• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 62

STUDI EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN PERMUKAAN JALAN

UNTUK MENENTUKAN JENIS PENANGANAN

DENGAN SISTEM PENILAIAN MENURUT BINA MARGA

(STUDI KASUS : RUAS JALAN BIREUEN – TAKENGON)

Ichsan1,

Sofyan M. Saleh

2

,

M. Isya

2

1)

Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

2) Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Abstract: Due to high traffic volume and its repetion to surface, it leads to the decrease of road quality. In order to avoid degradation of road on Bireuen- Batas Aceh Tengah/(R.042) segment, a treatment is needed. Therefore, a research need to be conducted for ditermining the current road condition by doing a visual survey to analyze the damage based on its type and level. The purpose of this study is to determine the type and level of damage to the road surface so that it can be determined the type of treatment under the conditions of the road surface also needs to know the cost of treatment.This study is using pavement condition assessment system according to the calculations of Bina Marga Surface Distress Index (SDI) for the paved road. The research has showed the result of type and extent of damage to the road surface such as, crack 4.53%; patching of 1.93%; depression 1.45%; a potholes1.20%; edge breaks 0.12%, and corrugation 0.11%. While the total level of damage to the road surface is 9.34% of the total length 28.855 KM of the road.Based on road conditions the result have shown that, 66.19% off road which is good, 25.49% medium, 7.62% slightly damaged, and 0.69% were heavily damaged. Then, the type of handling for 5 (five) segment from segment I, II ,III, and V are routine maintenance while the IV segment is periodic maintenance. The total cost needed based on the result of this research is Rp. 6,382,350,180.00.

Keywords: road conditions, the extent of damage, type oftreatment.

Abstrak: Prasarana jalan jika terbebani oleh volume lalu lintas yang tinggi dan berulang-ulang

akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas jalan sehingga dapat mempengaruhi keamanan, kenyamanan, dan kelancaran dalam berlalu lintas. Untuk menjaga agar tidak terjadi penurunan kondisi khususnya pada segmen jalan Bireuen – Bts. Aceh Tengah/(R.042) di ruas jalan Bireuen – Takengon perlu adanya penanganan. Maka perlu dilakukan penelitian awal terhadap kondisi permukaan jalan dengan melakukan survei secara visual dengan cara menganalisa kerusakan berdasarkan jenis dan tingkat kerusakannya. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui jenis dan tingkat kerusakan permukaan jalan sehingga dapat menentukan jenis penanganan sesuai kondisi permukaan jalan juga untuk mengetahui kebutuhan biaya penanganan.Penelitian ini menggunakan sistem penilaian kondisi perkerasan menurut Bina Marga dengan perhitungan Surface Distress Index (SDI) untuk jalan beraspal.Dari hasil penelitian diperoleh jenis dan tingkat kerusakan permukaan jalan, seperti retak (crack) 4,53%; tambalan (patching) 1,93%; ambles (depression) 1,45%; lubang (potholes) 1,20%; pinggir pecah (edge breaks) 0,12%; dan bergelombang (corrugation) 0,11%. Untuk tingkat kerusakan permukaan jalan keseluruhan dari beberapa jenis kerusakan adalah 9,34% dari total panjang jalan yang ditinjau sepanjang 28,855 KM. Diperoleh hasil kondisi jalan yang ditinjau yaitu 66,19% baik; 25,49% sedang; 7,62% rusak ringan; dan 0,69% rusak berat, maka penentuan jenis penanganan jalan dari 5 (lima) segmen seperti segmen I, II, III, dan V yaitu pemeliharaan rutin sedangkan segmen IV adalah pemeliharaan berkala. Total kebutuhan biaya berdasarkan hasil penanganan jalan yang diperoleh sebesar Rp. 6.382.350.180,00

(2)

63 - Volume 3, No. 2, Mei 2014

PENDAHULUAN

Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting dalam memperlancar pertumbuhan dan pengembangan hubungan sosial, ekonomi dan budaya antar daerah yang ada di Indonesia.

Prasarana jalan jika terbebani oleh volume lalu lintas yang tinggi dan berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas jalan sehingga dapat mempengaruhi keamanan, kenyamanan, dan kelancaran dalam berlalu lintas.

Penilaian kondisi permukaan dilakukan dengan sistem penilaian kondisi perkerasan menurut Bina Marga. Saputro dkk. (2011) dari penelitian yang dilakukan sehingga diperoleh berbagai jenis kerusakan dengan dimensi yang berbeda-beda. Jenis kerusakan yang paling dominan biasanya ditemukan yaitu lubang (potholes), selain itu retak (craking), alur (ruts), jembul (upheaval), jalan bergelombang, pelepasan butir (raveling) dan amblas (grade depression).

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui jenis dan tingkat kerusakan permukaan jalan, dapat menentukan jenis penanganan sesuai kondisi permukaan jalan dan untuk mengetahui kebutuhan biaya penanganan segmen jalan Bireuen – Bts. Aceh Tengah/ (R.042).

METODE PENELITIAN

Sistematika dalam melakukan penelitian ini adalah dimulai dengan tahapan penelitian, sumber data, proses pengumpulan data, survei kondisi jalan, alat dan media yang digunakan, proses pengolahan data serta analisis-analisis

untuk hasil penelitian.

Tahapan penelitian ini dimulai dengan melakukan studi pendahuluan, dilanjutkan identifikasi masalah sehingga dapat disusun latar belakang masalah dan rumusan masalah serta penetapan tujuan penelitian ini. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data baik diperoleh dari data primer maupun dari data sekunder.

Data primer yang diperoleh dari hasil survei kondisi jalan terutama pada perkerasan atau lapisan penutup aspal diperoleh dengan cara mengamati dan mengidentifikasi setiap kerusakan akan terdeteksi secara utuh dan keseluruhan (lengkap), pengukuran dilakukan pada jarak interval 100 m seperti :

- Permukaan perkerasan seperti susunan, kondisi/keadaan, penurunan dan tambalan;

- Retak-retak seperti jenis retak, lebar retak dan luasan retak;

- Kerusakan lainnya seperti jumlah lubang, ukuran lubang, bekas roda dan kerusakan tepi;

- Bahu, saluran samping dan lain-lain seperti kondisi bahu, permukaan bahu, kondisi saluran samping, kerusakan Lereng dan trotoar.

Data sekunder yang diperoleh dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 5 (Bireuen – Takengon) yang berada dilingkungan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Aceh.

Langkah-langkah penelitian ini selengkapnya dapat lihat pada Gambar 1.

(3)

Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 64

Gambar 1. Bagan alir penelitian

KAJIAN PUSTAKA

Dalam kajian pustaka ini diuraikan beberapa teori yang mendukung penelitian yang dikutip dari beberapa referensi yang ada kaitan dengan penelitian.

Manajemen Penanganan Jalan

Klasifikasi program penanganan jalan yang dipakai dalam Sistem Manajemen Penanganan Jalan adalah sebagai berikut:

a). Pemeliharaan Rutin

b). Pemeliharaan Periodik/Berkala c). Peningkatan/Rekonstruksi

Menurut Hardiatmo (2007), jenis–jenis kerusakan perkerasan lentur (aspal), umumnya

dapat diklasifikasikan sebagai berikut: - Deformasi

- Retak (Crack)

- Kerusakan di pinggir perkerasan - Kerusakan tektur permukaan - Lubang (Potholes)

- Tambalan dan tambalan galian utilitas (patching and utility cut patching)

Sistem penilaian kondisi permukaan menurut Bina Marga

Bina Marga telah memberikan manual konstruksi dan bangunan tentang survei kondisi jalan untuk pemeliharaan rutin No. 001-01/M/BM/ 2011, Manual ini merupakan review

(4)

65 - Volume 3, No. 2, Mei 2014

terhadap Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan Propinsi No.001/T/Bt/1995 yang disiapkan untuk dapat digunakan sebagai atas pengumpulan data lapangan sebagai penyusunan program awal identifikasi kerusakan yang akan dijadikan dasar dalam penanganan pemeliharaan rutin jalan baik jalan Nasional, Propinsi, maupun Kabupaten/ Kota.

Manual Survei Kondisi Jalan mencakup ketentuan umum dan, ketentuan teknis, didalam ketentuan umum memuat persyaratan-persyaratan, serta ketentuan teknis memuat metode survei kondisi jalan (Bina Marga, 2011a).

Informasi untuk mengetahui kondisi permukaan jalan Aspal seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Tinjauan permukaan jalan aspal (Bina Marga, 2011b)

Penilaian kondisi permukaan jalan secara pengamatan dan diidentifikasi sesuai jenis dan tingkat kerusakan, untuk menilai kondisi permukaan jalan seperti dalam Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4.

Tabel 1. Penilaian Luas Retak

Angka Kategori Luas Retak Nilai SDIa

1 Tidak Ada –

2 < 10 % 5

3 10 – 30 % 20

4 > 30 % 40

Sumber : Bina Marga (2011b)

Tabel 2. Penilaian Lebar Retak

Angka Kategori LebarRetak Nilai SDIb

1 Tidak Ada –

2 Halus < 1 mm –

3 Sedang 1 – 3 mm –

4 Lebar > 3 mm Hasil SDIa x 2

Sumber : Bina Marga (2011b)

Tabel 3. Penilaian Jumlah Lubang

Angka Kategori Jlh Lubang Nilai SDIc

1 Tidak Ada – 2 < 10/100 m Hasil SDI b x 15 3 10 – 50/100 m Hasil SDI b x 75 4 > 50/100 m Hasil SDI b x 225 Sumber : Bina Marga (2011b)

(5)

Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 66

Tabel 4. Penilaian Bekas Roda

Angka Kategori Bekas Roda Nilai X Nilai SDI d 1 Tidak Ada – – 2 < 1 cm

dalam 0,5 Hasil SDI

c

+ 5 x 0,5 3 1 – 3 cm

dalam 2 Hasil SDI

c + 5 x 2

4 > 3 cm

dalam 4 Hasil SDI

c

+ 5 x 4 Sumber : Bina Marga (2011b)

Perhitungan Surface Distress Index (SDI) untuk menilai kondisi jalan dapat dilihat pada

Gambar 3.

Dalam menilai dan menentukan kondisi jalan telah diperoleh dari hasil penilaian masing - masing jenis kerusakan dengan melihat kondisi masing - masing kondisi seperti dalam

Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel 7.

Gambar 3. Perhitungan SDI jalan aspal (Bina Marga, 2011b)

Tabel 5. Teknik Surface Distress Index (SDI)

Kondisi Jalan SDI

Baik < 50

Sedang 50 – 100

Rusak Ringan 100 – 150 Rusak Berat > 150

Sumber : Bina Marga (2011b)

Tabel 6. Tipe permukaan dan International

Roughness Index ( IRI)

No. IRI Type

permukaan Keterangan

1 <4 Aspal Very Good 2 4 - 8 Aspal Good - Fair 3 8 - 12 Aspal Fair - Poor 4 12 - 16 Aspal Poor - Bad 5 16 - 20 Aspal Bad 6 ≥ 20 Aspal Very bad 7 Any Unsealed Unsealed

Sumber : Bina Marga (2011b)

Tabel 7. Penentuan kondisi segmen jalan

IRI (m/km)

SDI

< 50 50 – 100 100 – 150 > 150 < 4 Baik Sedang Sedang Rusak Ringan 4 – 8 Sedang Sedang Rusak

Ringan Rusak Ringan 8 – 12 Rusak Ringan Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Berat > 12 Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Sumber : Bina Marga (2011b)

Jenis Penanganan Jalan

Berdasarkan Bina Marga (2011b), hasil penilaian kondisi kerusakan jalan yang diperoleh untuk menentukan jenis penanganan jalan sebagai berikut:

a. Pemeliharaan Rutin (nilai IRI < 8 / SDI < 100);

(6)

67 - Volume 3, No. 2, Mei 2014 b. Pemeliharaan Berkala

(nilai IRI 8 – 12 / SDI 100 – 150); c. Peningkatan/Rekonstruksi

(nilai IRI > 12 / SDI > 150).

Penentuan jenis penanganan jalan dari hasil penilaian kondisi kerusakan jalan dan penilaian kondisi permukaan jalan dapat dilihat dalam Tabel 8.

Tabel 8. Penentuan jenis penanganan jalan

IRI (m/ km) SDI < 50 50 – 100 100 – 150 > 150 < 4 Pemel. Rutin Pemel. Rutin Pemel. Berkala Peningk/ Rekons 4 – 8 Pemel. Rutin Pemel. Rutin Pemel. Berkala Peningk/ Rekons 8 – 12 Pemel. Berkala Pemel. Berkala Pemel. Berkala Peningk/ Rekons > 12 Peningk / Rekons Peningk/ Rekons Peningk/ Rekons Peningk/ Rekons Sumber : Bina Marga (2011b)

HASIL PEMBAHASAN

Berdasarkan permasalahan dan metode penelitian yang dikemukakan, maka diperoleh data dari hasil survei selanjutnya dilakukan pembahasan sehingga dapat diidentifikasikan jenis dan tingkat kerusakan sesuai dengan kondisi jalan pada segmen jalan Bireuen – Bts. Aceh Tengah/(R.042) di ruas jalan Bireuen – Takengon.

Hasil penelitian yang diperoleh berupa data-data kondisi jalan dengan cara pengumpulan data survei visual yaitu kategori kerusakan jalan, ukuran dan persentase kerusakan jalan dengan menggunakan metode Bina Marga. Adapun penjelasannya akan diuraikan sebagai berikut :

Penelitian ini terfokus pada salah satu segmen yang ada pada ruas jalan Bireuen – Takengon yaitu pada segmen jalan Bireuen – Bts. Aceh Tengah/ (R.042) dengan kondisi medan jalan dapat dilihat pada Tabel 9, sedangkan kondisi jalan berdasarkan data yang diperoleh terakhir penanganannya dapat dilihat pada Tabel 10 Riwayat terakhir kondisi penanganan jalan dibawah ini.

Tabel 9. Kondisi medan jalan

Segmen Jalan (STA.) Jenis Medan 00+000 - 10+800 Daerah datar 10+800 - 25+000 Daerah pengunungan

(tanjakan/ turunan) 28+000 - 31+855 Daerah pengunungan

(tanjakan/ turunan)

Sumber : Hasil survei &PPK 5 (Bireuen-Takengon)

Tabel 10. Riwayat terakhir kondisi

penanganan

Segmen Jalan (STA.)

Riwayat terakhir penanganan Pemel. Rutin Pemel. Berkala Peningk/ Rekons 00+000 – 16+200 2012 - 2009 16+200 – 19+300 - - 2012 19+300 – 25+000 2012 2007 2003 28+000 – 31+855 2012 2007 2003

Sumber : Hasil survei &PPK 5 (Bireuen-Takengon)

Lapisan permukaan jalan pada segmen jalan Bireuen – Bts. Aceh Tengah/(R.042) yaitu dengan lapis permukan jalan AC (asphalt concrete) yang terdiri dari beberapa segmen/bagian yang berbeda bentuk tipikal jalan dapat dilihat pada Tabel 11.

(7)

Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 68

Tabel 11. Daftar segmen jalan

Segmen Jalan (STA.) Panjang jalan (km) Lebar jalan (m) Lebar bahu (m) 00+000 – 00+300 0,3 14 1,5 00+300 – 16+200 15,9 7 2 16+200 – 19+300 3,1 7 1,5 19+300 – 25+000 5,7 5,5 1 28+000 – 31+855 3,855 5,5 1

Tingkat kerusakan permukaan ruas jalan Bireuen – Bts. Aceh Tengah dipersentasekan untuk keseluruhannya dari tiap jenis dan tingkat kerusakan pada setiap segmen-segmen jalan, sehingga diperoleh hasil persentase tingkat kerusakan permukaan jalan dapat dilihat pada Tabel 12 dan Gambar 4.

Tabel 12. Persentase tingkat kerusakan jalan

I (Sta. 00+000 - 00+300) II (Sta. 00+300 - 16+200) III (Sta. 16+200 - 19+300) IV (Sta. 19+300 - 25+000) V (Sta. 28+000 - 31+855) % % % % % % Lubang (potholes) - 0,17 - 0,93 0,10 1,20 Retak (crack) - 0,28 - 3,99 0,26 4,53 Ambles (depression) - 0,42 - 0,88 0,15 1,45 Tambalan (patching) - 0,47 - 1,33 0,13 1,93

Pinggir pecah (edge break s) - 0,01 - 0,06 0,05 0,12

Bergelombang (corrugation) - - - 0,11 - 0,11

Total - 1,35 - 7,30 0,69 9,34

Jenis Kerus akan

Segmen pada ruas jalan Bireuen - Bts . Aceh Tengah

Total

Berdasarkan hasil survei jumlah total kerusakan jalan keseluruhan pada ruas jalan Bireuen – Bts. Aceh Tengah dengan panjang

jalan 28,855 KM dengan tingkat kerusakan permukaan jalan keseluruhan diperoleh 9,34%.

Gambar 4. Tingkat kerusakan permukaan jalan

12.85%

48.50% 15.52%

20.66%

1.28% 1.18%

Lubang (potholes) Retak (crack)

Ambles (depression) Tambalan (patching)

(8)

69 - Volume 3, No. 2, Mei 2014

Gambar 5. Kondisi kerusakan permukaan jalan

Penentuan kondisi jalan diperoleh berdasarkan perbandingan nilai IRI dengan nilai SDI.Hasil yang diperoleh dari perbandingan tersebut dapat menentukan kondisi jalan yaitu kondisi baik, sedang, rusak ringan maupun

rusak berat pada setiap jarak interval per 100 meter panjang jalan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Kondisi jalan

Kondisi jalan pada masing-masing segmen juga dapat dilihat pada Gambar 7

Grafik kondisi jalan dibawah ini. Baik 66.19% Sedang 25.49% Rusak Ringan 7.62% Rusak Berat 0.69%

(9)

Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 70 SEGMEN I & II (Sta. 00+000 - 16+200 = 16.200 meter)

>> Lebar jalan Sta. 00+000 - 00+300 = 14 meter dan Trotoar 1,5 meter >> Lebar jalan Sta. 00+300 - 16+200 = 7 meter dan Bahu jalan 2 meter

Bahu Jalan Bahu Jalan Nilai IRI 2,913,342,692,472,372,153,013,663,452,472,912,692,693,122,583,123,562,372,58 2,8 2,83,342,913,562,26 2,82,262,583,232,263,45 2,82,472,15 2,82,262,473,232,69 2,8 2,8 Nilai SDI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Bahu Jalan Bahu Jalan Nilai IRI 2,82,912,693,452,372,692,582,912,372,042,912,373,013,232,692,583,232,692,152,582,041,932,261,833,122,152,582,692,913,563,123,231,932,262,262,692,582,581,933,343,56 Nilai SDI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Bahu Jalan Bahu Jalan Nilai IRI 3,123,122,262,043,771,612,042,152,913,342,472,371,832,373,012,582,912,693,013,772,692,374,53 4,13,452,582,046,044,74 5,53,23 4,25,832,232,262,917,34 2,83,773,233,23 Nilai SDI 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 80 20 20 0 15 25 0 0 0 20 0 0 0 0 Bahu Jalan Bahu Jalan Nilai IRI 2,37 4,13,343,232,153,562,373,344,53 4,24,423,775,724,422,914,85 4,12,692,913,34 4,1 4,14,313,233,453,01 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 Nilai SDI 0 55 0 0 20 0 0 0 20 20 20 0 20 20 0 20 20 0 0 0115 20 105 0 0 0 0 20 0 0 20 20 20 15 25 0 0 15 0 0 SEGMEN III (Sta. 16+200 - 19+300 = 3.100 meter)

>> Lebar jalan 7 meter dan bahu jalan 1,5 meter

Bahu Jalan

Bahu Jalan

Nilai IRI 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 Nilai SDI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SEGMEN IV (Sta. 19+300 - 25+000 = 5.700 meter)

>> Lebar jalan 5,5 meter dan bahu jalan 1 meter

Bahu Jalan Bahu Jalan Nilai IRI 2,5 2,53,238,426,916,58 6,88,992,585,286,044,425,079,616,584,74 4,16,583,773,664,964,645,073,568,453,884,534,42 5,55,396,156,594,315,72 8,26,157,125,723,56 4,14,42 Nilai SDI 0 0 0115 105 15 15100 15 20 95 80 85 125 105 98 95 98 10 30 40 20 105 98 135 90 20 80 90 80 85 95 83 90 135 105 125 80 20 20 20 Bahu Jalan Bahu Jalan Nilai IRI 5,073,566,264,539,938,663,015,9316,215,510,510,510,510,510,510,5 Nilai SDI 90 20 90 20 125 118 20 80 135 125 95 115105 90 95 125 SEGMEN V (Sta. 28+000 - 31+855 = 3.855 meter)

>> Lebar jalan 5,5 meter dan bahu jalan 1 meter

Bahu Jalan

Bahu Jalan

Nilai IRI 8,8 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,54,315,185,395,932,91 2,83,013,9910,52,151,162,472,264,53 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,54,42 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 Nilai SDI 105 20 30 25 20 20 25 20 20 25 25 0 0 15 15 80 0 0 0 0 20 25 20 23 10 15 15 3 20 30 40 20 20 20 23 20 3 0 0

Keterangan Kondisi Jalan

Baik Rusak Ringan Bahu jalan sudah diaspal Sedang Rusak Berat Bahu jalan belum diaspal Badan Jalan 31+000 31+200 31+400 31+600 31+800 29+800 30+000 30+200 30+400 30+600 30+800 28+000 28+200 28+400 28+600 28+800 29+000 29+200 29+400 29+600 30 +9 00 31 +1 00 31 +3 00 31 +5 00 31 +7 00 31 +8 55 29 +7 00 29 +9 00 30 +1 00 30 +3 00 30 +5 00 30 +7 00 Badan Jalan 28 +1 00 28 +3 00 28 +5 00 28 +7 00 28 +9 00 29 +1 00 29 +3 00 29 +5 00 23+400 23+600 23+800 24+000 24+200 24+400 24+600 24+800 25+000 23+100 23+300 Badan Jalan 23 +5 00 23 +7 00 23 +9 00 24 +1 00 24 +3 00 24 +5 00 24 +7 00 21+900 22+100 22+300 22+500 22+700 22+900 20+700 20+900 21+100 21+300 21+500 21+700 24 +9 00 23 +0 00 23 +2 00 23 +4 00 19+300 19+500 19+700 19+900 20+100 20+300 20+500 21 +8 00 22 +0 00 22 +2 00 22 +4 00 22 +6 00 22 +8 00 20 +6 00 20 +8 00 21 +0 00 21 +2 00 21 +4 00 21 +6 00 19 +4 00 19 +6 00 19 +8 00 20 +0 00 20 +2 00 20 +4 00 18+400 18+600 18+800 19+000 19+200 Badan Jalan 17+200 17+400 17+600 17+800 18+000 18+200 18 +5 00 18 +7 00 16+200 16+400 16+600 16+800 17+000 17 +3 00 17 +5 00 17 +7 00 17 +9 00 16+300 Badan Jalan 16 +3 00 16 +5 00 16 +7 00 16 +9 00 17 +1 00 14+500 14+700 14+900 15+100 15+300 15+500 13+300 13+500 13+700 13+900 14+100 14+300 18 +9 00 19 +1 00 19 +3 00 18 +1 00 18 +3 00 16 +0 00 16 +2 00 12+300 12+500 12+700 12+900 13+100 14 +6 00 14 +8 00 15 +0 00 15 +2 00 15 +4 00 15 +6 00 13 +4 00 13 +6 00 13 +8 00 14 +0 00 14 +2 00 14 +4 00 15+700 15+900 16+100 Badan Jalan 12 +4 00 12 +6 00 12 +8 00 13 +0 00 13 +2 00 11+200 11+400 11+600 15 +8 00 11+800 12+000 12+200 10+000 10+200 10+400 10+600 10+800 11+000 11 +3 00 11 +5 00 11 +7 00 11 +9 00 12 +1 00 9+ 90 0 10 +1 00 10 +3 00 10 +5 00 10 +7 00 10 +9 00 8+200 8+400 8+600 8+800 9+000 9+200 9+400 9+600 9+800 8+100 Badan Jalan 8+ 30 0 8+ 50 0 8+ 70 0 8+ 90 0 9+ 10 0 9+ 30 0 9+ 50 0 9+ 70 0 6+900 7+100 7+300 7+500 7+700 7+900 5+700 5+900 6+100 6+300 6+500 6+700 12 +3 00 11 +1 00 2+200 2+400 8+ 00 0 8+ 20 0 4+100 4+300 4+500 4+700 4+900 5+100 5+300 5+500 6+ 80 0 7+ 00 0 7+ 20 0 7+ 40 0 7+ 60 0 7+ 80 0 5+ 60 0 5+ 80 0 6+ 00 0 6+ 20 0 6+ 40 0 6+ 60 0 2+ 10 0 2+ 30 0 0+ 10 0 0+ 30 0 3+800 4+000 Badan Jalan 4+ 20 0 4+ 40 0 4+ 60 0 4+ 80 0 5+ 00 0 5+ 20 0 5+ 40 0 2+600 2+800 3+000 3+200 3+400 3+600 1+400 1+600 1+800 2+000 0+ 50 0 0+ 70 0 0+ 90 0 1+ 10 0 3+ 70 0 3+ 90 0 4+ 10 0 0+000 0+200 0+400 0+600 0+800 1+000 1+200 2+ 50 0 2+ 70 0 2+ 90 0 3+ 10 0 3+ 30 0 3+ 50 0 1+ 30 0 1+ 50 0 1+ 70 0 1+ 90 0

(10)

71 - Volume 3, No. 2, Mei 2014

Hasil evaluasi penilaian kondisi jalan yang diperoleh pada segmen ruas jalan Bireuen – Bts. Aceh Tengah, maka setiap masing-masing segmen jalan dapat ditentukan

pengambilan suatu keputusan untuk penentuan jenis penanganan jalan dengan hasil yang telah diperoleh dapat dapat dilihat pada Tabel 13

dibawah ini.

Tabel 13. Penentuan jenis penanganan jalan berdasarkan hasil evaluasi penilaian kondisi jalan

>> SEGM EN I

00+000 - 00+300 300 2,98 0,00 Baik Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin

>> SEGM EN II

00+300 - 16+200 15.900 2,99 5,06 Baik Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin

>> SEGM EN III

16+200 - 19+300 3.100 2,50 0,00 Baik Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin

>> SEGM EN IV

19+300 - 25+000 5.700 6,36 74,87 Sedang Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Berkala

>> SEGM EN V

28+000 - 31+855 3.855 5,05 19,74 Sedang Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin

SEGMEN (ST A.) KONDISI

JALAN

PENANGANAN JALAN DARI HASIL EVALUASI KONDISI PENANGANAN JALAN DARI

(NILAI IRI VS NILAI SDI) PANJANG (M) NILAI IRI RAT A2 NILAI SDI RAT A2

Pehitungan biaya penanganan jalan pada ruas jalan Bireuen – Bts. Aceh Tengah berdasarkan hasil penentuan jenis penanganan jalan diperoleh dari hasil penilaian kondisi kerusakan jalan dan penilaian kondisi permukaan jalan.

Penentuan jenis penanganan jalan telah diperoleh masing-masing segmen dengan menghitung biaya penanganan sesuai kondisi

jalan.Hasil perhitungan biaya penanganan jalan dapat dilihat pada Tabel 14 dibawah ini.

Kebutuhan biaya penanganan jalan pada ruas jalan Bireuen – Bts. Aceh Tengah sesuai kondisi jalan sebesar Rp. 6.382.350.180,00 (Enam milyar tiga ratus delapan puluh dua juta tiga ratus lima puluh ribu seratus delapan puluh rupiah) dengan panjang penanganan jalan 28,855 km, dari 5 (lima) segmen jalan.

Tabel 14. Perhitungan biaya penanganan jalan dari hasil evaluasi penilaian kondisi jalan

>> SEGMEN I

00+000 - 00+300 300 14,0 Pem eliharaan Rutin 116.376,00 34.912.800,00

>> SEGMEN II

00+300 - 16+200 15.900 7,0 Pem eliharaan Rutin 72.885,00 1.158.871.500,00

>> SEGMEN III

16+200 - 19+300 3.100 7,0 Pem eliharaan Rutin 72.885,00 225.943.500,00

>> SEGMEN IV

19+300 - 25+000 5.700 5,5 Pem eliharaan Berkala 825.555,00 4.705.663.500,00

>> SEGMEN V

28+000 - 31+855 3.855 5,5 Pem eliharaan Rutin 66.656,00 256.958.880,00

JUMLAH TOTAL 6.382.350.180,00

JUMLAH BIAYA SESUAI DENGAN JENIS P ENANGANAN JALAN (Rp.) LEBAR BADAN JALAN (M) JENIS P ENANGANAN JALAN DARI HASIL EVALUASI P ENILAIAN

KONDISI JALAN

HARGA SATUAN SESUAI DENGAN JENIS P ENANGANAN JALAN

(Rp.) SEGMEN (STA.) P ANJANG

(11)

Volume 3, No. 2, November 2014 - 72

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil analisa data dan pembahasan, dapat diambil beberapa simpulan, antara lain : 1. Jenis dan tingkat kerusakan permukaan

ruas jalan Bireuen – Takengon pada segmen ruas jalan Bireuen – Bts. Aceh Tengah/(R.042) adalah retak 4,53%; tambalan 1,93%;ambles 1,45%; lubang 1,20%; pinggir pecah 0,12%; dan bergelombang 0,11%.

2. Tingkatkerusakan permukaan jalan keseluruhan dari beberapa jenis kerusakan adalah 9,34% dari total panjang jalan 28,855 KM, dan untuk kondisi jalan yang diperoleh yaitu 66,19%baik; 25,49%sedang; 7,62%rusak ringan; dan 0,69%rusak berat.

3. Jenis penanganan jalan dalam beberapa segmen yang dibagi dalam 5 (lima) segmen dari panjang jalan 28,855 KM seperti segmen I, II, III, dan V kondisi jalan semuanya baik dengan penentuan jenis penanganan pemeliharaan rutin, sedangkan segmen IV dengan kondisi jalan sedang mendekati rusak ringan sehingga penentuan jenis penanganan jalan adalahpemeliharaan berkala.

4. Total biaya yang dibutuhkan untuk penanganan jalan pada setiap segmen yaitu Rp. 6.382.350.180,00.

Saran

Beberapa saran yang dihasilkan dari analisa penelitian ini, antara lain :

1. Dalam menentukan jenis penanganan jalan tidak hanya dilihat berdasarkan kondisi permukaan jalan tetapi juga harus mengetahui kondisi daerah medan yang ada karena sangat mempengaruhi permukaan jalan, seperti pada daerah medan pergunungan yang terdapat di beberapa lokasi penelitian yaitu daerah patahan yang menyebabkan permukaan jalan akan selalu ambles.

2. Dari hasil analisa juga ada beberapa lokasi seperti diantara Sta. 14+300 s/d 14+400 dan Sta. 14+500 s/d 14+600 perlu adanya evaluasi khusus karena dari hasil identifikasi penyebabnya kerusakan tidak sama pada lokasi-lakasi lainnya, sehingga perlu penanganan khusus seperti peningkatan/ rekonstruksi.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Marga, 2011a, Manual

Konstruksi dan Bangunan. No.

001-01/M/BM/2011, Survei Kondisi Jalan untuk Pemeliharaan Rutin, Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. Direktorat Jenderal Bina Marga, 2011b, Pedoman

Konstruksi dan Bangunan. No.

001-04/P/BM/2011, Survei Kondisi Jalan, Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga.

Hardiatmo, H.C., 2007, Pemeliharaan Jalan Raya, Edisi Pertama, Gadja Mada Universitisy Press, Yogyakarta.

Saputro, A.D., Djakfar, L. & Rachmansyah, A. 2011, Evaluasi Kondisi Jalan dan Pengembangan Prioritas Penanganannya (Studi Kasus di Kecamatan Kepanjen

Kabupaten Malang), Jurnal Rekayasa Sipil,

Gambar

Gambar 1.  Bagan alir penelitian
Gambar 2.  Tinjauan permukaan jalan aspal (Bina Marga, 2011b)
Tabel 4.  Penilaian Bekas Roda
Tabel 9.  Kondisi medan jalan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Jenis rayap tanah yang dikelompokkan dalam genus Microtermes karena mempunyai ciri-ciri antara lain: Mandibula tipis; basis konkaf; antenna 12-15 ruas; spesies berukuran kecil;

Analisis kecelakaan (accident analysis) pada suatu kecelakaan di tempat kerja menjawab pertanyaan pertanyaan mendasar : bagaimana kecelakaan itu terjadi, apa yang

Berkaitan dengan hal tersebut, Holifatuz (2014:29) menyatakan bahwa keterbacaan buku teks dapat mempengaruhi pemahaman siswa, karena keterbacaan yang sesuai dengan tingkat

bentuk neraca lajur 3. Siswa dapat menguraikan penyusunan neraca lajur 4. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian laparan keuangan 5. Siswa dapat menguraikan jenis-

MEMBANGUN KEMAMPUAN MEMBINA KEMAMPUAN MEMBANGUN DAYA TANGKAL MENGHADAPI SETIAP ANCAMAN SEGALA KEGIATAN UTK MELAKSANAKAN KEBIJAKAN PERTAHANAN NEGARA (JAKUM HANNEG Æ GRAND

Konjungsi subordiantif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Salah satu dari klausa

Beberapa alasan yang berkembang mengenai kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah adalah ekonomi di Amerika Serikat telah dibuka bertahap karena pemberian vaksin sudah

perbedaan rentang salinitas dengan jumlah rata-rata udang memiliki nilai skoring 3 (tingkat infeksi berat), dengan ciri-ciri infeksi berat yang terjadi, yaitu bintik putih