BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Aspek Intrinsik
1. Tokoh dan penokohan
Tokoh adalah salah satu unsur intrinsik dalam sebuah novel yang memiliki fungsi yang sangat penting untuk menggerakkan cerita, dan tokoh juga memiliki fungsi untuk membawa pesan yang hendak disampaikan oleh penulis.Tokoh di dalam novel tidak harus manusia, tetapi bisa juga hewan, binatang ataupun yang lainnya. Dengan kata lain, tokoh dalam bisa berupa makhluk hidup dan benda mati.” Tokoh adalah orang atau siapa saja yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa atau sebagian peristiwa-peristiwa yang digambarkan didalam plot” (Suroto, 1990:82).
Sementara itu, senada dengan pengertian yang disampaikan oleh Suroto, Taylor (1981:82) menyatakan:
“Characters are a basic element in which imaginative literature and therefore they meant the considerable attention paid to them when critics speak of characters, they mean any person who figures in a literary work not particularly a peculiar or an eccentric one sometimes, characters does not actually appear but merely talked about".
Tokoh adalah siapa saja yang mcmainkan atau mengambil bagian didalam suatu karya sastra memiiiki, sifat, umur, tingkah laku dan lain-lain yang berbeda dengan dirinya sendiri (The International Webster's Comprehensive Dictionary of The English Language, 2003:223). Dengan kata lain, menyimpulkan dari pengertian-pengertian tersebut diatas, tokoh bisa dikatakan
siapa saja yang muncul dalam sebuah karya sastra dimana perhatian kita tertuju pada apa yang dilakukan atau diucapkan oleh tokoh karena mengalami kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang ada didalam plot bisa manusia, hewan, tumbuhan, atau obyek lain tergantung dari penulis yang menciptakannya. Tokoh didalam novel pada umumnya digolongkan menjadi dua kelornpok yaitu tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh utama atau tokoh pokok didalam drama, cerita, atau film. la adalah tokoh utama dimana pembaca tertarik dan bersimpati kepadanya. Berbeda dengan tokoh protagonis, tokoh antagonis adalah tokoh dalam drama atau fiksi yang selalu melawan atau menghalang-halangi tokoh protagonis (Holman, 1980:25).
Tokoh protagonis adalah tokoh yang pertama-tama berprakarsa, pertama mengalami masalah, menggerakkan cerita dan terlibat dalam permasalahan-perrnasalahan sehingga tokoh ini dapat menarik empati dari pembaca. Sementara itu, tokoh antagonis adalah tokoh yang diciptakan penulis untuk menentang dart menjadi masalah bagi tokoh protagonis. (Sumardjo dan Saini, 1986:144).
Sedangkan penokohan adalah cara yang digunakan penulis untuk menunjukkan serta mengembangkan tokoh-tokoh yang dibuatnya. "Characterization is the process of creating characters in fictions often that are different from and have beliefs than the aulher. Characterization can involve developing a variety of aspect of a character such as: appearance, age, gender, religion, etc". (www.Encyclopedia, the free dictonary.com). Tidak beda dengan defmisi dalam Encyclopedia, Minderop raengatakan "karakterisasi atau penokohan adalah pelukisan watak para tokoh yang terdapat dalam karyafiksi".
Penokohan adalah cara yang digunakan pengaraug untuk menampilkan tokoh dalam suatu cerita dan bagaimana tokoh-tokoh tersebut ditampilkan melalui teknik penyampaian, teknik perwatakan, ataupun kepribadian dari tokoh-tokoh tersebut (Suroto, 1990:92-93). Secara garis besar, penokohan adalah metode pengarang untuk menunjukkan kuwalitas kepribadian yang ada dalam din masing-masing tokoh.
Penokohan bisa dilakukan dengan 2 metode yaitu telling method (metode langsung) dan showing method (metode tidak langsung). Metode langsung adalah metode penokohan yang digunakan penulis dimana penulis memaparkan sekaligus inengomentari tokoh-tokohnya secara langsung. Sementara itu, metode tidak langsung adalah metode yang digunakan penulis dimana penulis menempatkan dirinya diluar cerita dan memberi kesempatan para tokohnya untuk menampilkan perwatakannya melalui dialog atau tindakan dari masing-masing tokoh. (Minderop, 2005:3).
2. Latar
Latar merupakan kata yang digunakan untuk menunjukan waktu, tempat, dan keadaan sosial atau lingkungan secara umum. Latar waktu merupakan suatu hari, musim, dalam satu tahun atau periode dalam sejarah, latar tampat mungkin merupakan suatu ruangan, suatu desa atau kota serta negara, latar kondisi sosial atau lingkungan religius, mental moral, sosial dan kondisi emosi dari masyarakat.
Penjelasan dari latar dalam fiksi modern adalah untuk menyajikan suatu latar belakang pada sebuah fiksi (Pooley,1968: 533). Dengan kata lain, latar merupakan suasana dimana tindakan dalam suatu terjadi, (Meyer,1990:107). Sebagai tambahan, latar menurut (Baret,1985: 95) mungkin didefinisikan sebagai tempat dan waktu dari suatu cerita menyatakan bahwa:
“Setting covers the places which character are presented, the social context of character such as family, friends and cass; the custum belief, and rules of behavior of the society; the scenes that are the background of situation for event of the novel; the total atmosphere, mood or feel that is created by them”
( 1985:102)
Menurut Potter mengungkapkan bahwa latar menunjukan tempat dan waktu terjadinya peristiwa dalam cerita.
”Obviosly, the action of character takes places at some time in some place amid something these temporal figure and spatial surrounding are setting in the story”
( Potter,1967: 27)
Kenney mengungkapkan bahwa latar dapat juga meliputi corak kehidupan sehari-hari dan lingkungan sosial dari tokoh-tokohnya.
“They may be listed under four heading:1) the actual geographical location, including topography;2) the occupation and modes of the existence of the charactera; Historical period, seson of the year;4) the religius, moral intellectual, social and emotional environment of the character”
(1966:40)
Dari teori yang diungkapkan Kenney tersebut, dapat dikatakan bahwa latar tidak hanya menyangkut kapan dan dimana tokoh itu tinggal, tetapi juga menyangkut keadaan sosial masyarakat yang ada disekitar tokoh cerita tersebut berada. Gambaran secara fisik dari tempat dan waktu, latar juga menjelaskan mengenai hal-hal yang bersifat psikis, tentang bagaimana mereka berfikir,
bertindak berperilaku dan sebagainya, “How the people think, how the react, their prejudice, their insanities, their very like style… (Kart and Hamilan,1967:59)”.
Sedangkan menurut Meyer (1990:107) menjelaskan bahwa latar adalah tempat dimana sebuah peristiwa dalam suatu cerita terjadi.” Setting is the contect in which the action of the story occurs, the mayor elements of setting are the time, place, and social environment that frame the characters”.
Latar menurut Nurgiyantoro (1985:217) memiliki tiga unsur yang berbeda yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Pertama, latar tempat adalah lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah fiksi . Kedua latar waktu yang berkaitan dengan kapan sebuah cerita terjadi. Terakhir latar sosial yang mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam suatu karya fiksi.
3. Konflik
Manusia selalu memiliki konflik didalam hidupnya. Ini disebut keinginan, atau hasrat, sikap atau konflik kita kembali ke sikap alamnya. Sebuah konflik adalah partisi manusia dalam hidup, karena tidak ada seseorang yang hidup tanpa konflik di dalam hidupnya.
Rangkaian tindakan yang dilakukan oleh setiap tokoh dalam sebuah cerita akan menghasilkan konflik-konflik tertentu, yaitu situasi ketika tokoh-tokoh itu mengalami konfrontasi dan benturan dengan faktor-faktor di dalam maupun di luar dari diri sendiri. Konflik-konflik ini akan menimbulkan perpecahan dan kesenjangan di antara para tokoh.
Di sini banyak tipe perbedaan dari konflik. Perbedaan dapat membantu pembaca untuk melihat antara persamaan dan perbedaan mereka: (Brown dan O’ msted,1962:219):
a. Laki-laki kembali ke laki-laki ini biasa disebut pahlawan penjahat, atau penjahat.
b. Laki-laki kembali ke hal hal yang gaib. Kembali ke hal-hal yang gaib dapat juga akibat dari bentuk kekuatan, seperti ”Fate” atau ”Destiny” seperti tragedi karya fiksi.
c. Laki-laki kembali ke alamnya. Perjuangan laki-laki dengan alam akan kelihatan seperti sebuah kekuatan konflik dengan musuh, seperti laut, buah-buahan, binatang, atau kehidupan dari bumi itu atau tempat seorang ahli karya untuk penyelidikan rahasia di alam.
d. Laki-laki kembali ke masyarakat. Sifat individual menyalahkan lingkungan masyarakatnya, konflik di samping membuka kekuatan dari individu dan kelompok masyarakat
e. Laki-laki kembali ke dirinya sendiri, di sini konflik nya tokoh di samping menyobek juga menentang.
f. Dua dunia di oposisi. Konflik ini juga berkombinasi dengan orang lain, konflik ini mewujudkan sebagai contoh di sebuah laki- laki kembali ke konflik laki-laki, laki-laki itu butuh perhatian, bagaimanapun juga menentang kesimpulan ide-ide nilai-nilai atau keseluruhan kebudayaan.
Seseorang yang memiliki ambisi besar atau mungkin juga agresif selalu menghadapi konflik-konflik emosional dan banyak ketegangan batin oleh
ambisinya yang meluap-luap. Didorong oleh usaha dan aktivitasnya yang melebihi ukuran atau kemauan yang keras sehingga ia dapat mempunyai konflik dengan dirinya sendiri atau dengan orang-orang disekelilingnya.
Konflik dapat terjadi antara seseorang dengan orang lain, antara seseorang dengan masyarakatnya atau konflik yang terjadi dalam diri sendiri. mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
“In a conflict you are threatened with frustration regardless of which course of action you choose to follow thus it is not surprising that the person in conflict often hesitates, and goes through agony trying to make a decision “
(James,1974:98)
Konflik sangat penting didalam suatu cerita. Dengan adanya konflik akan diketahui sampai sejumlah mana cerita tersebut. Menurut Nurgiyantoro yang dikutip dari Wellek & Werren (2002:122) “Konflik adalah suatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan balasan”.
Konflik adalah perjuangan pertentangan dari luar atau kekuatan didalam. Tanpa kenyataan kita tidak dapat mempunyai sebuah cerita tidak kurang dari satu keinginan hati atau membaca, rintangan dan konflikasi adalah konflik membaca bagi kita. Membaca lebih penting menegur, kepercayaan dan berkumpul bersama.
B. Aspek ektrinsik 1. Pengasingan
“Keterasingan adalah bagian-bagian terpisah diantara masyarakat atau kelompok, dan sebuah pemikiran tidak suka dan kesendirian. Sebuah kondisi yang seseorang menutup diri dari sosialnya”
(Chaplin,1997:268)
Keterasingan adalah tindakan terpisah seseorang atau sesuatu dari orang lain, dan sebuah kekuatan mekanisme untuk mencapai banyak tujuan, efek dari pada keterasingan kadang berubah dan ekstrim.
Perlindungan keterasingan tipe keterasingan itu sendiri. Ini dapat menjadi pengelompokan dari salah satu percobaan, atau pengasingan. Itu dapat menjadi persiapan dan tidak dikhususkan sebagai pemikiran negatif. Sumber keterasingan tidak menguntungkan dan tidak dapat mempersiapkannya.
Park dan Soekanto (1990:68). Kehidupan terasing ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain, sudah tentu seseorang yang hidup terasing sama sekali dapat melakukan tindakan-tindakan, misalnya terhadap alam-alam sekitar, untuk kelangsungan hidup mereka.
“Park and Burgess explain that isolation is marked up with disability to perform a sosial interaction with other parts, of course someone which is isolate can do some actions, for example with their nature environments, for their continuity life Soekanto”
(1990:105)
Sejak dilahirkan manusia mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu:
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya.
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam disekelilingnya, untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut diatas. Manusia menggunakan pikiran, perasaan dan kehendaknya.
Berdasarkan alasan ketika seseorang mengalami kondisi pengasingan, dia akan berfikir dan apa yang terjadi, didalam kondisi alam yang baru, seperti cuaca, iklim, dll. Semua ini akan menjadi sebuah kelompok sosial baru didalam hidupnya. Kelompok sosial ini menggambarkan sebuah kehidupan bersama, dan mempunyai persamaan tujuan atau mempunyai tanggung jawab sendiri.
2. Pengaruh Pengasingan
Keterasingan memberi banyak pengaruh pada seseorang yang terjebak pada kondisi terasing, mempengaruhi pikirannya, cara berpikir, sesuai dengan Sean (2000:8) di bawah adalah penggambaran beberapa pengaruh keterasingan, dimana laki-laki dapat merasakannya kondisi terasing.
a. Terasa menyakitkan
Keterasingan itu menyakitkan. Tidak diragukan, keterasingan merupakan pengalaman kesepian yang paling sering disebut. Kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan jenis sakit termasuk, luka, penderitaan, kesedihan, depresi, habis air mata. Jelaslah bahwa sakit merupakan salah satu sebab individu yang kesepian merasa cedera.
b. Merasa hilang, tidak punya arah pikiran
Ketika orang terjebak dalam kondisi terasing mereka dapat merasakan kehilangan, dan tidak mengetahui dimana dia berada. Kata kiasan lain termasuk hal-hal seperti kegelapan, malam, dibutakan, tenggelam, tanpa petunjuk, dan ketiadaan arti.
c. Keterasingan dapat menjadi pekerja keras
Keterasingan dapat merubah seseorang menjadi pekerja keras, usaha seseorang untuk mencapai ambisinya seperti merubah kondisi sosialnya agar lebih baik didalam kehidupannya.
Dalam beberapa kasus, keterasingan dapat menjadi besar sekali, hal ini karena, kita tidak punya orang lain untuk berbagi perasaan kita dan kita merasa bahwa kita dapat melakukan segala sesuatu yang di inginkan, tanpa selaan dari orang lain, pikiran kita penuh dengan khayalan dimana kita dapat membuat khayalan ini menjadi nyata, seperti membayangkan kita dapat membuat penemuan terbaik sepanjang masa, disamping kita dapat belajar mengatasi masalah kita sendiri, dan melihat segala sesuatu yang kita dapatkan dari sisi lainnya.