• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Biologi, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Jln. Semarang 5, Malang, HP/Telp ;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendidikan Biologi, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Jln. Semarang 5, Malang, HP/Telp ;"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Malang, 26 Maret 2016

509

MENGUNGKAP POTENSI STRATEGI PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DIPADU THINK PAIR SHARE DALAM MEMBERDAYAKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

SISWA SMA

Exploring The Potentials Of Reciprocal Teaching Combined With Think Pair Share Strategy In Empowering Metacognitive And Critical Thinking Skills Of High School

Students’

Yunawati Sele1), Sri Endah Indriwati2), A. Duran Corebima2), 1)

Pendidikan Biologi, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang 2)

Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Jln. Semarang 5, Malang, HP/Telp. 085253545208; Email: yunawatisele@gmail.com Abstrak

Strategi pembelajaran Reciprocal Teaching (RT) dipadu Think Pair Share (TPS) merupakan strategi pembelajaran yang dilaksanakan dengan memadukan kegiatan pembelajaran RT yang terdiri atas kegiatan meringkas, membuat pertanyaan, memprediksi dan mengklarifikasi dengan kegiatan pembelajaran TPS yang terdiri atas kegiatan berpikir sendiri, berpasangan dan berbagi. Alasan perpaduan tersebut yaitu karena pembelajaran berbasis RT yang menekankan pembelajaran pada upaya pemahaman teks bacaan sering membuat siswa merasa jenuh dan malas untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga perlu dilakukan perpaduan dengan strategi pembelajaran TPS yang dapat menekan kejenuhan siswa dan memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih baik antara para siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap potensi strategi pembelajaran RT dipadu TPS dalam memberdayakan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis siswa SMA. Penelitian dilakukan selama satu semester yaitu pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016 dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Malang dan SMA Negeri 9 Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran RT dipadu TPS memiliki potensi yang besar dalam memberdayakan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis siswa. Peningkatan keterampilan metakoginitif dengan strategi RT dipadu TPS lebih tinggi 35,38% dari strategi RT, lebih tinggi 50,33% dari strategi TPS dan lebih tinggi 110,4% dari kelas konvensional. Sedangkan peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan strategi RT dipadu TPS lebih tinggi 47,342% dari strategi RT, lebih tinggi 67,704% dari strategi TPS dan lebih tinggi 126,76% dari strategi konvensional.

Kata kunci: keterampilan metakognitif, kemampuan berpikir kritis, RT dipadu TPS Abstract

The integration of Reciprocal Teaching(RT) and Think Pair Share(TPS) is carried out by putting together the activity of summarizing, questioning, predicting, and clarifying of RT with the individual thinking, pairing, and sharing activity of TPS. Since RT-based learning focused on understanding a reading text often discourages students, it is necessary to look for more engaging learning strategies derived from merging the RT activities with TPS activities. The expectation is that the combined strategy could create more supportive classroom environment for students interaction. This study aimed to uncover the potentials of the combined strategies, especially in improving metacognitive and critical thinking skills of high school students. The participants of this study were the tenth grade students of state senior high school 6 Malang and state senior high school 9 Malang. The students were engaged in the study for a semester within 2015/2016 academic year. The results uncovered that the combined strategy (RT and TPS learning strategies) had offered big

(2)

Malang, 26 Maret 2016

510

potentials for empowering metacognitive and critical thinking skills of the students. The metacognitive skills developed by RT combined with TPS strategy was 35,38% higher than the RT strategy, 50,33% higher than the TPS strategy and 110,4% higher than the conventional strategy. The critical thinking skills developed by RT combined with TPS strategy was 47,342% higher than the RT strategy, 67,704% higher than the TPS strategy and 126,76% higher than the conventional strategy.

Keywords: metacognitive skills, critical thinking skills, RT combined with TPS strategy PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses yang pelaksanaannya sangat menentukan kemajuan kualitas hidup suatu bangsa. Melalui pendidikan dapat dihasilkan sumber daya manusia yang berkualitas serta siap untuk secara kreatif dan aktif bersaing dalam menghadapi berbagai perkembangan dan tantangan yang terjadi. Salah satu mata pelajaran yang penting diberikan kepada siswa dalam proses pendidikan adalah biologi. Depdiknas (2003) menjelaskan bahwa melalui pembelajaran biologi, siswa diharapkan dapat menjadi pribadi yang senantiasa menjaga alam dengan penuh rasa tanggung jawab serta mampu menguasai dan mengaplikasikan berbagai konsep-konsep biologi dalam upaya untuk menghadapi berbagai masalah yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari serta untuk menumbuhkan karakter yang baik.

Keterampilan dan kemampuan siswa yang harus terus diberdayakan dalam kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan khususnya tujuan pembelajaran biologi dapat tercapai adalah keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis. Melalui pemberdayaan keterampilan metakognitif, siswa akan didorong untuk mampu belajar secara mandiri sebab siswa akan menyadari dan memonitor proses kognitif yang dilakukannya (Hennessey, 1999; Livingston, 1997; Hollingwoth & McLoughlin, 2001; Dawson, 2008; Lee, 2009). Melalui pemberdayaan kemampuan berpikir kritis, siswa akan mampu untuk memberikan respon yang tepat terhadap berbagai permasalahan yang ditemuinya sebab siswa akan memiliki kemampuan untuk menganalisis permasalahan tersebut, merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah penyelesaian serta mampu mengevaluasi tindakan penyelesaian tersebut (Ennis, 1991; Fisher, 2001; Facione, 2013; Salmon, 2013). Pada akhirnya, pemberdayaan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis akan menentukan kualitas pembelajaran (Corebima, 2006; Dauphin, 2013: 1).

Namun pada kenyataannya, pemberdayaan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis belumlah dilakukan secara efektif. Pembelajaran biologi masih menekankan pada pengembangan kemampuan menghafal konsep, prinsip dan istilah biologi (Ekoningtyas, 2013). Hasil observasi awal di SMA Negeri 6 Malang dan SMA Negeri 9 Malang juga menunjukkan bahwa pemberdayaan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis belumlah secara sengaja dilakukan. Pembelajaran lebih difokuskan pada pencapaian aspek kognitif siswa. Beberapa peneliti sebelumnya melaporkan bahwa hal tersebut dikarenakan penerapan strategi pembelajaran konvensional yang tidak menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif (Vandalita, 2014; Fauziyah, 2013).

Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif. Melalui srategi pembelajaran tersebut,

(3)

Malang, 26 Maret 2016

511

siswa didorong untuk belajar secara aktif dalam kelompok sehingga dapat meningkatkan kualitas belajarnya. Beberapa manfaat dari penerapan strategi pembelajaran kooperatif yaitu dapat memberdayakan kemampuan berpikir dan pemahaman siswa dalam pembelajaran, meningkatkan nilai siswa, memberdayakan sikap dan keterampilan sosial siswa, meningkatkan efektivitas lingkungan belajar serta meningkatkan hubungan kerja sama antar siswa. Manfaat lain yang dapat diperoleh melalui strategi pembelajaran kooperatif sebagaimana yang dikemukakan oleh Felder & Brent (2004) yaitu siswa dilatih untuk mampu bekerja sama dengan siswa lainnya, mampu bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan padanya, mampu membangun kepercayaan dengan siswa lain, mampu berkomunikasi serta mampu mengambil keputusan.

Di antara berbagai strategi pembelajaran kooperatif, strategi pembelajaran yang telah dilaporkan berpotensi untuk memberdayakan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis siswa adalah strategi Reciprocal Teaching (RT) dipadu Think Pair Share (TPS). Langkah-langkah dalam strategi tersebut merupakan perpaduan antara langkah strategi RT yang terdiri atas langkah meringkas, membuat pertanyaan, memprediksi dan mengklarifikasi dengan langkah strategi TPS yang terdiri atas langkah

think (berpikir sendiri), pair (berpasangan) dan tahap share (berbagi). Alasan perpaduan kedua strategi tersebut adalah untuk mengatasi kejenuhan yang sangat mungkin timbul saat pembelajaran RT yang menekankan pada pemahaman teks terkait materi pembelajaran. Dengan memadukan strategi RT dan TPS, diharapkan siswa dapat memperoleh suatu pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna melalui interaksi yang lebih baik dengan siswa lain (Efendi, 2013).

Berbeda dengan informasi terkait potensi strategi RT dan TPS yang telah banyak diungkap, potensi strategi RT dipadu TPS dalam memberdayakan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis belum banyak diungkap. Potensi perpaduan strategi tersebut dalam memberdayakan keterampilan berpikir kritis baru dilaporkan oleh satu peneliti yaitu Ismiati (2011) sedangkan potensi RT dipadu TPS dalam memberdayakan keterampilan metakognitif baru dilaporkan oleh Priyanti (2012) dan Efendi (2013). Hasil yang ditunjukkan oleh penelitian Priyanti (2012) dan Efendi (2013) juga menunjukkan fakta yang berbeda. Priyanti (2012) melaporkan bahwa dibandingkan dengan strategi TPS dan RT dipadu TPS, strategi RT memiliki potensi yang lebih baik. Namun hal tersebut berbeda dengan laporan Efendi (2013) yang menyebutkan bahwa strategi RT dipadu TPS memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan TPS dan RT.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini dilakukan untuk mengungkap potensi strategi RT dipadu TPS dalam memberdayakan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis siswa SMA. Informasi yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat mengungkap potensi RT dipadu TPS sehingga perpaduan strategi tersebut dapat diterapkan di sekolah guna meningkatkan kualitas keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis siswa.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan pretest-postest Nonequivalent Control Group Design. Adapun rancangan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.1

(4)

Malang, 26 Maret 2016

512

Tabel 1.1 Rancangan Eksperimen pretest-postest Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pretest Strategi pembelajaran

Postest

Reciprocal Teaching O1 X1 O2

Think Pair Share O3 X2 O4

Reciprocal Teaching dipadukan Think Pair Share

O5 X3 O6

Konvensional O7 X4 O8

Keterangan:

X1 = Strategi pembelajaran Reciprocal Teaching X2 = Strategi pembelajaran Think Pair Share

X3 = Strategi pembelajaran Reciprocal Teaching dipadu Think Pair Share

X4 = Strategi pembelajaran konvensional O1,O3,O5,O7 = Skor/nilai pretest O2,O4,O6,O8 = Skor/nilai posttest

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri di Kota Malang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Sampel penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 9 Malang dan SMA Negeri 6 Malang yang pengambilannya dilakukan menggunakan teknik

simple random sampling. Dari dua sekolah tersebut, dipilih 4 kelas berdasarkan hasil uji kesetaraan kelas. Dari kelas yang terpilih, tiga kelas dijadikan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas dijadikan sebagai kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis adalah tes essay yang penilaiannya dilakukan dengan rubrik keterampilan metakognitif yang dikembangkan oleh Corebima (2009) serta rubrik kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan oleh Zubaidah (2015). Data diperoleh dengan memberikan tes sebelum dan sesudah perlakuan. Data yang diperoleh kemudian diuji normalitas dan homogenitasnya dan selanjutnya dianalisis dengan analisis kovariat (anakova). Apabila hasil analisis tersebut menunjukkan hasil yang signifikan maka dilakukan uji lanjut LSD.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

a. Data Keterampilan Metakognitif

Deskripsi data keterampilan metakognitif siswa pada keempat strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Rata-rata skor keterampilan metakognitif siswa

Strategi Pembelajaran Pretes Postes Selisih Peningkatan (%) Konvensional 18,071 36,839 18,769 103,862

TPS 17,939 47,347 29,408 163,929

RT 18,407 51,335 32,928 178,887

(5)

Malang, 26 Maret 2016

513

Dari data di atas dapat dilihat bahwa peningkatan keterampilan metakognitif siswa yang tertinggi adalah pada strategi RT dipadu TPS yaitu sebesar 214,263%. Peningkatan tersebut lebih tinggi 35,38 % dari strategi RT, lebih tinggi 50,33 % dari strategi TPS dan lebih tinggi 110,4 % dari strategi konvensional. Berikut akan disajikan data mengenai uji hipotesis terhadap keterampilan metakognitif siswa dan hasil uji lanjutnya.

Tabel 1.3 Tabel Ringkasan Anakova Perbandingan Keterampilan Metakognitif Siswa Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. Corrected Model 7929,408a 4 1982,352 53,578 ,000 Intercept 11299,920 1 11299,920 305,406 ,000 XKMET 1520,578 1 1520,578 41,097 ,000 Strategi Pembelajaran 6534,894 3 2178,298 58,874 ,000 Error 5105,949 138 37,000 Total 330651,972 143 Corrected Total 13035,357 142

Tabel 1.4 Ringkasan Uji LSD Strategi Pembelajaran Terhadap Keterampilan Metakognitif Siswa.

Strategi Pembelajaran

Pretes Postes PosCor Notation LSD

konvensional 18,071 36,839 36,789 a

TPS 17,939 47,347 47,388 b

RT 18,407 51,335 51,051 c

RT+TPS 17,442 54,812 55,198 d

Ket: Huruf yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan sedangkan huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan

Dari hasil analisis kovariat perbandingan keterampilan metakognitif siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, RT, TPS dan RT dipadu TPS sebagaimana yang dipaparkan pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa nilai F hitung dari strategi pembelajaran adalah sebesar 58,874 dengan nilai p = 0,000 atau kurang dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan metakognitif antara keempat strategi tersebut. Perbedaan tersebut selanjutnya dapat dilihat pada data hasil uji LSD di Tabel 1.4. Pada ringkasan uji LSD terlihat bahwa strategi pembelajaran RT dipadu TPS memiliki nilai rata-rata terkoreksi yang tertinggi yaitu sebesar 55,198 sedangkan strategi konvensional memiliki nilai rata-rata terkoreksi yang paling rendah dibandingkan dengan strategi pembelajaran lain yaitu sebesar 36,789. Notasi LSD juga memberikan informasi bahwa keterampilan metakognitif siswa pada keempat strategi pembelajaran berbeda nyata satu sama lain.

(6)

Malang, 26 Maret 2016

514 b. Kemampuan berpikir kritis

Deskripsi data kemampuan berpikir kritis dari keempat strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1.5.

Tabel 1.5 Rata-rata Skor Berpikir Kritis Siswa

Strategi Pembelajaran Pretes Postes Selisih Peningkatan (%) Konvensional 16,0789 33,5789 17,5 108,838

TPS 15,7368 42,1579 26,4211 167,893

RT 15,6842 45,2105 29,5263 188,255

RT+TPS 14,7241 49,4138 34,6897 235,597

Dari data di atas dapat dilihat bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang tertinggi adalah pada strategi RT dipadu TPS yaitu sebesar 235,597 %. Peningkatan tersebut lebih tinggi 47,342%, dari strategi RT, lebih tinggi 67,704 % dari strategi TPS dan lebih tinggi 126,76 % dari strategi konvensional. Berikut akan disajikan data mengenai uji hipotesis terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan hasil uji lanjutnya.

Tabel 1.6 Tabel Ringkasan Anakova Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. Corrected Model 6924,083a 4 1731,021 27,870 ,000 Intercept 12015,530 1 12015,530 193,455 ,000 XKBK 2246,448 1 2246,448 36,169 ,000 Strategi Pembelajaran 5190,337 3 1730,112 27,855 ,000 Error 8571,218 138 62,110 Total 269683,000 143 Corrected Total 15495,301 142

Tabel 1.4 Ringkasan Uji LSD Strategi Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.

Strategi Pembelajaran

Pretes Postes Selisih PosCor Notation LSD Konvensional 16,0789 33,5789 17,5 33,203 a

TPS 15,7368 42,1579 26,4211 42,055 b RT 15,6842 45,2105 29,5263 45,150 b RT+TPS 14,7241 49,4138 34,6897 50,120 c Ket: Huruf yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan sedangkan huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan

Berdasarkan hasil analisis kovariat perbandingan kemampuan berpikir kritis siswa yang terlihat pada Tabel 1.6 dapat dilihat bahwa nilai F hitung dari strategi pembelajaran

(7)

Malang, 26 Maret 2016

515

adalah sebesar 27,855 dengan nilai p = 0,000 atau kurang dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara keempat strategi tersebut. Lebih lanjut hasil uji LSD pada Tabel 1.7 menunjukkan bahwa strategi RT memiliki nilai rata-rata terkoreksi yang tertinggi yaitu sebesar 50,120 sedangkan yang terendah adalah strategi konvensional yaitu sebesar 33,203. Selanjutnya notasi LSD memberikan informasi bahwa strategi pembelajaran TPS tidak berbeda nyata dengan strategi RT tetapi berbeda nyata dengan strategi RT dipadu TPS.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya dapat dilihat bahwa strategi RT dipadu TPS memiliki potensi yang besar dalam memberdayakan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis siswa. Potensi tersebut tentu saja terkait dengan langkah pembelajaran RT dipadu TPS yang merupakan gabungan pembelajaran RT dan TPS. Langkah-langkah pembelajaran yang memadukan kedua strategi tersebut yaitu: 1) mengarahkan siswa untuk merangkum materi, membuat pertayaan dan menjawab sendiri pertanyaan yang telah dibuat (think); 2) mengarahkan siswa untuk berpasangan (pair) saling berdiskusi dengan cara melontarkan pertanyaan dan membuat prediksi jawaban dari pertanyaan tersebut; 3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengklarifikasi hal-hal yang belum jelas melalui diskusi dengan pasangannya serta; 4) mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi kelas untuk membagikan informasi terkait masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang telah dibahas sebelumnya secara berpasangan.

Kegiatan merangkum, membuat pertanyaan, memprediksi dan mengklarifikasi memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal tersebut sejalan dengan beberapa pendapat ahli yang melalui tulisannya telah membahas tentang pentingnya pelaksanaan langkah-langkah tersebut. Hartman (1997) menjelaskan bahwa melalui kegiatan meringkas siswa dapat mengasah kemampuannya untuk membedakan informasi yang penting dan informasi yang tidak penting serta mampu untuk membuat suatu rangkuman yang benar-benar menggambarkan informasi penting tersebut. Selanjutnya Doolittle (2006) menjelaskan bahwa melalui tahapan merangkum siswa didorong untuk mengidentifikasi dan meringkas informasi dan ide penting yang tertuang atau terintegrasi dalam suatu bacaan, melalui tahapan membuat pertanyaan siswa didorong untuk menggunakan ide-ide pokok bacaan untuk menghasilkan pertanyaan yang kemudian pertanyaan tersebut digunakan untuk menguji pemahamannya, melalui tahapan memprediksi siswa didorong untuk mampu menghasilkan suatu dugaan sementara (hipotesis) yang akan memacunya untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya secara rasional dalam mencari kebenaran hipotesis tersebut sedangkan melalui tahapan mengklarifikasi siswa didorong untuk mampu mengevaluasi dan mengidentifikasi adanya kesalahan pada kegiatan sebelumnya, melakukan perbaikan dan terus termotivasi untuk belajar.

Potensi RT dipadu TPS dalam memberdayakan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis tidak hanya dipengaruhi oleh pelaksanaan tahapan strategi RT tetapi dipengaruhi pula tahapan strategi TPS. Hal tersebut sesuai dengan pendapat McTighe & Lyman (1988) dan Azlina (2010) yang menjelaskan bahwa melalui tahapan

(8)

Malang, 26 Maret 2016

516

diberikan oleh guru, melalui tahapan pair siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan hasil pemikiran mereka dengan pasangannya sedangkan melalui tahapan

share siswa diberikan kesempatan untuk membagi hasil pemikiran mereka melalui diskusi

dalam kelompok besar sehingga pada akhirnya siswa dapat memahami dan memaknai materi pembelajaran serta mampu memecahkan masalah yang terkait dengan materi tersebut.

Hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan metakognitif siswa yang mengikuti pembelajaran RT dipadu TPS lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran RT, TPS dan konvensional sejalan dengan laporan Efendi (2013) yang menyebutkan bahwa dibandingkan dengan penerapan strategi RT, penerapan strategi pembelajaran RT dipadu TPS memiliki hasil yang lebih baik dalam meningkatkan keterampilan metakognitif. Hal tersebut dikarenakan perpaduan strategi RT dan TPS tidak hanya menekankan pada peningkatan kemampuan siswa memahami teks bacaan terkait materi pembelajaran tetapi juga menekankan pada adanya interaksi yang baik antara siswa dengan siswa lainnya melalui kerja sama. Karena itu siswa mampu menjadi pembelajar mandiri yang senantiasa memberdayakan kemampuan metakognitifnya. Namun hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Priyanti (2012) yang menyebutkan bahwa dalam memberdayakan keterampilan metakognitif, strategi RT dipadu TPS tidak lebih unggul dari strategi RT dan TPS. Hasil tersebut kemungkinan besar disebabkan karena belum optimalnya pelaksanaan pembelajaran berbasis RT dipadu TPS. Siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan perpaduan kedua strategi tersebut. Kondisi tersebut pada akhirnya menyebabkan informasi tentang potensi RT dipadu TPS tidak dapat diungkap dengan baik.

Lebih lanjut terkait dengan potensi strategi RT dipadu TPS dalam memberdayakan kemampuan berpikir kritis siswa, hasil yang diperoleh dari penelitian ini sejalan dengan

hasil yang dilaporkan oleh Ismiati (2011) yang menyebutkan bahwa penerapan strategi RT

dipadu TPS lebih unggul dibandingkan dengan penerapan strategi RT, TPS dan konvensional. Dijelaskan pula bahwa diantara 4 kegiatan dalam pembelajaran RT, kegiatan membuat pertanyaan merupakan kegiatan yang paling memberdayakan kemampuan berpikir kritis siswa dan hal tersebut semakin didukung oleh tahapan pembelajaran TPS yaitu think, pair maupun share yang sangat penting dalam peningkatan kemampuan berpikir siswa.

Fakta tentang potensi penerapan RT dipadu TPS yang lebih unggul dibandingkan penerapan kedua strategi tersebut secara terpisah dapat memberikan informasi bahwa perpaduan RT dipadu TPS dapat mereduksi kelemahan dari masing-masing strategi. Efendi (2013) menjelaskan bahwa kelemahan dari pembelajaran RT yaitu pembelajaran biasanya berlangsung dalam waktu yang lama sehingga apabila pengetahuan awal siswa masing kurang dan apabila siswa jenuh untuk mengikuti pembelajaran yang menekankan pada

pemahaman tentang teks book ini maka siswa akan lebih memilih untuk tidak terlibat

secara aktif. Selanjutnya fakta yang terjadi selama penelitian juga menunjukkan bahwa kendala yang dihadapi selama penerapan strategi TPS adalah masih terdapat siswa yang

tidak secara aktif terlibat dalam menjawab pertanyaan yang diberikan pada saat tahap think

dan akhirnya kondisi tersebut akan berdampak pada kurang optimalnya pelaksanaan tahap pair dan share. Jika dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran RT, siswa

(9)

Malang, 26 Maret 2016

517

yang mengikuti pembelajaran TPS biasanya cenderung lebih cepat bosan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan sebab pertanyaan itu bukan merupakan pertanyaan yang dibuat sendiri berdasarkan informasi yang diketahuinya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Palincsar (2002) yang menyatakan bahwa dengan membuat pertanyaan sendiri maka rasa ingin tahu siswa akan semakin ditingkatkan dan semakin mendorong siswa untuk terus belajar.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat diketahui bahwa strategi pembelajaran RT dipadu TPS memiliki potensi yang besar dalam memberdayakan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis siswa. Keterampilan metakognitif siswa yang mengikuti pembelajaran RT dipadu TPS mengalami peningkatan sebesar 214,2631% dengan nilai rata-rata terkoreksi 55,198. Peningkatan tersebut lebih tinggi 35,38 % dari pembelajaran strategi RT, lebih tinggi 50,33 % dari strategi TPS serta lebih tinggi 110,4 % dari strategi konvensional. Selanjutnya kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran RT dipadu TPS mengalami peningkatan sebesar 235,597% dengan nilai rata-rata terkoreksi sebesar 50.120. Peningkatan tersebut lebih tinggi 47,342% dari strategi RT, lebih tinggi 67.704 % dari strategi TPS dan lebih tinggi 126,76 % dari strategi konvensional. Potensi strategi RT dipadu TPS tersebut tentu saja terkait dengan efektifitas perpaduan langkah kedua strategi tersebut yang mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan mandiri guna meningkatkan kemampuan mengatur proses kognitifnya dan kemampuan berpikir kritisnya.

Saran

Dengan melihat besarnya potensi strategi pembelajaran RT dipadu TPS dalam memberdayakan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis maka diharapkan strategi ini dapat diterapkan secara konsisten dalam pembelajaran Biologi di kelas sehingga kualitas pembelajaran dapat lebih ditingkatkan. Selain itu, disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengungkap lebih dalam tentang potensi strategi pembelajaran RT dipadu TPS dalam memberdayakan keterampilan metakognitif dan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelompok akademik yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Azlina, N.A.N. 2010. CETLs: Supporting Collaborative Activities Among Students and Teachers Through the Use of Think Pair-Share Techniques. International Journal of Computer Science Issues, Vol. 7, Issue 5, September 2010 18 ISSN 1694-0814 Corebima, A.D. 2006. Pembelajaran Biologi yang Memberdayakan Kemampuan Berpikir

Siswa. Makalah disampaikan pada Pelatihan Strategi Metakognitif pada

Pembelajaran Biologi untuk Guru-guru Biologi SMA di Kota Palangkaraya, 23 Agustus 2006

Corebima, A.D. 2009. Metacognitive Skills Measurement Integrated in Achievement Test.

Makalah disajikan dalam Third International Conference on Science and Mathematics Education (CosMEd). Malaysia, 10-12 November

(10)

Malang, 26 Maret 2016

518

Dauphin, T. 2013. Critical Thinking: The Effect of Summary Writing Methods on Reading

Achievement From A Global Perspective. (Online)

(http://www.wesleyan.edu/qac/apprenticeship/media_posters/2013__pdfs/tdauphi n.pdf diakses tanggal 7 Juli 2015)

Dawson,T.L. 2008. Metacognition and learning in adulthood. (Online), (https://dts.lectica.org/PDF/Metacognition.pdf diakses tanggal 5 Juni 2015)

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Depdiknas

Doolittle, P. E., Hick.D., Triplett, C.F., Nichols, W. D., Young, C. A.2006. Reciprocal Teaching for Reading Comprehension in Higher Education: A strategy for Fostering the Deeper Understanding of Texts. International Journal of Teaching

and Learning in Hihger Education, Volume 17, Number 12, 106-118 ISSN

1812-9129.

Efendi, N. 2013. Pengaruh Pembelajaran Reciprocal Teaching Dipadukan Think Pair Share terhadap Peningkatan Kemampuan Metakognitif Belajar Biologi Siswa SMA Berkemampuan Akademik Berbeda di Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Santiaji

Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 ISSN 2087-9016

Ekoningtyas. M. 2013. Pengaruh Pembelajaran Think-Pair-Share dipadu Pola Pemberdayaan Berpikir melalui Pertanyaan terhadap Keterampilan Metakognitif, Berpikir Kreatif, Pemahaman Konsep IPA dan Retensinya serta Sikap Sosial

Siswa. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Ennis, R.H. 1991. Critical Thinking: A Streamlined Conception. Champaign: University of Illinois

Facione, A.P. 2013. Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. Measured Reasons and The California Academic Press, Millbrae. (Online) (http://www.student.uwa.edu.au/__data/assets/pdf_file/0003/ 1922502/Critical-Thinking-What-it-is and-why-it-counts.pdf Diakses tanggal 20 Juni 2015)

Fauziyah, D. R. 2013. Hubungan Keterampilan Metakognitif terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa Kelas X dengan Penerapan Strategi Pembelajaran

Think Pair Share di SMA Negeri 6 Malang. Skripsi diterbitkan. Malang: Program

Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang.

Felder, R.M & R. Brent. 2004 Cooperative Learning. National Effective Teaching

Institute (Online). (http://www4.ncsu.edu/unity/lockers/users/f/felder/public

/Papers/CLChapter.pdf diakses tanggal 6 Juni 2015).

Fisher, A. 2001. Critical Thinking An Introduction. Cambridge: Cambridge University Press.

Hartman, H. 1997. Reciprocal Teaching Human Learning & Instruction. (Online) (condor.admin.ccny.cuny.edu/~hhartman/Reciprocal%20Teaching.doc diakses tanggal 27 Oktober 2015).

Hennessey, M. G. 1999. Probing the dimensions of metacognition: Implications for conceptual change teaching-learning. Paper presented at the annual meeting of the National Association for Research in Science Teaching, Boston, MA, March 28-31, 1999.

(11)

Malang, 26 Maret 2016

519

Hollingwoth. R.W & C. McLoughlin. 2001. Developing science students metacognitiv problem solving skill online. The University of New England. Australian Journal of Educational Technology 2001, 17(1), 50-63.

Ismiati,L. 2011. Pengaruh Strategi Belajar TPS, Reciprocal Teaching, dan Integrasinya terhadap hasil Belajar Kognitif dan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Berkemampuan Akademik Berbeda di R-SMA-BI Batu. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Lee, S. 2009. Examining the Relationships between Metacognition, Selfregulation and Critical Thinking in Online Socratic Seminars for High School Social Studies Students. Dissertation. Austin : The University of Texas.

Livingston, J.A. 1997. Metacognition: An Overview, (Online), (http://gse.buffalo.edu /fas/shuell/cep564/metacog.htm diakses tanggal 21 Juni 2015).

McTighe, J. & Lyman, F.T. 1988. Cueing thinking in the classroom: The promise of theoryimbedded tools. Educational Leadership, 45(7), 18-24.

Palincsar, A. S. (2002). Reciprocal Teaching: Teacher and Student Use Prior Knowledge and Dialogue to Construct a Shared Meaning of the Text and Improve Reading

Comprehension. (Online). (http://www.sdcoe.k12.ca.us/ score/

promosing/tips/rec.html, diakses tanggal 21 Juni 2015).

Priyanti,W.C. 2012. Pengaruh Strategi PembelajaranThink Pair

SharedipaduReciprocal Teachingdan Kemampuan Akademik terhadap

Keterampilan Metakognisi dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa Kelas X SMAN 1 Grati. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Salmon. M. H. 2013. Introduction to Logic and Critical Thinking. Boston : PreMedia Global.

Vandalita, M.M.R. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berpola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dengan Think Pair Share (TPS) terhadap Sikap Sosial, Keterampilan Berpikir Kritis, Pemahaman Konsep, dan Retensi Biologi Siswa Multietnis di SMP Kota Samarinda. Disertasi tidak diterbitkan. Malang : Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Zubaidah, S. 2015. Asesmen Berpikir Kritis Terintegrasi Tes Essay. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Biologi, Symposium on Biology Education (Symbion) di Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta pada tanggal 4 April 2015.

Gambar

Tabel 1.2 Rata-rata skor keterampilan metakognitif  siswa
Tabel 1.3 Tabel Ringkasan Anakova Perbandingan Keterampilan Metakognitif Siswa  Source
Tabel 1.6 Tabel Ringkasan Anakova Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa  Source

Referensi

Dokumen terkait

pandemi covid-19 yaitu keterbatasan sinyal atau jaringan internet yang tidak bisa menjangkau wilayah lokasi sekolah yang berada cukup jauh dari pusat kota, minimnya

Secara numerik pertambahan bobot hidup terbesar diperoleh pada perlakuan pakan R3 hal ini terkait dengan konsumsi bahan kering pakan terbesar juga diperoleh pada

bahwa hipertensi (68,9%) dan diabetes melitus (33,3%) merupakan faktor risiko terbanyak. Dari pembagian ini dapat dilihat bahwa hipertensi merupakan faktor risiko yang

1. Sebagian besar petani responden Desa Citarik berumur produktif, tamat SD, sedikitnya pernah mendapatkan pelatihan pertanian setiap tahunnya, cukup berpengalaman

Karya tari “Mantel Bumi” merupakan karya tari yang terinspirasi dari melihat fenomena alam yang mulai rusak yang disebabkan kecerobohan manusia yang berdampak terhadap

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan SADARI dengan perilaku SADARI pada mahasiswa D IV Bidan Pendidik STIKES

Oleh karena itu, ketika proses perdamaian dimulai dengan komitmen untuk memberikan otonomi ekonomi-politik kepada rakyat Aceh, mengakomodir kultur lokal (dalam hal ini Syariat

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang pembelajaran matematika pada siswa kelas V MI TPI Keramat Banjarmasin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang diperoleh