• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pendidikan, motivasi, disiplin kerja, sikap kerja, dan lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan : studi kasus pada Pertenunan Santa Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh pendidikan, motivasi, disiplin kerja, sikap kerja, dan lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan : studi kasus pada Pertenunan Santa Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN, MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, SIKAP KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

KARYAWAN

Studi Kasus pada Pertenunan Santa Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

Oleh :

Aloysius Adityo Esti Wijatmiko NIM : 042214105

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

Motto

Ia memberiku ulat pada saat aku meminta kupu-kupu, dan kaktus pada saat aku mengharap bunga Aku berkata: bukan ini yang kumau, Tuhan!

Namun Ia menjawab: bersabarlah! Dan benarlah,

Ulat mnjelma menjadi sosok kupu-kupu, lebih cantik dari yang kuminta Dan kaktus tumbuh menjadi bunga, lebih indah dari yang kuharap

(Sebuah SMS dari seorang sahabat)

“Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku, telah memperhatikan kesesakan jiwaku”

(Mazmur 31:8)

“Tidak ada hal yang terlalu sulit untuk diselesaikan, namun tidak ada pula yang terlalu mudah” (Mico)

“Gusti mBoten Sare” (Fr. Ferry)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

(5)
(6)
(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Aloysius Adityo Esti Wijatmiko

Nomor Mahasiswa : 042214105

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PENDIDIKAN, MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, SIKAP KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

KARYAWAN

Studi Kasus pada Pertenunan Santa Maria, Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus atas karunia dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pendidikan, Motivasi, Disiplin Kerja, Sikap Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan: Studi Kasus pada Pertenunan Santa Maria Boro” dengan baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Sanata Dharma, DR. Ir. P. Wiryono P., S.J.

2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., Q.I.A selaku dekan Fakultas Ekonomi. 3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E. selaku ketua Jurusan Manajemen,

Fakultas Ekonomi sekaligus sebagai dosen penguji.

4. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S. selaku dosen pembimbing I yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

5. Drs. Rubiyatno, M.M. selaku dosen pembimbing II yang telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Segenap dosen program studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

7. Bruder Petrus Suratmin, Mas Antok, Mbak Atik, Bapak Gr. Pardiyatin, Bapak Sukidi Thomas, dan segenap manajemen Pertenunan Santa Maria atas ijin dan bantuannya dalam penyebaran kuesioner penelitian.

8. Segenap karyawan yang bersedia menjadi responden.

9. Bapak, ibu dan adik-adik yang selalu memberikan dukungan, doa, dan pengertian sehingga semuanya berjalan dengan baik.

10. Agnes Sri Paulina, S.S. yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

(9)
(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN ABSTRAK ... xiv

HALAMAN ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Sistematika Penulisan... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Landasan Teori ... 8

B. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 24

C. Kerangka konseptual Penelitian ... 26

(11)

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 29

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 29

D. Variabel Penelitian ... 30

E. Populasi dan Sampel ... 35

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 35

G. Sumber Data ... 36

H. Teknik Pengumpulan Data ... 36

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 37

J. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 45

A. Sejarah Perusahaan ... 45

B. Lokasi Perusahaan ... 49

C. Permodalan ... 50

D. Struktur Organisasi... 50

E. Produksi ... 56

F. Personalia ... 59

G. Pemasaran ... 64

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Deskripsi Data ... 66

B. Analisis Data ... 77

(12)

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN... 96

A. Kesimpulan... 96

B. Keterbatasan ... 96

C. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

LAMPIRAN ... 102

1. Data Karakteristik Responden ... 102

2. Rekapitulasi Hasil Kuesioner ... 103

3. Hasil Uji Validitas ... 106

4. Hasil Uji Reliabilitas ... 110

5. Hasil Uji Normalitas... 112

6. Hasil Uji Multikolinearitas ... 113

7. Hasil Uji Linearitas ... 115

8. Output Regresi Linear ... 118

9. Kuesioner Penelitian ... 125

10.Surat Keterangan Penelitian ... 131

11.Tabel Penentuan Jumlah Sampel Dari Populasi Tertentu ... 132

12.Tabel r ... 133

13.Tabel t ... 134

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel III.I. Skor Skala Likert Instrumen Penelitian ... 34

Tabel V.2. Tabel Pengelompokan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 67

Tabel V.3. Tabel Hasil Uji Validitas... 69

Tabel V.4. Tabel Hasil Uji Normalitas ... 74

Tabel V.5. Tabel Hasil Uji Linearitas ... 76

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Gambar Bagan Kerangka Konseptual Penelitian ... 26 Gambar IV.2. Gambar Bagan Struktur Organisasi

(15)

ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN, MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, SIKAP KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

KARYAWAN

Studi Kasus pada Pertenunan Santa Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

Aloysius Adityo Esti Wijatmiko Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan, motivasi, disiplin kerja, sikap kerja, dan lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan berdasarkan persepsi karyawan bagian tenun, pada Pertenunan Santa Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Terdapat 40 orang responden yang diambil dengan menggunakan teknik simple-random sampling. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah metode regresi linear sederhana dengan uji t untuk pengujian secara parsial dan metode regresi linear berganda dengan uji F untuk pengujian secara simultan.

(16)

ABSTRACT

The Influence of Education, Motivation, Discipline, Attitude, and Environment on Employee’s Performance

The Case Study of Santa Maria Boro Textile mill, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia

Aloysius Adityo Esti Wijatmiko Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The aim of this research is to asses influence of education, motivation, discipline, attitude, and environment on employee’s performance based on perception of textile mill employees.

The methods used to collect the data are questionnaire, interview, observation, and documentation. 40 respondents are taken under simple random sampling as technique. T-test and F-test are applied to investigate the influence of education, motivation, discipline, attitude, and environment on employee’s performance.

(17)

A. Latar Belakang

Manusia merupakan faktor produksi yang mempunyai peranan sangat penting dalam suatu perusahaan, sebab manusia memiliki karakteristik yang spesifik dibandingkan faktor produksi yang lainnya. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan motor penggerak yang menghidupkan organisasi. Hal ini berarti manusia dalam setiap organisasi atau perusahaan disamping berperan sebagai obyek yang harus diatur dan dikelola, juga menjadi subyek yang menggerakkan faktor-faktor produksi yang ada.

Oleh karena karakteristik yang demikian itulah, maka perusahaan harus dapat memberikan perhatian khusus kepada sumber daya manusia yang dimilikinya. Dengan memberikan perhatian yang layak kepada karyawan, maka perusahaan akan mendapatkan timbal balik positif dari karyawannya tersebut. Dengan adanya perhatian dari perusahaan, maka karyawan akan menjadi lebih produktif dan berkualitas, dimana hal tersebut akan menunjang kelancaran jalannya operasi dan meningkatkan produktivitas perusahaan.

(18)

yang dimiliki oleh karyawan seringkali belum memenuhi kebutuhan perusahaan akan keterampilan tertentu. Oleh karenanya, seringkali perusahaan perlu untuk mengadakan pelatihan tertentu untuk meningkatkan keterampilan karyawan sehubungan dengan bidang pekerjaan masing-masing. Bentuk pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dapat dikategorikan sebagai sebuah bentuk pendidikan non-formal, yang mana menurut Zahara Idris (1981:58), pendidikan non-formal adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah, dan terencana di luar kegiatan persekolahan. Dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan kualitas dan kemampuan kerja dari karyawan dapat tumbuh dan berkembang sehingga efisiensi dan efektivitas kerja akan tercapai dan diharapkan produktivitas kerjanya pun akan meningkat.

Selain faktor pendidikan, ada faktor–faktor lain yang dapat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas kerja sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan, antara lain adalah dengan memberikan motivasi dan menumbuhkan sikap positif serta kedisiplinan kerja karyawan, dan juga menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif agar karyawan dapat bekerja secara optimal, sehingga produktivitas karyawan dapat ditingkatkan.

(19)

impian atau tujuan, memiliki pikiran yang positif dan berjiwa besar dalam menghadapi kegagalan, mempunyai keinginan yang kuat untuk berhasil serta mengetahui apa yang harus dilakukan.

Dengan motivasi positif yang dimiliki, maka diharapkan karyawan yang bersangkutan akan memiliki kedisiplinan dan sikap kerja yang baik. Disiplin dan sikap kerja yang baik tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap hasil akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan. Dapat dibayangkan apabila sebuah perusahaan mempekerjakan karyawan – karyawan yang tidak memiliki sikap kerja positif dan cenderung tidak disiplin dalam melaksanakan kewajibannya dalam perusahaan, maka dapat diprediksi bahwa perusahaan tersebut tidak akan mampu mencapai tujuannya secara maksimal.

(20)

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan, Motivasi, Disiplin Kerja, Sikap Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Studi Kasus pada Pertenunan Santa Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. 2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. 3. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. 4. Apakah sikap kerja berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. 5. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. 6. Apakah pendidikan, motivasi, disiplin kerja, sikap kerja dan lingkungan

kerja berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas karyawan.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan terhadap karyawan produksi bagian tenun Pertenunan Santa Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Ada banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas antara lain adalah

(21)

penghasilan, lingkungan kerja, teknologi, sarana produksi, jaminan sosial, manajemen, dan kesempatan berprestasi. Dalam penelitian ini, penulis hanya memfokuskan penelitian terhadap pendidikan, motivasi, disiplin kerja, sikap kerja, dan lingkungan kerja.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendidikan, motivasi, disiplin kerja, sikap kerja, dan lingkungan kerja memiliki pengaruh secara parsial dan simultan terhadap produktivitas karyawan.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak – pihak seperti: 1. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

2. Bagi Universitas

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma terutama dalam bidang manajemen sumber daya manusia.

3. Bagi Penulis

(22)

F. Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan

Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II. Kajian Pustaka

Bab ini akan menguraikan teori yang menjadi acuan dalam penelitian, yaitu tentang pengertian pendidikan, bentuk-bentuk pendidikan, pengertian motivasi, metode pendekatan motivasi, pengertian disiplin kerja, pengertian sikap kerja, komponen sikap kerja, pengertian lingkungan kerja, aspek-aspek lingkungan kerja, pengertian produktivitas, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas, metode peningkatan produktivitas, pengukuran produktivitas tenaga kerja. Dalam bab ini diuraikan pula mengenai kerangka konseptual penelitian serta hipotesis.

Bab III. Metode Penelitian

Bab ini akan menguraikan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV. Gambaran Umum Perusahaan

(23)

Bab V. Analisis dan Pembahasan

Bab ini akan menguraikan tentang deskripsi data yang akan dianalisis dan analisis terhadap data yang ada untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan.

Bab VI. Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian, dan Saran

(24)

A. Landasan Teori

1. Pengertian Manajemen

Berikut ini merupakan beberapa pengertian manajemen menurut para ahli: a. Manajemen adalah suatu proses bekerja dengan dan melalui orang lain

secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumber daya terbatas di dalam lingkungan yang berubah (Simamora, 1996:6).

b. Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stonner, 1997 : 42).

c. Manajemen adalah suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan (Handoko, 1997 : 11). 2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Berikut adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut beberapa ahli:

(25)

kompensasi, pengintegrasian, dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Husnan, 1990 : 5).

b. Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dalam pencapaian tujuan organisasi perusahaan secara terpadu (Husein, 1999:3).

c. Manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek “orang” atau sumber daya manusia dari posisi seorang manejemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian (Dessler, 1997 : 2). 3. Pengertian Pendidikan

Dalam bekerja, seringkali faktor pendidikan merupakan syarat pokok untuk memegang fungsi – fungsi tertentu. Unuk mencapai kesuksesan dalam pekerjaan dituntut pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang dipegangnya. Berikut beberapa definisi pendidikan menurut para ahli: a. Menurut John Dewey dalam Kartini Kartono (1992:30), Education is all

one growing; it has no end beyond itself. Artinya pendidikan selalu

berkembang, karena tidak ada akhir dari sebuah pendidikan.

(26)

c. Menurut Syarif Thayeb (1988:3), pendidikan adalah tuntunan pada manusia yang belum dewasa untuk menyiapkan agar dapat memenuhi tugas hidupnya.

4. Bentuk – Bentuk Pendidikan

Bentuk pendidikan diklasifikasikan berbeda – beda. Philip H. Coombs dalam Zahara Idris (1981:58) mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian:

a. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari – hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak lahir sampai mati, seperti dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau dalam pekerjaan sehari – hari.

b. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah pendidikan yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang, dan dibagi dalam waktu – waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak – kanak sampai perguruan tinggi.

c. Pendidikan Non-formal

(27)

Menurut payaman Simanjuntak (1985:83), terdapat dua bentuk pendidikan karyawan, yaitu metode pendidikan karyawan operasional dan metode pendidikan karyawan manajerial.

1) Metode pendidikan karyawan operasional antara lain adalah: a) On-the Job Training

Dalam metode ini, atasan akan memberikan tugas kepada bawahan yang sedang dilatih di mana tugas tersebut demaksudkan untuk meningkatkan kemampuan karyawan yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

b) Vestibule School

Merupakan bentuk pelatihan di mana pelatih bukanlah atasan langsung, namun merupakan pelatih khusus dengan tujuan menghindarkan atasan dari tugas-tugas tambahan dan menyerahkan proses pelatihan kepada ahlinya.

c) Apprentichesip

Program ini biasanya mengkombinasikan metode on-the job training dan pengalaman dengan petunjuk-petunjuk di kelas dalam pengetahuan tertentu.

d) Kursus-Kursus Khusus

(28)

2) Metode pendidikan karyawan manajerial meliputi: a) Metode Sekolah, Kuliah dan Ceramah

Metode ini dipakai untuk menambah pengetahuan para karyawan. b) Metode Diskusi

Metode ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan bagi karyawan dalam hal mengeluarkan pendapat, menerima pendapat, berkoordinasi dengan orang lain, serta cara untuk menggunakan waktu yang efisien.

c) Metode Kasus

Metode ini dilakukan dengan cara meminta karyawan untuk memberikan pemecahan atau mencari jalan keluar atas suatu masalah yang dihadapi.

d) Permainan Bisnis

Metode ini bertujuan untuk memberikan keterampilan memimpin maupun memutuskan masalah khususnya yang berhubungan dengan manajemen.

5. Pengertian Motivasi

(29)

Berikut ini adalah beberapa devinisi motivasi menurut para ahli:

a. Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2005 : 266), motivasi merupakan istilah yang lazim digunakan untuk mengetahui maksud seseorang atas suatu hal untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya uang, keselamatan, prestige, dan sebagainya.

b. Menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Hasan (2000 : 197), motivasi adalah suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan.

c. Motivasi adalah kondisi mental yang mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan dan mengurangi ketidakseimbangan (Ravianto, 1990 : 18).

d. Dalam bukunya, Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono (1997 : 171) mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi seringkali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.

(30)

tetapi ada hal yang dapat disimpulkan adanya sesuatu perilaku yang tampak.

6. Metode Pendekatan Motivasi

Menurut Muchdarsyah Sinungan (2008:138), untuk dapat menanamkan motivasi sebagai suatu sikap mental karyawan, dibutuhkan adanya pendekatan sebagai berikut:

a.Eksternal

Pendekatan secara eksternal adalah suatu pendekatan terhadap motivasi yang berasal dari luar perusahaan itu sendiri. Adapun hal-hal yang termasuk dalam pendekatan eksternal tersebut adalah:

1) Pendekatan terhadap pandangan kerja.

2) Pendekatan terhadap nilai-nilai sosial, budaya, ekonomi, dan politik. 3) Pendekatan terhadap kebijakan pemerintah di bidang pembangunan

nasional, khususnya di bidang ketenagakerjaan.

4) Pendekatan terhadap sistem hubungan yang menyangkut bidang ketenagakerjaan.

b.Internal

Pendekatan internal merupakan suatu bentuk pendekatan motivasi yang berasal dari dalam perusahaan tersebut, yaitu:

1) Pendekatan terhadap manusiawi (harkat dan martabat manusia). 2) Pendekatan terhadap produktivitas.

(31)

5) Pendekatan terhadap sistem komunikasi.

6) Pendekatan terhadap nilai-nilai kultur, etis, etnis dan moral kerja dalam perusahaan.

7. Disiplin Kerja

Disiplin kerja adalah salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja dalam suatu perusahaan. Sehubungan dengan hal itu, beberapa ahli mengemukakan definisi mengenai disiplin kerja sebagai berikut:

a. Gibson (1996:27) mengatakan bahwa kedisiplinan adalah penggunaan beberapa bentuk hukuman atau sanksi jika karyawan menyimpang dari peraturan.

b. Disiplin adalah tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan organisasi (Siagian, 1996:305).

c. Pengertian disiplin adalah sebagai sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan-peraturan atau ketentuan yang telah ditetapkan (Sinungan, 2008:145).

8. Sikap Kerja

Ada beberapa pendapat mengenai sikap kerja, seperti dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:

(32)

tanggapan terhadap rangsang lingkungan yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku orang tersebut.

b. Engel, et al (1994:338) mendefinisikan sikap sebagai keseluruhan evaluasi. Evaluasi tersebut dapat belajar dari sikap positif hingga negatif, jadi sikap karyawan dilakukan berdasarkan pandangan – pandangan terhadap berbagai aspek yang ada di dalam lingkungan tempat bekerja. 9. Komponen Sikap Kerja

Menurut Ibrahim (1983:37) pembahasan mengenai sikap kerja terbagi dalam tiga komponen, yaitu kognitif, afektif dan perilaku. Kognitif adalah pengamatan terhadap sesuatu (orang, barang, tempat, dan sebagainya) sehingga kita dapat mengenalnya.

Komponen afektif merupakan pengamatan yang menyangkut alasan mengapa seseorang menganggap sesuatu itu baik, buruk, senang atau tidak senang dan sebagainya. Adapun komponen perilaku berhubungan dengan interaksi seseorang dengan orang lain atau sesuatu yang lain.

10. Lingkungan Kerja

Berikut adalah beberapa definisi lingkungan kerja menurut para ahli:

a. Dalam Kamus Istilah Manajemen (1994 : 103), lingkungan kerja adalah semua faktor fisik, psikologis, sosial, dan jaringan hubungan yang berlaku dalam organisasi dan berpengaruh terhadap karyawan.

(33)

c. Lingkungan kerja adalah merupakan suatu lingkungan di mana karyawan tersebut bekerja dan melaksanakan tugas sehari – hari yang meliputi pelayanan perusahaan terhadap karyawan, kondisi kerja karyawan dan hubungan antar karyawan di dalam perusahaan yang bersangkutan (Ahyari,1994 : 124).

11.Aspek - Aspek Lingkungan Kerja

Menurut Agus Ahyari (1994 : 125), lingkungan kerja di dalam perusahaan dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian atau aspek pembentuk lingkungan kerja yang lebih terperinci sebagai berikut:

a. Pelayanan Karyawan Oleh Perusahaan

(34)

b. Kondisi Kerja

Kondisi kerja yang dimaksudkan adalah kondisi dalam artian fisik yang berhubungan langsung dengan pekerjaan para karyawan dalam perusahaan. Menurut Agus Ahyari (1986 : 154), beberapa macam kondisi kerja yang dapat dipersiapkan oleh perusahaan adalah:

1) Penerangan

Penerangan sebagai bagian dari kondisi kerja perlu mendapatkan perhatian dari manajemen perusahaan. Penerangan sangat berkaitan dengan ketelitian kerja para karyawan dan dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Penerangan yang baik adalah penerangan yang penyebarannya merata di seluruh ruangan tempat bekerja.

2) Suhu Udara

Suhu udara yang tidak sesuai dapat menyebabkan turunnya gairah kerja dari para karyawan. Turunnya gairah kerja ini dapat menyebabkan kesalahan – kesalahan yang dapat menimbulkan penurunan produktivitas.

3) Suara

(35)

4) Penggunaan Warna

Penggunaan warna dalam ruang kerja di dalam perusahaan akan berpengaruh terhadap pemerataan penerangan dalam ruang kerja. Pemilihan warna cerah cenderung akan membantu proses penyebaran pencahayaan, sehingga karyawan akan terbantu untuk menyelesaikan pekerjaan yang dilakukannya.

5) Ruang Gerak

Agar karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, diperlukan keleluasaan untuk bergerak. Terlalu sempitnya ruang gerak yang disediakan oleh perusahaan, dapat menyebabkan karyawan tidak dapat bekerja secara maksimal, sehingga produktivitas kerja para karyawan menjadi rendah.

6) Keamanan Kerja

Keamanan kerja sangat penting dalam kaitannya dengan produktivitas, sebab secara langsung akan berkaitan dengan gairah kerja karyawan. c. Hubungan Antar Karyawan

(36)

12.Pengertian Produktivitas

Berikut adalah definisi produktivitas menurut para ahli :

a. Produktivitas merupakan masalah mengenai hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh dalam proses produksi (Sulistyani dan Residah, 2003 : 199).

b. Menurut Hill Terry (1994:6) produktivitas adalah mengukur hubungan antara hasil kerja (dalam bentuk barang dan jasa) dengan masukan (tenaga kerja, modal, bahan baku, dan sumber daya).

c. Produktivitas kerja adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai hasil tersebut (Kusriyanto, 1991 : 2).

d. Produktivitas adalah suatu perbandingan dari hasil kegiatan yang senyatanya dengan yang seharusnya (Asyahari, 1983 : 2).

e. Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan hasil jumlah barang dan jasa yang diproduksi dengan sumber dan jumlah tenaga kerja, modal, tanah, dan energi yang dipakai untuk mendapatkan hasil tersebut (Swastha, 1982 : 256).

13.Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas

Menurut Ravianto (1986 : 18-19), faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah:

a. Pendidikan

(37)

b. Motivasi

Pemimpin perusahaan perlu untuk mengetahui motivasi kerja karyawannya, sehingga dapat membimbing dan mendorong karyawan untuk bekerja dengan lebih baik.

c. Disiplin Kerja

Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.

d. Sikap/etika kerja

Sikap seseorang/kelompok organisasi dalam membina hubungan yang serasi, selaras, seimbang dalam kelompok itu sendiri maupun kelompok lain dan etika hubungan kerja sangat penting artinya untuk meningkatkan produktivitas karyawan.

e. Gizi

Daya tahan seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang dikonsumsinya, dan itu berpengaruh terhadap produktivitas karyawan. f. Tingkat penghasilan

Dengan penghasilan yang cukup, karyawan akan terpacu untuk bekerja dengan baik, sehingga produktivitas dapat tercapai.

g. Teknologi

(38)

h. Sarana Produksi

Faktor – faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi.

i.Jaminan Sosial

Perhatian dan pelayanan perusahaan terhadap karyawan menunjang kesehatan dan keselamatan dengan harapan karyawan semakin bergairah untuk bekerja.

j.Manajemen

Dengan manajemen yang baik, karyawan akan terorganisisr dengan baik pula.

k. Kesempatan Berprestasi

Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Dengan adanya kesempatan berprestasi, karyawan akan meningkatkan produktivitasnya.

l.Lingkungan Kerja dan Iklim Kerja

(39)

14.Metode Peningkatan Produktivitas

Metode peningkatan produktivitas menurut Bambang Kusriyanto (1991:185) adalah:

a. Seleksi

b. Pengenalan tenaga Kerja

c. Penyempunaan struktur organisasi d. Pengembangan Sumber Daya Manusia e. Motivasi

15.Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja

Muchdarsyah Sinungan (2008:25) mengemukakan bahwa pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat dilakukan dengan mempergunakan rumus sebagai berikut:

(40)

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

Berikut ini adalah penelitian senada yang pernah dilakukan oleh Agustinus Hari Pranata, seorang alumnus Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2007:

1. Judul Penelitian

“Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Berdasarkan Persepsi Karyawan Bagian Tenun Studi Kasus: Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro, Kelurahan Banjar Asri, Kalibawang, Kulon Progo”

2. Rumusan Masalah

a. Apakah lingkungan kerja yang meliputi pelayanan makan dan atau makanan, tingkat penerangan, tingkat kebisingan, suhu udara, dan hubungan karyawan secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas karyawan.

b. Apakah lingkungan kerja yang meliputi pelayanan makan dan atau makanan, tingkat penerangan, tingkat kebisingan, suhu udara, dan hubungan karyawan secara bersama-sama berpengaruh terhadap produktivitas karyawan.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan bagian tenun yang berjumlah 30 orang.

(41)

4. Teknik Analisis Data

Untuk pengujian variabel secara parsial digunakan regresi, sedangkan pengujian secara simultan digunakan uji distribusi F.

5. Kesimpulan Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa lingkungan kerja yang meliputi pelayanan makan dan atau makanan, tingkat penerangan, tingkat kebisingan, suhu udara, dan hubungan karyawan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan baik secara parsial maupun simultan.

(42)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual penelitian adalah kerangka berpikir untuk menggambarkan hubungan variabel – veriabel yang digunakan dalam penelitian yang dibuat oleh penulis. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar II.1.

Gambar Kerangka Konseptual Penelitian Motivasi 

Eksternal

Internal

Lingkungan  Kerja 

Pelayanan Karyawan  Oleh Perusahaan 

Kondisi Kerja

Produktivitas Karyawan  Pendidikan  Pendidikan formal

Pendidikan non‐formal

Disiplin 

Sikap Kerja 

Kognitif

Afektif

(43)

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas, penulis mengambil lima faktor yang dijadikan sebagai variabel penelitian, yaitu pendidikan, motivasi, disiplin, sikap kerja, dan lingkungan kerja. Dari kelima faktor tersebut, terdapat beberapa sub-faktor yang merupakan bentuk bagian dari faktor-faktor tersebut di atas, di mana sub-sub faktor tersebut adalah pemberi pengaruh secara langsung dan spesifik terhadap variabel dependen, yaitu produktivitas karyawan.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara yang kebenarannya masih lemah, sehingga harus diuji secara empiris (Hasan, 2002:50).

Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis masalah pertama :

Pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas. 2. Hipotesis masalah kedua :

Motivasi berpengaruh terhadap produktivitas. 3. Hipotesis masalah ketiga :

Disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas. 4. Hipotesis masalah keempat :

Sikap kerja berpengaruh terhadap produktivitas. 5. Hipotesis masalah kelima :

(44)

6. Hipotesis masalah keenam :

(45)

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yang merupakan suatu jenis penelitian mengenai pendidikan, motivasi kerja, disiplin kerja, sikap kerja, dan lingkungan kerja dengan jumlah karyawan yang terbatas, sehingga kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku untuk objek yang diteliti dan tidak berlaku untuk umum.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan produksi bagian tenun Pertenunan Santa Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diambil adalah pendidikan, motivasi kerja, disiplin kerja, sikap kerja, lingkungan kerja dan produktivitas karyawan.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

(46)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2009.

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

Setiap masalah penelitian harus memilki variabel yang jelas sehingga memberi gambaran data dan informasi apa yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Variabel – variabel dalam penelitian ini adalah:

a.Variabel yang mempengaruhi (Independent variable atau X)

Dalam penelitian ini terdapat lima variabel independen sebagai berikut: 1) X1 : Pendidikan.

2) X2 : Motivasi. 3) X3 : Disiplin Kerja. 4) X4 : Sikap Kerja. 5) X5 : Lingkungan Kerja.

(47)

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang dapat dibuat spesifik sesuai dengan kriteria pengujian atau pengukuran (Simamora, 2004:25). Definisi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan adalah bentuk pelatihan yang pernah ditempuh oleh karyawan guna mendukung keterampilan tertentu yang dibutuhkan oleh perusahaan.

b. Motivasi adalah suatu hal yang dapat menyebabkan timbulnya semangat dalam diri seseorang untuk bekerja atau menyelesaikan kewajibannya dengan sebaik mungkin.

c. Disiplin kerja merupakan sikap yang tercermin dalam perbuatan setiap orang berupa ketaatan terhadap peraturan – peraturan yang dibuat oleh organisasi.

d. Sikap kerja adalah suatu cermin sikap dan tingkah laku karyawan dalam melakukan pekerjaan di tempat kerjanya yang dapat mempengaruhi suasana kerja bagi karyawan itu sendiri maupun bagi rekan kerjanya. e. Lingkungan kerja adalah keadaan yang bersifat fisik (misalnya:

(48)

f. Produktivitas karyawan adalah suatu hasil akhir (out put) berupa benda yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan, di mana dalam penelitian ini berupa panjang kain hasil tenunan tiap karyawan dalam satu bulan. Semakin tinggi jumlah out put, maka semakin tinggi produktivitas.

3. Pengukuran Variabel

Untuk mendapatkan masing – masing data tanggapan karyawan tentang pendidikan (X1), motivasi (X2), disiplin kerja (X3), sikap kerja (X4), lingkungan kerja (X5), dan produktivitas (Y) dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden yang berisi masalah pengaruh pendidikan, motivasi, disiplin kerja, sikap kerja, dan lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan. Sebelum menentukan cara pengukuran variabel penelitian, perlu ditentukan jenis data yang dipergunakan sehingga tidak terjadi kekeliruan pemilihan metode pengukuran data.

Menurut Dwi Priyatno (2008:7), terdapat dua jenis data dalam penelitian, yaitu:

a. Data Kualitatif

(49)

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Tipe-tipe data kuantitatif adalah sebagai berikut:

1) Data Nominal

Data nominal adalah data hasil penggolongan atau kategorisasi yang sifatnya setara dan tidak dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan hanya sebagai simbol saja dan tidak menunjukkan tingkatan tertentu. Misalnya:

Laki-laki = 1 Perempuan = 2 2) Data Ordinal

Data ordinal adalah data hasil kategorisasi yang sifatnya tidak setara dan tidak dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan menunjukkan peringkat dan tingkatan tertentu. Tipe data ini tidak memperhatikan jarak data, jadi jarak data bisa berbeda-beda. Misalnya:

Nilai A = 1 Nilai B = 2 Nilai C = 3

(50)

3) Data Interval

Data interval adalah data bukan dari hasil kategorisasi dan dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Tipe data ini menggunakan jarak data yang sama. Walaupun dapat dilakukan operasi hitung, data ini tidak mempunyai nilai nol (0) absolut, maksudnya adalah angka 0 tetap ada nilainya, contohnya dalam pengukuran suhu.

4) Data Rasio

Data rasio adalah data yang dapat dilakukan perhitungan aritmatika dan menggunakan jarak yang sama. Data ini mempunyai nilai nol (0) absolut, maksudnya angka 0 benar-benar tidak ada nilainya. Contoh data ini adalah data pengukuran berat badan.

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan termasuk dalam jenis data kuantittif tipe ordinal, di mana nilai dari masing-masing jawaban memiliki peringkat-peringkat tertentu. Untuk menghitung data secara statistik, perlu digunakan metode pengukuran data dengan skala Likert sebagai berikut:

Tabel III.I.

Skor Skala Likert Instrumen Penelitian

Pernyataan Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu - Ragu (RR) 3

Tidak Setuju (TS) 2

(51)

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan objek penelitian yang karakteristiknya hendak diduga. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan populasi adalah karyawan bagian produksi Pertenunan Santa Maria Boro, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Agustus 2009.

Menurut Sugiyono (2008:87), jumlah sampel dapat diketahui dengan melihat tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu di mana dengan α sebesar 5% dan jumlah populasi sebesar 45 orang, maka jumlah sampel yang diambil adalah 40 orang (tabel terlampir).

F. Teknik Pengambilan Sampel

(52)

Menurut Arikunto (1995 : 126), untuk mengambil sampel dengan cara undian, dilakukan langkah – langkah sebagai berikut:

1. Membuat daftar yang berisi nama semua karyawan. 2. Memberi kode nomer urut kepada setiap karyawan.

3. Menulis kode – kode itu ke dalam dilembar kertas kecil dan digulung. 4. Kocok kertas tersebut dan diambil satu demi satu sejumlah banyaknya

sampel yang diinginkan. G. Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan termasuk dalam jenis data primer. Menurut Sugiyono (2002:137), sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data .

H. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, dalam penelitian ini digunakan metode kuesioner, wawancara dan observasi.

1. Kuesioner

Metode kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2005:49).

2. Wawancara

(53)

3. Observasi

Metode observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis atas gejala – gejala yang sedang diteliti.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil atau mencatat data-data yang telah tersedia di perusahaan.

I. Teknik Pengujian Instrumen

Sebelum data dianalisa, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reabilitas dari kuesioner sebagai alat pengukuran kelayakan penggunaan pertanyaan yang disebarkan.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen. Menurut Sugiyono (2002:121), valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas merupakan suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

(54)

2. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas maka instrumen tersebut perlu diuji lagi dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas adalah ukuran yang mampu menunjukkan kemampuan instrumen untuk dipercaya.

Dalam penelitian ini, uji realiabilitas yang digunakan adalah metode Alpha di mana menurut Dwi Priyatno (2008:25), metode ini sangat cocok digunakan untuk skor yang berbentuk skala.

Apabila nilai rhitung positif serta lebih besar dari rtabel, maka berarti ada korelasi yang nyata antara kedua variabel tersebut dan dapat dikatakan bahwa alat pengukuran tersebut reliabel. Tetapi, apabila rhitung lebih kecil dari rtabel, maka alat pengukuran tidak reliabel.

3. Uji Asumsi Klasik Linear

Asumsi klasik adalah alat untuk menguji apakah terjadi kesalahan pendugaan dalam pencarian parameter model regresi. Untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang didapatkan telah benar, maka perlu dilakukan pengujian terhadap kemungkinan pelanggaran asumsi klasik (http:/innedeni.wordpress.com).

Uji asumsi klasik tersebut adalah: a. Uji Normalitas

(55)

Menurut Purbayu Budi Santosa (2005:235), uji normalitas dapat dilakukan dengan menghitung kemencengan (skewness) dan keruncingan (kurtosis) kurva di mana bila rasio skewness dan kurtosis berada antara nilai minus dua (-2) dan plus dua (+2) maka bisa diartikan bahwa data terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Menurut Imam Ghozali (2006:93), untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Melakukan estimasi pada model regresi awal dengan persamaan: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 dan melihat nilai R2 nya 2) Melakukan perhitungan regresi antar variabel independen:

a) X1 = a + b1X2 + b2X3 + b3X4 + b4X5 b) X2 = a + b1X1 + b2X3 + b3X4 + b4X5 c) X3 = a + b1X1 + b2X2 + b3X4 + b4X5 d) X4 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X5 e) X5 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

(56)

dari masing-masing variabel independen lebih tinggi dari nilai R2 dari model regresi awal, maka di dalam regresi tersebut terdapat multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi di mana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Santosa, 2005:242). Kesamaan varians dari residual dapat dilihat dalam sebaran varians residual di mana apabila penyebaran residual tidak teratur atau membentuk pola khusus, maka persamaan regresi memenuhi asumsi heteroskedastisitas.

d. Uji Linearitas

Asumsi ini menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linear, hubungan antara variabel independen dan dependen harus linear. Pengujian dengan menggunakan test of linearity dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05 di mana dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05 (Priyatno, 2008:36).

J. Teknik Analisis Data

(57)

Rumus regresi linear sederhana tersebut adalah sebagai berikut:

keterangan:

Y = variabel dependen a = konstanta

= koefisien regresi i = variabel independen i

Untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara terhadap variabel dependen (Y), maka digunakan Uji Regresi Secara Parsial (Uji t) dengan langkah sebagai sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesis

a. Hipotesis masalah pertama adalah sebagai berikut:

H0 : Pendidikan tidak berpengaruh terhadap produktivitas. Ha : Pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas. b. Hipotesis masalah kedua adalah sebagai berikut:

H0 : Motivasi tidak berpengaruh terhadap produktivitas. Ha : Motivasi berpengaruh terhadap produktivitas. c. Hipotesis masalah ketiga adalah sebagai berikut:

H0 : Disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas. Ha : Disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas. d. Hipotesis masalah keempat adalah sebagai berikut:

(58)

e. Hipotesis masalah kelima adalah sebagai berikut:

H0 : Lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap produktivitas. Ha : Lingkungan kerja berpengaruh terhadap produktivitas. 2. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standard yang sering digunakan dalam penelitian).

3. Menentukan thitung 4. Menentukan ttabel

Tabel distribusi t dicari pada α = = 2,5 % (uji dua sisi), dengan derajat kebebasan (df) = n-k

keterangan: n = jumlah kasus

k = jumlah variabel independen 5. Kriteria Pengujian

H0 diterima jika t hitung ≤ t tabel H0 ditolak jika t hitung > t tabel

(59)

Persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut :

keterangan:

Y = Variabel dependen X1 dan X2 = variabel independen

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

Untuk mengetahui apakah variabel independen (X1 dan X2) secara bersama–sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Y), maka digunakan Uji Koefisien Regresi Secara Bersama – Sama (Uji F).

Tahap – tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan Hipotesis

H0 : Pendidikan, motivasi, disiplin kerja, sikap kerja, dan lingkungan kerja tidak berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas.

Ha : Pendidikan, motivasi, disiplin kerja, sikap kerja, dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas.

2. Menentukan Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% (ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

3. Menentukan Fhitung

(60)

Untuk mengetahui besarnya persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen, digunakan analisis determinasi (R2). R2 sama dengan nol (0) menunjukkan bahwa tidak sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna.

(61)

A. Sejarah Perusahaan

Pertenunan Santa Maria Boro didirikan pada tahun 1938 oleh seorang Bruder kongregasi FIC bernama Br. Joe Sue, FIC. yang berasal dari Belanda. Perusahaan yang terletak di daerah Boro, kelurahan Banjar Asri, Kalibawang, Kulon Progo ini berada pada satu komplek lokasi dengan Biara Bruder-Bruder FIC, Panti Asuhan, dan SMP Pangudi Luhur I dan II Boro. Pada mulanya, perusahaan ini didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sandang bagi para misionaris di lingkungan Yayasan Pangudi Luhur serta menampung masyarakat sekitar yang membutuhkan pekerjaan, sehingga kehidupan perekonomian masyarakat dapat terangkat.

(62)

Pada awal operasi, Pertenunan Santa Maria mempekerjakan 20 orang karyawan dengan menggunakan 10 buah alat tenun bukan mesin yang terdiri dari:

¾ Dua mesin Jakar ¾ Empat mesin Karenrole ¾ Dua mesin Wavile ¾ Dua mesin Karohnaik

Meskipun dengan jumlah karyawan dan peralatan yang terbatas, pada saat itu perusahaan telah mampu mencukupi kebutuhan sandang bagi karya misi di Pulau Jawa.

Pada awal perkembangannya, perusahaan mengalami pertumbuhan yang sangat lambat. Hal tersebut disebabkan karena tujuan utama perusahaan bukan mencari laba, namun cenderung bertujuan sosial dengan menciptakan lapangan kerja dan penyediaan kebutuhan sandang bagi para misioner. Keuntungan yang diperoleh biasanya alan digunakan untuk membiayai usaha-usaha sosial yang dilakukan oleh bruder-bruder FIC pada waktu itu, serta untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

(63)

perusahaan dan bawahan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan. Perbedaannya dengan perusahaan perorangan hanya terletak pada posisi pimpinan yang harus bertanggung jawab kepada yayasan.

Pada tahun 1951 Bruder Joe sue mendirikan sekolah pertenunan setingkat dengan sekolah menengah umum, dan sekaligus menjadi pemimpinnya. Tahun 1953 Bruder Joe Sue dipindahtugaskan, sehingga pucuk pimpinan digantikan oleh Bruder Pechomeus, FIC. yang juga bertugas di Paroki Boro. Di bawah kepemimpinan beliau perusahaan terus berkembang dan menanmbah 2 unit mesin karenrole pada tahun 1960 yang menjadikan perusahaan memiliki peralatan sebanyak 12 buah.

Tahun 1977 pemerintah mengeluarkan peraturan untuk melakukan penyetaraan semua sekolah tingkat pertama menjadi sekolah umum, yang menyebabkan ditutupnya semua sekolah kejuruan yang sejajar dengan sekolah umum, termasuk sekolah tenun yang didirikan oleh Bruder Joe Sue, FIC. Penutupan sekolah tersebut berdampak pada berkurangnya kesempatan bagi perusahaan untuk menyiapkan tenaga trampil, sehingga perusahaan memutuskan untuk membeli Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) sebanyak 22 unit untuk menjaga kelangsungan produksi. Dengan penambahan peralatan tersebut menjadikan perusahaan memiliki 22 alat tenun.

(64)

melepaskan diri dari yayasan Pangudi Luhur dan menjadikan perusahaan memiliki struktur organisasi sendiri, walaupun secara intern perusahaan ini masih berada di bawah kongregasi FIC.

Pada tahun 1998, Bruder Marcelius menyerahkan kepemimpinan perusahaan kepada Bruder Thomas Edison, FIC. yang kembali melakukan pengembangan terhadap perusahaan dengan cara memperbanyak peralatan tenun yang dimiliki. Kepemimpinan Bruder Marcelius berakhir pada tahun 2007, di mana Kongregasi FIC menunjuk Bruder Petrus Sutimin, FIC. sebagai pimpinan selanjutnya yang masih memimpin Pertenunan Santa Maria sampai saat ini.

Pertenunan Santa Maria saat ini memiliki 50 unit alat tenun, yang terdiri dari:

(65)

B. Lokasi Perusahaan

Pertenunan Santa Maria berlokasi di daerah Boro, Kelurahan Banjar Asri, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Perusahaan yang berdiri di atas lahan seluas 30 x 40 meter ini terletak dalam satu kompleks dengan Bruderan FIC yang meliputi:

1. Biara Bruder FIC.

2. Asrama Panti Asuhan Santa Maria. 3. SMP Pangudi Luhur Boro.

Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi perusahaan, antara lain:

a. Bahan Baku

Untuk mendapatkan bahan baku perusahaan cukup membeli dari penyalur yang ada di Yogyakarta dan Solo.

b. Daerah Pemasaran

Pertenunan Santa Maria mempunyai wilayah pemasaran yang cukup luas serta dekat dari lokasi perusahaan yaitu, Yogyakarta, Magelang, Semarang, Wates, dan Muntilan.

c. Sarana Transportasi

Lokasi perusahaan dekat dengan jalan raya sehingga transportasi mudah didapatkan.

d. Tenaga Kerja

(66)

e. Pesaing

Masih sedikit pesaing sehingga memungkinkan perusahaan maju dan berkembang.

f. Pelanggan

Pertenunan Santa Maria telah memiliki pelanggan yang tetap. g. Iklim

Lokasi perusahaan yang berada di wilayah pegunungan berudara sejuk menyebabkan benang yang dipakai sebagai bahan tenun tidak mudah putus.

C. Permodalan

Modal Pertenunan Santa Maria berasal dari modal sendiri, yaitu Kongregasi FIC.

D. Struktur Organisasi

Dalam usaha mencapai tujuannya, perusahaan perlu menyususn suatu struktur organisasi yang baik, sebab struktur organisasi tersebut akan memperjelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta dapat memperjelas arus informasi dari atasan kepada bawahan dan sebaliknya. Struktur organisasi dalam tiap perusahaan tidak sama, karena harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perusahaan.

(67)

mempunyai wewenang penuh terhadap karyawan-karyawan yang berada langsung di bawahnya.

Berikut ini adalah struktur organisasi Pertenunan Santa Maria beserta penjelasannya (Sumber: Pertenunan Santa Maria):

 

Bagan Struktur Organisasasi Pertenunan Santa Maria

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Kongregasi FIC

Kongregasi FIC sebagai pelindung dan tumpuan apabila perusahaan mengalami permasalahan-permasalahan yang tidak dapat ditanggung perusahaan.

(68)

2. Pimpinan Perusahaan

Pimpinan perusahaan adalah orang yang dipercaya penuh oleh kongregasi untuk mengelola perusahaan secara keseluruhan. Pimpinan bertanggung jawab penuh kepada kongregasi. Pimpinan perusahaan memberikan pedoman umum yang dipakai dalam menyusun anggaran perusahaan, memeriksa seluruh teknik perusahaan khususnya untuk produksi, administrasi, dan pemasaran. Pimpinan perusahaan juga menentukan tujuan yang akan dicapai, dan strategi yang akan dipakai untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3. Mandor

Mandor merupakan wakil langsung dari pimpinan perusahaan, mandor bertanggung jawab secara langsung kepada pemimpin perusahaan, adapun tugas mandor sebagai berikut:

a. Sebagai wakil langsung dari pemimpin perusahaan.

b. Bertanggung jawab terhadap keseluruhan operasi perusahaan. c. Membina hubungan yang baik antar karyawan.

4. Kepala Bagian Administrasi

Kepala bagian Administrasi memiliki tugas sebagai berikut: a. Membuat catatan dan laporan kegiatan bulanan.

b. Menyusun anggaran perusahaan yang berhubungan dengan posisi keuangan perusahaan.

(69)

d. Bertanggung jawab atas laporan keuangan yang dibuat oleh bagian pembukuan.

e. Mencatat seluruh peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan termasuk rencana dan pelaksanaan dari rencana perusahaan. f. Menentukan persediaan, penerimaan, dan pengeluaran uang yang

berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

g. Menerima daftar pesanan dari pelanggan yang dibuat oleh bagian penjualan dan kemudian membuat desain.

5. Kepala Bagian Produksi

Tugas dari Kepala Bagian Produksi adalah sebagai berikut:

a. Memelihara kelancaran alat produksi, memperbaiki mesin jika terjadi kerusakan.

b. Merencanakan jenis dan jumlah benang yang diproduksi.

c. Menentukan standar kualitas dan kuantitas pemakaian bahan baku.

d. Mengadakan penyelidikan terhadap perkembangan produk seperti kemungkinan dipakainya bahan baku lain tanpa mengurangi kualitas produk.

e. Melaksanakan pengadaan karyawan.

(70)

6. Kepala Bagian Gudang

Tugas dari Kepala Gudang adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi persediaan barang baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi.

b. Mengukur dan menyimpan hasil produksi dalam gedung. c. Menghitung dan menyiapkan pengiriman barang.

d. Melaporkan jumlah persediaan barang. e. Mengawasi barang hasil produksi. 7. Bagian Pembukuan

Tugasnya adalah membantu bagian administrasi dan umum dalam menyelesaikan seluruh administrasi perusahaan.

8. Bagian Penjualan

Tugas dari Bagian penjualan adalah sebagai berikut: a. Melayani penjualan hasil produksi.

b. Melakukan pengirim barang.

c. Mengenalkan barang hasil produksi kepada calon konsumen. 9. Bagian Pembelian

(71)

10. Bagian Wenter

Tugasnya adalah sebagai berikut: a. Mencuci dan merebus benang.

b. Memberi kaporit supaya benang sesuai dengan pesanan bagian produksi. c. Menjemur benang yang telah selesai di wenter.

11. Bagian Sekir

Tugasnya adalah memindahkan benang pintal ke dalam sebuah alat yang disebut sekir. Fungsi sekir adalah untuk menentukan motif kain yang akan diproduksi.

12. Bagian Tenun

Tugas Bagian Tenun adalah sebagai berikut:

a. Menenun benang yang telah didesain oleh bagian sekir dengan proses mencocokkan motif yang dibuat oleh bagian sekir dengan alat yang digunakan untuk menenun.

b. Memasang benang ke dalam alat atau disebut nucuk. Nucuk yaitu memasukkan benang yang akan ditenun ke dalam gun.

13. Bagian Pintal

(72)

14. Bagian Jahit

Tugasnya adalah sebagai berikut:

a. Memotong kain sesuai dengan permintaan pembeli. b. Menjahit pada bagian tepi kain yang telah dipotong. 15. Bagian Pengepakan

Tugasnya adalah sebagai berikut:

a. Mengepak kain-kain yang telah siap untuk dikirim kepada pembeli. b. Menyerahkan kain-kain yang telah dipak kepada bagian penjualan.

E. Produksi

Pertenunan Santa Maria merupakan perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi, dan kemudian menjadi barang jadi. Adapun jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh Pertenunan Santa Maria adalah: kain seragam, selimut, serbet, handuk, kain srei, kain pel, kain kasur, kain sarung, dan lain-lain.

Dalam membuat produk-produk di atas perusahaan membutuhkan bahan baku dan bahan penolong. Adapun bahan baku dan bahan penolong yang digunakan untuk proses produksi adalah sebagai berikut:

1.Bahan Baku:

(73)

2.Bahan Penolong: a. Wenter.

b. Bahan bakar. c. Kaporit.

d. Larutan TRO (Turkey Red Oil). e. Kanji.

Untuk memperoleh bahan baku dan bahan penolong tersebut perusahaan membelinya dari pasar klewer.

Proses produksi di Pertenunan Santa Maria dilaksanakan terus menerus dan juga berdasarkan pesanan, hal ini dimaksudkan untuk melayani pembelian sewaktu-waktu dan untuk mengisi persediaan barang di gudang.

Untuk mencapai efisiensi dan produktivitas dalam proses produksi serta mendapatkan produk yang berkualitas tinggi maka perusahaan perlu menentukan standar produksi. Produksi yang dapat dicapai perusahaan pada kapasitas normal sebanyak 1.300 buah seragam tiap bulannya, dan 975 buah selimut setiap bulannya.

Secara garis besar proses produksi di Pertenunan Santa Maria melalui empat tahap, yaitu tahap pemutihan, tahap persiapan penenunan, tahap penenunan, dan tahap penyelesaian akhir (finishing).

1) Tahap Pemutihan

(74)

seluruh bagian benang. Setelah proses perendaman selesai, benang kemudian direbus dan dicuci sampai bersih dan warnanya menjadi putih dan mengkilap.

Setelah itu benang diberi warna sesuai dengan standar produk, yang dilakukan dengan merendam benang tersebut dalam larutan wenter sesuai warna yang diinginkan selama 30 menit, kemudian benang dimasukkan dalam larutan kanji agar benang kuat dan mudah diolah. Apabila yang dibutuhkan benang putih maka benang akan direndam dalam larutan pemutih.

Langkah selanjutnya adalah menjemur benang samapai kering, kemudian benang yang sudah kering dikirim ke bagian pintal.

2) Tahap Persiapan Penenunan

Tahap ini dimulai dengan mempersiapkan benang yang akan dipakai dalam tahap penenunan, yang terdiri dari dua jenis benang yaitu benang pakan dan benang lusi. Benang pakan adalah benang yang posisinya melintang pada penampang kain dan menunjukkan lebar kain. Benang ini digulung dalam alat yang disebut palet. Benang lusi adalah benang yang berposisi membujur dan dimasukkan dalam alat bernama kelos.

3) Tahap Penenunan

Berikut merupakan langkah-langkah dalam proses penenunan:

(75)

b) Setelah benang lusi dan peralatan lain telah siap, maka mesin tenun mulai diopersikan. Jika mesin tenun digerakkan satu tahap maka terdapat celah antara dua jajaran benang lusi. Kemudian teropong yang berisi benang pakan dimasukkan di antara celah tersebut dengan posisi melintang. Gerakan teropong ini terjadi akibat dorongan dari alat pendorong yang terletak di bagian samping mesin tenun.

c) Proses pergerakan teropong yang terjadi secara terus menerus inilah yang menyebabkan terjadinya pengulangan penyilangan benang lusi dan benang pakan sehingga lama-kelamaan akan tercipta kain panjang yang merupakan hasil dari proses tenun tersebut.

4) Tahap Finishing

Setelah melalui tahap penenunan, kain yang dihasilkan akan diserahkan pada bagian gudang untuk dicocokkan dengan standar produk dan dilakukan penjahitan yang disebut mengobras. Tujuan penjahitan tersebut adalah agar benang yang sudah ditenun tidak mudah lepas dan mempermudah pengukuran.

F. Personalia

(76)

Keberhasilan di dalam produksi sangat ditentukan oleh produktivitas tanaga kerja yang bersangkutan. Untuk memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi diperlukan pengelolaan tenaga kerja yang baik agar membawa dampak positif bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Berikut ini adalah beberapa hal yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada kualitas karyawan Pertenunan Santa Maria:

1. Jumlah Tenaga Kerja

Dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja perusahaan memperoleh dan menggunakan tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar perusahaan. Sampai saat ini, perusahaan mempunyai 81 karyawan yang terdiri dari:

a. Pimpinan perusahaan : 1 orang

b. Mandor : 1 orang

(77)

Tenaga kerja yang bekerja di Pertenunan Santa Maria dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

1) Karyawan Tetap

Yaitu karyawan yang telah diangkat oleh perusahaan dan memiliki hak atas segala fasilitas yang diberikan oleh perusahaan yang berupa:

a) Tunjangan kesehatan. b) Pensiun.

c) Asuransi tenaga kerja untuk kecelakaan kerja dan kematian. d) Gaji pokok.

2) Karyawan Tidak Tetap

Yaitu karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Tenaga kerja ini hanya mendapatkan gaji berupa upah harian berdasarkan hasil produksinya.

2. Proses Penerimaan Tenaga Kerja

(78)

3. Sistem Penerimaan Upah Bagi Karyawan a. Upah Bulanan

Yaitu upah yang diberikan kepada karyawan bagian kantor dan administrasi, bagian gudang, bagian penjualan, bagian pembelian, kepala bagian produksi, dan pimpinan perusahaan.

b. Upah Harian

Yaitu upah yang diberikan kepada karyawan bagian produksi setiap hari.

c. Upah Lembur

Yaitu upah yang diberikan kepada karyawan perusahaan apabila bekerja lembur.

4. Hari dan Jam Kerja karyawan

Hari kerja di Pertenunan Santa Maria adalah Senin sampai Sabtu serta libur pada hari Minggu dan hari besar lainnya, dengan pembagian waktu sebagai berikut:

Senin-Jumat : 07.00-14.00 WIB. Sabtu : 07.00-13.00 WIB. Makan bersama : 09.45-10.00 WIB. Istirahat : 11.30-12.00 WIB.

(79)

5. Fasilitas-Fasilitas Perusahaan

Selain upah, perusahaan juga memberikan jaminan sosial kepada karyawan sebagai berikut:

a. Tunjangan kesehatan sebesar 100% untuk karyawan dan 50% untuk keluarganya.

b. Asuransi tenaga kerja (ASTEK) berupa: kecelakaan kerja, kematian, dan tabungan hari tua yang dapat diambil setelah umur 55 tahun. c. Beras untuk karyawan 10 kilogram, untuk istri 6 kilogram, dan

untuk anak masing-masing 3 kilogram dengan jumlah maksimal 3 orang anak yang diberikan setiap tanggal 15.

d. Rekreasi dan retret setiap tahun menjelang Natal. e. Satu setel pakaian kerja tiap tahun.

6. Pemberhentian Karyawan

(80)

G. Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan terakhir dari suatu proses produksi barang, yaitu kegiatan untuk memasarkan atau menjual hasil produksi. Bagi suatu perusahaan pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting guna membantu kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan dalam memasarkan suatu produk dapat berarti tujuan perusahaan dalam mencari laba dapat tercapai.

Pertenunan Santa Maria dalam memasarkan produknya tidak mengalami kesulitan karena perusahaan telah mempunyai pelanggan tetap yaitu para karya misi di seluruh Indonesia pada umumnya. Pelanggan tetap ini pula yang membuat perusahaan dapat terus bertahan meskipun menghadapi persaingan yang ketat dari perusahaan tekstil yang lebih modern. Pelanggan tetap ini biasanya dapat mengkonsumsi 90% dari seluruh hasil perusahaan.

(81)

Daerah pemasaran dari produk-produk yang dihasilkan hampir di seluruh kota besar di Jawa dan sebagian kota di luar Pulau Jawa yang terdapat karya misi seperti Bandar Lampung, Palembang, Jakarta, Ujung Pandang, Semarang, Magelang, Yogyakarta, Solo, Malang, Denpasar, Papua.

Hal-hal yang berhubungan dengan pemasaran hasil produksi yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:

1. Pemesanan

Pelanggan yang akan membeli dalam jumlah besar harus terlebih dahulu mengajukan pemesanan. Pemesanan ini melalui surat yang berisi mengenai motif, kuantitas, ukuran benang yang dikehendaki.

2. Perencanaan Produksi

Setelah menerima suatu pemesanan, perusahaan mempelajari dan membuat perhitungan atas semua barang yang dipesan.

3. Pengiriman Barang

Barang pesan di kirim melalui pos paket atau bus malam. Dalam pengiriman disertakan faktur dan surat pengantar yang berisi harga, motif, kuantitas, ukuran benang yang dipesan. Perusahaan tidak mencantumkan label atau titel apapun pada barang produksinya.

4. Pembayaran

(82)

A. Deskripsi Data

1. Karakteristik Responden

Penelitian yang dilakukan oleh penulis melibatkan 40 orang karyawan pada bagian tenun sebagai responden, dari keseluruhan karyawan bagian tenun yang berjumlah 45 orang. Alasan pemilihan karyawan bagian tenun sebagai sampel adalah segi kuantitas karyawan yang lebih banyak dibandingkan dengan karyawan bagian lain, adanya kesamaan input dalam melakukan proses pekerjaan, serta adanya hasil akhir yang jelas untuk masing-masing karyawan yaitu berupa kain tenun dalam ukuran meteran.

Dalam penelitian ini, responden yang terlibat memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin

(83)

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase

SD 8 20%

SMP 16 40%

SMA 15 37,5%

Akademi/Perguruan Tinggi 1 2,5%

Total 40 100%

Tabel V.2.

Pengelompokan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

2. Pengujian Kuesioner

Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reabilitas dari kuesioner sebagai alat pengukuran kelayakan penggunaan pertanyaan yang disebarkan.

a. Uji Validitas

Pengujian validitas merupakan suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengujian validitas terhadap kuesioner yang akan digunakan dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian dalam menjelaskan objek penelitian.

(84)

pernyataan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap.

(85)

Berikut ini adalah hasil lengkap dari pengujian validitas instrumen penelitian:

No Item

(86)

No Item

Pernyataan

r

hitung

r

tabel Keterangan Variabel Disiplin Kerja

21 Pernyataan 21 0,644 0,312 Valid

Variabel Sikap Kerja

31 Pernyataan 31 0,340 0,312 Valid

Variabel Lingkungan Kerja

41 Pernyataan 41 0,443 0,312 Valid Hasil Uji Validitas

Gambar

Gambar II.1.
Tabel III.I.
Gambar IV.2.
Tabel V.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hasil penelitian menyatakan bahwa dari 3 level yang telah diuji diperoleh hasil bahwa pada hari 3 dan 7 tidak terdapat variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap

Daftar Penerima Bantuan Dana Sosial KORPRI Bulan

sasaran yang berasal dari SES A. Dan, warna yang digunakan untuk merancang kampanye ini.. adalah warna dingin karena akan lebih memberikan

Berdasarkan prasurvey di MTs NU Maslakul Falah Undaan Kudus adalah salah satu contoh MTs yang menerapakan strategi pembelajaran strategi crossword puzzle

Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kental umbi bit merah (Beta vulgaris L. var rubra) (15%; 20% dan 25%) yang digunakan sebagai pewarna alami dalam formulasi sediaan

Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia

Sedangkan berdasarkan rerata keterlaksanaan pembelajaran, ketercapaian hasil belajar dan respon peserta didik terhadap produk yang dikembangkan maka instrumen penilaian

Event study pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis pengaruh pengumuman deviden yang merupakan variabel independen terhadap cumulative abnormal return ,