ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S G1P0A0 DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh:
WISE ENNANDRIAN THREESYANTY NIM. B 09.058
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S G1P0A0 DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012
Disusun oleh:
WISE ENNANDRIAN THREESYANTY NIM. B 09.058
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 11 Juli 2012
Pembimbing
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S G1P0A0 DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012
Disusun oleh:
WISE ENNANDRIAN THREESYANTY NIM. B 09.058
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prodi D III Kebidanan
Pada tanggal:
PENGUJI I
(ERLYN HAPSARI, S.ST) NIK. 200683018
PENGUJI II
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. S G1P0A0 dengan Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2012”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ambarsari, S.ST., selaku Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.
4. Ibu Erlyn Hapsari, S.S.T., selaku Penguji yang telah memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.
6. Bapak Aryoseno, drg., selaku Kepala Subbag Penelitian dan Perpustakaan RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
7. Seluruh Dosen dan Staff Program DIII STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
8. Bagian Perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangannya, karena keterbatasan kemampuan penulis. Maka penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
Surakarta, Juli 2012
Prodi DIII Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Nama Mahasiswa : Wise Ennandrian Threesyanti
NIM : B. 09.058
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU DI RSUD
Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012
(xii + 83 halaman + 10 lampiran + 1 gambar) INTISARI
Latar Belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Kehamilan ektopik terganggu adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri. Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah tindakan laparatomi. Kehamilan ektopik terganggu kalau tidak tertangani akan mengakibatkan ruptur tuba, abortus dan syok.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu sesuai manajemen kebidanan yang diaplikasikan dalam asuhan kebidanan menurut Varney.
Metodologi: Metodologi dalam karya tulis ini menggunakan jenis studi kasus metode deskriptif. Lokasi studi kasus ini di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tehnik pengumpulan data melalui pemeriksaan fisik, wawancara, observasi, studi dokumentasi. Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu. Dilaksanakan selama 4 hari di RSUD Dr. Moewardi mulai 26 Juni sampai 29 Juni 2012.
Hasil: Hasil studi kasus pada karya tulis ilmiah ini diketahui bahwa setelah melakukan perawatan selama 4 hari pada Ny. S tidak mengalami komplikasi. Hal ini dapat dilihat dari hari demi hari setelah dilakukan perawatan keadaan umum ibu baik, tidak ada pengeluaran berupa flek-flek darah kecoklatan dan perdarahannya berhenti. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan dalam setiap asuhan kebidanan sebaiknya setiap petugas kesehatan lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang kesehatan.
Kesimpulan: Dari asuhan kebidanan yang telah dilakukan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Semua usaha itu tidak ada yang sia-sia, hanya saja belum bisa kita dapatkan yang kita inginkan dan semua pasti akan indah pada waktunya.
Hanya orang yang tulus hati, senantiasa aktif bekerja dan tidak mengenal lelah akan berhasil dalam meniti hidup.
Kegagalan bukan akhir dari segalanya, tetapi kegagalan adalah keberhasilan yang datangnya terlambat.
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan, sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan baik. Papa dan Mama
(H.M Sukarnanto dan Hj. Eni Sri Mujiati)
Setiap detak nadi kehidupanku akan kuusahakan untuk membahagiakan kalian yang telah memberi doa bimbingan, kasih sayang, dukungan yang tak
henti-hentinya, dan yang telah bersusah payah demi keberhasilanku. Kakak-kakakku & Keponakanku
“Firstian Ennandrian, Fine Ennandrianita, Anida Agnestiana, Ari Sukmono, Enrique Ferrel Ennandrian dan Kenzie Attarik Sukmono” yang kusayangi, canda dan tawamu membuat semangatku semakin bangkit serta selalu buat rumah amat
sangat ramai.
Someone “Capt. Popeye-ku”
“Popeye-ku” yang sangat sabar dan setia menemaniku, memberi doa, cinta kasih sayang dan dukungannya.
Sahabatku
Sahabat satu kost (Lastri Yunita “Soim”), dan semua teman-teman Kelas 3 A yang tidak bisa kusebutkan satu-persatu jangan pernah lupakan suka duka kita bersama
selama kuliah. Almamaterku Tercinta
CURRICULUM VITAE
Nama : Wise Ennandrian Threesyanti Tempat/ Tgl. Lahir : Pati, 19 Januari 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Raya Pati – Tayu, Desa Pakis Krajan RT. 03 RW. VII Kabupaten Pati, Kecamatan Tayu
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 2 Pakis Tahun 2003
2. SMP Negeri 2 Gunung Wungkal Tahun 2006
3. SMA Negeri 2 Pati Tahun 2009
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
CURRICULUM VITAE ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Studi Kasus ... 3
D. Manfaat Studi Kasus ... 5
E. Keaslian Studi Kasus ... 6
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ... 9
2. Kehamilan Ektopik Terganggu ... 15
B. Teori Manajemen Kebidanan ... 25
C. Data Perkembangan (SOAP) ... 45
D. Landasan Hukum ... 46
E. Kerangka Konsep ... 48
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS A. Jenis Studi Kasus ... 49
B. Lokasi Studi Kasus ... 49
C. Subyek Studi Kasus ... 49
D. Waktu Studi Kasus ... 50
E. Instrumen Studi Kasus ... 50
F. Teknik Pengumpulan Data ... 50
G. Alat-alat yang Dibutuhkan ... 53
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ... 55
B. Pembahasan ... 80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Lampiran 2. Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 4. Surat Balasan Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5. Surat Permohonan Menjadi Pasien
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil menjadi masalah besar di Negara berkembang. Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami keadaan resiko tinggi dan komplikasi obstetri, yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya jika tidak ditangani dengan memadai (Saifuddin, 2006).
Angka Kematian Ibu hamil menurut WHO (World Health Organization) selama periode 1990 – 2005 juga belum ada kawasan yang
mampu mencapai penurunan angka kematian ibu per tahun hingga 5,5 persen. Hanya Asia Timur yang penurunannya telah mendekati target yakni 4,2 persen per tahun serta Afrika Utara, Asia Tenggara, Amerika Latin dan Karibia mengalami penurunan yang jauh lebih besar dari Sub-Sahara Afrika (WHO, 2010).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Target yang akan dicapai tahun 2015 adalah menjadi 102 orang per tahun. Untuk mewujudkan hal ini, Depkes sedang menggalakkan program Making Pregnancy Safer (MPS) dengan program (P4K) antara lain Program Perencanaan, Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (Depkes, 2010).
Kehamilan ektopik merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu pada triwulan pertama dari kehamilan. Hal yang menyebabkan besarnya angka kematian ibu akibat kehamilan ektopik adalah kurangnya deteksi dini dan pengobatan setelah diketahui bahwa ibu mengalami kehamilan ektopik. Resiko kehamilan ektopik sangat besar karena kehamilan ini tidak bisa berlangsung seperti kehamilan normal. Perdarahan yang disebabkan oleh kehamilan ektopik menjadi penyebab utama kematian ibu di Indonesia. Seseorang yang mengalami kehamilan ektopik maka kehamilan tersebut harus segera diakhiri karena besarnya resiko yang ditanggungnya (Prawirohardjo, 2007).
Kehamilan ektopik terganggu adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri (Mansjoer, 2005).
Berdasarkan data yang diperoleh di RSUD Dr. Moewardi data jumlah ibu hamil abnormal pada bulan Januari – Desember 2011 sebanyak 301 kasus. Dari 301 kasus tersebut, kehamilan yang diakhiri dengan abortus sebanyak 183 kasus (60,79%), kehamilan dengan penyulit 80 kasus (26,57%), Molahidatidosa 20 kasus (6,64%), kehamilan ektopik 18 kasus (5,98%).
Berdasarkan kasus di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul tentang “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. S G1P0A0 dengan Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2012”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana
Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. S G1P0A0 dengan Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan menggunakan manajemen 7 langkah Varney?”.
C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu:
1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil Ny. S G1P0A0 dengan kehamilan ektopik terganggu.
2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan dan masalah pada ibu hamil Ny. S G1P0A0 dengan kehamilan ektopik terganggu.
3) Menentukan diagnosa potensial pada ibu hamil Ny. S G1P0A0 dengan kehamilan ektopik terganggu.
4) Mengantisipasi penanganan atas tindakan pada ibu hamil Ny. S G1P0A0 dengan kehamilan ektopik terganggu.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. S G1P0A0 dengan kehamilan ektopik terganggu.
6) Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun pada ibu hamil Ny. S G1P0A0 dengan kehamilan ektopik terganggu.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil Ny. S G1P0A0 dengan kehamilan ektopik terganggu.
b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan pada ibu hamil Ny. S G1P0A0 dengan kehamilan ektopik terganggu.
D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Diri Sendiri
Dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dalam praktek di lahan, serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu.
2. Bagi Profesi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi profesi bidan atau institusi kesehatan agar lebih meningkatkan dan perhatian terhadap program pendidikan tentang kehamilan patologi khususnya kehamilan ektopik terganggu.
3. Bagi Institusi a. Rumah Sakit
Dapat dijadikan masukkan bagi petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan dan perhatian terhadap kehamilan patologi khususnya kehamilan ektopik terganggu.
b. Institusi Pendidikan
E. Keaslian Studi Kasus
Sebelumnya kasus serupa pernah diangkat oleh Ratnaningtyas, (2008) dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu hamil pada Ny. S dengan Kehamilan
Ektopik Terganggu di Bangsal Cempaka RSUD Sragen”. Asuhan yang
diberikan adalah memberikan dukungan moril pada ibu, memantau keadaan umum dan vital sign ibu setiap 8 jam, memantau perdarahan setiap 8 jam sekali, menganjurkan ibu untuk istirahat total, terapi doktek spesialis obstetric dan ginekologi infus RL 20 tpm berikan Premaston 1 x 5 mg, Cefadroxil 1 x 500 mg, Asam Folat 1 x 50 mg, kalaborasi dengan laborat dalam pemeriksaan specimen darah Hb: 9,6 gr/ dl, golongan darah: A, PP test: positif, angka leukosit: 12.300/ ul. Setelah dilakukan asuhan selama 14 hari memperoleh hasilnya: tekanan darah: 120/ 70 mmHg, nadi: 94 x/ menit, respirasi: 24 x/ menit, suhu: 36,8° C, angka leukosit: 21.200/ ul.
Perbedaan keaslian penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada tempat, waktu, lokasi, subyek dan hasil penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu antara lain sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori tentang kehamilan, meliputi pengertian kehamilan, proses kehamilan, tanda dan gejala kehamilan, diagnosis banding, pemeriksaan kehamilan, nutrisi ibu hamil, kehamilan ektopik terganggu, meliputi pengertian, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, penanganan, cara pencegahan, penatalaksanaan, teori manajemen kebidanan, data perkembangan SOAP dan landasan hukum.
BAB III METODOLOGI
Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknik pengumpulan data, alat-alat yang digunakan penulis untuk pelaksanaan studi kasus.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan dirumuskan untuk menjawab tujuan penulis dan merupakan inti dari pembahasan penanganan ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu. Saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan anggapan kesimpulan yang berupa kesenjangan, pemecahan masalah hendaknya bersifat realistis, operasional yang artinya saran itu dapat dilaksanakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis 1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma (Kushartanti, 2004).
Terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid terakhir (Faisal, 2009).
Kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh (BKKBN, 2004).
b. Proses Kehamilan
Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus menstruasi normal 28 hari. Saat berhubungan sekitar 300 juta sperma tersimpan pada perjalanan di sepanjang uterus dan hanya seribu yang dapat mencapai tuba uterin dan bertemu dengan ovum, biasanya di ampula. Banyak sperma dibutuhkan pada saat ini
ditutup untuk mencegah masuknya sperma yang lain dan inti dari dua sel ini bersatu (Salmah, 2006).
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembekalan zigot (Wiknjosastro, 2005).
Nidasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel telur
yang telah dibuahi ke dalam endometrium (Kusmiyati, 2008). c. Tanda dan Gejala Kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2005), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenorea (tidak dapat haid), gejala ini penting karena wanita hamil tidak haid lagi dan perlu diketahui tanggal hari pertama haid terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan.
b) Nausea (enek) dan emesis (muntah), sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu.
c) Mengidam, terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d) Mammae menjadi tegang dan membesar. e) Anoreksia (tidak ada nafsu makan).
f) Sering kencing terjadi karena kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
h) Pigmentasi kulit terjadi karena pengaruh dari hormon kortiko-steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
2) Tanda-tanda kemungkinan hamil a) Perut membesar
b) Uterus membesar
c) Tanda hegar, yaitu: Hipertropi ismus, ismus menjadi panjang dan lunak.
d) Tanda chadwick, yaitu: Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah, karena pengaruh estrogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.
e) Tanda piscaseck, yaitu: Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.
f) Kontraksi-kontraksi kecil uterus atau Broxton hicks g) Teraba ballotement, yaitu: Lentingan dari bawah janin. h) Reaksi kehamilan positif.
3) Tanda pasti kehamilan
a) Pada umur kehamilan 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat diraba pada kehamilan lebih tua.
c) Pada primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada usia kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida umur 16 minggu.
d) Bila dilakukan pemeriksaan USG, janin dapat terlihat. d. Diagnosis Banding
Diagnosis banding kehamilan menurut Wiknjosastro (2006), adalah sebagai berikut:
1) Pseudocyesis
Wanita tersebut mengaku dirinya hamil, tetapi sebenarnya tidak. Hal ini biasanya terjadi pada wanita yang ingin sekali hamil.
2) Kistoma ovarii
Mungkin ada amenorrhea, perut penderita makin besar tetapi uterusnya seperti biasa.
3) Mioma uteri
Dapat menjadi amenorrhea, perut penderita makin besar uterusnya makin besar, kadang-kadang tidak merata. Akan tetapi tanda-tanda kehamilan seperti tanda Braxton-Hicks dan reaksi kehamilan negatif.
e. Pemeriksaan Kehamilan
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas agar sehat dan normal setelah ibu melahirkan (Masjoer, 2005).
Menurut Saifuddin (2002) kunjungan selama periode antenatal yaitu satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 Minggu), satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28), dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara 28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36).
f. Nutrisi Ibu Hamil
Seiring pertambahan usia kandungan, kebutuhan gizi ibu hamil akan meningkat terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung pesat terutama perkembangan otak dan susunan saraf sehingga membutuhkan asupan gizi yang optimal (Maharani, 2008).
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari (Kusmiyati, 2008). Kekurangan dan kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil tersebut. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, hemoragia postpartum, sepsis puerperalis dan sebagainya. Sedangkan nutrisi yang berlebihan dapat menyebabkan pre-eklamsi, bayi terlalu besar dan sebagainya (Winkjosastro, 2006).
1) Karbohidrat dan lemak
Karbohidrat sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori yang dapat diperoleh dari sereal dan umbi-umbian (Sabrina, 2008). Kebutuhan kalori untuk orang hamil adalah 2300 kal. Pada triwulan pertama asupan makanan berkurang karena menurunnya nafsu makan dan Bering timbul mual dan muntah, trimester ke-2 nafsu makan sudah meningkat, kebutuhan zat tenaga banyak dibanding kebutuhan saat hamil muda. Pada trimester ketiga, janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Hal ini terjadi pada 20 minggu terakhir kehamilan. Umumnya nafsu makan sangat baik dan ibu sangat merasa lapar (Kusmiyati, 2008).
2) Protein
Protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur dan kacang-kacangan (Sabrina, 2008). Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan kehamilan yaitu untuk pertumbuhan janin, uterus, plasenta, selain itu untuk ibu penting untuk pertumbuhan payudara dan kenaikan sirkulasi ibu (protein plasma, hemoglobin dan lain-lain (Kusmiyati, 2008).
3) Mineral
sayur-sayuran dan susu. Hanya besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari-hari. Kebutuhan akan besi pada pertengah kedua kehamilan kira-lara 17 mg/ hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, ferofumarat atau feroglukonat perhari dan pada kehamilan kembar
.atau pada wanita sedikit anemik, dibutuhkan 60-100 mg/hari. Kebutuhan kalsium, umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu liter susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium (Kusmiyati, 2008).
4) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin (Kusmiyati, 2008). Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf saraf pusat maupun otak janin (Sabrina, 2008).
2. Kehamilan Ektopik Terganggu a. Pengertian
rongga perut, kanalis servikalis uteri, tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus.
Kehamilan ektopik terganggu adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri (Mansjoer, 2005).
Istilah kehamilan ektopik terganggu lebih tepat dari pada istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga dipakai, oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam uterus tetapi tidak pada tempat yang normal (Prawirohardjo, 2005).
b. Etiologi
Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Menurut Mochtar (2002), faktor-faktor yang memegang peranan dalam hal ini ialah sebagai berikut:
1) Faktor tuba, yaitu salpingitis, perlekatan tuba, kelainan konginetal tuba, pembedahan sebelumnya, endometriosis, tumor yang mengubah bentuk tuba dan kehamilan ektopik sebelumnya.
2) Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom dan malformasi.
3) Faktor ovarium, yaitu migrasi luar ovum dan pembasaran ovarium. 4) Penggunaan hormon eksogen.
c. Tanda dan Gejala
Gambaran kehamilan ektopik terganggu yang belum terganggu tidak khas dan penderita maupun dokter biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam kehamilan. Pada umumnya penderita menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
1) Amenorhoe
2) Nyeri perut bagian bawah 3) Gejala kehamilan muda 4) Level HCG rendah
5) Perdarahan pervaginam berwarna coklat tua
6) Digoyangkan dan Cavum Douglas menonjol karena ada pembekuan darah (Mansjoer, 2005).
Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala tidak jelas, sehingga sukar membuat diagnosisnya, gejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil (Mochtar, 2002).
d. Patofisiologi
1) Hasil konsepsi mati dan diresorbsi
Pada implantasi secara kolumner, ovum yang dibuahi cepat mati karena vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorbsi total. Dalam keadaan ini penderita tidak mengeluh apa-apa hanya haidnya terlambat untuk beberapa hari.
2) Abortus ke dalam lumen tuba
Perdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh darah oleh villi koriales pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut sama-sama dengan robeknya pseudokapsularis. Pelepasan ini dapat terjadi sebagian atau seluruhnya tergantung pada derajat perdarahan perdarahan yang timbul.
3) Ruptur dinding tuba
Ruptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya ada kehamilan muda, sebaiknya ruptur pada pars interstisialis terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut. Faktor
utama yang menyebabkan ruptur ialah penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke perineum. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan seperti coitus dan pemeriksaan vaginal.
e. Penanganan
dan dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik terganggu, kondisi anatomic organ pelvic, kemampuan teknik bedah mikro, dokter operator dan kemampuan teknologi fertilisasi invitro setempat. Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba, atau dapat dilakukan pembedahan konservatif dalam arti hanya dilakukan salpingostomi.
Apabila keadaan penderita buruk, misalnya dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan salpingektomi. Pada kasus kehamilan ektopik terganggu di pars ampularis tuba yang belum pecah pernah dicoba ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan. Kriteria khusus yang diobati dengan cara ini adalah:
1) Kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecah 2) Diameter kantong gestasi ≤ 4 cm;
3) Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml 4) Tanda vital baik dan stabil.
f. Pencegahan
menular seksual dan mengurangi risiko penyakit radang panggul (Saifuddin, 2002).
Memakai kondom, diafragma atau cap serviks jika ingin melakukan hubungan seks untuk menghindari gonore, klamidia, dan lain penyakit menular seksual (PMS). Bedah sistem reproduksi, perut, atau perut bagian bawah dapat menyebabkan jaringan parut, yang meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Penyakit Radang Panggul (PID) dapat merusak saluran tuba, meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Salah satu penyebab utama PID adalah infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia dan gonore. Kondom laki-laki adalah metode yang paling efektif untuk mencegah IMS (Saifuddin, 2002).
Menggunakan praktek seks yang aman, seperti menggunakan kondom setiap kali kita melakukan hubungan seks dapat menurunkan resiko kehamilan ektopik. Hal ini karena seks aman akan membantu melindungi kita dari penyakit menular seksual (PMS) yang dapat menyebabkan penyakit radang panggul (PID). PID adalah penyebab umum jaringan parut pada saluran tuba, yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik (Wibowo, 2007).
g. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Secara Umum
Menurut Sarwono (2002), penatalaksanaan atau penanganan untuk kasus kehamilan ektopik terganggu secara umum, antara lain adalah sebagai berikut:
a) Setelah diagnosis ditegakkan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat darurat.
b) Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan tindakan operatif, karena sumber perdarahan harus dihentikan.
c) Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid NS atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l dalam dua jam pertama (termasuk selama tindakan berlangsung).
d) Bila darah pengganti belum tersedia, berikan autotransfusion berikut ini:
(1) Pastikan darah yang dihisap dari rongga abdomen telah melalui alat penghisap dan wadah penampung yang steril. (2) Saring darah yang tertampung dengan kain steril dan
diberikan larutan sodium sitrat 10 ml untuk setiap 90 ml darah.
(3) Transfusikan darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada bagian tabung tetesan.
(4) Tindakan dapat berupa:
(a) Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi.
(b) Salpingostomi (hanya dilakukan sebagai upaya konservasi dimana tuba tersebut merupakan salah satu yang masih ada), yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen tuba kemudian diikuti dengan reparasi bagian tersebut. Resiko tindakan ini adalah kontrol perdarahan yang kurang sempurna atau rekurensi (hasil ektopik ulangan).
(c) Mengingat kehamilan ektopik berkaitan dengan gangguan fungsi transportasi tuba yang disebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya pasien diberi anti biotik kombinasi atau tunggal dengan spektrum yang luas. (d) Untuk kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan:
Ø Ketoprofen 100 mg supositoria
Ø Tramadol 200 mg IV
(e) Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari. (f) Konseling pasca tindakan:
Ø Resiko hamil ektopik ulangan
Ø Kontrasepsi yang sesuai
Ø Asuhan mandiri selama di rumah. 2) Penatalaksanaan Bedah
Penatalaksanaan bedah dapat dikerjakan pada pasien-pasien dengan kehamilan tuba yang belum terganggu maupun yang sudah terganggu. Tentu saja pada kehamilan ektopik terganggu, pembedahan harus dilakukan secepat mungkin, antara lain.
a) Salpingostomi
b) Salpingotomi
Pada dasarnya prosedur ini sama dengan salpingostomi, kecuali bahwa pada salpingotomi insisi dijahit kembali. Beberapa literatur menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna dalam hal prognosis, patensi dan perlekatan tuba pascaoperatif antara salpingostomi dan salpingotomi.
c) Salpingektomi
Salpingektomi diindikasikan pada keadaan-keadaan berikut ini: (1) Kehamilan ektopik mengalami ruptur (terganggu),
(2) Pasien tidak menginginkan fertilitas pascaoperatif, (3) Terjadi kegagalan sterilisasi,
(4) Telah dilakukan rekonstruksi atau manipulasi tuba sebelumnya,
(5) Pasien meminta dilakukan sterilisasi, (6) Perdarahan berlanjut pascasalpingotomi, (7) Kehamilan tuba berulang,
(8) Kehamilan heterotopik, dan
sempit. Pada kehamilan pars interstitialis, sering kali dilakukan pula histerektomi untuk menghentikan perdarahan masif yang terjadi. Pada salpingektomi, bagian tuba antara uterus dan massa hasil konsepsi diklem, digunting, dan kemudian sisanya (stump) diikat dengan jahitan ligasi. Arteria tuboovarika diligasi, sedangkan arteria uteroovarika dipertahankan. Tuba yang direseksi dipisahkan dari mesosalping.
d) Evakuasi Fimbrae dan Fimbraektomi
Bila terjadi kehamilan di fimbrae, massa hasil konsepsi dapat dievakuasi dari fimbrae tanpa melakukan fimbraektomi. Dengan menyemburkan cairan di bawah tekanan dengan alat aquadisektor atau spuit, massa hasil konsepsi dapat terdorong dan lepas dari implantasinya. Fimbraektomi dikerjakan bila massa hasil konsepsi berdiameter cukup besar sehingga tidak dapat diekspulsi dengan cairan bertekanan.
B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap sehingga dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi pasien (Varney, 2004).
2. Manajemen Kebidanan Tujuh Langkah Menurut Hellen Varney a. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien. Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan data obyektif serta data penunjang.
1) Data Subyektif
Data subyektif adalah data didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi melalui suatu sistem interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2003). e) Biodata
2) Umur : Umur dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental, psikisnya belum siap dan ditulis dalam tahun. 3) Agama : Untuk memberikan motivasi dorongan moril
sesuai dengan agama yang dianut.
4) Suku bangsa : Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras serta pengaruh adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
5) Pendidikan : Perlu dinyatakan karena tingkat pendidikan berpengaruh pada pengetahuan, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
6) Pekerjaan : Untuk mengetahui status ekonomi keluarga, karena dapat mempengaruhi pemenuhan gizi pasien tersebut.
7) Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal serta mempermudah pemantauan bila diperlukan (Nursalam, 2003).
f) Alasan datang atau keluhan utama
menurut Mansjoer (2005), adalah pasien mengalami nyeri perut bagian bawah dan perdarahan pervaginam berwarna coklat. g) Data kebidanan
(1) Riwayat haid
Untuk mengetahui menarche, haid teratur atau tidak, siklus, sifat darah, banyaknya, lama, disminorhoe atau tidak (Wheeler, 2004)
(2) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui setatus perkawinan klien dan lamanya perkawinan (Wheeler, 2004).
(3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
(a) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kemahamilan ibu dan hasil pemeriksaan kehamilan (Winkjosastro, 2007).
(b) Persalinan : Spontan atau buatan lahir aterm atau prematur ada perdarahan atau tidak, waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan (Winkjosastro, 2007).
masa nifas dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya (Sujiyatini, 2009).
(4) Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan sekarang menurut Winkjosastro (2007) perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu resti atau tidak, meliputi:
(a) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Digunakan untuk mengetahui umur kehamilan. (b) Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Untuk mengetahui perkiraan lahir. (c) Umur Kehamilan (UK)
Untuk mengetahui umur kehamilan. (d) Keluhan-keluhan
Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada trimester I, II, dan III (Winkjosastro, 2007).
(e) Ante Natal Care (ANC)
Mengetahui riwayat ANC, teratur/tidak, tempat ANC, dan saat kehamilan berapa (Sujiyatini, 2009).
(f) Penyuluhan yang didapat
(g) Imunisasi TT
Perlu dikaji apakah klien pernah mendapatkan imunisasi TT (Nursalam, 2004).
(h) Penggunaan obat-obatan dan jamu atau rokok
Merokok, minum alkohol dan minum obat-obatan tanpa indikasi perlu untuk diketahui.
(5) Riwayat keluarga berencana
Ibu pernah atau belum pernah menjadi akseptor KB, bila pernah disebutkan alat kontrasepsi apa yang pernah dipakai dan lamanya penggunaan, sehingga dapat diketahui jarak kehamilannya (Nursalam, 2002).
(6) Riwayat kesehatan
(a) Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini (Sujiyatini, 2009)
(b) Riwayat penyakit sistemik
Untuk mengetahui apakah pasien menderita penyakit seperti jantung, ginjal, asma, hipatitis, DM, hipertensi dan epilepsi atau penyakit lainnya (Sujiyatini, 2009). (c) Riwayat penyakit keluarga
(d) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar dalam keluarga (Sujiyatini, 2009).
(7) Riwayat operasi
Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani (Sujiyatini, 2009).
(8) Data kebiasaan sehari-hari (a) Nutrisi
Dikaji untuk menanyakan ibu hamil apakah menjalani diet khusus, bagaimana nafsu makannya, jumlah makanan, minuman, atau cairan yang masuk. Pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup, yaitu makan 3 kali sehari cukup dan memperbanyak makan sayuran hijau (Alimul, 2006).
(b) Eliminasi
Hal ini dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAK dan BAB yang meliputi frekuensi dan kosistensi (Alimul, 2006).
(c) Pola Aktivitas
Kebutuhan tidur + 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Pola istirahat dan aktivitas ibu selama masa kehamilan yang kurang dapat menyebabkan kelelahan dan berdampak pada timbulnya anemia (Henderson, 2006).
(d) Istirahat
Dikaji untuk mengetahui berapa jam ibu tidur malam, dan berapa jam ibu istirahat atau tidur siang (Saifuddin, 2002). Ibu hamil diharapkan istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, tidur siang selama 1 – 2 jam dan tidur malam selama 8 jam (Saifuddin, 2002).
(e) Personal Hygiene
Untuk mengetahui berapa kali pasien mandi, gosok gigi, keramas, ganti pakaian. Pada ibu hamil diharapkan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu, ganti pakaian 2 kali sehari dan ganti pembalut setidaknya 2 kali sehari (Wiknjosastro, 2007). (f) Pola seksual
(9) Data psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya, misal wanita mengalami banyak perubahan emosi/ psikologis selama masa hamil, sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu (Ambarwati, 2008). Pada kasus ini ibu mengatakan cemas dengan keadaan atau keadaan yang dialaminya.
(10) Kebiasaan sosial budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa hamil, misalnya pada kebiasaan pantangan makanan (Ambarwati, 2008).
2) Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2003). a) Pemeriksaan Umum
(1) Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang, jelek, tingkat kesadaran pasien apakah composmentis, apatis, somnolen, delirium, semi korna dan koma (Prihardjo, 2007).
(3) Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi. Batas normalnya 120/ 80 mmHg (Wiknjosastro, 2005).
(4) Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan febris/ infeksi dengan menggunakan skala derajat celcius. Suhu badan wanita hamil batas normalnya adalah 35,6 – 37,6 o C (Wiknjosastro, 2005) .
(5) Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin, 2002). Batas normalnya 69-100 x/ menit (Perry, 2005).
(6) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam 1 menit, batas normalnya 18 – 24 x/ menit (Saifuddin, 2002).
(7) Tinggi badan : Untuk mengetahui tinggi badan ibu (Nursalam, 2003).
dalam uterus, peningkatan BB pada trimester I adalah 1 kg, pada trimester II adalah 2 kg dan pada trimester III adalah 6 kg (Wiknjosastro, 2007). b) Pemeriksaan Sistematis
Pemeriksaan sistematis yaitu pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung kaki (Nursalam, 2003), meliputi:
(1) Kepala
(a) Rambut : Meliputi warna mudah rontok atau tidak dan kebersihannya.
(b) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah oedema. Pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu muka tampak pucat (Winkjosastro, 2007).
(c) Mata : Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah muda dan sklera warna putih. Pada wanita dengan kehamilan ektopik tergangu konjungtiva pucat (Alimul, 2004).
(e) Telinga : Bagaimana kebersihannya, ada serumen atau tidak.
(f) Mulut : Ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi, gusi berdarah atau tidak.
(2) Leher : Adalah pembesaran kelenjar thyroid, ada benjolan atau tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe.
(3) Dada dan axilla : Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau tidak, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak dan kolostrum/ ASI sudah keluar atau belum. (4) Abdomen : Apakah ada luka bekas operasi, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak. (5) Ekstremitas atas dan bawah
Ada cacat atau tidak oedema atau tidak terdapat varices atau tidak (Wiknjosastro, 2006).
(6) Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis) (a) Inspeksi
(b) Palpasi
Cara pemeriksaan yang umum digunakan adalah cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap. Sesuai dengan kasus kehamilan ektopik terganggu, pemeriksaan Leopold meliputi pemeriksaan Leopold I, yaitu untuk
meraba tinggi fundus uterus. Pada palpasi akan teraba massa lunak dan lentur di sisi posterior atau lateral terhadap uterus. Massa tersebut akan teraba keras jika terisi darah (Varney, 2006).
(c) Auskultasi
Dengarkan bunyi jantung janin pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural (Laenec) atau Doppler. Dengan stetoskop Laenec bunyi jantung
janin terdengar pada kehamilan 18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu (Mansjoer, 2005). Bidan harus menghitung denyutan jantung janin per menit, dan harus mendapatkan nilai antara 110-160 (Salmah, 2006). (d) Pemeriksaan dalam
dilakukan melalui pembesaran rahim, tanda hamil muda, tanda Piskacek, tanda Hegar (Manuaba, 2003). c) Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan untuk mendukung menegakkan diagnosa seperti pemeriksaan laboratorium, rontgen utrasonografi dan lain-lain (Varney, 2004).
1) Pemeriksaan laboratorium
Kadar hemoglobin dan eritrosit menurun atau leukosit meningkat menunjukkan adanya perdarahan. Hasil tes kehamilan biasanya positif. Hasil tes kehamilan yang negatif tidak menyingkirkan kemungkinan KET karena degenerasi trofoblas dapat menyebabkan produksi βHCG menurun sehingga menyebabkan tes kehamilan menjadi negatif (Wiknjosastro, 2007).
2) Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Dijumpai kantong kehamilan di luar kavum uteri yang disertai atau tanpa adanya genangan cairan (darah) di cavum Douglas pada KET. Pada pemeriksaan USG
Trans-Vaginal dapat mendeteksi tubal ring (massa berdiameter
pelvis dengan lebih baik, termasuk visualisasi cairan di
cavum Douglas dan massa pelvis (Maryunani, 2009).
Pemeriksaan USG Trans-Vaginal dilakukan untuk menetapkan letak kantong gestasi, besarnya kantong gestasi, dan mencari janin dengan detak jantungnya
(Manuaba, 2007).
3) Pemeriksaan kuldosintesis
Pemeriksaan kuldosintesis dilakukan untuk mengetahui adanya cairan atau darah dalam cavum douglas (Wiknjosastro, 2007).
Dengan adanya pemeriksaan USG dan pemeriksaan kadar βHCG yang telah akurat, makakuldosintesistidak sering dilakukan, karena pemeriksaan ini sangat tidak nyaman bagi penderita. Pemeriksaan kuldosintesis masih dilakukan bila tidak ada fasilitas USG atau bila pada pemeriksaan USG kantung kehamilan tidak berhasil terdeteksi (Maryunani, 2009).
4) Pemeriksaan yang ditegakkan secara bedah (Surgical Diagnosis)
Kuretase biasanya dianjurkan pada kasus-kasus dimana timbul kesulitan membedakan abortus dari kehamilan ektopik dan kehamilan uterine tidak terdeteksi dengan USG Trans-Vaginal (Maryunani, 2009).
Pemeriksaan laparoskopi untuk melihat rongga pelvik melalui dinding perut terutama pada keadaan yang meragukan, misalnya pada kehamilan tuba yang belum terganggu.Pemeriksaan laparotomidilakukan untuk mengangkat sumber perdaharan dan dilakukan bila keadaan hemodinamik pasien tidak stabil (Maryunani, 2009).
Indikasi operasi laparotomi atau laparoskopi adalah besarnya kantong gestasi lebih dari 3,5 cm dengan pemeriksaan vaginal USG, pasien menolak terapi medikamentosa, ruptur kehamilan ektopik telah terjadi (sudah terjadi perdarahan intraperitoneal), diagnosis belum jelas, bekas ligasi tuba fallopi, kontraindikasi dengan pemeriksaan medikamentosa (Manuaba, 2007).
b. Interpretasi Data
didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan (Varney, 2004).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2004).
Diagnosa:
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2004), pada kasus ini adalah kehamilan ektopik terganggu.
“Ny. X umur … tahun, G … P … A … umur kehamilan … minggu
dengan kehamilan ektopik terganggu”.
Dasar diagnosa tersebut adalah: a) Data Subyektif:
Ibu mengatakan mengalami nyeri perut bagian bawah dan mengatakan merasa cemas dengan kehamilannya. Ibu mengatakan keadaannya lemas.
b) Data obyektif:
Menurut Prihardjo (2007), data obyektif meliputi: (1) Keadaan umum ibu sedang
(2) Kesadaran ibu hamil dengan kehamilan ektopik composmentis
(3) TTV: Tekanan darah :……. mmHg
Respirasi : …… x/ menit
Suhu : …… x/ menit
Konjungtiva : Pucat (Nursalam, 2003). (4) Terdapat perdarahan pervaginam (Manjoer, 2005). 2) Masalah
Masalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien. Masalah yang sering muncul pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu yaitu ibu merasa cemas terhadap kehamilannya karena mengalami nyeri perut bagian bawah dan mengalami perdarahan pervaginam (Mansjoer, 2005).
3) Kebutuhan
Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan analisa data (Varney, 2004).
Menurut Manuaba (2007), kebutuhan pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu adalah:
a) Informasi tentang keadaan ibu
b) Support mental dari keluarga dan tenaga kesehatan. c. Diagnosa Potensial
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2004).
Menurut Prawirohardjo (2005), diagnosa potensial pada pasien dengan kehamilan ektopik terganggu adalah ruptur tuba, abortus dan syok.
d. Antisipasi dan Tindakan Segera
Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/ masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency atau segera. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2004).
Menurut Saifuddin (2006), tindakan segera yang dilakukan pada kehamilan ektopik terganggu yaitu antara lain:
1) Kolaborasi dengan dokter spesialis obsgyn
2) Kolaborasi dengan bagian laboratoriun untuk pemeriksaan laboratorium
e. Perencanaan
Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan tepat dan berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien (Varney, 2004).
Menurut Sarwono (2002), perencanaan yang diberikan pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu diantaranya adalah:
1) Lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat darurat 2) Menghentikan sumber perdarahan
3) Merestorasi cairan tubuh 4) Pemberian terapi berupa:
a) Ketoprofen 100 mg supositoria b) Tramadol 200 mg IV
c) Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas)
d) Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari. 5) Observasi TTV, jumlah cairan masuk dan keluar
f. Implementasi/ Pelaksanaan
dan aman. Yang dilaksanakan semua oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2004). Pelaksanaan dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat.
g. Evaluasi
Pada langkah ini keefektifan dari asuhan yang telah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2004).
Langkah-langkah proses evaluasi umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik.
Hasil yang diharapkan dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu adalah:
1) Keadaan umum ibu baik 2) Tidak terjadi perdarahan 3) Tidak terjadi infeksi.
C. Data Perkembangan (SOAP)
S : Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.
O : Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment.
A : Assessment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi meliputi diagnosa/ masalah serta antisipasi maslaah potensial.
P : Planning
Menggunakan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment.
D. Landasan Hukum
Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan aturan atau hukum yang berlaku, sehingga penyimpangan terhadap hukum (mal praktik) dapat dihindarkan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan kehamilan ektopik terganggu, landasan hukum yang digunakan di antaranya: 1. UU Kesehatan RI No. 23, 1992 pasal 15 yang berisi:
b. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat dilakukan:
1) Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya, tindakan tersebut.
2) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli.
3) Dengan peraturan, ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarga.
4) Pada sarana kesehatan tertentu. 2. Standar 16 – Standar Pelayanan Kebidanan
Sebagai seorang bidan harus bisa mengenali cara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, tujuan dari dilakukannya standar ini adalah mengenali dan melakukan tindakan secara tepat dan cepat perdarahan, serta melakukan pertolongan pertama dan melakukan rujukan secara dini ke tempat yang memadai (RS atau Puskesmas).
3. Kompetensi Bidan Indonesia, 2003
E. Kerangka Konsep
INPUT PROSES OUTPUT
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Kehamilan
Ektopik Terganggu
Manajemen Asuhan Kebidanan menurut Varney:
1. Pengkajian 2. Interpretasi data 3. Diagnosa potensial 4. Intervensi
5. Perencanaan 6. Pelaksanaan 7. Evaluasi
Hasil yang diharapkan: 1. Keadaan umum baik 2. Tidak terjadi
BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi Kasus
Jenis laporan ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2005).
Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2002).
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana pengambilan kasus tersebut akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini, lokasi studi kasus ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
C. Subjek Studi Kasus
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Studi kasus ini dilakukan pada tanggal 26 Juni sampai 29 Juni 2012.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen studi kasus merupakan alat atau fasilitas yang digunakan untuk mendapatkan data-data kasus (Notoatmodjo, 2002). Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada ibu hamil.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah: 1. Data Primer
Data primer adalah materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat berlangsung suatu penelitian (Nursalam, 2003).
a. Pemeriksaan Fisik
Menurut (Nursalam, 2003) pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien sistematis dengan cara:
1) Inspeksi
Adalah suatu proses observasi yang dilakukan sistematik dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, dan penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi pada pada kasus ini dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai ke kaki dan memeriksa conjungtiva, pada mata ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu kelihatan pucat.
2) Palpasi
Palpasi suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan, jari, adalah suatu instrument yang sensitif yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang temperatur, turgor, bentuk, kelembapan, vibrasi, dan ukuran.
3) Perkusi
4) Auskultasi
Adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suatu yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan Doppler. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui detak jantung janin.
b. Wawancara
Adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (Responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Face to face) (Notoatmodjo, 2002). Wawancara dilakukan pada pasien ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu, dan keluarganya serta tenaga kesehatan atau bidan.
2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan fisik atau terapi diperoleh dari keterangan keluarga sama lingkungannya, mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan studi (Notoatmodjo, 2002).
a. Studi Dokumentasi
b. Studi Kepustakaan
Adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dan menunjang latar belakang teoritis dari studi penelitian (Notoatmodjo, 2002). Pada kasus ini mengambil studi kepustakaan dari buku, laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal dan sumber terbaru yang berhubungan dengan kehamilan ektopik terbitan tahun 2002 – 2012.
G. Alat-alat yang Dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain:
1. Alat dan bahan dalam pengambilan data a. Format pengkajian pada ibu hamil b. Buku tulis
c. Ballpoint
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi a. Timbangan berat badan
b. Alat pengukur tinggi badan c. Tensimeter
h. Infus set, spuit dan obat-obatan i. Handscoon panjang dan Schort j. Oksigen
k. Speculum l. Cunam serviks m. USG
n. Kassa steril.
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
1. PENGKAJIAN DATA
Tanggal 26 Juni 2012, pukul 17.00 WIB
a. Data Subyektif
1) Identitas
Nama : Ny. S Nama : Tn. P
Umur : 28 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Indonesia Suku Bangsa : Jawa Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Wates RT. 03 RW. X Jetis Jaten Karanganyar
2) Keluhan Utama
3) Riwayat Menstruasi
a. Menarche : Umur 12 tahun
b. Siklus : 28 – 30 hari
c. Banyaknya : 2 – 3 x ganti pembalut d. Lamanya : 6 – 7 hari
e. Sifat darah : Encer, warna merah f. Teratur/Tidak teratur : Teratur
g. Dismenorhea : Tidak dismenorhea 4) Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan kawin syah 1 kali pada umur 27 tahun dengan suami umur 29 tahun, lama perkawinan 1 tahun.
5) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) HPHT : 17 April 2012
b) HPL : 24 Januari 2013
c) ANC : 2 kali di bidan d) Umur Kehamilan : 10 minggu
e) Imunisasi TT : 1 kali pada bulan Januari 2012 6) Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
7) Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah menderita penyakit batuk, flu dan demam.
b) Riwayat Kesehatan Sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan dada sebelah kirinya tidak terasa berdebar-debar disaat melakukan aktivitas
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri pada bagian pinggang
(3) Asma/ TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk yang disertai sesak nafas dan tidak pernah batuk yang disertai dengan darah
(4) Hepatitis : Ibu mengatakan kuku dan kulitnya tidak berwarna kuning
(5) DM : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan haus dan lapar di saat malam hari
(6) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami pusing kepala yang hebat
(7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang disertai keluarnya busa dari mulut
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menurun (DM, asma, hipertensi dan jantung) dan penyakit menular (TBC, hepatitis, HIV/ AIDS).
d) Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat keturunan kembar dari pihak suami maupun dari pihak keluarga ibu.
e) Riwayat Operasi
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun.
8) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari a) Pola nutrisi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan mengkomsumsi nasi, sayur, lauk pauk sehari 3 kali dengan porsi sedang, ibu minum 6-7 gelas sehari dengan air putih, ibu mengatakan tidak ada makanan pantangan
b) Pola eliminasi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAK dengan frekuensi kurang lebih 4-5 kali sehari dan BAB dengan frekuensi 1 kali sehari, tidak ada keluhan.
Selama hamil : Ibu mengatakan BAK dengan frekuensi kurang lebih 6-7 kali sehari dan BAB dengan frekuensi 1 kali sehari, tidak ada keluhan
c) Pola aktifitas
Sebelum dan selama hamil ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, mencuci pakaian dan mencuci piring sendiri.
d) Pola istirahat/ tidur
Sebelum hamil : Ibu mengatakan ibu tidur malam kurang lebih 7-8 jam dan tidak pernah tidur siang karena ibu bekerja.
Selama hamil : Ibu mengatakan ibu tidur malam kurang lebih 7-8 jam dan tidak pernah tidur siang karena ibu bekerja.
Pola personal hygiene
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak ada perubahan dalam personal hygiene yaitu: Ibu mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali dalam 1 minggu, gosok gigi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari dan tidak ada keluhan.
f) Pola seksual
Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 minggu 3 kali.
Selama hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 minggu 2 kali. Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
9) Riwayat Psikososial Budaya
a) Ibu mengatakan perasaannya cemas dengan kehamilan yang dialaminya saat ini.
b) Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan oleh ibu dan suami.
c) Ibu mengatakan jenis kelamin yang diharapkan laki-laki atau perempuan itu sama saja.
d) Ibu mengatakan mendapatkan dukungan dari pihak keluarga dan suami.
10) Penggunaan Obat-obatan/ Rokok
Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan terkecuali dari bidan dan tidak merokok.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : Sedang
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital Sign : (1) Tekanan darah : 120/ 80 mmHg (2) Nadi : 88 x/ menit
(3) Respirasi : 20 x/ menit
(4) Suhu : 36,70 C
d) Tinggi badan : 158 cm e) BB sebelum hamil : 47 kg f) BB sekarang : 48 kg
g) LLA : 24 cm
2) Pemeriksaan Sistematis/ Fisik a) Kepala dan muka
Rambut : Hitam, panjang, halus, tidak mudah rontok,bersih tidak ada ketombe.
Mata : Simetris, conjungtiva pucat, sklera putih, tidak ada kelainan bentuk pada mata.
Hidung : Bersih tidak ada polip, bentuk normal, tidak ada kelainan.
Telinga : Bentuk simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada kelainan.
Mulut : Bibir pucat, lidah pucat,caries dentis tidak ada, stomatitis tidak ada, tidak ada kelainan.
b) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe. c) Dada dan Axilla
(1) Mammae
Membesar : Normal
Benjolan : Tidak ada
Simetris : Simetris kanan kiri
Areola : Hyperpigmentasi
Puting susu : Datar
Kolostrum : Belum keluar
(2) Axilla
Nyeri : Tidak ada
d) Ekstremitas
Tangan : Tidak ada oedema, simetris, kuku pendek, bersih, tidak ada kelainan
Kaki : Simetris, kuku pendek, bersih, tungkai tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak ada kelainan
3) Pemeriksaan Obstetri a) Abdomen
(1) Inspeksi
(a) Pembesaran perut : Membesar normal
(b) Linea Alba/ Nigra : Tidak ada linea alba maupun nigra
(c) Striae albican/ livide : Tidak ada striae albican maupun livide
(d) Kelainan : Tidak ada kelainan
(e) Pergerakan anak : Tidak ada pergerakan anak
(2) Palpasi
(a) Kontaksi : Uterus keras
b) Anogenital
(1) Vulva vagina : Tidak ada varices dan penonjolan pada vulva.
(2) Perineum : Tidak ada luka pada perineum.
(3) VT : Portio lunak, pembukaan 1 cm teraba jaringan hasil konsepsi di kanalis servikalis
(4) PPV : Ada pengeluaran darah dan stolsel pervaginam
(5) Anus : Tidak ada hemoroid 4) Pemeriksaan Penunjang
Hb : 13,4 gr% Leukosit : 9800/ ul
Golongan darah : A Trombosit : 255000/ ul
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal 26 Juni 2012 pukul 17.15 WIB
A. Diagnosa Kebidanan
Ny. S G1 P0 A0 umur 28 tahun hamil 10 minggu dengan kehamilan ektopik terganggu.
Data Dasar
Data Subyektif
1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan, belum pernah keguguran sebelumnya dan ibu merasa cemas dengan kehamilannya saat ini.
2. Ibu mengatakan berumur 28 tahun. 3. Ibu mengatakan HPHT 17 April 2012.
4. Ibu mengatakan mulai tanggal 25 Juni 2012 yang lalu mengeluarkan flek-flek darah dari jalan lahir dan perut bagian bawah terasa nyeri sejak kemarin siang.
Data Obyektif
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. Vital Sign : Tekanan darah : 120/ 80 mmHg Respirasi : 20 x/ menit
Suhu : 36,7 0C
d. PPV : Ada pengeluaran darah dan stolsel pervaginam. e. Palpasi : Uterus keras, TFU 1 jari di atas simfisis
f. VT : Portio lunak pembukaan 1 cm teraba jaringan hasil konsepsi
g. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 13,4 gr% Leukosit : 9800/ ul
Golongan darah : A Trombosit : 255000/ ul
USG : Terlihat kantong kehamilan di luar uterus
B. Masalah : Ibu merasa cemas dengan kehamilannya, karena mengeluarkan flek darah dari jalan lahir dan nyeri perut
bagian bawah nyeri.
C. Kebutuhan
Memberikan support mental pada ibu.
III. DIAGNOSA POTENSIAL
IV. ANTISIPASI/ TINDAKAN SEGERA
1. Kolaborasi dengan dokter spesialis obsgyn.
2. Kolaborasi dengan bagian laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium.
3. Tirah baring/ bed rest.
V. PERENCANAAN
Tanggal 26 Juni 2012 pukul 17.30 WIB
1. Informasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaannya 2. Observasi keadaan umum d