• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SMA Santa Maria I, Cirebon

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Gregorius Satya Agung P.

NIM : 021334109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Sekecil luka apapun yang ada pd t ubuh, walaupun

bagaimana pengobat annya, luka it u t et ap akan ada

bekasnya....

Sekecil kenangan apapun yang ada pd hidupku,

walaupun kenangan it u pahit at au manis, t et ap

saja akan selalu t eringat olehku...

Mencari musuh lebih mudah dari pada

mencari seorang sahabat...

Adalah baik menj adi orang penting, tetapi lebih

penting menj adi orang baik

(5)
(6)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Gregorius Satya Agung P.

Nomor Mahasiswa : 021334109

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SMA Santa Maria I, Cirebon

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan roya lti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 5 Pebruari 2009

Yang menyatakan

(7)

vi

ABSTRAK

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SMA Santa Maria I CIREBON Gregorius Satya Agung P

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa, (2) hubungan lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar siswa, (3) hubungan lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa, (4) hubungan lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Santa maria I, Cirebon pada bulan Desember 2007 sampai dengan bulan Maret 2008. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 122 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment dan korelasi linier ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa (thitung = 4,914 > ttabel = 1,657), (2) ada hubungan yang positif dan signifikan

antara lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa (thitung = 1,802 >

ttabel = 1,657), (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan

belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa (thitung = 2,002 > ttabel = 1,657),

(8)

vii

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENT’S LEARNING ENVIRONMENT AND STUDENT’S ACHIEVEMENT

A Case Study on the Third Class of Senior High School Students of I Saint Marry Senior High School CIREBON

Gregorius Satya Agung P Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The purpose of this research was to know: (1) the relationship between student’s family learning environment and student’s achievement. (2) the relationship between student’s school learning environment and student’s achievement. (3) the relationship between student’s stud ying environment in society and student’s achievement. (4) the relationship between student’s learning environment in family and student’s achievement; the relationship between student’s learning environment in family, school, society and student’s achievement.

The research was conducted in I Saint Marry Senior High School, Cirebon from December 2007 until March 2008. Population in this research was 122 students. The techniques of collecting data were questionnaire and documentation. The data analysis technique s were product moment correlation and double linear correlation.

The result of the research shows that: (1) the relationship between student ’s learning environment in family and student’s achievement was positive and significant (tcount = 4,914 > ttable = 1,657); (2) the relationship

between student’s learning environment in school and student’s achievement was positive and significant (tcount = 1,802 > ttable = 1,657); (3) the relationship

between student’s learning environment in society and student’s achievement was positive and significant (tcount = 2,002 > ttable = 1,657); (4) the relationship

between student’s learning environment in family, school, society and student’s achievement was positive and significant (tcount = 23,676 > ttable =

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Bapa Putera dan Roh Kudus di Surga atas segala berkat-Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Hubungan Lingkungan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa.

Dalam Penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakartra.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai. 5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. dan Ibu B. Indah Nugraheni,

S.Pd., SIP. Selaku dosen penguji. Terimakasih atas saran dan kritik yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.

(10)

ix

7. Bapak Drs. Ign Sudjatno dan Ibu A. Retno Supihastuti yang tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan do’a, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu menyertai Bapak dan Ibu tercinta.

8. Bapak JB. Karyanto selaku Kepala Sekolah SMA Santa Maria I, Cirebon yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. Terima kasih banyak atas ijin dan bantuannya.

9. Untuk pacarku tersayang Cicilia Era Kumala. Terima kasih telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.SangkurianG Crew : Taryono, Arie, Beni “bendot”, Yudha, Eka, Diar, Sardjoe, Sigit, Anry, Heru “Compos”, Alan, Dwi “duwek”, Wawan, Cipi, Remond, Andre, Joko “suthur”, thank’s guys atas kebersamaannya, walaupun sekarang tinggal kenangan...wis podo mulyo, trs lali karo aku…Satya wis lulus ki…?!?!?!

11.Komunitas Mapasadha, Parengket, Bengkel Sastra, Dharmo Community, Senthong, KSR, COMPACK’07 dan UKM-UKM lain yang tak dapat disebutkan satu persatu….Thank’s all..karena kalian aku jadi tambah dewasa, dan mengerti arti persaudaraan….

(11)

x

13.Teman-teman satu angkatan PAK’02 khususnya kelas C. Kapan Reuni ???? 14.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada

penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukkan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta , 2 Desember 2008

(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN. ... xii

BAB I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Batasan Masalah ……… 3

D. Rumusan Masalah ………. 4

E. Tujuan Penelitian ………... 4

F. Manfaat Penelitian ………. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Lingkungan Belajar .. ... 6

1. Lingkungan Keluarga... 6

(13)

xii

3. Lingkungan Masyarakat ... 10

B. Prestasi Belajar Siswa ... 13

1. Belajar... 13

2. Prestasi Belajar ... 15

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 15

C. Kerangka Berfikir... 16

1. Hubungan lingkungan keluarga dengan prestasi belajar... 16

2. Hubungan lingkungan sekolah dengan prestasi belaja r ... 17

3. Hubungan lingkungan masyarakat dengan prestasi belajar 18

D. Hipotesis Penelitian... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Jenis Penelitian... 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 20

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 20

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 21

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 22

F. Pengumpulan Data... 26

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... 27

H. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Sekolah ……….. 37

B. Visi dan Misi ………... 38

C. Sumber Daya Manusia………... 39

D. Siswa SMA Santa Maria I……….. 40

(14)

xiii

F. Fasilitas………... 41

G. Sarana dan Prasarana Fasilitas Sekolah……….. 42

H. Usaha-Usaha Penempatan Lulusan……….. 43

I. Kurikulum………. 44

J. Struktur Organisasi……….. 45

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ………. 46

B. Analisis Data ………... 50

D. Pengujian Hipotesis………. 52

D. Pembahasan ……….. 58

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN A. Kesimpulan ……….. 66

B. Keterbatasan ……… 67

C. Saran ……… 67

DAFTAR PUSTAKA ....………... 69

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga 22

Tabel 3.2 Skor Item Variabel Lingkungan Belajar di Keluarga ... 23

Tabel 3.3 Operasional Variabel Lingkungan Belajar Siswa di Sekolah.. 24

Tabel 3.4 Skor Item Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah ... 24

Tabel 3.5 Operasional Variabel Lingkungan Belajar Siswa di Masyarakat 25 Tabel 3.6 Skor Item Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat ... 26

Tabel 3.7 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Keluarga .. 29

Tabel 3.8 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Sekolah ... 29

Tabel 3.9 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Masyarakat 30 Tabel 3.10 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 31

Tabel 4.1 Daftar Guru dan Karyawan SMA Santa Maria I Cirebon ... 39

Tabel 4.2 Jumlah siswa SMA Santa Maria I Cirebon... 40

Tabel 5.1 Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga ... 46

Tabel 5.2 Lingkungan Belajar Siswa di Sekolah ... 47

Tabel 5.3 Lingkungan Belajar Siswa di Masyarakat ... 48

Tabel 5.4 Prestasi Belajar Siswa ... 49

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas ... 50

(16)

xv

DAFTAR BAGAN

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner ... 71

Lampiran II Validitas dan Reliabilitas ... 77

Lampiran III Data Induk ... 80

Lampiran IV Linieritas dan Normalitas ... 95

Lampiran V Daftar Distribusi Frekuensi dan PAP II ... 99

Lampiran VI Regresi Berganda ... 118

Lampiran VII Tabel-Tabel ... 120

Lampiran VIII Surat Keterangan Penelitian ... 123

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, supaya dia mencapai kedewasaan. Bantuan yang diberikan oleh pendidik itu berupa pendampingan anak didik untuk belajar hal- hal yang positif, sehingga dapat mengalami perkembangan. Perkembangan peserta didik dalam belajar pada umumnya diukur berdasarkan capaian prestasi belajar.

Banyak hal yang berhubungan dengan capaian prestasi belajar anak didik antara lain peranan orang tua dalam menanamkan nilai disiplin, kemandirian, perhatian orang tua, pemenuhan gizi yang baik, peranan guru dalam memotivasi belajar siswa, menjaga kedisiplinan siswa, pengaruh lingkungan baik teman sebaya pada umumnya, sikap disiplin dalam membagi waktu, dukungan semangat belajar dari teman-teman sekitar dan sebagainya.

(19)

Faktor lingkungan memang memegang peranan penting dalam kehidupan siswa. Siswa akan berinteraksi dan berhubungan dengan lingkungannya. Sikap maupun aktivitas siswa dalam belajar berhubungan dengan lingkungan belajar seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. Interaksi siswa dengan lingkungannya akan membentuk dalam belajar dan selanjutnya berdampak pada prestasi belajar siswa.

Ruang lingkup lingkungan belajar siswa secara umum adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga yang baik akan membuat siswa dapat belajar dengan kondusif di rumah sehingga prestasi belajar yang dicapai akan lebih baik diband ingkan dengan siswa yang berasal dari lingkungan keluarga yang kurang baik. Banyak faktor yang berasal dari keluarga yang sangat mempengaruhi usaha pencapaian prestasi belajar seperti cara mendidik orang tua, suasana dalam keluarga, keadaan sosial ekonomi orang tua, dan pengertian orang tua atau perhatian orang tua terhadap perkembangan belajar anaknya. Faktor-faktor ini secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kondisi siswa dan motivasi diri siswa dalam belajar.

(20)

mencapai prestasi belajar siswa, karena prestasi belajar siswa akan dinilai dan diukur oleh pihak sekolah.

Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana siswa menjalin hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Siswa yang berasal dari lingkungan masyarakat yang baik diduga kuat juga akan mempengaruhi prestasi belajar yang baik pula. Sedangkan siswa yang berasal dari lingkungan masyarakat yang kurang baik yaitu lingkungan dimana siswa tidak bisa menjalin hubungan atau tidak bisa berinteraksi dengan anggota masyarakat lain karena di lingkungan masyarakat banyak terdapat anak-anak pengangguran yang dapat berdampak buruk bagi siswa dalam aktivitas belajar siswa. Dalam kondisi masyarakat yang demikian jika anak tidak berhati- hati dalam pergaulannya anak dapat melupakan tugas sebagai pelajar.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Lingkungan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa” Penelitian ini merupakan studi kasus pada SMA Santa Maria I Cirebon.

B. Batasan Masalah

(21)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan positif lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi siswa kelas III SMA Santa Maria I Cirebon?

2. Apakah ada hubungan positif lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi siswa kelas III SMA Santa Maria I Cirebon?

3. Apakah ada hubungan positif lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi siswa kelas III SMA Santa Maria I Cirebon?

4. Apakah ada hubungan positif lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi siswa kelas III SMA Santa Maria I Cirebon?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar siswa.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa.

(22)

4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

Memberikan masukan kepada pihak sekolah untuk menentukan kebijakan dalam memberi bimbingan pada siswa yang mengalami persoalan dalam belajar.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian berikutnya yang berhubungan dengan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

3. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan masukan kepada guru untuk lebih menyempurnakan kegiatan belajar mengajar dengan mengingat pentingnya lingkungan belajar siswa dalam pencapaian prestasi belajar yang maksimal.

4. Bagi Siswa

(23)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa meliputi:

1. Lingkungan Keluarga

Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh beberapa faktor. Lingkungan sosial banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Lingkungan yang dimaksud adalah orang tua (keluarga), (Muhibbin Syah,1995:138). Sedangkan menurut Roestiyah (1982:159), faktor- faktor dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu:

a. Cara Mendidik

Orang tua yang dalam mendidik cenderung memanjakan anak akan menjadi anak yang kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi berbagai tantangan. Juga orang tua dalam mendidik anak secara keras, anak cenderung akan menjadi seorang yang penakut.

b. Suasana Keluarga

Hubungan antar keluarga yang kurang intim/dinamis, menimbulkan suasana kaku, tegang didalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Susana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang akan dapat memberikan motivasi yang mendalam pada anak.

c. Pengertian dari Orang Tua

(24)

d. Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga

Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang membutuhkan biaya yang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak dalam belajar, namun bila keadaan memungkinkan cukupkanlah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.

e. Latar Belakang Kebudayaan Pendidikan

Tingkat pendidikan dan kebiasaan anggota keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Anak sedini mungkin perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

(25)

2. Lingkungan Sekolah

Dengan belajar manusia akan berkembang. Berdasarkan kesadaran tentang peranan proses belajar mengajar dalam kehidupan anak didik, masyarakat atau pemerintah telah mendirikan suatu institut yang mendampingi anak dalam belajarnya dan menyalurkan pengalaman-pengalaman belajar yang sedimikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah (W.S.Winkel, 1989:9).

Sekolah merupakan tempat anak didik belajar dan mengembangkan diri. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar. Menurut Roestiyah (1982:159-61), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu:

a. Interaksi Guru dan Murid

Guru yang kurang berinteraksi dengan para murid secara dekat, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa akan merasa jauh dari guru, maka segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

b. Cara Penyajian

Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Tetapi jika guru yang progresif dengan berani menggunakan metode-metode baru akan dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan mampu meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

c. Hubungan Antar Murid

(26)

d. Standar Pelajaran diatas Ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran diatas ukuran standar. Akibatnya anak merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam penyampaian materi haruslah sesuai dengan kemampuan siswa masing- masing.

e. Media Pendidikan

Saat ini banyak sekali jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media dilihat dari jumlah dan kualitasnya.

f. Kurikulum

Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

g. Keadaan Gedung

Keadaan dan jumlah gedung sekolah idealnya sesuai dengan jumlah siswa agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan nyaman. h. Waktu Sekolah

Akibat meningkatnya jumlah anak yang masuk sekolah dan penambahan gedung yang belum seimbang, banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah di sore hari. Hal mana kurang dipertanggung jawabkan, anak seharusnya dapat istirahat, tetapi terpaksa untuk masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk, loyo dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar di pagi hari, dimana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik.

i. Pelaksanaan Disiplin

Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan proses belajar kurang disiplin, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Untuk itu proses belajar perlu disiplin, guna mengembangkan motivasi belajar yang kuat.

j. Metode Belajar

(27)

k. Tugas Rumah

Waktu belajar adalah di sekolah, waktu dirumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka guru jangan terlalu banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lain untuk kegiatan lain.

Proses belajar mengajar di sekolah juga tidak lepas dari cukup tidaknya alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah yang cukup memiliki peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar yang kemudian ditambah dengan cara mengajar yang baik oleh guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudahkan dan mempercepat belajar anak (Ngalim Purwanto, 1990:104).

Hal lain yang mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah lingkungan kelas yang dimana hubungan antara teman-teman tercipta secara harmonis dan dapat mendukung proses belajar para siswa. Selain itu dalam lingkungan kelas harus mampu memenuhi persyaratan kelas yang ideal seperti: kebersihan, ruangan yang luas dan nyaman, penerangan yang cukup dan lain- lain.

3. Lingkungan Masyarakat

(28)

tidak baik mudah menular pada orang lain, maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.

Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dapat memberi pengaruh yang baik atau yang buruk bagi siswa. Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawabnya sendiri sebagai seorang pelajar. Muhibbin Syah (1995:44) mengatakan bahwa kondisi sebuah kelompok masyarakat yang berdomisili dikawasan kumuh dengan kemampuan ekonomi dibawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum seperti lapangan olahraga telah terbukti menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan anak-anak nakal. Dengan kondisi masyarakat yang demikian akan berpeluang untuk mempengaruhi sikap anak. Anak akan terseret pada kegiatan yang negatif yang dapat merusak dirinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa yang berpengaruh terhadap prestasi siswa menurut (Roestiyah, 1982:159-162) adalah sebagai berikut:

a. Mass Media

Banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah yang kurang dipertanggungjawabkan secara pendidikan kadang-kadang membuat anak asyik membaca buku bukan buku pelajaran sehingga anak akan lupa tugas belajarnya. Selain itu semakin maraknya perkembangan teknologi yang semakin modern seperti televisi, radio, internet yang kurang menguntungkan dalam dunia pendidikan membuat anak berkurang dalam belajar.

b. Teman bergaul

(29)

c. Kegiatan lain

Disamping belajar dirumah anak mempunyai kegiatan-kegiatan di luar sekolah seperti olah raga, bermain drama, kumpul bersama teman-teman dan sebagainya. Hal itu perlu diawasi dan dibatasi agar jangan sampai anak melupakan kewajiban untuk belajar.

d. Cara hidup lingkungan

Cara hidup bertetangga di sekitar rumah dimana anak itu tinggal, besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak, misalnya di lingkungan sekitar memiliki jam belajar maka secara otomatis anak tersebut akan dapat belajar sesuai jam belajar masyarakat. Selain itu di lingkungan yang dapat mendukung anak rajin belajar maka anak tersebut memiliki kesadaran untuk belajar sendiri.

Sementara di ma syarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa lain untuk rajin belajar. Roestiyah (1982:163) mengatakan bahwa dilingkunga n yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa perlu harus disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman disekitarnya mendapat prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha belajar keras agar tidak ketinggalan dengan teman yang lainnya. Apabila teman-teman disekitarnya itu teman-teman sekelasnya, anak dapat mengadakan belajar bersama ini dimaksudkan agar ketinggalan dalam mengikuti mata pelajaran dapat diatasi.

(30)

pelajar untuk belajar sesuai dengan jam belajar malam di masyarakat. Hal ini akan mendorong agar selama jam belajar di masyarakat, para siswa tidak main- main dan tidak menyia-nyiakan waktu. Jam belajar masyarakat tersebut harus didukung penuh oleh setiap anggota masyarakat, keluarga dan juga dari pihak para siswa yang ada dalam masyarakat.

B. Prestasi Belajar Siswa

1. Belajar

Pengertian belajar menurut Sardiman A.M (1986:22-23) mengenai pengertian belajar dapat disimpulkan menjadi suatu proses perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan psiko-fisik melalui usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan menuju manusia yang seutuhnya yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik mempunyai tujuan (Abin Syamsudin Makmun, 2002:160):

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

Dengan pemilikan pengetahuan akan dapat semakin berpikir ke arah yang maju dan memiliki wawasan yang bertambah.

b. Penanaman konsep dan ketrampilan

(31)

c. Pembentukan sikap

Dari hasil belajar yang dilakukan, akan mendapatkan suatu pembentukan sikap yang tidak secara langsung. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak terlepas dari soal penanaman nilai- nilai dari pendidik.

Menurut Oemar Hamalik (2001:32-33), belajar adalah suatu bentuk perubahan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Berasal dari pengertian ini, seorang siswa akan dapat menemukan sesuatu yang baru, misalnya; saat siswa dalam belajar akuntansi, siswa akan mendapat pengalaman baru mengenai materi pelajaran akuntansi yang kemudian diwujudkan dengan latihan-latihan soal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar adalah sebagai berikut (Oemar Hamalik (2001: 32-33)

1. faktor kegiatan yang dapat mendorong dan membantu siswa dalam penguasaan hasil belajar seperti dalam memproleh pengetahuan, sikap, kebiasaan dan minat siswa.

2. adanya latihan- latihan yang dapat membantu siswa lebih menguasai pelajaran

3. tingkat keberhasilan siswa dalam belajar yang sehingga mendapatkan kepuasaan.

4. penga laman belajar dimasa lampau yang mendorong terhadap manfaat belajar sekarang

5. faktor kesiapan belajar akan mempermudah proses belajar. 6. faktor minat dan usaha yang dilakukan siswa.

7. faktor- faktor fisiologis seperti kondisi badan siswa.

(32)

2. Prestasi belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:787), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan-ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru.

Pengertian lain mengenai prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun simbol dan pada tiap-tiap periode tertentu misalnya caturwulan, semester. Hasil prestasi belajar peserta didik dinyatakan dalam buku rapor. Jadi yang dimaksud prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu (Sutratinah Tirtonegoro, 1984:43).

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik berupa pengetahuan dan ketrampilan melalui serangkaian tes yang biasanya ditunjukkan dengan nilai dan angka.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern (Dimiyati dan Mujiono,1999:235-253): a. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam individu

(33)

berhubungan dengan kejiwaan misalnya mental dan cara berpikir. 2). Faktor biologis yaitu faktor- faktor yang berhubungan dengan keadaan fisik misalnya penglihatan dan pendengarannya.

b. Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sekitar baik itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat sekitar. Faktor- faktor tersebut berpengaruh dalam membantu meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu diupayakan supaya faktor dari ekstern dapat meningkatkan prestasi belajar.

C. Kerangka Berpikir

1. Hubungan lingkungan keluarga dengan prestasi belajar

(34)

dukungan orang tua dalam pemberian dorongan, dan penyediaan fasilitas belajar. Hasil penelitian yang sama dilakukan Maria Ewaldina (2000), dalam penelitiannya yang berjud ul “Hubungan Antara Lingkungan Belajar Siswa, Dorongan Orang Tua dan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa” menyatakan bahwa lingkungan belajar di keluarga dapat memberikan sumbangan positif terhadap prestasi belajar siswa, karena adanya dukungan orang tua dan penyediaan fasilitas belajar.

2. Hubungan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa

(35)

Siswa, Dorongan Orang Tua dan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa” menyatakan bahwa lingkungan belajar di sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, karena adanya penyediaan fasilitas belajar oleh sekolah.

3. Hubungan lingkungan masyarakat sekitar dengan prestasi belajar

siswa

(36)

sama dilakukan Maria Ewaldina (2000), dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Antara Lingkungan Belajar Siswa, Dorongan Orang Tua dan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa” menyatakan bahwa lingkungan belajar di masyarakat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan adanya jam belajar masyarakat.

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan positif antara lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar siswa

2. Ada hubungan positif antara lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa

3. Adanya hubungan positif antara lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa

(37)

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian menggunakan metode studi kasus (case study) di SMA SANTA MARIA I CIREBON. Studi kasus yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Hasil atau kesimpulan yang ditarik dari penelitian tidak bisa digeneralisasikan di tempat lain.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di SMA SANTA MARIA I CIREBON, JL. Sisingamangaraja No. 22 Cirebon.

2. Waktu Penelitian

Penelitian lapangan akan dilaksanakan pada Bulan Januari sampai dengan Februari 2008.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

(38)

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah: a. Lingkungan belajar siswa di keluarga b. Lingkungan belajar siswa di sekolah c. Lingkungan belajar siswa di masyarakat d. Prestasi belajar siswa

D. Populasi, Sampel, dan Te knik Penarikan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sugiyono 2006:61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA SANTA MARIA I CIREBON yang berjumlah 440 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SMA SANTA MARIA I CIREBON yang berjumlah 122 siswa. Rinciannya sebagai berikut: kelas III IPS I sebanyak 33 siswa, kelas III IPS II sebanyak 32 siswa, kelas III IPA I sebanyak 29 siswa, kelas III IPA II sebanyak 28 siswa.

3. Teknik Penarikan Sampel

(39)

ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian dan mengabaikan peluang anggota lain dari populasi yang tidak dipilih. Pertimbangannya siswa kelas III sudah beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya dalam waktu yang cukup lama dan mereka sudah dapat menyesuaikan kondisi di lingkungan belajar tersebut dalam cara dan strategi belajarnya.

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga

Lingkungan belajar di keluarga yaitu lingkungan di mana siswa dapat belajar dengan kondusif di rumah sehingga prestasi belajar akan tercapai. Indikator lingkungan belajar di keluarga terdiri dari suasana kondusif keluarga, perhatian orang tua terhadap anak, dan keadaan sosial ekonomi orang tua. Berikut ini tabel operasionalisasi variabel lingkungan belajar siswa di keluarga:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga

Nomor item Variabel

Penelitian

Dimensi Indikator

+ -

1. dorongan dan semangat dari orang tua

1 1) Cara mendidik

orang tua

2. kewajiban orang tua mendidik terhadap anaknya sebagai pelajar

2

1. kebiasaan dalam keluarga yang rajin

3 2) Suasana keluarga

2. suasana keluarga yang ramai atau tidak

4 1. orang tua selalu

memperhatikan proses belajar di rumah

5

2. orang tua menanyakan hasil belajar dari sekolah

6 Lingkungan

belajar di keluarga

3) Perhatian orang tua

3. kasih sayang orang tua kepada anaknya

(40)

1. penghasilan dari orang tua 8 4) Keadaan social

ekonomi keluarga 2. pemberian uang saku ke sekolah

9 5) Latar belakang

kebudayaan keluarga

1. tingkat pendidikan orang tua 10

Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan masing- masing item pernyataan diukur dengan skala likert. Pemberian skor adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skor item variabel lingkungan belajar di keluarga

Skor Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

1. Lingkungan Belajar Siswa di Sekolah

(41)

Tabel 3.3

Operasionalisasi VariabelLingkungan Belajar Siswa di Sekolah

Nomor item Variabel

Penelitian

Dimensi Indikator

+ -

1) Interaksi guru dengan murid

1. bertanya kepada guru 1

2) Cara penyajian guru 1. penyajian guru yang menarik

2

3) Hubungan antara murid

1. membentuk kelompok belajar

3

4) Media pendidikan 1. penggunaan fasilitas sekolah

4

5) Kurikulum 1. membuat perencanaan pembelajaran yang jelas terhadap murid

5

6) Waktu sekolah 1. penggunaan waktu yang sebaik-baiknya

6 7) Pelaksanaan disiplin

di sekolah

1. menaati peraturan di sekolah

7

8) Keadaan gedung 1. kondisi sekolah yang bersih.

2. kondisi sekolah yang rapi.

3. kondisi sekolah yang terang

8 9 10

9) Metode belajar 1. menggunakan metode belajar yang variatif

11 Lingkungan

Belajar di Sekolah

10) Tugas rumah 1. mengerjakan tugas dengan tidak malas

12

Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan masing- masing item pernyataan diukur dengan skala likert. Pemberian skor adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Skor item variabel lingkungan belajar di sekolah

Skor Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

(42)

3 Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat

Lingkungan dimana siswa menjalin hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Siswa yang berasal dari lingkungan masyarakat yang baik diduga kuat juga akan mempengaruhi prestasi belajar yang baik pula. Berikut ini tabel operasionalisasi variabel lingkungan belajar siswa di masyarakat:

Tabel 3.5

Operasionalisasi VariabelLingkungan Belajar Siswa di Masyarakat

Nomor item Variabel

Penelitian

Dimensi Indikator

+ - 1. menambah wawasan yang luas 1 1) mass media

yang ada di

masyarakat 2. maraknya majalah, komik dan acara pertelevisian yang makin banyak

2

1. dapat mengatur waktu dalam bermain dan belajar.

3

2. memiliki sikap solidaritas yang tinggi

4 2) teman

bergaul

3. membatasi dalam pergaulan terhadap teman-teman

5

3) kegiatan-kegiatan di masyarakat

1. olah raga, kesenian, gotong royong, kegiatan kaum muda yang lain

6,7 1. suasana masyarakat yang ada 8,9 Lingkungan

Belajar di Masyarakat

4) cara hidup di lingkungan

masyarakat 2. adanya jam belajar masyarakat 10

(43)

Tabel 3.6

Skor item variabel lingkungan belajar di sekolah

Skor Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

4. Variabel Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes. Prestasi belajar diukur berdasarkan nilai rata-rata rapor semester I kelas I sampai dengan kelas III SMA SANTA MARIA I CIREBON.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap data tentang lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, dan lingkungan belajar di masyarakat.

2. Dokumentasi

(44)

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar. Sebagai pedomannya adalah nilai yang tertera pada legger siswa kelas I sampai dengan Nilai semester I kelas III IPA dan IPS. Nilai tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui prestasi belajar siswa. 3. Wawancara

Pengump ulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang bersangkutan untuk memperoleh data yang diperlukan secara lisan. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran umum sekolah dan data lain yang dapat dipakai sebagai pelengkap.

4. Observasi

Metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap subjek yang diteliti. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kegiatan yang dilakukan serta keadaan sekolah.

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

(45)

1. Validitas

Yang dimaksud dengan validitas adalah taraf sampai di mana suatu kuesioner mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Dalam penelitian ini yang diuji adalah butir-butir pertanyaan dari variabel lingkungan belajar keluarga (X1), lingkungan belajar sekolah

(X2), variabel lingkungan belajar masyarakat (X3).

Perhitungan validitas kuesioner menggunakan rumus korelasi product moment (Suharsimi Arikunto, 1984:58):

rxy =

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

Y Y N X X N Y X XY N

− − − Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

ΣX = jumlah skor X

ΣY = jumlah skor Y

ΣXY = jumlah hasil kali antara X dan Y N = banyaknya sampel yang diuji

Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi (rhit) bernilai positif dan

lebih besar atau sama dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Demikian

sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi (rhit) lebih kecil

dari rtabel dengan taraf signifikansi 5%.

(46)

alat ukur, semakin jauh pula alat pengukur itu mengenai sasarannya. Uji validitas menggunakan sampel berukuran N = 30 dengan df = N-2 (dk = 30 - 2 = 28), sehingga didapatkan r tabel = 0,239. Rangkuman dari hasil pengujian validitas tampak dalam tabel berikut ini (lampiran II, hal 77):

Tabel 3.7

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Keluarga

No.

Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,6543 0,239 Valid 2 0,5399 0,239 Valid 3 0,4897 0,239 Valid 4 0,6663 0,239 Valid 5 0,3664 0,239 Valid 6 0,6893 0,239 Valid 7 0,6263 0,239 Valid 8 0,5719 0,239 Valid 9 0,5718 0,239 Valid 10 0,5143 0,239 Valid

Tabel 3.8

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Sekolah

No.

Item rhitung rtabel Keterangan

(47)

Tabel 3.9

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Masyarakat

No.

Item Rhitung rtabel Keterangan

1 0,7026 0,239 Valid 2 0,5697 0,239 Valid 3 0,4428 0,239 Valid 4 0,4392 0,239 Valid 5 0,6518 0,239 Valid 6 0,3240 0,239 Valid 7 0,2647 0,239 Valid 8 0,6744 0,239 Valid 9 0,7269 0,239 Valid 10 0,5666 0,239 Valid

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel/handal bila jawaban atas pernyataan adalah konsisten/stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5% (Suharsimi Arikunto, 2002:171).         −     − =

σ

σ

2 2 1 1 t b tt k k r Keterangan :

rtt = reliabel instrumen yang dicari

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σ

2

b = jumlah varians butir

σ

2
(48)

Jika nilai koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari pada 0,60 maka kuesioner dapat dikatakan reliabel, begitu sebaliknya jika nilai Alpha Cronbach lebih kecil dari 0,60 maka kuesioner adalah tidak reliabel (Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2001:42).

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi

11.5 dengan koefisien r tabel pada n = 30 adalah sebesar 0,239. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut (lampiran II, hal 77):

Tabel 3.10

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Status

Lingkungan Belajar

Keluarga 0,8575 0,60 Andal

Lingkungan Belajar

Sekolah 0,7498 0,60 Andal

Lingkungan Belajar

Masyarakat 0,8206 0,60 Andal

H. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

(49)

2. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan (Sudjana,1996:291). Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:

( )

( )

[

F X1 S X1

]

Max

D= on

Keterangan :

D = Deviasi maksimum

( )

X1

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

( )

X1

So = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5 %, maka

distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel, maka distribusi data dikatakan normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing- masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berik ut (Sudjana,1996:332):

e S

TC S F

2 2

(50)

Keterangan: 2 ) ( 2 − = k TC JK TC S 2 ) ( 2 − = k E JK e S Dimana :

F = harga bilangan F untuk garis regresi S2TC = varian tuna cocok

S2e = varian kekeliruan

JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan

Kriteria yang digunakan yaitu jika nilai F hitung< nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. Dan sebaliknya jika nilai F hitung >nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Teknik analisa korelasi product moment

Teknik analisa korelasi product moment ini digunakan untuk mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam permasalahan 1, 2, 3. Rumus yang digunakan dalam analisis korelasi product moment yaitu angka kasar (Suharsimi Arikunto, 1984:58):

rxy =

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

(51)

Dimana

X = lingkungan belajar di keluarga, lingkungan

belajar di sekolah, lingkungan belajar di masyarakat. Y = prestasi belajar

N = jumlah sampel

rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y

Koefisien korelasi yang diperoleh diintepretasikan sebagai berikut (Sugiyono, 1999:216) :

r = 0,8 – 1,0 : berarti korelasi sangat kuat r = 0,6 – 0,799 : berarti korelasi kuat

r = 0,4 – 0,599 : berarti korelasi sedang r = 0,2 – 0,399 : berarti korelasi rendah

r = 0,0 – 0,199 : berarti korelasi sangat rendah

Untuk menguji signifikasi nilai koefisien korelasi digunakan rumus uji t sebagai berikut (Sudjana,1996:380):

t =

2

r 1

2 n r

− −

Dimana:

r = koefisien korelasi sederhana n = jumlah sampel

Ho diterima jika thitung < ttabel artinya tidak terdapat hubungan yang

signifikan. Sedangkan Ho ditolak jika thitung > ttabel artinya terdapat

(52)

b. Teknik Analisis Korelasi Ganda

Teknik analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, dan lingkungan belajar di masyarakat secara bersama-sama dengan variabel prestasi belajar. Koefisien korelasi antara variabel bebas bersama-sama yaitu : lingkungan belajar di keluarga (X1), di sekolah (X2), di masyarakat (X3), dengan variabel

terikat yaitu prestasi belajar siswa (Y) digunakan rumus (Suharsimi Arikunto, 1984:58):

Ry123 =

+ + 2 3 3 2 2 1 1 Y Y X a Y X a Y X a Dimana:

Ry123 : koefisien korelasi antara variabel Y dengan X1, X1, X3

a1 : koefisien variabel bebas X1

a2 : koefisien variabel bebas X2

a3 : koefisien variabel bebas X3

X1Y : jumlah produk antara X1 dan Y

X2Y : jumlah produk antara X2 dan Y

X3Y : jumlah produk antara X3 dan Y

2

Y : jumlah kuadrat kriterium Y

Untuk menguji signifikan atau tidak koefisien korelasi berganda digunakan uji F dengan derajat kebebasan (df) n-k-1.

F =

(

)

1 k n R 1 k R 2 2 − − − Dimana:

(53)

Jika nilai Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti

variabel- variabel dalam regresi tidak bisa dipakai sebagai informasi terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan jika nilai Fhitung > Ftabel

(54)

37

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah Sekolah

SMA Santa Maria Cirebon berdiri pada tanggal 16 Agustus 1957, terletak di jalan Sisingamangaraja 22, Kota Cirebon, di bawah naungan Yayasan Santo Dominikus yang dikelola Suster-suster OP. Pendirian SMA Santa Maria Cirebon adalah untuk manampung siswa lulusan SMP. Saat itu (1957) lulusan SMP mengalami kesulitan untuk melanjutkan sekolah ke SMA. Apalagi, untuk wilayah III Cirebon jumlah SMA sangat terbatas. Berawal dengan 50 siswa-siswi yang mendaftar, kegiatan belajar mengajar pun dimulai. Dengan keterbatasan tenaga pendidik dan sarana prasarana tidak menghalangi peran serta kami, sekolah, dalam menumbuhkan ‘a dream’ bagi anak-anak muda.

(55)

2. Data Sekolah

Nama Sekolah : SMA Santa Maria I Cirebon

Alamat : Jl. Sisingamangaraja 22 Cirebon, Jawa Barat 45112

Telp. : (0231) 243480

Fax : (0231) 203712

Nomor Data Sekolah : 20222356 Tahun Berdiri : 1957

NSS : 302026304014

Jenjang Akreditasi : Disamakan No. Keputusan AK : 1713/I.02.4/R.82 Tanggal Keputusan : 20 Desember 1982 Waktu Sekolah : pagi

B. Visi dan misi

1. Visi

Visi SMA Santa Maria I Cirebon terwujudnya anak didik menjadi siswa yang berdisiplin tinggi, beriman mendalam, berwawasan ilmu yang luas, memiliki sikap kritis, kreatif, dan peduli terhadap sesama berdasarkan semangat dan nilai- nilai ajaran Dominika.

2. Misi

Misi merupakan penjabaran dari visi seperti pada butir-butir berikut: a. Menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang kondusif

(56)

c. Mewujudkan pendidik dan peserta didik yang berwawasan luas dan berdisiplin tinggi

d. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik e. Mengembangkan rasa solidaritas dan kepedulian sesama

f. Menyelenggarakan pendidikan yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan

Dasar visi dan misi tersebut di atas memberi kesempatan kepada usaha untuk peningkatan mutu sekolah. Dasar tersebut merupakan acua n yang jelas dan tegas karena keluwesannya, maka tidak menutup kemungkinan atas usaha- usaha perbaikan pelaksanaan pendidikan.

C. Sumber Daya Manusia

SMA Santa Maria I Cirebon terdiri dari 24 guru dan 6 karyawan, kesemuanya itu adalah:

Tabel IV.1

Guru dan Karyawan SMA Santa Maria I Cirebon

No Nama Guru Materi yang diajarkan

1 Sumardi ubi Drs. Biologi

2 Thomas Supriyadi Drs. Geografi & Sosiologi

3 YB. Karyanto Drs. Bhs Inggris (Kepala Sekolah) 4 A. Digdo Dirgantoro Drs. Pend Olah Raga (WK. Bag Kesis 1) 5 Ign. Sujatno Drs. Ekonomi & Akuntansi

6 Th. Aq. Nugroho T. Drs. Fisika (WK. Bag Kur 2) 7 Ridawati Witono Dra. Matematika (WK. Bag Kur. 1) 8 Ongko Sumedi Drs. Kimia (WK. Bag Kesis 2) 9 Harris Adi Wibowo Drs. Matematika, Fisika 10 Yuventus Kamdhi Bhs & Sastra Indonesia 11 Andriana Ratna W. SPd. Pend. Kewarganegaraan 12 Prasetyo SPd. Sejarah, Sosiologi 13 Sr. Dominika Westri, OP BK, Pengembangan Diri 14 Y. Martono Drs. P.A. Katholik

(57)

16 Lie Anton Bhs. Inggris 17 Widodo Drs. Seni Lukis 18 A. Mujiono Drs. Bhs. Inggris 19 Christina R. Dra. Biologi 20 Nining Purwaningsih SPd. Ekonomi 21 Sudarto Halim Drs. Bhs. Inggris

22 Mimin Mintarsih Dra. Bhs & Sastra Indonesia 23 Nurman Drs. Seni Rupa

24 Yohannes Prayitno Bimbimgan & Konseling 25 Chr. Suharno Tata Usaha

26 Bambang Esto Ht. Pustakawan 27 Alvon Kusman Laboran 28 Jeffri Threesony Laboran 29 Lusia Ratmini Tata Usaha

30 Ustadi Pegawai

D. Siswa SMA Santa Maria I Cirebon

SMA Santa Maria I Cirebon memiliki 440 siswa yang terdiri dari 4 kelas untuk setiap angkatannya, yaitu kelas X.1,X.2, X.3,X.4,XI IPA 1,XI IPA 2, XI IPS1, XI IPS 2, XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPS1, dan XII IPS 2 dengan rincian jumlah siswa sebagai berikut:

Tabel IV.2

Jumlah Siswa SMA Santa Maria I Cirebon

Kelas Putra Putri Jumlah

X.1 19 17 36

X 2 17 19 36

X 3 19 18 37

X 4 19 18 37

XI IPA 1 16 14 30

XI IPA 2 14 15 29

XI IPS 1 20 20 40

XI IPS 2 19 22 41

XII IPA 1 12 17 29

XII IPA 2 13 15 28

XII IPS 1 13 20 33

XII IPS 2 10 22 32

(58)

E. Pegawai Tata Usaha, Kesehatan Sekolah dan Perpustakaan

Tugas umum pegawai Tata Usaha adalah memberi pelayanan kepada guru, pegawai lainnya dan siswa-siswi yang berhubungan dengan surat-menyurat dan urusan administratif lainnya. Rincian tugas pegawai Tata Usaha adalah sebagai berikut:

1. Mengurus daftar gaji 2. Mengurus subsidi

3. Mengurus kenaikan pangkat 4. Mengurus kenaikan berkala 5. Mengurus uang sekolah

6. Mengurus persediaan barang kebutuhan sekolah dan kantor 7. Mengurus perpustakaan

8. Mengurus foto copy

F, Fasilitas Sekolah

Fasilitas dalam ruangan kelas cukup lengkap, antara lain: 1. Meja dan kursi untuk guru dan siswa

2. Papan informasi kelas 3. Papan absensi

4. Salib

5. Gambar Kepala Negara dan Wakil 6. Gambar lambang Negara

(59)

9. Kalender akademik 10.Peta Indonesia 11.Gambar pahlawan

G. Sarana dan Prasarana dan Fasilitas Sekolah

Tersedianya sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, SMA Santa Maria I Cirebon telah berupaya meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai supaya tercipta lingkungan yang kondusif sehingga tercipta tujuan pendidikan secara optimal. Adapun fasilitas vital untuk menunjang proses pendidikan tersebut antara lain:

1. Perpustakaan

Tujuan didirikannya perpustakaan pada hakekatnya adalah untuk menyediakan sumber informasi bagi semua warga sekolah untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar. Demikian pula dengan perpustakaan SMA Santa Maria I Cirebon yang selalu memperbanyak perbendaharaan buku-bukunya dan meningkatkan kualitasnya agar senantiasa memperluas pengetahuan warga sekolah di samping meningkatkan budaya membaca.

2. Laboratorium

(60)

3. Ruang Media

Ruang media yang cukup luas dan memiliki berbagai fasilitas yang lengkap, seperti: TV, VCD player, tape recorder, komputer, LCD, OHP. Berbagai fasilitas ini memudahkan guru dalam menyampaikan materi yang kontekstual. Siswa dapat melihat secara langsung contoh-contoh yang divisualisasikan lewat VCD ataupun televisi. Proses pembelajarannya pun bisa dibuat lebih bervariasi untuk menghindarkan siswa dari rasa bosan. a. Bimbingan dan Konseling

Salah satu tujuan diadakannya layanan Bimbingan dan Konseling adalah untuk menyelaraskan kebutuhan jasmani dan rohani sehingga perkembangannya dapat sejalan, yang pada akhirnya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif.

b. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

UKS dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan memberikan pertolongan pertama bagi seluruh warga sekolah. Siswa dapat berpartisipasi dalam usaha menjaga kesehatan sekolah melalui kegiatan Palang Merah Remaja (PMR).

H. Usaha-Usaha Penempatan Lulusan

(61)

Cirebon memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan lulusan SMA yang lain.

Untuk memperbesar prosentase kelulusan siswa di akhir tahun, SMA Santa Maria I Cirebon memberikan pelajaran tambahan bagi kelas XII sebagai persiapan menghadapi ujian akhir. Latihan- latihan soal yang up to date dapat mengasah kemampuan siswa sehingga nantinya diharapkan mereka siap dan mampu menghadapi ujian akhir.

I. Kurikulum

Berganti-gantinya kurikulum pendidikan di Indonesia adalah sebuah bentuk usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum SMA dirancang secara dinamis dan lebih fleksibel untuk mengantisipasi dan mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi di masyarakat.

SMA Santa Maria I Cirebon menggunakan kurikulum terbaru, yaitu kurikulum 2006. Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan kurikulum KTSP diterapkan sebagai pengganti kurikulum KBK 2004. Kurikulum 2006 lebih menonjolkan kreatifitas guru dalam mengajar dan kompetensi serta peran aktif siswa dalam memahami suatu materi. Kurikulum 2006 lebih mengarahkan lulusan SMA untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

(62)

dalam kegiatan ekstrakurikuler ini diharapkan dapat mengasah kemampuan siswa dalam berorganisasi dan bekerja di dalam tim.

J. Struktur Organisasi SMA SANTA MARIA I, Cirebon

SMA Santa Maria I, Cirebon memiliki susunan dewan sekolah seperti tersaji pada bagan berikut:

Bagan Dewan Sekolah SMA Santa Maria I, Cirebon

Yayasan Santo Dominikus

Kepala Sekolah Komite Sekolah

Tata Usaha

Wakaur Sarpras Wakaur

Umum Wakaur

Kurikulum Wakaur

Kesiswaan

Guru BK Wali Kelas Guru

Mata Pelajaran

Perpustakaan Laboratorium

(63)

46

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Lingkungan Belajar di Keluarga

Berdasarkan data hasil penelitian, skor data tertinggi untuk variabel lingkungan belajar di keluarga yang dicapai adalah 10 X 4 = 40 dan skor data terendah adalah 10 X 1 = 10. Berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut (lampiran V, hal 115):

Tabel 5.1

Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga

Skor Frekuensi Persentase Kategori

34-40 5 4,09% Sangat Baik

30-33,9 38 31,15% Baik

27-29,9 36 29,51% Cukup baik

24-26,9 25 20,49% Tidak Baik

< 24 18 14,76% SangatTidak Baik

Jumlah 122 100%

(64)

Kesimpulan tersebut didukung hasil perhitungan mean = 27,52, median = 27,88, modus = 28,77 (lampiran V, hal 107).

2. Lingkungan Belajar di Sekolah

Berdasarkan data hasil penelitian, skor data tertinggi untuk variabel lingkungan belajar di sekolah yang dicapai adalah 12 X 4 = 48 dan skor data terendah adalah 12 X 1 = 12. Berdasarkan data data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut (lampiran V, hal 115):

Tabel 5.2

Lingkungan Belajar Siswa di Sekolah

Skor Frekuensi Persentase Kategori

41-48 18 14,75% Sangat Baik

36-40,9 28 22,96% Baik

32-35,9 36 29,51% Cukup Baik

29-31,9 20 16,39% Tidak Baik

< 29 20 16,39% Sangat Tidak Baik

Jumlah 122 100%

(65)

Kesimpulan tersebut didukung hasil perhitungan mean = 34,09, median = 33,89, modus = 33,63 (lampiran V, hal 109).

3. Lingkungan Belajar di Masyarakat

Berdasarkan data hasil penelitian skor data tertinggi untuk variabel lingkungan belajar di masyarakat yang dicapai adalah 10 X 4 = 40 dan skor data terendah adalah 10 X 1 = 10. Berdasarkan data data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut (lampiran V, hal 116):

Tabel 5.3

Lingkungan Belajar Siswa di Masyarakat

Skor Frekuensi Persentase Kategori

34-40 22 18,04% Sangat Baik

30-33,9 33 27,05% Baik

27-29,9 35 28,69% Cukup Baik

24-26,9 18 14,75% Tidak Baik

< 24 14 11,47% Sangat Tidak Baik

Jumlah 122 100%

(66)

baik. Kesimpulan tersebut didukung hasil perhitungan mean = 29,34, median = 29,15, modus = 29 (lampiran V, hal 111).

4. Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan data hasil penelitian skor data tertinggi untuk variabel prestasi belajar siswa yang diharapkan adalah 100 dan skor data terendah adalah 0. Berdasarkan data data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut (lampiran V, hal 117):

Tabel 5.4 Prestasi Belajar Siswa

Skor Frekuensi Persentase Kategori

81-100 11 9,02% Sangat Baik

66-80 94 77,05% Baik

56-65 17 13,93% Cukup Baik

46-55 0 0% Tidak Baik

< 46 0 0% Sangat Tidak Baik

Jumlah 122 100%

(67)

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah skor-skor sampel dapat masuk akal dianggap berasal dari suatu populasi distribusi teoritis. Dalam pengujian normalitas peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang memusatkan perhatian pada penyimpangan

(deviasi) terbesar. Berikut ini disajikan tabel ringkasan hasil pengujian normalitas (lampiran IV, hal 98):

Tabel 5.5

Hasil Pengujian Normalitas

Variabel Asymp.sig α Kesimpulan

Lingkungan belajar

di keluarga 0,258 0,05 Normal

Lingkungan belajar

di sekolah 0,538 0,05 Normal

Lingkungan belajar

di masyarakat 0,390 0,05 Normal

Prestasi belajar 0,198 0,05 Normal

(68)

untuk variabel prestasi belajar (Y) menunjukkan bahwa nilai probabilitas

( )

ρ 0,198 > α =0,05 berarti distribusi data variabel prestasi belajar (Y)

normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data tentang variabel lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa di SMA SANTA MARIA I CIREBON berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing- masing variabel bebas mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variabel terikat. Pen-gujian linieritas dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan program SPSS. Berikut ini disajikan rangkuman hasil pengujian linieritas (lampiran IV, hal 95):

Tabel 5.6

Rangkuman Hasil Uji Linieritas

Variabel Bebas

Variabel

Terikat df FHitung FTabel Kesimpulan

Lingkungan Belajar di

keluarga

Prestasi

Belajar 16:104 1,603 1,740 linier Lingkungan

Belajar di Sekolah

Prestasi

Belajar 19:101 1,429 1,690 linier Lingkungan

Belajar di Masyarakat

Prestasi

Belajar 19:101 1,587 1,690 linier

1. Pengujian linieritas untuk hubungan lingkungan belajar di keluarga dan prestasi belajar diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,603 sedangkan nilai

(69)

signifi-kan 5% diperoleh nilai F sebesar 1,740. Dengan demikian disimpulsignifi-kan bahwa hubungan antara lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar adalah linier.

2. Pengujian linieritas untuk hubungan lingkungan belajar di sekolah dan prestasi belajar diperoleh nilai Fhitungsebesar 1,429 sedangkan nilai F ta-beldengan db pembilang 19 dan penyebut 101 dengan taraf signifikan

5% diperoleh nilai F sebesar 1,690. Dengan demikian disimpulkan bahwa hubungan antara lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar adalah linier.

3. Pengujian linieritas untuk hubungan lingkungan belajar di masyarakat dan prestasi belajar diperoleh nilai Fhitungsebesar 1,587 sedangkan nilai

Ftabeldengan db pembilang 19 dan penyebut 101 dengan taraf

signifi-kan 5% diperoleh nilai F sebesar 1,690. Dengan demikian disimpul-kan bahwa hubungan lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar adalah linier.

2. Pengujian Hipotesis

(70)

a. Hubungan Lingkungan Belajar di Keluarga dengan Prestasi Belajar Siswa.

1. Rumusan Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan antara lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar siswa

Ha: Ada hubungan antara lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar siswa

2. Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis pertama pada lampiran IV, hal 96 menunjukkan bahwa koefisien korelasi lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa adalah 0,572. Koefisien ko-relasi = 0,572 menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar siswa. Dera-jat hubungan lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar tersebut dikategorikan cukup kuat. Hal ini berarti semakin baik faktor lingkungan belajar di keluarga, semakin baik prestasi belajar siswa.

3. Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi

Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi apakah hipotesis diterima atau tidak pada tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika thitung>ttabel, maka Ho

(71)

119 diperoleh thitungsebesar 4,914 Bila thitung tersebut dibandingkan

dengan ttabel (pada dk=122-2) = 1,657 maka berarti Ho ditolak.

4. Kriteria Pengujian atau Pengambilan Keputusan

Berdasarkan hasil pengujian di atas, lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar siswa menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan. Artinya, hubungan positif antara lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar dapat digeneralisasi pada popu-lasi penelitian ini.

b. Hubungan Lingkungan Belajar di Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa.

1. Rumusan Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan antara lingkungan belajar di sekolah den-gan prestasi belajar siswa

Ha: Ada hubungan antara lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa

2. Pengujian Hipotesis

(72)

dikategorikan cukup kuat. Hal ini berarti semakin baik faktor lingkungan belajar di sekolah, semakin baik prestasi belajar siswa. 3. Pengujian Signifikasi Koefisien Korelasi

Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi apakah hipotesis diterima atau tid

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga
Tabel 3.2 Skor item variabel lingkungan belajar di keluarga
Skor item variabel lingkungan belajar di sekolahTabel  3.4
 Operasionalisasi VariabelTabel 3.5  Lingkungan Belajar Siswa di Masyarakat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Linklater (1998) mencoba menjelaskan akan adanya upaya negara untuk melakukan pemisahan antar individu melalui batas-batas negara, warganegara domestik,

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan skor median derajat resorpsi akar, namun terdapat perbedaan rata-rata panjang akar pada gigi insisif

Perceraian didefenisikan sebagai suatu gejala/keadaan terputusnya ikatan hubungan perkawinan antara suami dan istri, dan mereka berhenti melakukan kewajiban peran

industri tentang kinerja siswa secra keseluruhan. berdasarkan jurnal PKL atau sertifikat

3 Guru Orang yang bertugas dan memiliki hak akses pada sistem informasi perpustakaan di SMK YPKK 1 Sleman untuk melakukan operasi pengolahan data judul

Menurut data yang diperoleh kesalahan yang dilakukan mahasiswa meliputi kesalahan konsep, prinsip, dan operasi Faktor-faktor penyebab kesalahan adalah mahasiswa kurang

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana prosedur pengajuan perkara councorsus (perbarengan) di Pengadilan Agama Jember ;

THE EFFECTS OF THE CULTURAL CONFLICTS ON THE MOTHER- DAUGHTER RELATIONSHIPS AS SEEN IN AMY TAN’S THE BONESETTER’S DAUGHTER AND THE JOY LUCK CLUB.. Beserta perangkat yang