• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT KRONOLOGIS. Saya yang bertanda tangan di bawah ini : : Kristiana. No KTP :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURAT KRONOLOGIS. Saya yang bertanda tangan di bawah ini : : Kristiana. No KTP :"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Kristiana

No KTP : 33.0612.6011830002

Tempat dan tanggal lahir : Purworejo, 20 November 1983

Menyatakan kejadian sebagai berikut :

Pada awal tahun 2014 pihak Saudari. Setyo Haryani menawarkan sebidang tanah kepada saya. Suami saya (Saudara Yudo Sukmono) saat itu menanyakan kepada pihak Saudari Setyo Haryani alasan tanah tersebut dijual dan di jawab “dikarenakan Saudara Dadok (Adik Kandung Saudari Setyo Haryani) sedang butuh uang untuk membayar hutang. Pihak Saudari Setyo Haryani saat itu memberitahukan bahwa lokasi tanah yang akan dijual bersebelahan dengan kediaman Pak. Carik Desa Kerep yang berada tidak jauh dari rumah kediaman orang tua saya. Dan saya saat itu dihimbau bila ada waktu untuk ketemu pihak saudari Setyo Haryani.

Setelah beberapa hari sejak kedatangan pihak Saudari Setyo Haryani, saya dan suami menemui pihak saudari Setyo Haryani di kediaman saudara Dadok (Adik saudari Setyo Haryani). Suami saya menjelaskan maksud kedatangan kami untuk menanggapi tawaran tanah yang ditawarkan pihak Saudari Setyo Haryani beberapa hari yang lalu.

Saat itu suami saya menanyakan kembali alasan tanah tersebut dijual dan dijawab langsung oleh pihak Saudari Setyo Haryani bahwasanya tanah tersebut dijual dikarenakan kondisi saudara Dadok sedang ada banyak hutang yang harus dibayarkan dimana hutang tersebut dipergunakan saudara Dadok untuk maju mengikuti Pilihan Kepala Desa di Desa Kerep.

Dan suami saya saat itu juga menanyakan lokasi tanahnya secara lebih spesifik kepada pihak saudari Setyo Haryani yang antara lain mengenai lokasi serta batas – batas tanahnya, status tanah dan juga status sertifikat tanah tersebut serta apakah tanah tersebut sedang ada sengketa atau tidak. Adapun jawaban pihak saudari Setyo Haryani saat itu menunjukan bahwa lokasi tanah yang akan dijual berada di pinggir jalan kemiri – pituruh yang bersebelahan dengan kediaman Pak. Carik Desa Kerep.

(2)

Mengenai batas – batas tanah yg akan dijual saat itu pihak Saudari Setyo Haryani tidak memberitahukan dan / atau menunjukan secara spesifik mengenai batas – batas objek tanah yang akan dijual melainkan hanya mengatakan ukuran tanah yang akan dijual yaitu Lebar 7m dan Panjang 25m dan meyakinkan saya bahwa tanah tersebut ada di lokasi yang ditunjukan pada saya.

Dan jawaban mengenai status sertifikat tanah diberitahukan bahwa tanah tersebut status Sertifikat Hak Milik (SHM). Dan tidak dalam sengketa dengan siapapun.

Pada pertemuan pertama tersebut harga yang ditawarkan oleh pihak Saudari Setyo Haryani kepada kami yaitu Rp. 230.000.000,00.- (Dua ratus tiga puluh juta rupiah) dan saat itu juga suami saya menawar harga tersebut Rp. 180.000.000.00.- (Seratus delapan puluh juta rupiah). Tanggapan dari pihak saudari Setyo Haryani belum berani melepas dikarenakan belum ada penawaran dari pihak lain. Karena kami masih bertahan dengan harga tawaran kami maka kami pamit pulang.

Dalam waktu kurang lebih seminggu setelah pertemuan terakhir, pihak saya yaitu suami saya sering mendapatkan telepon dan sms dari pihak saudari Setyo Haryani menanyakan mengenai tawaran tanah tersebut, karena sering di tanyakan dan di bujuk untuk membeli tanah tersebut maka suami saya menaikan tawaran menjadi Rp.195.000.000.00.- (Seratus Sembilan puluh lima juta rupiah) karena suami saya menilai lebar tanah yang ditawarkan terbilang masih kecil dengan ukuran 7m (Tujuh meter) suami menjadi sedikit tidak berminat, hingga pada akhirnya pihak Setyo Haryani menjelaskan dan meyakinkan saya bahwa tanah bangunan kosong yang ada di sebelah barat akan ditawarkan pada saya lagi bila urusanya sudah beres karena itu statusnya masih menjadi satu kesatuan dari tanah milik Saudari Setyo Haryani hanya saja sedang dalam masalah hutang – piutang dan akan segera dibereskan setelah ada dana dan katanya tujuan jual tanah tersebut selain untuk bayar hutang juga untuk menyelesaikan urusan tanah yg masih dalam masalah hutang piutang tersebut. Mendengar penjelasan itu suami saya tergerak hatinya dan menaikan tawaran menjadi Rp.200.000.000,00.- (Dua ratus juta rupiah), pihak saudari Setyo Haryani meminta waktu untuk membicarakan tawaran saya dengan pihak keluarga yang lain.

Setelah beberapa hari setelah pembicaraan terakhir akhirnya suami saya mendapat telpon dari pihak saudari Setyo Haryani bahwa mereka menyetujui harga yang saya ajukan dan meminta saya untuk menyelesaikanya.

Dan beberapa hari kemuadian suami saya mendapatkan telpon dari pihak saudari Setyo Haryani menanyakan kelanjutan jual – beli tanah tersebut, suami saya menanyakan apa bisa lihat surat – surat tanah tersebut (sertifikat tanah), dan dijelaskan pihak saudari Setyo Haryani bahwa saat ini sertifikat tanah tersebut

(3)

sedang ada di BMT An-Nur – Kutoarjo karena sedang dijadikan jaminan atas pinjaman pihak saudari Setyo Haryani. Dan mereka meminta kepada saya sejumlah uang yang katanya untuk menyelesaikan urusan pinjamanya dengana BMT An-Nur – Kutoarjo sehingga jual – beli bisa dilanjutkan. Mendengar penjelasan tersebut suami saya menyetujui dengan syarat ikut ke BMT An-Nur untuk lihat kebenaran penjelasan tadi dan akan diberikan sejumlah uang untuk menebus sertifikat tanah tersebut dari BMT An-Nur kutoarjo dan juga uang yang akan kami berikan tersebut menjadi uang muka atas jual – beli tanah yang ditawarkan pihak saudari Setyo Haryani, mereka menyetujuinya dan membuat janji ketemu di BMT An-Nur – Kutoarjo.

Pada tanggal 19 Februari 2014 pihak saya dan pihak saudari Setyo Haryani janji ketemuan di BMT An-Nur – Kutoarjo untuk menyelesaikan urusan sertifikat tanah yang sedang menjadi jaminan, di BMT An-Nur tersebut saya dan suami bertemu saudari Setyo Haryani dan suami nya serta saudara Dadok, saya memberikan uang sejumlah Rp. 50.000.000,00.- (Lima puluh juta rupiah) kepada pihak saudari Setyo Haryani sebagai uang muka atas jual – beli tanah yang akan digunakan oleh mereka untuk menebus sertifikat tanah.

Setelah urusan pihak saudari Setyo Haryani dengan BMT An-nur selesai dan sertifikat tanah sudah diambil saya dan pihak saudara Setyo Haryani pergi ke tempat Notaris Bardjo Jumeno SH untuk membuat akta jual beli tanah.

Di tempat notaris tersebut kami utarakan maksud dan tujuan kami datang, dan kami mendapatkan penjelasan dari Bp. Bardjo Jumeno setelah mendengar keterangan dari pihak saudari Setyo Haryani bahwa untuk pengurusan pemecahan dan balik nama tanah yang saya beli membutuhkan proses dan waktu yang lama minimal 1,5 tahun karena tanah tersebut masih harus turun waris dan penyelesaian sebagian tanah yang ada di sebelah barat dimana masih tersandung masalah dan masih menjadi satu kesatuan dari tanah yang ada di sertifikat tanah tersebut.

Mendengar penjelasan Bp. Bardjo Jumeno pihak saya dan suami baru tahu kalau sertifikat tanah tersebut masih atas nama orang tua dan bukan atas nama yang bersangkutan sehingga kami menjadi ragu untuk melanjutkan jual – beli tanah tersebut. Setelah dari notaris pihak saudari Setyo Haryani meyakinkan kami untuk tidak usah khawatir akan masalah balik nama, “dijamin nanti pasti beres dan prosesnya cepat di tempat notaris yang lain” kata pihak saudari Setyo Haryani.

Beberapa hari setelah dari tempat notaris pada saat kami sedang di Jakarta kami mendapat telepon dari pihak saudari Setyo Haryani menanyakan kapan akan dilunasi kekurangan uang jual – beli tanahnya karena kalau tidak dilunasi maka akan ditawarkan pada pihak yang lain masih banyak yang mau, suami saya

(4)

menjawab “anda ndak usah khawatir karena seharusnya yang khawatir itu pihak saya dikarenakan uang sudah masuk sebagian ke pihak anda dan saat ini saya sedang di Jakarta mengurus urusan pekerjaan”. Dalam waktu kurang lebih 2 minggu kami sering sekali mendapatkan telepon dari pihak Saudari Setyo Haryani menanyakan pelunasanya.

Pada tanggal 6 Maret 2014 saya dan suami datang kerumah kediaman orang tua Saudari Setyo Haryani, disana pihak saudari Setyo Haryani kembali meyakinkan kami bahwa tidak perlu khawatir karena pengurusan tanah akan menggunakan notaris yang lain (Notaris Imam Supingi SH), dan untuk pengurusan pemecahan dan balik nama dijamin hanya membutuhkan waktu 6 (enam) Bulan. Mendapat penjelasan demikian maka pihak kami tergerak hatinya untuk melunasi kekuranganya, maka pada hari dan saat itu juga saya membayar Lunas dengan menyerahkan sejumlah uang tunai untuk jual – beli tanah tersebut yang di saksikan oleh pihak Setyo Haryani (Ibu nya, Setyo Haryani, Dadok, Dhani dan suami nya Dhani) dan pihak saya hanya saya dan suami, dimana surat jual – beli dan kwitansi pembayaran dibuat dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan saksi - saksi (Terlampir Foto Copy Surat Jual – Beli dan Kwitansi).

Enam Bulan Setelah di tanda tanganinya surat jual – beli pihak saya sering menanyakan kepastian kapan selesai urusan tanah tersebut dan selalu mendapatkan jawaban “sabar..ini sedang dalam pengurusan”

Pada saat bulan puasa tahun 2014 saya dan pihak saudari Setyo Haryani datang ke notaris Imam Supingi untuk mendapatkan kejelasan mengenai pengurusan balik nama, Bp. Imam Supingi menjelaskan kalau belum bisa proses pemecahan dan balik nama dikarenakan tanah tersebut masih atas nama almarhum orang tua (Ayah) saudari Setyo Haryani dan harus dilakukan turun waris terlebih dulu.

Sekitar bulan Desember 2014 pihak saudari Setyo Haryani menghubungi saya untuk meminta biaya balik nama sebesar Rp.5.000.000,00.- (Lima Juta Rupiah) karena saya belum konsultasi dengan suami yang kebetulan sedang kerja dan dan tidak ada dirumah maka saya tidak berikan permintaan tersebut. Hingga pada saat suami pulang kerja suami menghubungi pihak saudari Setyo Haryani menanyakan mengenai biaya balik nama tersebut setelah dijelaskan biaya tersebut untuk balik nama, setelah mendapatkan kabar seperti itu suami saya memberikan uang sejumlah Rp. 3.500.000,00.- (Tiga juta lima ratus ribu rupiah) untuk biaya pemecahan dan balik nama.

Seiring waktu terus berjalan namun belum ada kabar mengenai penyelesaian urusan balik nama tanah tersebut, suami saya datang sendiri menemui Bp. Imam Supingi menanyakan perkembangan pengurusan tanah tersebut dan mendapatkan penjelasan dari Bp. Imam Supingi bahwa ternyata tanah tersebut setelah diurus oleh

(5)

karyawanya dilapangan ternyata terbentur masalah batas tanah dengan pihak ketiga yang tanahnya berbatasan dengan tanah milik saudara Setyo Haryani dan akhirnya hanya diurus turun waris nya saja dijadikan satu nama yaitu atas nama Setyo Haryani. Setelah itu Surat – surat tanah dikembalikan oleh pihak Bp. Imam Supingi pada pihak saudari Setyo Haryani. Dan ternyata uang yang diminta pihak saudari Setyo Haryani yang katanya untuk balik nama ternyata digunakan untuk biaya turun waris.

Dan tanpa sepengetahuan Bp. Imam Supingi ternyata surat tanah tersebut dimasukan lagi oleh pihak saudari Setyo Haryani ke kantor notaris Imam Supingi oleh pihak saudari Setyo Haryani lewat salah satu karyawan disana.

Mendapatkan keterangan seperti tersebut diatas saya dan suami pesimis akan kelanjutan tanah tersebut dan tidak ingin untuk memiliki tanah tersebut maka suami saya menghubungi pihak saudari Setyo Haryani untuk mengembalikan uang jual – beli tersebut dikarenakan ketidak jelasan masalah tanah tersebut dan juga masih harus menunggu waktu yang tidak pasti kapan akan selesai masalah balik nama hingga saya bisa memiliki hak penuh atas tanah tersebut ditambah ada masalah sengketa batas tanah, kami merasa tertipu oleh jual – beli tersebut karena kami tidak bisa memiliki apa yang sudah kami beli.

Menyikapi hal tersebut diatas kami sudah berkali – kali menghubungi untuk mendapatkan kejelasan dan kepastianya akan hak kami dan yang kami dapatkan hanya janji – janji tanpa realisasi bahkan tanpa ada usaha untuk mengurus, dimana hal tersebut terbukti dari informasi pihak notaris.

Dikarenakan tidak mendapatkan kepastian dan tidak adanya itikad baik dari pihak saudari Setyo Haryani maka saya dan suami mendatangi pengacara Ita Meigavitri SH untuk meminta bantuanya menyelesaikan masalah ini secara hukum.

Ibu. Ita Meigavitri,SH menyanggupi dan menyikapi masalah saya dengan ditanda tanganinya surat kuasa kepada Ibu. Ita Meigavitri, dan beliau melayangkan surat somasi kepada pihak saudari Setyo Haryani.

Pada tanggal 15 Agustus 2016 Saya dan pengacara datang ke Polsek Kemiri untuk melaporkan permasalahan ini. Pihak Polsek mencoba untuk memediasi permasalahan tersebut dengan menghadirkan pihak Setyo Haryani dan didapatkan kesepakatan untuk mengembalikan uang saya dalam waktu 1 (satu) bulan.

Pada tanggal 15 September 2016 saya dan pengacara datang ke Polsek kemiri untuk menindak lanjuti hasil mediasi pada tanggal 15 Agustus 2016.

Pihak saudari Setyo Haryani mendatangkan saudara Ichwanto dan mengatakan bahwa permasalahan tanah yang saya beli akan di limpahkan kepada saudara Ichwanto yang nantinya pengembalian uang jual - beli akan diberikan dari pihak

(6)

saudara Ichwanto ke saya dan tanah yang sudah saya beli menjadi hak milik saudara Ichwanto. Pihak saudara Ichwanto saat itu ditanya dan ditegaskan oleh suami saya apakah benar saudara bersedia mengganti uang jual beli tersebut, dan jawaban saudara Ichwanto bahwa beliau tidak keberatan karena sudah ada kesepakatan antara pihak saudari Setyo Haryani dengan pihaknya yaitu saudara Ichwanto akan memberikan uang jual – beli tanah saya sebagai penggantian uang jual – beli nya dan tanah yang saya beli menjadi hak molik saudara Ichwanto , dan masalah sengketa tanah tidak dipermasalahkan lagi dengan cara dicabutnya gugatan yang sudah dilayangkan pihak Saudari Setyo Haryani. Saat itu saudara Setyo Haryani membenarkan apa yang diucapkan oleh saudara Ichwanto.

Dengan adanya kesepakatan antara pihak saudari Setyo Haryani dan pihak saudara Ichwanto maka didapatlah kesepakatan untuk segera mengurus permasalahan tersebut ke notaris.

Pada tanggal 19 September 2016 saya dan pihak saudari Setyo Haryani beserta pihak saudara Ichwanto datang ke notaris dan menjelaskan mengenai kesepakatan antara pihak saudari Setyo Haryani dan pihak saudara Ichwanto kepada Bp. Imam Supingi. Pada pertemuan tersebut saudara Ichwanto mengutarakan maksud dan tujuanya kepada Bp. Imam Supingi mengenai kesepakatan yang telah mereka sepakati dimana pihak saudara Setyo Haryani tidak mempermasalahkan batas tanah dan akan mencabut gugatan mengenai batas tanah tersebut. Atas kesepakatan tersebut Bp. Imam Supingi memberi saran agar cepat diurus masalah dengan saya dimana saudara Ichwanto memberikan sejumlah uang jual – beli antara saya dan pihak Setyo Haryani, dan juga menyarankan agar gugatan masalah batas tanah di cabut sehingga masalah pemecahan dan balik nama segera dapat diselesaikan dan juga dapat dilaksanakan pengukuran ulang sertifikat masing – masing sesuai dengan yang ada dilapangan.

Pada pertemuan tersebut antara pihak saudari Setyo Haryani, Saudara Ichwanto masing – masing sudah sepakat dengan hasil kesepakatanya bahwa saudara Ichwanto akan mengganti uang jual – beli kepada saya dan saudari Setyo Haryani tidak mempermaslahkan sengketa batas tanahnya serta menyanggupi akan segera mencabut gugatan batas tanah antara saudara Ichwanto dengan saudari Setyo Haryani.

Saat hendak pulang dari tempat notaris pihak saudari Setyo Haryani menyodorkan uang sejumlah Rp. 3.500.000,00.- (Tiga juta lima ratus ribu rupiah) sebagai pengembalian uang balik nama yang sudah saya berikan, berdasarkan janji dan kesepakatan yang sudah disepakati antara pihak saudara Setyo Haryani dengan saudara Ichwanto yang disaksikan Bp. Imam Supingi maka saya terima uang tersebut.

(7)

Beberapa hari setelah pertemuan di notaris (Imam Supingi SH) saya menghubungi saudara Ichwanto untuk menanyakan kelanjutanya mengenai pengembalian uang jual – beli tanah, tapi malah saya mendapatkan kabar bahwa saudara Ichwanto belum mau memberikan uang kepada saya dikarenakan pihak saudara Setyo Haryani belom mencabut gugatan yang diajukannya mengenai batas tanah antara saudara Ichwanto dengan pihak Setyo Haryani. Mendengar kabar tersebut saya menghubungi Kanit Serse Polsek Kemiri menjelaskan apa yg sudah terjadi sejak mediasi terakhir di polsek Kemiri, Kanit Serse Polsek Kemiri memberi tahukan bahwa pengaduan saya tidak ada unsur pidananya dikarenakan saya sudah menerima uang balik nama sejumlah Rp. 3.500.000,00.- (Tiga juta lima ratus ribu rupiah) yang diberikan pihak saudara Setyo Haryani kepada saya di kantor notaris Imam supingi SH.

Demikian Surat Kronologis ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Yang bertanda - tangan,

Referensi

Dokumen terkait

Bagi wakil Pemegang Saham Perseroan yang berbentuk badan hukum dimohon agar membawa fotokopi Anggaran Dasar Pemberi Kuasa berikut perubahannya yang berlaku saat ini dan akta susunan