• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakta dan Fiksi dalam Jurnalisme

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Fakta dan Fiksi dalam Jurnalisme"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Ap  yan

kamŽ car ?

Log  HIMA

PBSI UNY

TANPA KATEGORI

Fakt  da   ks

dala  Jurnalism

Diposkan pada 9 Mei 2018

Fakta dan Fiksi dalam Jurnalisme

Oleh Rony K. Pratama

“Terdapat pertanyaan

menggelitik mengenai jagat jurnalisme yang sampai

Cari …

Medi  HIMA PBSI

UNY

Kars  Cipt

Agenda HIMA Artikel Berita Esai Opini Pro l Pengurus Resensi

(2)

sekarang masih dikatakan samar-samar. Pertanyaan itu meliputi sejauh mana jurnalisme mengakodomasi dimensi fakta dan ksi dalam proses kepenulisan hingga teknis tulisan”

(sumber: google.com)

Sebagai genre tulisan yang mewajibkan sendi-sendi

kebenaran faktual, tulisan jurnalistik dikonstruksi sedemikian rupa dalam dan melalui prinsip obyektivitas. Andaikata demikian,

apakah dimensi ksi atau unsur ktif dalam jurnalisme harus dihindari? Bila tidak, pada unsur

P  TerbarŽ

Fakta dan Fiksi dalam Jurnalis

Mar  Menulix,

Mar

(3)

HIMA PBSI

UNY

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia 2018 UNY

Kabinet Karsa Cipta

apa saja aspek ksi dapat diterima?

Sebelum melanjutkan lebih

mendetail, perlu dide nisikan apa itu fakta dan ksi. Tentu pengertian tersebut harus dikontekstualisasikan ke dalam

ranah tulisan jurnalistik. Kita tahu, betapa lingkup de nisi, baik didasarkan atas sumber mana pun, pasti terikat cakupan

partikukar: apa dan bagaimana de nisi itu diturunkan dan diberlakukan.

Agar pembahasan ini

mengerucut, de nisi dinukilkan dari Kamus Besar Bahasa

(4)

Kategor

Agenda HIMA

Artikel

Artikel Hari Peringatan

Tanpa kategori

benda) ialah “rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan”.

Jelas terdapat dua pembagian

antara fakta dan ksi bila merujuk KBBI V. Fakta (kenyataan) dan ksi (rekaan) merupakan dua kata yang dikategorikan bertentangan

(antonimi). Jika difokuskan lebih mendalam, fakta dan ksi bisa diposisikan berdasarkan perspektif kualitatif dan

kuantitatif. Yang pertama berpaut erat dengan “kualitas”, sedangkan yang kedua berkaitan dengan “jumlah”.

Membincang jurnalisme maka tak terlepas dari unsur generatif

(model) yang menjadi ciri khasnya. Secara umum ia dikategorikan ke dalam pelbagai macam genre seperti straight news, soft news, dan feature. Kesemuanya itu merupakan

Ikut  say  d

Twitter

Tweet oleh

@himapbsiuny

(5)

simpli kasi dari bentuk dan fungsi pemberitaan yang beragam— sesuai dengan teori jurnalistik mana yang diacu.

Secara teknis kepenulisan, baik

pramenulis maupun

pascamenulis, tulisan jurnalistik

harus dikonstruksi berdasarkan kebenaran faktual. Nilai-nilai yang mendasari selama proses mesti diarahkan guna mendapatkan

informasi yang benar-benar terjadi (nyata). Seorang jurnalis tak boleh memanipulasi data, baik sengaja maupun tidak.

Pemalsuan data (narasumber, rujukan pustaka, dan distorsi

informasi lisan) tak bisa ditoleransi. Kualitas tulisan jurnalistik dipertaruhkan di sini. Batas-batas “laku” jurnalis

demikian masuk ke dalam etika jurnalistik. Ia serupa aturan yang

4 jam

6 jam Selamat memperingati Kenaikan Isa Al Masih bagi yang memperingati. Semoga Tuhan Selalu

Memberkati.#himapbsiuny20 18#karsacipta

#BERKAT9

Jawaban #BERKAT9

HIMA PBSI FBS U

@himapbsiuny

HIMA PBSI FBS U

(6)

mesti dipatuhi. Melanggar ketentuan-ketentuan itu berarti membunuh profesionalisme jurnalis itu sendiri.

Bagaimana dengan kedudukan ksi? Apakah ia dilarang sepenuhnya dalam tulisan

jurnalistik? Menjawab pertanyaan ini dibutuhkan kajian mendalam. Namun, ia bisa dijawab secara singkat, padat, dan kontekstual.

Unsur rekaan bisa berterima, terutama dalam genre feature. Itupun sebatas teknis kepenulisan.

Feature atau jenis tulisan

jurnalistik sastrawi

mengakomodasi uraian imajinatif. Segi rekaan yang dimaksudkan di sini meliputi daya afeksi, deskripsi, dan emosi penulis

mankala menjelaskan suatu peristiwa. Artinya, seorang

Lekatkan Lihat di Twitter

10 jam

Pengunjun

5,674

(7)

jurnalis harus menggunakan sentuhan kreatif yang bernilai sastrawi guna mencapai keindahan estetika bahasa.

Sebagai contoh, tatkala jurnalis hendak mengilustrasikan suatu tempat dalam tulisan featurenya,

ia harus bisa menangkap sisi-sisi unik dan partikukar (khusus) agar pembaca seolah-olah bisa menerkanya—membayangkan—

obyek yang dimaksudkan penulis. Semakin imajinatif tulisan itu,

semakin berhasil ia

membentangkan narasi-narasi

sastrawi tulisan feature.

Tentu daya ktif dalam jurnalisme

sastrawi harus berangkat dari obyek yang nyata. Meskipun imajinasi penulis berperan di sini, ia wajib didasarkan atas

kebenaran faktual dan bisa dipertanggungjawabkan. Dengan

(8)

kata lain, kedudukan ksi dalam tulisan jurnalistik bisa dimaklumi. Posisi ini dinamakan aspek ktif dalam kerangka kualitatif.

Oleh Rony K. Pratama | Alumnus Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2011

Bagika  in :

Iklan

Report this ad

(9)

Penulis:

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Negeri

Yogyakarta Kabinet Karsa Cipta

VIEW ALL POSTS

Twitter Facebook Google

Suka

Jadilah yang pertama menyukai ini.

Terkaiƒ

Belajar Jurnalistik di Jurusan PBSI

Tribun Jogja Menjadi Alternatif Tempat Belajar Jurnalistik

Derap-derap kisah

dalam "Berita"

dalam "Agenda HIMA"

dalam "Puisi"

(10)

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. Tema: Scratchpad oleh Automattic.

[CERPEN] Tradisional

Terlupakan, Terkikis, Tergantikan

Pos Sebelumnya

Tinggalkan Balasan

Ketikkan komentar di sini...

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan persamaan koefisien transfer massa yang diperoleh lebih akurat sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan kondisi mana yang paling optimum untuk

 Salah Saji Potensial, Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan, dan Prosedur Audit untuk Pengujian Pengendalian yang dapat Digunakan oleh Auditor terhadap Transaksi Pengeluaran Kas..

Kasus-kasus yang terkait dengan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan, seperti kasus Lapindo yang

Dan berdasarkan hasil dua analisis regresi linier di atas dapat dilakukan uji mediasi (intervening) sehingga diketahui bahwa varibel motivasi mampu menjadi

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah secara parsial persepsi gender, pengalaman mengajar, tingkat pendidikan dan prestasi belajar memiliki pengaruh

Peritel perlengkapan hunian lain di ASEAN juga masih mencatatkan pertumbuhan penjualan, di tengah kondisi ritel secara keseluruhan yang sedang dalam tren menurun..

Begitu juga dengan bumi, jika ia boleh memuntahkan segala yang terkandung dalam perutnya, maka lagilah mudah bagi Allah S.W.T untuk menyingkap segala kelakuan yang

Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibutuhkan suatu sistem informasi lowongan pekerjaan berbasis web yang memiliki fungsi sebagai sarana untuk menampung data alumni