• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN III.1. Metode Penelitian

Metode korelasional meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat. Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai hubungan sebab akibat yang langsung bisa dilihat (Kriyantono, 2006: 62). Penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi disebut metode korelasional. Perbedaan utama dengan metode lain adalah adanya usaha untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar deskripsi (Umar, 2002: 45). Peneliti dapat mengetahui berapa besar kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat serta besarnya arah hubungan yang terjadi.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Metode ini digunakan untuk meneliti bagaimana hubungan Antara Program Radio O Tano Batak Dengan Minat Dengar Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D

(2)

Kecamatan Medan Petisah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel yang ada.

III.2. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah. Kelurahan ini berbatasan langsung dengan :

a.Sebelah Utara : Sei Putih Barat, Sei Putih Tengah Kel. Medan Petisah b.Sebelah Selatan : Babura Sunggal, Kel. Babura Medan Baru

c.Sebelah Barat : Kel. Simpang Tanjung Medan Sunggal d.Sebelah Timur : Petisah Tengah Kel. Medan Petisah

Kelurahan ini memiliki aneka suku seperti suku Jawa, Batak, Padang, Aceh, dll Sehingga kelurahan ini bisa dikatakan sebagai kelurahan multibudaya. Dan rata-rata di kelurahan ini bekerja sebagai pegawai swasta lalu diikuti dengan pegawai negeri sipil. Berikut data yang peneliti ambil dari profil kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah tahun 2009 :

Tabel III.1

Populasi Berdasarkan Pekerjaan

No Status/ Jenis Jasa/ Perdagangan Jumlah (orang)

1 2 3

1 a. Pegawai Negeri Sipil 1.Pegawai Kelurahan 2.Guru

3.Pegawai Negri Sipil/ ABRI 4.Mantri Kesehatan/ Perawat 5.Bidan 6.Dokter 7. PNS lainnya b. Pensiunan ABRI c. Pegawai Swasta c. Pegawai BUMN/BUMD d. Pensiunan Swasta 5 28 102 12 7 12 - 438 536 27 13

(3)

Adapun penelitian ini dilakukan bulan Februari 2011 dan dilakukan secara accidental.

III.3. Populasi dan Sampel III.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1995: 141).

Jumlah total penduduk di kelurahan Sei Sikambing D berjumlah 13.405 jiwa dengan jumlah kepala keluarganya 1773 KK, yang diantaranya total jumlah penduduk laki-laki 6482 jiwa sedangkan wanita 6923 jiwa. Populasi dalam penelitian ini Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah yang terdiri dari 12 lingkungan. Dan data jumlah ibu rumah tangga di keluahan ini bisa kita lihat seperti di halaman selanjutnya yaitu:

Tabel III. 2

Jumlah Populasi Ibu Rumah Tangga Golongan Umur Jumlah (orang)

16-28 518 19-25 625 26-35 1108 36-45 895 46-50 520 51-60 714 61-75 179

Lebih dari 76 tahun 165

(4)

Sedangkan yang akan peneliti akan ambil sampel adalah dari umur 16-50 tahun yan berjumlah 3666.

III.3.2Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 1995: 144). Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% (Bungin, 2005: 105), yakni sebagai berikut: 1 ) ( 2 + = d N N n Keterangan: N = Jumlah Populasi n = Sampel 2

d = Presisi (digunakan 10% atau 0,1)

Berdasarkan rumus tersebut maka dapat diperhitungkan jumlah responden sebagai berikut : 1 ) ( 2 + = d N N n 1 ) 1 , 0 ( 3666 3666 2 + = n 66 , 37 3666 = n 3 , 97 = n 97 = n

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 97 orang. III.4. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah accindental sampling, yaitu mengambil sampel siapa saja yang ada atau kebetulan ditemui.

(5)

Jadi setiap ibu rumah tangga yang ditemui oleh peneliti di kelurahan Sei Sikambing D akan menjadi sampel penelitian ini sebanyak 97 orang.

III.6. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data-data melalui literature dan bacaan yang mendukung dan relevan dengan penelitian yang dilakukan.

b. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan survey di lokasi penelitian. Penelitian di lapangan dilakukan dengan menggunakan:

• Kuesioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab pula oleh responden.

• Wawancara, yaitu sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan peneliti terhadap pihak-pihak yang terkait.

III.7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995: 263). Menurut Bogdan & Biklen, analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dn menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan orang lain. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian

(6)

korelasional, sehingga menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis.

a. Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal adalah analisis yang dilakukan dengan membagi variabel-variabel penelitian ke dalam jumlah frekuensi dan persentase setiap kategori (Singarimbun, 1995: 266).

b. Analisis Tabel Silang

Analisis tabel silang adalah salah satu tekhnik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui apakah variabel yang satu mempunyai hubungan dengan variabel lainnya (Singarimbun, 1995:271)

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah salah satu fungsi untuk menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan dipresentasikan., juga dipakai untuk menguji hipotesis. Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan diantara dua variabel. kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan ini disebut koefisien asosiasi (korelasi). Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diukur terdapat dalam skala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik yang berlaku, pengujian hipotesis yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan test statistik ”Spearman’s Rho Rank Order Correlations”, yaitu rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman (Kriyantono, 2006: 174). Rumus koefisien korelasinya adalah:

Keterangan : Rho = koefisien korelasi rank-order ) 1 ( 6 1 2 2 − − − =

N N d Rho

(7)

d = perbedaan antara pasangan jenjang

Σ = sigma atau jumlah N = jumlah individu dalam sampel 1 = bilangan konstan

6 = bilangan kostan

Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jika rho < 0, maka hipotesis ditolak. Jika rho > 0, maka hipotises diterima.

Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, maka digunakan rumus ttest pada tingkat signifikan 0,005 sebagai berikut:

Keterangan: t = nilai thitung

r = nilai koefisien relasi n = jumlah sampel

Jika thitung >ttabel,, maka hubungan signifikan Jika thitung <ttabel,, maka hubungan tidak signifikan

Selanjutnya, untuk mengatur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi sebagai berikut (Kriyantono, 2006: 168-169), yaitu: < 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali

0,20 – 0,39 = hubungan rendah tapi pasti 2

1

2

r

n

t

=

(8)

0,40 – 0,70 = hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat

> 0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan

(9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. PROSES PENGUMPULAN DATA

Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data dan literatur serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Dapat juga didapat dari buku-buku, jurnal dan internet yang berkaitan dengan masalah penelitian yang dibahas.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian ini, untuk menghimpun data hasil penelitian, Penelitian menggunakan kuesioner. Pertanyaan melalui kuesioner disusun secara sistematis. Adapun model pertanyaan yang digunakan adalah dalam bentuk “Projective Questionaire”. Projective questionaire adalah suatu model pertanyaan yang mengajukan pilihan jawaban kepada responden atau disebut dengan pertanyaan dengan jawaban tertutup. Dan kuesioner tersebut juga memiliki model kuesioner semi terbuka, yaitu model pertanyaan yang jawaban pertanyaan disertai dengan alasannya.

Tahapan penelitian lapangan adalah:

1. Peneliti terlebih dahulu melakukan pra penelitian untuk melihat kondisi masalah yang menjadi fokus penelitian, serta untuk mengetahui jumlah populasi yang akan dijadikan sampel. Penyebaran kuesioner penelitian pada tanggal 10 sampai 12 Maret 2011

(10)

2. Peneliti memberikan keterangan seperlunya tentang kuesioner penelitian. Hampir seluruh responden tidak terlalu sulit dalam mengisi kuesioner yang diberikan dengan 28 pertanyaan.

IV.2. PROSES PENGOLAHAN DATA

Setelah data dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data hasil jawaban karyawan dalam kuesioner penelitian. Pengolahan data ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Penomoran kuesioner, proses ini dilakukan dengan memberikan nomor dalam kotak yang tersedia di sebelah kanan kuesioner.

b. Editing, tahap ini dilakukan untuk memperbaiki apabila ada kesalahan dalam pengisian.

c. Memberikan label pada setiap pertanyaan sebagai pertanda untuk membedakan antara pertanyaan yang satu dengan yang lain untuk memudahkan memasukkan data dalam variabel view pada SPSS 13.0.

d. Memasukkan hasil jawaban kuesioner pada setiap kolom pada variabel view dan selanjutnya dianalisis kecenderungan jawaban sebagai jawaban mayoritas yang menunjukkan keadaan umumnya.

e. Pengujian hipotesis, tahap pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data yang ditemukan menolak atau menerima hipotesa penelitian yang diajukan.

IV.3. ANALISA DESKRIPTIF

Di dalam penyajian data hasil penelitian yang dilakukan mengenai “Pengaruh Acara O Tano Batak di Radio Teladan FM Terhadap Minat Dengar di Kalangan Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sekambing Kota Medan” dikelompokkan kepada dua hal sebagai berikut:

(11)

1. Analisis deskriptif adalah penyajian data hasil penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara deskriptif mengenai objek yang diteliti.

2. Analisis korelasional adalah penyajian data yang bertujuan untuk menguji ada-tidaknya hubungan antara variabel, sekaligus menguji hipotesis yang dikemukakan dari kegiatan penelitian yang dilakukan

Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal penelitian ini masing-masing sebagai berikut :

IV.3.1. Karateristik Responden

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia

No Usia F % 1 15-20 33 34 2 21-25 18 18,6 3 26-30 10 10,3 4 31-35 14 14,4 5 >36 22,7 22,7 Total 97 100 Sumber : P.1/FC.3

Berdasarkan Tabel diatas, tabel frekuensi “Usia” dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang diketahui yang memiliki umur 15-20 tahun 33 responden dengan tingkat keabsahan 34%, yang memiliki umur 21-25 tahun sebanyak 18 responden dengan tingkat keabsahan 18,6%, serta yang memiliki umur 26-30 tahun sebanyak 10 responden dengan tingkat keabsahan 10,3%, yang memiliki umur 31-35 tahun sebanyak 14 responden dengan tingkat keabsahan 14,4%, serta yang memiliki umur diatas 36 tahun sebanyak 22 responden dengan tingkat keabsahan 22,7%.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ibu rumah tangga yang berumur 15-20 tahun di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan medan Petisah lebih dominan sebesar 34%. Responden dalam umur ini tergolong masih muda maka

(12)

dari itu usia ini yang lebih banyak dan lebih tertarik untuk mendengarkan radio dibandingkan dengan usia-usia yang lain karena rasa ingin tahu mereka lebih besar dari umur lainnya.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Suku

No Suku Bangsa F % 1 Batak 57 58,8 2 Jawa 13 13,4 3 Melayu 6 6,2 4 Minang 5 5,2 5 Lain-lain 16 16,5 Total 97 100 Sumber : P.2/FC.4

Berdasarkan Tabel diatas, tabel frekuensi “Suku” dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang diketahui bahwa orang yang berasal dari suku batak sebanyak 57 responden dengan tingkat keabsahan 58,8%, yang berasal dari suku Jawa sebanyak 13 responden dengan tingkat keabsahan 13,4%, yang berasal dari suku melayu sebanyak 6 responden dengan tingkat keabsahan 6,2%. Serta yang berasal dari suku minang sebanyak 5 responden dengan tingkat keabsahan 5,2% dengan, sedangkan yang berasal dari suku lain seperti aceh, india, cina sebanyak 16 responden.

Dengan demikian maka yang terbanyak dalam mendengarkan radio acara O Tano Batak di Radio Teladan FM Medan adalah yang berasal dari suku Batak sebesar 58,8% karena acara ini menampilkan khusus lagu batak saja sehingga lebih banyak orang yang berasal dari suku batak yang mendengarnya.

(13)

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan F % 1 SD 1 1 2 SMP 9 9,3 3 SMA 60 61,9 4 DIPLOMA 14 14,4 5 SARJANA 13 13,4 Total 97 100 Sumber : P.3/FC.5

Berdasarkan Tabel diatas, tabel frekuensi “Pendidikan” dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang diketahui bahwa orang yang memiliki tingkat pendidikan SD sebanyak 1 responden dengan tingkat keabsahan 1%, yang memiliki tingkat pendidikan SMP sebanyak 9 responden dengan tingkat keabsahan 9,3%, yang memiliki pendidikan SMA sebanyak 60 responden dengan tingkat keabsahan 61,9%, yang memiliki tingkat pendidikan Diploma sebanyak 14 responden dengan tingkat keabsahan 14,4%, dan yang memiliki tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 13 responden dengan tingkat keabsahan 13,4.

Dengan demikian maka yang terbanyak mendengarkan radio acara O Tano Batak di Radio Teladan FM Medan adalah yang memiliki tingkat pendidikan akhir SMA yaitu sebanyak 60 orang karena responden disini merupakan ibu rumah tangga yang kebanyakan hanya tamat dari sekolah menengah atas saja.

(14)

IV.3.2. Radio

Tabel 4.4

Seberapa sering mendengar radio?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Sering 17 17,5 2 Sering 43 44,3 3 Kurang Sering 34 35,1 4 Tidak Pernah 3 3,1 Total 97 100 Sumber : P.4/FC.6

Berdasarkan Tabel diatas maka dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat sering mendengar radio ada sekitar 17 orang dengan tingkat keabsahan 17,5 % dan responden yang dikategorikan sering mendengar radio ada sebanyak 43 orang dengan tingkat keabsahan 44,3%. Sedangkan yang kurang sering mendengar radio sekitar 34 orang dengan tingkat keabsahan 35,1. Dan yang tidak pernah mendengar radio ada sekitar 3 orang dengan tingkat keabsahan 3,1%. Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa seluruh responden sering mendengarkan radio. Hal ini disebabkan karena intensitas ibu rumah tangga di rumah lebih banyak sehingga radio lah yang menjadi media penghibur setelah Televisi

Tabel 4.5

Seberapa seringkah anda merasa radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik? No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Sering 10 10,3 2 Sering 57 58,8 3 Kurang Sering 23 23,7 4 Tidak Pernah 7 7,2 Total 97 100 Sumber : P.5/FC.7

(15)

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat pernah merasa radio sebagai media yang memiliki daya tarik ada sekitar 10 orang dengan tingkat keabsahan 10,3 % dan responden yang dikategorikan pernah ada sebanyak 57 orang dengan tingkat keabsahan 58,8%. Sedangkan yang kurang pernah merasa radio sebagai media yang memiliki daya tarik sekitar 23 orang dengan tingkat keabsahan 23,7. Dan yang tidak pernah mendengar radio ada sekitar 7 orang dengan tingkat keabsahan 7,2%.

Dengan demikian maka dapat dijelaskan bahwa kebanyakan responden lebih menganggap radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik dibandingkan dengan media lainn karena menurut responden jika mendengarkan musik di radio lebih nikmat dan tidak cepat bosan.

Tabel 4.6

Seberapa seringkah anda merasa radio memiliki kualitas lebih baik dibandingkan media lain?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Sering 4 4,1 2 Sering 33 34,0 3 Kurang Sering 55 56,7 4 Tidak Pernah 6 5,2 Total 97 100 Sumber : P.6/FC.8

Berdasarkan tabel dihalaman sebelumnya, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat pernah merasa radio memiliki kulaitas lebih baik dibanding media lain ada sekitar 4 orang dengan tingkat keabsahan (Valid Percent) 4,1 % dan responden yang dikategorikan pernah ada sebanyak 33 orang dengan tingkat keabsahan (Valid Percent) 34%. Sedangkan yang kurang pernah merasa radio memiliki kulaitas lebih baik sekitar 55 orang dengan tingkat

(16)

keabsahan 56,7. Dan yang tidak pernah mendengar radio ada sekitar 5 orang dengan tingkat keabsahan 5,2%.

Hal ini menunjukkan bahwa radio memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan media lain karena sifat radio yang praktis ketika didengar dan selalu membuat penasaran para pendengarnya.

Tabel 4.7

Seberapa seringkah anda merasa radio memiliki interaksi lebih baik dengan masyarakat dibandingkan media lain?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Sering 17 17,5 2 Sering 55 56,7 3 Kurang Sering 21 21,6 4 Tidak Pernah 4 4,1 Total 97 100 Sumber : P.7/FC.9

Berdasarkan tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat sering merasa radio memiliki kulaitas lebih baik dibanding media lain ada sekitar 17 orang dengan tingkat keabsahan 17,5 % dan responden yang dikategorikan sering ada sebanyak 55 orang dengan tingkat keabsahan 56,7. Sedangkan yang kurang pernah merasa radio memiliki interaksi lebih baik dibandingkan dengan media lain sekitar 21 orang dengan tingkat keabsahan 21,6. Dan yang tidak pernah mendengar radio ada sekitar 4 orang dengan tingkat keabsahan 4,1%.

Dengan demikian menurut tabel diatas masyarakat sudah merasakan dan menganggap bahwa radio memiliki interaksi lebih baik dibandingkan dengan media lain. Hal ini dikarenakan radio sering melakukan proses komunikasi 2 arah seperti telepon para fans, kirim pesan lewat kupon sehingga responden menanggap hal inilah yang membuat mereka tertarik untuk mendengarkan radio.

(17)

Tabel 4.8

Seberapa seringkah anda menggunakan media selain radio untuk mendengarkan acara di radio?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Sering 9 9,3 2 Sering 43 44,3 3 Kurang Sering 28 28,9 4 Tidak Pernah 17 17,5 Total 97 100 Sumber : P.8/FC.10

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat sering menggunakan media lain untuk mendengarkan acara di radio ada sekitar 9 orang dengan tingkat keabsahan 9,3 % dan responden yang dikategorikan sering ada sebanyak 43 orang dengan tingkat keabsahan 44,3%. Sedangkan yang kurang sering menggunakan media lain untuk mendengarkan acara di radio sekitar 28 orang dengan tingkat keabsahan 28,9. Dan yang tidak pernah ada sekitar 17 orang dengan tingkat keabsahan 17,5%.

Dengan demikian maka menurut tabel diatas mengatakan bahwa masyarakat sudah sering menggunakan media lain untuk mendengarkan radio. Hal ini disebabkan karena jika melaui media lain seperti Handphone, maka dapat didengarkan dimana saja tanpa memperhatikan tempat dan waktu.

Tabel 4.9

Pernahkan anda merasa radio sudah menyampaikan pesan dengan jelas?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Pernah 4 4,1 2 Pernah 55 56,7 3 Kurang Pernah 34 35,1 4 Tidak Pernah 4 4,1 Total 97 100

(18)

Sumber : P.9/FC.11

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat pernah merasa radio sudah menyampaikan pesan dengan jelas ada sekitar 4 orang dengan tingkat keabsahan 4,1% dan responden yang dikategorikan pernah ada sebanyak 55 orang dengan tingkat keabsahan 56,7%. Sedangkan yang kurang pernah merasa radio sudah menyampaikan pesan dengan jelas sekitar 34 orang dengan tingkat keabsahan 35,1. Dan yang tidak pernah ada sekitar 4 orang dengan tingkat keabsahan 4,1%.

Maka dengan demikian responden sudah menganggap bahwa radio sudah menyampaikan informasi dengan jelas dengan tingkat keabsahan 56,7%. Hal ini disebabkan karena dengan kemajuan tekhnologi maka penyampaian informasi melaui radio sudah bisa dipancarkan atau disiarkan tanpa adanya gangguan jaringan.

Tabel 4.10

Seberapa seringkah radio menyampaikan berita yang faktual (baru terjadi)?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Pernah 19 19,6 2 Pernah 57 58,8 3 Kurang Pernah 19 19,6 4 Tidak Pernah 2 2,1 Total 97 100 Sumber : P.10/FC.12

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat pernah merasa radio sudah menyampaikan berita yang faktual (baru terjadi) ada sekitar 19 responden dengan tingkat keabsahan 19,6% dan responden yang dikategorikan pernah ada sebanyak 57 orang dengan tingkat keabsahan 58,8%. Sedangkan yang kurang pernah merasa radio sudah

(19)

menyampaikan pesan yang bersifat faktual sekitar 19 orang dengan tingkat keabsahan 19,6. Dan yang tidak pernah ada sekitar 2 orang dengan tingkat keabsahan 2,1%.

Dengan demikian responden menganggap bahwa radio sudah menyapaikan berita yang faktual dengan tingkat keabsahan 58,8%. Hal ini disebabkan karena dengan kemajuan tekhnologi apalagi didukung kemajuan informasi di dunia maya maka radio bisa mendapatkan informasi dengan cepat sehingga langsung di kabarkan kepada para pendengar.

Tabel 4.11

Apakah anda pernah mendapat informasi sesuai kebutuhan anda dari radio?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Pernah 4 4,1 2 Pernah 45 46,4 3 Kurang Pernah 42 43,3 4 Tidak Pernah 6 6,2 Total 97 100 Sumber : P.11/FC.13

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat pernah merasa bahwa kebutuhan informasi responden terpenuhi setelah mendengar radio ada sekitar 4 responden dengan tingkat keabsahan 4,1% dan responden yang dikategorikan pernah ada sebanyak 45 orang dengan tingkat keabsahan 46,4%. Sedangkan yang kurang terpenuhi kebutuhan informasinya setelah mendengar radio sekitar 42 orang dengan tingkat keabsahan 43,3%. Dan yang tidak pernah ada sekitar 6 orang dengan tingkat keabsahan 6,2%.

Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah pernah mendapatkan informasi yang dibutuhkan melalui radio dengan tingkat keabsahannya 46,4%.

(20)

Hal ini disebabkan karena banyaknya varian atau jenis radio yang menampilkan berbagai macam gennre sehingga para responden bisa bebas memilih radio mana yang bagus untuk didengar.

Tabel 4.12

Apakah anda pernah mendengarkan radio Teladan FM Medan?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Pernah 4 4,1 2 Pernah 26 26,8 3 Kurang Pernah 33 34,0 4 Tidak Pernah 34 35,1 Total 97 100 Sumber : P.12/FC.14

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat pernah mendengarkan radio Teladan FM Medan ada sekitar 4 responden dengan tingkat keabsahan 4,1% dan responden yang dikategorikan pernah ada sebanyak 26 orang dengan tingkat keabsahan 26,8%. Sedangkan yang kurang pernah mendengarkan radio teladan FM Medan sekitar 33 orang dengan tingkat keabsahan 34%. Dan yang tidak pernah ada sekitar 34 orang dengan tingkat keabsahan 35,1%.

Dari uraian diatas, yang paling dominan dalam mendengar radio Teladan FM Medan berada pada tingkat tidak pernah sebesar 35,1%. Hal ini disebabkan karena kebanyakan responden masih muda diantara kisaran umur 15-20 dimana mereka lebih tertarik mendengarkan radio yang mengusung konsep remaja dan juga mereka lebih tertarik juga menonton TV sedangkan Radio Teladan FM Medan lebih mengutamakan konsep acara yang dewasa seperti menampilkan lagu nostalgia dan juga lagu Batak.

(21)

Tabel 4.13

Apakah anda pernah mendengar acara O Tano Batak di Radio Teladan FM Medan? No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Pernah 6 6,2 2 Pernah 24 24,7 3 Kurang Pernah 23 23,7 4 Tidak Pernah 44 45,4 Total 97 100 Sumber : P.13/FC.15

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat pernah mendengarkan acara O Tano Batak di radio teladan FM Medan ada sekitar 6 responden dengan tingkat keabsahan 6,2% dan responden yang dikategorikan pernah ada sebanyak 24 orang dengan tingkat keabsahan 24,7%. Sedangkan yang kurang pernah mendengarkan acara O Tano Batak di Radio teladan FM Medan sekitar 23 orang dengan tingkat keabsahan 23,7%. Dan yang tidak pernah sekitar 44 orang dengan tingkat keabsahan 45,4%.

Dengan demikian, yang paling dominan dalam mendengar acara O Tano Batak di Radio teladan FM Medan berada pada tingkat tidak pernah sebesar 45,4%. Hal ini disebabkan karena acara O Tano Batak di radio Teladan FM Medan memiliki saingan acara yaitu acara Tao Toba Na Jogi yang ditayangkan di radio Kardopa. Sehingga banyak responden yang lebih sering mendengarkan acara Tao Toba Na Jogi ini daripada acara O tano Batak.

(22)

Tabel 4.14

Apakah anda pernah ikut serta dalam acara O Tano Batak seperti telepon dan request lagu melalui kupon?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Sering 4 4,1 2 Sering 14 14,4 3 Kurang Sering 20 20,6 4 Tidak Pernah 59 60,8 Total 97 100 Sumber : P.14/FC.16

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat sering ikut serta dalam acara O Tano Batak seprti telepon dan request lagu melalui kupon ada sekitar 4 responden dengan tingkat keabsahan 4,1% dan responden yang dikategorikan sering ada sebanyak 14 orang dengan tingkat keabsahan 14,4%. Sedangkan yang kurang sering ikut serta dalama acara O Tano Batak sekitar 20 orang dengan tingkat keabsahan 20,6%. Dan yang tidak pernah sekitar 55 orang dengan tingkat keabsahan 60,8%.

Dengan demikian, yang paling dominan mengikuti acara O Tano Batak seperti telepon dan request lagu berada pada tingkat tidak pernah sebesar 60,8%. Hal ini disebabkan karena jarangnya dibuka line telepon dan juga promo dari kupon lagu untuk merequest lagu sehinnga responden kebanyakan hanya menikmati lagu batak saja tanpa adanya komunikasi 2 arah yang dilakukan.

(23)

Tabel 4.15

Apakah anda pernah mendapatkan informasi yang menghibur dari acara O Tano Batak? No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Sering 10 10,3 2 Sering 19 19,6 3 Kurang Sering 20 20,6 4 Tidak Pernah 48 49,5 Total 97 100 Sumber : P.15/FC.17

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat sering mendapat informasi yang menghibur dari acara O Tano Batak sekitar 10 responden dengan tingkat keabsahan 10,3% dan responden yang dikategorikan sering ada sebanyak 19 orang dengan tingkat keabsahan 19,6%. Sedangkan yang kurang sering ikut serta dalama acara O tano Batak sekitar 20 orang dengan tingkat keabsahan 20,6%. Dan yang tidak pernah sekitar 48 orang dengan tingkat keabsahan 49,5%.

Dengan demikian, yang paling dominan dalam hal ini adalah responden yang tidak pernah merasa terhibur melalui acara O Tano Batak. Hal ini disebabkan karena kemampuan si penyiar yang menurut para responden sangat menjenuhkan sehingga para responden banyak yang mengeluhkan hal tersebut.

IV.3.3. Minat

Tabel 4.16

Apakah anda tertarik mendengarkan radio?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Tertarik 16 16,5 2 Tertarik 49 50,5 3 Kurang Tertarik 30 30,9 4 Tidak Tertarik 2 2,1 Total 97 100 Sumber : P.16/FC.18

(24)

Berdasarkan Tabel dihalaman sebelumnya, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat tertarik dalam mendengarkan radio ada sekitar 16 responden dengan tingkat keabsahan 16,5% dan responden yang dikategorikan tertarik ada sebanyak 49 orang dengan tingkat keabsahan 50,5%. Sedangkan yang kurang tertarik mendengarkan radio sekitar 30 orang dengan tingkat keabsahan 30,9%. Dan yang tidak tertarik sekitar 2 orang dengan tingkat keabsahan 2,1% dengan kumulatif persentase 100%.

Dengan demikian, yang paling dominan mendengarkan radio berada pada tingkat tertarik sebesar 50,5%. Hal ini disebabkan karena rata-rata responden intensitas di rumah lebih banyak dan juga rata-rata tingkat kesejahteraan disini menengah kebawah sehingga lebih banyak responden suka untuk mendengarkan radio.

Tabel 4.17

Apakah anda tertarik untuk mencari informasi dari radio?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Tertarik 10 10,3 2 Tertarik 39 40,2 3 Kurang Tertarik 44 45,4 4 Tidak Tertarik 4 4,1 Total 97 100 Sumber : P.17/FC.19

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat tertarik untuk mencari informasi dari radio ada sekitar 10 responden dengan tingkat keabsahan 10,3% dan responden yang dikategorikan tertarik ada sebanyak 39 orang dengan tingkat keabsahan 40,2%. Sedangkan yang kurang tertarik mencari informasi dari radio sekitar 44 orang dengan tingkat

(25)

keabsahan 45,4% dengan. Dan yang tidak tertarik sekitar 4 orang dengan tingkat keabsahan 4,1%.

Dengan demikian, responden kurang tertarik untuk mencari informasi melalui radio dengan tingkat keabsahannya 45,4%. Hal ini disebabkan karena kebanyakan responden lebih mengutamakan nilai hiburan daripada mencari informasi melalui radio.

Tabel 4.18

Apakah anda tertarik mendengarkan Radio Teladan FM?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Tertarik 9 9,3 2 Tertarik 24 24,7 3 Kurang Tertarik 47 48,5 4 Tidak Tertarik 17 17,5 Total 97 100 Sumber : P.18/FC.20

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat tertarik untuk mendengarkan radio teladan FM ada sekitar 9 responden dengan tingkat keabsahan 9,3% dan responden yang dikategorikan tertarik ada sebanyak 24 orang dengan tingkat keabsahan 24,7%. Sedangkan yang kurang tertarik mencari informasi dari radio sekitar 47 orang dengan tingkat keabsahan 48,5%. Dan yang tidak tertarik sekitar 17 orang dengan tingkat keabsahan 17,5%.

Dengan demikian, yang paling dominan mendengarkan radio Teladan FM berada pada tingkat kurang tertarik sebesar 48,5%. Hal ini disebabkan karena rata-rata responden hanya sekali atau jarang dalam mendengarkan radio Teladan FM karena banyaknya siaran radio di Kota Medan dan kurangnya varian acara yang

(26)

ditawarkan oleh radio Teladan sehingga responden lebih memilih mendengarkan acara di radio lain.

Tabel 4.19

Bagaimana program radio Teladan FM menurut anda?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Tertarik 11 11,3 2 Tertarik 22 22,7 3 Kurang Tertarik 35 36,1 4 Tidak Tertarik 29 29,9 Total 97 100 Sumber : P.19/FC.21

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat tertarik untuk menilai bagaimana program radio teladan FM ada sekitar 11 responden dengan tingkat keabsahan 11,3% dan responden yang dikategorikan tertarik ada sebanyak 22 orang dengan tingkat keabsahan 22,7%. Sedangkan yang kurang tertarik terhadap program radio Teladan FM sekitar 35 orang dengan tingkat keabsahan 36,1% dengan. Dan yang tidak tertarik sekitar 29 orang dengan tingkat keabsahan 29,9%.

Dengan demikian responden banyak yang kurang tertarik terhadap program yang ditayangkan di radio Teladan FM Medan dengan tingkat keabsahannya 36,1%. Hal ini disebabkan karena minimnya program acara yang ditawarkan di radio Teladan FM ini sehingga terkesan program yang ditawarkan terkesan monoton.

(27)

Tabel 4.20

Bagaimana program acara O Tano Batak di Radio Teladan FM menurut anda? No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Tertarik 14 14,4 2 Tertarik 13 13,4 3 Kurang Tertarik 36 37,1 4 Tidak Tertarik 34 35,1 Total 97 100 Sumber : P.20/FC.22

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat tertarik terhadap acara O Tano Batak di radio teladan FM ada sekitar 14 responden dengan tingkat keabsahan 14,4% dan responden yang dikategorikan tertarik ada sebanyak 13 orang dengan tingkat keabsahan 13,4%. Sedangkan yang kurang tertarik terhadap acara O Tano Batak di radio Teladan FM sekitar 36 orang dengan tingkat keabsahan 37,1%. Dan yang tidak tertarik sekitar 34 orang dengan tingkat keabsahan 35,1%.

Dengan demikian responden menganggap bahwa program acara O Tano Batak di Raio Tteladan FM kurang menarik dengan tingkat keabsahannya 37,1%. Hal ini disebabkan karena menurut para responden kenapa hanya lagu Batak saja yang ditampilkan di acara tersebut.

Tabel 4.21

Apakah anda tertarik mendengarkan acara O Tano Batak?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Tertarik 13 13,4 2 Tertarik 15 15,5 3 Kurang Tertarik 35 36,1 4 Tidak Tertarik 34 35,1 Total 97 100 Sumber : P.21/FC.23

(28)

Berdasarkan Tabel dihalaman sebelumnya, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat tertarik untuk mendengarkan acara O Tano Batak di radio teladan FM ada sekitar 13 responden dengan tingkat keabsahan 13,4% dan responden yang dikategorikan tertarik ada sebanyak 15 orang dengan tingkat keabsahan 15,5%. Sedangkan yang kurang tertarik mendengar acara O Tano Batak sekitar 35 orang dengan tingkat keabsahan 36,1%. Dan yang tidak tertarik sekitar 34 orang dengan tingkat keabsahan 35,1%.

Dari uraian diatas, yang paling dominan dalam mendengar acara O Tano Batak di radio Teladan FM berada pada tingkat kurang tertarik sebesar 36,1%. Hal ini disebabkan karena banyak sajian acara yang ditawarkan oleh banyak radio di Kota Medan dan karena konsep acara dalam acara O Tano Batak tergolong monoton, hanya menampilkan lagu saja tanpa mau sering mendengar keluh kesah para fans atau pendengar.

Tabel 4.22

Bagaimana menurut anda informasi dari program O Tano Batak?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Tertarik 8 8,2 2 Tertarik 17 17,5 3 Kurang Tertarik 39 40,2 4 Tidak Tertarik 33 34,0 Total 97 100 Sumber : P.22/FC.24

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat tertarik terhadap informasi yang disampaikan di acara O Tano Batak ada sekitar 8 responden dengan tingkat keabsahan 8,2% dan responden yang dikategorikan tertarik ada sebanyak 17 orang dengan tingkat

(29)

keabsahan 17,5%. Sedangkan yang kurang tertarik informasi yang disampaikan di acara O Tano Batak sekitar 39 orang dengan tingkat keabsahan 40,2%. Dan yang tidak tertarik sekitar 33 orang dengan tingkat keabsahan 34%.

Dengan demikian, yang paling dominan terhadap informasi yang disampaikan di acara O Tano Batak berada pada tingkat kurang tertarik sebesar 40,2%. Hal ini disebabkan karena jarangnya responden mau mendengarkan informasi yang disampaikan di acara ini karena responden hanya ingin mendengar lagu Batak saja.

Tabel 4.23

Apakah anda tertarik mendengar program lain di radio Teladan FM?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Tertarik 4 4,1 2 Tertarik 22 22,7 3 Kurang Tertarik 47 48,5 4 Tidak Tertarik 24 24,7 Total 97 100 Sumber : P.23/FC.25

Berdasarkan Tabel dihalaman sebelumnya, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat tertarik dengan program lain di radio teladan FM ada sekitar 4 responden dengan tingkat keabsahan 4,1% dan responden yang dikategorikan tertarik ada sebanyak 22 orang dengan tingkat keabsahan 22,7%. Sedangkan yang kurang tertarik terhadap acara lain di radio Teladan FM sekitar 47 orang dengan tingkat keabsahan 48,5%. Dan yang tidak tertarik sekitar 24 orang dengan tingkat keabsahan 24,7%.

Dengan demikian, yang paling dominan mendengar acara lain di radio Teladan FM berada pada tingkat kurang tertarik sebesar 48,5%. Hal ini disebabkan karena acara lain selain acara O tano Batak hanya acara-acara dewasa

(30)

saja dan juga bersifat monoton seperti acara Tembang Nostalgia dan juga acara Rohani sehingga program lain dalam radio ini juga kurang diminati oleh para responden.

IV.3.4. Budaya Batak

Tabel 4.24

Apakah anda pernah mendengar lagu batak dari radio?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Pernah 16 16,5 2 Pernah 29 29,9 3 Kurang Pernah 35 36,1 4 Tidak Pernah 17 17,5 Total 97 100 Sumber : P.24/FC.26

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat pernah untuk mendengarkan lagu batak melalui radio ada sekitar 16 responden dengan tingkat keabsahan 16,5% dan responden yang dikategorikan pernah ada sebanyak 29 orang dengan tingkat keabsahan 29,9%. Sedangkan yang kurang pernah mendengar lagu batak melalui radio sekitar 35 orang dengan tingkat keabsahan 36,1%. Dan yang tidak tertarik sekitar 17 orang dengan tingkat keabsahan 17,5%.

Dengan demikian, yang paling dominan mendengar lagu batak melalui radio berada pada tingkat kurang pernah sebesar 36,1%. Hal ini disebabkan karena responden lebih memilih mendengar lagu batak melalui VCD atau DVD yang beredar sekarang ini. Karena lebih bisa di tonton dan di dengar.

(31)

Tabel 4.25

Apakah anda pernah mendapat informasi sesuai kebutuhan tentang budaya batak dari program O Tano Batak?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Pernah 11 11,3 2 Pernah 15 15,5 3 Kurang Pernah 35 36,1 4 Tidak Pernah 36 37,1 Total 97 100 Sumber : P.25/FC.27

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat pernah untuk mendapatkan informasi sesuai kebutuhan tentang budaya Batak dari Program O Tano Batak ada sekitar 11 responden dengan tingkat keabsahan 11,3% dan responden yang dikategorikan pernah ada sebanyak 15 orang dengan tingkat keabsahan 15,5%. Sedangkan yang kurang tertarik untuk mendapatkan informasi sesuai kebutuhan tentang budaya Batak dari Program O Tano Batak sekitar 35 orang dengan tingkat keabsahan 36,1%. Dan yang tidak tertarik sekitar 36 orang dengan tingkat keabsahan 37,1%.

Dengan demikian, yang paling dominan untuk mendapatkan informasi sesuai kebutuhan tentang budaya Batak dari Program O Tano Batak berada pada tingkat tidak pernah sebesar 37,1%. Hal ini disebabkan karena responden hanya mendengarkan lagu batak saja tanpa memperdulikan informasi-informasi apa saja yang disampaikan dalam acara ini.

(32)

Tabel 4.26

Apakah anda pernah belajar budaya Batak dari program O Tano Batak?

No Penilaian/ Tanggapan F % 1 Sangat Sering 3 3,1 2 Sering 24 24,7 3 Kurang Sering 24 24,7 4 Tidak Pernah 46 47,4 Total 97 100 Sumber : P.26/FC.28

Berdasarkan Tabel diatas, dapat diberikan analisis deskriptif sebagai berikut: dengan jumlah sampel N= 97 orang. telah diketahui responden yang dikategorikan sangat tertarik untuk mendengarkan radio teladan FM ada sekitar 9 responden dengan tingkat keabsahan 9,3% dan responden yang dikategorikan tertarik ada sebanyak 24 orang dengan tingkat keabsahan 24,7%. Sedangkan yang kurang tertarik mencari informasi dari radio sekitar 47 orang dengan tingkat keabsahan 48,5%. Dan yang tidak tertarik sekitar 17 orang dengan tingkat keabsahan 17,5%.

Dengan demikian, yang paling dominan adalah justru ketidakpernahan responden untuk belajar budaya batak dari program O Tano Batak yaitu sebanyak 46 dari 97 responden Hal ini disebabkan karena hanya memperoleh hiburan dari lagu batak yang dominan ada didalam program O Tano Batak.

(33)

IV.3.5. Tabel Silang dan Analisis Korelasional 1 Tabel 4.27

Dari tabel diatas menjelaskan hubungan antara daya tarik yang dimiiliki radio sebagai media massa dan pengetahuan yang budaya batak dari program O Tano Batak. dari 97 responden, 57 orang menilai daya tarik yang dimiliki radio sebagai media massa sering, 7 oarang menilai tidak pernah merasa radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik.

Sedangkan pendapat masyarakat mengenai belajar budaya batak dari program O Tano Batak sebanyak 3 orang berpendapat sangat sering, 46 orang menyatakan tidak pernah belajar budaya batak dari program O Tano Batak. Dari data diatas dapat diketahui penilaian responden radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik dan dan belajar budaya batak dari program O Tano Batak dapat diketahui bahwa dari 97 responden, sebanyak 46 orang memberikan pendapat tidak pernah belajar budaya batak dari program O Tano Batak. Karena sebagaian besar memberikan pendapat tidak pernah maka yang dibahas adalah pendapat masyarakat mengenai belajar budaya batak dari program O Tano Batak. maka bahasannya adalah sebagai berikut:

• Sangat Sering 100%

97 0

x = 0%

Pernahkah anda pernah merasa radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik? * Apakahanda pernah belajar budaya batak dari program O Tano Batak? Crosstabulation Count 1 5 4 0 10 2 14 16 25 57 0 5 4 14 23 0 0 0 7 7 3 24 24 46 97 1 2 3 4 Pendapat responden tentang Daya tarik yang dimiliki radio Sebagai media massa

Total

1 2 3 4 Pendapat responden tentang belajarr Budaya batak di acara O Tano Batak

(34)

• Sering 100% 97 25 x = 25,7% • Kurang Sering 100% 97 14 x = 14,4% • Tidak Pernah 100% 97 7 x = 7,2%

Berdasarkan paragraf diatas dapat dilihat persentase responden yang menyatakan tidak pernah belajar budaya batak dari program O Tano Batak adalah responden yang merasa sering radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik adalah sebesar 25,7%. Dengan demikian terdapat hubungan antara radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik dengan dengan belajar budaya batak.

Tabel 4.28

Analisis Korelasional hubungan antara radio pernah menjadi media massa yang memiliki daya tarik dengan belajar budaya batak dari program O

Tano Batak Pernahkah anda pernah merasa radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik? Apakah anda pernah belajar budaya batak dari program O Tano Batak? Spearman’s rho Pernahkah anda

pernah merasa radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik? Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N 1000 . 97 0,0389 0 97 Apakah anda pernah belajar budaya batak dari program O Tano Batak Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N 0,0389 0 97 1000 . 97

(35)

Diketahui perumusan masalah hipotesis dalam analisis korelasional, dirumuskan sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik dengan belajar budaya batak dari program o tano batak di kalangan ibu rumah tangga Sei Sikambing D kecamatan Medan Petisah. Ha: Terdapat hubungan antara radio sebagai media massa yang memiliki daya

tarik dengan belajar budaya batak dari program O Tano Batak di kalangan ibu rumah tangga Sei Sikambing D kecamatan Medan Petisah.

Berdasarkan perumusan hipotesis tersebut melalui dapat diketahui nilai korelasi adalah sebesar 0,03 artinya terdapat hubungan antara radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik dengan belajar budaya batak dari program o tano batak di kalangan ibu rumah tangga Sei Sikambing D kecamatan Medan Petisah.

Berarti nilai thitung lebih besar dari ttabel α= 0,05. Dengan demikian, bila analisis data dirumuskan melalui hipotesa, maka didapat:

thitung : 0,03 > f tabel : 0,05

Dimana, 0,03 adalah sebesar 97% memiliki nilai korelasi yang membuat terdapat hubungan antara variabel x dan variabel y. Maka hipotesa Ho ditolak. Maksudnya terdapat hubungan yang signifikan antara. antara radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik dengan belajar budaya batak dari program O Tano Batak di kalangan ibu rumah tangga Sei Sikambing D kecamatan Medan Petisah.

(36)

IV.3.6. Tabel Silang dan Analisis Korelasional 2 Tabel 4.29

Apakah anda pernah mendapat informasi sesuai kebutuhan anda dari radio? * Apakah anda pernah mendapat informasi sesuai kebutuhan tentang budaya Batak dari program O Tano

Batak? Crosstabulation Count 0 2 1 1 4 9 10 9 17 45 2 3 23 14 42 0 0 2 4 6 11 15 35 36 97 1 2 3 4 Apakah anda pernah mendapat informasi sesuai kebutuhan anda dari radio?

Total

1 2 3 4

Apakah anda pernah mendapat informasi sesuai kebutuhan tentang budaya Batak dari program O

Tano Batak?

Total

Dari tabel diatas menjelaskan hubungan antara daya tarik yang dimiiliki radio sebagai media massa dan pengetahuan yang budaya batak dari program O Tano Batak. dari 97 responden, 45 orang menilai bahwa radio sudah pernah mendapat informasi sesuai kebutuhannya pernah, 6 orang menilai tidak pernah merasa mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhannya setelah mendengar radio.

Sedangkan pendapat masyarakat mengenai informasi tentang budaya batak yang didapat setelah mendengar acara O tano Batak sebanyak 11 orang berpendapat sangat sering, 36 orang menyatakan tidak pernah mendapatkan informasi tentang budaya batak di acara O Tano Batak. Dari data diatas dapat diketahui penilaian responden pemenuhan kebutuhan informasi dan pemenuhan informasi kebudayaan batak dari acara O Tano Batak dapat diketahui bahwa dari 97 responden, sebanyak 36 orang memberikan pendapat tidak pernah mendapat informasi buadaya batak sesuai apa yang diinginkan ketika mendengar acara O Tano Batak. Karena sebagaian besar memberikan pendapat tidak pernah maka

(37)

yang dibahas adalah pendapat masyarakat mengenai belajar budaya batak dari program O Tano Batak. maka bahasannya adalah sebagai berikut:

• Sangat Sering 100% 97 1 x = 1% • Sering 100% 97 17 x = 17,5% • Kurang Sering 100% 97 14 x = 14,4% • Tidak Pernah 100% 97 4 x = 4,1%

Berdasarkan paragraf diatas dapat dilihat persentase responden yang menyatakan tidak pernah belajar budaya batak dari program O Tano Batak adalah responden yang merasa sering radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik adalah sebesar 17,5%. Dengan demikian terdapat hubungan antara pemenuhan kebutuhan informasi dan pemenuhan informasi kebudayaan batak dari acara O Tano Batak.

(38)

Tabel 4.30

Analisis Korelasional hubungan antara kebutuhan informasi dari radio dengan informasi sesuai tentang budaya dari program O Tano Batak

Apakah anda pernah mendapat informasi sesuai kebutuhan anda dari radio? Apakah anda pernah mendapat informasi sesuai kebutuhan tentang Budaya dari program O Tano Batak? Spearman’s rho Apakah anda

pernah mendapat informasi sesuai kebutuhan anda dari radio? Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N 1000 . 97 0,0220 0,031 97 Apakah anda pernah mendapat informasi sesuai kebutuhan tentang Budaya dari program O Tano Batak? Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N 0,0220 0,031 97 1000 . 97

Diketahui perumusan masalah hipotesis dalam analisis korelasional, dirumuskan sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik dengan belajar budaya batak dari program O Tano Batak di kalangan ibu rumah tangga Sei Sikambing D kecamatan Medan Petisah. Ha: Terdapat hubungan antara radio sebagai media massa yang memiliki daya

tarik dengan belajar budaya batak dari program O Tano Batak di kalangan ibu rumah tangga Sei Sikambing D kecamatan Medan Petisah.

Berdasarkan perumusan hipotesis tersebut dapat diketahui nilai korelasi adalah sebesar 0,02 artinya terdapat hubungan antara pernahnya responden mendapat informasi sesuai kebutuhan dari radio dengan terpenuhinya

(39)

kebutuhan budaya responden setelah mendengar acara O Tano Batak di kalangan ibu rumah tangga Sei Sikambing D kecamatan Medan Petisah. Berarti nilai thitung lebih besar dari ttabel α= 0,05. Dengan demikian, bila analisis data dirumuskan melalui hipotesa, maka didapat:

thitung : 0,02 > f tabel : 0,05

Dimana, 0,02 adalah sebesar 98% memiliki nilai korelasi yang membuat terdapat hubungan antara variabel x dan variabel y. Maka hipotesa Ho ditolak. Maksudnya terdapat hubungan yang signifikan antara pernahnya responden mendapat informasi sesuai kebutuhan dari radio dengan terpenuhinya kebutuhan budaya responden setelah mendengar acara O Tano Batak di kalangan ibu rumah tangga Sei Sikambing D kecamatan Medan Petisah.

IV.5. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah rumus Spearman Rho Koefisien. Spermen Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jika rho < 0, maka hipotesa ditolak Jiks rho > 0, maka hipotesa diterima

Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford, yaitu sebagai berikut:

< 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 – 0,39 = hubungan rendah tapi pasti

(40)

0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat

> 0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan Dimana, Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara program O Tano Batak di Radio Teladan FM terhadap minta dengar di kalangan ibu rumah tangga Sei Sikambing D kecamatan Medan Petisah.

Ha: Terdapat hubungan antara program O Tano Batak di Radio Teladan FM terhadap minta dengar di kalangan ibu rumah tangga Sei Sikambing D kecamatan Medan Petisah.

Tabel 4.31

Uraian:

1. Pada perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan Spearman Rho Koefisien didapat hasil .000 yang diartikan sebagai 0,00. angka tersebut adalah angka koefisien korelasi. Kemudian diambil dua digit terakhir dibelakang koma menjadi 0.00. Angka tersebut menunjukkan hubungan yang tinggi dan kuat antara variabel X dengan variabel Y karena terletak antara 0,71-0,90 pada skala Guilford. Dengan demikian, dapat diuraikan

Correlations 1.000 .537** . .000 97 97 .537** 1.000 .000 . 97 97 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Program Acara radio

Minat Mendengar Spearman's rho Program Acara radio Minat Mendengar

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

(41)

bahwa terdapat hubungan Signifikansi atau nilai penerimaan hasil korelasi Spearman Rho dapat diuji dengan menyusun hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak terdapat hubungan antara dua variabel Ha : terdapat hubungan antara dua variabel

Pengujian dilakukan dua sisi karena yang dicari adalah ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. Rho > 0 menunjukkan Ha diterima.

2. Dasar pengambilan keputusan signifikansi: Jika thitung > ttabel , maka hubungannya signifikan Jika thitung < ttabel , maka hubungannya tidak signifikan

Keputusan pada baris baik pada sel kanan atas maupun sel kiri bawah (kedua baris tersebut didapati isinya sama atau lurus dengan baris sig. (2-tailed), angka thitung adalah 0.000 = ttabel. Maka dapat diambil keputusan bahwa apabila thitung sama dengan O, maka hubungan antara hubungan antara antara radio sebagai media massa yang memiliki daya tarik dengan belajar budaya batak dari program O Tano batak di kalangan ibu rumah tangga Sei Sikambing D kecamatan Medan Petisah.

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. KESIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh program O Tano Batak di Radio Teladan FM terhadap minat dengar ibu rumah tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah

2. Memiliki hubungan yang kuat antara program O Tano Batak dan Minat Dengar.

3. Sebagian masyarakat di kelurahan Sei Sikanbing banyak juga yang tidak mengenal dan mendengar program O Tano Batak. Hal ini sangat berkaitan dengan kurangnya publikasi dari program O Tano Batak sehingga masyarakat masih banyak belum mengetahui program tersebut.

4. Tetapi secara keseluruhan, banyak masyarakat khususnya bersuku batak yang mendengar dan memiliki minat dengar terhadap program tersebut. V.2. SARAN

1. Jangan terfokus pada budaya batak, karena masih banyak juga suku yang memiliki minat dengar terhadap berbagai program radio karena

berdasarkan penelitian ada suku seperti jawa, india dan sebagainya pernah mendengar program radio tersebut.

(43)

2. Jam program O Tano Batak diperpanjang dan seharusnya program tersebut harus memiliki publikasi yang lebih, agar dikenal banyak masyarakat dan bisa bersaing dengan radio medan yang lebih dulu eksis.

3. Banyak responden yang mengeluhkan bahwa acara O Tano Batak terkesan menjenuhkan karena tidak adanya jeda iklan yang bagus sehinggga terkesan acaranya sangat monoton. Iklan yang ditampilkan hanya iklan dari pihak radio itu saja. Dan promosi acara ini juga sangat kurang di mata para responden sehingga disini peneliti menganjurkan agar acara O Tano Batak bisa melakukan lebih banyak promosi seperti melalui media cetak atau media lainnya seperti yang sudah banyak dilakukan oleh radio lain. 4. Kualitas Penyiar lebih diperhatikan dan harus menyampaikan informasi

yang update agar pendengar juga tidak bosan mendengar acara tersebut. Penyiar terkesan menyampaikan hal-hal yang bersifat monoton dan tidak bervariatif sehingga banyak pendengar yang merasa jenuh karena acara O Tano Batak terkesan lebih banyak menampilkan suara penyiar daripada lagu-lagu batak.

Gambar

Tabel III.1
Tabel III. 2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan di kawasan konservasi di Hulu DAS Citarum bertujuan untuk: (1) mengevaluasi pelaksanaan konservasi lahan di Hulu DAS Citarum (2) menganalisis

bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang

Terapi hormonal diberikan pada kanker payudara stadium IV. Prinsip terapi ini berdasarkan adanya reseptor hormon yang menjadi target dari agen terapi kanker. Ketika

PURI INDAH RAYA BLOK.. SUMBER

Saponin adalah glikosida triterpenoida dan sterol.Senyawa golongan ini banyak terdapat pada tumbuhan tinggi, merupakan senyawa dengan rasa yang pahit dan mampu membentuk

a) Kontrak kuliah dilakukan di awal kuliah, dengan cara kesediaan mengikuti aturan perkuliahan di FIB, sekaligus dosen yang bersangkutan mendapatkan jadwal kuliah yang

Padahal di DKI Jakarta Sendiri, terdapat 3(tiga) Instansi Badan Narkotika Nasional yaitu Badan Narkotika Nasional Pusat, Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta,