• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surutnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surutnya"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

RAWA

adalah sumber air berupa genangan air terus menerus atau musiman yang terbentuk secara alamiah merupakan satu kesatuan

jaringan sumber air dan mempunyai ciri-ciri

(2)

Ciri-ciri Rawa

Ciri phisik, pada umumnya kondisi tanahnya

cekung dengan topografi relatif datar;

Ciri kimiawi, pada umumnya derajat keasaman

airnya rendah, tanahnya bersifat anorganik dan

mengandung pirit; dan

Ciri biologis, pada umumnya terdapat ikan-ikan

(3)

.

Rawa pasang surut

adalah rawa yang

terletak di pantai atau dekat pantai, di

muara atau dekat muara sungai sehingga

dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut

Rawa lebak

adalah rawa yang sering

tergenang > 7 bulan yang letaknya bisa

pada daerah yang tidak kena pengaruh

pasang surut, atau daerah pasang surut.

(4)

Daerah pasang surut, dimana pasang surut dari laut yang merambat masuk ke sungai, mempunyai dua arah aliran air, bisa kena intrusi air asin dan bisa tidak kena intrusi air asin, atau kena intrusi air asin di musim

kemarau saja.

Daerah yang kena dampak pasang surut, daerah

dimana permukaan air di sungai/saluran akan turun naik tetapi hanya mempunyai satu arah aliran (hanya akibat dari back water).

Daerah yang tidak kena pengaruh pasang surut,

aliran satu arah muka air hanya tergantung dari fluktuasi debit aliran sungai, tidak ada dampak pasang surut.

(5)

Beberapa Istilah Penting

Garis sempadan rawa adalah garis batas luar yang menetapkan daerah yang dibutuhkan untuk keperluan pengamanan rawa sebagai sumber air.

Daerah rawa adalah areal rawa yang dibatasi garis sempadan rawa.

Reklamasi rawa adalah upaya meningkatkan fungsi dan manfaat rawa melalui teknologi hidrolik untuk kepentingan masyarakat luas.

Daerah reklamasi rawa adalah daerah rawa yang

sudah dilengkapi dengan jaringan reklamasi rawa yang merupakan hasil dari reklamasi rawa.

(6)

Pendayagunaan lahan rawa

adalah upaya

untuk memanfaatkan lahan rawa sehingga

lebih berdayaguna secara berkelanjutan

dengan mengutamakan pemenuhan

kebutuhan air di lahan rawa, melalui

penatagunaan lahan rawa, penyediaan air,

penggunaan air, pengembangan sumber

daya air di lahan rawa, dan pengusahaan

lahan rawa.

Tata air rawa

: Tatanan air dan sumber air

yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh

dan saling mempengaruhi dalam

membentuk keseimbangan, stabilitas, dan

produktivitas lingkungan rawa sebagai satu

kesatuan wilayah sungai.

(7)
(8)

Dasar sungai Pasut dikala debit normal

Sungai di daerah Rawa pasut dengan pembagian daerah terhadap pengaruh pasang surut di sungai

Daerah dikala surut atau pasang selalu kena intrusi air

asin

Daerah peralihan air payau

Daerah dikala surut tidak kena intrusi air asin, pada waktu pasang

kena intrusi air asin

Daerah tidak kena pasut (hanya akibat dari back water , satu arah aliran) Daerah pasang surut dari laut yang merambat masuk ke sungai, mempunyai dua

arah aliran air

Daerah yang tidak kena pengaruh pasang surut

Daerah tidak kena intrusi air asin Daerah kena pengaruh pasang surut dari laut yang merambat masuk ke sungai

Pasut dikala debit banjir

Pasut di laut

intrusi asin dikala surut

Intrusi asin dikala pasang

Dasar Laut

Pasut dikala kemarau

Batas intrusi air asin Pada waktu kemarau

(9)
(10)

PENGAMATAN PASANG SURUT LOKASI MUARA RATAI (17 Nov. - 2 Des. 1997) -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 0 50 100 150 200 250 300 350

Waktu Pengamatan (Jam)

E le v a s i M u k a A ir ( M e te r) HWL = 72.8 cm LWL = -72.8 cm MSL = 0.0 cm

(11)

Jaringan Tata Air Drainase

Lahan Rawa.

1. Sistem Pola Jaringan drainase Rawa Yang ada di Indonesia

Pada prinsipnya jaringan tata air drainase yang lengkap dengan pintu-pintu pengontrolnya adalah merupakan alat untuk mengatur air (water

managemen),

kapan air masuk, berapa air masuk, kemana air masuknya, kapan air harus keluar, sampai level mana air dikeluarkan dan lewat mana air

dikeluarkan.

Jaringan saluran drainase tanpa adanya bangunan pengontrol tidak akan memberikan hasil yang optimal, karena keluar masuknya air tidak

teratur, tidak terkontrol.

Maka disarankan untuk tidak menggunakan tahapan pembangunan sampai haringannya lengkap, tetapi laksanakan sampai lengkap sekaligus dan luasan yang dibangun mengikuti kondisi keuangan yang

(12)

Sistem sisir ini

dikembangkan di daerah Sumatera dan paling

banyak di Sumatera Selatan, Pola jaringan ini

dikembangkan oleh ITB.

Type Jaringan tata air drainase di lahan rawa adalah sebagai berikut:

Jaringan tata air drainase rawa dengan menggunakan

kolam pasang, bentuk ini dikembangkan di Kalimantan

Tengah oleh GAMA Jogjakarta.

(13)

–Sistem Garpu tala dan sistem sisir ini dikembangkan di daerah Sumatera dan paling banyak di Sumatera Selatan, Pola jaringan ini dikembangkan oleh ITB, dan

sekarang banyak yang menggunakan sistem ini. –Sistem Pola jaringan ini bisa digunakan untuk sistem

drainase yang berbeda keinginan yaitu lahan untuk perkebunan dan lahan pekarangan untuk tanaman pangan. Bangunan pengendali yang diperlukan bisa

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

Kriteria kesesuaian lahan gambut untuk

pertanian

Parameter Padi sawah Padi gogo, palawija, sayuran Tanaman perkebunan dan buah-buahan Hutan Ketebalan gambut (cm) < 130 < 130 < 300 >300 Kedalaman pirit (cm) > 50 > 50 > 150 Asam organik (mmol) < 0.5 < 0.1 < 0.1

Sumber: Tim IPB. AMDAL Regional Pengembangan Lahan Gambut 1 Juta Hektar di Kalteng, Nopember 1996.

Penggunaan lahan berdasarkan pada kriteria kesesuaian lahan untuk berbagai komoditi dibedakan atas peruntukan padi sawah; padi gogo, palawija dan sayuran; tanaman

perkebunan dan buah-buahan; hutan. Berdasarkan parameter ketebalan gambut, kedalaman pirit dan asam organik untuk lahan sesuai dinyatakan seperti pada Tabel 1

(19)
(20)

Zone

Zone 1

Zone 2a

Karakteris tik lahan Sekitar tanggul sungai, tanah mineral, kedalaman pirit <50cm atau > 50 cm

Tanah mineral bergambut, pirit >50 cm, perkolasi tinggi

Kesuaian lahan untuk pertanian

Sabuk hijau (green belt), tanaman tahunan

buah-buahan, Taman tepi sungai

Padi sawah 1 x/tahun, dapat diintensifkan 2 x/tahun dengan pengkondisian lahan

(pemadatan sub-soil) Sistem

Tata- Air

Saluran drainase utama

saluran drainase dan saluran sekunder/tersier supply , slope minimum, bangunan kontrol (blombong) di pangkal saluran (batas areal pemukiman) . Bk 1 di saluran interseptor keliling untuk mengendalikan elevasi muka air di saluran interseptor pada waktu musim hujan dan musim kering

Manaje men Air

terbuka pengaruh pasang-surut air sungai

Awal MT1 selama pengolahan tanah, pintu dibuka untuk flushing asam-asam. Selanjutnya pintu ditutup atau dioperasikan untuk mendapatkan elevasi muka air di saluran sekitar 30 cm di bawah lahan. Pintu dibuka lagi pada waktu 1-2 minggu menjelang panen MT1. Bangunan kontrol

(blombong) di saluran drainase dan saluran supply sekunder berfungsi secara otomatis.

Awal MT2 pintu dibuka selama pengolahan tanah. Selanjutnya pintu ditutup untuk menampung air dari bagian hulunya (Zone 3 dan 4). Kalau perlu pompanisasi untuk tanaman padi MT2 dan palawija MT3. Bangunan kontrol (blombong) berfungsi secara otomatik

(21)

Zone

Zone 2b

Karakteristik

lahan Tanah gambut < 130 cm, pirit >50 cm, perkolasi tinggi,

WHC rendah

Kesuaian lahan untuk pertanian

Musim hujan: Padi sawah/padi gogo; musim kemarau: palawija, sayuran

Sistem Tata-Air

saluran drainase dan saluran sekunder/tersier supply, slope minimum, bangunan kontrol (blombong) di pangkal saluran (batas areal pemukiman). Bk-2 dan bk-3 di saluran interseptor keliling untuk mengendalikan elevasi muka air di saluran interseptor pada waktu musim hujan dan musim kering

Manajemen Air

Awal MT1 selama pengolahan tanah, pintu dibuka untuk flushing asam-asam. Selanjutnya pintu ditutup atau dioperasikan untuk mendapatkan elevasi muka air di saluran sekitar 30 cm di bawah lahan. Pintu dibuka lagi pada waktu 1-2 minggu menjelang panen MT1.

Awal MT2 pintu dioperasikan sesuai dengan kebutuhan, dibuka selama

pengolahan tanah, selanjutnya pintu ditutup untuk menampung air dari bagian hulunya (Zone 3 dan 4). Kalu perlu pompanisasi untuk tanaman palawija/sayuran MT2 dan MT3.

(22)

Zone

Zone 3

Zone 4

Karakteristik lahan Tanah gambut 130-300 cm, pirit >150 cm Tanah gambut > 300 cm Kesuaian lahan untuk pertanian Tanaman tahunan perkebunan, buah-buahan

Hutan alami, penghutanan kembali dengan tanaman pohon asli setempat

Sistem Tata- Air saluran drainase dengan

interseptor di pangkal (Int-2) dan ujung (Int-1) untuk membuang asam organik ke luar areal zone 2.

Saluran interseptor di bagian pangkal (Int-1) untuk

membuang asam organik dari aliran air-tanah daerah hutan.

Manajemen Air Awal MT1 air dalam saluran interseptor yang mengandung asam organik dibuang ke luar areal zone 2. Pada awal MT 2 elevasi muk a air di saluran interseptor dipertahankan setinggi mungkin untuk memasok kebutuhan air di Zone 2.

Awal MT1 air dalam saluran interseptor yang mengandung asam organik dibuang ke luar areal zone 2. Pada awal MT 2 elevasi muk a air di saluran interseptor dipertahankan setinggi mungkin untuk

memasok kebutuhan air di Zone 2.

(23)

KONDISI PENGGUNAAN LAHAN RAWA

Penggunaan Lahan berupa Hutan Tersier Lahan Belukar di Lokasi Pekerjaan

Permukiman di Lokasi Pekerjaan (Desa Teras Nawang)

(24)

Persawahan yang ada umumnya berada di dekat pemukiman. Sawah yang ada merupakan sawah tadah hujan. Hutan dan semak belukar yang ada merupakan tumbuhan khas rawa, hutan dataran rendah, hutan savanna, hutan payau dan berupa tanaman rumput ilalang dan tumbuhan perdu lainnya.

(25)

Foto 1

Hamparan Rawa di Lokasi Pekerjaan

Foto 2

Kondisi Areal Pertanian yang Ada

Foto 3

Kondisi Sungai Kayan yang berada di Lokasi Pekerjaan

Foto 4

(26)

Foto 5

Kondisi Rawa-rawa yang Masih Mendominasi di Lokasi Pekerjaan

Foto 6

Survey Pendahuluan dan Orientasi Lokasi Pekerjaan

Foto 7

Kondisi Rawa-rawa yang Masih Mendominasi di Lokasi Pekerjaan

Foto 8

(27)
(28)

Foto 9

Peralatan Survey Lokasi Pekerjaan

Foto 10

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai upaya untuk merefleksikan konsep penciptaan seni lukis yang bersumber dari aura magis pamor keris, sehingga dengan demikian ilusi-ilusi visual tentang pencitraan

indikator yang diteliti yaitu hubungan persepsi siswa tentang pemberian reward (X) terhadap motivasi belajar (Y), untuk melihat hasil analisis penelitian ini

Pada divisi 1 yang merupakan workshop jalur 1 yaitu tempat untuk mempersiapkan besi yang akan digunakan pada proses produksi jalur 1, potensi bahaya yang paling tinggi adalah

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh komposisi beeswax dan carnauba wax sebagai basis lipstik dalam menentukan kekerasan dan daya lekat sediaan

Strategi 1 : Mengintegrasikan pengaturan dan pengawasan lembaga keuangan. Tujuannya adalah untuk mengurangi dan menghilangkan duplikasi serta pengaturan yang

Selain itu hal lain yang dapat disarankan yaitu perlu pengamatan tingkat kesukaan panelis terhadap irisan bit sebelum uji organoleptik dilakukan serta koefisien

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Cipondoh pada Wanita Usia Subur (WUS), maka penulis membuat kesimpulan secara keseluruhan, responden yang memiliki

Naskah Tengul karya Arifin C. Noer tidak memberikan penjelasan tentang usia dari tokoh Korep. Akan tetapi, dari jalinan cerita.. menunjukkan usianya adalah separuh