61
DAFTAR PUSTAKA
Amirin, M. T. (2000). Menyusun Rencana Penelitian. Edisi IV. Cetakan keempat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Halaman 111-112.
Anief, M. (2007). Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Cetakan Kelima. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Atmoko, W., dan Kurniawati, I. (2009). Swamedikasi: Sebuah respon realistik perilaku konsumen dimasa krisis. Bisnis dan Kewirausahaan Volume dua, dan tiga. Halaman: 233-247.
Bhattarai, N., and Deepak, B. (2014). Self Medication Practice Among Undergraduate Pharmacy Students in Kathmandu Valley, Nepal.Journal. Nepal: Manmohan Memorial Institute of Healt Science. 5(11):739-740.
Bogadenta, A. (2012). Manajemen Pengelolaan Apotek. Cetakan Pertama. Jogjakarta: D-Medika. Halaman 11-21.
Calamusa, A., Cristofani, R., Carducci, A., Dimarzio, A., dan Santaniello, V. (2011). Factor that influence italian consumers understanding of over the counter medicine and risk precepcion.Journal. Patien Education and Counseling. 2(1):37.
Chua, S.S., Ramachandran, C.D., dan Paraidathathu, T.T. (2006). Respon of Community Pharmacist to The Presentation of Back Pain: A Simulated Patien Study. The International Journal of Pharmacy Practice. 14(3): 171-178.
Dahlan, M.S. (2011). Statistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Halaman: 189-192
Depkes RI. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman: 103-113.
Depkes RI. (2007). Kompendia Obat Bebas. Edisi Kedua. Cetakan Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI (2008). Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman: 5-8, 85-90.
Galato, D., Galafassi, L.M., Alano, G.M., Trauthman, S.C. (2009). Responsible Self-Medication: Review of The Process of Pharmaceutical Attendance, Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences, 45(4): p.625-633.
62
Green, L.W. (1980). Health Education Planning: a diagnostic approach. (1st edition). California: Mayfield Publishing Company.
Harahap, N.A. (2015). Tingkat Pengetahuan Dan Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Penyabungan. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Hasana, F., Puspita, H.P., dan Sukoni, A.I. (2013). Profil Penyediaan Informasi Dan Rekomendasi Pelayanan Swamedikasi Oleh Staf Apotek Terhadap Kasus Diare Anak Di Apotek Wilayah Surabaya. Jurnal.Surabaya: Universitas Indonesia. 2(1):11-15.
Hastono, S.P. Dan Sabri, L. (2010). Statistik Kesehatan (pp. 6, 152-153). Jakarta: Rajawali Pers.
Hermawati, D. (2012). Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Pengunjung di Dua Apotek Kecamatan Cimanggis Depok.Jurnal. Depok: Departemen Farmasi Universitas Indonesia. 1(1):59-60,67,80.
Huda, N. (2014). Gambaran pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi demam di RT.II desa jangkak kacamatan pasak talawang kabupaten kapuas.Jurnal. Palangka raya: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. 1(1):1,23
Notoatmodjo. (2007).Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 142-143.
Notoadmojo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Purwanti, H.A., dan Supardi, S.(2004). Gambaran Pelaksanaan Standar Pelayanan Pelayanan Farmasi di Apotek DKI Jakarta tahun 2003. Majalah Ilmu Kefarmasian. 1(2):102-115.
Putri, F.M.S. (2014). Gambaran Model Penyelesaian Ketidakpuasan Pelayanan Kesehatan BPJS. Jurnal. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Safrina, L.U.M. (2008). Kajian Swamedikasi Pada Penyakit Kulit Di Masyarakat Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Propinsi Kalimantan Tengah. Jurnal. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sartono. (1996). Apa Yang Sebaiknya Anda Ketahui Tentang Obat-obat Bebas dan Bebas Terbatas. Edisi kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sartono. (1996). Apa Yang Sebaiknya Anda Ketahui Tentang Obat Wajib Apotek. Edisi kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
63
Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Pertama. Jogjakarta: Mitra Cendikia. Halaman: 47, 49, 73.
Sastroasmoro, S., dan Ismael, S. (2002). Dasar-dasar Metode Penelitian Klinis. Edisi Kedua. Jakarta: CV Sagung Seto. Halaman: 75.
Singgarimbun, M., dan Effendi, S. (1989). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerapan Ekonomi Sosial.
Supardi, S., dan Rahmi. (2006). Penggunaan Obat Yang Sesuai Dengan Aturan Dalam Pengobatan Sendiri Keluhan Demam, Sakit kepala, Batuk dan Flu (Hasil Analisa Lanjut Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001). Jurnal Kedokteran Yarsi. 25(3):11-15
Supardi, S., dan Purwanti, H.A. (2004). Gambaran Ilmu Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek DKI Jakarta tahun 2003. Majalah Ilmu Kefarmasian. 1(2):102-115.
Suryawati, S. (1997). Perencanaan Kebutuhan Obat. Program Pengembangan Eksekutif. Magister Manajemen Rumah Sakit bekerja sama dengan Pusat Studi Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Tjay, T.H., danRahardja, K. (1993). Swamedikasi. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Trihendradi, C. (2011). Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta: Penerbit Andi. Halaman: 145-147, 215-217.
Widodo, R. (2004). Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
World Health Organization. (1998). The Role of The Pharmacist in Self-Care and Self-Medication. The hague, The Netherlands: WHO. Pages 1-11.