• Tidak ada hasil yang ditemukan

OBJEK WISATA PULAU PENYENGAT DI KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OBJEK WISATA PULAU PENYENGAT DI KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

OBJEK WISATA PULAU PENYENGAT DI KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Nini Widiawati1,Yeni Erita2, Arie Zella Putra Ulni2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat Niniwidiawati71@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to describe and analyze about tourism objects at Penyengat Island in Tanjungpinang City Riau Islands by analyze some aspects are 1) attractiveness 2) government efforts 3) tourists. Type of this research is qualitative. This research held at Penyengat Island. The informen in this research are the head of department of tourism and culture Tanjungpinang, the head of department tourism object and attractions development, tourism object management, society, head of the youth and the tourists which were chosen by purposive sampling technique. In collecting the data, the researcher did depth interview and got some documents. The informen were determined by using analysis data techniques involve data reduction, display data, verified and trustworthiness data technique. The results, it found that 1) The attractiveness of Penyengat Island as tourism object is its role as the central of historical of Riau-Lingga kingdom that make it becomes cultural heritage. Then, as religious tourism, Penyengat Island has a mosque which was built by egg whites as the material. 2) The government have made some efforts in promoting Penyengat Island such as promote using social media, brochures and tried to make Penyengat Island become a national heritage even as a world heritage. 3) The guest aspect, it’s shown there is significant reduction of foreign tourists who come to Penyengat Island in 2014-2015 but not soon for local tourist in 2013-2014.

Keywords: Tourism Objects, Penyengat Island

PENDAHULUAN

Provinsi Kepulauan Riau

merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang mempunyai objek-objek wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan. Mulai diberlakukannya otonomi daerah oleh pemerintah pusat

pada awal tahun 1998, membuat

pemerintah Provinsi Kepulauan Riau semakin gencar melakukan pembangunan di berbagai sektor, termasuk sektor pariwisata.

Provinsi Kepulauan Riau dengan

Ibukota Tanjungpinang merupakan

provinsi yang cukup berkembang dengan pesatnya. Di Provinsi Kepulauan Riau

pemerintahannya melakukan

pengembangan-pengembangan kawasan

pariwisata dengan cara menarik minat investor dan memberikan

kemudahan-kemudahan bagi mereka melalui

peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat. Diharapkan dengan demikian kepariwisataan di Provinsi

(2)

2 Kepulauan Riau dapat berkembang dengan baik.

Pariwisata merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau, karena dengan mengembangkan sektor ini diharapkan banyak wisatawan yang berkujung ke Kepulauan Riau yang dengan sendirinya akan membawa devisa untuk dibelanjakan di negeri ini dengan mengupayakan pengembangan dan pemanfaatan potensi wisata yang dimilki daerah dalam wujud kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 130-67 Tahun 2002 tentang pengakuan kewenangan Kabupaten/Kota

Provinsi menyangkut tentang

kepariwisataan disebutkan bahwa masalah pengaturan dan pengelolaan objek dan

daya tarik wisata serta penetapan

inventarisasi potensi objek dan kawasan wisata merupakan kewenangan pemerintah daerah Kota/Kabupaten.

Selaras dengan keputusan ini

maka semua kota melalui Dinas

Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga melakukan inventarisasi potensi objek wisata dan kawasan wisata yang ada di setiap kota dan kabupaten. Salah satu kota di Provinsi Kepulauan Riau yang

sedang berkembang adalah kota

Tanjungpinang. Di Kota Tanjungpinang terdapat berbagai macam objek wisata seperti wisata religi, wisata sejarah, wisata budaya, wisata kuliner, agro wisata dan sarana wisata. Hal ini membuat pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui dinas-dinas terkait dan investor bisnis pariwisata memikirkan alternatif lain di bidang pariwisata yaitu menjadikan provinsi Kepulaun Riau sebagai kota bisnis wisata di Pulau Sumatera. Guna mendukung semua itu pemerintah provinsi Kepulauan Riau bekerja sama dengan para investor

membangun sarana-sarana yang me

ndukung kegiatan kepariwisataan tersebut, seperti perbaikan sarana prasarana dilokasi daerah tujuan wisata seperti hotel-hotel berbintang lima yang bertaraf internasional

serta bermacam-macam pusat

pembelanjaan.

Dimana dalam konteks wilayah Kota Tanjungpinang memiliki sebuah pulau yaitu Pulau Penyengat. Pulau Penyengat ini terletak di sebelah barat kota Tanjungpinang. Secara astronomis Pulau Penyengat terletak pada 0º 55’ 28” LU-0º 55’ 56” LU dan 104º 24’ 30” BT-104º 25’ 38” BT yang memiliki panjang 2 KM dan lebar 1 KMserta memiliki letak geografis

yang strategis karena bersebrangan

langsung dengan Singapura dan Malaysia. Pulau Penyengat ini sering disebut dengan

istilah Pulau Maskawin Sultan

(3)

3 Hamidah. Pulau Penyengat dikenal dengan nama Pulau Penyengat Indra Sakti. (Sumber: Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tanjugpinang)

Dari sekian banyak objek wisata yang ada di Kota Tanjungpinang, yang paling memiliki nilai sejarah dan keunikan tersendiri adalah Pulau Penyengat, untuk mengunjungi objek wisata yang ada di Pulau Penyengat, hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit dari pusat kota dengan menggunakan kendaraan umum, atau kendaraan pribadi dan dilanjutkan

dengan perahu motor kecil (kapal

pompong) karena objek wisata tersebut ada di seberang Pulau Tanjungpinang.

Objek wisata ini biasanya ramai

dikunjungi pada saat akhir pekan atau hari libur.

Wisatawan yang datang pun beragam, baik yang dari dalam provinsi Kepulauan Riau sendiri maupun yang dari luar provinsi Kepulauan Riau. Dalam hal jumlah pengunjung, dapat dikatakan setiap hari pasti ada pengunjung tetapi tidak seperti yang diharapkan oleh pihak pengelola maupun dari pihak pemerintah selaku pembina sarana dan prasarana kepariwisataan.

Menurut observasi awal penulis, hal ini disebabkan karena masih kurangnya promosi serta kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang ada seperti akses transportasi menuju objek wisata masih

kurang mendukung. Faktor lain adalah kurangnnya fasilitas pendukung yang dimilki di objek wisata. Misalnya, kurangnya penjaga keamanan di beberapa objek wisata, kurangnya kamar mandi atau toilet umum di sekitar objek wisata. Dalam hal ini sangat dituntut upaya dinas

pariwisata untuk meningkatkan lagi

kunjungan wisatawan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Objek Wisata Pulau Penyengat Di Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau”.

Berdasarkan fokus penelitian dan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis tentang:

1. Daya tarik objek wisata Pulau

Penyengat di Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.

2. Upaya pemerintah dalam

mempromosikan objek wisata Pulau Penyengat di Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.

3. Kondisi jumlah pengunjung objek

wisata Pulau Penyengat di Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori maka jenis penelitian ini

(4)

4 adalah kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5), mendefinisikan bahwa

metode kualitatif merupakan sebuah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang. Informan penelitian adalah Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Seksi Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata, Pengelola objek wisata, Masyarakat, Ketua Pemuda dan Pengunjung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertama, objek wisata Pulau Penyengat merupakan salah satu destinasi

pariwisata unggulan daerah Kota

Tanjungpinang. Merupakan sebuah pulau yang mempunyai potensi yang sangat luar biasa karena di Pulau Penyengat ini merupakan sebuah pulau yang disebut musium. Karena di Pulau Penyengat ini terdapat berbagai macam wisata seperti wisata budaya, wisata sejarah, dan wisata religi. Menurut Pendit (1994:14) beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara lain: 1) Wisata budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke

tempat lain atau ke luar negeri,

mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup, kebudayaan dan seni mereka. 2) Wisata cagar alam yaitu jenis wisata yang biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya, yang kelestariannya dilindungi oleh Undang-Undang.

Kedua, berdasarkan hasil

pengamatan dan wawancara yang

dilakukan di lapangan dapat disimpulkan bahwa upaya yang telah dilakukan pemerintah diantaranya melalui brosur-brosur yang di bagikan ke tamu-tamu yang datang. Upaya lain yang dilakukan

pemerintah ialah memasukan Pulau

Penyengat untuk anugerah pesona

Indonesia tetapi tidak memasuki nominasi, kemudian Pulau Penyengat di promosikan melalui media online dan kedepannya di upayakan Pulau Penyengat menjadi situs cagar budaya atau situs warisan nasional yang kemudian akan didaftar menjadi situs warisan dunia.

Menurut Pendit (1986:245-248) media pubilitas pariwisata terdiri dari: 1) Materi tercetak yang terdiri dari: a) Surat edaran, b) Lembaran selebaran, c) Brosur, d) Folder, e) Poster, f) Majalah. 2) Iklan atau advertensi, 3) Proyeksi, 4) Bentuk struktural dan 5) Uraian.

(5)

5 Ketiga, berdasarkan hasil

pengamatan dan wawancara yang

dilakukan di lapangan dapat disimpulkan bahwa untuk kondisi jumlah pengunjung yang datang ke objek wisata juga bersifat sensional berdasar pada waktu-waktu tertentu. Jumlah pengunjung yang ramai seperti lepas lebaran dan hari jum’at, untuk hari-hari biasa ada pengunjungnya tapi tidak sebanyak hari jum’at dan lepas lebaran. Sedangkan untuk kondisi jumlah

pengunjung pertahunnya mengalami

penurunan yang bisa di lihat dari data yang di berikan oleh Dinas Pariwisata terlebih dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang sangat jelas penurunan jumlah wisatawan.

Menurut Frans Gromang (2002:2) berbagai kemungkinan yang akan muncul sebagai resiko keberadaan wisatawan ketika berada di destinasi wisata dapat dikelompokkan menjadi beberapa hal antara lain: 1) Lingkungan hidup manusia dan lembaga non pariwisata seperti kejahatan karena pencurian, pencopetan, dan penculikan, 2) Sektor pariwisata dan sektor usaha jasa, seperti terbatasnya tanda keselamatan pada gedung, fasilitas umum, fasilitas wisata, sanitasi lingkungan dari berbagai hak yang menimbulkan resiko bagi wisatawan seperti bahaya kebakaran, binatang buas, kecelakaan darat maupun

air dan sebagainya, 3) Resiko terhadap alam dan lingkungan seperti resiko karena flora dan fauna.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kota

Tanjungpinang. 2017. Jumlah

Wisatawan yang Datang Melalui

Pintu Masuk Tanjungpinang.

Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan.

Frans, Gromang. 2002. Tuntutan

Keselamtan dan Keamanan

Wisatwan. Jakarta: Radnya

Paramita.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi

Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.

Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata:

Sebuah Pengantar Perdana.

Cetakan 6. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Pradnya Paramita

Pendit, Nyoman S. 1986. Ilmu Pariwisata:

Sebuah Pengantar Perdana.

Cetakan 3. Edisi Revisi. Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Akan ada satu orang pendata untuk setiap desa kecil (dengan jumlah responden sampai dengan 60 rumah tangga), dan lebih dari satu untuk setiap desa yang lebih besar.. Pendata

Kala satu persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10

30. Prestasi awal pemerintahan SBY adalah penyelesaian kasus GAM secara damai yang difasilitasi oleh ..... Program pemerintah SBY untuk mengatasi dampak kenaikan BBM pada tahun

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dinyatakan bahwa status bekerja ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian anak usia 5-6 tahun di TK

Siswa Kelas VIII SMP pada Model Pembelajaran TSTS dengan Pendekatan Scientific, op.cit., h.. sudah diketahui tentang materi matematika yang telah dipelajari; dan

Jika yang diketahui adalah nilai turunan dari solusi di batas domainnya, maka disebut syarat batas Neumann.. Jika diketahui nilai solusi dan turunannya di batas domain, maka

Jika dilihat dari proporsi siswa yang menjawab benar, maka pada mata ujian IPA untuk UN tahun 2008, hanya terdapat 2 tema yang capaiannya sedikit di atas rata- rata

Perbedaan ini dapat terjadi karena tiap – tiap individu memiliki urutan nukleotida yang berbeda – beda, sehingga beberapa pita DNApada suatu individu