• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KABUPATEN SERANG BAB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PROFIL KABUPATEN SERANG BAB"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

4.1.

KONDISI GEOGRAFIS, BATAS ADMINISTRASI DAERAH, LUAS

WILAYAH DAN TOPOGRAFIS

4.1.1.

KONDISI GEOGRAFIS

Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak diantara 5°50' - 6°21' Lintang Selatan dan 105°7' 106°22' Bujur Timur. Batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Serang, adalah sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Laut Jawa

• Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang

• Sebelah Selatan : Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak • Sebelah Barat : Kota Serang dan Selat Sunda

Secara umum wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian kurang dari 500 meter dpl dan tersebar pada semua wilayah. Kemiringan tanah atau lereng selain mempengaruhi bentuk wilayah juga mempengaruhi tingginya perkembangan erosi.

Pengembangan potensi wilayah Kabupaten Serang tak dapat dipisahkan sebagai bagian integral Provinsi Banten, sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah serta sosial ekonomi masyarakatnya menekankan pengembangan pembangunan pada pertanian, industri, parawisata, perdagangan dan jasa.

Kabupaten Serang mempunyai kekuatan sumber daya alam dan sumber daya manusia potensial yang bertekad bulat bahu membahu membangun

PROFIL KABUPATEN

SERANG

(2)

Mengandalkan kekayaan sumber alamnya cukup berlimpah serta pemberdayaan seluruh potensi yang ada, Kabupaten Serang akan mampu membuat dasar pijakan kuat sebagai modal untuk membangun wilayah Kabupaten Serang seoptimal mungkin guna mencapai kesejahteraan sebesar-besarnya bagi rakyatnya.

4.1.2.

KONDISI GEOGRAFIS

Kabupaten Serang secara administratif berbatasan dengan beberapa daerah kabupaten lainnya, yaitu :

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang

Sebelah Selatan : Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak

• Sebelah Barat : Kota Serang dan Selat Sunda

4.1.3.

LUAS WILAYAH

(3)

Adapun luas masing- masing wilayah sesuai dengan peraturan yang berlaku sebagaimana tertera pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

(4)

4.1.4.

KONDISI TOPOGRAFIS

Kabupaten Serang memiliki luas 172.402,25 Ha. Topografi bervariasi mulai dari pantai sampai pegunungan dengan ketinggian 0 - 1.788 meter dpl, berhawa sedang 26˚-30˚Celcius dengan curah hujan sedang 142 mm/bulan. Kabupaten serang di aliri 4 sungai yaitu sungai Cidurian, Ciujung, Cibanten dan Cidanau. Seluruh kawasan mempunyai aksesibilitas yang tinggi, mendapat layanan listrik dan telepon yang memadai, tersedia jaringan internet dan telepon genggam serta mempunyai sumber air baku/bersih yang mencukupi.

Di sektor industri, terdapat dua zona industri yaitu Zona Industri serang Barat dan Zona Industri Serang Timur. Zona Industri Serang Barat terletak di Kecamatan Bojonegara, Puloampel dan Kramatwatu dengan luas total 4,000 Ha berada di sepanjang pantai Teluk Banten untuk pengembangan industri mesin, logam dasar, kimia, maritim dan pelabuhan. Sudah beroperasi 64 perusahaan seperti Industri Gunanusa Utama Fabricators dan Berlian Sarana Utama. Sedangkan Zona Industri Serang Timur terletak di Kecamatan Cikande dan Kragilan dengan luas kawasan industri 1.115 ha. Terdapat beberapa kawasan industri seperti Nikomas Gemilang, Indah Kiat dan Modern Cikande.

(5)

Gambar 4.1.

Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Serang

4.2.

GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS

4.2.1.

JUMLAH PENDUDUK

(6)

Tabel 4.4

Jumlah Kelurahan, Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga di Kabupaten Serang Tahun 2012

Sumber : BPS Kabupaten Serang (Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2013)

4.2.2.

KOMPOSISI PENDUDUK

(7)

Kabupaten Serang sebanyak 1.448.966 jiwa terdiri dari laki-laki 735.552 jiwa dan perempuan 713.414 jiwa. Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Cikande sebanyak 95.982 jiwa, diikuti Kecamatan Kramat watu dan Kecamatan Kragilan berturut-turut sebanyak 89.179 jiwa dan 84.283 jiwa. Namun bila dilihat dari tingkat kepadatan penduduk dengan memperhatikan faktor luas wilayah, maka kecamatan dengan penduduk terpadat ialah Kecamatan Kibin dengan tingkat kepadatan penduduk 2.078 jiwa/km2 diikuti Kecamatan Ciruas dan Kecamatan Cikande

berturut-turut mencapai 2.052 jiwa/km2 dan 1.900 jiwa/km2. Sedangkan tingkat

kepadatan 25 kecamatan lainnya berkisar antara 300 s/d 1.000 jiwa/km2 dibawah

rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Serang sebesar 987jiwa/km2

(8)

Tabel 4.5

Jumlah Penduduk Kabupaten Serang Tahun 2012 Per-Kecamatan

Sumber : BPS Kabupaten Serang (Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2013)

4.2.3. STRUKTUR USIA

(9)

Kabupaten Serang tahun 2012, dimana bentuk grafiknya cenderung mengerucut di bagian atas. Gambar batang yang paling atas memanjang dikarenakan kelompok umur 60-64 tahun; 65-70 tahun; dan 70 tahun lebih, disatukan datanya pada kelompok umur 60 tahun keatas. Penduduk Kabupaten Serang yang terbesar yaitu pada kelompok umur 10-14 tahun, sehingga program-program Pemerintah Kabupaten Serang harus lebih diutamakan sasarannya pada kelompok umur 10-14 tahun.

4.2.4.

KETENAGAKERJAAN

(10)

faktor lain. Oleh karena itu tingginya angkatan kerja di suatu daerah secara langsung dapat menggerakan perekonomian daerah tersebut.

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Serang, selama tahun 2012 tercatat pencari kerja yang resmi terdaftar sebanyak 26.477 orang, sementara yang berhasil ditempatkan sebanyak 5.042 orang, atau mencakup 19,04 persen dari keseluruhan pencari kerja yang mendaftar.

4.2.5.

PENDIDIKAN

Persentase penduduk Kabupaten Serang pada tahun 2013 usia 15 tahun ke atas yang berpendidikan SD sederajat sebesar 58,99%; tamat SMP sederajat sebesar 53,64%; tamat SMA sederajat sebesar 70,61%; dan sebanyak 84,65% yang tamat pendidikan tinggi (Akademi/Perguruan Tinggi). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas

Jenis Kelamin dan Status Pendidikan di Kabupaten Serang Tahun 2013

(11)

4.3.

GAMBARAN TOPOGRAFI

Wilayah Kabupaten Serang berada dalam kisaran ketinggian antara 0-1.778 m dari permukaan laut (dpl) dan pada umumnya tergolong pada kelas topografi lahan dataran dan bergelombang. Ketinggian 0 m dari permukaan laut (dpl) membentang dari Kecamatan Tirtayasa sampai Kecamatan Cinangka di pantai barat Selat Sunda. Ketinggian 1.778 m dari permukaan laut (dpl) terdapat di Puncak Gunung Karang yang terletak di sebelah selatan perbatasan dengan Kabupaten Pandeglang. Pada umumnya (≥ 97,5%) wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian kurang dari 500 mdpl.

4.4

GAMBARAN HIDROLOGI

Wilayah Kabupaten Serang berada dalam kisaran ketinggian antara 0-1.778 m dari permukaan laut (dpl) dan pada umumnya tergolong pada kelas topografi lahan dataran dan bergelombang. Ketinggian 0 m dari permukaan laut (dpl) membentang dari Kecamatan Tirtayasa sampai Kecamatan Cinangka di pantai barat Selat Sunda. Ketinggian 1.778 m dari permukaan laut (dpl) terdapat di Puncak Gunung Karang yang terletak di sebelah selatan perbatasan dengan Kabupaten Pandeglang. Pada umumnya (≥ 97,5%) wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian kurang dari 500 mdpl. ri dari Sungai Ciwulan, Sungai Cikunir, Sungai Cimerah, Sungai Cikupang, dan Sungai Cisaruni arah pengaliran, yakni pada umumnya ke utara menuju Laut Jawa atau Teluk Banten, dan sebagian ke barat menuju Selat Sunda

4.5

GAMBARAN GEOLOGI

Secara geologis Kabupaten Serang terdiri dari 3 (tiga) jenis batuan.Bagian terbesar adalah jenis batuan pretertiary sediments dan batuan aluvium, selain itu terdapat sedikit daerah termasuk batuan Young Quartenary Volcanic Products, yaitu pada bagian paling selatan Kota Serang (di Desa Gelam).

(12)

podsolik kuning, dan hidromorf kelabu, regosol kelabu kekuningan, regosol kelabu, jenis asosiasi latosol cokelat kemerahan, dan latosol coklat.

4.6

GAMBARAN KLIMATOLOGI

Iklim dapat digolongkan berdasarkan beberapa jenis klasifikasi. Menurut Köppen, daerah belahan Utara Serang beriklim Ama, sedangkan belahan Selatan Serang umumnya beriklim Afa, meskipun ada juga yang beriklim Cfa. Daerah belahan Utara Serang dengan demikian mempunyai bulan kering selama satu bulan atau lebih dalam setahun. Bagian Selatan Serang pada umumnya tidak mempunyai bulan yang jelas-jelas merupakan bulan kering. Pada bagian yang beriklim Cfa mempunyai karakteristik hujan yang serupa dengan daerah bagian Selatan Serang, tetapi di daerah ini suhu pada bulan terdingin dapat mencapai < 18˚C dan pada bulan terhangat bisa melebihi 22 ˚C.

Menurut klasifikasi Mohr (1933), daerah Serang mempunyai enam bulan basah November-April) dan enam bulan (Mei-Oktober) yang tidak termasuk bulan basah atau kering. Pada saat bulan basah, curah hujan melebihi laju penguapan. Pada bulan yang diguyur curah hujan antara 60 mm sampai 100 mm terjadi keseimbangan antara curah hujan dan besar penguapan. Secara umum daerah Kabupaten Serang sebenarnya cukup memperoleh air dari hujan secara alami. Oleh karena itu dengan pengelolaan air-tanah-hutan yang baik dan benar serta sistem irigasi dan drainase yang baik dan tepat, maka daerah penduduk Kabupaten Serang secara umum sebenarnya dapat memenuhi kebutuhan airnya sendiri.

Fluktuasi kelembaban udara rata-rata bulanan antara tahun 1991 sampai dengan 2003 secara rata-rata terjadi kecenderungan penurunan kelembaban udara sekitar 4 %, namun kelembaban minimum rata-rata meningkat sekitar 2 %, sedangkan maksimum rata-ratanya relatif tetap. Hal ini agaknya menunjukkan semakin gersangnya kondisi udara di Kabupaten Serang dalam kurun waktu 23 tahun terakhir.

(13)

dengan 2003 di kota Serang. Semua uraian di muka merupakan indikasi telah terjadi perubahan pola iklim di kota Serang yang semakin kering

Curah Hujan

Sebagai parameter yang sangat penting dalam menentukan iklim dan neraca air (water balance) di Kabupaten Serang, curah hujan digambarkan dalam bentuk isohyet rata-rata (normal) hujan bulanan yang diolah dari data 30 tahun (1971-2000) sebagai dipersyaratkan oleh World Meteorological Organization (WMO) untuk memperoleh gambaran yang lebih teliti dan baku (standard). Peta isohyet bulanan disajikan oleh BMG (2004) sebagai pada Gambar 2.2 sampai dengan 2.7. Dari gambar-gambar tersebut nampak daerah selatan secara umum cukup air sepanjang tahun, namun bagian utara cenderung kering pada bulan Juni-Oktober.

Dari data yang ada dan gambar-gambar tersebut dapat disimpulkan berbagai hal di Kabupaten Serang sebagai disajikan pada Tabel 2.1. Curah hujan yang agak basah (100 - < 200 mm) sampai dengan basah ekstrim (≥ 500 mm) terjadi di Kabupaten Serang, namun di kota Serang hanya sampai basah (300 - < 400 mm). Kekecualian terdapat di wilayah-wilayah Barat Laut (BL)-Utara (U)-Timur Laut (TL)-Timur (T) dan Tenggara (Tg) yang pada bulan Juli (7) sampai dengan bulan September (9) cenderung selalu tidak basah (< 100 mm). Bahkan sering kering (< 60 mm) sebagaimana terjadi dari bulan Mei sampai dengan September 1998 yang hanya mencapai masing-masing 39,8 mm; 53,4 mm; 54,5 mm; 14,6 mm; dan 20,2 mm saja. Curah hujan tahunan selalu di atas 1000 mm di wilayah utara dan ada yang lebih dari 3000 mm di wilayah selatan.

4.7

KONDISI EKONOMI

4.7.1 POTENSI EKONOMI DAERAH

(14)

mencapai 3,18 %, lebih rendah jika dibandingkan dengan LPE tahun 2008 yang mencapai 3,95 %.

Terjadinya perlambatan pertumbuhan tersebut salah satunya dikarenakan adanya pemekaran wilayah Kabupaten Serang pada tahun 2007 yang diikuti dengan adanya pembagian aset wilayah sehingga berdampak pada berkurangnya nilai produksi bruto daerah, serta terjadinya krisis finansial global di penghujung tahun 2007 hingga tahun 2009, yang dampaknya mengakibatkan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi hampir diseluruh dunia.

Tabel Perkembangan Nilai PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kab. Serang Tahun 2005-2009

(15)

Sementara itu laju pertumbuhan PDRB sektoral berdasarkan harga konstan hingga tahun 2009, menunjukan pertumbuhan yang cukup tinggi terjadi khususnya pada kelompok sektor tersier, yaitu Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (12,39%), Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (9,76%), serta Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (9,23%).

Gambar Pertumbuhan Sektoral PDRB ADHK Kabupaten Serang Tahun 2005-2009

Adapun pertumbuhan sektoral tertinggi pada tahun 2009, terjadi pada Sektor Pertambangan dan Galian (kelompok sektor primer) yang memiliki laju pertumbuhan sebesar 13,41%, sementara Sektor Pertanian hanya tumbuh sebesar 3,35%. Sedangkan Sektor Industri Pengolahan (kelompok sektor sekunder) kinerja pertumbuhannya relatif kecil, yakni sebesar 1,52% pada tahun yang sama.

Kinerja pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang tersebut di atas, tidak terlepas dari adanya pertambahan nilai bruto produksi yang terjadi di Kabupaten Serang hingga tahun 2009. Berdasarkan harga berlaku, pada tahun 2009 nilai produksi bruto Kabupaten Serang mencapai Rp. 11,49 Trilyun, atau meningkat sebesar Rp. 768,06 Milyar dari tahun sebelumnya. Adapun berdasarkan harga konstan (tahun 2000),

2,46 2,96

Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan/Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran

Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persew aan & Jasa Prsh

(16)

PDRB Kabupaten Serang pada tahun 2009 mencapai Rp. 6,85 Trilyun, atau terjadi kenaikan sebesar Rp. 211,29 Milyar dari tahun sebelumnya.

Tabel Perkembangan Nilai PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha Kabupaten Serang Tahun 2007-2009 (Rp. Juta)

No. Lapangan Usaha 2007 2008* 2009**

I. Sektor Primer 1.510.457,47 1.657.917,49 1.798.587,23

1 Pertanian 1.502.883,53 1.649.778,74 1.788.957,66

2

Pertambangan dan

Penggalian 7.573,94 8.138,75 9.629,57

II. Sektor Sekunder 6.925.637,59 7.385.288,72 7.784.144,32

3 Industri Pengolahan 6.205.131,39 6.619.873,36 6.958.942,30

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 506.580,83 519.622,62 538.755,28

5 Bangunan/ Konstruksi 213.925,37 245.792,74 286.446,74

III. Sektor Tersier 1.410.552,38 1.686.523,22 1.915.060,04

6

Perdagangan, Hotel dan

Restoran 645.151,27 784.995,32 882.586,07

7

Pengangkutan dan

Komunikasi 291.110,32 336.823,88 402.356,98

8 Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 222.216,39 261.644,62 293.781,32

9 Jasa-Jasa 252.074,40 303.059,40 336.335,67

PDRB ADHB 9.846.647,44 10.729.729,43 11.497.791,59

Ket : * Angka revisi ** Angka sementara Sumber : BPS Kab. Serang, Tahun 2010 (data diolah)

Berdasarkan kelompok sektor ekonomi, struktur perekonomian Kabupaten Serang dalam kurun waktu tahun 2007-2009 masih didominasi kelompok sektor sekunder. Dalam kurun waktu tersebut, kontribusi rata-rata nilai PDRB ADHB pada kelompok sektor sekunder mencapai 68,82%, selanjutnya diikuti kelompok sektor tersier 15,68%, dan kelompok sektor primer 15,50%.

Tabel Perkembangan Distribusi PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha Kabupaten Serang Tahun 2007-2009 (%)

(17)

No. Lapangan Usaha 2007 2008* 2009** Sumber : BPS Kab. Serang, Tahun 2010 (data diolah)

Adapun komposisi distribusi PDRB berdasarkan sektor lapangan usaha pada tahun 2009, ditandai dengan peran Sektor Industri Pengolahan yang menguasai hingga 60,52% terhadap struktur perekonomian. Peran besar lainnya disumbangkan oleh Sektor Pertanian 15,56%, serta Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yaitu 7,68%. Dalam periode tahun 2007-2009 secara rata-rata peran Sektor Industri Pengolahan berkontribusi menyumbang 61,75% terhadap total perekonomian Kabupaten Serang. Adapun Sektor Pertanian yang merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Serang, rata-rata kontribusinya hanya sebesar 15,40% pada periode yang sama.

Gambar Distribusi Rata-Rata PDRB ADHB Menurut Sektor Lapangan Usaha Di Kabupaten Serang Tahun 2007-2009 (%)

Gambar

Tabel 4.1
Gambar 4.1.
Tabel 4.4 Jumlah Kelurahan, Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Kabupaten Serang  Tahun 2012
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini selain dikarenakan adanya fertilitas yang cukup tinggi (pertumbuhan penduduk alami), juga disebabkan adanya pertumbuhan penduduk migrasi, dimana terdapat migrasi

Tangerang Selatan sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Tangerang. Tahun 2008, Kota Tangerang Selatan baru terbentuk dikarenakan adanya pemekaran yang menimbulkan peningkatan

signifikan antara sebelum pemekaran di Kabupaten Tapanuli Utara dan sesudah terjadinya pemekaran di Kabupaten Humbang Hasundutan, pada indikator terdapat

Berdasarkan kasus yang terjadi di Desa Luragung kecamatan Kandang serang dapat diketahui bahwa antar ahli waris menginginkan cara pembagian harta waris tidak dengan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah kesenian Debus di Kabupaten Serang dapat dikatakan masih gelap karena tidak adanya sumber-sumber tertulis yang

Tangerang Selatan sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Tangerang. Tahun 2008, Kota Tangerang Selatan baru terbentuk dikarenakan adanya pemekaran yang menimbulkan peningkatan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah kesenian Debus di Kabupaten Serang dapat dikatakan masih gelap karena tidak adanya sumber-sumber tertulis yang

Terjadinya kebocoran informasi sebelum diumumkannya pengumuman pembagian dividen dengan adanya abnormal return yang signifikan positif pada h-2 tahun 2007, serta adanya abnormal return