• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESUME ISU KEAMANAN TERORISME GLOBAL DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RESUME ISU KEAMANAN TERORISME GLOBAL DAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME

ISU KEAMANAN, TERORISME GLOBAL DAN INDONESIA

Book : Politik Global dan Permasalahannya

Author: Alexius Jemadu

a. Konsep Keamanan Tradisional Dan Non-Tradisional

Konsep keamanan nasional mengacu pada keamanan negara-bangsa, yakni terjaminnya eksistensi suatu unsur-unsur pokok pembentuk suatu negara seperti kedaulatan negara, wilayah, penduduk, basis ekonomi, pemerintah, dan sistem konstitusi serta nilai-nilai yang hakiki yang dianut suatu negara. Menurut Sam C. Sarkesian, bahwa keamanan nasional pada hakikatnya adalah state of mind dari sekelompok manusia yang terikat dalam entitas politik yang disebut negara. Namun state of mind tidak terbentuk dengan sendirinya, akan tetapi didasarkan oleh basis material kapabilitas nasional yaitu kekuatan militer yang didukung oleh kekuatan nasional lainnya.

Pembedaan keamanan tradisional dan non-tradisional, muncul setelah perang dingin. Keamanan tradisional, berangkat dari tradisi realis dan neorealisme dalam hubungan internasional. Kaum neorealis beranggapan bahwa objek acuan keamanan adalah negara dan sistem internasional yang bersifat anakhis dapat menjelaskan mengapa suatu negara cenderung meningkatkan kekuatan militer untuk mengamankan kedaulatannya. Keadaan seperti ini menimbulkan kecurigaan dalam interaksi antar bangsa dalam kancah internasional. Disini, sangat kentara bahwa kaum neorealis sangat pesimis terhadap dinamisasi keamanan internasional.

Berbeda halnya dengan keamanan tradisional yang hanya fokus pada negara sebagai satu-satunya objek, konsep keamanan non-tradisional selain fokus pada negara sebagai sebagai satu-satunya acuan, juga fokus pada aspek-aspek non-militer baik dari segi ekonomi, kesehatan, lingkungan hidup, serta hak asasi manusia. Kompleksitas interaksi aktor-aktor internasional dalam era globalisasi menciptakan kerentanan timbal balik sehingga kerjasama internasional semakin dibutuhkan untuk mengatasinya. Dan dalam perkembangannya pula, timbul lah keamanan dimana individu menjadi acuan utamanya.

b. Penggunaan Kekuatan Militer(Perang) Dalam konflik Internasional

Penggunaan kekuatan militer dalam konflik internasional memang tidak bisa dinafikan dalam perkembangan politik global. Seperti pada apa yang terjadi pada awal abad 20, telah terjadi dua perang berskala besar dan perang itu memberikan pelajaran besar pula bagi dunia internasional dalam membangun sistem keamanan ntuk mencegah terulangnya kejadian tragis itu. konflik antar negara dapat muncul akibat dari konflik dalam negara yang kemudian memancing negara lain yang merasa keamanan nasionalnya.

(2)

menggetarkan lawan. Kedua, sebagai detterent power dimana suatu negara meyakinkan lawannya bahwa tentang konsekuensi yang akan dihadapi bila melakukan suatu tindakan militer yang tidak dikehendaki. Ketiga, sebagai defensif untuk melindungi diri dari kekuatan musuh. Keempat, sebagai alat pemaksa guna menekan suatu negara agar mengikuti keinginan dari negara yang menekan atau tidak melakuka suatu tindakan tertentu.

Dalam hubungan internasional penggunaan kekuatan militer untuk mencapai tujuan kebijakan luar negeri harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dalam hukum intrenasional. Untuk mencegah terulangnya tragedi perang, tahun 1928 diadakan perjanjian Paris sebagai upaya untuk melarang penggunaan kekuatan militer dalam menyelesaikan konflik internasional. Selanjutnya dibentuklah piagam PBB, pada dasarnya PBB membenarkan penggunaan militer dalam hal tindakan unilateral untuk defence membela diri, secara multilateral oleh pertahanan kolektif regional. c. Perang Dan Hukum Humaiter Internasional

Perang merupakan objek kajian penting dalam dalam studi politik global untuk mempelajari sistematis mengapa terjadi perang dan bagaimana upaya manusia untuk mencegahnya atau menghentikannya apanila hal itu terlanjur terjadi. Sejalan dengan silih bergantinya perang atau penggunaan kekuatan militer dalam bentuk lainnya, timbul juga kesadaran pentingnya hukum internasional yang mengatur tentang perang, oleh karena itu upaya untuk meningkatkan kerjasama internasional dalam mendukung setiap upaya untuk menegakkan wibawa hukum internasional yang berkaitan dengan perlindungan HAM khususnya dalam perang menjadi suatu yang urgen untuk diwujudkan.

Terdapat persepsi yang keliru dikalangan mahasiswa Hubungan Internasional bahwa masalah hukum humaniter yang menganut tentang perang bukanlah domain mereka tetapi merupakan hirauan mahasiswa hukum. Persepsi ini harus ada perubahan, karena politik tanpa hukum akan menimbulkan kesengsaraan bagi kaum yang lemah akibat dari penindasan oleh mereka yang kuat. Kemajuan teknologi persenjataan yang semakin masif seperti senjata nuklir justru menegaskan pada kita bahwa betapa pentingnya hukum internasional dalam mengatur perilaku negara yang memilih jalan kekerasan dalam menyelesaikan konflik internasional.

Pendekatan realis dan neo realis memandang dengan skeptis peranan hukum internasional dalam mengatur interaksi antar aktor-aktor internasional karena bagi mereka keamanan atau stabilitas internasional hanya bisa dicapai melalui pencitaan keseimbangan kekuatan(balance of power). Meskipun demikian pengalaman empiris menunjukkan bahwa pengadilan atas kejahatan kemanusiaan sudah dilakukan diberbagai kasus sehingga menjadi yurisprudensi yang diharapkan dapat mencegah terulangnya kejahatan yang sama dimasa depan. Hukum humanier internasional sudah mengalami kemajuan yang pesa, baik dari segi cakupan substansi maupun kodifikasinya

d. Isu Proliferasi Senjata Nuklir Dalam Politik Global

(3)

negara-negara untuk memiliki senjata nuklir karena alsan keamanan lantaran negara tetangganya sudah memilikik emampuan nuklir maupun karena pemilikan senjata nuklir dapat meningkatkan pengaruh negara tersebut dalam politik global. Dalam literatur tentang politik global, ditemukan berbagai istilah yang berkaitan dengan strategi yang dilakukan oleh negara-negara yang memiliki senjata nuklir untuk mempertahankan eksistensinya dan mencapai tujuan-tujuan strategisnya. AS dan Uni Soviet selama perang dingin menggunakan berbagai strategi ini dalam persaingan diantara keduanya untu mencapai posisi unggul dalam hal kuantitas dan kualitas senjata nuklir yang dimiliki keduanya.

Strategi umum yang digunakan adalah penangkalan (detterence), artinya senjata nuklir dibangun untuk mencegah negara lawan melakukan hal yang tidak diinginkan. Keberhasilan strategi ini sangat ditentukan oleh kredibilitas ancaman dimata lawan. Selain itu ada juga strategi Mutual Assured Destruction (MAD), artinya kedua negara nuklir yang saling berhadapan meyakinkan lawannya bahwa negara tersebut mampu menimbulkan dampak kehancuran yang sama bila diserang. Jadi, kedua-duanya memiliki second strike capability yang meyakinkan. Akibatnya, keduanegara tersebut tidak terdorong untuk memulai serangan terlebih dahulu. Adapun strategi lain yang diguakan adalah compellance atau pemaksaan. Berbeda dengan deterence, compellance adalah suatu tindakan nyata yang dimaksudkan untuk membangun momentum untuk memaksa negara lawan melakukan sesuatu yang tidak dikehendakinya atau tidak melakukan sesuatu yang sebenarnya dikehendakinya untuk mencapai tujuannya. Rezim NPT sebenarnya merupakan kesepakatan yang dibuat antara negara-negara yang sudah memiliki senjata nuklir dengan yang belum memilikinya.

e. Terorisme Global Dan Permasalahannya

Sejak serangan terorisme meruntuhkan gedung kembar WTC di New York dan sebagian gedung pentagon di Washington D.C tanggal 11 September 2001 isu terorisme global menjadi perhatian semua aktor politik dunia baik negara maupun maupun non negara. Intelijen AS yang terkenal sangat profesional ternyata gagal mengantisipasi serangan yang meruntuhkan simbol-simbol keperkasaan AS baik dalam bidang ekonomi maupun militer. Tidak mengherankan kalau peristiwa ini menandai babak baru dalam kebijakan luar negeri AS khususnya menyangkut kemanan nasionalnya dimana perang melawan terorisme global menjadi prioritas utama.

(4)

bisa menampilkan wajah Islam yang lebih toleran dan damai. Namun, dikarenakan adanya serangkaian peristiwa terorisme dan masih banyaknya jaringan aktif terorisme yang ditandai dengan banyaknya penemuan bahan peledak aktif, maa ada anggapan dikalangan negara-negara dunia bahwa Indonesia merupakan negaran yang tidak aman dan pemerintah belum secara efektif mengatasi radikalisme dan terorisme secara nasional. Bahkan negara-negara Eropa mengeluarkan Travel Warning yang mencegah warga negaranya untuk berkunjung ke Indonesia. Hal ini berakibat menurunnya investor enggan untuk berinvestasi di Indonesia.

f. Perkembangan Konsep Terorisme

Terorisme sebagai fenomena penggunaan kekerasan untuk mencapai tujuan politik tertentu sudah terjadi jauh sebelum peristiwa 11 september 2001. Meskipun memiliki motif yang berbeda, tindakan terorisme memiliki kesamaan yakni menggunakan kekerasan baik terhadap pejabat resmi maupun kepada penduduk sipil dengan maksud untuk menimbulkan kekacauan , kepanikan, dan menarik perhatian publik terhadap untuk mewujudkan tuntutan politik yang dimilikinya. Serangan bom yang tidak pandang bulu, pembajakan pesawat,penculikan serta bentuk-bentuk teror lainnya merupakan senjata lemah dari kelompok terhadap sistem kekuasaan atau dominansi ekonomi dan politik yang kuat. Dalam literatur politik dunia, konsep terorisme diartikan secara berbeda, tergantung kepada siapa yang mendefinisikannya. Salah satu definisi tetang terorisme adalah ” politically motivated violence directed againts non-combatans and designed to instill fear in target audience” . dalam definisi ini, motivasi politik adalah resisensi terhadap sistem kekuasaan domestik atau internasional serta dominasi ekonomi dan politik yang tidak dapat diterima dan karena itu ada tuntutan untuk melakukan perubahan secara radikal dan menyeluruh.

Terorisme bukan monopoli kelompok subnasional seperti yang dkesankan oleh definisi yang telah dikemukakan diatas. Terorisme juga dilakukan oleh negara atau atas nama kekuasaan pemerintah, yang biasa disebut state-sponsored terorism. Segala bentuk kekerasan yang dilakukan pemerintah terhadap rakyatnya hanya semata-mata untuk mempertahankan kekuasaan dapat dianggap sebagai state terorism dan karena itu tidak dapat dibenarkan seara hukum dan moral. Salah satu yang diperdebatkan dalam isu terorisme adala tentang keterkatannya dengan agama. Kelompok pertama menegaskan bahwa tidak ada keterkaitan antara agama manapun dan terorisme, karena agmana menolak adanya kekerasan dan pembunuhan terhadap warga sipil yang tidak berdosa. Sedangkan kelompok yang lain mengatakan bahwa kelompok terorisme yang melakukan tindak teror atas nama agam mendapatkan inspirasi dan justifikasi atas tindakannya berdasarkan tafsiran mereka atas doktrin agama yang diyakini. Bahkan membunuh melalui pemboman dan penculikan dianggap sebagai kewajiban yang mulia untuk mendapatkan imbalan dunia akhirat. Selain itu, agama juga digunakan sebagai alat untuk memobilisasi dukungan terhadap perjuangan politik yang dilakukan sehingga mendapatkan simpati dari publik yang lebih luas.

(5)

sebenarnya sangat bertentangan dengan nilai agama manapun. Singkatnya, kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan masalah, tetapi justru menimbulkan masalah baru yang lebih rumit yang tidak menguntungkan pihak manapun. Ditambah, aksi terorisme saat ini melibatkan suatu jaringan global melalui sel-sel yang sulit untuk dideteksiyang beroperasi diberbagai negara serta melakukan koordinasi dan perencanaan sistematis sebelum serangan dilancarkan.kelompok teroris memanfaatkan arus globalisasi untuk memfasilitasi mereka. Penggunaan alat-alat canggih juga menjadi ciri baru terorisme, penggunaan internet unuk menyebarkan informasi tentang pembuatan bom atau untuk menampilkan gambar bagaimana kelompok teroris melakukan eksekusi terhadap korban yang diculik untuk menyebarkan ketakutan dan kepanikan pihak lawan.

g. Respon Terhadap Terorisme Global

Sejak serangan 11 september para pemimpin dunia sibuk mencari solusi yang tepat untuk menghadapi ancaman terorisme bukan saja kelompok yang melakukanya tetapi juga ide atau ideologi kekerasan yang ada dibalik tindakan itu. militer ternyata tidak dapat mengatasi terorisme global sehingga diperlukan strategi alternatif dengan mengindentifikasi akar pemasalahan yang memunculkan niat pada individuatau kelompok untuk melakukan tindakan terorisme bahkan dengan mengorbankan nyawanya sendiri. Dalam berbagai literatur Hubungan Internasional, akar permasalahan terorisme dikaitkan dengan tiga faktor utama, yaitu psikologis, ideologis, dan lingkungan. Ahli psikologi menjelaskan bahwa teroris adalah individu yang sakit mental atau kejiwaan yang mungkin dikaitkan dengan masa kecil dimana orang tua melakukan kekerasan terhadap anak. Namun argumentasi ini kurang meyakinkan, karena dari kenyataan yang ada para pelaku teroris yang tertangkap di Indonesia maupun dinegara lain sehat secara fisik dan rohani dan mereka melakukan tindakan teror tersebut secara sadar tanpa tekanan dari pihak manapun. Argumen ideologis tampak lebih meyakinkan karena yang ditekankan adalah bagaimana cara berpikir seseorang atau keyakinan yang dianutnya begitu kuat mempengaruhi perilakunya.

Terlepas dari ketiga teori tersebut diatas kemunculan setiap individu atau kelompok teroris tidak pernah terlepas dari masyarakatnya. Mereka tidak muncul dalam kevakuman masyarakat. Masyarakat yang dimaksudkan disini bida berupa mikro maupun makro global. Perlu diingat bahwa teroris selalu dikondisikan untuk setia dan taat pada keyakinan yang dianutnya. Fenomena inilah yang disebut sosiologi penindasan kelompok terhadap individu. Untuk mengatasinya masyarakat perlu mengembangkan apa yang dinamakan pluralistic pattern of group membership and communal and communal allegiances.

h. Terorisme Dan Peranan Intelijen

(6)

mengatasi ancaman terorisme global terkait dengan kenyataan bahwa kelompok terorisme merencanakan dan melancarkan aksinya secara rahasia dan sering tampil sebagai suatu jaringan daripada organisasi formal dengan hirarki yang jelas. Karena hakikat dari operasinya adalah clandestine , maka lembaga keamanan yang bekerja secara transparan tidak akan memadai didalam mengahadapi acaman terhadap keamanan nasional yang datangnya dari kelompok teroris. Telah disebutkan bahwa terorisme abad 21 ini memiliki karakteristik yang juga menuntut peningkatan kerjasama intelijen internasional karena jaringan terorisme yang beroperasi melintasi batas negara. Secanggih apapun intelijen yang dimiliki oleh suatu negara, maka kerjasama ini merupakan suatu keniscayaan.

i. Isu Terorisme Global Dan Kebijakan Luar Negeri Indonesia

Setelah mengalami berbagai serangan terorisme terorisme di Indonesia, pada saat itu presiden SBY telah berusaha meyakinkan dunia bahwa negara Indonesia bukan merupakan sarang teroris. Dan dunia internasional menaruh kepercayaan yang besar tehadapnya, alasannya adalah kredibilitas beliau sebagai mantan jenderal yang reformis, bersama dengan wakilnya Jusuf Kalla, keduanya mendapat legitimasi langsung dari rakyat. Presiden harus mampu meyakinkan bahwa kebijakan luar negerinya dalam su terorisme dapat dperhitungkan aspirasi konstiruen islam dalam negeri. Dalam setiap pertemuan dengan pemimpi negara-negara barat, presiden SBY selalu menekankan bahwa dalam memerangi terorisme global, AS dan sekutu-sekutunya harus mengimbanginya dengan langkah yang serius dan adil dalam menyelasaikan masalah-masalah internasional secara langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan umat Islam di Indonesia.Pemerintah menyadari bahwa dunia internasional menaruh harapan besar terhadap kontrbusi negara Indonesia dalam menghadapi erorisme global secara damai. Dalam kedudukannya sebagai negara demokrasi dan memiliki penduduk Islam terbesar, Indonesia dipercaya oleh dunia barat bisa berbuat bnyak untuk menampilkan wajah islam yang lebih moderat dan toleran.

GLOBALISASI EKONOMI, POLITIK GLOBAL, DAN INDONESIA

a. Kontestasi Pemikiran Tentang Globalisasi

(7)

Menurut Jan A. Scolte, globalisasi mencakup lima aspek. Pertama, fenomena internationalization maksudnya meningkatkan hubungan antar lintas aktor-aktor internasional. Kedua, proses liberalization maksudnya pengurangan atau peniadaan tarif maupun non tarif yang dikenakan oleh negara. Ketiga, universalization maksudnya penyebaran nilai-niai yang bersifat universal. Keempat, westernization. Kelima, detterorialization maksudnya munculnya reulasi atau institusi teritoriality negara-bangsa. Selanjutnya unsur-unsur pokok yang harus ada pada globalisasi ekonomi adalah telah terjadi pertumbuhan ekonomi dengan pesat dari transaksi keuangan internasional, adanya pertumbuhan yang tinggi dalam perdagangan barang dan jasa pada perusahaan multinasional, adanya peningkatan pesat dari foreign direct investment pasar global dan penyebaran teknologi keseluruh dunia melalui sistem transportasi dan komunikasi yang mempersingkat jarak ruang dan waktu.

Pada umumnya ada tiga perspektif teoritis untuk membahas globalisasi ekonomi serta aspek-aspek sosial yang tercakup didalamnya. Perspektif neoliberal memandang globalisasi yang dicirikan oleh liberalisasi ekonomi sebagai proses yang menciptakan positive sum game. Dalam perspektif ini yang menjadi kata kunci adalah efisiensi untuk mendapatkan keuntungan dari setiap interaksi ekonomi yang dijalankan. Perspektif kedua adalah merkantilis atau realisyang memandang globalisasi sebagai proses yang sengaja didesain oleh negara-negara maju untuk mempertahankan kepentingan komersial dan perbankan dan perusahaan multinasional mereka yang beroperasi diseluruh dunia. Dalam perspektif ini ada anggapan bahwa negara-negara maju mendukung globalisasi ekonomi sepanjang proses tersebut menguntungkan baginya. Perspektif ketiga, yaitu menekankan tejadinya ketimpangan ekonomi global antara negara-negara core dan negara-negara peripheries. Dala perspektif ini beranggapan bahwa globalisasi ekonomi bukan merpakan hal yang baru tetapi merupakan kelanjutan dari perkembangan kapitalisme dunia yang ditunjukkan oleh hbungan yang eksploitatif antara negara industri maju dengan pinggiran.

b. Perkembangan Ekonomi Politik Internsional Dan Globalisasi

(8)

Kedua, menurut Scholte globalisasi ekonomi mengalami akselerasi yang sangat cepat baik dalam bidang ekonomi maupun bidang lainnya terjadi mulai tahun 1960an sampai sekarang. Tahun ini dianggap sebagai awal globalisasi skala penuh terutama karena fenomena supra teritoriality. Ditahun itu juga, Indonesia mulai serius membangun sisi ekonomidengan membuka diri terhadap masuknya investor asing yang mengelola kekayaan alam indonesia dan melalui aktivitas pasar internasional. Ketiga, globalisasi keuangan. Merupakan ragkaian kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah negara-negara maju untuk mengakhir kontrol atas arus modal.selain itu, globalisasi produksi juga menglami perkembangan pesat. Globalisasi produksi tentu memberi implikasi yang luas pada perekonomian negara berkembang karena sektor usaha mereka dipaksa untuk bersaing secara global dan menyesuaikan diri dengan pengorganisasian produksi yang tidak lagi terbatas pada satu negara saja. Selain itu, adanya globalisasi produksi juga berimbas positif bagi penyebaran teknologi keseluruh dunia. Namun, hal ini tidak berarti bahwa secara otomatis menngkakan negara berkembang dalam penguasaan teknologi modern.

c. Implikasi Globalisasi Ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam telah membentuk Tim Penilai Proposal Pembukaan Program Studi untuk melaksanakan penilaian dengan hasil sebagaimana

Perkem bangan ikan dan gonad ikan nilem bet ina norm al Gonadal and fish development of normal female bonylip barb Pengam at

Hasil penelitian ini menunjukkan 1 Bahwa strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran Aqidah Akhlak dalam membina karakter religius siswa adalah siswa harus

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja terhadap portofolio (3 dan 4 saham) diperoleh hasil berdasarkan kriteria Treynor-Index, selama periode penelitian kinerja portofolio belum maksimal

“ Cognitive Apprenticedship dan Scaffolding Dalam Pendekatan Konstruktivis Dipadukan dengan Model Pengajaran Langsung Pada Mata Kuliah PPL I di Program Studi Pendidikan

Akbar sutawijaya, Pembelajaran Matematika Kontruktivis ( makalah disajikan dalam workshop pembelajaran matematka kontemporer di STAIN Tulungagung 12-14 Juni 2007..

Laporan keuangan merupakan realisasi anggaran 100% dana bantuan penelitian sesuai besaran biaya penelitian di dalam kontrak, diketik format excel pada kertas ukuran A4, huruf