• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN NGADA MARET 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 SEBANYAK 19,9 RIBU ORANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN NGADA MARET 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 SEBANYAK 19,9 RIBU ORANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 Berita Resmi Statistik No.04/10/Th.VIII, 12 Oktober 2016

No. 04/10/Th. VIII, 12 Oktober 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN NGADA MARET 2015

JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 SEBANYAK 19,9 RIBU ORANG

 Pada bulan Maret 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Kabupaten Ngada mencapai 19,9 ribu orang (12,81 persen), bertambah sebesar 3,4 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang sebesar 16,5 ribu orang (10,76 persen).

 Pada periode September 2014-Maret 2015, baik Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) cenderung mengalami kenaikan.

1. Perkembangan Penduduk Miskin

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ngada pada Maret 2015 sebesar 19,9 ribu orang (12,81 persen). Dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada September 2014 yang berjumlah 16,5 ribu orang (10,76 persen), maka selama enam bulan tersebut kenaikan jumlah penduduk miskin sebesar 3,4 ribu orang. Kenaikan penduduk miskin ini terjadi hampir di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Peningkatan ini terjadi setelah Pemerintah RI mengumumkan kenaikan harga BBM pada November 2014.

Dari Gambar 1 tampak bahwa pada Maret 2015, secara absolut jumlah penduduk miskin dari kabupaten sedaratan Flores terbanyak berada di Kabupaten Manggarai Timur (77,7 ribu orang), sementara jumlah penduduk miskin terkecil berada di Kabupaten Ngada (19,9 ribu orang).

Dilihat dari persentase penduduk miskin, pada Maret 2015 persentase penduduk miskin terbesar berada di Kabupaten Manggarai Timur, yaitu sebesar 28,64 persen, sedangkan persentase terendah berada di Kabupaten Flores Timur sebesar 9,66 persen dari total jumlah seluruh penduduk (lihat Gambar 2).

(2)

2 Berita Resmi Statistik No.04/10/Th.VIII, 12 Oktober 2016

Gambar I.

Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten Sedaratan Flores, September 2014 - Maret 2015 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 (.000) Sep-14 19,2 38,3 54,7 16,5 16,6 63,9 42,6 64,7 Mar-15 24,0 44,6 63,2 19,9 20,0 74,0 50,9 77,7

Flotim Sikka Ende Ngada Nage

keo

Mang

garai Mabar Matim

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

Gambar 2.

Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten Sedaratan Flores, September 2014 - Maret 2015 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 ( %) Sep-14 7,83 12,27 20,37 10,76 12,02 20,22 17,20 24,01 Mar-15 9,66 14,28 23,49 12,81 14,38 23,18 20,12 28,64

Flotim Sikka Ende Ngada Nage keo

Mang

garai Mabar Matim

(3)

3 Berita Resmi Statistik No.04/10/Th.VIII, 12 Oktober 2016

Tabel 1

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten Sedaratan Flores 2011 – 2015 (.000) Kabupaten 2011 2012 *) 2013 *) 2014 *) Maret 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 21,6 38,9 54,5 16,6 16,0 64,8 43,8 63,5 21,7 39,1 54,6 16,7 16,3 65,2 44,3 64,0 19,6 39,2 56,2 16,9 16,5 65,2 44,1 66,1 19,2 38,3 54,7 16,5 16,6 63,9 42,6 64,7 24,0 44,6 63,2 19,9 20,0 74,0 50,9 77,7 NTT 986,5 998,4 1.006,9 991,9 1.159,8

Keterangan : *) Keadaan September

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

Tabel 2

Perkembangan Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten Sedaratan Flores 2011 – 2015 (%) Kabupaten 2011 2012 *) 2013 *) 2014 *) Maret 2015 (1)3 (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 9,06 12,63 20,37 11,36 12,01 21,39 19,27 24,52 9,06 12,72 20,53 11,25 12,08 21,33 18,74 24,38 8,10 12,66 21,03 11,19 12,08 20,96 18,21 24,85 7,83 12,27 20,37 10,76 12,02 20,22 17,20 24,01 9,66 14,28 23,49 12,81 14,38 23,18 20,12 28,64 NTT 20,48 20,41 20,24 19,60 22,61

Keterangan : *) Keadaan September

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

(4)

4 Berita Resmi Statistik No.04/10/Th.VIII, 12 Oktober 2016

Gambar 3.

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Ngada, 2011-2015 16,6 16,7 16,9 16,5 19,9 12,81 10,76 11,19 11,25 11,36

2011 Sep-12 Sep-13 Sep-14 Mar-15

Penduduk Miskin (ribu orang) Persentase Penduduk Miskin

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

2. Perubahan Garis Kemiskinan

Garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Dari Tabel 3 tampak bahwa Garis Kemiskinan (GK) di semua kabupaten terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada periode September 2014-Maret 2015, garis kemiskinan di Kabupaten Ngada naik sebesar 3,08 persen, yaitu dari Rp 263.194,-,- per kapita per bulan pada September 2014 menjadi Rp 271.299,- per kapita per bulan pada Maret 2015. Persentase kenaikan garis kemiskinan di Kabupaten Ngada ini lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan garis kemiskinan rata-rata NTT, yaitu sebesar 10,92 persen atau dari Rp 268.536,- menjadi Rp 297.864,-.

(5)

5 Berita Resmi Statistik No.04/10/Th.VIII, 12 Oktober 2016

Tabel 3

Perkembangan Garis Kemiskinan Menurut Kabupaten Sedaratan Flores 2011 - 2015 (Rp/Kapita/Bulan) Kabupaten 2011 2012 *) 2013 *) 2014 *) Maret 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 185.817 196.081 230.086 206.842 204.579 207.904 205.756 205.486 201.162 213.233 250.191 226.815 227.049 226.613 224.694 224.394 214.010 231.250 271.888 248.760 252.083 246.366 245.425 245.077 222.207 242.968 286.028 263.194 268.750 259.244 259.044 258.623 226.252 247.641 291.770 271.299 274.620 264.012 263.746 260.411 NTT 203.607 222.507 251.080 268.536 297.864

Keterangan : *) Keadaan September

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan

Ada dua hal lain yang juga harus diperhatikan dalam membahas soal kemiskinan, yakni kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan. Kedalaman kemiskinan menunjukkan rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap batas miskin (garis kemiskinan), sedangkan keparahan kemiskinan menunjukkan ketimpangan pengeluaran dari penduduk paling miskin, atau yang jatuh di bawah garis kemiskinan. Semakin besar nilai kedua indeks ini di sebuah wilayah mencerminkan semakin seriusnya persoalan kemiskinan di wilayah tersebut.

Pada periode September 2012-September 2014 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) di Kabupaten Ngada terlihat cenderung menurun. Indeks Kedalaman

Kemiskinan pada September 2012 adalah 1,75 menjadi 1,09 pada September 2014. Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan juga mengalami penurunan dari 0,40 menjadi 0,19 pada periode yang sama.

Namun, apabila dilihat pada periode selanjutnya yaitu September 2014-Maret 2015 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan. Indeks Kedalaman Kemiskinan pada September 2014 adalah 1,09 dan pada Maret 2015 mengalami kenaikan menjadi 2,25, demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami kenaikan dari 0,19 menjadi 0,60 pada periode yang sama.

(6)

6 Berita Resmi Statistik No.04/10/Th.VIII, 12 Oktober 2016

Tabel 4

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Menurut Kabupaten Sedaratan Flores

2011 - 2015 Kabupaten 2011 2012 *) 2013 *) 2014 *) (Angka revisi) Maret 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 1,55 1,58 3,78 1,39 2,03 3,07 3,11 3,68 0,73 1,57 3,51 1,75 1,90 3,55 2,99 3,86 0,76 1,85 3,40 1,36 2,23 2,96 3,74 3,36 1,30 1,90 3,42 1,09 1,48 2,65 2,64 3,30 0,92 2,04 3,32 2,25 2,07 4,38 3,32 4,72 NTT 3,53 3,47 3,04 3,25 4,06

Keterangan : *) Keadaan September

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

Tabel 5

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Kabupaten Sedaratan Flores 2011 - 2015 Kabupaten 2011 2012 *) 2013 *) 2014 *) (Angka revisi) Maret 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 0,41 0,33 0,97 0,30 0,52 0,72 0,73 0,81 0,10 0,31 0,86 0,40 0,49 0,86 0,71 0,88 0,11 0,42 0,83 0,28 0,55 0,64 1,15 0,68 0,30 0,40 0,82 0,19 0,25 0,52 0,63 0,69 0,14 0,44 0,74 0,60 0,47 1,17 0,79 1,09 NTT 0,91 0,91 0,69 0,79 1,07

Keterangan : *) Keadaan September

(7)

7 Berita Resmi Statistik No.04/10/Th.VIII, 12 Oktober 2016

Informasi lebih lanjut hubungi: Drs. Moch. Bathik Kepala BPS Kabupaten Ngada

Telp (0384)21359 Fax (0384)21359 e-mail : bps5312@mailhost.bps.go.id

website : ngadakab.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan analisis regresi multilinier, sebanyak 20 senyawa xanton yang sudah diketahui nilai IC50-nya digunakan sebagai senyawa fitting untuk mendapatkan

Yang bukan termasuk kemampuan yang harus dimiliki supervisor dalam menjalankan tugasnya adalah.... Gabungan beberapa orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan

Maka dapat dikatakan latihan ini sangat baik sekali digunakan dalam latihan dalam permainan bola voli guna untuk meningkatkan lompat yaitu daya ledak otot tungkai dari

Namun proses dari metode latihan yang dapat memberikan stimulus lebih baik pada sistem saraf pusat, saraf sensorik hingga respon saraf motorik yang akan mengaktifkan

Misal: Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), usaha sepi. b) Nasabah memindahtangankan atau jual beli bawah tangan tanpa sepengetahuan pihak bank. Hal ini sering terjadi saat

Penelitian ini dilakukan rancangan perlakuan faktorial dengan menggunakan rancangan lingkungan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan tiga kelompok. Dari

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pengarusutamaan gender,

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, pada tahun 2006 tidak terdapat kasus Filaria.Sedangkan Tahun 2007 penderita filariasis sejumlah 2 jiwa