SDN 2 BOJONEGORO KEDU TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
S ID IK WIYOTO
NIM: 11408272
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
Lampiran : 3 ( tiga) eksemplar Hal : Naskah Skripsi
An Sdr. SIDIK WIYOTO
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga Di
Salatiga
Assalamualaikum wr. wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirimkan naskah skripsi Saudara:
Nama : Sidik Wiyoto NIM : 11408272 Judul
Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Materi Tarih Melalui Metode Diskusi Partisipasi Pada Sisiwa Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011
Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut untuk segera diujikan dalam Sidang Munaqosyah Skripsi.
Demikian untuk menjadikan periksa.
Wassalamualaikum wr. wb.
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 2 Salatiga 50721, Telp.(0298) 323706,323433 Fax (0298) 323433 Salatiga 50721
W ebsite: www.stainsalatiga.ac.id. E-mail administrasi @stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Sidik Wiyoto NIM : 11408272 Judul Skripsi :
Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Tarih Melalui Metode Diskusi Partisipasi Pada Sisiwa Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011
Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga pada tanggal :
25 September 2010
Dan dapat diterimasebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Program Sarjana Strata I (SI) guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Tarbiyah.
Salatiga, 25 September 2010
VJ,
i- U
y> -
^
y*
i
y ^ x -h j ''J
^ A lJ I
l)i3 d —^
9jv-$J d->sJ
aUI ^ ^
)
L*_3
* |l •**
o j AiJl J S y i o - ^ P li}i ^ S l l t j p-AjJ^Aj j%-^ j^t-^ ^ ^3
( ( v?)) I C-w-^-"
A H Ii i y a :
“Maka disebabkan ralimal (lari Allah lull lumiti berlaku Icniali Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanbfh mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bcrimisyawarallah dengan mereka dalam urusan itu 12461.
Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad. Maka bcrtawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bcrtawakkal kepada-Nya”
Dengan penuh ketulusan hati
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
> Almamaterku tercin ta, STA IN
Salatiga
>
Istriku tercinta Aryati> Anak-anakku tersayang
> Saudara dan rekan-rekan tercin ta
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 2 Salatiga 50721, Telp.(0298) 323706,323433 Fax (0298) 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiea.ac.id E-mail administrasi @stainsalatiga.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang
lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang
munaqosyah skripsi.
Demikian pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh peneliti untuk dijadikan
bahan pertimbangan dan dimaklumi adanya.
Salatiga, Agustus 2010 t—--- Peneliti
Sidik Wivoto N IM :11408272
Puji syukur pada Illahi Rabbi yang senantiasa memberikan limpahan
kasih-Nya, Rahmat, dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat sertasalam penulis sanjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Skripsi dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Materi Tarih Melalui Metode Diskusi Partisipasi Pada
Sisiwa Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran
2010/2011”, disusun untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S-l) dalam Ilmu Tarbiyah.
Penyusunan skripsi bisa selesai atas bimibngan dan bantuan beberapa
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Salatiga.
2. Drs. Djoko Sutopo, selaku ketua Program S.l PAI Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
3. Dra. Siti Farikhah, M.Pd, selaku pembimbing yang telah memberi pengarahan
dan koreksi dalam penulisan skripsi ini.
4. Segenap Guru DS Negeri 2 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung yang
telah memberikan ijin dalam penelitian ini.
5. Para dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
6. Segenap karyawan/pegawai di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga, yang telah memberikan layanan akademik kepada penulis selama
proses perkuliahan.
7. Kepala perpustakaan baik institut yang telah memberikan layanan dalam
memperoleh referensi.
8. Bapak dan ibu serta saudara-saudara penulis, teman-teman yang ikut
membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis tidak bisa membalas apa-apa hanya kata terima kasih yang sedalam-
dalamnya dan memanjatkan do’a semoga apa yang mereka berikan kepada penulis
akan mendapat balasan dari Allah SWT dan diterima sebagai amal saleh.
Meskipun dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha maksimal,
namun kehilafan dan kekurangan tetap ada. Untuk itu, tegur sapa serta saran yang
konstruktif sangat penulis harapkan.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga skripsi ini
bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, Juli 2010
Sidik Wivoto NIM. 11408272
Partisipasi Pada Siswa Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011”
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro, 2) Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro, 3) Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research)
sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V pada pemebalajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarikh. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II yaitu, siklus I (53,84 %), siklus II menjadi (82,05 %). Simpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarikh pada kelas V tersebut dengan menggunakan metode diskusi partisipasi terbukti efektif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi tarikh. Sehingga memberi kontribusi positif dalam peningkatan prestasi belajar siswa.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
KATA PENGANTAR... vi
ABSTRAK... vii
DAFTAR IS I... viii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Hipotesa Tindakan... 5
E. Kegunaan Penelitian... 6
F. Definisi Istilah/Operasional... 7
G. Metode Penelitian... 10
H. Sistematika Penulisan ... 17
BAB II. KAJIAN TEORI A. Penelitian Tindakan Kelas ... 19
1. Hakekat Penelitian Tindakan K elas... 19
2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ... 19
3. Tujuan Penelitian Tindakan K elas... 20
4. Manfaat Penelitian Tindakan K elas... 21
5. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan K elas... 21
B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ... 22
1. Prestasi Belajar... 22
a. Pengertian Prestasi Belajar ... 22
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 28
b. Dasar Pendidikan Agama Islam ... 32
3. Materi Tarikh/Sejarah... 37
a. Pengertian Tarikh/Sejarah... 37
b. Karateristik Tarikh/Sejarah... 37
c. Manfaat Tarikh/Sejarah... 38
d. Materi Tarikh/Sejarah... 38
C. Metode Diskusi Partisipasi... 38
1. Pengertian Metode Diskusi Partisipasi ... 38
2. Manfaat Metode Diskusi Partisipasi... 39
3. Kelebihan dan Kekurangan Diskusi Partisipasi... 42
4. Langkah-langkah Metode Diskusi Partisipasi ... 43
5. Prinsip-prinsip Diskusi Partisipasi... 43
D. Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Menggunakan Diskusi Partisipasi... 44
BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian... ... 45
B. Prosedur Kerja Dalam Penelitian... 45
1. Deskripsi Siklus I ... 47
2. Deskripsi Siklus I I ... 58
C. Sumber Data dan Cara Pengambilan D a ta ... 67
1. Sumber D ata... 67
2. Cara Pengambilan D ata... 68
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 70
1. Hasil Penelitian Siklus I ... 73
2. Hasil Penelitian Siklus II ... 75
B. Pembahasan Penelitian... 78
1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I ... 78
2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II ... 81
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan... 83
B. S aran ... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel 3.2 Nilai Tes Formatif Pada Siklus I ... 48
Tabel 3.3 Hasil observasi terhadap penampilan guru pada siklus I ... 50
Tabel 3.4 Hasil observasi untuk perhatian terhadap peserta didik yang
dilakukan oleh peneliti atau guru siklus I ... 2
Tabel 3.5 Hasil observasi untuk aktivitas terhadap peserta didik yang
dilakukan oleh peneliti atau guru siklus 1... 54
Tabel 3.6 Nilai Tes Formatif Pada Siklus II ... 59
Tabel 3.7 Hasil observasi terhadap penampilan guru pada siklus I I ... 61
Tabel 3.8 Hasil observasi untuk perhatian terhadap peserta didik yang
dilakukan oleh peneliti siklus I I ... 62
Tabel 3.9 Hasil observasi untuk aktivitas terhadap peserta didik yang
dilakukan oleh peneliti atau guru siklus II... 64
Tabel 4.1 Rekap Nilai Siklus I dan Siklus I I ... 70
Tabel 4.2 Kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang
tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani
kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari
pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro pada siklus 1 ... 71
Tabel 4.3 Kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang
tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani
kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari
pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro pada siklus I I ... 73
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus... 86
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 90
3. Evaluasi Pembelajaran atau Soal Test Tertulis...94
4. Foto Sekolahan...98
5. Lembar Konsultasi Skripsi...99
5. Surat Keterangan Penelitian...100
6. Daftar Riwayat H idup... 101
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan
potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal
dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan “bahwa setiap warga
Negara berhak mendapat pendidikan (Agustin, 2002:29) pendidikan dapat
diwujudkan melalui proses pembelajaran, dimana proses belajar mengajar
merupakan interaksi edukatif yang dilakukan oleh guru dan siswa didalam
situasi tertentu. Mengajar atau lebih spesifik lagi melaksanakan proses belajar
megajar bukanlah suatu pekeijaan yang mudah dan dapat terjadi begitu saja
tanpa direncanakan sebelumnya, akan tetapi mengajar merupakan suatu
kegiatan yang semestinya direncanakan dan didesain sedemikian rupa
mengikuti langkah-langkah dan prosedur tertentu. Dengan demikian
pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan. (Safrudin
Nurdin, 1999:85).
Hal tersebut diharapkan agar proses pembelajaran mampu menjadikan
suatu perubahan pola pikir peserta didik. Dan juga dapat menjadi transfers of
learning yaitu seberapa jauh apa yang didapat dalam proses pembelajaran
mampu bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari (Departemen Agama RI,
2005:37).
2
Harapan semua pihak proses belajar beijalan dengan baik tanpa ada hal
yang dapat menghambat keberhasilan dalam mencapai hasil yang diharapkan.
Namun banyak sekali hal yang dapat menghambat keberhasilan dalam proses
pembelajaran dalam menuju hasil yang sempurna. Salah satu masalah yang
teijadi adalah tingkat prestasi siswa yang kurang ketika berhadapan dengan
materi yang memerlukan daya ingat lebih. Terutama mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam khususnya materi tentang tarih. Dimana tujuan
Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya peserta didik yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT,berbudi pekerti yang luhur (berakhlak mulia),
memiliki pengetahuan tentang ajaran pokok Agama Islam dan
mengamalkannya dalam tentang islam sehingga memadai baik untuk
kehidupan bermasyarakat maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi (Departemen Agama RI, 2005:37).
Secara umum dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung, siswa hanya
gemar mendengarkan keterangan dari guru, mensikapinya layaknya
mendengarkan sebuah dongeng, sehingga keaktifan, daya ingat, dan
pemahaman siswa cenderung pasif. Hal tersebut disebabkan oleh karena guru
hanya menggunakan metode atau strategi pembelajaran ceramah saja dengan
kata lain kurangnya kreatifitas dan inovasi seorang guru dalam proses
pembelajaran, sehingga diperlukan kreatifitas dan peipilihan strategi
meningkatkan hasil belajarnya dengan tingkat pemahaman dan daya ingat
yang lebih aktif.
Menurut Anton Noomia (2006:18), ada beberapa hal yang harus
dijawab ketika akan menyampaikan materi pembelajaran agar apa yang
disampaikan dapat mengena serta diterima dengan baik oleh siswa:
1. Apa cara terbaik untuk menyampaikan dan membelajarkan banyak konsep
di kelas sehingga semua murid dapat tetap mengingat informasi yang
didapatnya dan menggunakannya?.
2. Bagaimana masing-masing kegiatan belajar mengajar dapat dipahami
sebagai bagian-bagian yang saling terkait dan membangun satu sama lain?.
3. Bagaimana seorang guru dapat mengkomunikasikan secara efektif dengan
murid-muridnya yang mempertanyakan apa alasan, arti, dan relevansi dari
apa yang mereka pelajari?.
4. Bagaimana kita dapat membuka pikiran siswa dalam kelas sehingga
mereka dapat mempelajari konsep dan teknik yang akan membuka pintu
kesempatan sepanjang hidup mereka?.
Seperti apa yang dipertanyakan oleh Anton Noomia, maka hal tersebut
perlu diperhatikan bagi seorang yang akan menyampaikan materi. Relevasi
dalam menyampaikan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi
tentang tarih adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif melalui
metode diskusi partisipasi.
Secara teori strategi ini menuntut siswa untuk belajar secara aktif,
4
yang akan dipertanggung jawabkan yakni menjelaskan dengan siswa yang
lain. Tuntutan inilah yang melatar belakangi peneliti untuk menerapkan
metode diskusi partisipasi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
tingkat sekolah dasar, untuk menjawab beberapa masalah yang timbul pada
saat materi ini dibelajarkan.
Penerapan metode diskusi partisipasi tentunya akan dapat menjawab
permasalahan yang teijadi, oleh karena itu perlu diuji cobakan penerapan
strategi pembelajaran tersebut untuk diketahui manfaatnya bagi proses dan
hasil pembelajaran. Untuk memahami permasalahan tersebut perlu kiranya
dikaji melalui Penelitian tindakan Kelas (PTK).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perlu dilakukan
penelitian tentang “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Materi Tarih Melalui Metode Diskusi Partisipasi Pada Siswa
Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang permasalahan di atas dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah penerapan metode diskusi partisipasi dapat meningkatkan
perhatian siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi
tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro?
2. Apakah penerapan metode diskusi partisipasi dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih
3. Apakah penerapan metode diskusi partisipasi dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi
tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam kegiatan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam
meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro.
2. Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro.
3. Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro.
D. Hipotesa Tindakan
Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”
(Suharsini Arikunto: 1999: 67) Hipotesis adalah “dugaan sementara yang
mungkin benar, atau mungkin salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau
palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan” (Sutrisno Hadi, 1981:
6
Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis
adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian,
yang mungkin benar atau mungkin salah, hipotesis ini akan diterima jika benar
dan ditolak jika salah. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
1. Terdapat peningkatan perhatian siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam materi tentang tarih pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro.
2. Terdapat peningkatan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih pada siswa kelas V SDN 2
Bojonegoro.
3. Penerapan metode diskusi partisipasi dan portofolio dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa materi tentang tarih pada siswa kelas V SDN 2
Bojonegoro.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat dari penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
1. Secara Teoritik
a. Hasil Penelitian dapat dimanfaatkan sebagai referensi atau acuan yang
dapat dijadikan pedoman oleh para guru dalam menyampaikan materi
Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih.
b. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar bagi
2. Secara Praktik
a. Dengan mengetahui para guru sekolah dasar saat menyampaikan
materi Pendidikan Agama Islam materi tentang tarili dengan
menggunakan metode diskusi partisipasi diharapkan dapat
meningkatkan mutu pengajaran lebih lanjut.
b. Dengan mengetahui hasil penelitian apabila terdapat hasil yang negatif
atau adanya kekurangan dalam menyampaikan materi dengan
menggunakan metode metode diskusi partisipasi maka bagi para guru
sekolah dasar untuk dapat menghindari adanya kesalahan dan lebih
meningkatkan serta memacu untuk lebih kreatif dalam menyampaikan
materi kepada anak didik.
F. Defini Istilah/Operasional
Judul penelitian ini didukung oleh beberapa definisi yang perlu dibahas
sebagai pegangan untuk kajian lebih lanjut, dari beberapa definisi tersebut
antara la in :
1. Peningkatan
Peningkatan/meningkatkan ialah menaikkan drajat (taraf) dan
sebagainya.(WJS Poerwadarminta,1984:1078) Adapun yang peneliti
maksudkan adalah meningkatkan meningkatkan mutu mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam khususnya materi tentang tarih.
2. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil baik yang dicapai.(Zulfajri Dkk,Tt:670) Prestasi
8
Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa
pengetahuan maupun berupa ketrampilan. (http://www.pengaruh beasiswa
terhadap prestasi. belajar.id.@.com) Hilgrad yang dikutip oleh Nana
Syaodih Sukmadinata mengatakan bahwa “belajar dapat dirumuskan
sebagai perubahan perilaku yang relative permanent, yang terjadi karena
pengalaman (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003:156).
Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan yang lazimnya
ditunjukkan oleh nilai yang diberikan oleh guru. (Poerwadarminta,
1984:730) Prestasi belajar disebut juga dengan hasil belajar atau
achievement yaitu realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan
potensional atau kapasitas yang dimiliki seseorang (Nana Syaodih
Sukmadinata, 2003:102).
3. Pendidikan Agama Islam
Dalam memahami Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari dua
sudut yaitu dari sisi yuridis dan dari sisi makna atau pendapat para ahli.
Secara makna atau pendapat para ahli Pendidikan Agama Islam diartikan
sebagai berikut:
a. Zakiah Daradjat
Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran agama
Islam secara menyeluruh. Kemudian dapt menghayati tujuan, yang
pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup. (Zakiah Daradjat, 1989: 87)
%
b. Ahmad Tafsir
Pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang
kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan
ajaran Islam. (Ahmad Tafsir,1994: 8)
c. Zuhairini
Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha secara sistematis
dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup
sesuai dengan ajaran Islam. (Zuhairini,1983: 27)
4. Metode Diskusi Partisipasi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa
sentraaktivitas yang dapat digunakan oleh siswa secara bergiliran sesuai
dengan jadwal yang sudah ditentukan. Kelebihan dari system moving class
ini adalah anak dapat belajar lebih bervariasi, memberikan anak untuk
bereksplorasi dengan percobaan aktivitas yang dilakukan.
Pengertian di atas belajar aktif juga merupakan pembelajaran yang
didalamnya terdapat teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas,
bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat, mempraktikkan
ketrampilan-ketrampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan,
bahkan membuat peserta didik agar dapat mengajar satu sama lain. Belajar
aktif dapat dilakukan oleh siapa saja dan dalam mata pelajaran apa saja,
baik yang pengalaman maupun pemula, yang mengajarkan informasi
konsep-konsep, dan ketrampilan-ketrampilan teknis dan non teknis.
Selain itu belajar aktif tidak hanya sebatas untuk teknikk-teknik
memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok kecil, merangsang
diskusi dan debat, mempraktikkan ketrampilan-ketrampilan, mendorong
adanya pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat pesrta didik agar dapat
mengajar satu sama lain (Mei Siberman, 2003. xv-xvi). Namun juga untuk
menambah gairah dan menunjukkan rasa hormat terhadap perbedaan
berbagai individu dan berbagai macam intelegensia.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang
11
kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,
serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut
dilakukan. (Abdul Mukhlis, 2000:3)
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian
tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari
Kemmis dan Taggart yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus
yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action
(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah
pada siklus berikutnya adalah pemcanaan yang sudah direvisi, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral
dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar
Penjelasan dari gambar alur di atas adalah :
a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran.
b. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran
model diskusi partisipatif.
c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat.
d. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari
pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada
siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran siklus 1 dan
siklus 2, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur
kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri
dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
dilaksanakan.
2. Subyek Penelitian
a. Siswa
Adapun yang menjadi subyek dari penelitian tersebut adalah
siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten
13
b. Guru
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru kelas
V sebagai teman sejawat.
3. Langkah-langkah/Siklus penelitian
Sesuai dengan yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian ini tidak hanya dilakukan satu tahapan atau langkah (siklus)
kegiatan melainkan beberapa kali kegiatan. Karena Penelitian Tindakan
Kelas adalah sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif
partisipatif, kolaboratif dan spiral yang memiliki tujuan untuk perbaikan
system metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi. (Suharsimi
Arikunto dkk, 2007:104)
Penelitian diawali dengan perencanaan tindakan {planning),
penerapan tindakan {action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan
hasil tindakan {observation and evaluation), dan melakukan refleksi
(reflekting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang
diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pelaksanaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. (Suharsimi Arikunto, 2002:136)
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
a. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
b. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan
sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.
Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian
hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar
mengajar.
c. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
1) Lembar observasi untuk mengamati kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran.
2) Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
d. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, tes formatif diberikan setiap akhir putaran. Adapun tes
formatif berupa tes tertulis adalah tes yang diberikan guru kepada
siswa untuk mengerjakan lembar soal yang tersedia yang terdiri dari
15
5. Pengumpulan Data
a. Metode observasi
Observasi artinya pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
fenomena-fenomena yang diselidiki menurut Jehoda dkk. Observasi
menjadi alat penyelidikan ilmiah jika :
1) Mengabdi pada tujuan-tujuan research yang telah dirumuskan
2) Direncanakan secara sistematik.
3) Dicatat dan dihubungkan secara sistematik dengan tidak hanya
dilakukan untuk memenuhi rasa ingin tahu semata-mata.
4) Dapat dicek dan dikontrol validitas, ketelitiannya sebagaimana data
ilmiah lainnya.(Sutrisno Hadi, 2001:136)
Dengan kata lain pengamatan yang dilakukan dalam
mengumpulkan data dengan mengamati, mencatat gejala yang diteliti
baik secara langsung dengan pendengaran, penglihatan dan secara
tidak langsung dengan menggunakan alat bantu tertentu.
b. Metode test
Tes ialah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. (S.Margono, 1997:170)
6. Analisis Data
Hasil test awal (pre-test) dan sesudah tindakan analisis dan
a. Tahap deskripsi yaitu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau
memaparkan data yang diperoleh.
b. Tahap klasifikasi yaitu tahap pengelompokkan data yang telah
didiskripsikan sesuai permasalahan.
c. Tahap analisis yaitu tahap menganalisis data berdasarkan teori-teori
yang ada. Dalam tahap ini membahas tentang tahap primer, kendala-
kendala yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala
tersebut.
d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai atau mengevaluasi terhadap hasil
interprestasi.
Sedangkan dalam perolehan nilai atau skor yang penulis gunakan
adalah:
a. Merekapitulasi hasil tes formatif.
b. Dengan melihat ketuntasan belajar.
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individu dan secara
klasikal, Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (Depdikbud, 2006), yaitu seorang siswa telah
tuntas belajar bila secara klasikal telah mencapai indikator 85% dengan
nilai rata-rata kelas 7,0 dan secara individu berdasarkan hasil rapat dewan
guru SDN 2 Bojonegoro menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu 6,5.
Dalam menerapkan hal tersebut peneliti menggunakan rumus :
M = £ -
17
Keterangan:
M = Rata-rata skor tercapai
X = Jumlah Nilai
N = Jumlah siswa. (Makmun Pitoyo: 2003:45)
Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar (P), dengan
menggunakan rumus sederhana: (Depdikbud, 1994: 8)
Y Siswa.yang.,tuntas.belajar
P = ^ ^ —jc100%
- S is w a
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi dalam
lima bab, setiap bab dibagi lagi menjadi beberapa sub bab sebagai perincian
atas bab perbab yang merupakan suatu gambaran yang mencerminkan isi
kandungan judul penelitian. Isi masing-masing sub bab menerangkan bagian-
bagian yang termaktub dalam isi bab. Pembagian ini dilakukan untuk
mempermudah pembahasan, telaah, analisis atas masalah-masalah yang lebih
mendalam serta sistematis sehingga mudah dipahami. Adapun sistematika
pembahasan tersebut adalah sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional/istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II berisi kajian teori yang terdiri dari prestasi belajar yang memuat
pengertian prestasi belajar, ukuran prestasi belajar, dan faktor-faktor yang
pengertian Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar Pendidikan Agama Islam,
tujuan Pendidikan Agama Islam, ruang lingkup Pendidikan Agama Islamdan
tarih, Metode diskusi partisipasi yang memuat tentang pengertian pengertian
metode diskusi partisipasi, kelebihan-kelebihan metode diskusi partisipasi,
kelemahan-kelemahan metode diskusi partisipasi, dan langkah-langkah dalam
penggunaan metode diskusi partisipasi.
Bab III yang Berisi tentang pelaksanaan penelitian yang terdiri dari
subyek penelitian, prosedur kerja dalam penelitian yang memuat; diskripsi
pelaksanaan siklus 1, Diskripsi pelaksanaan siklus 2, serta sumber data dan
cara pengambilan data.
Bab IV menguraikan deskripsi persiklus (data hasil
pengamatan/evaluasi), refleksi keberhasilan dan kegagalan, serta pembahasan
tiap siklus.
Bab V yang berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Hakekat Penelitian Tindakan Kelas
Sebuah penelitian yang mampu menawarkan cara dan prosedur baru
untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dan proses
belajar mengajar. Bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru
yang hanya dapat dimanfaatkan sebagai alat pengembangan kurikulum,
pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan
sebagainya.
Penelitian yang mampu menjembatani antara materi dan praktik.
Suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif, dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.
Tindakan-tindakan yang dilakukan sesuai dengan problema yang
dihadapi dalam rangka memberi solusi. Oleh karena itu, penelitian
Tindakan Kelas selalu meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, evaluasi,
dan refleksi. (Siti Farikhah, 2010:1)
2. Karakter Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas didesain untuk memecahkan suatu
problem yang dihadapi guru dalam praktik pembelajaran sehari-hari.
Problem pembelajaran ini didasari oleh guru. Persoalannya tidak semua
guru mampu melihat kelemahannya sendiri. Oleh karena itu sering
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan secara kolaboratif.
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan tindakan-tindakan
tertentu untuk memperbaiki proses belajara mengajar. Mengarah pada
4
perbaikan atau peningkatan mutu kineija guru, mengandalkan data
pengamatan dan refleksi peneliti, dan pengamatan dilakukan guru sendiri
(Siti Farikhah, 2010:2).
3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Adapun tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan dan atau memperbaiki praktek pembelajaran
b. Untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam
menangani proses belajar mengajar
c. Terjadinya proses latihan terus menerus dalam mengaplikasikan
berbagai tindakan alternative demi peningkatan proses belajar
mengajar.
d. Agar guru mendapatkan pengalaman tentang pengalaman tentang
ketrampilan praktek pembelajaran secara reflektif.
e. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaharuan system pembelajaran.
f. Untuk memperbaiki system (melibatkan administrasi, guru, orang tua,
dan pihak lain).
g. Untuk menjalin komunikasi yang efektif antara praktisi pendidikan
2 1
4. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Manfaat penelitian tindakan kelas meliputi:
a. Guru dapat mencoba berbagai alternatif inovasi pembelajaran sehingga
dapat mengelola pembelajaran secara efektif.
b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektif dalam memecahkan
masalah pembelajaran.
c. Guru terlatih dalam mengembangkan kurikulum secara relatif.
d. Guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya:terbuka pada
perubahan, krisis, reflektif, sensitif terhadap problem, adaptif terhadap
peraturan.
5. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Adapun prinsip-prinsip dasar dari Penelitian Tindakan Kelas adalah:
a. Proses Penelitian Tindakan Kelas tidak mengganggu tugas mengajar.
b. Masalah yang diteliti merupakan masalah yang faktual dan layak untuk
diteliti.
c. Penelitian Tindakan Kelas berorientasi pada perbaikan mutu
pendidikan dengan melakukan perubahan yang dituangkan dalam
tindakan.
d. Penelitian Tindakan Kelas merupakan proses belajar secara sistemik.
e. Penelitian Tindakan Kelas menuntut guru membuat jurnal
f. Dalam Penelitian Tindakan Kelas, guru melihat dan menilai sendiri
secara kritis terhadap apa yang dikerjakan di kelasnya (keterbukaan
merupakan kunci keberhasilan) (Siti Farikhah, 2010:3).
6. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
Tahap-tahap dari penelitian tindakan kelas yaitu : a. Melakukan survey
b. Mengidentifikasi permasalahan c. Merumuskan masalah dan penyebab d. Merencanakan tindakan
e. Melakukan pengamatan
f. Melakukan analisis dan refleksi g. Merencanakan siklus berikutnya
h. Menyusun laporan (Siti Farikhah, 2010:4).
7. Bentuk-bentuk Penelitian Tindakan Kelas
Adapun bentuk-bentuk dari Penelitian Tindakan Kelas adalah
sebagai berikut:
a. Guru sebagai peneliti
b. Penelitian tindakan kolaboratif
c. Simultan-terintegrasi
d. Administrasi sosial eksperimental (Siti Farikhah, 2010:5).
B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil baik yang dicapai. (Zulfajri Dkk,Tt:670)
Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan. (Tabrani Rusyan,1989:7). Prestasi
23
aktivitas. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik
berupa pengetahuan maupun berupa ketrampilan (www.pengaruh,
beasiswa terhadap prestasi.belajar.id.@.com) prestasi belajar berarti
penguasaan pengetahuan yang lazimnya ditunjukkan oleh nilai yang
diberikan oleh guru.(Poerwodarminto,1984: 730)
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Jadi prestasi belajar siswa
dapat diketahui setelah diadakan evaluasi, hasil dari evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Berdasakan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa
dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang
diperoleh dalam proses belajar mengajar,
b. Ukuran Prestasi Belajar
Pengukuran dari hasil atau prestasi belajar siswa disesuaikan
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), standar kenaikan kelas,
dan Standar Kriteria Kelulusan (SKL) yang telah ditetapkan pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Belajar adalah tingkat
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
oleh siswa per mata pelajaran. Penentuan kriteria ketuntasan minimal
(kepentingan) pencapaian standar kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa; (2) tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap
indikator pencapaian kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa;
(3) tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa di madrasah; dan (4)
ketersediaan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran.
Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 72 ayat 1 tentang
Standar Nasional Pendidikan, maka peserta didik dinyatakan lulus
sekolah apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang ada di
sekolah.
2) Memperoleh nilai baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran, kelompok mata pelajaram agama dan akhlak mulia,
kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan kelompok mata
pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
3) Lulus ujian akhir sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4) Lulus ujian nasional atau UASBN.
c. Faktor yang Mempengaruhi Prastasi Belajar
Keberhasilan atau prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau diluar
dirinya atau lingkungannya. Di bawah ini akan peneliti jelaskan secara
25
1) Faktor-faktor dalam diri individu
Banyak faktor yang ada pada diri individu atau siswa yang
mempengaruhi usaha dan keberhasilan atau prastasi belajarnya.
Faktor-faktor tersebut menyangkut aspek jasmaniah, aspek
rohaniah, (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003 :162) kondisi
intelektual, dan ketrampilan yang dari individu (siswa).
a) Aspek jasmaniah
Aspek ini mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari
individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda, ada
yang tahan belajar selama lima atau enan jam terus-menerus,
tetapi ada juga yang hanya tahan satu dua jam saja. Kondisi
fisik menyangkut pula kelengkapan dan kesehatan indra
penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan
pencecapan. Indra yang paling penting dalam belajar adalah
penglihatan dan pendengaran. Sesorang yang penglihatan atau
pendengarannya kurang baik akan berpengaruh kurang baik
pula terhadap usaha dan hasil belajarnya. Kesehatan merupakan
syarat mutlak bagi keberhasilan atau prestasi belajar.
b) Aspek rohaniah (psikis)
Aspek rohaniah tidak kalah pentingnya dalam beajar
ataupun pencapaian prestasi belajar dengan aspek jasmaniah.
Aspek psikis menyangkut kondisi kesehatan psikis,
kondisi afektif individu termasuk juga motivasi dalam belajar.
Untuk kelancaran belajar bukan hanya ditunut kesehatan tetapi
juga yang terbebas dari tekanan-tekanan batin yang mendalam,
gangguan-gangguan perasaan, kebiasaan-kebiasaan buruk yang
menggangu, frustasi, konflik-konflik psikis. Individu (siswa)
yang sehat rohaniahnya akan merasakan ketenangan dalam
mengikuti proses belajarnya sehingga ia dapat mencapai
keberhasilan atau prestasi belajar yang baik.
c) Kondisi Intelektual
Kondisi ini juga sangat berpengaruh terhadap prestasi
atau keberhasilan belajar. Kondisi ini menyangkut tingkat
kecerdasan, bakat-bakat, baik bakat sekolah maupun bakat
pekeijaan. Juga termasuk kondisi intelektual adalah penguasaan
siswa akan pengetahuan atau pelajaran-pelajarannya yang lalu.
d) Ketrampilan yang dimilikinya
Keberhasilan atau prestasi belajar juga dipengaruhi oleh
ketrampilan-ketrampilan yang dimilikinya, seperti ketrampilan
membaca, berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan
tugas-tugas, dan lain sebagainya. Ketrampilan-ketrampilan
tersebut merupakan hasil belajar sebelumnya.
2) Faktor-faktor lingkungan
Prestasi atau keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi
27
sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003:163).
a) Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama
dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses
belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor
fisik dan sosial psikologis yang ada pada keluarga sangat
berpengaruh terhadap perkembangan sampai dengan prestasi
belajar anak. Termasuk faktor fisik dalam lingkungan keluarga
adalah keadaan rumah dan mangan tempat belajar, sarana dan
prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah apakah
tenang atau banyak kegaduhan, juga suasana lingkungan
disekitar rumah.
Keluarga yang memiliki banyak sumber bacaan dan
anggota-anggota keluarganya gemar belajar dan membaca akan
memberikan dukungan yang positif terhadap perkembangan
belajar dari anak. Sebaliknya keluarga yang miskin dengan
sumber bacaan dan tidak senang membaca kurang atau tidak
bisa mendorong anak-anaknya untuk senang membaca.
b) Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting
bagi perkembangan dan prestasi belajar para siswa.
lingkungan kampus, sarana prasarana belajar yang ada, sumber-
sumber belajar, media belajar, dan sebagainya. Lingkungan
sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan teman-
temannya, guru serta staf sekolah yang lain. Lingkungan juga
menyangkut lingkungan akademis, yaitu suasana dan
pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, berbagai kegiatan
kurikuler, dan lain sebagainya.
Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memilki
sarana dan prasarana yang memadai, terkelola dengan baik,
diliputi suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong
semangat belajar para siswanya,
c) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat di mana siswa atau individu
berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas
belajarnya. Lingkungan masyarakat dimana warganya memiliki
latar belakang pendidikan yang cukup, terhadap lembaga-
lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya
akan memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat,
perkembangan dan prestasi belajar generasi mudanya.
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Untuk memahami Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari dua
29
ahli. Secara makna atau pendapat para ahli Pendidikan Agama Islam
diartikan sebagai berikut :
1) Zakiah Daradjat
Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina
dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami
ajaran agama Islam secara menyeluruh. Kemudian dapt
menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan Islam sebagai pandangan hidup (Zakiah Daradjat, 1989:
87).
2) H. Mansyur
Pendidikan Agama adalah usaha sadar untuk menyiapkan
generasi muda dalam meyakini, memahami, mengahayati ajaran
agama melalui kegiatan bimbingan, didikan atau latihan (Mansyur,
1985:1)
3) H. Hamdani Ihsan
Pendidikan Agama adalah bimbingan jasmani, rohani
berdasarkan hukum-hukum agama (Hamdani Ihsan, 1985:15).
4) H. Zuhairini
Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha secara
sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya
5) Ahmad Tafsir
Pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang
kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai
dengan ajaran Islam.(Ahmad Tafsir, 1994: 8).
Dengan demikian Pendidikan Agama Islam adalah adanya proses
trasfer nilai, pengetahuan, dan ketrampilan dari generasi tua ke
generasi muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu,
ketika menyebut pendidikan Islam, maka terdapat dua hal yaitu;
pertama adalah mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-
nilai atau akhlak Islam. Kedua adalah mendidik siswa untuk
mempelajari materi ajaran Islam, yang berupa pengetahuan tentang
ajaran Islam.
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, sehingga mengimani, ajaran agama Islam dibarengi
dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan atar umat beragama hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa.(Diknas, 2002: 3)
Secara yuridis bisa dilihat dari rumusan dari Udang-undang RI
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah:
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
31
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta tanggungjawab. (Undang-undang RI
Nomor 20, 2003:8)
Pendidikan di Indonesia adalah bertujuan mempersiapkan
manusia Indonesia menuju masyarakat madani yang diridhai Tuhan.
Manusia yang memiliki sikap dan wawasan keimanan dan akhlak
tinggi, kreatif mandiri, toleransi, keija keras, serta menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia. Inilah yang semestinya tujuan dari segala
aktifitas pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia. Oleh karena itu,
tujuan pendidikan selalu dikaitkan dengan unsur filsafat dan
budayanya suatu bangsa yang dominan.
Melihat dari rumusan di atas, nampak bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang religius dan bekeija keras, serta mandiri dan juga
menjadi warga negara yang baik, dan diharapkan tidak ketinggalan
dengan dunia perkembangan global. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah membnetuk manusia
yang beriman, berilmu dan berteknologi serta mampu berkiprah di
dunia global. Hal ini merupakan garapan dari tujuan pendidikan yang
mempunyai basis agama, maka Pendidikan Agama Islam merupakan
hal yang penting yang diajarkan disekolah-sekolah sebagai langkah
awal untuk membentuk manusia yang bertaqwa dan bernegara yang
b. Dasar Pendidikan Agama Islam
Adapun dasar atau landasan penyelenggaraan Pendidikan Agama
Islam di sekolah dapat ditinjau dari beberapa aspek, di antaranya
adalah aspek normatif, aspek psikologis, aspek historis, dan aspek
yuridis (Thoha,1998:32).
1) Aspek Normatif
Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang secara langsung atau tidak
langsung mewajibkan umat Islam melaksanakan pendidikan,
khususnya pendidikan Agama. Itulah yang dimaksud dasar
normatif pelaksanaan Pendidikan Agama Islam. Adapun kewajiban
melaksanakan Pendidikan Agama Islam itu ditujukan kepada:
a) Kewajiban bagi orang tua mendidik anaknya. Sebagaimana
Firman Allah SWT QS. at-Tahriim ayat 6 :
i j i I p ; a y j f
Z '■& ! 'i
jl is , i i f c
I~k s jU ijj
.q. ✓ 9 * i ' ' J / /
@
Ov*L»
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan ” (Departemen Agama RI, 1994: 951).
b) Kewajiban bagi setiap muslim untuk belajar agama.
33
^ J
k # 'j*
S $
i
£ 4 o
0
lij J*4*& Ij j ^ j ( j
^ J j
Artinya : “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (Departemen Agama RI, 1994: 301).
c) Kewajiban mengajarkan agama kepada orang lain.
Sebagaimana Firman Allah SWT QS. Ali Imran ayat 104 :
/ .
'f■
», «•
*’ "
j -■
“
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung’’ (Departemen Agama RI,1994: 93).
2) Aspek Psikologis
Menurut ilmu jiwa agama, agama merupakan fenomena
kehidupa manusia, karena agama mempunyai pengaruh yang
sangat besar pada sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup
manusia pada umumnya (Thoha, 1998:39).
Apek kejiwaan dari agama tidaklah lengkap kalau tidak
menyatakan bahwa dorongan beragama merupakan dorongan yang
alamiah. Sebagaimana firman Allah QS. Ar-Rum ayat 30 :
' j j j a i
(jjt
Aiiio
»JabU^>-
ilgjK}
j
L
iiir
j£u*s
© 0* 2
*'S
Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Departemen Agama RI,1994: 645).
Dalam ayat ini Allah mengemukakan bahwa dalam fitrah
manusia, yakni dalam penciptaan dan tabiat dirinya terdapat
kesiapan alamiah untuk memahami keindahan ciptaan Allah dan
menjadikannya sebagai bukti tentang adanya Allah dan keesaan-
Nya (Najati, 1985:40).
3) Aspek Historis
Berdasarkan sejarah, agama Islam tumbuh dan berkembang
bersamaan dengan datangnya Islam, hal ini teijadi sejak Nabi
Muhammad SAW mendakwahkan ajaran agama Islam kepada
masyarakat di sekitarnya yang dilaksanakan secara bertahap, mulai
dari keluarganya, sahabatnya, kemudian masyarakat sekitarnya.
Ajaran dakwah Nabi tidak terlepas dari pendidikan Islam,
karena tugas utama Nabi ialah dakwah (menyeru) manusia agar
35
mau masuk Islam, sebagaimana tersebut dalam firman Allah QS.
Saba’ ayat 28 :
Artinya : “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui” (Departemen Agama RI, 1994: 688).
Untuk tugas dakwah ajaran-ajaran Islam harus disampaikan,
agar difahami, dihayati dan selanjutnya dapat diamalkan. Proses
dari penyampaian ajaran sampai pemahaman, penghayatan dan
pengamalan, itulah yang disebut pendidikan Islam. Dalam
rentangan sejarah yang panjang, di mana dunia Islam semakin luas
teijadilah proses Islamisasi dan sekaligus pendidikan Islam bagi
bangsa-bangsa non Arab hingga sampai ke Indonesia.
4) Aspek Yuridis
Aspek yuridis merupakan kekuatan hukum dalam
pelaksanaan pendidikan agama. Karena Indonesia adalah negara
hukum, maka seluruh aspek kehidupan manusia termasuk kegiatan
pendidikan agama harus didasarkan pada hukum (undang-undang)
yang berlaku. Untuk itu perlu ditinjau hal-hal yang berkaitan
Islam. Dalam hal ini ada dua landasan yaitu landasan idiil dan
landasan operasional (Thoha,1998:59).
a) Landasan Idiil
Terwujudnya kehidupan beragama bagi seluruh rakyat
Indonesia menjadi suatu cita-cita (Idiil) para pendiri Republik.
Cita-cita itu dituangkan dalam UUD 1945, sehingga dapat
disebut sebagai landasan idiil, yang mengandung nilai-nilai
dasar.
Pancasila dan UUD 1945 merupakan landasan idiil dan
konstitusional bagi kehidupan beragama. Karena pancasila
merupakan sumber segala sumber hukum dan UUD 1945
merupakan dasar hukum yang baru merupakan aturan-aturan
pokok, maka untuk operasionalnya diperlukan aturan-aturan
penyelenggaraan dari aturan pokok tersebut, yang selanjutnya
disebut landasan operasional.
b) Landasan Operasional
Landasan operasional merupakan dasar yang secara
langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama di lembaga-
lembaga pendidikan formal maupun non formal yang ada di
Indonesia. Adapun undang-undang terbaru yang memuat
tentang pendidikan agama yaitu Undang-Undang Nomor 20
37
3. Materi Tarikh/Sejarah
a. Pengertian Tarikh/Sejarah
Tarikh artinya catatan tentang perhitungan tanggal, hari, bulan
dan tahun. Lebih populer dan sederhana diartikan sebagai sejarah atau
riwayat. Sejarah sendiri secara etimologis berasal dari kata arab
“syajarah” yang mempunyai arti “pohon kehidupan” dan yang kita
kenal didalam bahasa ilmiyah yakni History (Yatim, 2005).
b. Karateristik Tarikh/Sejarah
Karakteristik sejarah dengan disiplinnya dapat dilihat
berdasarkan tiga orientasi (http://www.google.com.pengertian
sejarah_peradaban_ Islam):
1) Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian,
peristiwa peristiwa dan keadaan manusia dalam masa lampau
dalam kaitannya dengan keadaan masa kini.
2) Sejarah merupakan pengetahuan tentang hokum hukum yang
tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang di peroleh
melalui penyelidikan dan analisis atau peristiwa peristiwa masa
lampau.
3) Sejarah ssebagai falsafah yang di dasarkan kepada pengetahuan
tentang perubahan perubahan masyarakat, dengan kata lain sejarah
c. Manfaat Tarikh/Sejarah
Sejarah mempunyai arti penting dalam kehidupan begitu juga
sejarah mempunyai beberapa kegunaan, diantara kegunaan sejarah
antara lain (http://www.google.com.pengertiansejarah peradaban_
Islam):
1) Untuk keleatarian identitas kelompok dan memperkuat daya tahan
kelompok itu bagi kelangsungan hidup.
2) Sejarah berguna sebagi pengambilan pelajaran dan tauladan dari
contoh contoh di masa lampau, sehingga sejarah memberikan azas
manfaat secara lebih khusus demi kelangsungan hidup.
3) Sejarah berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai hidup dan
mati.
d. Materi Tarikh/Sejarah
Sesuai dengan bahasan pada Penelitian Tindakan Kelas, bahwa
subyek penelitian adalah siswa kelas lima. Materi tarikh/sejarah yang
ada pada kelas lima meliputi:
1) Kisah Nabi Ayyub AS.
2) Kisah Nabi Musa AS.
3) Kisah Nabi Isa AS.
C. Metode Diskusi Partisipasi
1. Pengertian Metode Diskusi Partisipasi
Istilah metode diskusi berasal dari kata “metode” dan “diskusi”.
39
berasal dari bahasa Latin ”meta” yang berarti melalui dan hodos yang
berarti jalan atau cara ke atau ke. Dalam bahasa Arab disebut ’’tariqah”
artinya jalan, cara, sistem dan ketertiban dalam mengerjakan sesuatu.
Sedangkan menurut istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur
suatu cita-cita.
Menurut Mahmud Yunus dalam Armai Arief (2002:87)
mengemukakan bahwa metode adalah jalan yang hendak ditempuh oleh
seseorang supaya sampai kepada tujuan tertentu baik dalam lingkungan
perusahaan/pemiagaan maupun dalam kepuasan ilmu pengetahuan dan
lainnya. Sedangkan Menurut Tayar Yusuf (2002:43), mengemukakan
bahwa metode adalah cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai
tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien.
Adapun beberapa ahli mendefinisikan, pengertian metode diskusi
sebagai berikut:
Kata diskusi berasal dari bahasa Latin yaitu: "discussus" yang berarti
"to examine; "investigate” (memeriksa, menyelidik). Discutstre berasal
dari akar kata dis dan cuture. ”Dis" artinya terpisah "cuture" artinya
menggoncang atau memukul (to shake atau strike), kalau diartikan maka
discuture ialah suatu pukulan yang dapat memisahkan sesuatu. Atau
dengan kata lain membuat sesuatu itu jelas dengan cara memecahkan atau
menguraikan sesuatu tersebut (to clear away by breaking up or cuturing).
Menurut Djamarah diskusi ialah cara penyajian pelajaran, dimana
pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan
dipecahkan bersama (Djamarah, Syaeful Bahri, 2006:87). Sedang menurut
Sugihartono dkk Metode diskusi merupakan metode pembelajaran melalui
pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk mampu
memecahkan masalah secara kelompok (Sugihartono, 2007:83). Metode
ini dapat mendorong siswa untuk mampu mengemukakan pendapat secara
konstruktif serta membiasakan siswa untuk bersikap toleran pada pendapat
orang lain.
Adapun langkah-langkah dalam diskusi partisipasi adalah sebagai
berikut:
a. Guru menyiapkan materi atau pokok bahasan yang akan di diskusikan
oleh siswa.
b. Guru memperhitungkan waktu yang akan diperlukan termasuk waktu
siswa untuk bertanya kepada guru.
c. Guru membagi kelompok siswa dalam diskusi.
d. Siswa mengikuti diskusi sesuai dengan bimbingan guru.
e. Siswa mengumpulkan hasil diskusi dalam kelompoknya, guru
menyimpulkan hasil diskusi.
Forum diskusi dapat diikuti oleh semua peserta didik di dalam kelas,
dapat pula dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil. Yang perlu
mendapatkan perhatian ialah para peserta didik berpartisipasi secara aktif
di dalam setiap forum diskusi. Semakin banyak peserta didik terlibat dan
41
pelajari. Peranan guru sangat penting sebagai fasilitator, semua peserta
didik yang ikut terlibat dalam diskusi mempunyai konsep yang sama
dalam menanggapi permasalahan dan yang tidak ambil bagian tidak
mempunyai nilai diskusi.
Jadi yang dimaksud dengan diskusi partisipasi adalah metode
pembelajaran aktif melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa
diminta untuk mampu memecahkan masalah secara kelompok dan semua
siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam pemecahan masalah
tersebut.
2. Manfaat Metode Diskusi Partisipasi
Menurut Syeful Sagala (2007:208), manfaat diskusi adalah sebagai
berikut:
a. Peserta didik memperoleh kesempatan untuk berfikir.
b. Peserta didik dapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan
aspirasinya secara bebas.
c. Peserta didik belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya.
d. Diskusi dapat menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan peserta didik.
e. Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dapat menghargai
pendapat orang lainjuga pelajaran relevan dengan kebutuhan
masarakat.
Maka diskusi apabila dilaksanakan dengan cermat dapat merupakan
cara belajar yang menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena
mengenai sesuatu, sehingga dapat pula mengurangi ketegangan-
ketegangan batin dan mendatangkan keputusan dalam mengembangkan
kebersamaan kelompok sosial.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi Partisipasi
Muhibbin Syah (2000:32), mendefinisikan bahwa metode diskusi
adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan
memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut
sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama
(socialized recitation). Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar
mengajar untuk : a) mendorong siswa berpikir kritis, b) mendorong siswa
mengekspresikan pendapatnya secara bebas, c) mendorong siswa
menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama, d)
mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama,
a. Kelebihan metode diskusi partisipasi sebagai berikut:
1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan
berbagai jalan.
2) Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat
diperoleh keputusan yang lebih baik.
3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain
sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap