commit to user
ii
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MENGUJI SISA HASIL
USAHA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI)
KABUPATEN SRAGEN
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
RAHMAD PRASETYA UTAMA
F.1107018
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
v
MOTTO
Kebahagian tidak akan kita dapat bila kita
mengejarnya, kebahagian akan kita dapatkan bila
kita bisa mensyukuri apa yang ada sekarang, dan
ingatlah kawan hidup tidak selalu diatas, nikmati
saja apa yang ada sekarang. ( Penulis )
Orang-orang yang terbaik adalah mereka yang selalu
mencoba untuk terus
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan untuk
Allah SWT
Yang telah mencurahkan nikmatnya dikala lapang maupun sempit dan
yang telah menolong peneliti apabila datang kesulitan dan memberi
kemudahan
Karya kecil ini kuhadiahkan untuk:
1. Bapak, Ibu, dan kakak tercinta yang
telah memberikan kasih sayangnya.
2. Teman-teman EP seperjuangan.
3. Teman-teman dan sahabat sejati yang
selalu membuatku tersenyum.
4. Almamaterku, Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang memberikan ku lentera
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah tak henti-hentinya terucap kepada ALLAH SWT
atas segala kemudahan, kelancaran serta kesuksesan yang diberikan sehingga
Skripsi ini terselesaikan. Skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR -
FAKTOR YANG MENGUJI SISA HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI
REPUBLIK INDONESIA (KPRI) KABUPATEN SRAGEN ” ini dibuat untuk
melengkapi sebagian persyaratan demi mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi.
Dengan segala keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta
dibantu oleh para pengajar, dihasilkanlah sebuah karya ini. Diiringi dengan halang
rintang dan segala kendala dalam menyelesaikannya, keyakinan selalu muncul
untuk memberikan yang terbaik bagi pembaca. Dalam kesempatan ini, ijinkan
penulis memberikan ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Wisnu Untoro. MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta
2. Drs. Supriyono. MSi selaku Kepala Jurusan Ekonomi Pembangunan.
3. Drs. Wahyu Agung S. MSi selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah
bersedia membagi waktu,pikiran,pengetahuan,nasehatnya dengan penuh
kesabarannya sehingga skripsi ini dapat diselasaikan.
4. Dwi Prasetyani. SE MSi selaku Pembimbing akademis yang banyak
memberikan dukungan moril dan nasehat kepada penulis.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas
commit to user
viii bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang selesainya penulisan
skripsi ini.
6. Seluruh Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, terima
kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
7. Bapak, Ibu dan kakak tercinta atas segala kasih sayang, doa dan
pengorbanannya.
8. Teman-temanku Jurusan S1 Non Reguler Ekonomi ( lupita, mas galih,
maruf, anton, ujang, adi kampred, bogel, bekasi, adhi, Imam, Lampung,
cimpluk, asep, mbah arif, rendi kebo, rendi black, ary, fatih, pras, bang
baron, sony, Putra Agung, mas anggit, Mbake janti, dian, anjela, ella, tari,
lia, mbak suci. anak-anak kost Bahari, dan Reguler Ekonomi Pembangunan)
terimakasih atas kebersamaan dan kekeluargaan yang telah tercipta. Semua
itu akan selalu jadi kenangan terindah yang tak akan pernah
kulupakan.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
akhir kata, semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, Januari 2012
commit to user
5. Sejarah Koperasi Pegawai Republik Indonesia ... 16
6. Sisa Hasil Usaha ... 19
7. Modal Koperasi ... 20
8. Jumlah dan Partisipasi Anggota ... 24
commit to user
x
10. Bidang Koperasi ... 28
B. Penelitian Terdahulu ………... . 29
C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ……….. 31
1. Kerangka Pemikiran ... 31
2. Hipotesis Penelitian ... 33
BAB III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 34
B. Jenis dan Sumber Data ... 34
C. Metode Pengumpulan Data ... 35
D. Definisi Operasional Variabel ... 35
E. Metode Analisis Data ... 38
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Daerah Penelitian ... 46
commit to user
xi
d. Jumlah Anggota ... 59
e. Volume Usaha ... 60
f. Bidang Usaha ... 61
C. Analisis Data dan Pembahasan ... 62
1. Hasil Uji Statistik ... 62
a. Hasil Uji t (t Test) ... 64
b. Hasil Uji F (Analisis Varian)... 66
c. Hasil Nilai R2 (Koefisien Determinasi) ... 67
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 68
a. Hasil Uji Multikolinearitas ... 68
b. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 69
c. Hasil Uji Autokolerasi ... 70
D. Intepretasi Secara Ekonomi... 71
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 80
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ……….... 50
Tabel 4.2 Jumlah Pegawai Negeri………. 51
Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku ……… 52
Tabel 4.4 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku ……… 53
Tabel 4.5 Jumlah Koperasi Kabupaten Sragen ………. 55
Tabel 4.6 Sisa Hasil Usaha ………... 57
Table 4.7 Modal Sendiri ……… 58
Tabel 4.8 Modal Luar ……… 59
Tabel 4.9 Jumlah Anggota ……….... 60
Tabel 4.10 Volume Usaha……… 61
Tabel 4.11 Bidang Usaha………. 61
Tabel 4.12 Hasil Regresi Model……….. 63
Tabel 4.13 Hasil Uji t ………. 64
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas ……… 68
commit to user
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MENGUJI SISA HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI)
KABUPATEN SRAGEN
RAHMAD PRASETYA UTAMA (NIM. F1107018)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Menguji Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kabupaten Sragen. Negara Indonesia pelaku ekonomi dibagi menjadi tiga sektor yaitu pemerintah, swasta, dan koperasi. Dibawah arus rasionalisasi subsidi dan indepedensi perbankan ternyata koperasi mampu menyumbang sepertiga pasar kredit mikro di tanah air yang sangat dibutuhkan masyarakat luas.
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Perindutrrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (DINPERINDAGKOP DAN UMKM) Kabupaten Sragen, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sragen, serta beberapa studi pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini. Alat yang digunakan untuk menganalisis Faktor-Faktor Yang Menguji Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kabupaten Sragen adalah model Regresi Linier Berganda dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Squares). Proses pengujian yang digunakan adalah Uji Statistik dan Uji Asumsi Klasik. Uji statistik yang meliputi uji t, uji F, uji R2 yang dilanjutkan dengan Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari Uji Multikolinieritas, Uji Autokorelasi dan Uji Homoskedastisitas.
Hasil penelitian menunjukkan hasil uji statistik variables modal sendiri, modal luar, volume usaha, bidang usaha. berpengaruh secara nyata terhadap sisa hasil usaha koperasi. Sesangkan variabel jumlah anggota, bidang usaha yang tidak berpengaruh terhadap sisa hasil usaha koperasi. Hasil uji asumsi klasik, menunjukkan bahwa tidak terjadi gangguan multikolinieritas, gangguan Autokorelasi dan gangguan Homoskedastisitas.
Dilihat dari hasil analisis data yang telah dilakukan disarankan untuk koperasi yang dengan modal sendiri dan modal luar sedikit untuk ditingkatkan lagi supaya sisa hasil usaha koperasi meningkat. Koperasi yang memiliki jumlah anggota dengan partisipasi yang sedikit, disarankan untuk lebih ditingkatkan lagi karena keuntungan koperasi bukan bergantung pada banyak sedikitnya jumlah anggota melainkan partisipasi anggotanya. Sedangkan koperasi yang memiliki volume usaha sedikit, diharapkan dapat Peningkatan volume usaha yaitu dengan efisiensi terhadap biaya usaha, yaitu harga pokok penjualan, biaya penjualan dan biaya umum, khususnya biaya-biaya yang muncul dari unit usaha. dan untuk bidang usaha yaitu dengan memaksimalkan partisipasi anggota terhadap koperasi dengan memilih bidang usaha yang banyak dibutuhkan oleh anggota koperasi.
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Para pelaku ekonomi sangat mempunyai peranan penting dalam
perkembangan roda perekonomian dalam suatu negara. Di negara Indonesia
pelaku ekonomi dibagi menjadi tiga sektor yaitu pemerintah, swasta, dan
koperasi. Sektor swasta ikut berperan serta dalam perekonomian dengan
tujuan mencari laba, pemerintah ikut berperan serta di dalam kegiatan
perekonomian melalui BUMN dan kebanyakan didirikan dengan tujuan
mencari profit, sedangkan koperasi didirikan untuk mensejahterakan para
anggotanya.
Pembangunan di Indonesia semenjak jaman kemerdekaan selalu
dilandaskan pada asas demokrasi dimana rakyat ikut berpartisipasi.
Perekonomian di Indonesia dilandaskan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat. Selama ini lembaga yang melibatkan rakyat kecil adalah koperasi.
Koperasi merupakan lembaga ekonomi rakyat yang menggerakkan
perekonomian rakyat dalam memacu kesejahteraan masyarakat, koperasi
merupakan salah satu pilar dalam pertumbuhan ekonomi selain BUMN dan
swasta.
Dibawah arus rasionalisasi subsidi dan indepedensi perbankan ternyata
koperasi mampu menyumbang sepertiga pasar kredit mikro di tanah air yang
commit to user
2
koperasi masih mampu menjangkau pelayanan kepada puluhan juta nasabah,
jauh diatas kemampuaan perbankan yang besar sekalipun (Atmadji, 2007:
218). Oleh karena itu koperasi merupakan badan usaha yang sangat berperan
dalam kesejahteraan anggota dan masyarakat.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 menyebutkan
perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan.
Ayat ini mengandung esensi demokrasi ekonomi yaitu kemakmuran rakyat
merupakan hal pokok yang diutamakan, produksi dalam organisasi dilakukan
oleh semua anggota dan kepemilikannya oleh anggota sehingga dijadikan
sebagai kontrol dalam pelaksanaan koperasi. Oleh karena itu dirasakan
perekonomian yang cocok dengan asas kekeluargaan adalah koperasi.
Koperasi merupakan pencerminan cita-cita agar kedaulatan rakyat melandasi
bidang kehidupan ekonomi. Menurut Undang-Undang Dasar 1945, sokoguru
perekonomian Indonesia adalah koperasi. Jadi koperasi harus ditumbuh
kembangkan dalam masyarakat.
Koperasi ialah perkumpulan manusia seorang-orang yang dengan
sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya
(Djojohadikoesoemo dalam Hendrojogi,1998:21). Dapat disimpulkan bahwa
dalam berkoperasi terdapat suatu unsur kesukarelaan atau kesadaran untuk
menjadi anggota koperasi tanpa adanya paksaan dan tekanan dari pihak
manapun, dan dengan bekerja sama maka manusia akan lebih mudah
commit to user
3
adanya koperasi diarahkan untuk mencapai tujuan meningkatkan
kesejahteraan anggotanya dan memberi manfaat ekonomis yang diharapkan.
Perkembangan koperasi di Indonesia memang tidak tumbuh
secermelang sejarah koperasi di beberapa negara lain dan bahkan sebagian
lainnya tidak berhasil ditumbuhkan dengan percepatan seiring dengan
kepentingan program pembangunan sektor lain oleh pemerintah. Krisis tahun
1997 telah meninggalkan pelajaran baru, bahwa ketika pemerintah tidak
berdaya lagi dan tidak memungkinkan untuk mengembangkan investasi
melalui program yang dilakukan, koperasi justru terkuak kekuatan swadaya
koperasi (Atmadji, 2007: 218). Perkembangan koperasi di Indonesia dari
waktu ke waktu sesuai dengan kemajuan zaman mengalami pasang surut
dengan lingkup kegiatan usaha secara menyeluruh yang berbeda beda.
Kegiatan simpan pinjam, kegiatan penyediaan barang-barang konsumsi dan
kegiatan penyediaan barang-barang untuk keperluan produksi. Dari berbagai
jenis kegiatan usaha koperasi yang ada, keragaman jenis koperasi dipengaruhi
oleh latar belakang pembentukan dan tujuan yang ingin dicapai oleh
masing-masing koperasi. Selain itu terbentuknya jenis koperasi juga dipengaruhi oleh
jenis mata pencaharian anggota, misalnya KPRI, koperasi karyawan, koperasi
nelayan.
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) merupakan koperasi
yang dibentuk oleh golongan-golongan fungsional seperti pegawai negeri.
Para anggota KPRI adalah golongan masyarakat yang mempunyai pendapatan
commit to user
4
tingkat kehidupan anggotanya sebagai suatu landasan dan pangkal tolak untuk
meningkatkan taraf hidup mereka dan secara maksimal dapat memperbaiki
kualitas hidup anggota-anggotanya. Pegawai negeri dalam suatu instansi atau
dinas tertentu biasanya membentuk koperasi pegawai negeri mengingat
dengan bekerjasama dalam koperasi dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan hidup mereka. Selain itu juga dapat memperbaiki kondisi
perekonomian mereka. Koperasi ini bukan hanya dari kalangan anggota, orang
lain selain anggota koperasi juga dapat memanfaatkannya. Dengan demikian
koperasi mengemban tugas untuk menjalankan fungsi dan peran koperasi
yaitu memperbaiki kedudukan ekonomi dan kesejahteraan anggotanya pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Koperasi Pegawai Negeri juga
dapat dijadikan sebagai suatu wadah bagi para pegawai negeri yang ingin
mengembangkan potensi kewirausahaan yang mereka miliki.
Untuk tercapainya tujuan KPRI sebagai suatu badan usaha, KPRI
harus senantiasa memperhatikan perkembangan usaha koperasi yang
dicerminkan oleh indikator keuangan koperasi seperti modal sendiri, modal
dari luar, jumlah anggota, bidang usaha dan volume usaha apakah
berpengaruh terhadap keuntungan koperasi atau sisa hasil usaha(SHU).
Memperhatikan Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan,
maka dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor - Faktor Yang
Menguji Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
commit to user
5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengaruh modal sendiri Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) terhadap sisa hasil usaha ?
2. Bagaimana pengaruh modal luar Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) terhadap sisa hasil usaha ?
3. Bagaimana pengaruh jumlah anggota Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) terhadap sisa hasil usaha ?
4. Bagaimana pengaruh volume usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) terhadap sisa hasil usaha ?
5. Bagaimana pengaruh bidang usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) terhadap sisa hasil usaha ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah modal sendiri turut mempengaruhi sisa hasil usaha.
2. Mengetahui apakah modal luar turut mempengaruhi sisa hasil usaha.
3. Mengetahui apakah jumlah anggota mempengaruhi sisa hasil usaha.
4. Mengetahui apakah jumlah volume usaha mempengaruhi sisa hasil usaha.
commit to user
6
D. Manfaat Penelitian
Dengan melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat
sebagai berikut:
1. Dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
tentang perkoperasian.
2. Sebagai masukan bagi anggota, pengelola, penyuluh dan lembaga yang
terkait dengan Koperasi Pegawai Negeri (KPN), di dalam usahanya
perolehan SHU dapat dipahami lebih jelas, terutama yang berkaitan
dengan jumlah anggota, jumlah modal, jumlah asset per tahun.
3. Bagi peneliti dapat berguna untuk menambah pengetahuan dalam bidang
perkoperasian.
4. Sebagai bahan referensi/masukan bagi penelitian selanjutnya mengenai
commit to user
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Landasan Teori
1. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari bahasa latin coopere atau dalam bahasa Inggris
disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja atau
berusaha (to operate) (Ima Suwandi, 1985:11).
The International Labour Organization (ILO) mendefinisikan
koperasi sebagai suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki
kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk perusahaan yang
diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang
setara terhadap modal yang diperlukan dan bersedia menanggung risiko
serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan.
Dalam garis besarnya, koperasi pada umumnya dipahami sebagai
perkumpulan orang-orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui
pembentukan suatu perusahaan yang dikelola secara demokratis.
Pengertian koperasi dilihat dari sudut pandang menurut beberapa
tokoh, diantaranya :
a. Margono Djojohadikoesoemo
Koperasi adalah perkumpulan manusia yang dengan sukanya sendiri
commit to user
8 b. Soeriaatmadja
Koperasi adalah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar
persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang halauan
agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi
kebutuhan bersama yang bersifat kebendaaan atas tanggungan
bersama.
c. Marvin A. Schaars
Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan
dikendalikan oleh anggota yang juga pelanggannya dan dioperasikan
oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nir laba atau atas dasar biaya.
(Firdaus, 2002:39)
d. Undang-undang No.12 Tahun 1967 Tentang Pokok-pokok
Perkoperasian
Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak
sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi
yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan. (Panji, 1998:4)
e. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
Koperasi Indonesia adalah suatu badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan segala
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
commit to user
9
Maka dapat disimpulan, koperasi sebagai suatu gerakan ekonomi
rakyat, beranggotakan orang-perorangan atau badan-badan hukum
koperasi yang mempunyai landasan serta menggunakan asas kekeluargaan.
Nilai-nilai dalam koperasi merupakan salah satu aspek penting
yang membedakan koperasi dengan badan usaha lainnya, karena dalam
nilai-nilai koperasi terkandumg unsur-unsur moral dan etika yang tidak
dimiliki oleh badan usaha lainnya.
2. Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia
a. Tujuan Koperasi
Koperasi adalah badan usaha (UU No. 25 Tahun 1992). Sebagai
badan usaha, koperasi tetap tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan
dan prinsip-prinsip yang berlaku. Dengan mengacu pada konsepsi
system yang bekerja pada suatu badan usaha, maka koperasi sebagai
badan usaha juga berarti merupakan kombinasi dari manusia, aset-aset
fisik dan non-fisik, informasi dan teknologi. Karena itu, koperasi harus
dapat menghasilkan keuntungan dalam mengembangkan organisasi
dan usahanya.
Tujuan koperasi dapat dilihat dalam Bab II pasal 3
Undang-undang No. 25 tahun 1992. Menurut pasal tersebut, koperasi Indonesia
bertujuan sebagai berikut :
“Koperasi Indonesia bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
commit to user
10
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945.”
Dari pernyataan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
koperasi Indonesia bertujuan untuk (Baswir, 1997:48):
a. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya.
b. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
c. Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
Dari pasal tiga tersebut, jelas bahwa tujuan dari koperasi adalah
untuk memajukan kesejahteraan anggota, setelah itu baru masyarakat.
Karena anggota koperasi juga merupakan anggota masyarakat, berarti
peningkatan taraf hidup anggota juga berarti peningkatan taraf hidup
masyarakat yang bertahap (Firdaus, 2002:43).
Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah
semata-mata hanya pada orientasi laba (profit oriented) melainkan juga
pada orientasi manfaat (benefit oriented). Karena itu, dalam banyak
kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar keuntungan
sebagai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan
pelayanan (service at a cost). Untuk koperasi di Indonesia, tujuan
badan usaha koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Tujuan ini dijabarkan
dalam berbagai aspek program oleh manajemen koperasi pada setiap
commit to user
11 b. Fungsi Dan Peran Koperasi
Koperasi sebagai suatu lembaga ekonomi rakyat selalu berupaya
untuk memacu kesejahteraan sosial masyarakat. Koperasi sebagai
sebuah lembaga tentu memilki beberapa fungsi dan peranan. Fungsi dan
peranan koperasi adalah:
1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial
2) Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas manusia
dan masyarakat
3) Memperkokoh perekonomian nasional sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko
gurunya
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama atas dasar kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi.
3. Landasan Koperasi Indonesia
Landasan dan asas koperasi umumnya terdiri dari tiga hal sebagai
berikut (Revrisond Baswir, 1997:42):
a. Pandangan hidup dan cita-cita moral yang ingin dicapai suatu bangsa.
Unsur ini lazimnya disebut sebagai landasan cita-cita atau landasan idiil
commit to user
12
b. Semua ketentuan atau tata-tertib dasar yang mengatur agar falsafah
bangsa, sebagai jiwa dan cita-cita moral bangsa, benar-benar dihayati
dan diamalkan. Unsur landasan koperasi yang kedua ini disebut sebagai
landasan strukturil.
c. Adanya rasa dan karsa untuk hidup dengan mengutamakan tindakan
saling tolong-menolong diantara sesama manusia berdasarkan
ketinggian budi dan harga diri, serta dengan kesadaran sebagai makhluk
pribadi yang harus bergaul dan bekerja sama dengan orang lain. Sikap
dasar yang demikian ini dikenal sebagai asas koperasi.
Adapun landasan-landasan koperasi di Indonesia adalah sebagai
berikut (Revrisond Baswir, 1997:43):
a. Landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila.
Hal ini tidak lain karena landasan idiil Negara Republik
Indonesia adalah Pancasila. Pancasila adalah falsafat Negara Republik
Indonesia dan sudah menjadi pedoman hidup seluruh rakyat Indonesia.
Kelima sila pancasila merupakan dasar-dasar didalam kehidupan
koperasi Indonesia. Sila-sila yang tercantum di dalam Pancasila
menjadi falsafah hidup dan aspirasi anggota-anggota koperasi
Indonesia. Pancasila harus dihayati dan diamalkan oleh
anggota-anggota koperasi Indonesia.
b. Landasan struktural koperasi Indonesia adalah UUD 1945.
Hal ini seperti juga Pancasila, karena landasan struktural Negara
commit to user
13
bulat untuk melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Gerak langkah koperasi Indonesia harus sesuai dan tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
c. Landasan operasional koperasi Indonesia adalah :
a. UUD 1945 pasal 33 serta penjelasannya.
b. Ketetapan MPR nomor II/MPR/1983 tentang GBHN.
c. UU nomor 25 Tahun 1992 Tentang Koperasi.
d. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
Jadi koperasi Indonesia seharusnya tidak akan mengalami
hambatan, apalagi tantangan dari pihak siapa atau manapun. Bahkan
pemerintah berkewajiban untuk memberikan bimbingan, penyuluhan,
pengawasan, dan perlindungan kepada koperasi Indonesia agar koperasi
Indonesia mampu menjamin kemajuan dan kesejahteraan bersama.
d. Koperasi Indonesia harus diberi landasan mental.
Anggota-anggota koperasi, terutama pengurus-pengurusnya
harus diusahakan memiliki kesadaran berkoperasi dan harga diri yang
tinggi. Anggota-anggota koperasi Indonesia harus memiliki
kepercayaan akan kemampuan yang ada pada mereka sendiri. Landasan
mental ini diperlukan oleh koperasi untuk menghadapi segala rintangan
dan hambatan. Landasan mental ini mutlak harus ada bagi koperasi
commit to user
14 e. Prinsip-Prinsip Koperasi
Sebagaimana dinyatakan pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No.
25/1992, koperasi Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip koperasi
sebagai berikut :
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
4. Jenis-jenis Koperasi di Indonesia
Menurut pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959 yang
berisi tentang Perkembangan Gerakan Koperasi, pengertian dari
penjenisan koperasi adalah pembedaan koperasi yang didasarkan pada
golongan dan fungsi ekonomi. Dalam peraturan pemerintah tersebut,
penjenisan koperasi lebih ditekankan pada lapangan usaha atau tempat
tinggal para anggota suatu koperasi (Hendrojogi, 1998:50).
Berdasarkan pasal 16 Undang-undang nomor 25 Tahun 1992, jenis
koperasi di Indonesia ada 2, yaitu koperasi berdasarkan kebutuhan dan
efisiensi serta koperasi berdasarkan golongan fungsional.
Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas,
kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya. Jenis koperasi tersebut
commit to user
15
Berdasarkan kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi sesuai dengan
sejarah timbulnya gerakan koperasi :
a. Koperasi konsumsi.
b. Koperasi kredit.
c. Koperasi produksi.
d. Koperasi jasa.
e. Koperasi distribusi (pemasaran).
Sedangkan jenis koperasi yang satunya menurut pasal 16
Undang-undang nomor 25 Tahun 1992, adalah di dasarkan pada golongan
fungsionalnya. Koperasi-koperasi tersebut antara lain :
a. Koperasi angkatan darat (Kopad).
b. Koperasi angkatan laut (Kopal).
c. Koperasi angkatan udara (Kopau).
d. Koperasi angkatan kepolisian (Koppol).
e. Koperasi pegawai negeri.
f. Koperasi pensiunan angkatan darat.
g. Koperasi pensiunan.
h. Koperasi karyawan.
i. Koperasi sekolah.
Penjenisan koperasi diatas hanya sebagian kecil saja, masih banyak
lagi penjenisan koperasi yang didasarkan bukan pada golongan fungsional
commit to user
16
5. Koperasi Pegawai Republik Indonesia
Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang
pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak sepontan dan tidak
dilakukan oleh orang-orang yang sangat kaya. Meraka mempersatukan diri
untuk memperkaya dirinya sendiri, seraya ikut mengembangkan
kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Koperasi tumbuh dari kalangan
rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang di
timbulkan oleh sistem kapitalisme demikian memuncaknya. Beberapa
orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi
terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara
sepontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia
sesamanya.
Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria Atmaja
di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri
(priyayi). Ia terdorong oleh keinginanya untuk menolong para pegawai
yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan
pinjaman dengan bunga yang tinggi. Maksud Patih tersebut untuk
mendirikan koperasi kredit model seperti di Jerman. Ia dibantu oleh
seorang asisten Residen Belanda (Pamong Praja Belanda)
Assisten-Residen itu sewaktu cuti berhasil mengunjungi Jerman dan menganjurkan
akan mengubah Bank Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi
Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian Selain pegawai negeri juga
commit to user
17
para pengijon (pelepan uang). Ia juga menganjurkan mengubah Bank
tersebut menjadi koperasi. Di samping itu ia pun mendirikan
lumbung-lumbung desa yang menganjurkan para petani menyimpan pada musim
panen dan memberikan pertolongan pinjaman padi pada musim paceklik.
Ia pun berusaha menjadikan lumbung-lumbung itu menjadi Koperasi
Kredit Padi. Tetapi Pemerintah Belanda pada waktu itu berpendirian lain.
Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak
dijadikan Koperasi tetapi Pemerintah Belanda membentuk
lumbung-lumbung desa baru, bank–bank Desa , rumah gadai dan Centrale Kas yang
kemudian menjadi Bank Rakyak Indonesia (BRI). Semua itu adalah badan
usaha Pemerntah dan dipimpin oleh orang-orang Pemerintah.
Pada zaman Belanda pembentukan koperasai belum dapat
terlaksana, karena:
a. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang
memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi
b. Belum ada Undang-Undang yang mengatur kehidupan kopeasi
c. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi
karena pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan
oleh kaum politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah
jajahan itu.
Koperasi menjamur kembali, tetapi pada tahun 1933 keluar UU
yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang
commit to user
18
mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus.
Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat jepang untuk mengeruk
keuntungan, dan menyengsarakan rakyat.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan
koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di
Tasikmalaya. Kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi diakses pada tanggal 11 Mei 2011
pukul 12:41)
Koperasi Pegawai Republik Indonesia adalah koperasi primer yang
anggotanya para pegawai negeri di Indonesia. Dengan dibentuknya
koperasi ini diharapkan pegawai mampu berpartisipasi secara nyata dalam
pembangunan sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya serta masyarakat
luas pada umumnya. KPRI merupakan badan usaha yang harus dikelola
dengan baik sebagai layaknya badan usaha lain. para pegawai negeri
merupakan kelompok yang homogen dalam arti mempunyai profesi dan
kepentingan ekonomi yang sama, maka didirikanlah koperasi fungsional
yang dikenal dengan Koperasi Pegawai Negeri.
Pada umumnya KPRI menjalankan usaha simpan pinjam dalam
usaha membantu para anggotanya dalam hal penyimpanan dana dan
kebutuhan mereka yang berkaitan dengan uang tunai yang manfaatnya
benar-benar dirasakan para pegawai negeri karena kepraktisannya. Unit
commit to user
19
mengingat simpanan dan pinjaman yang dapat dilakukan dengan prosedur
yang mudah dan cepat.
Khususnya untuk simpanan, para pegawai dapat langsung
menyimpan dana mereka di koperasi dengan langsung memotong gaji
mereka pada saat penerimaan gaji. Cara yang ditempuh tersebut dinilai
lebih praktis daripada mereka harus pergi ke bank untuk menabung yang
tentunya memakan lebih banyak waktu.
6. Sisa Hasil Usaha
Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi ditinjau dari sistem ekonomi
manajerial adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total
(total revenue = TR) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost = TC)
dalam satu tahun buku. Dari aspek legalistik, pengertian SHU menurut UU
No. 25 / 1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai
berikut :
a. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
b. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggotanya
sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing
anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan
pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan
commit to user
20
c. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat
Anggota.
Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta
jumlahnya untuk keperluan lain, ditetapkan oleh rapat anggota sesuai
dengan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Dalam hal
ini, jasa usaha mencakup transaksi usaha dan partisipasi modal.
Dengan mengacu pada pengertian diatas, maka besarnya SHU
yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya
partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan
koperasi. Dalam pengertian ini, juga dijelaskan bahwa ada hubungan
linear antara transaksi usaha anggota dan koperasinya dalam perolehan
SHU. Artinya, semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan
koperasinya, maka semakin besar SHU yang diterimanya. Semakin tinggi
jumlah sisa hasil usaha koperasi berarti semakin tinggi alokasi balas jasa
terhadap anggota yang akhirnya berdampak pada meningkatnya
kesejahteraan anggota koperasi.
7. Modal Koperasi
Modal koperasi dibutuhkan untuk membiayai usaha dan organisasi
koperasi. Modal koperasi disini merupakan salah satu input usaha
commit to user
21
Adapun pengertiannya sebagai berikut :
a. Modal investasi, adalah sejumlah uang yang ditanam atau
dipergunakan untuk pengadaan sarana operasional suatu perusahaan,
yang bersifat tidak mudah dituangkan seperti tanah, mesin,
bangunan, peralatan kantor, dan lain-lain.
b. Modal kerja, adalah sejumlah uang yang ditanam dalam aktiva lancar
perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional
jangka pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga
kerja, pajak, biaya listrik, dan lain-lain. Ditinjau dari sudut neraca,
modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Aktiva
lancar adalah harta perusahaan yang dalam jangka paling lama satu
tahun dapat dicairkan menjadi uang kas seperti deposito jangka
pendek, piutang-piutang dagang, persedian barang dan uang kas.
Menurut pasal 41 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, modal sebuah koperasi berasal dari modal sendiri dan
modal luar, serta modal penyertaan. Modal sendiri dari koperasi adalah
modal yang menanggung resiko. Modal ini didapat dari simpanan pokok,
simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Simpanan pokok adalah
sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak
commit to user
22
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus
sama yang wajib dibayarkan oleh anggota koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu. Sama seperti simpanan pokok, simpanan wajib tidak
bisa diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa
hasil usaha, yang ditujukan untuk memupuk modal sendiri sertauntuk
memutup kerugian koperasi bila perlu. Hibah adalah transfer atau
pemberian dana dari pihak yang lain secara gratis, yaitu koperasi tidak
mempunyai kewajiban untuk membayar kembali baik itu berupa pokok
ataupun jasa. Modal luar koperasi berasal dari pinjaman-pinjaman. Modal
pinjaman koperasi adalah sejumlah modal yang diperoleh dari pinjaman.
Modal pinjaman ini bisa diperoleh dari :
Pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon anggota
yang memenuhi syarat.
a. Pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya dengan berdasarkan
perjanjian kerjasama.
b. Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan yang lainnya.
c. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasar ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
d. Sumber lain yang sah, adalah pinjaman dari bukan anggota yang
commit to user
23
Modal penyertaan adalah modal yang berasal dari pemerintah atau
dari masyarakat dalam bentuk investasi. Para pemilik modal penyertaan
tidak mempunyai kekuasaan dalam rapat anggota serta dalam penentuan
kebijakan koperasi secara keseluruhan. Pemilik modal penyertaan hanya
dilibatkan dalam pengelolaan usaha koperasi serta pengawasan usaha
investasinya, sesuai perjanjian dengan koperasi.
Menurut Djoko Sutjiptadi dalam Nasrudin (2004:20), terdapat
beberapa alasan tentang pentingnya pengaturan permodalan koperasi,
yaitu: Pertama, modal koperasi akan selalu dibutuhkan selama usaha
koperasi masih bisa beroperasi. Modal koperasi inilah yang akan terus
menerus berputar di dalam kegiatan usaha koperasi.
Pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian, pembayaran upah buruh atau gaji karyawan,
akan kembali lagi menjadi uang kas melalui hasil penjualan yang akan
digunakan lagi untuk belanja pembelian, upah buruh, pembayaran gaji
karyawan pada periode kerja berikutnya. Kedua, modal koperasi
merupakan suatu alat untuk mengukur likuiditas usaha koperasi. Hal ini
berarti modal koperasi bisa digunakan sebagai alat untuk mengetahui
kemampuan usaha suatu koperasi dalam memenuhi kewajiban finansial
yang harus segera dipenuhi. Jika koperasi mampu memenuhi kewajiban
finansial/keuangannya, maka koperasi bisa dinyatakan likuid atau lancar.
Ketiga, Pengaturan modal koperasi dapat membantu pinjaman dalam
penyusunan rencana-rencana usaha koperasi pada waktu yang akan datang
commit to user
24
8. Jumlah dan Partisipasi Anggota
Jumlah anggota koperasi adalah jumlah anggota sebuah badan
usaha koperasi yang mana diharapkan dari jumlah anggota sebuah
koperasi berpartisipasi penuh dalam transaksi dan berperan penuh dalam
kemajuan koperasi. Partisipasi dari anggota adalah unsur utama dalam
memacu kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam
sebuah koperasi (Mutis, 1992:93). Melihat dari pernyataan tersebut, berarti
peranan partisipasi anggota sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan
sebuah koperasi.
Apabila ditinjau dari sudut pandang anggota perorangan, dimensi
partisipasi itu mempunyai keterkaitan sebagai berikut (Hanel,1985:68-70):
a. Para anggota perorangan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan
suatu perusahaan koperasi yang secara efisien menunjang
kepentingannya.
b. Para anggota harus menyetujui dan harus digerakkan melalui
ketentuan-ketentuan organisasi, untuk berperan serta dalam membiayai
perusahaan koperasi.
c. Hal itu berarti para anggota memiliki hak dan kemungkinan serta
termotivasi dan sanggup berpartisipasi.
Disini akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian partisipasi
anggota koperasi. Pengertian partisipasi menurut FAO (Forestry / Fishery
and Agriculture Organization) dalam Prihatinigtas Saptorini (2004:26)
commit to user
25
a. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam
perubahan yang ditentukannya sendiri
b. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,
kehidupan, dan lingkungan mereka.
c. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif yang mengandung arti
bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan
mengungkapkan kebebasannya untuk meletakkan hal itu.
Selain yang telah disebutkan diatas, partisipasi anggota koperasi
dapat diartikan sebagai suatu proses dimana sekelompok orang atau
anggota menemukan dan mengimplementasikan ide-ide atau gagasan
koperasi (Nasrudin, 2004:16). Pengertian partisipasi menurut Davis &
Newstrom adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang pada situasi
kelompok yang mendorongnya untuk ikut mengambil bagian terhadap
pencapaian tujuan kelompok serta ikut bertanggung jawab atas tercapainya
tujuan tersebut. Sedangkan pengertian partisipasi dari kamus istilah yang
terdapat dalam website Departemen Koperasi, partisipasi adalah :
a. Keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok
yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok
serta membagi tanggung jawab bersama mereka,
b. Keterlibatan ego atau diri sendiri dan tidak sekedar keterlibatan
secara fisik saja tetapi terlibat secara keseluruhan termasuk pikiran,
perasaan dan kemauan. Pada dasarnya, keberhasilan usaha suatu
commit to user
26
Hal ini sesuai dengan yang telah dikemukakan Mutis (1992:93)
bahwa partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu
kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi.
Koperasi sebagai business entity dan social entity dibentuk oleh
anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu melalui partisipasi. Oleh
karena itu, koperasi harus memiliki kegiatan-kegiatan tertentu untuk
menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi dan memacu manfaat bersama,
ketika berbagai manfaat diperoleh melalui upaya-upaya bersama para
anggota.
Partisipasi anggota adalah hal yang penting dalam praktek
berkoperasi. Tanpa partisipasi anggota, koperasi tidak akan bisa
berkembang dengan baik. Ukuran partisipasi suatu anggota dapat dilihat
dari seberapa jauh mengetahui pengetahuan tentang koperasi,
manfaat-manfaat yang bisa diperoleh dari berkoperasi, kesadarannya untuk sering
membeli dari koperasi dan menjual ke koperasi, atau menyimpan uang ke
koperasi dan meminjam uang dari koperasi, serta dalam hal rapat anggota.
9. Volume Usaha
Volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari
barang dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan
(Sitio dan Tamba, 2001:141). Dengan demikian volume usaha koperasi
adalah akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa sejak awal tahun buku
commit to user
27
Aktivitas ekonomi koperasi pada hakekatnya dapat dilihat dari
besarnya volume usaha koperasi tersebut. Kegiatan atau usaha yang
dilakukan oleh koperasi bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
terutama bagi anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya. Usaha
atau kegiatan yang dilakukan tersebut dapat dilihat dari besarnya volume
usaha yang nantinya akan berpengaruh terhadap perolehan laba atau sisa
hasil usaha koperasi (Sitio dan Tamba, 2001:142).
Faktor utama yang mendasari untuk mendirikan suatu perusahaan
koperasi adalah adanya kesamaan kebutuhan ekonomi baik itu
anggota-anggota koperasi secara individu ataupun rumah tangga. Oleh karena itu
koperasi melakukan kegiatan usaha koperasi yang mengutamakan
pelayanan atau pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota. Kegiatan usaha
ini tentu diharapkan menjadi sumber keuntungan bagi perusahaan
koperasi.
Lapangan usaha koperasi telah ditetapkan pada UU No. 25/1992,
pasal 43 yaitu:
a. Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan
kepentingan anggota untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraan.
Pada hal ini, konsep ideal koperasi seperti digambarkan sebelumnya
masih seirama dengan ketentuan-ketentuan dalam
perundang-undangan.
b. Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk
commit to user
28
c. Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama disegala
bidang kehidupan ekonomi rakyat.
10.Bidang Koperasi
a. Koperasi Konsumsi
Koperasi yang menyediakan kebutuhan sehari-hari. Tujuannya
agar anggota dapat membeli barang-barang konsumsi dengan kualitas
yang baik dan harga yang layak.
b. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan
modal melalui tabungan para anggota secara teratur & terus menerus
untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara
mudah,murah,cepat dan kesejahteraan dengan tujuan:
1) Agar anggota giat menyimpan sehingga membentuk modal sendiri.
2) Membantu keperluan kredit para anggota dengan syarat ringan.
3) Mendidik anggota hidup hemat dengan menyisihkan penghasilan.
c. Koperasi Produksi
Koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi
pembuatan & penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh
koperasi sebagai organisasi maupun anggota-anggota koperasi, macam
koperasi produksi :
1) Koperasi produksi kaum buruh, anggotanya orang-orang yang
commit to user
29
2) Koperasi produksi kaum produsen yang anggotanya adalah
orang-orang yang masing-masing mempunyai perusahaan sendiri.
d. Koperasi Jasa
Koperasi yang berusaha dibidang penyediaan jasa tertentu bagi
para anggota atau masyarakat umum.
e. Koperasi Serba Usaha atau Kop Unit Desa (KUD)
Mempunyai fungsi yaitu :
1) Perkreditan.
2) Penyediaan & penyaluran sarana produksi pertanian & keperluan
sehari-hari.
3) Pengelolaan serta pemasaran hasil pertanian.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena
penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun
ruang lingkup hampir sama tetapi karena obyek dan periode waktu yang
digunakan berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat
dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi.
Berikut ringkasan penelitian terdahulu :
1. Andika Ari Prabowo pada tahun 2008 dalam skripsinya yang berjudul:
”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Kredit Pada
Koperasi ( Studi Kasus KUD Karya Bhakti dan KPRI Ngudi Rahayu) di
commit to user
30
pendidikan, pendapatan, simpanan, berpengaruh positif, sedangkan
tingkat bunga berpengaruh negatif terhadap pengambilan kredit pada
koperasi di kabupaten Sukoharjo.
2. Novi Hasti Anggraini pada tahun 2009 dalam skripsinya yang berjudul:
”Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi
Pegawai Negeri di Kota Surakarta Tahun 2007”. Variabel independen
yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah variabel jumlah
anggota, modal sendiri, dan modal luar. Setelah data diolah maka dapat
disimpulkan bahwa variabel jumlah anggota, modal sendiri dan modal
luar koperasi signifikan pada taraf signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan
semua variabel independen mempengaruhi variabel SHU koperasi.
3. Galih pada tahun 2010 dalam skripsinya yang berjudul: “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI) di Surakarta”. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian tersebut adalah variabel jumlah anggota,
modal sendiri, modal luar, dan volume usaha. Setelah data diolah maka
dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah anggota, modal sendiri, modal
luar, dan volume usaha koperasi signifikan pada taraf signifikansi 5%.
Hal ini menunjukkan semua variabel independen mempengaruhi variabel
commit to user
31
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran digunakan untuk menunjukkan arah penyusunan
penelitan ini dan mempermudah dalam menganalisa masalah yang dihadapi,
maka diperlukan suatu kerangka pemikiran yang akan memberikan
gambaran penelitian untuk mencapai kesimpulan. Adapun kerangka
pemikiran dari penelitian ini adalah:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya
dan mengumpulkan keuntungan yang nantinya dikembalikan ke anggotanya.
Dalam sebuah koperasi SHU sangat penting untuk menunjang kinerjanya.
Hampir seluruh anggota selalu mengharapkan nominal SHU yang akan
diterima selalu tinggi, yang menentukan bahwa rentabilitas koperasi
tersebut juga tinggi. Modal Luar Modal Sendiri
Jumlah Anggota
Bidang Usaha
Sisa Hasil Usaha
commit to user
32
Modal koperasi adalah awal mula terbentuknya koperasi menjalankan
usahanya. Jika modal koperasi tersebut besar, maka besar juga kemungkinan
koperasi untuk menjadi koperasi yang besar dengan berbagai bidang
usahanya. Dan pastinya akan meraup keuntungan yang besar pula dari
keseluruhan bidang usahanya tersebut.
Jumlah modal sendiri yang tinggi menentukan jumlah SHU yang akan
diperoleh koperasi semakin tinggi pula. Karena dana yang bisa digunakan
sebagai modal koperasi juga semakin banyak dan bisa dimanfaatkan dengan
lebih optimal. Sehingga akan meningkatkan usaha koperasi yang akan
meningkatkan SHU menjadi besar pula.
Seperti halnya modal luar, modal yang didapat dari luar koperasi
hendaknya terus ditingkatkan, karena dana yang tersedia dapat menjadi
tambahan untuk modal koperasi dalam usahanya yang akan memperbesar
jumlah SHU.
Jumlah anggota merupakan faktor dominan dimana koperasi tersebut
mendapatkan kepercayaan yang besar di dalam masyarakat. Kepercayaan
yang besar pada masyarakat terhadap bidang usaha koperasi menimbulkan
minat masyarakat untuk ikut bergabung dalam organisasi usaha koperasi
tersebut.
Semakin banyak transaksi yang dilakukan oleh koperasi untuk
memperoleh pendapatan akan mempengaruhi SHU yang didapat. Karena
semakin besar volume usaha yang dilakukan koperasi akan memperoleh
commit to user
33
Bidang usaha dalam sebuah koperasi turut mendukung banyak
sedikitnya SHU yang didapatkan, bila koperasi tersebut mempunyai berbagai
macam bidang usaha maka akan dapat menghasilkan SHU yang lebih banyak
dari pada koperasi tersebut hanya melakukan sedikit bidang usaha.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah Jawaban sementara yang masih memerlukan
pengujian berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah
dikemukakan, maka untuk penelitian ini diajukan hipotesis yang akan diuji
kebenarannya sebagai berikut :
1. Diduga jumlah modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil
Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Sragen.
2. Diduga jumlah modal luar berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil
Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Sragen.
3. Diduga jumlah anggota berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Sragen.
4. Diduga volume usaha berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Sragen.
5. Diduga bidang usaha berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini mengambil ruang lingkup
koperasi-koperasi pegawai negeri di Kabupaten Sragen, Penulisan dilakukan dengan
mencari data sekunder tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil
usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Kabupaten Sragen.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Sumber data yang digunakan berasal dari koperasi-koperasi pegawai negeri.
yang berhubungan dengan SHU, modal sendiri, modal luar, jumlah anggota,
volume usaha, dan bidang usaha. Data Sekunder merupakan data penunjang
yang diperoleh dari beberapa instansi terkait dan dari berbagai sumber
kepustakaan lain melalui literatur, laporan penelitian dan media massa.
Sumber data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah seperti Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Sragen, Badan
Pusat Statistik Kabupaten Sragen, dan kajian pustaka yang berkaitan erat
commit to user
35
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
merupakan data yang diambil dari pihak lain atau merupakan data yang
diolah dari pihak kedua. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dokumentasi dengan menggunakan data yang berkaitan
dengan objek penelitian yang didapatkan dari Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UMKM maupun melalui literatur-literatur yang
sesuai dengan penelitian ini.
D. Definisi Operasional Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan
populasi. Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang
karakteristiknya hendak digunakan. Dalam penelitian ini populasinya adalah
seluruh Koperasi Pegawai Republik Indonesia yang berada di Sragen tahun
2010 dengan jumlah 94 KPRI. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel
dependen dan lima variabel independen. Adapun variabel dependennya
adalah sisa hasil usaha (SHU). Sedangkan variabel independen dalam
penelitian ini adalah modal sendiri, modal luar, jumlah anggota, volume
usaha dan bidang usaha.
1. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Menurut UU No. 25 / 1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45
adalah sebagai berikut : SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang
commit to user
36
kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU
setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggotanya sebanding
dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan
koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan
keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Besarnya
pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
2. Modal Sendiri
Modal sebuah koperasi berasal dari modal sendiri dan modal luar
menurut pasal 41 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Modal sendiri merupakan besarnya dana yang diperoleh
dari simpanan wajib anggota, simpanan pokok anggota, cadangan, dan
hibah yang dihitung dengan satuan rupiah. Simpanan wajib dibayarkan
sekali sewaktu anggota tersebut pertama kali bergabung dengan koperasi,
simpanan pokok dibayarkan tiap bulan dengan nominal yang sama,
cadangan merupakan cadangan modal sedangkan hibah merupakan
pemberian sukarela dari anggota yang besarnya tidak sama.
3. Modal Luar
Modal luar merupakan sumber dana lainnya yang diperoleh
koperasi melalui pinjaman yang dihitung melalui satuan rupiah. Baik dari
anggota, koperasi lainnya, bank dan lembaga keuangannya lainnya,
commit to user
37 4. Jumlah Anggota
Anggota koperasi merupakan sekelompok orang yang tergabung
dalam sebuah badan usaha koperasi yang mana diharapkan dari jumlah
anggota sebuah koperasi berpartisipasi penuh dalam transaksi dan
berperan penuh dalam kemajuan koperasi. Data mengenai jumlah anggota
koperasi dalam penelitian ini dihitung dalam bentuk jumlah per anggota
(orang).
5. Volume Usaha
Volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari
barang dan jasa pada suatu periode atau tahun buku yang bersangkutan
(Sitio dan Tamba, 2001:141). Dengan demikian volume usaha koperasi
adalah akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa sejak awal tahun buku
sampai dengan akhir tahun buku.
6. Bidang Usaha
Bidang usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh koperasi
untuk menghasilkan sisa hasil usaha (SHU), bidang usaha koperasi antara
lain simpan pinjam dan toko.
Diukur dalam variabel dummy dengan satuan
D = 1 : Bidang usaha simpan pinjam dan toko
D = 0 : Bidang usaha simpan pinjam
Dimana variabel dummy adalah variabel kuatitatif yang
dikuatitatifkan dengan mengambil nilai seperti 0 dan 1, disebut juga
commit to user
38
E. Metode Analisis Data
Untuk pengujian hipotesis yaitu untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh modal sendiri, modal luar, jumlah anggota, volume usaha, dan
bidang usaha terhadap SHU KPRI di wilayah Sragen digunakan model
regresi linear berganda.
Secara umum persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
SHU = β0+ β1MS + β2ML + β3JA + β4VU + β5BU + µ
Dimana :
SHU = Besarnya SHU KPRI,
MS = modal sendiri,
ML = modal luar,
JA = jumlah anggota,
VU = volume usaha,
BU = bidang usaha,
β0 = intersep,
β1 – β5 = koefesien regresi variabel independen,
µ = kesalahan standar.
Selanjutnya terhadap hasil analisis regresi dengan model tersebut
commit to user
39
1. Uji Statistik
Adalah uji yang didasarkan pada teori statistik yang meliputi uji t,
uji F dan uji R. Sedangkan uji ekonomi teori merupakan pengujian yang
didasarkan pada konsep yang terdapat dalam teori – teori ekonomi dimana
pegujian ini akan berhubungan dengan tanda koefisien yang menunjukkan
seberapa besar pengaruh variabel dependen serta menunjukkan seberapa
pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen.
a. Uji t
Merupakan pengujian variabel-variabel independent secara
individu dilakukan untuk melihat signifikansi dari variabel independen
sementara variabel yang lain konstan.
Langkah pengujian t test dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu :
1) Perbandingan hasil t table dengan t-hitung.
a) Menyusun formulasi H0 dan H1
H0 : β1 = 0
H1 : β1 ≠ 0
b) Kriteria pengujian
Keterangan :
K : Banyaknya variabel atau banyaknya parameter t tabel
( α/2 ; n-k ) -t tabel
( α/2 ; n-k )
Daerah tolak Daerah tolak
commit to user
40
N : Banyaknya sample data yang digunakan
H0 : Diterima jika
independen yang diuji nyata berpengaruh terhadap variabel
dependen.
2) Dengan melihat perbandingan probabilitas t dengan tingkat derajat
signifikansi.
a) Jika nilai probabilitas t kurang dari tingkat signifikansi
(misalnya 5% = 0,05) maka secara statistik, variable
independent tersebut mempunyai pengaruh terhadap variable
dependent. Artinya koefisien regresi tersebut signifikan pada
commit to user
41
b) Dan apabila nilai probabilitas t lebih dari tingkat signifikansi
(misalnya 5% = 0,05) maka secara statistik, variable
independent tersebut tidak pengaruh terhadap variable
dependent. Artinya koefisien regresi tersebut tidak signifikan
pada tingkat signifikansi 5%.
b. Uji F
Uji F merupakan pengujian secara bersama-sama variabel
independen yang dilakukan untuk melihat variabel independen secara
keseluruhan terhadap variabel dependen.
Langkah – langkah pengujian F test terdapat 2 (dua) macam cara.
Penjelasan langkah tersebut adalah sebagai berikut :
1) Dengan membandingkan hasil F-hitung dengan F-tabel
menyusun formula H0 dan Hi
H0 : β0 = β1 = β2
H1 : β0 ≠ β1 ≠ β2
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan
nilai F tabel. Bila F hitung > F tabel., maka H0 ditolak yang berarti
bahwa variabel independen secara nyata berpengaruh terhadap
variabel dependen secara bersama – sama.
Rumus F hitung adalah sebagai berikut :
commit to user
42
N : Banyaknya observasi
K : Banyaknya variable
2) Dengan membandingkan probabilitas F dengan tingkat signifikasi.
a) Apabila hasil probabilitas F kurang dari tingkat signifikansi
(misalnya tingkat signifikansi 5% = 0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa variabel independen secara nyata
berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama.
b) Dan apabila hasil probabilitas F lebih dari tingkat signifikansi
(misalnya tingkat signifikansi 5% = 0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa variabel independen secara nyata tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam
analisis regresi, dimana hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien
determinasi (R2 adjusted) antara nol dan satu.
2. Uji Asumsi Klasik
Persamaan yang baik dalam ekenometrik harus memiliki sifat
BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) (Gujarati, 1988 : 153). Untuk
mengetahui apakah persamaan sudah memiliki sifat BLUE maka perlu
dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi multikolinearitas,
commit to user
43 1) Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi
variabel-variabel independen diantara satu dengan yang lainnya. Jika tedapat
korelasi yang sempurna diantara sesama variabel independen sehingga
nilai koefisien korelasi antar variabel independen dengan sesamanya
sama dengan satu, maka konsekuensi multikolinearita adalah :
a) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
b) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Multikolenearitas berfungsi untuk mengetahui hubungan antara
beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model regresi. Dalam
penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi
multikolinearitas adalah dengan metode klein, yaitu dengan
membandingkan nilai r2 dengan nilai R2.
a) Jika r2 > R2, maka ada masalah multikolinearitas
b) Jika r2 < R2, maka tidak ada masalah multikolinearitas.
2) Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana sebaran atau varian
faktor penganggu tidak konstan sepanjang observasi.
Heteroskedastisitas terjadi jika muncul gangguan dalam fungsi regresi
yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien baik dalam
commit to user
44
Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah
dengan Uji LM ARCH. Jika regresi tersebut menghasilkan probabilitas
diatas 0,05 maka variabel bebas tersebut tidak signifikan pada tingkat a
= 5%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pada tingkat a = 5%
semua koefisien regresi tidak signifikan yang berarti tidak terdapat
masalah heteroskedastisitas.
3) Autokolerasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana terdapat trend di dalam
variabel yang diteliti sehingga mengakibatkan e juga mengandung
trend. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Autokorelasi terjadi karena adanya
korelasi yang kuat antara et dengan series et-1.
Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi
adalah dengan uji Breusch & Godfrey Test (BG test) (Siti Aisyah,
2007).
Langkah-langkah pengujian ini adalah:
a) Estimasi persamaan regresi untuk mendapatkan nilai residual (ut).
b) Regresi ut terhadap variabel bebas dan ut-i.... ut-p
c) Hitung (n-p) R2 – X2. Jika lebih besar dari tabel chi-square dengan df
p, menolak hipotesa bahwa setidaknya ada satu koefisien