USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA
DESAIN PEMETAAN GEOGRAFIS BERBASIS
SIG DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR
DI DAS SUNGAI BENGKULU
TEAM PENGUSUL : Ketua
FEVI WIRA CITRA, S.Si., M.Pd. NIDN: 0212028501
Anggota
SUPRIYONO.S.Pd., M.Pd. NIDN: 0230078702
UNIVERSITAS PROF.DR. HAZAIRIN, S.H BENGKULU
APRIL 2015
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1. Judul penelitian :Desain Grafis Penataan Raung Berbasis SIG dalam Mitigasi Bencana Banjir DAS Sungai Bengkulu 2. Jumlah peneliti
No Nama Jabatan Bidang Keahlian Instansi asal Alokasi Waktu 1 Fevi Wira Citra S.Si.,
M.Pd.
Ketua Mitigasi Bencana
Pengantar dan
2 Supriyono, S.Pd., M.Pd.
Anggota SIG
Interpretasi Foto Udara
Universitas
Malai : Bulan Januari Tahun 2017 Berakhir : Bulan Desember Tahun 2017
5. Usulan biaya DRPM Ditjen pengutan Risbang • Tahun ke-1 : Rp.148.535.000,00
6. Lokasi Penelitian DAS Sungai Bengkulu
7. Instansi lain yang terlibat
BPAS Ketahun Provinsi Bengkulu menyusun desain grafis dalam mitigasi bencana banjir.
8. Temuan yang Ditargetkan
Membuat desain mitigasi bencana banjir dengan menganalisis tingkat bahaya banjir dan tingkat kesesuain untuk pemukiman bebas banjir.
9. Kontribusi yang mendasar pada suatu bidang ilmu
Memberikan pengayaan pada matakuliah mitigasi bencana yaitu bencana banjir sehingga menjadi studi leteratur dalam kegiatan pembelajaran, kemudian menjadi penguatan dan terapan pada matakuliah SIG dan IFU terkait analisis spasial daerah aliran sungai dalam menentukan tingkat bahaya banjir.
10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran
Jurnal nasional yang memiliki ISSN “Georafflesia” pada Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Prof.Dr.Hazairin, SH.
11. Rencana luaran
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM ... iii
DAFTAR ISI ... iv
RINGKASAN... v
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2. LANDASAN TEORY ... 5
2.1 Tingkat Bahaya Banjir di DAS ... 5
2.2 Mitigasi Bencana Banjir ... 6
2.3 Arahan Penataan Ruang ... 7
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ... 7
3.1 Metode Penelitia ... 7
3.2 Tahap-Tahap Penelitian ... 7
3.3 Lokasi Penelitian ... 7
3.3 Model Yang Digunakan ... 8
3.4 Rancangan Penelitian ... 8
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 9
3.6. Teknik Analisis Data ... 10
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN ... 14
RINGKASAN
DAS Sungai Bengkulu merupakan DAS Regional dan bentang alam yang memiliki peran penting bagi masyarakat di Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Tengah. Terlebih pada era otonomi daerah, dimana sumber daya alam sering dipandang sebagai alat untuk meningkatkan pendapatan daerah, yaitu praktik penambangan batubara yang tidak memperhatikan keberlangsungan ekosistem. Akibatnya DAS Sungai Bengkulu hampir dalam setiap tahunnya 2-3 kali di kota Bengkulu terjadi banjir. Tercatat 400-an Ha daerah Kota Bengkulu tergenang oleh limpasan air. Maka perlu dilkakukan perencanaan penataan ruang di DAS Sungai Bengkulu. Untuk mengimplementasikan perencanaan tersebut diperlukan Pemetaan Tingkat Bahaya Banjir dan Kesesuaian Lahan Pemukiman Bebas Banjir di DAS Sungai Bengkulu. Sebagai perecanaan pengembangan DAS dalam mitigasi bencana banjir yang didukung dengan data-data spasial berupa peta dan data atribut yang diekstrak melalui teknik sistem informasi geografis (SIG).
Tujuan penelitian dalam jangka panjang untuk mendesain penataan ruang dalam mitigasi bencana banjir di DAS Sungai Bengkulu. Perencanaan penataan ruang itu memiliki peranan penting bagi masyarakat terutama yang berada di Kota Bengkulu yang merupakan pusat ibukota provinsi. Karena penataan ruang masih banyak pemukiman masyarakat yang berada di DAS Sungai Bengkulu. Sehingga Tiap tahunya mereka mengalami bencana banjir. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini yaitu (1) mengidentifikasi tingkat bahaya bencana banjir, (2) menganalisis kesesuaian lahan untuk pemukiman bebas banjir, (3) desain pemetaan dalam mitigasi bencana banjir.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif menggunakan pendekatan kajian Geomorfologis dilakukan dengan detail dan holistik melalui analisis pemetaan dan pengamatan lapangan. Hasil pengamatan lapangan untuk menentukan harkat tiap sampel penelitian yang diambil. Penentuan nilai harkat sesuai dengan kondisi fisik lapangan sehingga di peroleh data-data lapangan yang akurat. Kemudian data hasil lapangan selanjutnya diplotkan di peta. Analisis untuk menentukan tingkat bahaya banjir berdasarkan Metode Paimin et al. Sedangkan tingkat kesesuan lahan untuk pemukiman bebas banjir dikembangkan berdasarkan USDA (1971) dimodifikasi oleh Hermon (2015) yang dilakukan dengan basis data spasial melalui Sistem Informasi Geografi (SIG). Populasi penelitian ini yaitu seluruh lahan di DAS Sungai Bengkulu untuk tingkat bahaya bencana banjir. Teknik pengambilan sampel untuk bahaya bencana menggunakan purpossive area sampling atas dasar satuan bentuk lahan hasil
overlaykondisi geomorfologi dearah aliran sungai, penggunaan lahan, dan jenis tanah.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
Meningkatnya banjir yang melanda beberapa daerah di wilayah Indonesia,
sering dikaitkan dengan pembabatan hutan di kawasan hulu dari sistim daerah
aliran sungai/DAS (Kementrian Lingkuan Hidup, 2007). Sama halnya dengan
kondisi fisik di DAS Sungai Bengkulu yang di akibatkan oleh peningkatan
pemanfaatan sumberdaya alam sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan
perkembangan ekonomi, konflik kepentingan dan kurang keterpaduan antar sektor,
antar wilayah hulu-tengah-hilir, terutama pada era otonomi daerah. Pada era
otonomi daerah, sumber daya alam sering dipandang sebagai alat untuk
meningkatkan pendapatan daerah. Persolan yang terjadi adalah maraknya
penambangan batubara di Hulu DAS Sungai Bengkulu.
DAS Sungai Bengkulu merupakan DAS Regional dan bentang alam yang
memiliki peran penting bagi masyarakat di Kota Bengkulu dan Kabupaten
Bengkulu Tengah. Kerusakan DAS Bengkulu dewasa ini, dipercepat oleh
peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam sebagai akibat dari pertambahan
penduduk dan perkembangan ekonomi, konflik kepentingan dan kurang
keterpaduan antar sektor, antar wilayah hulu-tengah-hilir, terutama pada era
otonomi daerah.
Terlebih pada era otonomi daerah, dimana sumberdaya alam sering
dipandang sebagai alat untuk meningkatkan pendapatan daerah, yaitu praktik
penambangan batubara yang tidak memperhatikan keberlangsungan ekosistem.
Akibatnya DAS Sungai Bengkulu hampir dalam setiap tahunnya 2-3 kali di kota
Bengkulu terjadi banjir. Tercatat 400-an Ha daerah Kota bengkulu tergenang oleh
limpasan air.. Maka tujuan penelitian ini yaitu yaitu (1) mengidentifikasi tingkat
bahaya bencan banjir, (2) menganalisis kesesuaian lahan untuk pemukiman bebas
banjir, (3) desain pemetaan dalam mitigasi bencana
Persoalan banjir adalah persoalan yang mesti dikaji dari hulu hingga hilir,
mulai dari upstream hingga downstream. Persoalan ini muncul karena daya
tampung DAS lebih rendah dari debit banjir dan daya tampung saluran sungai
seberapakah kemampuan suatu DAS dapat menampung limpasan puncak yang
terjadi dan kapasitas tampung sungai dalam menahan debit banjir tersebut
(Gunawan, 2014). Kondisi diatas bisa dilihat di desa Tanjung Jaya Kelurahan
Surabaya Kota Bengkulu dimana hampir setiap tahun mengalami banjir. Banyak
rumah yang terendam dan sawah yang digenangi oleh air. Berbagai upaya yang
telah dilakukan oleh pemerintah yaitu mengendalikan banjir dengan memperlebar
saluran air ke sungai dan normalisasi sungai. Akan tetapi upaya tersebut bersifat
sektoral dan belum dikaji secara holistic dari hulu hingga hilir.
Pentingnya penelitian ini adalah untuk mengkaji tingkat bahaya bencana
banjir di DAS Sungai Bengkulu. Maka data dasar yang diperlukan dlam
penelitian ini adalah beberapa peta tematik yang terkait dengan parameter banjir.
Analisis yang di gunakan dengan SIG. Kemudian akan memberikan arahan
kepada masyrakat terkait dengan pemukiman yang berada di sekitar sungai DAS
Sungai Bengkulu yang tiap tahunya mengalami kebanjiran. Mitigasi bencana
yang di sarankan adalah membuat desain pemetaan tingkat kesesuaian lahan
untuk pemukiman masyrakat yang bebas dari bencana banjir. Luaran yang
dihasilkan adalah pemetaan dalam mitigasi bencana banjir di DAS Sungai
Bengkulu
Kemudian luraran yang akan dicapai dalam peneilitian ini adalah terlihat
dalamTabel 1berikut :
Tabel 1.Rencana Target Capaian
No Jenis Luaran Indikator
Capaian 1 Publikasi ilmiah di jurnal nasional (ber ISSN) Publishid
2 Pemakalah dalam tamu ilmiah (Invite Speaker)
Nasional Tidak ada
Lokal Sudah
dilaksanakan
3 Bahan ajar draf
4 Luaran lainya jika ada (teknologi tepat guna model, purwarupa, desain, karya seni, rekayasa soasial
draf
5 Tingkat Kesiapan Teknologi TKT 1
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mendesain grafis
penataan ruang berbasis SIG dalam mitigasi bencana banjir di DAS Sungai
Bengkulu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif
menggunakan pendekatan kajian Geomorfologis dilakukan dengan detail dan
lapangan untuk menentukan harkat tiap sampel penelitian yang diambil. Penentuan
nilai harkat sesuai dengan kondisi fisik lapangan sehingga di peroleh data-data
lapangan yang akurat. Kemudian data hasil lapangan selanjutnya diplotkan di peta.
Analisis untuk menentukan tingkat bahaya banjir berdasarkan Metode Paimin et al.
Sedangkan tingkat kesesuan lahan untuk pemukiman bebas banjir dikembangkan
berdasarkan USDA (1971) dimodifikasi oleh Hermon (2015) yang dilakukan
dengan basis data spasial melalui Sistem Informasi Geografi (SIG).
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang ada rumusan masalah yang urgen dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Tingkat Bahaya Banjir di DAS Sungai Bengkulu ?
2. Bagaimana tingkat kesesuaian lahan untuk pemukiman bebas banjir DAS
Sungai Bengkulu ?
3. Bagaimana Desain penataan ruang dalam mitigasi bencana banjir ?
1.3.Tujun Penelitian
Dalam hal ini untuk mencapai tujuan dari permaslahan yang ada maka
sasaran yang harus dilakukan dan dicapai adalah sebagai berikut:
1. Membuat peta tingkat bahaya banjir di DAS Sungai Bengkulu.
2. Menghitung dan menganalisis keseuaian lahan pemukiman masyarakat bebas
banjir di DAS Sungai Bengkulu berbasis menejemen bencana.
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menyusun arahan penataan mitigasi bencana banjir di DAS Sungai Bengkulu
1.4.Manfaat Penelitian
Secara praktis Manfaat penelitian yang dapat diambil oleh pemerintah
daerah khususnya Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Tengah adalah sebagai
landasan/pedoman dalam pperncanaan tata rungan yang didasarkan pada tingkat
Tingkat Bahaya Bajir dan Tingkat Kesesuaian Lahan Pemukiman Bebas Banjir.
Penelitian ini berkontribusi pada tersusunya desain tata ruang wilayah DAS Sungai
Bengkulu sebagai dokumen arahan kebijakan bagi pengambil keputusan di Kota
Bengkulu dan Kabaupaten Bengkulu Tengah dalam mengelola dan memanfaatkan
DAS Sungai Bengkulu, sehingga pemnfaatan lahan dapat di kembangkan sesuai
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tingkat Bahaya Banjir Di DAS
Menurut SCBFWM (2010), ada tiga hal utama yang dapat menyebabkan
Daerah Aliran Sungai di Indonesia terdegradasi yaitu (a) aktifitas manusia seperti
penebangan hutan yang dilakukan secara illegal (illegal loging), kebakaran hutan,
perambahan hutan, eksploitasi hutan dan lahan yang berlebihan; (b) pemanfaatan
lahan yang tidak menerapkan konservasi tanah dan air; (c) iklim atau curah
hujan yang tinggi.
Selanjutnya Dewi et al. (2012) mengemukakan kerusakan DAS dapat
dipercepat oleh peningkatan pemanfaatan sumber daya alam sebagai akibat dari
pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi, kebijakan yang belum
berpihak kepada pelestarian sumber daya alam, serta masih kurangnya kesadaran
dan partisipasi masyarakat dalam konteks pemanfaatan dan pelestarian sumber
daya alam, hal ini berdampak DAS lambat laun mencapai tingkat kritis hingga
sangat kritis. Pentingnya posisi DAS sebagai unit perencanaan yang utuh
merupakan konsekuensi logis untuk menjaga kesinambungan pemanfaatan
sumberdaya hutan, tanah dan air (Javed et al. 2011)
Dalam mengkaji tingkat bahaya banjir di DAS sungai Bengkulu di gunakan
dengan pendekatan spasial. Ini sesuai dengan Aplikasi sistem informasi geografis
(SIG) dalam penanggulangan bencana atau disebut SIPBI dibuat untuk menyajikan
data bencana dan peta bahaya sebagai basisdata yang dapat diakses untuk
memenuhi kebutuhan informasi kebencanaan (Nursaaban, 2013). Beberapa aspek
untuk menyusun sistem informasi ini antara lain geofisik, sosial budaya, dan data
kesehatan masyarakat. SIPBI diperlukan untuk mempercepat akses informasi
mengenai bencana, dan memaksimalkan kegiatan penanggulangan bencana.
2.2.Mitigasi Bencana Banjir
Faktor-faktor alam sebagai sumber bencana menurut Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (2011) yaitu seperti faktor geologis (gempa, tsunami,
letusan gunung berapi), Hydrometeorologis (banjir, tanah longsor, kekeringan,
angin topan), dan biologis (wabah penyakit, penyakit tanaman, penyakit ternak,
Nursaaban (2013)natural hazards is natural processes such as volcanic eruptions,
earthquakes, floods, and hurricanes when they threaten human life and property.
Bencana alam adalah proses alami seperti erupsi gunung, gempa bumi, banjir, angin
kencang ketika mengancam kehidupan manusia.
Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya komprehensif dalam
pra-bencana, saat bencana dan pasca bencana. Kegiatan dalam Pra Bencana ditujukan
untuk mengurangi resiko bencana, bersifat preventif seperti: Pencegahan, Mitigasi
atau penjinakan, kesiapsiagaan meliputi peringatan dini dan perencanaan. Pada saat
bencana (tanggap darurat) meliputi: Peringatan atau tanda bahaya, pengkajian
darurat, rencana operasi, dan tanggap darurat. Setelah bencana: rehabilitasi,
rekonstruksi.
Siklus dari penanggulangan bencana menurut Sriyanie M. (2008) sebagai
berikut; bencana memiliki beberapa tahap: Pencegahan, Mitigasi, Persiapan,
Respon, Penyembuhan dan Pembangunan Kembali. Semua tahap ini saling terkait
dalam sebuah siklus–sehingga satu tahap tidak akan efektif tanpa kehadiaran yang
lainnya. Dengan kata lain, tahap sebelum suatu kejadian pencegahan, persiapan,
dan mitigasi sama pentingnya dengan respon, penyembuhan dan pembangunan
kembali.
2.3.Arahan Penataan Ruang
Landasan hukum arahan penataan ruang berbasis mitigasi bencana banjir di
DAS Sungai Bengkulu bersadasarkan peraturan perudang-udangan di bidang
penggulangan bencana yang ada sekarang, beberapa peraturan perundang-undangan
yang menjadi dasar adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang pentaan ruang.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2008 tentang penyelenggaraan
penggulangan bencana.
3. Peraturan Mentri Dalam Negeri nomor 27 tahun 2007 tentang pedoman
penyiapan sarana dan prasarana dalam penggulangan bencana.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1.Metode Penelitian
Penelitian ini di kaji secara keruangan (spatial) dengan menggunakan teknik
remote sensing/penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG).
Selanjutnya dikaji secara deskriptif analitik dan interpretatitif terhadap pola dan
perubahan penggunaan lahan terhadap tingkat bahaya banjir di DAS Sungai
Bengkulu, kemudian analisis tingkat kesesuaian pemukiman masyarakat.
3.2.Tahpan-Tahapan Penelitian
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan yang secara garis besar
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Mengkaji mengenai data sekunder yang berkaitan dengan kualitas air Sub-DAS
hilir Sungai Bengkulu.
2. Melakukan survey wilayah di sekitar DAS Sungai Bengkulu dan titik sampling.
3. Melakukan pengambilan contoh Tanah sungai di beberapa titik sampling serta
analisa sesuai dengan parameter pengharkatan yang digunakan dalam
menentukan tingkat bahaya banjir dan tingkat kesesuaian lahan pemukiaman
bebas banjir.
4. Melakukan proses pengolahan data yaitu dengan memplotkan melalui metoda
SIG, sehingga diperolah analisis spasial dan analisis statistik.
5. Overlay peta tingkat bahaya banjir dan tingkat kesesuaian lahan pemukiaman
bebas banjir sehingga nantinya ada kebijakan pemerintah terhadap
penambangan rakyat tersebut.
6. Melakukan evaluasi data
3.3.Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 10 (sepuluh) bulan. Adapun lokasi penelitian
adalah wilayah DAS Sungai Bengkulu secara geografis terletak pada 102014’47”
BT-102027’47” BT dan 3040’41” LS-3050’30” LS yang mencakup Kabupaten
Gambar 1. Lokasi Penelitian 3.4.Model Yang Digunakan
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah mendesain grafis
penataan ruang berbasis SIG dalam mitigasi bencana banjir di DAS Sungai
Bengkulu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif
menggunakan pendekatan kajian Geomorfologis dilakukan dengan detail dan
holistik melalui analisis pemetaan dan pengamatan lapangan. Hasil pengamatan
lapangan untuk menentukan harkat tiap sampel penelitian yang diambil. Penentuan
nilai harkat sesuai dengan kondisi fisik lapangan sehingga di peroleh data-data
lapangan yang akurat. Kemudian data hasil lapangan selanjutnya diplotkan di peta.
Analisis untuk menentukan tingkat bahaya banjir berdasarkan Metode Paimin et al.
Sedangkan tingkat kesesuan lahan untuk pemukiman bebas banjir dikembangkan
berdasarkan USDA (1971) dimodifikasi oleh Hermon (2015) yang dilakukan
dengan basis data spasial melalui Sistem Informasi Geografi (SIG).
3.5.Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini memberikan arahan penataan pemukiman di DAS
Sungai Bengkulu. Rancangan yang dilakukan untuk meminimalisir dampak bencana
banjir sehingga dalam penanggulangan bencana tidak dilakukan secara monoton.
Maksutnya penelitian ini memberikan arahan kepada masyarakat yang menjadi
korban bencana banjir agar tidak berulang setiap tahunya maka akan diberikan
solusi pengetahuan terhadap daerah yang memiliki tingkat bahaya banjir yangtinggi
atau pada zona C menjadi pemukimanya. Rancangan ini disusun dengan
menggabungkan atau overlay peta tematik. Sehingga rancangan yang dibang
3.6.Teknik Pengumpulan Data 3.6.1.Tingkat Bahaya Banjir
Menuurut Hermon (2015: 40) prosedur pemberian harkat dan bobot pada
masing-masing parameter atau variabel berbeda-beda, yaitu memperhatiakan seberapa besar
pengaruh parameter-parameter tersebut terhadap tingkat bahaya banjir. Semakin
besar pengaruh parameter tersebut terhadap tingkat bahaya banjir maka nilai
bobotnya makin besar dan pengaruhnya sebaliknya. Sebaran harkat untuk meneliti
menentukan tingkat bahaya banjir di DAS Sungai Bengkulu berdasarkan penentuan
tingkat bahaya banjir daerah resapan sesuai Metode Paimin et al adalah sebagai
berikut terlihat padaTabel 2:
Tabel 2. Indikator Tingkat Bahaya Banjir
Indikator Skor Kriteria Kriteria Harkat
Bentuk lahan 30 Pegunungan dan perbukitan Kipas dan lahar
Dataran dan teras
Dataran dan teras (s<39%) Sataran dan lembah alivial
Rendah
Lereng lahan kiri kanan sungai(%)
10 > 8 (sangat lancar) 6-8 (Lancar)
Anak cabang sungai induk Cabang sungai induk sesuai belokan atau jarak lurus > 45 (Sangat Curam)
Rendah
Pengggunaan lahan 40 Hutan lindung/konsevasi Hutan produksi/perkebunan
3.6.2. Kesesuaian Lahan Pemukiman Bebas Banjir
Mitigasi bencana banjir untuk pemukiman bebas banjir, hal ini
disebabkan karena pemukiman merupakan indikator utama yang harus
diselamatkan dari potensi bencana banjir. Analisis data untuk mengidentifikasi
kesesuaian lahan untuk pemukiman bebas banjir dikembangkan berdasarkan
USDA (1971). Perumusan zona tingkat kesesuaian lahan pemukiman bebas
banjir dilakukan dengan GIS Arc GIS 10.1 (Hermon:2015)
Tabel 3. Kesesuaian Lahan Pemukiman Bebas Banjir Simbol Kriteria Kesesuaian Lahan
Untuk Pemukiman
Harkat Skor
Peta Tingkat Bahaya Bencana PBB 1
Peta Tingkat Bahaya Erosi PE 1
Sumber : USDA (1971) dimodifikasi oleh Hermon (2015)
3.7.Teknik Analisis Data 3.7. 1. Tingkat Bahaya Banjir
Metode analisis yang digunakan untuk mencapai meneiliti tingkat
tingkat bahaya banjir adalah menggunakan metode pendekatan analisis
tumpang susun (overlay) dengan SIG. Overlay dengan menggunakan input 8
peta tematik, yaitu Peta Bentuk Lahan, Peta Lereng, Peta Pembedungan dan
Pasang, Peta Meander, Peta Lereng Rata-Rata Kawasan. Analisis data untuk
banjir daerah resapan sesuai metode Paimin et al (2009) dimodifikasi oleh
Hermon (2015)
TBB = BL(30%) + LK (10%) + PP (10%) +
M (10%) + L(5%)+ LU (40%) ... (1) Keterangan : TBB : Tingkat Bahaya Banjir
BL : Peta Bentuk Lahan
LK : Peta Lereng Kiri kanan Sungai PP : Peta Pembendungan dan Pasang M : Peta MEander
L : Peta Lereng rata kawasan PL : Peta Lahan
Analisis untuk menentukan tingkat bahaya banjir berdasarkan metode
Paimin et al (2009) sesuai formula yang dikembangkan oleh Hermon (2015 :
45) yaitu sebai berikut:
= ... (2) Keterangan :
I = Besar jarak interval kelas c = Jumlah harkat tertinggi b = Jumlah harkat terendah k = Jumlah kelas yang diinginkan
Interval untuk mengetahui Tingkat Bahaya Banjir dapat dilihat padaTabel 2
Tabel 4.Hasil Hitung Tingkat Bahaya Banjir
Zona Interval Bobot Tingkatan Bahaya Banjir
A < 14 Rendah
B 15 -23 Sedang
C >24 Tinggi
Sumber : Hermon (2015)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, zonasi tingkat bahaya banjir terdiri atas 3
zonayaitu:
1. Zona A : Tingkat bahaya banjir rendah, tidak ada sama sekali bahaya
bencana banjir yang mengancam pemukiman masyarakat.
banjir 1 kali dalam 5 tahun yang menimpa pemukiman masyarakat.
3. Zona B : Tingkat bahaya banjir tinggi, peluang terjadi bahaya bencana
banjir 1 kali dalam 1 tahun yang menimpa pemukiman masyarakat.
3.7.2. Tingkat Kesesuaian Lahan Untuk Pemukiman
Analisis untuk menentukan kesesuaian lahan untuk pemukiman bebas
banjir sesuai yang dikembangkan Dibyosaputro digunakan formula yang
dikembangkan oleh Hermon (2015 : 45) yaitu sebai berikut:
TFB = PE+ PB + PT + PL + 3(PBB) ... (3) Keterangan : TFB : Pemukiman Bebas banjir
PE : Peta Tingkat Erosi PB : Peta Sebaran Batuan PT : Peta Tanah
PL : Peta Lereng PL : Peta MEander PBB : Peta Bahaya Banjir
Interval untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk pemukiman
bebas banjir dapat dilihat padaTabel 2
Tabel 5.Hasil Hitung Tingkat kesesuaian lahan untuk pemukiman Zona Interval Bobot Tingkatan Bahaya Banjir
A < 11,6 Sesuai untuk pemukiman
B 11,6 -16,2 Agak sesuai untuk pemukiman
C >16,2 Tidak sesuai untuk pemukiman
Sumber : Hermon (2015)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, zonasi tingkat kesesuaian lahan untuk
pemukiman bebas banjir terdiri atas 3 zonayaitu:
1. Zona A : Sesuai untuk pemukiman , tidak ada sama sekali bahaya bencana
banjir yang mengancam pemukiman masyarakat.
2. Zona B : Agak sesuai untuk pemukiman, peluang terjadi bahaya bencana
banjir 1 kali dalam 5 tahun yang menimpa pemukiman masyarakat.
3. Zona B : Tidak sesuai untuk pemukiman, peluang terjadi bahaya bencana
3.7.3. Desai Grafis Arahan Penataan Mitigasi Bencana Banjir
Analisis untuk menentukan desai grafis arahan penataan mitigasi
bencana banjir desai grafis arahan penataan mitigasi bencana banjir digunakan
formula yang dikembangkan oleh Hermon (2015 : 45). Yaitu dengan
menggunakan metode pendekatan analisis tumpang susun (overlay) dengan
SIG. Overlay dengan menggunakan input 2 peta tematik, yaitu Peta Tingkat
Bahaya Banjir dan Peta Pemukiman Bebas banjir yaitu sebai berikut:
DGA = PBB+ PFB ... (4) Keterangan : DGA : Desain Grafis Arahan Penataan
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya
Anggaran biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah ringkasan
anggaran baiaya tertuang pada Tabel 6. dan rincian anggaran biaya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 6. Ringkasan Anggaran Biaya
No Komponen Biaya yang Diusulkan
(Rp)
1. Honorarium (maks. 30%) 7.476.0000
2. Bahan habis pakai 7.450.000
3. Perjalanan 3.700.000
4. Peralatan 6.365.000
Jumlah 24.991.000
Jadi anggaran biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah Rp. 24.991.000,00.
4.2. Jadwal Kegiatan
Perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah
dapat dilihat padaTabel 7.Sebagai berikut:
Tabel 7.Jadwal Kegiatan
NO KEGIATAN BULAN KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I. 1. Persiapan Administrasi X 2. Penyusunan Desain Penelitian X
3. Data pemetaan X X
II. 1. Izin penelitian ke dinas X X X
2. Observasi lapangan X X X
3. Groundcek lapang dengan
pengumpulan data X X X X
4. Diskusi materi mitigasi bencana
banjir dan Program SIG X X X X
5. Penelitian X X X X X
6. Analisis data hasil penelitian X X
III. 1. Menyiapkan draf Laporan
Penelitian X X X
2. Seminar Hasil Penelitian
3. Menyiapkan Laporan Akhir X X
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, I.G.A.S.U., N.M. Trigunasih dan T. Kusmawati, 2012. Prediksi Erosi dan
Perencanaan Konservasi Tanah dan Air pada Daerah Aliran Sungai Saba.
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 1(1).
Gunawan. 2009. Estimasi Daerah Rawan Bencana Banjir Menggunakan Metode
Pendekatan Topographic Wetness Index. Manado
Javed, A., M.Y. Khanday and S. Rais, 2011. Watershed Prioritization Using
Morphometric And Land Use/Land Cover Parameters: A Remote Sensing And
GIS Based Approach.Journal Geological Society Of India. 78:63-75.
Hermon, Dedi. 2015.Geografi Bencana Alam. Rajawali Pers. Jakarta.
Kementrian Negara Lingkungan Hidup. 2007. Analisis Potensi Rawan Bencana Alam di
Papua dan Maluku (Tanah Longsor – Banjir – Gempa Bumi - Tsunami).
Laporan Akhir. Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis dan Peningkatan
Kapasitas . Jakarta.
Nursaaban. 2013. Arahan Penanggulangan Bencana Alam Melalui Analisis
Multibahaya Dan Multirisiko Di Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta.Laporan
Hibah Bersaing. UNY.
[USDA] United State Departement of Agriculture.2005, National Engineering
Handbook Section 4: Hydrology. Washington D C, U.S.A
Strengthening Community-Based Forest and Watershead Manajement (SCBFWM).
2010. “Mengenal Daerah Aliran Sungai dan Permasalahannya. Proyek
Penguatan Pengelolaan Hutan dan Daerah Aliran Sungai Berbasis
Lampiran 1.Justifikasi Anggran Penelitian
Tabel 5.2.Rincian Anggaran Biaya 1. Honor
Honor Nonor/Jam Waktu
(Jam/Minggu)
Minggu/
Bulan Total (Rp.)
Ketua 14.000/hari 12 jam/minggu 4/6 4.1020.000
Anggota 1 12.000/hari 12 jam/minggu 4/6 3.456.000
Sub Total 7.476.0000 2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga
satuan Total (Rp.) Data Curah hujan Analisis lahan 10 tahun 60000/bln 3.200.000
Analisis Leb.Tanah Analisis lahan 2.500.000
Pustaka Penelusuran
pustaka
1 750.000 500.000
Kertas A4 Cetak laporan 10 35.000 350.000
Kertas penjilidan Cetak laporan 1 75.000 300.000
Lakban Cetak laporan 5 20.000 100.000
Tinta printer (hitam dan warna)
Cetak laporan 12 botol 35.000 500.000
Sub Total 7.450.000
Sewa Mobil survey 1 2.500.000 1.200.000
Transportasi dan
Lay out Peta 1 750.000 750.000
Shoft ware ENVI 4.3 Interpretasi Citra 1 855.000 855.000
Citra Foto udara bahan
untuk interpretasi
1 500.000 500.000
Shp Peta Bengkulu Interpretasi citra wilayah Bengkulu
1 700.000 700.000
Citra Lansat Foto udara 1.000.000 500.000
Sewa apnilevel survey 32 hari 50.000 1.600.000
Sewa kamera Dokumentasi 32 hari 30.000 960.000
Sewa GPS survey 1 paket 250.000 250.000
Lampiran 2.Susunan Organisasi Peneliti dan Pembagian Tugas
I. Struktur Organisasi Tim Peneliti
1. Ketua : Fevi Wira Citra, S.Si., M.Pd.
2. Anggota : Supriyono, S.Pd., M.Pd.
II. Deskripsi Pembagian Tugas N
o Nama/ NIDN Instansi Asal
Bidang
1. Fevi Wira Citra, S.Si., M.Pd
membuat laporan akhir penelitian
Lampiran 3.Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul 1. Identitas Ketua Pengusul
1 Nama Fevi Wira Citra S.Si.,M.Pd
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NPP 0212028501
5 NIDN 0212028501
6 Tempat dan Tanggal Lahir Bengkulu 12 Februari 1985
7 E-mail Perum Sakinah Blok E No.14 Sawah Lebar Bengkulu
8 Nomor HP 081394609287
9 Alamat Kantor Jl. Ahmad Yani Nomor 1 Bengkulu 10 Nomor Telp./Fax wo_antik@yahoo.co.id
11 Lulusan yang telah dihasilkan S1=12
12 Mata Kuliah yg Diampu Pengelolaaa DAS
Pengantar Meteorologi dan Klimatologi Mitigasi Bencana
Prektikum Meteorologi dan Klimatologi
2. Riwayat Pendidikan
Bidang Ilmu Human Geografi Pendidikan Geografi
-Tahun Masuk-Lulus 2003-2008 2010-2012
-Judul Skripsi/Tesis Persepsi Kualitas Pelayanan Penolong Persalinan di
provinsi Bengkulu
Peranan Pembelajaran Geografi Di SMA Dalam Memahami Wilayah Bencana Di Kota Bengkulu
-Nama Pembimbing Alip santo sudarmo Prof. Dr. Dede Rohmat, Ir.
-3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah 1. 2012 Peranan Pembelajaran Geografi Di
SMA Dalam Memahami Wilayah Bencana Di Kota Bengkulu
Mandiri
-2. 2015 Persepsi Mahasiswa Tentang Kesehatan Reproduksi (Studi pada mahasiswa FKIP UNIHAZ Bengkulu)
DIPA UNIHAZ
10.000.000
4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 thn Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan Sumber Jumlah 1. 2013 penyuluhan mitigasi bencana pada siswa/i
di SMk S-3 Serunting I Kota Bengkulu.
5. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 tahun terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Volume/
Nomer/Tahun Nama Jurnal 1 2012 Peranan Pembelajaran
geografi Dalam memahami Bencana.
Vol.12, Nomor : Oktober 2012
Gea Jurnal Pendidikan Geografi (FP IPS UPI)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula (PDP).
Bengkulu, 1 Juni 2016 Ketua Pengusul,
1. Identitas Anggota Pengusul
1 Nama Supriyono, S.Pd., M. Pd.
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional
-4 NPP 0211040142
5 NIDN 0230078702
6 Tempat dan Tanggal Lahir Giri Kencana, 30 Juli 1987
7 E-mail yono.supri259@gmail.com
8 Nomor HP 0852 6880 9880
9 Alamat Kantor Jl. A.Yani no.1 Bengkulu 10 Nomor Telp./Fax 21536 / (0736) 20956 11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 8
12 Mata Kuliah yg Diampu 1. SIG 2. IFU
UNIHAZ Bengkulu UNP Padang
-Bidang Ilmu Pendidikan Geografi Pendidikan Geografi
-Tahun Masuk-Lulus 2006-2010 2014-2015
-Judul Terhadap Kualitas Air dan Perubahan Bentuk Fisik Sungai di Sub DAS Hilir Sungai Bengkulu
-Nama Pembimbing Drs. Mariyon, M.Pd. Prof. Dr. Eri Barlian, M. Si.
-3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah
1. 2014 Analisis Bahan Letusan dan Potensinya Gunung Sinabung
di Tanah Karo Propinsi Sumatera Utara
Mandiri Rp.
5.000.000,-2 2016 Sistem Informasi Geografi untuk Perubahan Lahan Kritis Akibat Tambang Batubara di Hulu DAS Sungai Bengkulu
DIPA UNIHAZ
4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 thn Terakhir No. Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah
1. 2014 Pembinaan Persiapan OSN 2016 Siswa-Siswi MAN 1Model Bengkulu
-
-5. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 tahun terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Volume/
Nomer/Tahun Nama Jurnal 1. 2014 Analisis Dampak Letusan
Gunung Sinabung kaitanya dengan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di
6. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No.
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1. Seminar NasionalStudy and Research of Geografi
Analisis Dampak Letusan Gunung Sinabung kaitanya dengan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Karo
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula (PDP).
Bengkulu, 1 Juni 2016 Anggota Pengusul,