunyai kontribusi terjadinya resistensi

(12)

15

Enkapsulasi adalah suatu proses pembungkusan (coating) suatu bahan inti, dalam hal ini adalah bakteri probiotik sebagai bahan inti dengan menggunakan

bahan enkapsulasi tertentu yang bermanfaat untuk mempertahankan viabilitasnya dan melindungi probiotik dari kerusakan akibat kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (Wu et al., 2000). Enkapsulasi adalah proses fisik dimana bahan

inti dikemas dalam bahan sekunder berupa lapisan film tipis yang disebut enkapsulan (Paramitha, 2010).

Acidifier digunakan sebagai bahan pakan tambahan unggas bertujuan

untuk mempertahankan pH saluran pencernaan dan menciptakan kondisi pH yang sesuai untuk pencernaan zat makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan

serta menekan mikrobapatogen dan meningkatkan pertumbuhan mikroba yang menguntungkan (Hyden,2000).

Pemanfaatan acidifier ini telah dilakukan pada ayam petelur dan memberikan hasil yang baik. Penggunaan acidifier pada ayam pedaging telah dilakukan oleh Lückstädtet al.,(2004) dengan menggunakan asam formiat dan

asam propionat dapat meningkatkan pertumbuhan dari ayam pedaging dengan kondisi terkontrol yaitu tanpa penggunaan antibiotik pemacu pertumbuhan.

Hyden (2000), juga melaporkan bahwa asam laktat adalah salah satu

acidifier yang dapat mempertahankan pH saluran pencernaan dan menciptakan

kondisi pH yang sesuai untuk pencernaan zat makanan yang masuk ke dalam

saluran pencernaan, menekan mikroba patogen dan meningkatkan pertumbuhan mikroba yang menguntungkan. Namun,pemanfaatan asam laktat dalam beberapa

(13)

16

pengaruhnya terhadap daya cerna protein dan energi metabolis pada ayam pedaging.

Bahan yang umum digunakan untuk enkapsulasi adalah berbagai jenis polisakarida dan protein seperti pati, alginat, gum arab, gelatin, karagenan, albumin dan kasein. Alginat merupakan salah satu jenis hidrokoloid yang

dihasilkan dari ekstraksi alga coklat (Sargassum sp., Turbinaria sp., Hormophyta sp., dan Padina sp.). Alginat telah diaplikasikan secara luas pada produk pangan

sebagai penyalut. Penggunaan bahan untuk enkapsulasi perlu dipertimbangkan, karena masing-masing bahan mempunyai karakter yang berbeda dan belum tentu cocok dengan bahan inti yang akan dienkapsulasi (Desmond et al., 2002).

Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan makanan probiotik adalah maltodekstrin yang dikeringkan karena selain bahan pengisi, maltodekstrin

memiliki beberapa kelebihan antara lain tidak manis mudah larut dalam air. Selain itu maltodekstrin juga dapat meningkatkan vikositas, menghambat kristalisasi dan baik untuk kesehatan karena rendah kalori. Maltodekstrin biasanya digunakan

sebagai campuran bahan pangan dan merupakan pembentuk produk yang baik untuk produk yang sulit kering maltodekstrin biasanya dijual dalam bentuk tepung

padat berwarna putih (Kuntz,1998).

Penggunaan bioteknologi enkapsulasi dapat melindungi aroma dan flavor, meningkatkan kelarutan dan melindungi senyawa kimia dari kontaminasi oksigen

(Ulfah, 2006). Penelitian tentang enkapsulasi probiotik sebelumnya sudah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan berbagai variasi bahan enkapsulasi dan

(14)

17 Karkas Ayam Broiler

Karkas ayam adalah bobot tubuh ayam setelah dipotong dikurangi kepala,

kaki, darah, bulu serta organ dalam kecuali paru-paru dan ginjal. Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh faktor sebelum pemotongan antara lain genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur dan pakan serta proses setelah

pemotongan, diantaranya adalah metode pelayuan, stimulasi listrik, metode pemasakan, pH karkas, bahan tambahan termasuk enzim pengempuk daging,

hormon, antibiotik, lemak intramuskular atau marbling, metode penyimpanan serta macam otot daging (Abubakar et al., 1991). Soeparno (2005) menyatakan salah satu faktor yang mempengaruhi persentase bobot karkas ayam broiler adalah

bobot hidup. Hasil dari komponen tubuh broiler berubah dengan meningkatnya umur dan bobot badan (Brake et al., 1993). Wahyu (1998) menyatakan bahwa

tingkat konsumsi ransum banyak ditentukan oleh palatabilitas ransum, sistem tempat ransum, pemberian ransum dan kepadatan kandang. Lebih lanjut menurut Widodo (2005) peningkatan nilai manfaat penggunaan ransum dapat diatur

dengan mempertimbangkan konsumsi ransum. Bobot Potong

Bobot hidup merupakan bobot badan ternak yang penimbangannya dapat dilakukan setiap saat. Bobot hidup sangat erat kaitannya dengan tingkat konsumsi dan pertambahan bobot badan. Menurut Wahyu (1998) tingkat konsumsi ransum

banyak ditentukan oleh palatabilitas ransum, sistem pakan dan pemberian pakan, serta kepadatan kandang. Dilain pihak, tingkat konsumsi juga dipengaruhi oleh

(15)

18

yang sehat, berbulu baik, ukurannya seragam dan berkualitas baik dengan perbandingan antara tulang dan daging seimbang (proporsional) (Priyatno, 1997).

Bobot potong adalah bobot yang didapat dengan cara menimbang bobot ayam setelah dipuasakan selama 12 jam. Bobot potong perlu diperhatikan kualitas dan kuantitas dari ransum yang dikonsumsi, sehingga didapatkan pertumbuhan

yang baik (Blakely dan Bade, 1991). Persentase Karkas

Bobot karkas normal adalah 60-75 % dari berat tubuh. Sedangkan persentase karkas adalah perbandingan antara bobot karkas dengan bobot hidup dikalikan 100 % (Siregar, 1994). Menurut Soeparno (2005) bobot karkas

meningkat seiring dengan meningkatnya bobot hidup, tetapi persentase non karkas seperti kulit, darah, usus halus dan hati menurun.

Bobot karkas merupakan bobot tubuh ayam yang telah disembelih setelah dipisahkan darah, bulu, kepala sampai batas pangkal leher, kaki sampai batas lutut dan organ dalam kecuali ginjal dan paru-paru (Murtidjo, 1992).

Persentase karkas merupakan faktor terpenting untuk menilai produksi ternak, karena produksi erat hubungannya dengan bobot hidup, dimana semakin

bertambah bobot hidupnya, maka produksi karkasnya akan semakin meningkat (Murtidjo, 1987).

Persentase karkas dipengaruhi oleh bangsa, umur, jenis kelamin, bobot

hidup dan makanan. Persentase karkas umur muda lebih rendah dibandingkan dengan ayam yang lebih tua dan persentase ayam jantan lebih besar dibandingkan

(16)

19

persentase karkas merupakan faktor yang penting untuk menilai produksi ternak, karena produksi erat hubungannya dengan bobot hidup, dimana semakin

bertambah bobot hidupnya maka produksi karkasnya semakin meningkat. Ahmad dan Herman (1982), yang menyatakan bahwa ayam yang bobot tubuhnya tinggi akan menghasilkan persentase karkas yang tinggi, sebaliknya ayam yang

bobot tubuhnya rendah akan menghasilkan persentase yang rendah. Organ Dalam Ayam Broiler

Organ pencernaan ayam broiler terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, proventrikulus, rempela, usus halus, usus buntu (seka), usus besar, kloaka dan anus. Pencernaan tambahan pada ayam salah satunya adalah hati

Gambar

Tabel 1. Habitat bakteri asam laktat (BAL)
Gambar. 1  Metabolisme Homofermentatif dari Bakteri Asam Laktat
Gambar. 2  Metabolisme Heterofermentatif dari Bakteri Asam Laktat
Tabel 2. Komposisi MRS-Agar per Liter
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian yang dilakukan dengan mewawancarai 8 sbjek penelitian yang tergabung dalam organisasi karang taruna di Desa Kemiren menghasilkan dua

96 sebidang lahan usahatani secara turun temurun dengan sebutan dusung , suatu bentuk penggunaan lahan wanatani ( agroforestry ), yang telah terbukti memiliki peranan

Laporan ini dibuat berdasarkan keadaan yang telah terjadi dan telah disusun secara seksama oleh Tim Analisis APINDO meskipun demikian APINDO tidak menjamin keakuratan atau

Gariada, gariada, gariada dang marna metep /dan tidak bisa hilang dari hatiku.. 51) Judul : Tao Toba Cipt : Dakka Hutagalung. Sambulonku tano batak (kebangganku

Halaman menu utama dari game berbasis pertualangan sebagai pendukung pembelajaran pengenalan kata Bahasa Inggris untuk anak usia dini, berupa tombol start, help,

Personal Hygiene, Sanitasi Dan angka kuman Alat Makan Pada Sentra Pedagang Makanan Jajanan Di Kampung Solor Kota Kupang : 2011.. Slamet, Juli

Bardasarkan hasil penelitian ini mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan personal hygiene selama menstruasi pada santriwati Mad- rasah Aliyah di Pondok

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W5, 2017 26th International CIPA Symposium 2017, 28