• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA DENGAN MENGGUNAKAN

TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR

A.Menyimak

1) Pengertian Menyimak

Istilah menyimak dan mendengarkan sering dijumpai dalam kehidupan kehidupan sehari-hari. Ternyata, menyimak dan mendengarkan memiliki makna yang berbeda, meskipun keduanya sama-sama berhubungan dengan proses penerimaan informasi melalui indera pendengaran.

Makna mendengarkan lebih sederhana daripada menyimak. Hal ini sejalan dengan pendapat Anderson (Tarigan, 1986:28) yang membatasi menyimak sebagai proses besar dari mendengarkan,mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Selain itu, adapula seatu pemeo dalam bahasa Karo (Tarigan, 1986:27) yang berbunyi “Tuhu nge ibegina, tapi labo idengkehkenna” yang bermakna “ Memang didengarnya, tetapi tidak disimaknya.”

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:251), mendengar adalah dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga, sedangkan menyimak merupakan mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang (KBBI, 2001:1066).

Kegiatan berbahasa yang bersifat aktif reseptif pada hakikatnya merupakan kemampuan atau proses decoding, kemampuan untuk memahami bahasa yang dituturkan oleh pihak lain. Pemahaman terhadap bahasa yang dituturkan oleh

(2)

pihak lain tersebut dapat melalui sarana bunyi merupakan kegiatan menyimak (Nurgiyantoro, 2001:231).

Selain itu, Nurgiyantoro (2001:234) pun mengemukakan pengertian kemampuan menyimak secara lebih sederhana, kemampuan menyimak (komprehensi lisan, komprehensi dengar) diartikan sebagai kemampuan menangkap dan memahami bahasa lisan.

Supinah dan Suhendar (1997:4) berpendapat bahwa “menyimak merupakan proses menangkap bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan atau yang dibacakan orang lain dan diubah menjadi bentuk makna untuk terus dievaluasi, ditarik kesimpulan, dan ditanggapi”.

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1986:28).

Berdasarkan pengertian menyimak di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa menyimak merupakan kegiatan memperoleh informasi yang diterima dari ujaran atau bahasa lisan dengan memperhatikan baik-baik apa yang disampaikan.

2) Hakikat Menyimak

Hakikat menyimak mencakup enam aspek, seperti dalam Gambar 2.1 berikut ini.

(3)

Gambar 2.1 Hakikat Menyimak (Tarigan, 1986:58)

3) Tahap-tahap Menyimak

Menurut Strickland (Tarigan, 1986:29) ada sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sasmpai pada yang amat bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap tersebut dapat dilukiskan sebagai berikut:

a) menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan

keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya;

b) menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapat gangguan dengan

adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan;

c) setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan

untuk mengekspresikan isi hati, mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak;

d) menyimak serapan karena sanga anak keasyikan menyerap atau mengabsorsi

hal-hal yang kurang penting, jadi merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya;

(4)

e) menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak; perhatian karena saksama berganti dengan keasyikan lain; hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya saja;

f) menyimak asosiatif; hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara

konstan, yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang pembicara;

g) menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat

komentar ataupun mengajukan pertanyaan;

h) menyimak secara saksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran

pembicara; dan

i) menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat

dan gagasan sang pembicara.

Untuk lebih jelasnya seperti terlihat dalam Gambar 2.2 di bawah ini.

(5)

Berbeda dengan Strickland, Anderson (Tarigan, 1986:30-31) meninjau tahap-tahap menyimak dari segi perbedaan maksud dan tujuan, yaitu:

a) mendengarkan bunyi kata-kata tetapi tidak memberikan reaksi kepada ide-ide yang diekspresikan;

b) menyimak sebentar; memperhatikan sang pembicara sebentar-sebentar;

c) setengah menyimak; mengikuti diskusi atau pembicaraan hanya dengan maksud suatu kesempatan untuk mengekspresikan ide sendiri;

d) menyimak secara pasif dengan sedikit responsi yang kelihatan;

e) menyimak secara sempit; dalam hal ini makna atau penekanan yang penting pudar dan lenyap karena sang penyimak menyeleksi butir-butir yang biasa, yang berkenan, ataupun yang sesuai padanya, yang dapat disetujuinya;

f) menyimak serta membentuk asosiasi-asosiasi dengan butir-butir yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman pribadi seseorang;

g) menyimak suatu laoran untuk menangkap ide-ide pokok dan unsur-unsur penunjang, atau mengikuti peyunjuk-petunjuk;

h) menyimak secara kritis; seorang penyimak memperhatikan nilai-nilai kata emosional dalam suatu iklan atau advertensi yang disiarkan melalui radio; dan i) menyimak secara apresiatif dan kreatif dengan responsi mental dan emosional

sejati yang matang.

Kesembilan tahap menyimak menurut Anderson dapat terlihat juga dalam Gambar 2.3 di bawah ini.

(6)

Gambar 2.3 Sembilan Tahap Menyimak menurut Anderson (Tarigan, 1986:32)

Selain tahapan menyimak menurut Strickland dan Anderson, ada pula pakar lain yang mengemukakan pendapatnya mengenai tahapan menyimak. Pakar tesebut adalah Hunt. Menurut Hunt, ada tujuh tahapan dalam menyimak (Tarigan, 1986:32-33).

a) Isolasi : pada tahapan ini sang penyimak mencatat aspek-aspek individual

kata lisan dan memisah-misahkan atau mengisolasikan bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-fakta, organisasi-organisasi khusus, begitu pula stimulus-stimulus lainnya.

b) Identifikasi : sekali stimulus tertentu telah dapat dikenal maka suatu makna,

atau identitas pun diberikan kepada setiap butir yang berdikari itu.

c) Integrasi : kita mengintegrasikan atau menyatupadukan apa yang kita dengar

(7)

d) Inspeksi : pada tahap ini, informasi baru yang telah kita terima dikontraskan dan dibandingkan dengan segala informasi yang telah kita miliki mengenai hal tersebut.

e) Interpretasi : pada tahap ini, kita secara aktif mengevaluasi apa-apa yang kita

dengar dan menelusuri dari mana datangnya semua itu.

f) Interpolasi : selama tidak ada pesan yang membawa makna dalam dan

mengenai informasi, maka tanggung jawab kitalah untuk menyediakan serta memberikan data-data dan ide-ide penunjang dari latar belakang pengetahuan dan pengalaman kita sendiri untuk mengisi serta memenuhi butir-butir pesan yang kita dengar.

g) Introspeksi : dengan cara merefleksikan dan menguji informasi baru, kita

berupaya untuk mempersonalisasikan informasi tersebut, menerapkannya pada situasi kita sendiri.

Ketujuh tahap menyimak di atas, dirumuskan sebagai 7I (tujuh I) seperti yang tertera dalam Gambar 2.4 berikut ini.

(8)

4) Ragam Menyimak

Ragam menyimak menurut Tarigan (1986:35-49) adalah sebagai berikut.

a) Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Pada umumnya menyimak ekstensif dapat dipergunakan bagi dua tujuan yang berbeda.

Adapun jenis-jenis membaca ekstensif adalah sebagai berikut. (1) Menyimak Sosial

Menurut Dawson dalam Tarigan (1986:37), menyimak sosial (social learning) atau menyimak konversasional (conversational listening) atau pun menyimak sopan (courteous listenig) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan oleh seorang rekan.

(2) Menyimak Sekunder

Menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening).

(9)

(3) Menyimak Estetik

Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif (appreciational listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif.

(4) Menyimak Pasif

Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa.

b)Menyimak Intensif

Menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatanyang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Jenis-jenis menyimak yang termasuk ke dalam kelompok menyimak intensif adalah sebagai berikut.

(1) Menyimak Kritis

Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.

(2) Menyimak Konsentratif

Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga disebut a study-type listening atau menyimak yang merupakan sejenis telaah.

(10)

(3) Menyimak Kreatif

Menurut Dawson dalam Tarigan (1986:46), menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya.

(4) Menyimak Eksploratif

Menyimak eksploratif, menyimak yang bersifat menyelidik atau exploratory listening adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.

(5) Menyimak Interogatif

Menyimak interogatif (interogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemmilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan sebanyak pertanyaan.

(6) Menyimak Selektif

Menyimak selektif sebagai tambahan atau melengkapi menyimak pasif. Kita harus berupaya untuk memanfaatkan kedua teknik tersebut dan dengan demikian berarti mengimbangi isolasi kultural kita dari masyarakat bahasa asing itu dan tendensi kita untuk menginterpretasikan kembali semua yang telah kita dengar dengan bantuan bahasa yang telah kita kuasai.

(11)

5) Proses Menyimak

Menurut Logan dan Loban (Tarigan, 1986:58-59), menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Proses menyimak terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut.

a) Tahap mendengar; dalam tahap ini, kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Jadi kita masih berada dalam tahap hearing.

b) Tahap memahami; setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh sang pembicara; maka sampailah kita dalam tahap understanding.

c) Tahap menginterpretasi; penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara; dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu; dengan demikian maka sang penyimak telah tiba pada tahap interpreting.

d) Tahap mengevaluasi; setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan, sang penyimak pun mulainya menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara, di mana keunggulan dan kelemahan, di mana kebaikan atau kekurangan sang pembicara; maka dengan demikian sudah sampai pada tahap evaluating.

e) Tahap menanggapi; merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak; sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau

(12)

pembicaraannya; sang penyimak pun sampailah pada tahap menanggapi (responding).

Berikut gambar tahap-tahap yang dilalui seorang penyimak secara saksama dalam proses menyimak.

Gambar 2.5 Lima Tahap dalam Proses Menyimak ( Tarigan, 1986:59)

6) Fungsi Menyimak

Menurut Hunt (Tarigan, 1986:55), ada empat fungsi utama menyimak yang disebut juga catur guna simak, seperti terlihat pada Gambar 3.4 berikut ini.

(13)

7) Tujuan Menyimak

Tujuan menyimak yang disarikan dari Logan dan Shrope (Tarigan, 1986:57), ada delapan, seperti terlihat pada Gambar 2.7 berikut ini.

Gambar 2.7 Aneka Tujuan Menyimak (Tarigan, 1986:57)

8) Faktor Pemengaruh Menyimak

Beberapa faktor yang mempengaruhi menyimak menurut Tarigan (1986:99-107) adalah sebagai berikut.

(a) Faktor Fisik

Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak.

(14)

(b) Faktor Psikologis

Faktor tersebut dapat mempengaruhi kegiatan menyimak ke arah yang merugikan yang tidak kita ingini, dan hal ini mempunyai akibat buruk bagi sebagian atau seluruh kegiatan belajar para siswa.

(c) Faktor Pengalaman

Sikap-sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan pengalaman kita sendiri.kurangnya atau tiadanya minat pun agaknya merupakan akibat dari pengalaman dalam bidang yang akan disimak itu. Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan menyimak.

(d) Faktor Sikap

Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal menarik dan menguntunngkan baginya; tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan baginya. Kedua hal ini memberi dampak pada penyimak, masing-masing dampak positif dan dampak negatif.

(e) Faktor Motivasi

Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akan berhasil mencapai tujuan. Begitu pula halnya dengan menyimak. Motivasi berkaitan erat dengan pribadi atau personalitas seseorang. Siapa diri kita, turut mempengaruhi perilaku menyimak kita.

(15)

(f) Faktor Jenis Kelamin

Silverman dalam Tarigan (1986:104), menemui fakta-fakta bahwa gaya menyimak pria pada umumnya bersifat objektif, aktif, keras hati, analitik, rasional, keras kepala atau tidak mau mundur, menetralkan, intuisif (bersifat mengganggu), berdikari/mandiri, sanggup mencukupi kebutuhan sendiri (swasembada), dapat menguasai/mengendalikan emosi; sedangkan gaya menyimak wanita cenderung lebih subjektif, pasif, ramah/simpatik, difusif (menyebar), sensitif, mudah dipengaruhi/gampang terpengaruh, mudah mengalah, reseptif, bergantung (tidak berdikari), dan emosional.

(g) Faktor Lingkungan

Para guru harus menyadari benar-benar betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap keberhasilan menyimak pada khususnya, terhadap belajar para siswa pada umumnya; baik yang menyangkut lingkungan fisik ruangan kelas, maupun yang berkaitan dengan suasana sosial kelas.

(h) Faktor Peranan dalam Masyarakat

Kemauan menyimak dapat juga dipengaruhi oleh peranan kita dalam masyarakat.

B.Berita

1) Pengertian Berita

Menurut Morris (Harahap 2006:3), berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia. Sementara itu, menurut Hepwood (Harahap 2006:3), berita adalah laporan pertama dari

(16)

kejadian yang penting sehingga dapat menarik kepentingan umum. Berita dapat juga diartikan semua yang tercekat dalam surat kabar atau media cetak.

Wiliard C. Bayer (Nuraidah, 2006:50) mengemukakan bahwa berita adalah sesuatu yang rermasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena dia menarik minat atau mempunyai makna bagi bagi pembaca surat kabar atau karena dia dapat menarik para pembaca berita tersebut.

Berdasarkan pengertian menurut para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa berita merupakan informasi yang baru atau akurat, menarik perhatian mengenai terjadinya peristiwa penting yang diketahui masyarakat.

2) Unsur-unsur Berita

Putra (2006:38) menyatakan bahwa di dalam berita terdapat 6 unsur berita yang disingkat dalam bahasa Inggris menjadi 5W+1H (What, Who, Where, When, Why, dan How). Berikut adalah arti dari masing-masing istilah tersebut:

(a) What (apa) : Artinya, peristiwa atau kejadian apa yang sedang terjadi dalam

berita.

(b) Who (siapa) : Artinya, siapa pelaku yang ada dalam berita.

(c) Where (di mana) : Artinya, di mana (lokasi) peristiwa atau kejadian berita

yang sedang berlangsung.

(d) When (kapan) : Artinya, kapan peristiwa atau kejadian berita itu terjadi.

(e) Why (mengapa) : Artinya, mengapa kejadian yang ada dalam berita itu bisa

(17)

(f) How (bagaimana) : Artinya, bagaimana kejadian yang ada dalam berita itu bisa berlangsung.

C.Teknik Lingkaran Kecil Lingkaran Besar (Inside-Outside Circle)

Teknik lingkaran kecil lingkaran besar merupakan salah satu teknik dalam pembelajaran kooperatif. Menurut Roger dan David (Lie, 2005:31-34), pembelajaran kooperatif menerapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong. Kelima unsur tersebut adalah saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antaranggota, dan evaluasi proses kelompok.

Keberhasilan pembelajaran kooperatif tergantung pada keberhasilan kelompok, dan keberhasilan kelompok sangat bergantung pada keberhasilan usaha setiap anggotanya. Semua anggota bekerja sama demi tercapainya satu tujuan yang sama. Oleh karena itu, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa agar setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil.

Unsur tanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap anggota akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kooperatif adalah persiapan dalam penyusunan tugasnya.

(18)

Setiap kelompok harus diberi kesempatan yntuk bertatap muka dan saling bertukar informasi. Kegiatan interaksi ini akan memberi kesempatan kepada para siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Prinsipnya adalah bahwa hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih baik dan kaya daripada pemikiran satu kepala.

Unsur komunikasi antaranggota menghendaki agar para siswa dibekali dengan keterampilan berbicara dan menyimak yang baik agar dapat menyampaikan dan menerima informasi dengan baik pula. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan setiap anggotanya untuk saling berbagi informasi dan menyimak informasi yang disampaikan.

Untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, pengajar melakukan tes berupa tes menyimak berita. Tes dilakukan setiap selesai pembelajaran.

Teknik pembelajaran lingkaran kecil lingkaran besar dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan metode ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi antarsiswa.

(19)

Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas yang memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Lie, 2010:65).

Berikut langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan teknik lingkaran kecil lingkaran besar yang telah penulis modifikasi berdasarkan kebutuhan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Siswa dibagi ke dalam dua kelompok besar yang diberi nama kelompok A dan B.

2) Kelompok A dan B dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu A1 dan A2 dan B1 dan B2.

3) A1 berdiri membentuk lingkaran dan menghadap keluar (lingkaran kecil). 4) A2 berdiri membentuk lingkaran di luar lingkaran A1 (lingkaran besar).

Mereka menghadap ke dalam dan berpasangan dengan siswa yang berada di lingkaran kecil.

5) Kelompok B bersiap untuk menyanyi mengiringi kelompok A yang akan melakukan putaran.

6) A1 (lingkarang kecil) bergeser ke kiri dan A2 (lingkaran besar) bergeser ke kanan dengan diiringi nyanyian dari kelompok B dan berhenti ketika nyanyian itu berhenti.

(20)

7) A1 (lingkaran kecil) diam dan menyimak informasi dari A2 (lingkaran besar) secara bersamaan. Setelah selesai, giliran A2 (lingkaran besar) diam dan menyimak informasi dari A1.

8) Demikian seterusnya, hingga terjadi tiga kali putaran.

9) Setelah kelompok A selesai berbagi informasi, sekarang giliran kelompok B yang akan berbagi informasi dengan diiringi nyanyian dari kelompok A.

Gambar

Gambar 2.1 Hakikat Menyimak (Tarigan, 1986:58)
Gambar 2.2 Sembilan Tahap Menyimak menurut Strickland (Tarigan, 1986:30)
Gambar 2.3 Sembilan Tahap Menyimak menurut Anderson (Tarigan, 1986:32)
Gambar 2.4 Tujuh Tahap Menyimak (7I) menurut Hunt (Tarigan, 1986:34)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan mekanisme transmisi moneter syariah melalui jalur harga aset dalam mengendalikan inflasi dengan uji IRF (model 2), variabel-variabel syariah yaitu

Berdasarkan analisis variabel keyakinan pasien (bi) dan analisis variabel evaluasi (ei) dapat dijelaskan bahwa keyakinan pasien (bi) dan evaluasi pasien (ei) mengenai

Akibat hukum penjualan barang- barang bermerek palsu adalah pemilik lisensi atas merek yang bersangkutan dapat menuntut pihak lain yang dengan sengaja menggunakan

Manajemen perusahaan harus memastikan bahwa sistem kendali internal perusahaan bekerja dengan baik, artinya dapat mendukung proses bisnis perusahaan yang secara jelas

f Inventarisasi lokasi kegiatan pengelolaan Irigasi Partisipatif - Terlaksananya kegiatan kelembagaan petani pemakai air.. e Bimbingan Pelaksanaan

Respon masyakarat terhadap program acara ini juga sangat baik, banyak sekali yang telepon untuk berbicara dengan pemain ludruk tersebut, tidak hanya itu saja, pendengar

AICS - Inventarisasi Bahan Kimia Australia; ASTM - Masyarakat Amerika untuk Pengujian Bahan; bw - Berat badan; CERCLA - Undang-Undang Tanggapan, Kompensasi, dan Tanggung Jawab

Pemakaian air sebagai fasa penstriping bertujuan untuk terjadinya pemisahan lagi antara Ce dengan pengotomya apabila pengotor ikut terekstraksi ke fasa organik, sedang pemakaian