• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. Tahapan penelitian disajikan pada gambar dibawah ini. Mulai. Identifikasi masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. Tahapan penelitian disajikan pada gambar dibawah ini. Mulai. Identifikasi masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

xxxi

III.

METODE PENELITIAN

A.

Waktu dan Tempat Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011 di Bengkel Daud Teknik, Cibereum, Bogor.

B.

Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian disajikan pada gambar dibawah ini.

Gambar 13. Tahapan penelitian

Mulai Identifikasi masalah

Analisis perancangan, Modifikasi

Pembuatan alat pengupas buah mete Gambar Teknik

Uji fungsional alat pengupas buah mete Analisis masalah serta perumusan

ide untuk modifikasi

Tidak

Uji kinerja

produktivitas pengupasan

Pengukuran Beban Kerja

Ulangan ≥ 3

Analisis beban kerja SELESAI

Ya

(2)

xxxii

1.

Identifikasi Masalah

Pada tahap ini berbagai informasi yang dibutuhkan dalam perancangan dikumpulkan dan di inventarisasi. Pada alat pengupas kulit buah mete yang dibuat oleh Dace Awaludin (1995) tenaga penggerak untuk pengoperasian adalah tangan.. Oleh karena itu pada penelitian kali ini akan dibuat alat pengupas kulit buah mete yang tenaga pengoperasiaannya sebagian besar berasal dari kaki.

2.

Perumusan dan Penyempurnaan Ide

Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan yaitu kelemahan pada tenaga pengoperasian menggunakan tangan. Setelah itu dilakukan pengumpulan ide-ide pemecahan masalah yang dapat menutupi kelemahan tersebut. Selanjutnya setelah dilakukan perumusan, pada tahap ini dihasilkan beberapa konsep modifikasi yang potensial untuk komponen alat pengupas biji mete yang sebelumnya.

3.

Konsep Desain

Setelah dilakukan analisis permasalahan yang ada dan penyempurnaan ide-ide pemecahan masalah yang mempertimbangkan beberapa aspek yang terkait, dilakukan perumusan untuk menghasilkan beberapa konsep desain fungsional maupun struktural yang dilengkapi dengan gambar sketsa dan analisis teknik.

Dalam perancangan ini , didasarkan pada kekuatan yang dihasilkan bila menggunakan kaki lebih besar dibandingkan tangan. Modifikasi dalam desain structural dilaksanakan dengan membuat suatu mekanisme penyaluran tenaga pada saat pengupasan biji mete menggunakan tenaga penggerak kaki.

4.

Pembuatan Prototipe

Setelah desain modifikasi alat telah selesai, dibuatlah prototipe alat pengupas biji mete tipe pedal. Pembuatan prototipe ini dilakukan di Bengkel Daud Teknik, Cibeureum, Bogor.

5.

Uji Fungsional

Uji fungsional dilakukan pada prototipe alat pengupas biji mete tipe pedal untuk mengetahui dan memastikan tiap-tiap bagian dapat berfungsi dengan baik. Beberapa pengujian yang dilakukan yaitu pangujian mekanisme penyaluran gaya kepada pisau pengupas. Uji fungsional akan dilakukan di Bengkel Daud Teknik, Cibeureum, Bogor.

C.

Pengujian Kinerja

Tahap terakhir adalah pengujian kinerja di lapangan. Pengukuran kinerja yang dilakukan adalah mencari nilai produktivitas pengupasan serta kebutuhan energy dalam mengoperasikan alat.

Kebutuhan tenaga pada pengupasan dapat diketahui dengan menghitung gaya-gaya yang bekerja pada proses pengupasan.

1. Gaya pada pegas

Gaya pada pegas dapat diketahui dengan persamaan berikut:

a. Gaya pada pegas tekan

F1 = K1.∆X1...(1) Dimana: F1 = Gaya yang bekerja pada pegas tekan (N)

K1 = Konstanta pegas tekan (N/m)

X1 = Pengurangan panjang pegas akibat diberi beban (m)

P1 = F1.V2...(2) Dimana: P1 = Tenaga pada pengupasan (w)

F1 = Gaya yang bekerja pada pegas tekan (N) V1 = Kecepatan pengupasan (m/det)

(3)

xxxiii

b. Gaya pada pegas tarik

F2 = K2.∆X2...(1) Dimana: F2 = Gaya yang bekerja pada pegas tarik (N)

K2 = Konstanta pegas tarik (N/m)

X2 = Pertambahan panjang pegas akibat diberi beban (m)

P2 = F2 V2...(2) Dimana: P1 = Tenaga pada pelepasan kulit buah mete (w)

F1 = Gaya yang bekerja pada pegas tarik (N) V1 = Kecepatan pencungkilan (m/det) Kebutuhan tenaga pada saat pengupasan adalah:

P = P1 + P2 ...(3) 2. Produktivitas pengupasan

P

WB x 100% ...(4)

3.

Uji mutu

Uji mutu dilakukan dengan menghitung persentase biji mete utuh, biji mete belah, bij mete teriris, dan biji mete pecah akibat pengupasan

% Biji Utuh = J J x 100% % Biji Belah = J B J x 100% % Biji Teriris = J J x 100% % Biji Pecah = J J x 100%

4. Beban kerja alat pengupas buah mete

Pada pengujian beban kerja kali ini dilakukan dengan menggunakan parameter denyut jantung Pengujian akan dilakukan pada satu orang subjek laki-laki dengan melakukan 3 kali ulangan dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Rancangan Percobaan

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum subjek melakukan pengupasan, diantaranya subjek terlebih dahulu diambil data dirinya berkaitan dengan umur, berat badan dan tinggi badan. Setelah itu, sebelum dilakukan pengambilan data pengupasan subjek terlebih dahulu melakukan kalibrasi step test ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan tenaga oleh subjek pada tingkat beban yang berbeda. Kalibrasi step test ini menggunakan

step test dengan frekuensi yang berbeda, yaitu 15 (ST1), 20 (ST2), 25 (ST3) dan 30 (ST4). Pada saat kalibrasi inilah subjek akan diambil data denyut jantungnya, alat yang digunakan

Operator mengupas biji mete

Ulangan1

Ulangan 2

(4)

xxxiv

untuk merekam denyut jantung adalah heart rate monitor (HRM) dan bangku step test

dengan tinggi 25 cm.

Prosedur kalibrasi step test dapat dilihat pada Gambar 15. Kemudian setelah kalibrasi step test selesai dilakukan maka pada hari berikutnya baru akan dilakukan pengambilan data denyut jantung pengupasan.

Sama halnya dengan dengan prosedur kalibrasi step test, pengambilan data denyut jantung kerja pengupasan ini dilakukan dengan beberapa tahapan. Prosedurnya dapat dilihat pada Gambar 16. Data yang akan diambil pada percobaan meliputi: denyut jantung, waktu kerja, kecepatan kerja dan kualitas pengupasan.

Gambar 15. Prosedur kalibrasi Step test

Gambar 16. Prosedur pengambilan data kerja

5.

Pengolahan Data beban kerja

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan hasil rekaman data HR (denyut jantung) yang kemudian dipindahkan ke komputer menggunakan Heart Rate Monitor Interface, lalu data tersebut diolah dan dibuat dalam bentuk grafik. Perhitungan nilai IR harus dinormalisasi agar diperoleh nilai HR yang objektif. Normalisasi nilai HR dilakukan dengan perbandingan HR relatif saat bekerja terhadap nilai HR saat istirahat. Nilai perbandingan HR tersebut dinamakan IRHR (Increase Ratio of Heart Rate). Perbandingan tersebut dirumuskan sebagai berikut :

...(5)

Dimana :

HRwork = denyut jantung saat melakukan pekerjaan (bpm) HRrest = denyut jantung saat istirahat (bpm)

Untuk mendapatkan nilai beban kerja, maka diperlukan perhitungan WECST (Workl Energy Cost Step test) yaitu energi total yang digunakan pada saat melakukan step test,

perhitungan dilakukan melalui persamaan WEC berikut (dalam Pramana 2009): , ...(6) Rest 1 (10 min) Step test 1 (5 min) Rest 2 (5 min) Step test 2 (5 min) Rest 3 (5 min) Step test 3 (5 min) Rest 4 (5 min) Step test 4 (5 min) Rest 5 (10 min) Rest 1 (10 min) Step test (5 min) Rest 2 (10 min) Rest 3 (10 min) Work (10 min)

(5)

xxxv

Dimana : WECST = Work Energy Cost step test (kkal/menit)

w = berat badan (kg)

g = percepatan gravitasi (9.81 m/s2) h =tinggi bangku step test (meter)

f = frekuensi step test

Untuk mengkonversi nilai IRHR menjadi WEC (Work Energy Cost) pada saat melakukan aktivitas dapat dilakukan dengan cara membuat fungsi korelasi antara WECST

terhadap IRHR. Dengan membuat grafik hubunganWECST dengan IRHR maka diperoleh

persamaan untuk seorang subjek dengan bentuk umum (Pramana 2009):

Y = aX + b ...(7) Dimana : Y = IRHR

X = WEC (kkal)

Setiap subjek mempunyai persamaan yang berbeda-beda. Persamaan inilah yang digunakan untuk menduga nilai WEC pada saat kerja, yaitu dengan cara memasukkan nilai IRHR kerja yang diperoleh pada saat pengukuran ke persamaan tersebut.

Semua manusia saat melakukan pekerjaan pasti mengeluarkan energi dan energi inipun terdiri dari dua macam, yaitu energi kerja itu sendiri dan energi metabolisme. Energi kerja atau TEC (Total Energy Cost) adalah total energi yang benar-benar dikeluarkan pada saat bekerja sedangkan energi metabolisme atau BME (Basal Metabolic Energy) adalah energi yang diperlukan manusia untuk melakukan proses metabolisme dalam tubuh, sehingga sebenarnya pada saat kita tidak melakukan pekerjaan apapun kita tetap mengeluarkan energi.

Nilai BME untuk setiap orang berbeda sesuai dengan dimensi tubuh dan jenis kelamin. Nilai BME ekuivalen dengan nilai VO2 (volume oksigen) yang dipengaruhi dimensi

tubuh, dimana 1 liter O2 setara dengan energi 5 kal. Untuk diperoleh nilai VO2, dapat

digunakan tabel konversi BME ekuivalen VO2 berdasarkan luas permukaan tubuh (Tabel 2).

Luas permukaan tubuh dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Du’bois (Syuaib, 2003) :

A = H0.725 x W0.425 x 0.007246 ...(8)

Dimana : A = Luas permukaan tubuh (m2) H = Tinggi badan (cm)

W = Berat badan (kg)

Jika WEC dan BME digabungkan maka akan menjadi TEC. TEC inilah yang kita dapatkan pada saat mengolah data hasil perekaman denyut jantung sehingga untuk mengetahui energi yang benar-benar dikeluarkan pada saat bekerja maka kita perlu mengurangkan TEC dengan BME, seperti pada persamaan di bawah ini (Pramana 2009):

TEC = WEC + BME ...(9)

Dimana : EC = TotalEnergy Cost (kkal/menit) WEC = Work Energy Cost (kkal/menit) BME = Basal Metabolic Energy (kkal/menit)

Konsumsi energi sebanding dengan berat badan seseorang, semakin besar berat badan seseorang, maka konsumsi energinya semakin besar pula, begitu juga sebaliknya pada saat melakukan pekerjaan yang relatif sama. Oleh karena itu untuk mengetahui nilai beban kerja objektif yang diterima seseorang saat melakukan kerja maka pengaruh berat badan perlu dinormalisasi. Untuk memperoleh nilai TEC yang ternormalisasi (TEC’), dapat menggunakan persamaan (Pramana 2009):

(6)

xxxvi

TEC’ = ...(10) Dimana : TEC’ = Total Energy Cost per Weight (kkal/kg.menit)

TEC = Total Energy Cost (kkal/menit) w = Berat badan (kg)

6.

Analisis ekonomi

Analisis ekonomi dilakukan dengan melihat beberapa faktor seperti biaya tetap, biaya tidak tetap, biaya total dan biaya operasi alat. Dengan mengetahui nilai dari masing-masing variabel, keuntungan dari penggunaan alat ini bias diketahui. Adapun perhitungan masing-masing variabel dicari dengan memasukan faktor-faktor yang berpengaruh.

Rumusan-rumusan dari beberapa variable tersebut dapat dilihat dibawah ini. Biaya tetap (Rp/jam) = Biaya penyusutan alat + Bunga modal

Biaya tidak tetap (Rp/jam) = Biaya operator + Biaya pemeliharaan alat + Biaya hal-hal khusus

Biaya total (Rp/jam) = Biaya tetap + Biaya tidak tetap Biaya produksi alat (Rp/kg) = P B

Biaya produksi (Rp/kg) = Biaya bahan baku + Biaya produksi alat Keuntungan (Rp/kg) = Harga jual biji mete – Biaya produksi

D.

Alat dan Bahan

Dalam pembuatan alat ini pemilihan bahan-bahan yang akan digunakan sebagai komponen perlu diperhatikan karena merupakan hal yang cukup mendasar. Pemilihan tersebut berdasarkan: 1) hasil perhitungan dalam analisis teknik dan 2) ketersediaan bahan-bahan di pasar. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka bahan-bahan yang digunakan sebagai komponen dalam modifikasi dapat dilihat pada Tabel 14.

Pembuatan alat ini juga dibantu dengan menggunakan beberapa peralatan guna mempermudah pembuatan. Alat-alat yang digunakan yaitu: las listrik, las LPG, bor duduk, bor tangan, gerinda potong, gerinda tangan, jangka sorong, penekuk plat, palu, kunci pas, obeng, dan peralatan bengkel lainnya.

Tabel 14 . Bahan-bahan untuk komponen mesin

No Komponen Bahan

1 Meja kerja Besi Pelat 5 mm

2 Kaki meja Besi siku 40 x 40 mm

3 Poros penghubung 20 mm

4 Bos (rumah poros) Ø 25 mm dan Ø 40 mm

5 Pisau pengupas Pelat stainlis 1 mm

6 Pengencang bearing Baut + mur M14

7 Pengencang pedal Baut + mur M10

Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini dapat dikelompokan menjadi tiga , yaitu alat ukur untuk pengukuran produktivitas pengupasan, ukuran dan berat buah mete meliputi jangka sorong, timbangan digital, dan stopwacth. Sedangkan yang lainnya adalah alat untuk mengukur energi kerja melalui pengukuran denyut jantung, yaitu Heart Rate Monitor (HRM)dan Interface.

Gambar

Gambar 13. Tahapan  penelitian Mulai
Gambar 14. Rancangan Percobaan
Gambar 15. Prosedur kalibrasi Step test
Tabel 14 . Bahan-bahan untuk komponen mesin

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur tak terhingga penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan karunia yang dilimpahkan kepada penulis sehingga

Pada skeler sabit untuk regio anterior, baik yang lurus maupun yang melengkung, mata pisau, leher dan gagangnya berada dalam satu bidang2. Sebaliknya mata pisau, leher dan gagang

(1) Dalam keadaan penyelenggara telekomunikasi khusus untuk keperluan pertahanan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf b belum atau tidak mampu

keuangan daerah Se-Provinsi Bengkulu dilihat dari rasio kemandirian keuangan daerah sepuluh tahun terakhir dengan dibuat perbandingan antara tahun 2001- 2006 dengan

Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan keberanian

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peran pengawasan orangtua adalah komponen penting untuk memahami perilaku antisosial yang dilakukan remaja, dan hubungan

Ketika pedal rem ditekan, silinder roda hidrolik akan mendorong sepatu keluar untuk menekan tromol yang berputar dan menimbulkan gesekan sehingga

Menurut Birch dan Fisher (1998) dalam Grummer-Strawn dan Mei (2004) ada beberapa kemungkinan mekanisme biologik yang berhubungan dengan lama durasi pemberian ASI dengan