• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Tim Perawat Pelaksana Dalam Pendokumentasian Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Dr.RM.Djoelham Binjai Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Tim Perawat Pelaksana Dalam Pendokumentasian Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Dr.RM.Djoelham Binjai Tahun 2017"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat

penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh

karena itu, sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan

yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia (MSDM). Pengelolaan

sumber daya manusia dengan baik akan mendorong organisasi ke arah pencapaian

tujuan. Menurut Floris (dalam Sofyandi, 2008) bahwa kendala terbesar yang

dihadapi perusahaan dalam menghadapi globalisasi adalah terbatasnya sumber

daya manusia dan bukan terbatasnya modal. Berbagai masalah yang berhubungan

dengan pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi salah satunya ialah

karyawan tidak bekerja dengan kontribusi yang terbaik/ kurang termovasi.

Rumah sakit merupakan salah satu organisasi yang membutuhkan sumber

daya manusia (SDM). Perawat adalah salah satu sumber daya manusia yang

dimiliki oleh rumah sakit. Perawat memiliki peran yang sangat penting dalam

menentukan baik buruknya kualitas rumah sakit karena perawat sumber daya

manusia yang paling banyak melakukan kontak lansung dengan pasien.

Kinerja sumber daya manusia yang ada di rumah sakit merupakan hal yang

sangat penting di dalam usaha memperbaiki pelayanan kepada masyarakat,

(2)

mutu pelayanan rumah sakit yang baik pula. Kinerja perawat adalah aktivitas

dalam mengimplementasikan sebaik-baiknya suatu wewenang, tugas dan

tanggungjawabnya dalam rangka pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan

terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu. Salah satu kinerja perawat adalah

melaksanakan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan

oleh rumah sakit.

Asuhan keperawatan menurut National Council of State Boards of Nursing

menyatakan bahwa proses keperawatan terdiri dari 5 tahap, yaitu pengkajian

keperawatan, diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi,

dan evaluasi keperawatan. Setelah perawat melaksanakan asuhan keperawatan,

perawat dituntut untuk menuliskan semua kegiatan asuhan keperawatan tersebut

yang biasa disebut sebagai dokumentasi keperawatan. Menurut Fisbach (dalam

Ali, 2010) dokumentasi keperawatan ialah suatu dokumen yang berisi data yang

lengkap, nyata, dan tercatat, bukan hanya tentang tingkat kesakitan klien, tetapi

juga jenis/tipe, kualitas, dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi

kebutuhan klien.

Pelaksanaan dokumentasi keperawatan digunakan sebagai salah satu alat ukur

untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan

keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit. Seperti diketahui tujuan dari

dokumentasi keperawatan adalah untuk kepentingan komunikasi, yaitu sebagai

sarana koordinasi asuhan keperawatan, sebagai sarana untuk mencegah informasi

berulang, sebagai sarana untuk meminimalkan kesalahan dan meningkatkan

(3)

waktu agar lebih efisien. Tujuan lain adalah memudahkan mekanisme

pertanggungjawaban dan tanggung gugat, karena dapat dipertanggungjawabkan

baik kualitas asuhan keperawatan dan kebenaran pelaksanaan serta sebagai sarana

perlindungan hukum bagi perawat bila sampai terjadi gugatan di pengadilan.

Salah satu cara untuk membuat dokumentasi keperawatan yang baik adalah

selalu berfokus pada: proses pencatatan yang aktual, faktual dan realistik serta

hasil pencatatan yang dibuat harus jelas, sistematik dan terarah. Hal tersebut

menjadi penting karena akurasi dan kelengkapan data dokumentasi keperawatan

selain dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan, juga dapat menghindari

kesalahan pembacaan, kesalahan penilaian dan kesalahan penentuan intervensi

yang dapat membahayakan nyawa klien. Maka dari itu penting untuk

meningkatkan kinerja perawat dalam hal asuhan keperawatan dan dokumentasi

keperawatan.

Banyak variabel yang mempengaruhi kinerja yaitu kemampuan dan motivasi.

Menurut Henry (dalam Mangkunegara,2005) menyatakan bahwa terdapat

hubungan antara motivasi kerja terhadap kinerja. Hasil akhir dari tindakan

menggerakkan bawahan (motivasi) adalah tercapainya kinerja (performance)

organisasi yang optimal. Dengan demikian dapat dikatakan disini bahwa kinerja

atau sering juga disebut sebagai prestasi kerja bawahan dan organisasi secara

keseluruhan sangat ditentukan oleh seberapa efektif motivasi yang dilakukan,

walaupun ini bukan merupakan satu-satunya.(Budi, 2005).

Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, perawat harus

(4)

memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien. Dengan adanya kemampuan

dan motivasi, perawat akan lebih terdorong untuk melakukan tugasnya dalam

memberikan pelayanan kepada pasien. Dan motivasi merupakan hal terpenting

yang harus dimiliki oleh seorang perawat. Motivasi dapat bersumber dari

dorongan dalam diri maupun dari luar diri perawat. Teori motivasi Herzberg

(dalam Hasibuan, 2005) menyatakan bahwa motivasi terbagi dalam dua bagian,

yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik meliputi:

tanggung jawab, prestasi yang diraih, pengakuan orang lain, pekerjaan itu sendiri,

kemungkinan pengembangan, kemajuan. Sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi:

gaji, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja, hubungan kerja, prosedur

perusahaan dan status.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM Djoelham Binjai ialah rumah sakit negeri

kelas B, yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan

subspesialis terbatas. Rumah Sakit ini memiliki 11 ruangan rawat inap (Melur,

Anggrek, Mawar, Kenanga, Flamboyan, Sedap Malam, Nusa Indah, Bougenville,

Tapak Dara, Anting Putri, Tanjung) dengan jumlah tempat tidur sebanyak 144

tempat tidur. Dalam memberikan pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap

rumah sakit ini juga memiliki 130 orang perawat termasuk 12 Kepala Ruangan

didalamnya. Perawat di instalasi rawat inap ini juga dibagi dalam 3 shift oleh

kepala ruangan disetiap ruangan rawat inap. Hal ini dilakukan untuk mengurangi

beban kerja perawat sehingga dapat memberikan pelayaan kesehatan kepada

(5)

Menurut survey awal yang dilakukan, kinerja perawat di instalasi rawat inap

RSUD Dr. RM Djoelham masih belum baik. Hal ini dapat dilihat dari survey awal

peneliti dengan melihat 20 contoh rekam medis asuhan keperawatan rawat inap

tahun 2016 sebagai sampel. Dari 20 contoh rekam medis, untuk kegiatan

pengkajian sebayak 16 dokumentasi keperawatan diisi dengan jelas (80%

dilaksanakan), kegiatan penegakan diagnosis sebanyak 17 dokumentasi

keperawatan diisi dengan jelas (85% dilaksanakan), kegiatan perencanaan

sebanyak 15 dokumentasi keperawatan diisi dengan jelas (75% dilaksanakan),

kegiatan implementasi sebanyak 15 dokumentasi dilaksanakan (75%

dilaksanakan), dan kegiatan evaluasi sebanyak 17 dokumentasi keperawatan diisi

dengan jelas (85% dilaksanakan).

Berdasarkan dari wawancara penulis dengan beberapa perawat yang ada di

instalasi rawat inap RSUD Dr. RM Djoelham, mereka mengatakan bahwa dalam

melakukan pendokumentasian itu didasari atas tanggung jawab masing-masing,

namun menurut mereka juga masih ada yang menganggap dokumentasi

keperawatan tersebut tidak begitu penting, karena mereka menggaggap tanggung

jawab mereka lebih penting untuk melakukan asuhan keperawatan dibandingkan

dengan dokumentasi keperawatan. Selain itu juga perawat mengatakan bahwa

mereka tidak pernah mendapatkan pujian atau pengakuan dari kepala ruangan

apabila salah satu perawat melakukan tugasnya lebih baik dari perawat lainnya.

Mereka mengatakan semua perawat sama saja bagi kepala ruangan, kepala

(6)

yang kurang baik melakukan pendokumentasian keperawatan. Tidak ada

perlakuan khusus bagi perawat yang melaksanakan tugas lebih baik.

Kepala ruangan juga tidak memberikan pengarahan dan dukungan kepada

setiap perawat. Begitu juga dengan pengembangan diri. Mereka mengatakan

kurang adanya perhatian dari atasan untuk memberikan pelatihan dalam bentuk

seminar, kursus, dan lain sebagainya untuk menambah wawasan dan keterampilan

perawat. Dan yang terakhir hasil pengamatan, penulis memperhatikan lingkungan

dan kondisi kerja perawat.

Lingkungan kerja sudah cukup nyaman, namun fasilitas untuk melaksanakan

dokumentasi masih kurang, alat tulis dan form asuhan keperawatan masih sangat

panjang dan menyita waktu perawat untuk membacanya dan menuliskannya

karena belum tersedianya form dengan sistem ceklist agar lebih mudah

mengisinya. Hubungan antar tim perawat juga masih kurang sehingga masih perlu

ditingkatkan hubungan komunikasi antar perawat agar dokumentasi keperawatan

dapat dilengkapi degan baik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indri (2014) dengan judul

Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Ruangan Rawat Inap

RSUD Dr. Rasidin Padang, menyimpulkan bahwa lebih dari separuh (55%)

perawat pelaksana memiliki kinerja yang kurang baik dan kurang dari separuh

(45%) perawat pelaksana memiliki kinerja yang baik di Ruangn Rawat Inap

RSUD dr. Rasidin Padang tahun 2014. Faktor motivasi yang mempengaruhi

kinerja meliputi kebutuhan fisiologi, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial,

(7)

berpengaruh ialah faktor aktualisasi diri, sebanyak 60% perawat memiliki

motivasi rendah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Irwandy,dkk (2013) degan judul

Pengaruh Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Unit Rawat Inap

Rumah Sakit Stella Maris Makasar tahun 2013, menyimpulkan bahwa ada

pengaruh motivasi (prestasi, pengakuan, pekerjaan, tanggung jawab,

pengembangan, gaji, kondisi kerja, hubungan antar pekerja dan supervise) dengan

kinerja perawat pelaksana di unit rawat inap Rumah Sakit Stella Maris tahun

2013.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yanti,dkk (2013) dengan judul

Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi dan Supervisi dengan Kualitas

Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan, menyimpulkan mengenai variabel

motivasi dokumentasi keperawatan menunjukkan motivasi perawat tentang

pendokumentasian asuhan keperawatan sebagian besar memiliki motivasi tidak

baik sebesar 52,8%.

Berdasarkan beberapa permasalahan yang ditemui pada RSUD Dr. RM

Djoelham Binjai, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Motivasi

terhadap Kinerja Perawat Pelaksana dalam Pendokumentasian Keperawatan di

Ruang Rawat Inap RSUD Dr. RM Djoelham Binjai Tahun 2017.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan didalam proposal penelitian ini

(8)

kinerja perawat dalam pelaksanaan dokumentasian keperawatan di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM Djoelham Binjai Tahun 2017?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terhadap kinerja perawat

pelaksana dalam pendokumentasian keperawatan di ruang rawat inap RSUD

Dr.RM Djoelham tahun 2017.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi instrinsik (tanggung

jawab, dan pengembangan diri) terhadap kinerja perawat dalam pelaksanaan

dokumentasi keperawatan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah

Dr. RM Djoelham Binjai tahun 2017.

2. Untuk mengatahui dan menganalisis motivasi ekstrinsik (pengakuan, supervisi

dan kondisi kerja) terhadap kinerja perawat dalam pelaksanaan dokumentasi

keperawatan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM

Djoelham Binjai tahun 2017.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat digunakan sebagai

masukan dan evaluasi bagi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM Djoelham

dalam menyusun kebijakan bagi manajemen rumah sakit dan untuk

mengevaluasi motivasi kerja perawat dan mengevaluasi kinerja perawat di

(9)

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi mengenai

pelaksanaan pengarahan perawat dan motivasi kerja perawat sebagai upaya

untuk meningkatkan kinerja dalam memberikan asuhan keperawatan di

rawat inap RSUD Dr. RM Djoelham.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya mengenai motivasi kerja perawat terhadap kinerja perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan di rawat inap RSUD Dr. RM

Referensi

Dokumen terkait

A significant positive spatial association was identified for both the slope preferences by car and bus where zones with a preference towards longer or shorter trips tended to

keragaman jenis yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki. kompleksitas yang tinggi karena terjadi interkasi yang tinggi antar

Eosinofilik esofagitis merupakan gangguan dimana terjadi infiltrasi eosinofil pada mukosa superfisial esophagus yang berhubungan dengan alergi makanan dan kondisi

Tidak seperti media tradisional yang berjalan dengan mementingkan Exposure (pembukaan) yang bearti suatu tampilan awal dari media yang membuat orang tertarik dan impression

Penurunan hebat tahanan tahanan vaskuler arteri atau arteriol akan menyebabkan tidak seimbangnya volume cairan intravaskuler dengan pembuluh tersebut sehingga

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa manfaat media sosial dalam meningkatkan penjualan dimana responden yang mengatakan ya yaitu sebanyak 97 orang dan 3 orang mengatakan tidak,

Kekuatan korelasi antara kedua variabel adalah sangat lemah, hal ini dapat disebabkan karena pada pasien asma perokok aktif didapatkan penyakit lain yang

komputer terdiri dari beberapa komputer yang terhubung.. menggunakan beberapa jenis interface,