• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Terhadap Dosis Pemberian Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dan FMA Pada Pembibitan Awal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Terhadap Dosis Pemberian Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dan FMA Pada Pembibitan Awal"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Dalam perekonomian Indonesia, komoditas kelapa sawit memegang peran

yang cukup strategis karena komoditas ini mempunyai prospek yang cukup cerah

sebagai sumber devisa. Disamping itu minyak sawit merupakan bahan baku utama

minyak goreng yang banyak dipakai diseluruh dunia, sehingga secara terus

menerus mampu menjaga stabilitas harga minyak sawit. Komoditas ini mampu

pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Pemerintah Indonesia dewasa ini telah bertekad untuk menjadikan

komoditas kelapa sawit sebagai salah satu industri non migas yang handal

(Draft Naskah Akademis, 2008).

Seiring dengan penambahan luas areal kelapa sawit serta berkembangnya

industri kelapa sawit di berbagai wilayah di Indonesia, maka produksi kelapa

sawit nasional dalam wujud minyak sawit (CPO) juga terus meningkat setiap

tahun. Pada tahun 1980 produksi CPO Indonesia hanya sebesar 721,17 ribu ton,

sedangkan tahun 2013 menjadi 27,74 juta ton atau tumbuh rata-rata sebesar

11,95% per tahun. Dari data rata-rata produktivitas kelapa sawit dalam wujud

tandan buah segar (TBS) tahun 2008-2012, Guatemala berada di peringkat

pertama dengan tingkat produktivitas mencapai 26,23 ton/ha, diikuti oleh

Nicaragua (21,78 ton/ha) dan Malaysia (21,77 ton/ha). Colombia, Cameroon,

Thailand dan Costa Rica berada di peringkat berikutnya dengan produktivitas

kelapa sawit masing-masing sebesar 20,69 ton/ha, 19,03 ton/ha, 17,12 ton/ha dan

17,01 ton/ha. Indonesia yang merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar di

(2)

dunia mempunyai tingkat produktivitas rata-rata sebesar 16,87 ton/ha dan

menempati urutan ke delapan (Billah, 2014).

Faktor utama yang mempengaruhi produktivitas tanaman di perkebunan

kelapa sawit yaitu penggunaan bibit yang berkualitas. Selain penggunaan bibit

unggul di pembibitan, pemeliharaan bibit juga harus mendapat perhatian terutama

yang berkaitan dengan pemupukan. Menurut Winarna dan Sutarta (2009),

upaya-upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemupukan perlu terus

dilakukan agar produktivitas tanaman dapat ditingkatkan. Beberapa upaya yang

dapat dilakukan antara lain melalui perbaikan ketepatan pemilihan dan aplikasi

pupuk, penggunaan pupuk majemuk serta penggunaan bahan organik sebagai

sumber hara.

Dengan penggunaan limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) diharapkan

dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman kelapa sawit, mengurangi penggunaan

pupuk kimia dan mengurangi pencemaran lingkungan dari limbah industri pabrik

kelapa sawit serta penambahan bahan organik tanah. Aplikasi LCPKS dalam

tanah mampu meningkatkan kandungan hara makro essensial yang dibutuhkan

oleh tanaman kelapa sawit. Limbah pada kolam oulet yang siap dialirkan ke areal

perkebunan mempunyai kandungan K, Ca dan N yang relatif tinggi dibandingkan

dengan lainnya. Sedangkan yang paling rendah adalah kandungan P dan Mg

(Budianta, 2004).

Rendahnya kandungan P pada limbah cair pabrik kelapa sawit berdampak

negatif pada pertumbuhan tanaman. Defisiensi unsur P menunjukkan gejala

seperti pertumbuhan yang lambat, lemah, daun berwama hijau tua, daun-daun tua

mengalami pigmentasi ungu. Gejala-gejala tersebut ditunjukkan diawali pada

(3)

daun-daun tua, sebagaimana sifat dan unsur P yang mobile dalam jaringan

tanaman (Fahmi, et al., 2010).

Fosfat terdapat dalam air limbah sebagai senyawa ortoFosfat, poliFosfat

dan Fosfat-Organis. OrtoFosfat adalah senyawa monomer seperti H2PO4-, HPO4

2-dan PO43-, sedangkan poliFosfat merupakan senyssawa polimer seperti (PO3)6

3-(heksametalFosfat, P3O105-(tripoliFosfat dan P2O74-(piroFosfat); Fosfat organis

adalah P yang terikat dengan senyawa-senyawa organis sehingga tidak berada

dalam larutan secara terlepas. Dalam air alam atau buangan, Fosfor yang terlepas

dan senyawa P selain yang disebutkan diatas hampir tidak ditemui. Untuk

meningkatkan senyawa P dalam tanah maka dibutuhkan mikroorganisme yang

dapat menguraikan Fosfat organis tersebut.

Di pihak lain simbiosa fungi mikoriza arbuskular (FMA) dengan akar

tanaman ternyata memberikan pengaruh yang positif terhadap simbiosa akar

dengan bakteri Rhizobium. Penelitian yang dilakukan dalam kondisi normal oleh

Crush (1974) dan Singleton et al.(1980) menunjukkan bahwa nodulasi dan fiksasi

N2 meningkat sejalan dengan peningkatan kandungan hara P sebagai hasil

simbiosa jamur mikoriza dengan akar tanaman. Menurut Pacovsky et al. (1986)

terjadi peningkatan aktifitas simbiosa dan nodulasi akar sampai 20 % sebagai

akibat sumbangan P tersebut. Dalam membantu penyediaan hara P dibutuhkan

mikroorganisme pelarut P yakni FMA. FMA kiranya berpotensi untuk

dikembangkan sebagai pupuk hayati bagi tanaman terutama dalam pemenuhan

kebutuhan unsur pokok P dan N sekaligus sebagai agen penting bagi tanaman

dalam membantu mengatasi cekaman air. Dengan demikian efisiensi biaya

(4)

produksi dapat ditingkatkan, mengingat pemberian pupuk terutama P dan N dapat

dikurangi.

Untuk menghasilkan produksi yang baik dibutuhkan bibit yang

berkualitas. Mengingat mahalnya harga pupuk kimia maka dibutuhkan

penggunaan pupuk organik serta menciptakan kondisi hara yang tersedia bagi

tanaman. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang respon

pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaesis guinensis jacq.) terhadap dosis

pemberian limbah cair pabrik kelapa sawit dan FMA pada pembibitan awal.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit

kelapa sawit (Elaesis guinensisjacq.) terhadap dosis pemberian limbah cair pabrik

kelapa sawit dan FMA pada pembibitan awal.

Hipotesis Penelitian

Pemberian limbah cair pabrik kelapa sawit dan FMA serta interaksi

keduanya meningkatkan pertumbuhan bibit di pembibitan awal.

Kegunaan Penulisan

Penelitian ini berguna sebagai sumber informasi bagi pihak yang

membutuhkan dan sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana

di program studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera

Utara, Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses validasi yang dilakukan oleh peneliti, baik validasi kepada ahli materi, ahli media dan ahli desain, peneliti mendapatkan penilain dari ahli materi,

Tentukan cara atau langkah-langkah yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu menggunakan FPB atau KPK. Farel, Vino, dan Rasya berlatih renang di

model direct instruction berbantuan animasi energy2d , siswa dapat mengganti konsepsi awal yang salah menjadi konsepsi yang benar dengan bantuan animasi

kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Pontianak. Persentasi ketercapaian yang diperoleh siswa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.. 5 yang

Penawaran publik sekuritas yang dibuat di Amerika Serikat akan dilakukan melalui prospektus yang diperoleh dari Perusahaan dan berisi keterangan rinci mengenai

Berdasarkan hal tersebut pada penelitian ini dirancang sebuah sistem informasi yang diberi nama GLoSha ( Grouping Location Sharing ) yang dapat membantu

Desain Sistem Prototype Akuarium yang dibuat pada penelitian ini dirancang dengan menggunakan sensor pH untuk mengetahui kualitas air serta sensor hcsr yang mengukur

Bentuk hukum badan hukum BUMD menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum BUMD dapat berupa Perusahaan Daerah atau PD dan Perseroan Terbatas