• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN SISWA dalam MENYELESAIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN SISWA dalam MENYELESAIKAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL

MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA DITINJAU DARI

GAYA BELAJARNYA

Siti Miftakhul Muflihah, Dr. Baiduri, M.Si., Akhsanul In’am, Ph.D ikka.chiemimu@gmail.com

081333264382

Abstract:

This studyaimed at identifying the most dominant mistakes done by the students to solve Mathematics story problemsobserved from their learning style and describing the factors. This study was descriptive qualitative. The data were collected from questionnaire of the students’ learning style, worksheets, and interviews. The research finding was that the 55.263% of visual-typed students did not write “diketahui” and “ditanya”, 100% of students did not transform, and 86.824% of students gave the wrong answers. Meanwhile, 79.31% of audio-typed students did not write “what is known” and “what is asked”, 100% of them did not transform, and 93.103% of them did not recheck and conclude their answers. Next, 100% of kinesthetic-typed students did not transform and 54.454% of them gave the wrong answers. The factors were that the students were not accustomed to writing “diketahui” and “ditanuyakan”,lack of understanding to change the sentences into Mathematics ones, inaccurate so that they could not solve the problems on Algebra, wrong in deciding the steps of the task solving. In addition, it was found that they forgot to recheck the answers.

Abstrak:

Tujuan analisis adalah mengidentifikasi kesalahan-kesalahan paling dominan dilakukan siswa menyelesaikan soal cerita ditinjau dari gaya belajarnya serta mendiskripsikan faktor penyebabnya. Jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan data meliputi angket gaya belajar siswa, lembar tes, dan wawancara. Hasil penelitian adalah siswa visual 55.263% tidak menuliskan diketahui dan ditanyakan, 100% siswa tidak mentransformasikan, 86.824% siswa salah menyelesaikan soal. Siswa auditorial 79.31% tidak menuliskan diketahui dan ditanya, 100% siswa tidak mentransformasikan, 93.103% tidak memeriksa kembali jawaban dan menarik kesimpulan. Siswa kinestetik 100% tidak mentransformasikan, 54.454% siswa salah menyelesaikan soal. Faktor penyebabnya ialah tidak terbiasa menuliskan diketahui dan ditanyakan, kurang pahamnya siswa mengubah kalimat soal kedalam kalimat matematika, kurang teliti sehingga salah operasi aljabar, salah menentukan langkah penyelesaian soal dan lupa memeriksa kembali jawaban.

Kata Kunci: Analisis keslaahan, soal cerita matematika, gaya belajar

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang memiliki peranan penting dalam pendidikan. Matematika diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung dalam matematika itu sendiri, tetapi matematika diajarkan pada dasarnya bertujuan untuk membantu melatih pola pikir siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis, dan tepat.

(2)

2

suatu permasalahan. Salah satu soal uraian dalam matematika berupa soal cerita. Menurut Hudojo (2005) soal cerita adalah soal yang terbatas pada persoalan sehari-hari. Soal cerita banyak ditemukan dalam setiap pembahasan materi karena merupakan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran soal cerita ini siswa dituntut untuk memecahkan masalah melalui kemampuannya dalam memahami, merancang, dan menyelesaikan soal cerita tersebut (Rahardjo dan Waluyati, 2011). Selain itu, soal cerita perlu dipelajari karena dapat melatih ketrampilan matematis siswa dalam memahami konsep dan penerapannya (Tello, 2010).

Tingkat kesulitan soal cerita berbeda dengan tingkat kesulitan soal bentuk hitungan yang dapat dilakukan dengan komputasi. Oleh sebab itu, dalam menyelesaikan soal cerita banyak siswa yang mengalami kesulitan sehingga siswa sering melakukan kesalahan. Menurut Porwanto (Sigit, 2011) penyebab-penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal cerita matematika yaitu kesalahan yang berkaitan dengan bahasa, kesalahan dalam penguasaan konsep-konsep dan fakta-fakta dalam matematika, kesalahan dalam menggunakan rumus-rumus atau sifat-sifat. Kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dapat ditinjau dari gaya belajar siswa.

Menurut Prasetya (Nasution, 2003) gaya belajar atau “learning style” siswa yaitu cara yang konsisten dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat atau berpikir, dan memecahkan masalah. Gaya belajar, Yudha dan Makbul (Yunsirno, 2010) ada tiga tipe belajar yang dikenal (berdasarkan modalitas belajar) yaitu: visual, auditorial, kinestetik. Gaya pembelajaran siswa satu dengan siswa yang lainnya akan berbeda-beda. Hal ini dikarenakan masing-masing siswa memiliki cara pandang tersendiri terhadap setiap peristiwa yang dilihat dan dialami siswa-siswa tersebut.

(3)

3

dominan, maka saat mengerjakan tes, akan mencapai nilai yang lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.

Menurut Polya (1973) beberapa langkah yang harus dikuasai siswa untuk menyelesaikan soal cerita. 1) Understanding the problem, yaitu memahami masalah atau soal. Proses pemahaman masalah ditentukan dengan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal, dimaksudkan untuk mempermudah memahami soal dan mempermudah dalam penyelesaiannya, 2) Devising a plan, yaitu merencanakan penyelesaian. Dalam rencana permasalahan diperlukan suatu model. Model ini berbentuk data yang ada dengan apa yang ditanyakan. Model ini merupakan interpretasi dari bahasa persoalan ke bahasa matematika. Proses perencanaan penyelesaian dilakukan dengan mencari hubungan antara data yang diberikan dengan data yang diketahui, 3) Carriying out the plan, yaitu melaksanakan rencana yang tertulis pada langkah ke dua, maka harus memeriksa tiap langkah dalam rencana dan menuliskannya secara detail untuk memastikan bahwa setiap langkah sudah benar, 4) Looking back, yaitu memeriksa proses penyelesaian soal dan hasil. Pemeriksaan ini merupakan kegiatan menarik kesimpulan untuk mengembalikan jawaban sesuai konteks soal.

Sedangkan menururt Retna (Soedjadi, 2000) menyusun langkah-langkah dalam

menyelesaikan soal cerita matematika, yaitu sebagai berikut: 1) membaca soal cerita

dengan cermat untuk memahami makna tiap kalimat; 2) memisahkan dan

mengungkapkan yang ditanyakan oleh soal, pengerjaan hitung apa yang diperlukan;

3) membuat model matematika; 4) Menyelesaikan soal matematika; 5)

mengembalikan jawaban model matematika kepada jawaban soal aslinya.

(4)

4

perhitungan dan kesalahan dalam membuat kesimpulan atau mengemabalikan jawaban kepada permasalahan semula.

Berdasarkan latar belakang diatas, pada penelitian terdahulu belum memperhatikan gaya belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Dengan demikian, peneliti terdorong untuk melakukan identifikasi mengenai kesalahan siswa menyelesaikan soal cerita matematika ditinjau dari gaya belajarnya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat kesalahan-kesalahan yang paling dominan dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita ditinjau dari gaya belajar visual, auditorial, kinestetik serta mendiskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket, metode tes, dan wawancara. Hasil data yang diperoleh berupa angket, hasil tes siswa yang kemudian data-data tersebut dianalisis.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 11 Malang. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015. Subjek penelitian ini sebanyak 3 kelas yaitu VIIB sebanyak 33 siswa, VIIC sebanyak 34 siswa, VIID sebanyak 33 siswa, tital keseluruhan yaitu 100 siswa.

Analisis data yang digunakan untuk menganalisis data gaya belajar siswa, data lembar jawaban siswa, dan angket yaitu:

1. Data Gaya Belajar

Cara penskoran yaitu dengan menghitung skor tiap item yang sudah ditentukan.

Dijumlahkan semua skor tiap gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik yang

didapat, lalu bandingkan. Maksimum skor untuk gaya belajar visual yaitu 35, untuk

gaya belajar auditorial yaitu 45, dan untuk gaya belajar kinestetik yaitu 50. Nilai

terbesar atau yang mendekati skor maksimum tiap gaya belajar menunjukkan

(5)

5

menggunakan ketiga cara penerapan informasi secara seimbang. Tetapi dalam

penelitian ini yang diambil adalah kecenderungan siswa pada modalitas tersebut.

2. Data Lembar Jawaban Siswa

a) Persentase kesalahan siswa pada tiap tahapan �� =��

� �

100%

b) Frekuesi Kesalahan Siswa

��� =∑�� �� 100%

Hasil perhitungan persentase ini kemudian dikualifikasi menurut kriteria Arikunto (2006) adalah sebagai berikut:

80%≤ �� ≤100% = Sangat tinggi

65%≤ �� ≤100% = Tinggi 55%≤ �� ≤100% = Sedang

45%≤ �� ≤100% = Rendah

0%≤ �� ≤ 100% = Sangat rendah

3. Wawancara

Untuk menganalisis hasil wawancara digunakan analisis logis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Data Angket

Angket yang sudah melewati uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada siswa kelas VII B, VII C, dan VII D untuk mengetahui gaya belajar siswa. Maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1: Hasil Analisis Data Angket Gaya Belajar Siswa Visual, Auditorial, dan Kinetstik

Gaya Belajar N Mean Std. Deviation Maximum Minimum

Visual 38 30.66 1.529 34 29

Auditorial 29 40.24 2.824 44 29

Kinestetik 33 47.03 0.770 48 46

(6)

6

Dari tabel 1 dapat kita amati bahwa total responden 100, mean 38.84, std.deviation 7.208, skor maksimum 48, dan skor minimum 29. Instrumen angket ini untuk mengelompokkan siswa dengan gaya belajar yang dimilikinya sebelum soal dibagikan. Karena lembar jawaban siswa dianalisis sesuai dengan kesalahan yang dilakukan ditinjau dari tiap gaya belajar siswa.

B. Analisis Kesalahan Siswa Gaya Belajar Visual

Tabel 2: Analisis Kesalahan Siswa dengan Gaya Belajar Visual

Jenis

(7)

7

C. Analisis Kesalahan Siswa Gaya Belajar Auditorial

Tabel 3: Analisis Kesalahan Siswa dengan Gaya Belajar Auditorial

Jenis

(8)

8

D. Analisis Kesalahan Siswa Gaya Belajar Kinestetik

Tabel 4: Analisis Kesalahan Siswa dengan Gaya Belajar Kinestetik

Jenis dilakukan oleh siswa dengan gaya belajar kinestetik adalah Kesalahan mentransformasikan kalimat soal kedalam kalimat matematika karena kurang pahamnya siswa dalam mengubah kalimat soal kedalam kalimat matematika dan siswa beranggapan guru matematika tidak mengajarkan hal itu. Kesalahan menyelesaikan soal dengan langkah yang benar karena belum cukup memahami soal dan materi serta kurang teliti siswa sehingga salah dalam operasi aljabar.

KESIMPULAN

Kesalahan-kesalahan yang telah dipaparkan dalam hasil dan pembahasan adalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa didukung juga dengan penjelasan secara lisan serta hasil tanya-jawab dengan siswa. Kesalahan-kesalahan yang dominan dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita ditinjau dari gaya belajarnya adalah sebagai berikut:

(9)

9

2. Kesalahan yang paling dominan dilakukan oleh siswa dengan gaya belajar auditorial adalah sebesar 79.310% kategori tinggi yaitu tidak menuliskan diketahui dan ditanyakan, sebesar 100% kategori sangat tinggi baik yaitu tidak mentransformasikan kalimat soal kedalam kalimat matematika, dan sebesar 93.103% kategori sangat tinggi yaitu tidak memeriksa kembali jawaban atau menarik kesimpulan.

3. Kesalahan yang dominan dilakukan oleh siswa dengan gaya belajar kinestetik adalah sebesar 100% kategori sangat tinggi yaitu tidak mentransformasikan kalimat soal kedalam kalimat matematika dan sebesar 54.454% kategori rendah yaitu salah dalam menyelesaikan atau menentukan langkah penyelesaiannya.

Berdasarkan kesalahan-kesalahan tersebut maka didapat faktor-faktor yang mempengaruhi siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita matematika adalah sebagai berikut:

Kesalahan dalam menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan (A1)

a) Siswa tidak terbiasa menuliskannya karena beranggapan hal ini tidak mempermudah pengerjaan soal melainkan akan memperpanjang jawaban dan dan terlalu lama

Kesalahan transformasi (A2)

a) Kurang pahamnya siswa dalam mengubah kalimat soal kedalam kalimat matematika.

b) Siswa beranggapan bahwa guru matematika tidak mengajarkan hal itu.

Kesalahan menyelesaikan soal (A3)

a) Kebingungan siswa yang ternyata belum cukup memahami soal dan materi. Akhirnya siswa asal dalam mengerjakan soal dan salah dalam menentukan langkah penyelesaian.

b) Kurang teliti sehingga salah dalam operasi aljabar.

Tidak memeriksa kembali jawaban (A4)

(10)

10

DAFTAR PUSTAKA

Andriansyah. 2010. Hubungan AntaraGaya Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS SMP Islam YKS Depok. Skripsi S1 Jurusa n Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fa kultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitia n Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bunga Suci dan Daniel, Tjang. 2013. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Materi Sistem Persamaan Dua Variabel Berdasarkan Analisis Newman. Jurnal Studi Kasus Man Malang 2 Batu Universitas Negeri Malang Hal 1-9. Malang.

Clements, M. A.1980. Analysing Children’s Errors on Written Mathematical Tasks. Educational Studies in Mathematics.

DePotter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 2003. Quantum Learning membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

DePotter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 2010. Quantum Learning; (Penerjemah: Alwiyah Abdurrahman). Bandung: Kaifa.

Dewi Iriani dan Leni, Mutia. 2013. Identifikasi Gaya Belajar dan Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VII SMPN 2 Kerinci. Jurnal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung Hal 1-6. Jambi.

Dwi Setyono dan Sutarni, Sri. 2013. Kesalahan Menyelesaikan Soal Matematika dalam Bentuk Cerita Pokok Bahasan Aritmatika Sosial. Jurnal Semina r Nasional Pendidikan Matematika Hal 1-10. Surakarta.

Gunawan, Adi W. 2007. Born To Be A Genius. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hamzah B. Uno. (2008). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hartini. 2008. Analisis Kesalahan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita pada Kompetensi Dasar Menemukan Sifat dan Menghitung Besaran-besaran Segi Empat Siswa Kelas VII Semester II SMP It Nur Hidayah Suarakarta Tahun Pelajaran 2006/2007. Tesis Magister Program Studi Pendidikan Matematika Universita s Sebelas Maret. Surakarta.

Hudojo, H. (2001. Common Textbook: Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Edisi Revisi. Malang: JICA - Universitas Negeri Malang.

Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika edisi revisi II. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press).

Kadir. 2008. Pendekatan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika di SMP. Jakarta.

(11)

11

Marlina, Lina. 2013. Penerapan Langkah Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Keliling dan Luas Persegi Panjang. 44 Jurna l Elektronik Pendidika n Matematika Tadulako, Volume 01.

Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data kualitatif:Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Penerjemah: Tjetjep RohendiRohidi, Jakarta:UI Press.

Mubarik. 2013. Profil Pemecahan Masalah Siswa Auditorial Kelas X SLTA Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, Volume 01 Nomor01.

Newman, A.(1977). Newman Promt. Dari http://www.curriculumsupport. education. nsw.gov.au/Secondary/ mathematics/numeracy/ newman/ index.htm.

Nugraheni, Endang. 2006. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Vol 7 (1). Gaya Belajar dan Strategi Belajar Mahasiswa Jarak Jauh: Kasus di Universita s Terbuka.

Polya, G. 1973. How To Solve It: A New Aspect of Mathematical Method. Princeton, New Jersey: Princeton University Press.

Porwanto, Muhamad. 2014. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Bentuk Soal Cerita pada Pokok Bahasan Peluang SMA Tribhakti Tanggulangin Kelas XII IPS. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 2(3). Sidoarjo.

Pramudito, Oki. 2008. Hubungan Gaya Belajar Siswa dengan Memecahkan Masalah Soal Cerita Matematika Bagi Siswa Kelas VII SLTP 2 Pandak Bantul. Skripsi Sarjana Psikologi Unversitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta. Prasetya, Fajar Dwi. 2012. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata

Diklat Listrik Otomotif Siswa kelas XI Teknik Perbaikan Bodi Otomotif SMKN 2 Depok Sleman. Skripsi Sarjana Pendidikan Teknik Otomotif Universita s Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Ratnasari, Desi. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Reno Agustiawan, Hamzah B. Uno, dan Yamin Ismail. 2013. Analisis Kesalahan Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Pembelajaran Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Jurnal Jurusan Matematika Progra m Studi S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Gorontalo Hal 1-12. Gorontalo.

Retna, Milda. 2013. Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Berdasarkan Kemampuan Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Hal 1-12. Sidoarjo.

(12)

12

Soenarjadi, Gatot. 2008. Profil Pemecahan Masalah Geometri Ditinjau dari Perbedaan Gaya Belajar dan perbedaan Gender. E-jurnal Dinas Pendidika n Kota Surabaya. Surabaya.

Slavin, R.E. Tanpa Tahun. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktek. Terjemahan Narulita Yusron. 2005. Bandung: Nusa Media.

Sternberg, R.J. & Ben-Zeev, T. (1996). The Nature of Mathematical Thinking. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates,Inc.

Sukayasa. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Fase-Fase Polya Untuk Meningkatkan Kompetensi Penalaran Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika. Jurnal UNTAD Vol 1, No 1.

Tello, Enid Acosta. 2010. Making Mathrmatics Word Problems Reliable Measure of Student Mathematics Abilities. Jurnal of Mathematics Education,

(Online), 3(1):15-26,

(http://educationforatoz.com/images/_2_Enid_Acosta_Article_on_Math_W ord_problems_4.18.10_New.pdf), diakses 3 Desember 2014.

Umy Zahroh dan Asyhar, Beni. 2014. Kecenderungan Gaya Belajar Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Fungsi Bijektif. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan hal 1-10. Tulungagung.

Usman M. Uzer. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Wahyudi dan Budiono, Inawati. Matematika dan Masalah-masalah Umum Dalamnya.

Wena, Made. 2010. Strategi Pembelajaran Inova tif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Widiyanti, Teti. 2011. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Skripsi Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusa n Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Winarti, Jakum. 2012. Kajian Pragmatik Kemampuan Siswa dala m Menyelesaikan Soal Matematika Berba sis Cerita di SMP Negeri 6 Cilacap. Eksplasia. 6(2): 150-160

Yasniyati. 2005. Analisis Kesalahan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Peluang Siswa Kela s II Semester 1 SMA Negeri 1 Jumapolo Tahun Ajaran 2004/2005. Surakarta: UNS Press.

Gambar

Tabel 1: Hasil Analisis Data Angket Gaya Belajar Siswa Visual, Auditorial, dan
Tabel 2: Analisis Kesalahan Siswa dengan Gaya Belajar Visual
Tabel 3: Analisis Kesalahan Siswa dengan Gaya Belajar Auditorial
Tabel 4: Analisis Kesalahan Siswa dengan Gaya Belajar Kinestetik

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tindakan kelas di kelas XI IIS 1 SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 ini dilaksanakan berdasarkan hasil dari observasi awal, selama

Sebagian besar pembudidaya penelitian ini terdiri atas empat isolat, yaitu L.edodes di Indonesia melakukan penyi- isolat 1 asal Malang, isolat 2 asal Cianjur, langan

Adapun tujuan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu untuk mendeskripsikan pembentukan kepribadian muslim melalui metode pembiasaan di SD Negeri 1

Agar buku pedoman yang merupakan konsep dasar dan prinsip upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien ini, dapat dipergunakan oleh semua pimpinan di satuan kerja di lingkungan

komitmen organisasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata dengan menggunakan metode

Gambar IV.1. flowmap pendataan narapidana yang berjalan.. Narapidana yang telah menerima surat keputusan dari pengadilan yang akan di serahkan ke lembaga pemasyarakatan

Syarat penting untuk penghasilan pemeka foto yang unggul bergantung kepada kemampuan molekul pemeka untuk mencapai keupayaan redoks yang sepadan dengan tenaga jalur

Siswa dengan gaya berpikir eksekutif memenuhi indikator kefasihan yaitu kemampuan siswa dalam menghasilkan jawaban benar lebih dari satu untuk memecahkan masalah,