• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan Yang Hilang Rote Ndao

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Catatan Yang Hilang Rote Ndao"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Catatan yang Hilang : Rote - Ndao

Oleh: Samuel Henkven Ngefak

Abstrak

Artikel ini mengupas dan melengkapi cacatan sejarah pemerintahan di Kabupaten Rote Ndao yang selama ini belum tercatat maupun tidak diketahui. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara langsung dan pembandingan antar sumber pustaka valid. Dari artikel ini dapat disimpulkan tulisan yang berdar di internet bahkan buku yang telah diterbitkan maupun website resmi kabupaten Rote Ndao pun tidak mempunyai tulisan rinci terkait pemerintahan Rote setelah kemerdekaan.

Kata kunci : Rote Ndao, Kupang, Timor, NTT.

Pendahuluan

Kabupaten Rote Ndao adalah salah satu kabupaten muda di NTT baru terbentuk pada 2002. Walaupun berusia muda namun sejarah pemerintahan Rite adalah salah satu yang panjang dan setelah membaca sumber-sumber resmi baik di website resmi Pemkab dan DPRD Rote Ndao maupun di Kemendagri penulis menemukan fakta bahwa materi tulisanya hanya merupakan copy paste dan tidak secara rinci menjelaskan sejarah pemerintahannya,dan terdapat banyak tahun yang hilang yang sangat mencolok. Oleh karena itu dalam artikel ini akan diulas siapa siapa saja tokoh yang menjadi dan berperan dalam pemerintahan Rote Ndao khususnya sebelum menjadi Kabupaten. Tujuan dari penelitian ini meluruskan beberapa hal yang salah dan melengkapi sejarah yang hilang dari catatan resmi pemerintahan Rote Ndao.

Metode penelitian

(2)

Pembahasan

Sejarah singkat Rote Ndao penulis ambil pada situs resmi DPRD Kabupatn Rote Ndao, maupun situs pemkab Rote Ndao semuanya menitik beratkan pada paragraf “bagian dari Wilayah Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Kupang yang dibentuk berdasarkan Undang – Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah – Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah – daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655) “.

Bagian lebih rinci dapat ditemukan dalam situs Kemendagri yang merinci sebagai berikut: Selanjutnya sebagai pelaksanaan dari Undang – Undang tersebut, maka berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur masing-masing :

Nomor Pem.66/1/2, tanggal 28 Pebruari 1962 dan Nomor Pem.66/1/22, tanggal 5 Juni 1962, maka wilayah Rote Ndao dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah Pemerintahan Kecamatan yaitu :

1. Kecamatan Rote Timur dengan pusat Pemerintahan di Eahun 2. Kecamatan Rote Tengah dengan pusat Pemerintahan di Baa – 3. Kecamatan Rote Barat dengan pusat Pemerintahan di Oelaba.

Kemudian pada tahun 1963 sesuai dengan tingkat perkembangan yang ada, maka berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor Pem.66/1/32, tanggal 20 Juli 1963 tentang Pemekaran Kecamatan maka Wilayah Pemerintahan yang berada di Rote Ndao dimekarkan menjadi 4 (empat) Wilayah Kecamatan yaitu :

(3)

Kemudian semua sumber diatas langsung lompat ke tahun 1968 mengenai jabatan Koordinator Schap , oleh karena itu penulis ingin meluruskan sejarah Rote Ndao sebagai bagian tak terpisahkan dari Daerah Tk.I Kupang yang dimulai dari era kemerdekaan 1945.

Berbeda dengan kebanyakan daerah swapraja di keresidenan Timor dan Daerah Taklukannya yang sudah memiliki KPS pada tahun 1946, swapraja Rote tetap mempertahahnkan pemerintahan lokal yaitu dipimpin raja. daftar raja dan dewan raja-raja terdapat dalam tulisan (Messakh, 2014) :

1. Joel Simon Kedoh (1946 – 1948)

Beliau adalah bangsawan Rote dari turunan Fetor yang diberi gelar “Raja Rote” setelah musyawarah seluruh raja-raja di pulau Rote karena tuntutan Belanda. Gelar ini adalah yang satu-satunya yang pernah ada, setelah kematian beliau, pulau Rote kembali pada masing-masing wilayah dan rajanya.

J.S Kedoh meninggal pada tahun 1948 dan menimbulkan kekosongan kekuasaan, para raja-raja yang masih ada tidak mau lagi masuk dalam jebakan belanda dengan melepas gelar raja mereka kepada satu orang. Oleh karena itu dibentuk sebuah pemerintahan berbentuk kolektif yaitu Dewan Pemerintahan Daerah Sementara (DPDS) Swapraja Rote, yang berisikan raja-raja, bangsawan, dan keluarganya, badan kolektif ini memimpin swapraja Rote secara bergantian sesuai hasil mufakat.

2. C.P. Manubulu (1948-1952)

Beliau adalah raja dari kerajaan Korbaffo, terpilih menjadi ketua, dibantu raja dari Thie J.W. Messakh

3. Mesakh Mesah Saudale (1952-1954)

Beliau adalah raja dari kerajaan Talae, yang dibantu oleh raja Ringgou saat itu Nehemia Daud, dan raja Bilba yaitu Marthen Lenggu

(4)

Raja Ringgou terpilih menjadi ketua, dibantu oleh Ishak Dae Panie yaitu raja Ba’a, dan Hendrik Henok Lenggu raja dari Oenale

5. C.P. Manubulu (1948-1952)

Raja Korbaffo kembali terpilih menjadi ketua, kali ini ia dibantu oleh raja Bilba yaitu Marthen Lenggu, dan raja Ba’a Ishak Dae Panie

(1952-1958)

Raja Korbaffo kembali terpilih menjadi ketua ketiga kalinya, periode ini ia dibantu oleh raja Ringgou yaitu Nehemia Daud, dan wakil raja Thie W.S. Mbate Mooy, serta dari keluarga bangsawan terdapat Jacobus Lazarus dan Albert Dillak.

Setelah tahun 1958 swapraja Rote disamakan dengan swapraja lain yaitu pemerintahnya berbentuk tunggal tidak lagi berbentuk kolektif, maka dari itu DPD Timor dan Kepulaunya menetapkan KPS untuk swapraja Rote:

1 N.G Ndoen (1959-1960) Beliau adalah raja Delha.

Pernyataan bahwa Ndoen sebagai KPS Rote ditemukan dalam tulisan (Therik, 2018), dilihat dari statusnya sebagai manek Delha maka KPS pertama ini masih dipilih dari raja-raja yang tergabung dalam DPDS Swapraja Rote.

2 Mozes Erwin Ngefak (1960 – 1962)

Pada februari 1959 Beliau ditunjuk menjadi wakil bupati Kupang untuk Bupati KDH J.J Detaq, tugas wakil bupati khusus mengurus wilayah Rote dan Sabu sesuai SK Kepala Daerah Tingkat I provinsi NTT.

(5)

Sebagai UKD, pada 1959-1960 sebelum menjadi KPS Rote, M.E Ngefak ditugaskan untuk untuk menangani tindakan PKI di Nusak Delha, bersama DPDS Swapraja Rote dan manek Delha (KPS Rote saat itu). Kejadian terkait aktifitas PKI ini sampai membuat Bupati KDH Kupang W.C.H Oematan (yang menggatikan J.J Detaq) sampai turun langsung ke Rote.

Pada bulan juni 1960 Ngefak diangkat menjadi kepala daerah Swapraja Rote, menggantikan KPS sebelumnya N.G. Ndoen (masa jabatan sampai bulan mei 1960). Pada tahun yang sama juga pemerintahan NTT efektif berjalan dengan ditunjuknya gubernur pertama W.J Lala Mentik.

Tahun 1962 Ngefak ditunjuk sebagai Likwidator oleh Bupati KDH Kupang W.C.H Oematan untuk me-likwidasi swapraja Rote Ndao, yaitu pembubaran sistem swapraja dan membentuk kecamatan diwilayah Rote Ndao, untuk memperkuat kontrol di Rote pasca banyak masalah yang terjadi seperti PKI, pembayaran pajak, maupun hasutan dan tindakan anti pemerintah.

Rote sebagai bagian dari Daerah Tk.II Kupang masih menggunakan sistem swapraja, swapraja adalah setara Daerah Tk.II karena memiliki Pemerintahan sendiri (self goverment), dengan pembubaran dan penurunan status menjadi kabupaten maka Rote dianggap telah menjadi bagian utuh dari Daerah Tk.I Kupang.

Tugas Ngefak sebagai likwidator inilah yang melahirkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tk.I Nusa Tenggara Timur Nomor Pem.66/1/2, tanggal 28 Pebruari 1962 dan Nomor Pem.66/1/22, tanggal 5 Juni 1962, tentang pembagian wilayah Rote Ndao menjadi 3 (tiga) wilayah Pemerintahan Kecamatan.

(6)

Pada tahun 1963, untuk mengakomodir wilayah raja-raja yang sebelumnya maka dimekarkan lagi satu kecamatan yaitu Kecamatan Rote Selatan sehingga total berjumlah 4. Pada 1965 terjadi peristiwa besar di Rote yaitu eksekusi kelompok diduga dan pro PKI (Partai Komunis Indonesia). Tahun 1967 kembali dimekarkan 4 kecamatan baru sehingga total berjumlah 8 sesuai pemerintahan raja-raja.

Tahun 1968, Kecamatan-kecamatan di Rote Ndao ingin membentuk sebuah daerah otonom yang terpisah dari Kupang, namun tidak dapat terwujud karena masalah keuangan, maka dari itu ditunjuklah pejabat untuk menangani hal tersebut. Jabatan tersebut adalah Koordinator Schap (KS) , jabatan KS ini bisa dibilang adalah bentuk lain dari KPS karena secara administratif sudah tidak ada lagi Swapraja, kontrol dan penunjukan KS tetap dari Kupang.

Penulis menghitung pejabat yang memegang jabatan ini sebagai kelanjutan dari KPS dan mendapat nomor urut 3 dan seterusnya, namun karena jabatan Koordinator Schap adalah sebuah jabatan baru setelah era KPS terakhir maka jabatan ini dihitung dari awal lagi:

1 David Constantijn Saudale (1968 – 1974) 2 R. Chandra Hasyim (1974 – 1977)

Mulai 1977 jabatan Koordinator Schap diganti menjadi Pembantu Bupati Kupang wilayah Rote Ndao, pergantian nama ini tidak merubah status dan fungsi jabatannya. Berikut pejabat dengan jabatan baru ini :

3 G.T. Hermanus (1977 – 1984) 4 G. Bait (1984 – 1988)

5 R. Izaac (1988 – 1994)

(7)

Tahun 2002 akhirnya Kabupaten Rote Ndao resmi terbentuk, dan menjadi tahun peralihan administrasi. Setelah tidak ada kedala dalam administrasi maka pada 2003 Kabupaten Rote Ndao memiliki bupati pertama:

1. Christian Nehemia Dillak (2003 – 2008) 2. Leonand Haning (2008 – 2014) (2014 – 2019)

Adalah dalam sejarah Rote hanya memiliki 2 orang KPS yaitu Ndoen dan Ngefak, yang mana Ndoen merupakan KPS pertama Rote sekaligus raja terahir yang ditujuk dari era terakhir kepemimpinan Dewan Raja-Raja Rote, sedangkan Ngefak merupakan KPS pertama ditunjuk oleh pemerintahan pusat di Kupang untuk Rote sekaligus pemegang jabatan terakhir KPS sebelum Swapraja Rote dibubarkan.

Penutup

Catatan tahun-tahun yang tidak terdokumentasikan dari 1945 sampai 1968 dalam pemerintahan Rote Ndao ini diharapkan dapat dipublikasikan kembali, dalam tulisan ini juga penulis melengkapi bagian yang hilang dari DPDS atau Dewan Raja-Raja Pemerintahan Rote sampai kepada munculnya Kordinator Schap.

Daftar Pustaka

Lampiran SK dalam riwayat pekerjaan M.E Ngefak:

SK Kepala Daerah Tingkat I provinsi NTT no 16/UP/7/2/11 tanggal 25-2-1959 –tentang penunjukan sebagai wakil bupati untuk wilayah Rote dan Sabu.

SK Kepala Daerah Tingkat II Kupang no 7/ps.KDH.tk.II tanggal 3-4-1959 –tentang penunjukan sebagai Utusan Kepala Daerah untuk wilayah Rote dan Sabu.

SK Gubernur KDH tk.I NTT a.n Menteri Dalam Negeri no 46/Des.40/6/1 tanggal 26-6-1960 –tentang penunjukan sebagai Kepala Daerah Swapraja Rote.

(8)

diskominforotendao. (2018, Februari 16). Tentang Kabupaten Rote Ndao. Retrieved from Rotendaokab: https://www.rotendaokab.go.id/tentang-kabupaten-rote-ndao/

Messakh, M. V. (2014). Bagaimana Orang Rote Mengakali Belanda dalam Pemerintahan.

PUSDATIN. (2018, Februari 16). Kabupaten ROTE NDAO. Retrieved from Kemendagri:

http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/53/name/nusa-tenggara-timur/detail/5314/rote-ndao

SekretDPRDRoteNdao. (2018, februari 16). Sejarah Kabupaten Rote Ndao. Retrieved from DPRD Kab Rote Ndao:

http://dprd-rotendaokab.go.id/sejarah-kabupaten-rote-ndao.php

Therik, W. (2018, Februari 16). DELHA AFFAIR 1960 : Perlawanan Masyarakat Nusak Delha Terhadap Negara di Rote. Retrieved from Academia:

https://www.academia.edu/16089854/Delha_Affairs_1960

Ngefak, C. H. T. (2017, Desember 25). Tn. (S. H. Ngefak, Interviewer)

Ngefak, M. (1985). Daftar Riwajat Pekerdjaan. Kupang.

Referensi

Dokumen terkait