• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI TARIH MELALUI METODE DISKUSI PARTISIPASI PADA SISW A KELAS V SDN 2 BOJONEGORO KEDU TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI TARIH MELALUI METODE DISKUSI PARTISIPASI PADA SISW A KELAS V SDN 2 BOJONEGORO KEDU TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

SDN 2 BOJONEGORO KEDU TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

S ID IK WIYOTO

NIM: 11408272

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)
(3)

Lampiran : 3 ( tiga) eksemplar Hal : Naskah Skripsi

An Sdr. SIDIK WIYOTO

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga Di

Salatiga

Assalamualaikum wr. wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirimkan naskah skripsi Saudara:

Nama : Sidik Wiyoto NIM : 11408272 Judul

Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Materi Tarih Melalui Metode Diskusi Partisipasi Pada Sisiwa Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011

Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut untuk segera diujikan dalam Sidang Munaqosyah Skripsi.

Demikian untuk menjadikan periksa.

Wassalamualaikum wr. wb.

(4)

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 2 Salatiga 50721, Telp.(0298) 323706,323433 Fax (0298) 323433 Salatiga 50721

W ebsite: www.stainsalatiga.ac.id. E-mail administrasi @stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Sidik Wiyoto NIM : 11408272 Judul Skripsi :

Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Tarih Melalui Metode Diskusi Partisipasi Pada Sisiwa Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011

Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga pada tanggal :

25 September 2010

Dan dapat diterimasebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Program Sarjana Strata I (SI) guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Tarbiyah.

Salatiga, 25 September 2010

(5)

VJ,

i- U

y> -

^

y*

i

y ^ x -h j ''J

^ A lJ I

l)i3 d —^

9

jv-$J d->sJ

a

UI ^ ^

)

L*_3

* |l •**

o j AiJl J S y i o - ^ P li}i ^ S l l t j p-AjJ^Aj j%-^ j^t-^ ^ ^3

( ( v?)) I C-w-^-"

A H Ii i y a :

“Maka disebabkan ralimal (lari Allah lull lumiti berlaku Icniali Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanbfh mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bcrimisyawarallah dengan mereka dalam urusan itu 12461.

Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad. Maka bcrtawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bcrtawakkal kepada-Nya”

Dengan penuh ketulusan hati

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

> Almamaterku tercin ta, STA IN

Salatiga

>

Istriku tercinta Aryati

> Anak-anakku tersayang

> Saudara dan rekan-rekan tercin ta

(6)

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 2 Salatiga 50721, Telp.(0298) 323706,323433 Fax (0298) 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiea.ac.id E-mail administrasi @stainsalatiga.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang

lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang

munaqosyah skripsi.

Demikian pernyataan keaslian tulisan ini dibuat oleh peneliti untuk dijadikan

bahan pertimbangan dan dimaklumi adanya.

Salatiga, Agustus 2010 t—--- Peneliti

Sidik Wivoto N IM :11408272

(7)

Puji syukur pada Illahi Rabbi yang senantiasa memberikan limpahan

kasih-Nya, Rahmat, dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Shalawat sertasalam penulis sanjungkan kepada Nabi

Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Materi Tarih Melalui Metode Diskusi Partisipasi Pada

Sisiwa Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran

2010/2011”, disusun untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu (S-l) dalam Ilmu Tarbiyah.

Penyusunan skripsi bisa selesai atas bimibngan dan bantuan beberapa

pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Salatiga.

2. Drs. Djoko Sutopo, selaku ketua Program S.l PAI Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

3. Dra. Siti Farikhah, M.Pd, selaku pembimbing yang telah memberi pengarahan

dan koreksi dalam penulisan skripsi ini.

4. Segenap Guru DS Negeri 2 Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung yang

telah memberikan ijin dalam penelitian ini.

5. Para dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

6. Segenap karyawan/pegawai di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Salatiga, yang telah memberikan layanan akademik kepada penulis selama

proses perkuliahan.

7. Kepala perpustakaan baik institut yang telah memberikan layanan dalam

memperoleh referensi.

8. Bapak dan ibu serta saudara-saudara penulis, teman-teman yang ikut

membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

(8)

Penulis tidak bisa membalas apa-apa hanya kata terima kasih yang sedalam-

dalamnya dan memanjatkan do’a semoga apa yang mereka berikan kepada penulis

akan mendapat balasan dari Allah SWT dan diterima sebagai amal saleh.

Meskipun dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha maksimal,

namun kehilafan dan kekurangan tetap ada. Untuk itu, tegur sapa serta saran yang

konstruktif sangat penulis harapkan.

Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga skripsi ini

bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, Juli 2010

Sidik Wivoto NIM. 11408272

(9)

Partisipasi Pada Siswa Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro, 2) Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro, 3) Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research)

sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V pada pemebalajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarikh. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II yaitu, siklus I (53,84 %), siklus II menjadi (82,05 %). Simpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarikh pada kelas V tersebut dengan menggunakan metode diskusi partisipasi terbukti efektif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi tarikh. Sehingga memberi kontribusi positif dalam peningkatan prestasi belajar siswa.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

KATA PENGANTAR... vi

ABSTRAK... vii

DAFTAR IS I... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Hipotesa Tindakan... 5

E. Kegunaan Penelitian... 6

F. Definisi Istilah/Operasional... 7

G. Metode Penelitian... 10

H. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II. KAJIAN TEORI A. Penelitian Tindakan Kelas ... 19

1. Hakekat Penelitian Tindakan K elas... 19

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ... 19

3. Tujuan Penelitian Tindakan K elas... 20

4. Manfaat Penelitian Tindakan K elas... 21

5. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan K elas... 21

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ... 22

1. Prestasi Belajar... 22

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 22

(11)

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 28

b. Dasar Pendidikan Agama Islam ... 32

3. Materi Tarikh/Sejarah... 37

a. Pengertian Tarikh/Sejarah... 37

b. Karateristik Tarikh/Sejarah... 37

c. Manfaat Tarikh/Sejarah... 38

d. Materi Tarikh/Sejarah... 38

C. Metode Diskusi Partisipasi... 38

1. Pengertian Metode Diskusi Partisipasi ... 38

2. Manfaat Metode Diskusi Partisipasi... 39

3. Kelebihan dan Kekurangan Diskusi Partisipasi... 42

4. Langkah-langkah Metode Diskusi Partisipasi ... 43

5. Prinsip-prinsip Diskusi Partisipasi... 43

D. Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Menggunakan Diskusi Partisipasi... 44

BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian... ... 45

B. Prosedur Kerja Dalam Penelitian... 45

1. Deskripsi Siklus I ... 47

2. Deskripsi Siklus I I ... 58

C. Sumber Data dan Cara Pengambilan D a ta ... 67

1. Sumber D ata... 67

2. Cara Pengambilan D ata... 68

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 70

1. Hasil Penelitian Siklus I ... 73

2. Hasil Penelitian Siklus II ... 75

B. Pembahasan Penelitian... 78

(12)

1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I ... 78

2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II ... 81

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan... 83

B. S aran ... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

Tabel 3.2 Nilai Tes Formatif Pada Siklus I ... 48

Tabel 3.3 Hasil observasi terhadap penampilan guru pada siklus I ... 50

Tabel 3.4 Hasil observasi untuk perhatian terhadap peserta didik yang

dilakukan oleh peneliti atau guru siklus I ... 2

Tabel 3.5 Hasil observasi untuk aktivitas terhadap peserta didik yang

dilakukan oleh peneliti atau guru siklus 1... 54

Tabel 3.6 Nilai Tes Formatif Pada Siklus II ... 59

Tabel 3.7 Hasil observasi terhadap penampilan guru pada siklus I I ... 61

Tabel 3.8 Hasil observasi untuk perhatian terhadap peserta didik yang

dilakukan oleh peneliti siklus I I ... 62

Tabel 3.9 Hasil observasi untuk aktivitas terhadap peserta didik yang

dilakukan oleh peneliti atau guru siklus II... 64

Tabel 4.1 Rekap Nilai Siklus I dan Siklus I I ... 70

Tabel 4.2 Kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang

tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani

kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari

pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro pada siklus 1 ... 71

Tabel 4.3 Kemampuan memahami materi Pendidikan Agama Islam tentang

tarikh/sejarah dengan kompetensi dasar siswa dapat meneladani

kisah nabi Musa as dan nabi Isa as dalam kehidupan sehari-hari

pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro pada siklus I I ... 73

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus... 86

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 90

3. Evaluasi Pembelajaran atau Soal Test Tertulis...94

4. Foto Sekolahan...98

5. Lembar Konsultasi Skripsi...99

5. Surat Keterangan Penelitian...100

6. Daftar Riwayat H idup... 101

(15)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan

potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal

dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan “bahwa setiap warga

Negara berhak mendapat pendidikan (Agustin, 2002:29) pendidikan dapat

diwujudkan melalui proses pembelajaran, dimana proses belajar mengajar

merupakan interaksi edukatif yang dilakukan oleh guru dan siswa didalam

situasi tertentu. Mengajar atau lebih spesifik lagi melaksanakan proses belajar

megajar bukanlah suatu pekeijaan yang mudah dan dapat terjadi begitu saja

tanpa direncanakan sebelumnya, akan tetapi mengajar merupakan suatu

kegiatan yang semestinya direncanakan dan didesain sedemikian rupa

mengikuti langkah-langkah dan prosedur tertentu. Dengan demikian

pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan. (Safrudin

Nurdin, 1999:85).

Hal tersebut diharapkan agar proses pembelajaran mampu menjadikan

suatu perubahan pola pikir peserta didik. Dan juga dapat menjadi transfers of

learning yaitu seberapa jauh apa yang didapat dalam proses pembelajaran

mampu bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari (Departemen Agama RI,

2005:37).

(16)

2

Harapan semua pihak proses belajar beijalan dengan baik tanpa ada hal

yang dapat menghambat keberhasilan dalam mencapai hasil yang diharapkan.

Namun banyak sekali hal yang dapat menghambat keberhasilan dalam proses

pembelajaran dalam menuju hasil yang sempurna. Salah satu masalah yang

teijadi adalah tingkat prestasi siswa yang kurang ketika berhadapan dengan

materi yang memerlukan daya ingat lebih. Terutama mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam khususnya materi tentang tarih. Dimana tujuan

Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya peserta didik yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT,berbudi pekerti yang luhur (berakhlak mulia),

memiliki pengetahuan tentang ajaran pokok Agama Islam dan

mengamalkannya dalam tentang islam sehingga memadai baik untuk

kehidupan bermasyarakat maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi (Departemen Agama RI, 2005:37).

Secara umum dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung, siswa hanya

gemar mendengarkan keterangan dari guru, mensikapinya layaknya

mendengarkan sebuah dongeng, sehingga keaktifan, daya ingat, dan

pemahaman siswa cenderung pasif. Hal tersebut disebabkan oleh karena guru

hanya menggunakan metode atau strategi pembelajaran ceramah saja dengan

kata lain kurangnya kreatifitas dan inovasi seorang guru dalam proses

pembelajaran, sehingga diperlukan kreatifitas dan peipilihan strategi

(17)

meningkatkan hasil belajarnya dengan tingkat pemahaman dan daya ingat

yang lebih aktif.

Menurut Anton Noomia (2006:18), ada beberapa hal yang harus

dijawab ketika akan menyampaikan materi pembelajaran agar apa yang

disampaikan dapat mengena serta diterima dengan baik oleh siswa:

1. Apa cara terbaik untuk menyampaikan dan membelajarkan banyak konsep

di kelas sehingga semua murid dapat tetap mengingat informasi yang

didapatnya dan menggunakannya?.

2. Bagaimana masing-masing kegiatan belajar mengajar dapat dipahami

sebagai bagian-bagian yang saling terkait dan membangun satu sama lain?.

3. Bagaimana seorang guru dapat mengkomunikasikan secara efektif dengan

murid-muridnya yang mempertanyakan apa alasan, arti, dan relevansi dari

apa yang mereka pelajari?.

4. Bagaimana kita dapat membuka pikiran siswa dalam kelas sehingga

mereka dapat mempelajari konsep dan teknik yang akan membuka pintu

kesempatan sepanjang hidup mereka?.

Seperti apa yang dipertanyakan oleh Anton Noomia, maka hal tersebut

perlu diperhatikan bagi seorang yang akan menyampaikan materi. Relevasi

dalam menyampaikan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi

tentang tarih adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif melalui

metode diskusi partisipasi.

Secara teori strategi ini menuntut siswa untuk belajar secara aktif,

(18)

4

yang akan dipertanggung jawabkan yakni menjelaskan dengan siswa yang

lain. Tuntutan inilah yang melatar belakangi peneliti untuk menerapkan

metode diskusi partisipasi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

tingkat sekolah dasar, untuk menjawab beberapa masalah yang timbul pada

saat materi ini dibelajarkan.

Penerapan metode diskusi partisipasi tentunya akan dapat menjawab

permasalahan yang teijadi, oleh karena itu perlu diuji cobakan penerapan

strategi pembelajaran tersebut untuk diketahui manfaatnya bagi proses dan

hasil pembelajaran. Untuk memahami permasalahan tersebut perlu kiranya

dikaji melalui Penelitian tindakan Kelas (PTK).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perlu dilakukan

penelitian tentang “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Materi Tarih Melalui Metode Diskusi Partisipasi Pada Siswa

Kelas V SDN 2 Bojonegoro Kedu Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang permasalahan di atas dapat dirumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah penerapan metode diskusi partisipasi dapat meningkatkan

perhatian siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi

tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro?

2. Apakah penerapan metode diskusi partisipasi dapat meningkatkan aktivitas

siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih

(19)

3. Apakah penerapan metode diskusi partisipasi dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi

tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam kegiatan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam

meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro.

2. Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam

meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro.

3. Untuk mengetahui penerapan metode diskusi partisipasi dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam materi tentang tarih kelas V SDN 2 Bojonegoro.

D. Hipotesa Tindakan

Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.”

(Suharsini Arikunto: 1999: 67) Hipotesis adalah “dugaan sementara yang

mungkin benar, atau mungkin salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau

palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan” (Sutrisno Hadi, 1981:

(20)

6

Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis

adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian,

yang mungkin benar atau mungkin salah, hipotesis ini akan diterima jika benar

dan ditolak jika salah. Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

1. Terdapat peningkatan perhatian siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam materi tentang tarih pada siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro.

2. Terdapat peningkatan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih pada siswa kelas V SDN 2

Bojonegoro.

3. Penerapan metode diskusi partisipasi dan portofolio dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa materi tentang tarih pada siswa kelas V SDN 2

Bojonegoro.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan atau manfaat dari penelitian tindakan kelas ini adalah

sebagai berikut:

1. Secara Teoritik

a. Hasil Penelitian dapat dimanfaatkan sebagai referensi atau acuan yang

dapat dijadikan pedoman oleh para guru dalam menyampaikan materi

Pendidikan Agama Islam materi tentang tarih.

b. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar bagi

(21)

2. Secara Praktik

a. Dengan mengetahui para guru sekolah dasar saat menyampaikan

materi Pendidikan Agama Islam materi tentang tarili dengan

menggunakan metode diskusi partisipasi diharapkan dapat

meningkatkan mutu pengajaran lebih lanjut.

b. Dengan mengetahui hasil penelitian apabila terdapat hasil yang negatif

atau adanya kekurangan dalam menyampaikan materi dengan

menggunakan metode metode diskusi partisipasi maka bagi para guru

sekolah dasar untuk dapat menghindari adanya kesalahan dan lebih

meningkatkan serta memacu untuk lebih kreatif dalam menyampaikan

materi kepada anak didik.

F. Defini Istilah/Operasional

Judul penelitian ini didukung oleh beberapa definisi yang perlu dibahas

sebagai pegangan untuk kajian lebih lanjut, dari beberapa definisi tersebut

antara la in :

1. Peningkatan

Peningkatan/meningkatkan ialah menaikkan drajat (taraf) dan

sebagainya.(WJS Poerwadarminta,1984:1078) Adapun yang peneliti

maksudkan adalah meningkatkan meningkatkan mutu mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam khususnya materi tentang tarih.

2. Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil baik yang dicapai.(Zulfajri Dkk,Tt:670) Prestasi

(22)

8

Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa

pengetahuan maupun berupa ketrampilan. (http://www.pengaruh beasiswa

terhadap prestasi. belajar.id.@.com) Hilgrad yang dikutip oleh Nana

Syaodih Sukmadinata mengatakan bahwa “belajar dapat dirumuskan

sebagai perubahan perilaku yang relative permanent, yang terjadi karena

pengalaman (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003:156).

Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan yang lazimnya

ditunjukkan oleh nilai yang diberikan oleh guru. (Poerwadarminta,

1984:730) Prestasi belajar disebut juga dengan hasil belajar atau

achievement yaitu realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan

potensional atau kapasitas yang dimiliki seseorang (Nana Syaodih

Sukmadinata, 2003:102).

3. Pendidikan Agama Islam

Dalam memahami Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari dua

sudut yaitu dari sisi yuridis dan dari sisi makna atau pendapat para ahli.

Secara makna atau pendapat para ahli Pendidikan Agama Islam diartikan

sebagai berikut:

a. Zakiah Daradjat

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan

mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran agama

Islam secara menyeluruh. Kemudian dapt menghayati tujuan, yang

pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai

pandangan hidup. (Zakiah Daradjat, 1989: 87)

%

b. Ahmad Tafsir

Pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang

kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan

ajaran Islam. (Ahmad Tafsir,1994: 8)

c. Zuhairini

Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha secara sistematis

dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup

sesuai dengan ajaran Islam. (Zuhairini,1983: 27)

4. Metode Diskusi Partisipasi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa

(23)

sentraaktivitas yang dapat digunakan oleh siswa secara bergiliran sesuai

dengan jadwal yang sudah ditentukan. Kelebihan dari system moving class

ini adalah anak dapat belajar lebih bervariasi, memberikan anak untuk

bereksplorasi dengan percobaan aktivitas yang dilakukan.

Pengertian di atas belajar aktif juga merupakan pembelajaran yang

didalamnya terdapat teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas,

bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat, mempraktikkan

ketrampilan-ketrampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan,

bahkan membuat peserta didik agar dapat mengajar satu sama lain. Belajar

aktif dapat dilakukan oleh siapa saja dan dalam mata pelajaran apa saja,

baik yang pengalaman maupun pemula, yang mengajarkan informasi

konsep-konsep, dan ketrampilan-ketrampilan teknis dan non teknis.

Selain itu belajar aktif tidak hanya sebatas untuk teknikk-teknik

memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok kecil, merangsang

diskusi dan debat, mempraktikkan ketrampilan-ketrampilan, mendorong

adanya pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat pesrta didik agar dapat

mengajar satu sama lain (Mei Siberman, 2003. xv-xvi). Namun juga untuk

menambah gairah dan menunjukkan rasa hormat terhadap perbedaan

berbagai individu dan berbagai macam intelegensia.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang

(24)

11

kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut

dilakukan. (Abdul Mukhlis, 2000:3)

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian

tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari

Kemmis dan Taggart yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus

yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah

pada siklus berikutnya adalah pemcanaan yang sudah direvisi, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan

tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral

dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar

(25)

Penjelasan dari gambar alur di atas adalah :

a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat

pembelajaran.

b. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta

mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran

model diskusi partisipatif.

c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat.

d. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari

pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada

siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran siklus 1 dan

siklus 2, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur

kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri

dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran

dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah

dilaksanakan.

2. Subyek Penelitian

a. Siswa

Adapun yang menjadi subyek dari penelitian tersebut adalah

siswa kelas V SDN 2 Bojonegoro Kecamatan Kedu Kabupaten

(26)

13

b. Guru

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru kelas

V sebagai teman sejawat.

3. Langkah-langkah/Siklus penelitian

Sesuai dengan yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian ini tidak hanya dilakukan satu tahapan atau langkah (siklus)

kegiatan melainkan beberapa kali kegiatan. Karena Penelitian Tindakan

Kelas adalah sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif

partisipatif, kolaboratif dan spiral yang memiliki tujuan untuk perbaikan

system metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi. (Suharsimi

Arikunto dkk, 2007:104)

Penelitian diawali dengan perencanaan tindakan {planning),

penerapan tindakan {action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan

hasil tindakan {observation and evaluation), dan melakukan refleksi

(reflekting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang

diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pelaksanaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah. (Suharsimi Arikunto, 2002:136)

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

(27)

a. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

b. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan

sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.

Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian

hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar

mengajar.

c. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

1) Lembar observasi untuk mengamati kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran.

2) Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

d. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai, tes formatif diberikan setiap akhir putaran. Adapun tes

formatif berupa tes tertulis adalah tes yang diberikan guru kepada

siswa untuk mengerjakan lembar soal yang tersedia yang terdiri dari

(28)

15

5. Pengumpulan Data

a. Metode observasi

Observasi artinya pengamatan dan pencatatan dengan sistematik

fenomena-fenomena yang diselidiki menurut Jehoda dkk. Observasi

menjadi alat penyelidikan ilmiah jika :

1) Mengabdi pada tujuan-tujuan research yang telah dirumuskan

2) Direncanakan secara sistematik.

3) Dicatat dan dihubungkan secara sistematik dengan tidak hanya

dilakukan untuk memenuhi rasa ingin tahu semata-mata.

4) Dapat dicek dan dikontrol validitas, ketelitiannya sebagaimana data

ilmiah lainnya.(Sutrisno Hadi, 2001:136)

Dengan kata lain pengamatan yang dilakukan dalam

mengumpulkan data dengan mengamati, mencatat gejala yang diteliti

baik secara langsung dengan pendengaran, penglihatan dan secara

tidak langsung dengan menggunakan alat bantu tertentu.

b. Metode test

Tes ialah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat

dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. (S.Margono, 1997:170)

6. Analisis Data

Hasil test awal (pre-test) dan sesudah tindakan analisis dan

(29)

a. Tahap deskripsi yaitu tahap dimana peneliti mendiskripsikan atau

memaparkan data yang diperoleh.

b. Tahap klasifikasi yaitu tahap pengelompokkan data yang telah

didiskripsikan sesuai permasalahan.

c. Tahap analisis yaitu tahap menganalisis data berdasarkan teori-teori

yang ada. Dalam tahap ini membahas tentang tahap primer, kendala-

kendala yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala

tersebut.

d. Tahap evaluasi yaitu tahap menilai atau mengevaluasi terhadap hasil

interprestasi.

Sedangkan dalam perolehan nilai atau skor yang penulis gunakan

adalah:

a. Merekapitulasi hasil tes formatif.

b. Dengan melihat ketuntasan belajar.

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individu dan secara

klasikal, Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (Depdikbud, 2006), yaitu seorang siswa telah

tuntas belajar bila secara klasikal telah mencapai indikator 85% dengan

nilai rata-rata kelas 7,0 dan secara individu berdasarkan hasil rapat dewan

guru SDN 2 Bojonegoro menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu 6,5.

Dalam menerapkan hal tersebut peneliti menggunakan rumus :

M = £ -

(30)

17

Keterangan:

M = Rata-rata skor tercapai

X = Jumlah Nilai

N = Jumlah siswa. (Makmun Pitoyo: 2003:45)

Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar (P), dengan

menggunakan rumus sederhana: (Depdikbud, 1994: 8)

Y Siswa.yang.,tuntas.belajar

P = ^ ^ —jc100%

- S is w a

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi dalam

lima bab, setiap bab dibagi lagi menjadi beberapa sub bab sebagai perincian

atas bab perbab yang merupakan suatu gambaran yang mencerminkan isi

kandungan judul penelitian. Isi masing-masing sub bab menerangkan bagian-

bagian yang termaktub dalam isi bab. Pembagian ini dilakukan untuk

mempermudah pembahasan, telaah, analisis atas masalah-masalah yang lebih

mendalam serta sistematis sehingga mudah dipahami. Adapun sistematika

pembahasan tersebut adalah sebagai berikut:

Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi

operasional/istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II berisi kajian teori yang terdiri dari prestasi belajar yang memuat

pengertian prestasi belajar, ukuran prestasi belajar, dan faktor-faktor yang

(31)

pengertian Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar Pendidikan Agama Islam,

tujuan Pendidikan Agama Islam, ruang lingkup Pendidikan Agama Islamdan

tarih, Metode diskusi partisipasi yang memuat tentang pengertian pengertian

metode diskusi partisipasi, kelebihan-kelebihan metode diskusi partisipasi,

kelemahan-kelemahan metode diskusi partisipasi, dan langkah-langkah dalam

penggunaan metode diskusi partisipasi.

Bab III yang Berisi tentang pelaksanaan penelitian yang terdiri dari

subyek penelitian, prosedur kerja dalam penelitian yang memuat; diskripsi

pelaksanaan siklus 1, Diskripsi pelaksanaan siklus 2, serta sumber data dan

cara pengambilan data.

Bab IV menguraikan deskripsi persiklus (data hasil

pengamatan/evaluasi), refleksi keberhasilan dan kegagalan, serta pembahasan

tiap siklus.

Bab V yang berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran

(32)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Hakekat Penelitian Tindakan Kelas

Sebuah penelitian yang mampu menawarkan cara dan prosedur baru

untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dan proses

belajar mengajar. Bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru

yang hanya dapat dimanfaatkan sebagai alat pengembangan kurikulum,

pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan

sebagainya.

Penelitian yang mampu menjembatani antara materi dan praktik.

Suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif, dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan

praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.

Tindakan-tindakan yang dilakukan sesuai dengan problema yang

dihadapi dalam rangka memberi solusi. Oleh karena itu, penelitian

Tindakan Kelas selalu meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, evaluasi,

dan refleksi. (Siti Farikhah, 2010:1)

2. Karakter Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas didesain untuk memecahkan suatu

problem yang dihadapi guru dalam praktik pembelajaran sehari-hari.

Problem pembelajaran ini didasari oleh guru. Persoalannya tidak semua

(33)

guru mampu melihat kelemahannya sendiri. Oleh karena itu sering

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan secara kolaboratif.

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan tindakan-tindakan

tertentu untuk memperbaiki proses belajara mengajar. Mengarah pada

4

perbaikan atau peningkatan mutu kineija guru, mengandalkan data

pengamatan dan refleksi peneliti, dan pengamatan dilakukan guru sendiri

(Siti Farikhah, 2010:2).

3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Adapun tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan dan atau memperbaiki praktek pembelajaran

b. Untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam

menangani proses belajar mengajar

c. Terjadinya proses latihan terus menerus dalam mengaplikasikan

berbagai tindakan alternative demi peningkatan proses belajar

mengajar.

d. Agar guru mendapatkan pengalaman tentang pengalaman tentang

ketrampilan praktek pembelajaran secara reflektif.

e. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaharuan system pembelajaran.

f. Untuk memperbaiki system (melibatkan administrasi, guru, orang tua,

dan pihak lain).

g. Untuk menjalin komunikasi yang efektif antara praktisi pendidikan

(34)

2 1

4. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Manfaat penelitian tindakan kelas meliputi:

a. Guru dapat mencoba berbagai alternatif inovasi pembelajaran sehingga

dapat mengelola pembelajaran secara efektif.

b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektif dalam memecahkan

masalah pembelajaran.

c. Guru terlatih dalam mengembangkan kurikulum secara relatif.

d. Guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya:terbuka pada

perubahan, krisis, reflektif, sensitif terhadap problem, adaptif terhadap

peraturan.

5. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Adapun prinsip-prinsip dasar dari Penelitian Tindakan Kelas adalah:

a. Proses Penelitian Tindakan Kelas tidak mengganggu tugas mengajar.

b. Masalah yang diteliti merupakan masalah yang faktual dan layak untuk

diteliti.

c. Penelitian Tindakan Kelas berorientasi pada perbaikan mutu

pendidikan dengan melakukan perubahan yang dituangkan dalam

tindakan.

d. Penelitian Tindakan Kelas merupakan proses belajar secara sistemik.

e. Penelitian Tindakan Kelas menuntut guru membuat jurnal

(35)

f. Dalam Penelitian Tindakan Kelas, guru melihat dan menilai sendiri

secara kritis terhadap apa yang dikerjakan di kelasnya (keterbukaan

merupakan kunci keberhasilan) (Siti Farikhah, 2010:3).

6. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

Tahap-tahap dari penelitian tindakan kelas yaitu : a. Melakukan survey

b. Mengidentifikasi permasalahan c. Merumuskan masalah dan penyebab d. Merencanakan tindakan

e. Melakukan pengamatan

f. Melakukan analisis dan refleksi g. Merencanakan siklus berikutnya

h. Menyusun laporan (Siti Farikhah, 2010:4).

7. Bentuk-bentuk Penelitian Tindakan Kelas

Adapun bentuk-bentuk dari Penelitian Tindakan Kelas adalah

sebagai berikut:

a. Guru sebagai peneliti

b. Penelitian tindakan kolaboratif

c. Simultan-terintegrasi

d. Administrasi sosial eksperimental (Siti Farikhah, 2010:5).

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil baik yang dicapai. (Zulfajri Dkk,Tt:670)

Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungan. (Tabrani Rusyan,1989:7). Prestasi

(36)

23

aktivitas. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik

berupa pengetahuan maupun berupa ketrampilan (www.pengaruh,

beasiswa terhadap prestasi.belajar.id.@.com) prestasi belajar berarti

penguasaan pengetahuan yang lazimnya ditunjukkan oleh nilai yang

diberikan oleh guru.(Poerwodarminto,1984: 730)

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Jadi prestasi belajar siswa

dapat diketahui setelah diadakan evaluasi, hasil dari evaluasi dapat

memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Berdasakan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa

prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa

dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang

diperoleh dalam proses belajar mengajar,

b. Ukuran Prestasi Belajar

Pengukuran dari hasil atau prestasi belajar siswa disesuaikan

dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), standar kenaikan kelas,

dan Standar Kriteria Kelulusan (SKL) yang telah ditetapkan pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Belajar adalah tingkat

pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

oleh siswa per mata pelajaran. Penentuan kriteria ketuntasan minimal

(37)

(kepentingan) pencapaian standar kompetensi yang harus dicapai oleh

siswa; (2) tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap

indikator pencapaian kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa;

(3) tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa di madrasah; dan (4)

ketersediaan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan

pembelajaran.

Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 72 ayat 1 tentang

Standar Nasional Pendidikan, maka peserta didik dinyatakan lulus

sekolah apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang ada di

sekolah.

2) Memperoleh nilai baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran, kelompok mata pelajaram agama dan akhlak mulia,

kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan kelompok mata

pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

3) Lulus ujian akhir sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi.

4) Lulus ujian nasional atau UASBN.

c. Faktor yang Mempengaruhi Prastasi Belajar

Keberhasilan atau prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak

faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau diluar

dirinya atau lingkungannya. Di bawah ini akan peneliti jelaskan secara

(38)

25

1) Faktor-faktor dalam diri individu

Banyak faktor yang ada pada diri individu atau siswa yang

mempengaruhi usaha dan keberhasilan atau prastasi belajarnya.

Faktor-faktor tersebut menyangkut aspek jasmaniah, aspek

rohaniah, (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003 :162) kondisi

intelektual, dan ketrampilan yang dari individu (siswa).

a) Aspek jasmaniah

Aspek ini mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari

individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda, ada

yang tahan belajar selama lima atau enan jam terus-menerus,

tetapi ada juga yang hanya tahan satu dua jam saja. Kondisi

fisik menyangkut pula kelengkapan dan kesehatan indra

penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan

pencecapan. Indra yang paling penting dalam belajar adalah

penglihatan dan pendengaran. Sesorang yang penglihatan atau

pendengarannya kurang baik akan berpengaruh kurang baik

pula terhadap usaha dan hasil belajarnya. Kesehatan merupakan

syarat mutlak bagi keberhasilan atau prestasi belajar.

b) Aspek rohaniah (psikis)

Aspek rohaniah tidak kalah pentingnya dalam beajar

ataupun pencapaian prestasi belajar dengan aspek jasmaniah.

Aspek psikis menyangkut kondisi kesehatan psikis,

(39)

kondisi afektif individu termasuk juga motivasi dalam belajar.

Untuk kelancaran belajar bukan hanya ditunut kesehatan tetapi

juga yang terbebas dari tekanan-tekanan batin yang mendalam,

gangguan-gangguan perasaan, kebiasaan-kebiasaan buruk yang

menggangu, frustasi, konflik-konflik psikis. Individu (siswa)

yang sehat rohaniahnya akan merasakan ketenangan dalam

mengikuti proses belajarnya sehingga ia dapat mencapai

keberhasilan atau prestasi belajar yang baik.

c) Kondisi Intelektual

Kondisi ini juga sangat berpengaruh terhadap prestasi

atau keberhasilan belajar. Kondisi ini menyangkut tingkat

kecerdasan, bakat-bakat, baik bakat sekolah maupun bakat

pekeijaan. Juga termasuk kondisi intelektual adalah penguasaan

siswa akan pengetahuan atau pelajaran-pelajarannya yang lalu.

d) Ketrampilan yang dimilikinya

Keberhasilan atau prestasi belajar juga dipengaruhi oleh

ketrampilan-ketrampilan yang dimilikinya, seperti ketrampilan

membaca, berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan

tugas-tugas, dan lain sebagainya. Ketrampilan-ketrampilan

tersebut merupakan hasil belajar sebelumnya.

2) Faktor-faktor lingkungan

Prestasi atau keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi

(40)

27

sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah,

dan masyarakat (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003:163).

a) Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama

dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses

belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor

fisik dan sosial psikologis yang ada pada keluarga sangat

berpengaruh terhadap perkembangan sampai dengan prestasi

belajar anak. Termasuk faktor fisik dalam lingkungan keluarga

adalah keadaan rumah dan mangan tempat belajar, sarana dan

prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah apakah

tenang atau banyak kegaduhan, juga suasana lingkungan

disekitar rumah.

Keluarga yang memiliki banyak sumber bacaan dan

anggota-anggota keluarganya gemar belajar dan membaca akan

memberikan dukungan yang positif terhadap perkembangan

belajar dari anak. Sebaliknya keluarga yang miskin dengan

sumber bacaan dan tidak senang membaca kurang atau tidak

bisa mendorong anak-anaknya untuk senang membaca.

b) Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting

bagi perkembangan dan prestasi belajar para siswa.

(41)

lingkungan kampus, sarana prasarana belajar yang ada, sumber-

sumber belajar, media belajar, dan sebagainya. Lingkungan

sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan teman-

temannya, guru serta staf sekolah yang lain. Lingkungan juga

menyangkut lingkungan akademis, yaitu suasana dan

pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, berbagai kegiatan

kurikuler, dan lain sebagainya.

Sekolah yang kaya dengan aktivitas belajar, memilki

sarana dan prasarana yang memadai, terkelola dengan baik,

diliputi suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong

semangat belajar para siswanya,

c) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat di mana siswa atau individu

berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas

belajarnya. Lingkungan masyarakat dimana warganya memiliki

latar belakang pendidikan yang cukup, terhadap lembaga-

lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya

akan memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat,

perkembangan dan prestasi belajar generasi mudanya.

2. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Untuk memahami Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari dua

(42)

29

ahli. Secara makna atau pendapat para ahli Pendidikan Agama Islam

diartikan sebagai berikut :

1) Zakiah Daradjat

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina

dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami

ajaran agama Islam secara menyeluruh. Kemudian dapt

menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta

menjadikan Islam sebagai pandangan hidup (Zakiah Daradjat, 1989:

87).

2) H. Mansyur

Pendidikan Agama adalah usaha sadar untuk menyiapkan

generasi muda dalam meyakini, memahami, mengahayati ajaran

agama melalui kegiatan bimbingan, didikan atau latihan (Mansyur,

1985:1)

3) H. Hamdani Ihsan

Pendidikan Agama adalah bimbingan jasmani, rohani

berdasarkan hukum-hukum agama (Hamdani Ihsan, 1985:15).

4) H. Zuhairini

Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha secara

sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya

(43)

5) Ahmad Tafsir

Pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang

kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai

dengan ajaran Islam.(Ahmad Tafsir, 1994: 8).

Dengan demikian Pendidikan Agama Islam adalah adanya proses

trasfer nilai, pengetahuan, dan ketrampilan dari generasi tua ke

generasi muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu,

ketika menyebut pendidikan Islam, maka terdapat dua hal yaitu;

pertama adalah mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-

nilai atau akhlak Islam. Kedua adalah mendidik siswa untuk

mempelajari materi ajaran Islam, yang berupa pengetahuan tentang

ajaran Islam.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana

dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, sehingga mengimani, ajaran agama Islam dibarengi

dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam

hubungannya dengan kerukunan atar umat beragama hingga terwujud

kesatuan dan persatuan bangsa.(Diknas, 2002: 3)

Secara yuridis bisa dilihat dari rumusan dari Udang-undang RI

Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang

menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah:

Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

(44)

31

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta tanggungjawab. (Undang-undang RI

Nomor 20, 2003:8)

Pendidikan di Indonesia adalah bertujuan mempersiapkan

manusia Indonesia menuju masyarakat madani yang diridhai Tuhan.

Manusia yang memiliki sikap dan wawasan keimanan dan akhlak

tinggi, kreatif mandiri, toleransi, keija keras, serta menjunjung tinggi

harkat dan martabat manusia. Inilah yang semestinya tujuan dari segala

aktifitas pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia. Oleh karena itu,

tujuan pendidikan selalu dikaitkan dengan unsur filsafat dan

budayanya suatu bangsa yang dominan.

Melihat dari rumusan di atas, nampak bahwa bangsa Indonesia

adalah bangsa yang religius dan bekeija keras, serta mandiri dan juga

menjadi warga negara yang baik, dan diharapkan tidak ketinggalan

dengan dunia perkembangan global. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah membnetuk manusia

yang beriman, berilmu dan berteknologi serta mampu berkiprah di

dunia global. Hal ini merupakan garapan dari tujuan pendidikan yang

mempunyai basis agama, maka Pendidikan Agama Islam merupakan

hal yang penting yang diajarkan disekolah-sekolah sebagai langkah

awal untuk membentuk manusia yang bertaqwa dan bernegara yang

(45)

b. Dasar Pendidikan Agama Islam

Adapun dasar atau landasan penyelenggaraan Pendidikan Agama

Islam di sekolah dapat ditinjau dari beberapa aspek, di antaranya

adalah aspek normatif, aspek psikologis, aspek historis, dan aspek

yuridis (Thoha,1998:32).

1) Aspek Normatif

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang secara langsung atau tidak

langsung mewajibkan umat Islam melaksanakan pendidikan,

khususnya pendidikan Agama. Itulah yang dimaksud dasar

normatif pelaksanaan Pendidikan Agama Islam. Adapun kewajiban

melaksanakan Pendidikan Agama Islam itu ditujukan kepada:

a) Kewajiban bagi orang tua mendidik anaknya. Sebagaimana

Firman Allah SWT QS. at-Tahriim ayat 6 :

i j i I p ; a y j f

Z '■& ! 'i

jl is , i i f c

I~k s jU ijj

.q. ✓ 9 * i ' ' J / /

@

Ov*L»

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan ” (Departemen Agama RI, 1994: 951).

b) Kewajiban bagi setiap muslim untuk belajar agama.

(46)

33

^ J

k # 'j*

S $

i

£ 4 o

0

lij J*4*& Ij j ^ j ( j

^ J j

Artinya : “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (Departemen Agama RI, 1994: 301).

c) Kewajiban mengajarkan agama kepada orang lain.

Sebagaimana Firman Allah SWT QS. Ali Imran ayat 104 :

/ .

'f

», «•

*

’ "

j -

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung’’ (Departemen Agama RI,1994: 93).

2) Aspek Psikologis

Menurut ilmu jiwa agama, agama merupakan fenomena

kehidupa manusia, karena agama mempunyai pengaruh yang

sangat besar pada sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup

manusia pada umumnya (Thoha, 1998:39).

Apek kejiwaan dari agama tidaklah lengkap kalau tidak

(47)

menyatakan bahwa dorongan beragama merupakan dorongan yang

alamiah. Sebagaimana firman Allah QS. Ar-Rum ayat 30 :

' j j j a i

(jjt

Aiii

o

»Jab

U^>-

ilgjK}

j

L

iiir

j£u*s

© 0* 2

*'S

Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Departemen Agama RI,1994: 645).

Dalam ayat ini Allah mengemukakan bahwa dalam fitrah

manusia, yakni dalam penciptaan dan tabiat dirinya terdapat

kesiapan alamiah untuk memahami keindahan ciptaan Allah dan

menjadikannya sebagai bukti tentang adanya Allah dan keesaan-

Nya (Najati, 1985:40).

3) Aspek Historis

Berdasarkan sejarah, agama Islam tumbuh dan berkembang

bersamaan dengan datangnya Islam, hal ini teijadi sejak Nabi

Muhammad SAW mendakwahkan ajaran agama Islam kepada

masyarakat di sekitarnya yang dilaksanakan secara bertahap, mulai

dari keluarganya, sahabatnya, kemudian masyarakat sekitarnya.

Ajaran dakwah Nabi tidak terlepas dari pendidikan Islam,

karena tugas utama Nabi ialah dakwah (menyeru) manusia agar

(48)

35

mau masuk Islam, sebagaimana tersebut dalam firman Allah QS.

Saba’ ayat 28 :

Artinya : “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui” (Departemen Agama RI, 1994: 688).

Untuk tugas dakwah ajaran-ajaran Islam harus disampaikan,

agar difahami, dihayati dan selanjutnya dapat diamalkan. Proses

dari penyampaian ajaran sampai pemahaman, penghayatan dan

pengamalan, itulah yang disebut pendidikan Islam. Dalam

rentangan sejarah yang panjang, di mana dunia Islam semakin luas

teijadilah proses Islamisasi dan sekaligus pendidikan Islam bagi

bangsa-bangsa non Arab hingga sampai ke Indonesia.

4) Aspek Yuridis

Aspek yuridis merupakan kekuatan hukum dalam

pelaksanaan pendidikan agama. Karena Indonesia adalah negara

hukum, maka seluruh aspek kehidupan manusia termasuk kegiatan

pendidikan agama harus didasarkan pada hukum (undang-undang)

yang berlaku. Untuk itu perlu ditinjau hal-hal yang berkaitan

(49)

Islam. Dalam hal ini ada dua landasan yaitu landasan idiil dan

landasan operasional (Thoha,1998:59).

a) Landasan Idiil

Terwujudnya kehidupan beragama bagi seluruh rakyat

Indonesia menjadi suatu cita-cita (Idiil) para pendiri Republik.

Cita-cita itu dituangkan dalam UUD 1945, sehingga dapat

disebut sebagai landasan idiil, yang mengandung nilai-nilai

dasar.

Pancasila dan UUD 1945 merupakan landasan idiil dan

konstitusional bagi kehidupan beragama. Karena pancasila

merupakan sumber segala sumber hukum dan UUD 1945

merupakan dasar hukum yang baru merupakan aturan-aturan

pokok, maka untuk operasionalnya diperlukan aturan-aturan

penyelenggaraan dari aturan pokok tersebut, yang selanjutnya

disebut landasan operasional.

b) Landasan Operasional

Landasan operasional merupakan dasar yang secara

langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama di lembaga-

lembaga pendidikan formal maupun non formal yang ada di

Indonesia. Adapun undang-undang terbaru yang memuat

tentang pendidikan agama yaitu Undang-Undang Nomor 20

(50)

37

3. Materi Tarikh/Sejarah

a. Pengertian Tarikh/Sejarah

Tarikh artinya catatan tentang perhitungan tanggal, hari, bulan

dan tahun. Lebih populer dan sederhana diartikan sebagai sejarah atau

riwayat. Sejarah sendiri secara etimologis berasal dari kata arab

“syajarah” yang mempunyai arti “pohon kehidupan” dan yang kita

kenal didalam bahasa ilmiyah yakni History (Yatim, 2005).

b. Karateristik Tarikh/Sejarah

Karakteristik sejarah dengan disiplinnya dapat dilihat

berdasarkan tiga orientasi (http://www.google.com.pengertian

sejarah_peradaban_ Islam):

1) Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian,

peristiwa peristiwa dan keadaan manusia dalam masa lampau

dalam kaitannya dengan keadaan masa kini.

2) Sejarah merupakan pengetahuan tentang hokum hukum yang

tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang di peroleh

melalui penyelidikan dan analisis atau peristiwa peristiwa masa

lampau.

3) Sejarah ssebagai falsafah yang di dasarkan kepada pengetahuan

tentang perubahan perubahan masyarakat, dengan kata lain sejarah

(51)

c. Manfaat Tarikh/Sejarah

Sejarah mempunyai arti penting dalam kehidupan begitu juga

sejarah mempunyai beberapa kegunaan, diantara kegunaan sejarah

antara lain (http://www.google.com.pengertiansejarah peradaban_

Islam):

1) Untuk keleatarian identitas kelompok dan memperkuat daya tahan

kelompok itu bagi kelangsungan hidup.

2) Sejarah berguna sebagi pengambilan pelajaran dan tauladan dari

contoh contoh di masa lampau, sehingga sejarah memberikan azas

manfaat secara lebih khusus demi kelangsungan hidup.

3) Sejarah berfungsi sebagai sarana pemahaman mengenai hidup dan

mati.

d. Materi Tarikh/Sejarah

Sesuai dengan bahasan pada Penelitian Tindakan Kelas, bahwa

subyek penelitian adalah siswa kelas lima. Materi tarikh/sejarah yang

ada pada kelas lima meliputi:

1) Kisah Nabi Ayyub AS.

2) Kisah Nabi Musa AS.

3) Kisah Nabi Isa AS.

C. Metode Diskusi Partisipasi

1. Pengertian Metode Diskusi Partisipasi

Istilah metode diskusi berasal dari kata “metode” dan “diskusi”.

(52)

39

berasal dari bahasa Latin ”meta” yang berarti melalui dan hodos yang

berarti jalan atau cara ke atau ke. Dalam bahasa Arab disebut ’’tariqah”

artinya jalan, cara, sistem dan ketertiban dalam mengerjakan sesuatu.

Sedangkan menurut istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur

suatu cita-cita.

Menurut Mahmud Yunus dalam Armai Arief (2002:87)

mengemukakan bahwa metode adalah jalan yang hendak ditempuh oleh

seseorang supaya sampai kepada tujuan tertentu baik dalam lingkungan

perusahaan/pemiagaan maupun dalam kepuasan ilmu pengetahuan dan

lainnya. Sedangkan Menurut Tayar Yusuf (2002:43), mengemukakan

bahwa metode adalah cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai

tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien.

Adapun beberapa ahli mendefinisikan, pengertian metode diskusi

sebagai berikut:

Kata diskusi berasal dari bahasa Latin yaitu: "discussus" yang berarti

"to examine; "investigate” (memeriksa, menyelidik). Discutstre berasal

dari akar kata dis dan cuture. ”Dis" artinya terpisah "cuture" artinya

menggoncang atau memukul (to shake atau strike), kalau diartikan maka

discuture ialah suatu pukulan yang dapat memisahkan sesuatu. Atau

dengan kata lain membuat sesuatu itu jelas dengan cara memecahkan atau

menguraikan sesuatu tersebut (to clear away by breaking up or cuturing).

Menurut Djamarah diskusi ialah cara penyajian pelajaran, dimana

(53)

pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan

dipecahkan bersama (Djamarah, Syaeful Bahri, 2006:87). Sedang menurut

Sugihartono dkk Metode diskusi merupakan metode pembelajaran melalui

pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk mampu

memecahkan masalah secara kelompok (Sugihartono, 2007:83). Metode

ini dapat mendorong siswa untuk mampu mengemukakan pendapat secara

konstruktif serta membiasakan siswa untuk bersikap toleran pada pendapat

orang lain.

Adapun langkah-langkah dalam diskusi partisipasi adalah sebagai

berikut:

a. Guru menyiapkan materi atau pokok bahasan yang akan di diskusikan

oleh siswa.

b. Guru memperhitungkan waktu yang akan diperlukan termasuk waktu

siswa untuk bertanya kepada guru.

c. Guru membagi kelompok siswa dalam diskusi.

d. Siswa mengikuti diskusi sesuai dengan bimbingan guru.

e. Siswa mengumpulkan hasil diskusi dalam kelompoknya, guru

menyimpulkan hasil diskusi.

Forum diskusi dapat diikuti oleh semua peserta didik di dalam kelas,

dapat pula dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil. Yang perlu

mendapatkan perhatian ialah para peserta didik berpartisipasi secara aktif

di dalam setiap forum diskusi. Semakin banyak peserta didik terlibat dan

(54)

41

pelajari. Peranan guru sangat penting sebagai fasilitator, semua peserta

didik yang ikut terlibat dalam diskusi mempunyai konsep yang sama

dalam menanggapi permasalahan dan yang tidak ambil bagian tidak

mempunyai nilai diskusi.

Jadi yang dimaksud dengan diskusi partisipasi adalah metode

pembelajaran aktif melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa

diminta untuk mampu memecahkan masalah secara kelompok dan semua

siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam pemecahan masalah

tersebut.

2. Manfaat Metode Diskusi Partisipasi

Menurut Syeful Sagala (2007:208), manfaat diskusi adalah sebagai

berikut:

a. Peserta didik memperoleh kesempatan untuk berfikir.

b. Peserta didik dapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan

aspirasinya secara bebas.

c. Peserta didik belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya.

d. Diskusi dapat menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan peserta didik.

e. Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dapat menghargai

pendapat orang lainjuga pelajaran relevan dengan kebutuhan

masarakat.

Maka diskusi apabila dilaksanakan dengan cermat dapat merupakan

cara belajar yang menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena

(55)

mengenai sesuatu, sehingga dapat pula mengurangi ketegangan-

ketegangan batin dan mendatangkan keputusan dalam mengembangkan

kebersamaan kelompok sosial.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi Partisipasi

Muhibbin Syah (2000:32), mendefinisikan bahwa metode diskusi

adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan

memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut

sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama

(socialized recitation). Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar

mengajar untuk : a) mendorong siswa berpikir kritis, b) mendorong siswa

mengekspresikan pendapatnya secara bebas, c) mendorong siswa

menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama, d)

mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk

memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama,

a. Kelebihan metode diskusi partisipasi sebagai berikut:

1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan

berbagai jalan.

2) Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling

mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat

diperoleh keputusan yang lebih baik.

3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain

sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap

Gambar

Tabel 3.1 Data Siswa Kelas Kelas V
Tabel 3.2 Nilai Tes Formatif Pada Siklus I
Tabel 3.3 Hasil observasi terhadap penampilan guru pada siklus I
Tabel 3.4 Hasil observasi untuk perhatian terhadap peserta didik
+7

Referensi

Dokumen terkait

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4

morfogenesis dari kalus lebih baik, tunas serta akar dapat tumbuh

Kesimpulan yg diperoleh adalah aplikasi otomatisasi penjadwalan ini dapat digunakan oleh Kepala Asisten UPTPL untuk memudahkan pembuatan jadwal asistensi dan memungkinkan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatNya, sehingga skripsi yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Pembelian dan Persediaan

Oxford Advance Learners’ Dictionary defines that preposition is a word or group of a words used especially before a noun or pronoun to show place, position, time, method, etc

Theresia Widia Soerjaningsih, MM selaku Rektor Universitas Bina Nusantara terdahulu yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat mendapatkan pendidikan di

Bagian Panitera Muda Pidana juga mempunyai tugas untuk memproses data perkara dan data yang telah diizinkan oleh ketua pengadilan negeri Palembang, termasuk data

Pengumpulan data diperoleh dari lembar observasi guru dan lembar observasi siswa, untuk memperoleh data motivasi belajar diperoleh dari angket motivasi belajar